Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR UJI HIDROSTATIS

PT. NIPINDO BANGUN CIPTA


PROSEDUR UJI HIDROSTATIK

1.0 Tujuan
Prosedur ini bertujuan untuk menjelaskan persyaratan dari uji hidrostatik.

2.0 Prosedur

2.1 Pondasi tangki harus disurvey terhadap benchmark relatif untuk mengecek
elevasi relatif mula-mula sebelum tangki diisi dengan air.

2.2 Penandaan harus diletakkan sekitar sekeliling dari pelat dasar tangki dalam
jumlah yang cukup untuk menampilkan catatan penurunan (settlement)
selama uji hidrostatik dilaksanakan.

2.3 Bagian dalam tangki harus bersih dari tanah, debu dan puing asing.

2.4 Semua nosel atau valve tangki harus ditutup (blinded).

2.5 Semua nosel harus pada posisi tidak terkoneksi dengan line pipa di luar
tangki untuk menghindari deformasi bila terjadi penurunan (settlement) yang cukup
besar.

2.6 Nosel atap tangki harus tetap dibuka.

2.7 Pipa jalan masuk untuk mengisi air dapat diletakkan pada atap tangki atau
dengan menggunakan satu dari nosel shell tangki.

2.8 Kecepatan pengisian air kedalam tangki tidak melebihi kecepatan yang
telah ditentukan dalam desain tangki

2.9 Untuk tujuan pembersihan dan perbaikan bila ada bocoran ditemukan selama
mengisi air, air bersih harus dipakai untuk uji hidrostatik.

2.10 Sebelum mengisi air, elevasi relatif aktual dari tiap titik yang ditunjuk harus
disurvey dan dicatat.

2.11 Air harus diisi sampai ketinggian maksimum tangki ditambah 2 “ diatas top angle.

2.12 Pengisian air dilakukan secara bertahap. Pengisian dihentikan setelah air
mencapai level yang diinginkan, yaitu 12 feet, 24 feet, 36 feet dan seterusnya

2.13 Setelah mencapai level yang diinginkan, pengisian air dihentikan dan
waktu penahanan (holding time) untuk setiap tahapan pengisian air adalah 2 jam.
2.14 Setelah periode waktu penahanan (holding time) selesai, maka tangki harus disurvei
untuk mengecek bila terdapat settlement sebelum melanjutkan pengisian air
untuk tahap berikutnya.

2.15 Tahap-tahap diulang secara terus menerus sampai air mencapai top ring dari lapis
(course) shell yang terakhir.

2.16 Perubahan tingkat elevasi/level dari setiap tahap dari pengisian air harus dicatat.

2.17 Bila terdapat perubahan-perubahan elevasi dengan angka yang signifikan


dan/atau tidak adanya keseragaman (uniformity) dari distribusi penurunan
(settlement) setiap tingkat atau tahapan dari uji hidrostatik, tangki harus dicek
dan diselidiki apakah pengisian air harus dihentikan atau dilanjutkan.

2.18 Selama pengisian air, kondisi visual tangki harus dicek untuk melihat adanya
perubahan bentuk dimensional tangki karena beban dari air atau kalau terdapat
kebocoran.

2.19 Bila sebuah kebocoran ditemukan, air diturunkan sampai tingkat


yang memungkinkan dan jalan masuk untuk pekerjaan perbaikan.

2.20 Setelah pekerjaan perbaikan selesai dan diterima pengisian air dilanjutkan.

2.21 Setelah pengisian air, tangki kemudian harus ditahan selama periode waktu
yang lebih lama untuk pencatatan settlement akhir dan uji pneumatik atap.

2.22 Setelah tangki melewati catatan settlement akhir tangki kemudian dikosongkan.

2.23 Ketika tangki dikosongkan, katup pembuang (drain valve) harus dibuka pelan-
pelan dan bertahap dengan kondisi atap nosel terbuka untuk mencegah kegagalan
tangki (tank failure).

2.24 Setelah tangki dikosongkan, Lubang Lalu Orang (manhole) tangki harus dibuka
dan tangki bagian dalam harus diinspeksi untuk mengecek bila terdapat pasir,
Lumpur dan puing asing lain yang tertinggal.

2.25 Setelah melewati inspeksi akhir, Lubang Lalu Orang (manhole) tangki ditutup
dan tangki siap untuk digunakan.

Anda mungkin juga menyukai