Anda di halaman 1dari 19

SISTEM UTILITAS

SEDIMENTASI DAN FLOTASI


KELOMPOK 2

Dian Novita Rahmawaty (1607167374)


Febri Riandi (1607166891)
Lamria Eufransia (1607166905)
SEDIMENTASI
Sedimentasi (pengendapan) adalah proses
pemisahan yang bertujuan untuk menyisihkan
padatan yang berukuran kecil dimana berat
jenis padatan lebih berat daripada air yang
menempel ke dasar tangki tempat suspensi
ditahan.
4 JENIS TIPE SEDIMENTASI
1. Tipe 1 (Partikel Diskrit) : Partikel yang dapat mengendap
bebas secara individual tanpa membutuhkan adanya
interaksi antar partikel.
2. Tipe 2 (Flokulen) : Pengendapan partikel flokulen dalam
suspensi encer, di mana selama pengendapan terjadi saling
interaksi antar partikel.
3. Tipe 3 (Pengendapan Zona) : Pengendapan partikel dengan
konsentrasi yang tinggi, di mana antar partikel secara
bersama-sama saling menahan pengendapan partikel lain di
sekitarnya.
4. Tipe 4 (Kompresi) : Terjadi pemampatan partikel yang telah
mengendap karena berat partikel.
Ilustrasi dari tipe pengendapan
Tangki sedimentasi dapat dibagi menjadi 4 zona :

1. zona inlet, mendistribusikan aliran dan partikel flok tersuspensi


secara merata melintasi penampang zona pengendapan.
2. zona pengendapan, pengendapan terjadi saat air mengalir pada
kecepatan rendah melalui area aliran yang besar.
3. zona outlet, menyediakan area yang luas agar air meninggalkan
tangki sedimentasi sebelum mengalir ke pipa atau kanal untuk
mengangkut air ke saringan pasir.
4. zona penyimpanan lumpur, bergantung pada jumlah lumpur
yang dikeluarkan dari air dan metode dan frekuensi
pembersihan.
Zona pengendapan dalam tangki sedimentasi horizontal
Aspek Operasional Sedimentasi

a. Kecepatan Pengendapan
Partikel dalam kondisi diam tergantung pada konsentrasi
partikel, ukuran dan bentuk partikel, kepadatan partikel
terhadap densitas air, dan viskositas cairan.
b. Tingkat meluap (overflow) permukaan
Kecepatan arus air tangki pengendapan dan dapat disajikan
secara matematis:
Vs = Q/A
Dimana:
Vs = kecepatan arus air di tangki pengendapan m / h
Q = tingkat arus masuk, m3 / h
A = luas permukaan air tangki pengendapan, m2
c. Waktu Residen Hydraulic
Waktu tinggal hidrolik menunjukkan berapa banyak
waktu yang dihabiskan air di dalam tangki. Waktu
tinggal hidrolik dihitung sebagai berikut:
τ = V/Q
Dimana:
τ = waktu tinggal hidrolik, h
V = volume tangki pengendapan, m3
Q = tingkat arus masuk, m3 / h
d. Tangki Aliran Horizontal
• Air memasuki tangki di bagian inlet kemudian air yang telah
dimurnikan meninggalkan tangki melalui saluran pembuangan
di ujung outlet.
• Perbedaan utama tangki antara inlet dan outlet adalah
panjang, lebar, rasio kedalaman dan metode pembuangan
lumpur.
Faktor yang mempengaruhi Efisiensi Sedimentasi

1. Surface loading
• Merupakan faktor utama yang mempengaruhi efisiensi
sedimentasi karena dinyatakan sebagai laju alir per unit luas
permukaan dari bagian tangki dimana terjadi pengendapan.
2. Partikulat dan Kualitas Air
• Efisiensi sedimentasi bergantung pada flokulasi -koagulasi
yang tepat.
• Efisiensi sedimentasi dapat bervariasi dengan perubahan
suhu, alkalinitas dan parameter yang serupa, serta
perubahan sifat warna dan kekeruhan yang terkoagulasi.
3. Angin dan Arus Kerapatan
• Angin dapat menyebabkan sirkulasi yang tidak diinginkan
pada tangki aliran horizontal.
• Efek angin harus diminimalkan dengan membangun tangki
agar sejajar dengan angin yang ada karena angin yang
kencang bisa mengganggu stabilitas flok.
• Radiasi matahari yang tinggi dapat menyebabkan perubahan
suhu dan kerapatan
• Perubahan kerapatan yang cepat karena suhu, konsentrasi
padatan, atau salinitas dapat menyebabkan arus kerapatan
yang dapat menyebabkan arus pendek dan mengurangi
efisiensi pada tangki horizontal.
d. Limbah yang diproduksi
• Lumpur yang keluar dari tangki sedimentasi
merupakan limbah utama yang dihasilkan di
instalasi pengolahan air.
• Lumpur terdiri dari bahan suspensi dan koloid
yang dikeluarkan dari air bersama dengan
endapan yang dibentuk oleh koagulan dan
flokulan.
Pertimbangan Operasional Pada Tangki Sedimentasi

1. Memastikan aliran masuk dan distribusi air flokulasi masuk ke dalam


tangki.
2. Pastikan mekanisme gesekan dan perpindahan jembatan bergerak
dengan benar.
3. Lumpur harus dipompa secara teratur dari tangki sesuai operasi
instruksi.
4. Bagian tempat over flow air harus bersih dan bebas dari alga dan
pertumbuhan biota lainnya dengan menyikat dan membersihkan
jembatan jembatannya secara teratur.
5. Turbidity pada aliran air harus ditentukan secara perhitungan
mendasar. Jika kekeruhan melebihi nilai yang ditetapkan, penyebab
utamanya harus ditemukan dan tindakan perbaikan dilakukan.
6. Cek volume masuknya, hitung kecepatan arus naik, periksa distribusi
inflow, cek koagulasi, periksa flokulasi dan perbaiki area-area yang
perlu.
FLOTASI

• Flotasi melibatkan pembentukan gelembung


udara kecil di air yang telah menggumpal.
• Gelembung-gelembung itu menempel pada
flok yang menyebabkannya naik ke permukaan
dimana gumpalan itu dikumpulkan sebagai
buih yang dikeluarkan dari atas unit flotasi.
Sistem Dissolved Air Flotation (DAF)
• Pada sistem flotasi udara, udara dilarutkan dalam air di bawah
tekanan atmosfer, diikuti dengan pelepasan tekanan ke
atmosfer.
• Seluruh aliran dapat ditekan dengan menggunakan pompa
pada 275 - 350 kPa.
• Aliran di tangki penahan diberi tekanan beberapa menit agar
udara larut.
• Kemudian tekanan yang berkurang diterima melalui katup ke
tangki flotasi dimana udara keluar dari larutan dalam bentuk
gelembung.
• Sebagian unit DAF (7-15%) akan didaur ulang kembali, di beri
tekanan dan dijenuhkan dengan udara.
• Aliran yang akan didaur ulang dicampur dengan aliran utama
yang tidak bertekanan sebelum masuk ke tangki flotasi.
Elemen yang terlibat dalam Flotasi :

1. Penambahan bahan kimia dalam bentuk


koagulasi-flokulasi.
2. Flotasi lebih kompleks dari pada sedimentasi
karena ada 3 fase yang terlibat yaitu padat, cair,
dan gas. Patrikel padat flokulasi masuk dalam
jumlah yang besar dengan gelembung udara di
zona reaksi flocculator.
3. Sebagian besar gelembung udara mikro
dibutuhkan untuk flotasi, gelembung ini terjadi
melalui sistem saturator udara dan injeksi air
jenuh ke zona reaksi.
4. Ukuran gelembung sangat penting yaitu sekitar 50
μm, dalam kisaran 10 - 100 μm.
5.Air yang berfluktuasi harus secara seragam diujung
tangki dekat zona dispersi.
6.Gelembung yang terapung dan flok yang terkumpul di
permukaan tangki membentuk float harus dilepas
dengan menggunakan skimming mekanis maupun
pengangkatan hidrolik.
Pertimbangan Operasional pada Tangki Flotasi

1.Koagulasi-flokulasi harus dioperasikan dengan baik


dengan jumlah partikel flok kecil, sedangkan jumlah
partikel flok besar untuk sedimentasi.
2.Aliran dan tekanan harus dikontrol sesuai dengan
petunjuk pengoperasian.
3.Pelepasan padatan yang mengambang bisa dilakukan
secara mekanis atau hidraulik.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai