A. Dukungan Keluarga
terhadap penderita sakit. Salah satu peran dan fungsi keluarga adalah
melalui dua cara yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Secara
berperilaku sehat, sedangkan secara tidak langsung dukungan yang diterima dari
dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Keluarga juga berfungsi
7
sebagai sistem pendukung bagi anggotanya dan anggota keluarga memandang
bahwa orang yang bersifat mendukung, selalu siap memberikan pertolongan dan
emosional.
1. Dukungan informasional
2. Dukungan penilaian
3. Dukungan instrumen
8
4. Dukungan emosional
Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan
terjadi sepanjang masa kehidupan; sifat dan jenis dukungan sosial berbeda-
kelas sosial ekonomi yang meliputi tingkat pendapatan atau pekerjaan dan
tingkat pendidikan.
9
memberikan dukungan terutama dukungan emosional seperti memberikan
keluarga.
informasi penting yang terkait dengan yang sangat dibutuhkan oleh anggota
10
keluarga dengan riwayat perilaku kekerasan dalam upaya meningkatkan
2010).
di anggap tidak dibutuhkan lagi dan terlepas dari integral keluarga maupun
klien, oleh karena itu individu merupakan bagian integral dari keluarga,
jiwa halusinasi adalah mengubah pola perilaku klien dalam hal mengontrol
merupakan sebuah sistem yang saling tergantung satu sama lain karena
perubahan fungsi dari salah satu anggota keluarga akan memberi dampak
11
pada semua anggota keluarga. Keluarga merupakan tempat belajar utama
individu untuk mengembang nilai, keyakinan dan sikap yang akan dibawa
pasien harus berasal dari pasien itu sendiri, paksaan dari tenaga kesehatan
keluarga terhadap klien, dapat mengurangi beban pikiran klien, klien tidak
merasa sendiri dengan adanya anggapan bahwa masih ada keluarga yang
mau peduli dan mau menerima klien dalam kondisi tersebut (Nurdiana,
12
persiapan pemulangan pasien, dan rencana perawatan tindak lanjut di
rumah. Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu
Dermawan, 2008).
B. Konsep Halusinasi
1. Pengertian Halusinasi
rangsangan. Klien merasa melihat, mendengar, membau, ada rasa raba dan
rasa kecap meskipun tidak ada sesuatu rangsnag yang tertuju pada kelina
yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus ekstern:
13
sebenarnya merupakan bagian dari kehidupan mental penderita yang
taste). Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa
ada suara padahal tidak ada stimulus suara. Melihat bayangan orang atau
Merasakan sensasi rabaan padahal tidak ada apapun dalam permukaan kulit.
14
2. Rentang Respon Halusinasi
4.Isolasi Sosial
a. Respon adaptif
budaya yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam batas
4) Perilaku sosial adalah sikap dan tingkah laku yang masih dapat batas
kewajaran.
15
5) Hubungan sosial adalah proses suatu interaksi dengan orang lain dan
lingkungan.
b. Respon psikososial
gangguan
panca indera.
4) Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi
batas kewajaran.
orang lain.
c. Respon maladaptif
kenyataan sosial.
16
3) Kerusakan proses emosi adalah perubahan sesuatu yang timbul dari
hati.
dan diterima sebagai ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu
3. Jenis Halusinasi
umumnya terjadi pada klien yang mengalami stress yang berlebihan atau
b. Halusinasi Patologi
17
Klien melihat gambar yang jelas atau samar tanpa stimulus yang
Klien mencium bau yang muncul dari sumber tentang tanpa stimulus
Tahapan terjadinya halusinasi terdiri dari 4 fase menurut Stuart dan Laria
a. Fase I
bersalah dan takut serta mencoba untuk fokus pada pikiran yang
b. Fase II
18
sistem saraf otonom akibat ansietas seperti peningkatan tanda-tanda vital
c. Fase III
dari orang lain dan berada dalam kondisi yang sangat menegangkan
d. Fase IV
a. Predisposisi
1) Faktor Pekembangan
mandiri sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri dan lebih
19
2) Faktor Sosiokultural
3) Faktor Biokimia
4) Faktor Psikologis
demi masa depannya. Klien lebih memilih kesenangan sesaat dan lari
20
b. Faktor Presipitasi
1) Perilaku
a) Dimensi Fisik
b) Dimensi emosional
tersebut.
21
c) Dimensi Intelektual
perilaku klien.
d) Dimensi Sosial
akan interaksi sosial, kontrol diri dan harga diri yang tidak
22
e) Dimensi Spiritual
Menurut Hamid yang dikutip oleh Jallo (2008), dan menurut keliat dikutip
oleh Syahbana (2009) , perilaku klien yang terkait dengan halusinasi adalah
sebagai berikut:
b. Menggerakan bibir tanpa suara, pergerakan mata yang cepat dan respon
c. Menarik diri dari orang lain dan berusaha untuk menghindari diri dari
orang lain
f. Perhatian dengan lingkungan yang kurang atau hanya beberapa detik dan
23
g. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungan),
dan takut
1. Pengkajian
Yang perlu dikaji: nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, status,
tidak mampu merawat, erganggu karena perilaku klien dan hal lain,
c. Faktor predisposisi
aman.
24
c. Usia sekolah mengalami peristiwa yang tidak terselesaikan.
d. Komunikasi tertutup
Isolasi sosial pada yang usia lanjut, cacat, sakit kronis, tuntutan
4) Faktor psikologis
ideal diri tinggi, harga diri rendah, identitas diri tidak jelas, krisis
5) Faktor genetik
d. Faktor presipitasi
25
2) Mekanisme penghataran listrik disyaraf terganggu (mekanisme
penerimaan abnormal)
e. Status mental
ambivalen
11) Memori:
26
12) Kemampuan konsentrasi dan berhitung: kemampuan
diri
makan dan minum, BAB dan BAK, istirahat tidur, perawatan diri,
luar ruangan.
g. Mekanisme koping
internal
i. Aspek medik
27
2. Penatalaksanaan Halusinasi
a. Farmakoterapi
yang menahun, hasilnya lebih banyak jika mulai diberi dalam dua tahun
electrode yang dipasang pada satu atau dua temples, terapi kejang listrik
neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik.
mendorong pasien bergaul dengan orang lain, pasien lain, perawat dan
28
membentuk kebiasaan yang kurang baik, dianjurkan untuk mengadakan
dari:
1. Terapi aktivitas
a. Terapi musik
disukai pasien
b. Terapi seni
pekerjaan seni.
c. Terapi menari
d. Terapi relaksasi
kehidupan.
2. Terapi sosial
3. Terapi kelompok
29
c. TAK Stimulus Persepsi: Halusinasi
d. Terapi lingkungan
3. Masalah Keperawatan
c. Isolasi sosial
(Keliat, 2006)
30
4. Pohon Masalah
Isolasi Sosial
Causa
5. Diagnosa Keperawatan
dengan halusinasi
intoleransi aktifitas
31
1) Diagnosa 1 : Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan
hasil:
Intervensi :
terapeutik:
Intervensi :
yang didengar
perasaanya.
33
TUK 3. Klien dapat mengontrol halusinasinya dengan kriteria hasil :
mengendalikan halusinasinya
Intervensi :
pujian.
a. Katakana “saya saya tidak mau dengar kamu” (pada saat halusinasi
terjadi)
34
5. Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan kegiatan untuk
mengendalikan halusinasi.
Intervensi :
rumah):
halusinasi
bersama.
TUK 5. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik dengan kriteria hasil :
1. Klien dan keluarga dapat menyebutkan manfaat, dosis dan efek samping
obat.
Intervensi :
35
a. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi manfaat
obat
manfaatnya
c. Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping
D. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
yang bergabung dan berinteraksi secara teratur antara satu dengan yang lain
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
36
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes, cit Effendi,
adalah sanak saudara yang bertalian oleh turunan atau saudara yang bertalian
a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
mempunyai peran sosial: yaitu sebagai suami, istri, anak, kakak dan
adik.
anggotanya.
sistem. Sebagai sistem, keluarga mempunyai anggota yaitu: ayah, ibu dan
anak atau semua individu yang tinggal didalam rumah tangga tersebut.
37
(masyarakat) dan sebaliknya sebagai subsistem dari lingkungan
Oleh karena itu, betapa pentingnya peran dan fungsi keluarga dalam
spiritual. Jadi sangatlah tepat jika keluarga sebagai titik sentral pelayanan
3. Struktur Keluarga
1) Patrilineal
jalur ayah.
2) Matrilineal
3) Matrilokal
sedarah istri.
38
4) Patrilokal
saudara suami.
5) Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan
beberapa sanak.
tugasnya masing-masing.
b) Struktur peran
d) norma
39
2) Keluarga sebagai perantara bagi kebutuhan dan harapan anggota
perawatan adalah:
b) Ada hubungan yang kuat dan signifikan antara keluarga dan status
resiko yang diciptakan oleh pola hidup keluarga dan bahaya dari
lingkungan.
40
e) Tingkat pemahaman dan berfungsinya seorang individu tidak lepas
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
b. Fungsi sosialisasi
sebagai respon terhadap situasi yang terpola secara sosial yang mereka
alami.
41
c. Fungsi reproduksi
d. Fungsi ekonomi
ini sulit dipenuhi oleh keluarga yang berbeda dibawah garis kemiskinan,
kesehatan.
42
6. Tipe Keluarga
a. Keluarga Tradisional
dari ayah, ibu dan anak, tinggal dalam satu rumah, dimana ayah
oleh istri.
mengadopsi anak.
43
4) Commuter Family
5) Reconstituted Nuclear
atas dasar persamaan dan terdiri dari beberapa keluarga inti yang
44
rumah tangga yaitu ayahatau ibu. Varian tradisonal keluarga ini
b. Keluarga Tradisional
bentuk keluarga yang sangat berbeda satu sama lain, baik dalam struktur
lain dalam hal tujuan dan nilai daripada keluarga inti tradisional. Orang-
1) Communal/Commune Family
Adalah keluarga dimana dalam satu rumah terdiri dari dua atau
penduduknya padat.
45
3) Cohibing Couple
4) Institusional
46