Anda di halaman 1dari 12

5/2/2017

BAHAN KAJIAN
PARASITOLOGI • Siklus hidup parasit
• Cara berkembang biak
• Cara penularan
• Prosedur pemeriksaan darah, urine dan faeses

dr. Juliwati, MKes, SpPK


2017

Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 1 Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 1

PARASITOLOGI
PENDAHULUAN
I. ZOOPARASIT
Parasitologi :  Parasit yg berupa hewan
Ilmu yang mempelajari jasad – jasad yang hidup a. Protozoa = hewan yg bersel satu seperti amoeba
b. Metazoa = hewan yg bersel banyak
untuk sementara atau tetap di dalam atau pada
 Helmintes (cacing)
permukaan jasad lain dengan maksud untuk
 Artropoda (serangga)
mengambil makanan sebagian atau seluruhnya
dari jasad itu II. FITOPARASIT
 Parasit yg berupa tumbuh-tumbuhan
Parasitos = jasad yang mengambil makanan
Logos = ilmu a. Bakteri
b. Fungus ( Jamur )

Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 2 Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 3

1 1<0>
5/2/2017

PARASITISME : Relationship between


Hubungan timbal balik suatu spesies dengan spesies lain untuk
kelangsungan hidupnya normal flora and host
Menurut derajat Parasitisme :
 Komensalisme :
Suatu jenis jasad mendapat keuntungan dari jenis jasad lain akan
tetapi jasad lain tersebut tidak dirugikan
 Mutualisme :
Hubungan dua jenis jasad yang keduanya mendapat keuntungan
 Simbiosis Parasitisme:
Hubungan permanen antara dua jenis jasad dan tidak dapat hidup
terpisah
 Pemangsa (Predator) :
Parasit yang membunuh terlebih dahulu mangsanya dan
kemudian memakannya

Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 4 Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 5

HOSPES
VEKTOR
• Hospes Definitif
 Hospes tempat parasit hidup, tumbuh menjadi dewasa dan
berkembang biak secara seksual  Suatu jasad ( biasanya serangga) yg
• Hospes Perantara dapat menularkan parasit pada manusia
 Hospes tempat parasit tumbuh menjadi bentuk infektif yg siap
ditularkan kepada manusia (hospes) dan hewan
• Hospes Reservoar
 Hewan yg mengandung parasit dan merupakan sumber infeksi bagi
manusia.

• Hospes Paratenik
 Hewan yg mengandung stadium infektif parasit tanpa menjadi
dewasa dan stadium infektif ini dapat ditularkan dan menjadi dewasa
pada hospes definitif.

Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 6 Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 7

1 2<0>
5/2/2017

PARASITOLOGI KEDOKTERAN
ZOONOSIS
• Helmintologi ( CACING)
 Adalah penyakit hewan yang dapat • Protozoologi ( PROTOZOA
ditularkan kepada manusia
• Entomologi ( SERANGGA )

Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 8 Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 9

GARIS BESAR TOPIK PEMBAHASAN NEMATODA USUS : NEMATODA JARINGAN :

 PENDAHULUAN PARASITOLOGI
 HELMINTHOLOGI :  Soil trasmitted :
Dibagi menjadi 2 phyllum : a. Ascaris lumbricoides
1. Nemathelminthes  Nematoda b. Necator americanus
a. Wucheria Bancrofti
2. Plathyhelminthes  Trematoda dan Cestoda c. Ancylostoma duadenale
b. Brugia Malayi
 PROTOZOOLOGI : d. Strongyloides stercoralis c. Brugia Timori
Dibagi menjadi 4 kelas : e. Trichuris trichura d. Loa-loa
1. Rhizopoda
2. Ciliata  Non soil transmitted :
3. Mastigophora
a. Oxyuris vermicularis
4. Sporozoa
b. Trichinela spiralis

Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 10 Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 11

1 3<0>
5/2/2017

TREMATODA CESTODA PROTOZOA


• Trematoda Usus:
a. Fasciolidae buski
• RHIZOPODA:  CILIATA:
b. Echinostomatidae • Pseudopyllidea: 1. Apatogen: 1. Balantidium Coli
c. heterophyidae a. Diphyllobothium latum a. Entamoeba coli
b. Sparganosis b. Entamoeba hartmani
• Trematoda Paru : c. Entamoeba gingivalis
a. Paragonimus westermani • Cyclophyllidea:
d. Iodamoeba butschlii
a. Taenia Saginata
e. Endolimax nana
• Trematoda Darah : b. Taenia Solium
a. Schistosoma bilharzias c. Sistiserkosis
b. Schistosoma japonicum 2. Patogen:
c. Schistosoma mansoni a. Entamoeba histolytica
d. Schistosoma haematobium
3. Amoba bebas:
• Trematoda Hati :
a. Naegleria fowleri
a. Clonorchis sinensis
b. Opistroschis felineus b. Acanthamoeba culbertsoni
c. Opistroschis viverrini c. Keratitis amebik
d. Fasciola hepatica
Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 12 Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 13

PROTOZOA ENTOMOLOGI
 MASTIGOPHORA:  SPOROZOA:
1. Penyakit e.c Arthopoda:
1. G. Coccidia:
1. Flag. Tr.digestif & Tr.Urinarius: a. Toxoplasma a. Penyakit scabies
3. Vektor Penyakit:
a. Giardia Lambia b. Cryptosporidium b. Demodisiosis
c. Pedikulosis
a. Vektor pembawa cacing
b. Chilomastix Mesnili c. Cyclospora cayetanensis b. Vector pembawa protozoa
d. Blastocystis hominis d. Phtririasis c. Vector pembawa virus,
c. Trichomonas vaginalis
e. Microsporodia e. Miasis ricketsia, spiroketa, bakteri
d. Trichomonas tenax d. Vector mekanik (musca/lalat &
e. Trichomonas hominis 2. G. Plasmodium: lipas/kecoa)
a. P. Falciparum
2. Rx. Alergi e.c. Arthopoda:
2. Flag. Darah & jaringan : b. P. Vivax a. Kontak
P. Malariae b. Gigitan
a. Leishmania c.
c. Sengatan
b. Trypanosome d. P. Ovale

Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 14 Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 15

1 4<0>
5/2/2017

PROTOZOA
Klasifikasi Protozologi
• Protozoa adalah hewan bersel satu yang
hidup sendiri atau dalam bentuk koloni
Mastigophora/
Rhizopoda Ciliata Sporozoa
• Proto = pertama flagellata
• Zoon = hewan
Traktus
Amoba Darah dan digestif &
Patogen Apatogen Coccidia Plasmodium
Hidup bebas jaringan traktus
urogenital

Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 16 Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 17

MORFOLOGI DAN LINGKARAN HIDUP


Protozoa mempunyai 2 stadium :
• Tiap protozoa merupakan kesatuan 1. Stadium Vegetatif / Tropozoid (makan)
lengkap yg sanggup melakukan semua 2. Stadium kista yg tidak aktif
fungsi kehidupan yang pada jasad yg • Besar protozoa berkisar dari beberapa micron
lebih besar dilakukan oleh sel khusus sampai 70 micron
• Bentuk protozoa :
• Sebagian besar protozoa hidup bebas di 1. Bulat
alam, tetapi beberapa jenis hidup sebagai 2. Lonjong
PARASIT pada manusia dan hewan 3. Simetris bilateral
4. Tidak teratur

Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 18 Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 19

1 5<0>
5/2/2017

Endoplasma berisi :
Alat Pergerakan Ektoplasma berupa :
• Vakuola makanan
• Makanan cadangan
• Benda asing 1. Pseudopodia = kaki palsu
• Vakuola kontraktil
• Benda kromatin 2. Flagel = bulu cambuk
3. Ciliium = bulu getar
Ektoplasma: 4. Membrana bergelombang
 Merupakan bagian luar yang tipis • Alat pergerakan ini digunakan untuk memperoleh
 Tampak jernih dan homogen makanan dan untuk bereaksi terhadap reaksi fisik atau
 Sbg alat pelindung, alat kimia
pergerakan , mengambil
makanan, ekskresi, respirasi dan
pertahanan diri
Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 20 Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 21

Pembiakan Aseksual, dengan :


• Belah pasang  Parasit membelah menjadi 2
Cara pembiakan : parasit yg sama bentuknya
• Aseksual  belah pasang dan skizogoni • Skizogoni  Inti membelah menjadi banyak
• Seksual  mikrogamet & makrogamet dan masing-masing inti diliputi oleh
• Aseksual dan seksual protoplasma sehingga terbentuk banyak
bagian (Merozoid)
• Perkembangan pada stadium kista, waktu
ekskitasi (kista pecah) maka tiap kista dapat
mengeluarkan beberapa tropozoid

Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 22 Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 23

1 6<0>
5/2/2017

Pembiakan Seksual Pembiakan Aseksual dan Seksual


• Ada pembentukan sel kelamin jantan • Terjadi secara bergantian, contoh pada
(mikrogamet) dan sel kelamin betina golongan Sporozoa
(makrogamet).
• Kedua sel bersatu, disebut syngami
• Ada yang permanen dan ada yang tidak
permanen, disebut juga konyugasi  adalah
proses peremajaan pada beberapa spesies
dan proses reproduksi pada spesies lainnya

Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 24 Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 25

PEMBAGIAN DALAM KELAS RHIZOPODA


Pembagian protozoa yg merupakan parasit pada 1. Protozoa Patogen
manusia dibagi dalam 4 klas : Entamoeba histolytica
1. Klas Rhizopoda (rhiz = akar, podium = kaki)
2. Klas Cilliata = Ciliopora 2. Protozoa Apatogen
3. Klas Mastigophora = Flagelata (mastix = a. Entamoeba coli
cambuk; phoros = mengandung) b. Entamoeba hartmani
3. Amoeba Hidup bebas
4. Klas Sporozoa c. Entamoeba gingivalis
a. Naegleria fowleri
d. Iodamoeba butschii
b. Acanthamoeba culbertsoni
e. Endolimax nana
c. Keratitis Amebic

Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 26 Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 27

1 7<0>
5/2/2017

Entamoeba histolytica
RHIZOPODA
PROTOZOA PATOGEN • Ditemukan oleh Losch thn 1875 dr tinja
disentri btk trofozoit di Rusia
Entamoeba histolytica • Thn 1893 Quinche & Roos menemukan dlm
btk kista
• Penyakit  Amoebiasis
• Ditemukan di daerah tropik seluruh dunia

Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 28 Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 29

1. Stadium Trofozoit (Bentuk Minuta) :


Morfologi dan Daur Hidup – Komensal di kolon, berkembang biak BELAH PASANG
– Minuta  ukuran 10-20 mikron, Inti di endoplasm,
2 Stadium: endoplasm ≠ berisi eritrosit, ada bakteri/sisa makanan
1. Trofozoit : bentuk Minuta & Histolitika – Ektoplasm tdk nyata, tampak bila membtk
2. Kista pseudopodium
– Minuta bntuk dinding  berubah jd btk kista
– Kista keluar bersama tinja
– Minuta  histolitica (patogen)  menyebabkan
gejala  masuk aliran darah (usus)  menuju hepar,
pulmo, otak

Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 30 Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 31

1 8<0>
5/2/2017

1. Stadium Trofosoit (Bentuk Histolitika) :


– Histolitika lebih besar dari pada Minuta
– Histolitika  20-40 mikron, inti entameba di
endoplasma, Ektoplasma bening homogen pd tepi
sel
– Endoplasma butir halus, berisi bakteri/sisa
makanan & mengandung eritrosit
– Bentuk histolitika  Patogen, hidup di kolon,
hepar, pulmo, otak, kulit, vagina
– Berkembang biak secara belah pasang

Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 32 Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 33

2. Stadium Kista
– Di kolon, 10-20 mikron, btk bulat/ lonjong, ada
dinding kista, inti entameba
– Dnding kista  Kista dpt bertahan di luar tubuh
– Kista tertelan  lambung  usus halus (kista
dicerna (ekskistasi)  berubah jd minuta  kolon
– Infeksi  menelan kista matang

Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 34 Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 35

1 9<0>
5/2/2017

Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 36 Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 37

Patologi
Predileksi: sekum, rektum, sigmoid
Btk histolotika  msuk ke mukosa kolon
(gunakan cystein proteinase/histolisin)
Masuk ke submukosa  menyebabkan ulkus
ameba
Terjadi nekrosis dgn lisis sel jaringan
Infeksi sekunder  peradangan
Tinja yg dihasilkan penderita  Tinja disentri
(tinja campur lendir + darah)
Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 38 Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 39

1 10<0>
5/2/2017

Gejala Klinis
90 % individu (imunokompeten) yg
terinfeksi E. histolytica  Hospes dapat
mengeleminasi parasit & gejala klinis (-)

Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 40 Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 41

Bentuk klinis:
1. Amebiasis Intestinal 2. Amebiasis Ektraintestinal
 tdd: amebiasis kolon Akut & Menahun Secara hematogen & perkontinutatum.
o Hematogen: menyebabkan abses hati, paru, otak
- A.K. akut: sindrom disentri  diare dengan darah
dan lendir dalam feses(tinja) dan adanya tenesmus o Perkontinutatum: abses paru, amebiasis kulit dinding
(nyeri saat buang air besar) perut, amebiasis rektum, amebiasis perianal, amebiasis
perianal, amebiasis vagina
- A.K.Menahun: gejala tak jelas

Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 42 Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 43

1 11<0>
5/2/2017

Diagnosis

1. Pemeriksaan mikroskopik
• Tidak dapat membedakan E. Histolytica dengan E.
dispar
• 1 kali pemeriksaan  tidak sensitive
• Motilitas stadium trofosoit akan menghilang dalam
waktu 20-30 menit  Tinja disimpan dalam pengawet
polyvynil alcohol (pva) atau pada suhu 40c

Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 44 Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 45

Pengobatan
2. Pemeriksaan serologi untuk mendeteksi • Penderita Amebiasis non-invasive
antibody Paramomisin (humatin®)
3. Deteksi antigen • Penderita Amebiasis invasive
4. Polymerase chain reaction (PCR) 1. Nitroimidazol (metronidazole)
o Efektif untuk stadium trofosoit dalam
dinding usus dan jaringan
o Tidak dapat membunuh stadium kista
2. Tinidazol, seknidazol, dan ornidazol

Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 46 Kuliah dr. Juliwati, MKes, SpPK 47

1 12<0>

Anda mungkin juga menyukai