Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH BISNIS INTERNASIONAL

Kekuatan sosioekonomi

Marwa safa
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah perdagangan adalah masalah yang sering diperbincangkan di setiap negara.
Perekonomian sebuah negara erat kaitannya dengan sistem dan pengelolaan aktivitas
perdagangan, baik yang bersifat nasional maupun internasional.

Dalam makalah ini penyusun akan membahas perdagangan internasional. Definisi


perdagangan internasional yaitu perdagangan yang dilakukan penduduk suatu negara
dengan penduduk dari negara lain berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Di berbagai
negara, perdagangan ini menjadi faktor utama untuk meningkatkan GDP.

Jika melihat sejarahnya, perdagangan internasional sudah dilakukan ribuan tahun lalu. Tapi,
dampak terhadap kepentingan ekonomi, kepentingan sosial, dan kepentingan politik baru
dapat dirasakan beberapa abad lalu. Perdagangan internasional ternyata juga membawa
dampak terhadap sektor-sektor lainnya, seperti mendorong industrialisasi, mempengaruhi
kemajuan di bidang transportasi, globalisasi, serta lahirnya perusahaan multinasional.

Perdagangan internasional bisa dikatakan kompleks dan berbelit-belit jika dibandingkan


penyelenggaraan perdagangan di dalam negeri. Hal ini disebabkan oleh batas-batas politik
serta kenegaraan yang akhirnya sedikit menghambat transaksi perdagangan, misalnya
adanya bea, tarif, dan jatah barang impor.
1.2 Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana sejarah dan ruang lingkup bisnis internasional.
2. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana runang lingkup perdagangan internasional.
3. Agar mahasiswa termotivasi untuk melakukan bisnis

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Penyusun dapat mengetahui bagaimana sejarah dan rung lingkup bisnis internasional.
2. Penyusun dapat mengetahui bagaimana ruang lingkup dan manfaat perdagangan
internasional.
3. Penyusun termotivasi untuk mulai melakukan bisnis.
BAB II KAJIAN PUSTAKA

Definisi Bisnis Internasional

Ball ,McCulloch,Frantz,Geringer,Minor(2006)
Bisnis yang kegiatannya melampaui batas Negara.
Definisi tersebut mencakup perdagangan internasional. pemanufakturan diluar negeri juga
industri jasa diberbagai bidang seperti transportasi, pariwisata, perbankan, periklanan,
konstruksi,perdagangan eceran, perdagangan besar dan komunikasi massa.

Charles WH Hill (2008)


Perusahaan yang terlibat dalam perdagangan maupun investasi internasional.

Daniels, Radebaugh& Sullivan (2004)


Semuatransaksikomersialbaikolehswastamaupunpemerintahdiantara 2 negaraataulebih
Menurut Rugman dan Hodgetss
”International business is the study of transactions taking place across national borders for
the purpose of satisfying the needs of individuals and organizations”.
Menurut Griffin dan Pustay
“Internatioal business transactions between parties from more than one country is part of
international business”.
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Sejarah Bisnis Internasional

Sebelum masehi pedagang Venezia dan Yunani mengirim wakil-wakil ke luar negeri
untuk menjual barang-barang mereka. Tahun 1600 British East India Company, sebuah
perusahaan dagang yang baru dibentuk, mendirikan cabang-cabang di luar negeri di seluruh
Asia. Pada saat yang sama sejumlah perusahaan Belanda yang di bentuk pada tahun 1590
membuka rute-rute perjalanan ke timur bergabung untuk membentuk Dutch East India
Company dan juga membuka kantor-kantor cabang di Asia. Para pedagang colonial Amerika
mulai beroprasi dengan model yang sama pada tahun 1700an.

Contoh-contoh investasi langsung luar negeri Amerika yang mula-mula adalah


perkebunan-perkebunan Inggris yang dibentuk oleh Colt Fire Arms and Ford yang didirikan
sebelum perang saudara. Namun kedua operasi itu gagal hanya setelah beberapa tahun
kemudian.

Perusahaan Amerika pertama yang berhasil memasuki produksi luar negeri adalah
pabrik yang didirikan di Skotlandia oleh Singer Sewling Machine pada tahun 1868. Pada
tahun 1880, Singer telah menjadi organisasi dunia dengan organisasi penjualan luar negeri
yang luar biasa dan beberapa pabrik pemanufakturan di luar negeri. Perusahaan-
perusahaan lainnya segera menyusul, dan pada tahun 1914 paling sedikit 37 perusahaan
amerika memiliki fasilitas produksi di dua atau tiga lokasi di luar negeri.

Tahun 1919, General Electric mulaimenanamkan modal di luar negeri.Tahun 1920, General
Motor and Chryslermelakukan operasi luar negeri.

3.2 Pengertian Bisnis Internasional

Menurut Rugman dan Hodgetss ”International business is the study of transactions taking
place across national borders for the purpose of satisfying the needs of individuals and
organizations”.
Menurut Griffin dan Pustay “Internatioal business transactions between parties from more
than one country is part of international business”.
Ball dan Wendell “Bisnis internasional merupakan bisnis yang kegiatan-kegiatannya
melewati batas-batas Negara. Definisi ini tidak hanya termasuk perdagangan internasional
dan pemanufakturan di luar negeri, tetapi juga industri jasa yang berkembang d bidang-
bidang seperti transportasi, pariwisata, perbankan, periklanan, konstruksi, perdagangan
eceran, perdagangan besar dan komunikasi masa”.
Bisnis internasional adalah bisnis yang melibatkan penyeberangan batas-batas Negara.

3.3 Beberapa Pengertian Bisnis Berdasarkan Ruang Lingkup

Bisnis Domestik yaitu bisnis yang secara nyata ditujukan pada aktivitas bisnis dalam negeri.

Bisnis Internasional yaitu bisnis yang bertindak lebih jauh lagi dari bisnis domestik dan bikan
sekedar pemasaran ekspor akan tetapi jauh terlibat dalam lingkingan pemasaran dalam
negara tempat perusahaan tadi melakukan usaha.

Bisnis Multinasional yaitu bisnis yang dimulai dengan memfokuskan pada pemanfaatan
pengalaman dan produk perusahaan lalu perusahaan menyadari perbedaan dan keuikan
lingkungan dalam negara tadi dan menentukan peranan baru untuk hal itu sendiri,
melakukan adaptasi pemasaran perusahaan pada kebutuhan dan keinginan yang unik dari
pelanggan negara itu.

Bisnis Global atau Transnasional yaitu bisnis yang memfokuskan pada pemanfaatan aset,
pengalaman, dan produk perusahaan secara global dan melakukan penyesuaian pada apa
yang benar-benar unik berbeda dalam setiap negara.

Hakikat Bisnis Internasional

Seperti tersebut diatas bahwa Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang
dilakukan melewati batas – batas suatu Negara. Transaksi bisnis seperti ini merupakan
transaksi bisnis internasional. Adapun transaksi bisnis yang dilakukan oleh suatu Negara
dengan Negara lain yang sering disebut sebagai Bisnis Internasional (International Trade).
Dilain pihak transaksi bisnis itu dilakukan oleh suatu perusahaan dalam sutu Negara dengan
perusahaan lain atau individu di Negara lain disebut Pemasaran Internasional atau
International Marketing. Pemasaran internasional inilah yang biasanya diartikan sebagai
Bisnis Internasional, meskipun pada dasarnya ada dua pengertian. Jadi kita dapat
membedakan adanya dua buah transaksi Bisnis Internasional yaitu :

Perdagangan Internasional (International Trade)

Dalam hal perdagangan internasional yang merupakan transaksi antar Negara itu biasanya
dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan impor. Dengan adanya
transaksi ekspor dan impor tersebut maka akan timbul “NERACA PERDAGANGAN ANTAR
NEGARA” atau “BALANCE OF TRADE”. Suatu Negara dapat memiliki Surplus Neraca
Perdagangan atau Devisit Neraca Perdagangannya. Neraca perdagangan yang surplus
menunjukan keadaan dimana Negara tersebut memiliki nilai ekspor yang lebih besar
dibandingkan dengan nilai impor yang dilakukan dari Negara partner dagangnya. Dengan
neraca perdagangan yang mengalami surplus ini maka apabila keadaan yang lain konstan
maka aliran kas masuk ke Negara itu akan lebih besar dengan aliran kas keluarnya ke Negara
partner dagangnya tersebut. Besar kecilnya aliran uang kas masuk dan keluar antar Negara
tersebut sering disebut sebagai “NERACA PEMBAYARAN” atau “BALANCE OF PAYMENTS”.
Dalam hal ini neraca pembayaran yang mengalami surplus ini sering juga dikatakan bahwa
Negara ini mengalami PERTAMBAHAN DEVISA NEGARA. Sebaliknya apabila Negara itu
mengalami devisit neraca perdagangannya maka berarti nilai impornya melebihi nilai ekspor
yang dapat dilakukannya dengan Negara lain tersebut. Dengan demikian maka Negara
tersebut akan mengalami devisit neraca pembayarannya dan akan menghadapi

Pengertian perdagangan internasional dengan perusahaan internasional sering dikacaukan


atau sering dianggap sama saja, akan tetapi seperti kita lihat dalam uraian diatas ternyata
memang berbeda. Perbedaan utama terletak pada perlakuannya dimana perdagangan
internasinol dilakukan oleh Negara sedangkan pemasaran internasional adalah merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Disamping itu pemasaran internasional
menentukan kegiatan bisnis yang lebih aktif serta lebih progresif dari pada perdagangan
internasional.

Pengertian Lingkungan Bisnis Internasional

Lingkungan bisnis internasional adalah seluruh kekuatan yang melingkungi dan


mempengaruhi kehidupan dan perkembangan perusahaan.
Kekuatan ini ada yang dapat dikontrol (controllable) dan tidak dapat dikontrol
(uncontrollable) oleh perusahaan. Kekuatan yang dapat dikontrol oleh perusahaan adalah
unsur-unsur yang ada di dalam perusahaan itu sendiri, seperti penyediaan faktor produksi
(modal, bahan baku, tenaga kerja dan teknologi yang dipilih) dan aktivitas organisasi
(produksi, personalia, keuangan dan pemasaran). Sedangkan kekuatan yang tidak dapat
dikontrol pada umumnya adalah unsur-unsur yang berada di luar perusahaan, seperti politik
negara, persaingan, agen distribusi, kondisi ekonomi, ketentuan hukum dan perundang-
undangan, keuangan internasional, budaya penduduk dan lain-lain.

Lingkungan bisnis internasional secara umum dapat dibagi tiga, yaitu lingkungan domestik,
lingkungan luar negeri dan lingkungan internasional. Lingkungan domestik merupakan
semua kekuatan yang tidak dapat dikontrol yang berasal dari negara asal yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan perusahaan. Lingkungan luar negeri
merupakan semua kekuatan yang tidak dapat dikontrol yang berasal dari luar negeri atau
luar negara asal. Sedangkan lingkungan internasional merupakan interaksi antara kekuatan
lingkungan domestik dan lingkungan luar negeri.

1. Kekuatan Yang Tidak Dapat Dikontrol Perusahaan

Secara umum terdapat empat kekuatan utama yang tidak dapat dikontrol perusahaan
dalam bisnis internasional, yaitu kekuatan ekonomi, budaya masyarakat, politik, dan hukum.

1.1. Kekuatan Ekonomi

Kekuatan ekonomi meliputi antara lain sistem perekonomian dan kondisi perekonomian di
dalam negeri maupun luar negeri.

Sistem perekonomian suatu negara pada dasarnya dapat dibagi tiga, yaitu sistem
perekonomian pasar (market economy), sistem perekonomian terpusat (centralized
economy) dan sistem perekonomian campuran (mixed economy). Dalam sistem
perekonomian pasar peranan pemerintah sangat kecil dalam perekonomian, yang berbeda
dengan sistem perekonomian terpusat dimana campur tangan pemerintah sangat besar
dalam perekonomian. Umumnya negara menganut sistem perekonomian campuran dari
sistem perekonomian pasar dan perekonomian terpusat, yang membedakan hanya kadar
peranan campur tangan pemerintah dalam perekonomian apakah lebih besar atau lebih
kecil. Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas dewasa ini, maka terdapat
kecenderungan di berbagai negara campur tangan pemerintah dalam perekonomian
semakin berkurang.

Sedangkan kondisi perekonomian negara domestik maupun luar negeri, meliputi antara lain
populasi (jumlah penduduk), pendapatan nasional (Gross Domestic Bruto atau GDP),
pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita dan distribusi pendapatan, serta keadaan
variabel ekonomi lainnya, seperti tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan, tingkat inflasi
dan lain-lain.

Dalam kekuatan ekonomi ini termasuk juga kekuatan keuangan internasional. Terdapat dua
kekuatan keuangan internasional yang paling mempengaruhi bisnis internasional, yaitu
sistem moneter internasional dan penentuan kurs valas.

1.2. Kekuatan Budaya Masyarakat

a. Pengertian Budaya

Budaya adalah simbol-simbol, kepercayaan, sikap, nilai-nilai, harapan, dan norma-norma


untuk berperilaku yang dimiliki kelompok masyarakat tertentu. Budaya juga diartikan
sebagai konvensi-konvensi kebiasaan, sikap dan perilaku sekelompok orang. Jadi
kebudayaan meliputi pola perilaku yang umum atau gaya hidup dari suatu kelompok
masyarakat tertentu.

b. Elemen Budaya

Menurut Cateora (1996), terdapat lima elemen dalam budaya, yaitu budaya material,
organisasi sosial, sistem kepercayaan atau keyakinan, estetika, dan bahasa.
1) Budaya Material
Budaya material dibedakan menjadi teknologi dan ekonomi. Teknologi merupakan teknik
atau cara untuk mengubah material menjadi suatu produk yang berguna bagi masyarakat.
Sedangkan yang dimaksud dengan ekonomi adalah cara yang dilakukan seseorang untuk
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain dengan
menggunakan segala kemampuannya.

2) Organisasi Sosial
Organisasi sosial merupakan suatu lembaga masyarakat yang terkait dengan bagaimana
seseorang berhubungan dengan orang lain, mengajarkan perilaku yang dapat diterima oleh
masyarakat, dan mengorganisasikan kegiatan masyarakat untuk dapat hidup secara
harmonis.

3) Sistem Kepercayaan Atau Keyakinan


Kepercayaan atau keyakinan yang dianut oleh sekelompok masyarakat akan mempengaruhi
sistem nilai yang ada di masyarakat, di antaranya meliputi kebiasaan-kebiasaan masyarakat,
pola konsumsi, cara memandang hidup dan lain-lain

4) Estetika
Estetika berkaitan dengan seni, dongeng, hikayat, musik dan tari-tarian yang ada di suatu
kelompok masyarakat.

5) Bahasa
Bahasa merupakan cara seseorang menyampaikan atau mengungkapkan sesuatu melalui
simbol-simbol tertentu kepada orang lain.

c. Pentingnya Budaya Dalam Bisnis Internasional

Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas dewasa ini, perusahaan-perusahaan yang
melakukan kegiatan bisnis internasional menghadapi permasalahan budaya dalam upaya
pengembangan bisnisnya.
Contoh permasalahan budaya yang mungkin muncul dalam kegiatan bisnis di antaranya
adalah sebagai berikut.
1) Perusahaan sangat sulit untuk menerapkan bauran pemasaran (marketing mix) yang
sama di berbagai negara akibat keanekaragaman sikap dan nilai masyarakat.
2) Warna memiliki arti yang berbeda di dalam budaya yang berbeda, sehingga para agen
pemasaran harus berhati-hati dan memeriksa apakah suatu warna memiliki arti khusus
sebelum menggunakannya untuk produk, kemasan atau iklan.
3) Sikap terhadap waktu yang berbeda di beberapa negara. Misalnya di Amerika Serikat,
jika seseorang tidak tepat waktu atau terlambat menghadiri pertemuan yang telah
dijanjikan, maka diasumsikan bahwa orang tersebut tidak menganggap pertemuan itu
penting. Akan tetapi di negara lain, misalnya di Timur Tengah, dapat berarti kebalikannya.
4) Di beberapa negara, sikap seseorang terhadap pekerjaan diasosiasikan dengan gengsi.
Banyak penduduk di negara berkembang yang menilai bahwa pekerjaan fisik gengsinya lebih
rendah dari pekerjaan non fisik.

1.3. Kekuatan Politik

Banyak kekuatan politik yang harus dihadapi bisnis internasional yang bersumber dari faktor
ideologi, serta faktor lainnya seperti masalah stabilitas pemerintah, nasionalisme, terorisme,
hubungan dengan organisasi internasional dan lain-lain.

a. Faktor Ideologi

Dari sudut keyakinan ideologi, maka pemerintah, partai, dan masyarakat di suatu negara
menganut salah satu dari tiga ideologi, komunisme, kapitalisme atau sosialisme. Dalam
melaksanakan kebijakan ekonominya, suatu negara dapat menganut sistem ekonomi yang
didasarkan pada ideologi tersebut. Sebagai pengecualian, dalam melaksanakan kebijakan
ekonominya ada beberapa negara yang menganut dua sistem, khususnya komunisme dan
kapitalisme. Disamping itu juga dikenal feodalisme, golongan konservatif dan liberal.

1) Feodalisme
Istilah feodalisme mengacu pada suatu sistem ekonomi, sosial dan politik, yang dibatasi
secara tegas oleh struktur kelas-kelas, dimana kaum bangsawan berada di bagian puncak
dan petani di bagian bawah. Di antara keduanya terdapat beragam strata, seperti kaum
pedagang dan pekerja kerajinan, yang bertindak selaku perantara atas kedua ekstrim
tersebut. Feodalisme merupakan struktur perekonomian yang sangat abadi, yang masih ada
sampai sekarang. Di tanah Arab, sistem feodal Sheikh masih diterapkan secara luas hingga
kini dan keluarga- keluarga raja menguasai lebih dari sekedar status asal saja.

2) Komunisme
Komunisme yang dicetuskan oleh Karl Marx merupakan teori perubahan sosial dengan cita-
cita masyarakat tanpa perbedaan kelas sosial. Dalam sistem ekonomi komunis, semua faktor
produksi utama dimiliki oleh pemerintah, umumnya produksi dilakukan oleh pemerintah,
dan serikat sekerja dikendalikan oleh pemerintah.

3) Kapitalisme
Dalam pengertian yang paling dasar, kapitalisme terdiri dari serangkaian prinsip-prinsip
ekonomi yang didasarkan pada konsep properti pribadi dan kewirausahaan. Menurut
kapitalisme yang ideal adalah bahwa bisnis sebagian besar dijalankan oleh perusahaan-
perusahaan swasta pengejar laba, sedangkan faktor produksi dimiliki oleh swasta atau
perseorangan, dan fungsi pemerintah hanya menangani fungsi yang tidak dapat dilakukan
oleh swasta atau perseorangan, misalnya hubungan luar negeri, pertahanan, polisi dan
pelayanan umum lainnya.

4) Sosialisme
Istilah sosialisme mengacu kepada sistem ekonomi yang menuntut perencanaan pusat
(sentral), dimana pemerintah memiliki kontrol langsung dan seutuhnya atas perlengkapan
produksi. Menurut pandangan sosialisme, alat-alat produksi dan distribusi dasar dimiliki,
dioperasikan dan digunakan oleh masyarakat secara kolektif dengan pengawasan dari
pemerintah, dan keuntungan bukan merupakan tujuan.

5) Perekonomian Sosialis-Pasar
Pemerintah Cina dewasa ini memadukan doktrin politik komunis dengan bentuk kapitalisme
terbatas, sebagai “pasar sosialis”. Dalam sistem ini, bagian-bagian tertentu dari
perekonomian yang direncanakan secara terpusat diperbolehkan untuk mengejar sasaran-
saran kapitalis. Kepemilikan pribadi dan upaya memperoleh laba diperbolehkan. Perusahaan
swasta baru diperbolehkan untuk menjual saham dan bersaing dengan industri-industri
yang dimiliki pemerintah.

6) Konservatif dan Liberal


Sebutan konservatif ditujukan kepada seseorang, kelompok atau partai yang berkeinginan
untuk meminimalkan kegiatan pemerintah dan memaksimalkan kegiatan swasta atau
perseorangan. Sedangkan liberal adalah sebaliknya, yaitu ditujukan kepada seseorang,
kelompok atau partai yang menghendaki peranan pemerintah lebih besar dalam bidang
ekonomi, kepemilikan dan pengaturan usaha.

b. Analisis Risiko Politis Dalam Bisnis Internasional

Risiko Politik (Political Risk)

Risiko politik adalah kemungkinan bahwa investasi bisnis di luar negeri akan terkendala oleh
kebijakan pemerintah di negeri tersebut. Terdapat tiga kategori dasar dari risiko politik,
yaitu transfer risks, operational risks, dan ownership-control risks. Transfer risks merupakan
kebijakan pemerintah untuk membatasi transfer modal, pembayaran, produksi, orang dan
teknologi untuk masuk dan keluar negeri. Operational risks merupakan kebijakan dan
prosedur pemerintah yang secara langsung menghambat manajemen dan kinerja operasi
lokal. Sedangkan ownership-control risks merupakan kebijakan atau tindakan pemerintah
yang menghalangi kepemilikan atau mengawasi operasi lokal.

Analisis Risiko Politik Makro (Macro Political Risk Analysis)

Ini merupakan analisis untuk meninjau kebijakan politik utama yang mempunyai
kemungkinan akan mempengaruhi seluruh perusahaan di dalam negeri.
Analisis Politik Mikro (Micro Political Risk Analysis)

Ini merupakan analisis yang dilakukan langsung terhadap kebijakan dan tindakan
pemerintah yang mempengaruhi sektor-sektor ekonomi tertentu atau bisnis asing tertentu
di dalam negeri.

Analisis Risiko Pengambilalihan (Expropriation Risk Analysis)

Pengambilalihan adalah penguasaan bisnis oleh negara tuan rumah dengan sedikit atau
tanpa kompensasi. Beberapa proses pengambilalihan didasarkan kepada indigenization
laws, yaitu undang-undang yang menyatakan bahwa bangsa di suatu negara memiliki
kepentingan (hak) utama di dalam operasi bisnis di negara tersebut.

1.4. Kekuatan Hukum

Sistem hukum yang ada di suatu negara yang dapat mempengaruhi bisnis internasional di
negara tersebut secara umum dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu hukum adat, hukum
perdata dan hukum agama.

Hukum adat (common law)

Hukum adat atau biasa disebut juga hukum kebiasaan menginterpretasikan apa yang
diartikan hukum atas subyek tertentu sangatlah dipengaruhi oleh adat istiadat atau
kebiasaan dan keputusan-keputusan pengadilan sebelumnya. Hukum adat didasarkan pada
tradisi, preseden dan kebiasaan serta pemakaian di masa lalu, dan pengadilan melakukan
peran penting dalam menafsirkan undang-undang menurut karakteristik-karakteristik
tersebut. Akibatnya hukum adat yang mempengaruhi praktik bisnis di berbagai negara
sangat bervariasi.

Hukum perdata (code law) atau hukum sipil (civil law)


Hukum perdata didasarkan pada seperangkat undang-undang atau peraturan-peraturan
yang sangat rinci serta komprehensif dan diorganisasikan menurut subyek permasalahan
menjadi sebuah kitab undang-undang. Kitab undang-undang ini merupakan dasar bagi suatu
perusahaan dalam melaksanakan bisnis.

Hukum Agama (theocratic law)

Hukum agama didasarkan pada perintah agama. Contoh yang paling baik adalah hukum
Islam yang digunakan di Arab Saudi dan sampai kadar tertentu digunakan oleh berbagai
negara yang mayoritas penduduknya muslim. Hukum Islam lebih merupakan hukum moral
daripada hukum komersial, dan dimaksud untuk mengatur semua aspek kehidupan. Di
dalam bisnis perbankan, misalnya, telah berkembang bank syariah.

Disamping ketiga sistem hukum di atas, terdapat juga hukum internasional yang didasarkan
kesepakatan dari berbagai negara, yang mengikat negara-negara tersebut dalam
melaksanakan kegiatan perdagangan atau bisnis dengan negara lain. Hukum internasiaonal
merupakan kumpulan traktat, konvensi dan perjanjian di antara negara-negara yang
memiliki kekuatan hukum. Hukum internasional melibatkan mutualitas, dengan dua atau
lebih negara yang berpartisipasi dalam perancangan dan pelaksanaan hukum atau
perjanjian tersebut. Contoh yang terpenting adalah GATT (General Agreement on Tariffs and
Trade).

Prediksi ekonomi di tingkat nasional dan internasional dalam dunia bisnis digunakan
perusahaan untuk mengikuti perkembangan terakhir kondisi ekonomi dan juga untuk
merencanakan masa depan perusahaan. Prediksi ekonomi tersebut diperoleh dari data-data
yang relevan, seperti data dari Bank Dunia, IMF, Bank Sentral negara yang bersangkutan, dll.
Tujuan dari analisis ekonomi adalah untuk menilai prediksi keseluruhan dari perekonomian
dan kemudian menilai dampak dari perubahan ekonomi terhadap perusahaan. Contoh:
Sebuah perusahaan meramalkan kenaikan dalam lapangan pekerjaan, ramalan ekonomi
tersebut pertama akan memberikan dampak perubahan pada keputusan Manajer
Personalia mengenai pengaruh atas tingkat upah dan pengaruh atas suplai tenaga kerja.
Kedua, ramalan ekonomi tersebut akan mempengaruhi keputusan Manajer Pemasaran
mengenai pengaruh atas penjualan yang kemudian hal tersebut akan mempengaruhi
Manajer Keuangan dalam pengaruh perubahan penjualan atas arus kas dan juga akan
mempengaruhi Manajer Produksi dalam pengaruh perubahan penjualan atas persyaratan
mesin produksi, atas persyaratan tenaga kerja, dan atas persyaratan bahan baku.
Untuk mengestimasi potensi pasar dan juga untuk memberikan masukan kepada bidang-
bidang fungsional lainnya di perusahaan, maka para manajer memerlukan data mengenai
ukuran dan tingkat perubahan dari sejumlah faktor-faktor ekonomi dan sosioekonomi. Data
sosioekonomi memberikan informasi mengenai jumlah penduduk, sedangkan dimensi
ekonomi menceritakan apakah penduduk tersebut memiliki daya beli.

Dimensi-dimensi Ekonomi
Dimensi-dimensi ekonomi yang lebih penting untuk dianalisis sebagai bahan estimasi
potensi pasar yaitu Pendapatan Nasional Bruto, distribusi pendapatan, pengeluaran
konsumsi individu, investasi swasta, biaya tenaga kerja per unit, kurs, tingkat inflasi dan
suku bunga.
a. Pendapatan Nasional Bruto (PNB).
Pendapatan Nasional Bruto (Gross National Income-GNI) merupakan penjumlahan dari
seluruh barang dan jasa final yang dihasilkan oleh penduduk di suatu negara. Sedangkan
yang dimaksud dengan Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai total seluruh barang dan
jasa yang diproduksi secara domestik (tidak termasuk pendapatan faktor luar negeri bersih).
Data dari PNB atau PDB merupakan langkah awal dalam mengestimasi potensi pasar, untuk
membandingkan daya beli dari berbagai negara, para manajer perlu mengetahui dengan
berapa banyak orang PNB atau PDB tersebut dibagi di suatu negara.
b. PNB/Kapita
Dengan membagi jumlah PNB suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut, maka
akan didapatkan PNB/kapita. Namun untuk memperoleh daya beli yang sebenarnya dari
suatu negara, maka harus menggunakan Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity-PPP)
untuk memperoleh kurs yang menyetarakan daya beli dari suatu negara. Pada umumnya
dapat diasumsikan bahwa semakin tinggi nilai PNB/kapita suatu negara, maka semakin maju
perekonomian negara tersebut. PNB/kapita merupakan estimasi kasar pertama atas daya
beli yang harus dimurnikan dengan memasukan data mengenai bagaimana pendapatan
nasional itu didistribusikan secara aktual.
c. Distribusi Pendapatan
Distribusi pendapatan adalah ukuran bagaimana pendapatan suatu negara terbagi di antara
penduduknya yang biasanya dinyatakan dalam persentase. Data tentang distribusi
pendapatan dihimpun oleh Bank Dunia dari sejumlah sumber dan diterbitkan setiap tahun
dalam World Development Indicators. Data tersebut memberikan wawasan yang berguna
bagi para pelaku bisnis, seperti misalnya (1) pendapatan lebih terdistribusi secara merata di
negara-negara yang lebih maju, (2) dari perbandingan selama kurun waktu tertentu tampak
bahwa redistribusi pendapatan berjalan sangat lambat sehingga data yang lebih lama masih
bermanfaat, dan (3) kesenjangan pendapatan meningkat pada tahap awal pembangunan di
suatu negara. Pada umumnya distibusi pendapatan yang kurang merata mengindikasikan
bahwa terdapat sekelompok orang yang merupakan pelanggan potensial untuk produk-
produk mewah, di pihak lain terdapat pasar untuk barang-barang dengan harga rendah.
d. Konsumsi Perorangan
Salah satu yang menjadi perhatian agen pemasaran adalah bagaimana para konsumen
mengalokasikan pendapatan bersih (setelah dikurangi pajak) terhadap pembelian atas
barang kebutuhan pokok dan nonpokok. Selain penting bagi agen pemasaran, hal tersebut
juga penting bagi produsen barang-barang pokok, sedangkan produsen barang-barang
nonpokok lebih tertarik dengan besarnya pendapatan diskresioner, yaitu jumlah
pendapatan bersih yang tersisa setelah membeli kebutuhan pokok. Data ini digunakan agen
pemasaran untuk menganalisis bagaimana komposisi konsumsi berubah dengan tingkat
pembangunan. Misalnya, persentase belanja kebutuhan pokok (makanan & pakaian) para
penduduk di negara berkembang lebih besar daripada di negara maju, sedangkan
persentase belanja kebutuhan nonpokok (transportasi, komunikasi, jasa, dll) para penduduk
di negara maju lebih besar daripada di negara berkembang.
e. Biaya Tenaga Kerja per Unit
Biaya tenaga kerja per unit adalah total biaya tenaga kerja langsung dibagi dengan unit yang
diproduksi. Negara-negara dengan biaya tenaga kerja per unit yang meningkat secara
lambat menarik perhatian perusahaan karena dua alasan. Pertama, negara-negara tersebut
merupakan prospek investasi bagi perusahaan yang berusaha menurunkan biaya produksi.
Kedua, negara-negara tersebut mungkin menjadi sumber persaingan baru di pasar dunia
bila banyak perusahaan dalam industry yang sama telah berlokasi disana. Terdapat tiga
faktor dalam perubahan biaya tenaga kerja, (1) kompensasi, (2) produktivitas, dan (3)
perubahan kurs.
f. Dimensi Ekonomi yang Lain (Utang Luar Negeri)
Utang luar negeri yang besar mungkin mengindikasikan bahwa pemerintah akan
memberlakukan pengendalian devisa atas dunia usaha di negerinya. Apabila sebagian besar
dari penerimaan ekspor negara itu digunakan untuk membayar utang luar negeri, maka
hanya sedikit yang tersisa yang bisa digunakan oleh produsen untuk membayar impor bahan
baku, maka produsen harus membuat bahan baku itu sendiri atau berhenti memproduksi.
Hal tersebut dapat membuat perusahaan multinasional kehilangan penjualannya.

Dimensi-dimensi Sosioekonomi
Dimensi yang lengkap mengenai potensi pasar juga harus mencakup informasi rinci
mengenai atribut-atribut fisik populasi sebagaimana diukur dengan dimensi sosioekonomi.
a. Populasi Total
Populasi total merupakan indikator paling umum mengenai ukuran pasar potensial, namun
bukan merupakan indikator satu-satunya dalam mengestimasi pasar potensial. Pada
umumnya negara maju memiliki penduduk kurang dari 10 juta jiwa, angka tersebut jauh
lebih kecil dibandingkan jumlah penduduk di negara berkembang, namun tidak berarti
bahwa negara maju bukan merupakan pasar potensial. Hanya untuk beberapa produk yang
murah dan dikonsumsi secara massal saja ukuran populasi dapat menjadi dasar yang cukup
kuat untuk mengestimasi konsumsi, namun hal itu tidak berlaku bagi produk yang tidak
termasuk dalam kategori di atas.
b. Distribusi Umur
Karena hanya sedikit produk yang dibeli oleh setiap orang, maka para agen pemasaran
harus mengidentifikasikan segmen-segmen dari populasi yang lebih mungkin akan membeli
barang-barang mereka. Pada umumnya, tingkat kelahiran dan kesuburan di negara
berkembang lebih tinggi dari negara maju, hal tersebut menyebabkan adanya perbedaan
distribusi umur di antara keduanya dimana negera berkembang memiliki lebih banyak
penduduk berusia muda. Bagi para pelaku bisnis hal ini berarti di negara maju akan ada
penurunan dalam permintaan terhadap produk-produk yang dibeli oleh dan untuk anak-
anak, tetapi peningkatan dalam permintaan akan produk-produk perawatan medis,
pariwisata, dan jasa-jasa keuangan. Perusahaan-perusahaan di negara maju yang
menghadapi penurunan permintaan akan produk-produk mereka harus mencari kenaikan
penjualan di negara berkembang, dimana distribusi umur adalah sebaliknya.
c. Penurunan Tingkat Kelahiran di Negara-negara Maju
Penurunan tingkat kelahiran di negara maju menimbulkan keprihatinan tersendiri. Sebagai
contoh, penurunan tingkat kelahiran di Eropa karena semakin banyak pemuda Eropa yang
tidak menikah, atau yang menikah terlambat dan memiliki sedikit anak. Pada tahun 2025
diprediksikan pemerintah negara-negara Eropa harus menyediakan perawatan kesehatan
dan pensiun untuk 22% penduduknya yang akan berusia di atas 65 tahun, dan akan terdapat
lebih sedikit wajib pajak yang bekerja. Namun, di negara-negara berkembang hal sebaliknya
yang terjadi. Tingkat kelahiran yang lebih tinggi mengakibatkan banyaknya penduduk
berusia muda, dan ini mengurangi rasio ketergantungan bagi para pekerja.
d. Kepadatan dan Distribusi Penduduk
Kepadatan penduduk adalah suatu ukuran jumlah penduduk per unit wilaya (per km2 atau
mil2). Negara-negara berpenduduk padat cenderung membuat distribusi dan komunikasi
produk menjadi lebih sederhana dan lebih murah dibandingkan dengan di negara-negara
yang kepadatan penduduknya rendah. Namun perkiraan tersebut harus didukung dengan
bagaimana penduduk terdistribusikan. Distribusi penduduk adalah suatu ukuran mengenai
bagaimana penduduk terdistribusi dari pedesaan sampai ke perkotaan. Hal yang dapat
mengubah distribusi penduduk adalah perpindahan dari desa ke kota, hal ini banyak terjadi
di negara berkembang karena orang pindah ke perkotaan untuk mencari upah yang lebih
tinggi dan hidup yang relatif lebih nyaman. Perpindahan ini sangat penting bagi para agen
pemasaran, karena penduduk kota yang kurang mampu memenuhi kebutuhannya sendiri
dibandingkan dengan orang-orang yang tinggal di kawasan pedesaan, harus memasuki
perekonomian pasar.
e. Dimensi Sosioekonomi yang Lain (Jumlah Wanita yang Bekerja & Tingkat Perceraian)
Kenaikan jumlah wanita yang bekerja merupakan informasi yang penting bagi para agen
pemasaran, karena hal tersebut dapat menghasilkan pendapatan keluarga yang lebih besar
dan pasar yang lebih besar. Para manajer personalia juga membutuhkan informasi ini,
karena hal tersebut mengakibatkan pasokan tenaga kerja yang lebih besar dan perubahan
fasilitas karyawan. Selain jumlah wanita yang bekerja, tingkat perceraian juga dibutuhkan
agen pemasaran untuk waspada terhadap formasi keluarga dengan orang tua lengkap dan
orang tua tunggal. Kedua formasi tersebut memiliki kebutuhan akan produk dan kebiasaan
membeli yang berbeda.

Alasan Melaksanakan Bisnis Internasional


Suatu Negara ataupun suatu perusahaan melakukan transaksi bisnis internasional baik
dalam bentuk perdagangan internasional pada umunya memiliki beberapa pertimbangan
ataupun alasan. Pertimbangan tersebut meliputi beberapa alasan atau pertimbangan.
Pertibangan tersebut meliputi pertimbangan ekonomis, politis ataupun social budaya
bahkan tidak jarang atas dasar petimbangan militer. Bisnis internasional memang tidak
dapat dihindarkan karena sebenarnya tidak ada satu Negara pun didunia yang dapat
mencukupi seluruh kebutuhan negerinya dari barang-barang atau produk yang dihasilkan
oleh Negara itu sendiri. Tidak ada suatu Negara pun yang dapat memenuhi 100%
swasembada. Hal ini disebabkan karena terjadinya penyebaran yang tidak merata dari
sumber daya baik dari sumber daya alam modal maupun sumber daya manusia.
Ketidakmeratanya sumber daya tersebut akan mengakibatkan adanya keunggulan terstentu
baik suatu Negara tertentu yang memiliki sumber daya tertentu pula. Sebagai contoh
Negara Australia yang memiliki daratan yang sangat luas yang memiliki jumlah pendusuk
yang sangat sedikit., sebaliknya Negara Hong Kong yang memiliki daratan yang sangat
sempit tapi jumlah penduduknya yang sangat padat. Kesuburan tanah juga tidak akan sama
antara Negara yang satu dengan yang lain ada suatu negeri yang cocok untuk tanaman
tertentu sedangkan Negara yang lainnya boleh dikatakan tidak mungkin untuk menanam
tanaman yang sangat dibutuhkan oleh manusia itu. Keadaan ini yang menentukan
dilaksanakan bisnis ataupun perdagangan internasional. Oleh karena itu, maka dapat kita
lihat beberapa alasan untuk melaksanakan bisnis internasional antara lain berupa :

1. Spesialisasi antar bangsa – bangsa


Dalam hubungan dengan keunggulan atau kekuatan tertentu beserta kelemahannya itu
maka suatu Negara haruslah menentukan pilihan strategis untuk memproduksikan suatu
komoditi yang strategis yaitu :
a. Memanfaatkan semaksimal mungkin kekuatan yang ternyata benar-benar paling unggul
sehingga dapat menghasilkannya secara lebih efisien dan paling murah diantara Negara-
negara yang lain.
b. Menitik beratkan pada komoditi yang memiliki kelemahan paling kecil diantara Negara-
negara yang lain
c. Mengkonsentrasikan perhatiannya untuk memproduksikan atau menguasai komoditi
yang memiliki kelemahan yang tertinggi bagi negerinya
Ketiga strategi tersebut berkaitan erat dengan adanya dua buah konsep keunggulan yang
dimiliki oleh suatu Negara ketimbang Negara lain dalam satu ataupun beberapa bidang
tertentu, yaitu :
· Keunggulan absolute (absolute advantage)
Suatu negara dapat dikatakan memiliki keunggulan absolut apabila negara itu memegang
monopoli dalam berproduksi dan perdagangan terhadap produk tersebut. Hal ini akan dapat
dicapai kalau tidak ada negara lain yang dapat menghasilkan produk tersebut sehingga
negara itu menjadi satu-satunya negara penghasil yang pada umumnya disebabkan karena
kondisi alam yang dimilikinya, misalnya hasil tambang, perkebunan, kehutanan, pertanian
dan sebagainya. Disamping kondisi alam, keunggulan absolut dapat pula diperoleh dari
suatu negara yang mampu untuk memproduksikan suatu komoditi yang paling murah di
antara negara-negara lainnya. Keunggulan semacam ini pada umumnya tidak akan dapat
berlangsung lama karena kemajuan teknologi akan dengan cepat mengatasi cara produksi
yang lebih efisien dan ongkos yang lebih murah.

Potensi Pasar Internasional


Potensi pasar seperti telah diuraikan pada bab yang terdahulu adalah ditentukan oleh tiga
faktor yaitu struktur penduduk, daya beli serta pola konsumsi masyarakat. Dalam hal pasar
Internasional inipun potensi pasar Internasional juga ditentukan oleh ketiga faktor tersebut
hanya saja dalam hal ini diberlakukan untuk negara lain.

Tahap-Tahap Dalam Memasuki Bisnis Internasional


Perusahaan yang memasuki bisnis internasional pada umumnya terlibat atau melibatkan diri
secara bertahap dari tahap yang paling sederhana yang tidak mengandung resiko sampai
dengan tahap yang paling kompleks dan mengandung risiko bisnis yang sangat tinggi.
Adapun tahap tersebut secara kronologis adalah sebagaiberikut:
1. Ekspor Insidentil
2. Ekspor Aktif
3. Penjualan Lisensi
4. Franchising
5. Pemasaran di Luar Negeri
6. Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri

3.4 Kekuatan-Kekuatan yang Mendasari Bisnis Internasional

Kekuatan yang mendasari bisnis internasional berorientasi pada manajemen oriented.


Orientasi adalah asumsi atau keyakinan, yang seringkali tidak disadari, mengenai sifat dunia
ini. Dalam hal ini ada tiga orientasi yang menjadi pedoman dalam bisnis internasional yaitu
etnosentris, polisentris, geosentris yang kemudian diperluas menjadi regiosentris.

Etnosentris adalah suatu asumsi atau keyakinan bahwa negeri asal sendirilah yang unggul.
Dalam perusahaan etnosentris, operasi di luar negeri dianggap kurang penting dibandingkan
domestik dan terutama dilakukan untuk melempar kelebihan produksi domestik.
Polisentris adalah keyakinan yang didasari bahwa setiap negara unil dan berbeda serta cara
utuh meraih sukses di setiap negara adalah menyesuaikan diri dengan perbedaan unik dari
setiap negara. Dalam tahap polisentris, anak perusahaan didirikan di pasar luar negeri.
Setiap anak perusahaan bekerja secara independen dan menetapkan tujuan dan rencana
pemasaran sendiri. Pemasaran diorganisasikan dengan dasar negara per negara, dengan
setiap negara mempunyai kebijakan pemasaran unik sendiri.
Regiosentrisdan Geosentris adalah perusahaan memandang wilayah regional dan seluruh
dunia sebagai suatu pasar dan mencoba mengembangkan strategi pemasaran terpadu
regional atau dunia. Regiosentris merupakan orientasi geosentris yang terbatas pada suatu
wilayah regional artinya manajemen harus mempunyai suatu pandangan dunia ke arah
wilayah regional, tapi akan memandang sisa dunia dengan orientasi etnosentris atau
polisentris, atau kombinasi keduanya.

3.5 Karateristik Bisnis Internasional

Ø Transaksi lebih dari dua negara, yang tidak terbatas pada perusahaan multinasional, tetapi
ada juga UKM yang terlibat; Umumnya dipimpin oleh Multinational Enterprise (MNEs) ;
Ø Aktivitas inti yang diselenggarakan: Export, Import,FDI, Franchising, Licencing, Joint Ventures;
Ø Sistem legal di antara negara berbeda, memaksa satunegara atau lebih untuk menyesuaikan
perilakumereka dengan hukum yang berlaku;
Ø Menggunakan mata uang berbeda-beda ;
Ø Budaya negara-negara berbeda, memaksa setiappihak untuk menyesuaikannya;
Ø Ketersediaan sumber-sumber yang berbeda di tiap negara, suatu negara mungkin hanya
memiliki Internasional Business By Rusdin 15 sumber daya alam yang lebih

3.6Bidang Kegiatan Bisnis Internasional

 Lingkungan Domestik, termasuk sosio ekonomi, sosio cultural, politik, hokum,


pemerintahan, persaingan ,fisik, tenaga kerja, keuangan, teknologi.
 Lingkungan Luar Negeri, termasuk sosio ekonomik, sosio cultural, politik, tenaga
kerja, keuangan, teknologi dan lingkungan ekonomi.

3.7 Ruang Lingkup Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional berhubungan dengan berbagai kegiatan, seperti:

Ø Perpindahan barang dan jasa dari satu negara ke nagara lain atau disebut dengan istilah
transfer of goods and services.

Ø Perpindahan modal melalui penanaman modal asing dari luar negeri ke dalam negeri
(transfer of capital).

Ø Perpindahan tenaga kerja yang mempengaruhi pendapatan devisa suatu negara. Dalam
proses ini pelu adanya pengawasan mekanisme yang sering disebut transfer of labour.

Ø Perpindahan teknologi melalui cara pendirian pabrik-pabrik di negara lain. Kegiatan ini
disebut transfer of technology.

Ø Perdagangan internasional yang dilakukan dengan penyampaian informasi tentang kepastian


adanya bahan baku dan pangsa pasar atau yang disebut dengan transfer of data

ekonomi internasional menyangkut beberapa hal yang berkaitan dengan negara seperti :
- Mobilitas faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal yang relatif lebih sukar (imobilitas
faktor produksi)

- sistem keuangan, perbankan, bahasa, kebudayaan serta politik yang berbeda faktor-faktor
poduksi yang dimiliki (faktor endowment) berbeda sehingga dapat menimbulkan perbedaan
harga barang yang dihasilkan.

Oleh karena itu pada dasarnya ekonomi internasional membahas tentang ketergantungan
ekonomi antar negara yang pada dasarnya dipengaruhi dan mempengaruhi hubungan
politik, sosial, budaya dan militer antar negara.

3.8 Faktor Pendorong

Faktor-faktor yang menyebabkan suatu negara melakukan perdagangan internasional


adalah:

1. Dalam rangka memenuhi kebutuhan barang dan jasa.


2. Untuk mendapatkan keuntungan serta meningkatkan pendapatan negara.
3. Terdapat perbedaan kualitas penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
mengolah sumber daya ekonomi.
4. Terjadi kelebihan produk di dalam negeri sehingga diperlukan market baru untuk
memasarkan produk tersebut.
5. Sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang tidak
sama di setiap negara sehingga terjadi perbedaan hasil produksi serta adanya
keterbatasan produksi.
6. Adanya permintaan barang yang sama atau selera yang sama.
7. Adanya keinginan kerja sama antarnegara.
8. Lahirnya era globalisasi.

3.9 Manfaat Perdagangan Internasional

Banyak sekali manfaat perdagangan internasional yang dirasakan oleh setiap negara, yaitu:
 Setiap negara akan mendapatkan barang yang tidak ada atau tidak diproduksi di
negeri sendiri. Dengan demikian, negara tersebut dapat memenuhi kebutuhannya.

 Suatu negara akan mendapat keuntungan dari spesialisasi.

 Suatu negara dapat memperluas pasar dan meningkatkan keuntungan.

 Transfer teknologi modern. Setiap negara dapat mempelajari teknik produksi yang
lebih efisien serta manajemen yang lebih modern.
BAB IV PENUTUP

Bisnis internasional adalah bisnis yang melibatkan penyeberangan batas-batas


Negara.Kekuatan yang mendasari bisnis internasional berorientasi pada manajemen
oriented. Orientasi adalah asumsi atau keyakinan, yang seringkali tidak disadari, mengenai
sifat dunia ini. Dalam hal ini ada tiga orientasi yang menjadi pedoman dalam bisnis
internasional yaitu etnosentris, polisentris, geosentris yang kemudian diperluas menjadi
regiosentris.
Perdagangan internasional berhubungan dengan berbagai kegiatan, seperti:
Perpindahan barang dan jasa dari satu negara ke nagara lain atau disebut dengan istilah
transfer of goods and services.Perpindahan modal melalui penanaman modal asing dari luar
negeri ke dalam negeri (transfer of capital).Perpindahan tenaga kerja yang mempengaruhi
pendapatan devisa suatu negara. Dalam proses ini pelu adanya pengawasan mekanisme
yang sering disebut transfer of labour.Perpindahan teknologi melalui cara pendirian pabrik-
pabrik di negara lain. Kegiatan ini disebut transfer of technology.Perdagangan internasional
yang dilakukan dengan penyampaian informasi tentang kepastian adanya bahan baku dan
pangsa pasar atau yang disebut dengan transfer of data

Lingkungan Domestik, termasuk sosio ekonomi, sosio cultural, politik, hokum,


pemerintahan, persaingan ,fisik, tenaga kerja, keuangan, teknologi.

Lingkungan Luar Negeri, termasuk sosio ekonomik, sosio cultural, politik, tenaga
kerja, keuangan, teknologi dan lingkungan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA

Rusdin 2002 Internasional: Teori Masalah dan Kebijakan Internasional Business By Rusdin 5
Rusdin, 2002. Bisnis Teori, Masalah, Kebijakan. Bandung: Alfabeta
Rusdin, 2002. Bisnis Internasional: dalam Pendekatan Praktik. Bandung: Alfabeta

Hill, Chales W. L., 2000. Global Business Today. New Jersey: PrenticeHall International.

Jepma and Andre Rhoen, 1996. International Trade: A BusinessPerspective. New York:
Addison-Wesley Longman Publishing.

Keegan, Warreen J, and Mark S. Green, 2000. Global MarketingManagement.. 6th Ed. New
Jersey. Prentice Hall Intenational

Kotabe, Masaaki, 1992. Global Sourcing Strategy: R & D,Manufactirung, and Marketing
Interfaces. New York: Quorum Books.

Anda mungkin juga menyukai