Prinsip Kerja Motor Arus Searah
Prinsip Kerja Motor Arus Searah
Motor DC merupakan jenis motor yang menggunakan tegangan searah sebagai sumber tenaganya. Dengan memberikan beda
tegangan pada kedua terminal tersebut, motor akan berputar pada satu arah, dan bila polaritas dari tegangan tersebut dibalik
maka arah putaran motor akan terbalik pula. Polaritas dari tegangan yang diberikan pada dua terminal menentukan arah
putaran motor sedangkan besar dari beda tegangan pada kedua terminal menentukan kecepatan motor.
Gaya elektromagnet pada motor DC timbul saat ada arus yang mengalir pada penghantar yang berada dalam medan magnet.
Medan magnet itu sendiri ditimbulkan oleh megnet permanen. Garis-garis gaya magnet mengalir diantara dua kutub magnet
dari kutub utara ke kutub selatan. Menurut hukum gaya Lourentz, arus yang mengalir pada penghantar yang terletak dalam
medan magnet akan menimbulkan gaya. Gaya F, timbul tergantung pada arah arus I, dan arah medan magnet B.
Gambar Penentuan Arah Gaya Pada Kawat Berarus Listrik Dalam Medan Magnet
Gambar Contoh jenis-jenis Motor DC
Mesin arus searah dapat berupa generator DC atau motor DC. Untuk membedakan sebagai
generator atau motor dari mesin difungsikan sebagai apa. Generator DC alat yang mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik DC. Motor DC alat yang mengubah energi listrik DC menjadi energi
mekanik putaran. Sebuah motor DC dapat difungsikan sebagai generator, atau sebaliknya generator
DC bisa difungsikan sebagai motor DC. Secara fisik mesin DC tampak jelas ketika rumah motor atau
disebut stator dibongkar terdapat kutub-kutub magnet bentuknya menonjol Gambar 6.1. Mesin DC
yang sudah dipotong akan tampak beberapa komponen yang mudah dikenali. Bagian yang berputar
dan berbentuk belitan kawat dan ditopang poros disebut sebagai rotor atau jangkar Gambar 1.
Gambar 1 Stator Mesin DC dan Medan Magnet Utama dan Medan Magnet Bantu
Secara fisik mesin DC tampak jelas ketika rumah motor atau disebut stator dibongkar terdapat
kutub-kutub magnet bentuknya menonjol Gambar 1. Mesin DC yang sudah dipotong akan tampak
beberapa komponen yang mudah dikenali. Bagian yang berputar dan berbentuk belitan kawat dan
ditopang poros disebut sebagai rotor atau jangkar Gambar 6.2.
Bagian rotor mesin DC salah satu ujungnya terdapat komutator yang merupakan kumpulan segmen
tembaga yang tiap-tiap ujungnya disambungkan dengan ujung belitan rotor (Gambar 3). Komutator
merupakan bagian yang sering dirawat dan dibersihkan karena bagian ini bersinggungan dengan
sikat arang untuk memasukkan arus dari jala-jala ke rotor.
Sikat arang (carbon brush) dipegang oleh pemegang sikat (brush holder) Gambar 4 agar kedudukan
sikat arang stabil. Pegas akan menekan sikat arang sehingga hubungan sikat arang dengan
komutator tidak goyah. Sikat arang akan memendek karena usia pemakaian dan secara periodik
harus diganti dengan sikat arang baru.
Salah satu kelemahan dari mesin DC adalah kontak mekanis antara komutator dan sikat arang yang
harus terjaga dan secara rutin dilakukan pemeliharaan. Tetapi mesin DC juga memiliki keunggulan
khususnya untuk mendapatkan pengaturan kecepatan yang stabil dan halus. Motor DC banyak
dipakai di industri kertas, tekstil, kereta api diesel elektrik, dan sebagainya.
Prinsip kerja generator DC berdasarkan pada kaidah tangan kanan. Sepasang magnet permanen
utara selatan menghasilkan garis medan magnet F, kawat penghantar di atas telapak tangan kanan
ditembus garis medan magnet F. Jika kawat digerakkan ke arah ibu jari, maka dalam kawat
dihasilkan arus listrik I yang searah dengan keempat arah jari tangan Gambar 5. Bagaimana kalau
posisi utara-selatan magnet permanen dibalik? Ke mana arah arah arus listrik induksi yang
dihasilkan?
Belitan kawat generator berbentuk silinder dan beberapa kawat dibelitkan selanjutnya disebut
belitan rotor atau belitan jangkar. Kedudukan I, ketika rotor digerakkan searah jarum jam, kawat 1
tanda silang (menjauhi kita), kawat 2 tanda titik (mendekati kita) ggl induksi maksimum. Posisi II
kawat 1 dan kawat 2 berada pada garis netral ggl induksi sama dengan nol. Posisi III kawat
kebalikan posisi I dan ggl induksi tetap maksimum (Gambar 7).
Posisi ini terjadi berulang-ulang selama rotor diputar pada porosnya, ggl induksi yang dihasilkan
maksimum, kemudian ggl induksi menjadi nol, berikutnya ggl induksi menjadi maksimum terjadi
berulang secara bergantian.
GGL induksi yang dihasilkan dari belitan rotor (Gambar 7) dapat menghasilkan dua jenis listrik yang
berbeda, yaitu listrik AC dan listrik DC. Jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan slipring berupa
dua cincin (Gambar 8a), maka dihasilkan listrik AC berbentuk sinusoidal. Bila ujung belitan rotor
dihubungkan dengan komutator satu cincin (Gambar 8b) dengan dua belahan, maka dihasilkan
listrik DC dengan dua gelombang positif.
Mesin DC dikembangkan rotornya memiliki banyak belitan dan komutator memiliki beberapa
segmen. Rotor memiliki empat belitan dan komutator empat segmen, sikat arang dua buah, akan
menghasilkan ggl induksi dengan empat buah buah gelombang untuk setiap putaran rotornya
(Gambar 9). Tegangan DC yang memiliki empat puncak.
Medan magnet yang sebelumnya adalah magnet permanen diganti menjadi elektromagnet,
sehingga kuat medan magnet bisa diatur oleh besarnya arus penguatan medan magnet. Belitan
rotor dikembangkan menjadi belitan yang memiliki empat cabang, komutator empat segmen dan
sikat arang dua buah. Tegangan yang dihasilkan penjumlahan dari belitan 1-2 dan belitan 3-4
(Gambar 10).