Anda di halaman 1dari 28

 

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Ilmu pengetahuan merupakan hal yang mengalami


perkembangan secara terus-menerus. Diantaranya teori integral yaitu
ilmu bidang matematika analisis yang terus mengalami
perkembangan, dan memungkinkan untuk terus diteliti dan
dikembangkan. Pada tahun 1854, teori integral dengan penggunaan
partisi sebagai dasar pengembangannya telah disusun oleh Riemann.
Teori Integral Riemann merupakan teori integral yang mudah
dipelajari dan dimengerti dalam mempelajarinya. Namun demikian,
seiring jalannya waktu teori Integral Riemann juga mengalami
perkembangan.

Ralph Henstock (1957) seorang ahli matematikawan,


mencermati ada fungsi yang tidak terintegral Riemann. Sebagaimana
diketahui pendefinisian integral yang dilakukan Riemann hanya
membahas fungsi yang terbatas, namun demikian tidak semua fungsi
yang terbatas terintegralkan secara Riemann, contoh fungsi yang tidak
terintegral Riemann adalah fungsi Dirichlet. Dengan menggunakan
partisi, Henstock menyusun teori integral baru yang dikenal dengan
nama Integral Henstock. Pada pendefinisian Integral Riemann, suatu
fungsi dikatakan terintegral Riemann pada selang , , jika untuk
setiap partisi pada , , limit dari jumlah Riemann terhadap partisi
itu ada. Dalam hal ini panjang selang dari partisi ditentukan oleh .
Dalam pendefinisian Integral Henstock, merupakan suatu fungsi
dari partisi yang . Integral Henstock memiliki beberapa
nama seperti Integral Gauge, Integral Henstock-Kurzweil atau
perluasan Integral Riemann. Integral Henstock ini merupakan
perluasan dari integral Riemann, karena jika fungsi f terintegral
Riemann pada , maka fungsi f juga terintegral Henstock pada


 
 

, . Semua fungsi yang terintegral Riemann dinyatakan oleh


, dan himpunan semua fungsi yang terintegral Henstock
dinyatakan dengan , . Pada tulisan ini akan dibahas konstruksi
dari Integral Henstock dan beberapa sifat utamanya.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah


dalam penulisan skripsi ini antara lain :

1. Bagaimana bentuk partisi pada Integral Henstock?


2. Bagaimana definisi dari Integral Henstock dan perbedaannya dengan
Integral Riemann?
3. Bagaimana sifat-sifat dasar dari Integral Henstock?

1.3. Batasan masalah

Pembahasan pada skripsi ini meliputi definisi dan sifat-sifat


dasar pada Integral Integral Henstock yaitu sifat tunggal dan linear.

1.4. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari


penulisan skripsi ini adalah

1. Mengetahui bentuk dari partisi pada Integral Henstock


2. Mengetahui definisi dari Integral Henstock dan perbedaannya
dengan Integral Riemann
3. Mengetahui sifat-sifat dasar dari Integral Henstock.


 
 

1.5. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Bagi Penulis

Dengan tersusunnya skripsi ini, penulis dapat memperdalam dan


mengembangkan wawasan displin ilmu yang telah dipelajari,
khususnya Integral Henstock.

2. Manfaat Bagi Pemerhati matematika


Sebagai tambahan pengetahuan bidang matematika, khususnya
bidang fungsi analisis.
3. Manfaat Bagi Institusi

Untuk menambah perbendaharaan karya tulis ilmiah sehingga


dapat memberikan informasi ilmu analisis dalam matematika,
khususnya integral Henstock.

1.6. Metode Penulisan

Penulisan Skripsi ini dengan metode studi literature.

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan rangkaian urutan dari


beberapa uraian penjelasan dalam suatu karya ilmiah. Adapun
sistematika penulisan skripsi ini hanya memuat 5 bab. Dengan rincian
sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan


masalah, tujuan penulisan, metode dan sistematika penulisan.


 
 

BAB II DASAR TEORI

Bab ini berisi pembahasan mengenai definisi dan teorema yang


menjadi konsep dasar dalam membahas Integral Henstock.

BAB III INTEGRAL RIEMANN

Bab ini berisi pembahasan mengenai partisi, definisi Integral Riemann


dan sifat-sifat dasar tentang Integral Riemann.

BAB IV PEMBAHASAN

Bab ini berisi pemaparan hasil penelitian dan bagaimana proses


terjadinya Integral Henstock.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi dikemukakan kesimpulan akhir dan beberapa saran.


 
 

BAB 2

DASAR TEORI

2.1. Supremum dan Infimum

Berikut ini akan dijelaskan tentang batas bawah dan batas atas dari
suatu himpunan bilangan real. [3]

Definisi 2.1.1 Diketahui himpunan dan .

1. Bilangan disebut batas atas , jika untuk setiap


.
2. Bilangan disebut batas bawah , jika untuk setiap
.
3. Himpunan yang mempunyai batas atas dikatakan terbatas ke
atas (supremum).
4. Himpunan yang mempunyai batas bawah dikatakan terbatas ke
bawah (infimum).
5. Himpunan dikatakan terbatas jika terbatas ke atas dan
terbatas ke bawah.

Lemma 2.1.1 Diketahui himpunan dan . Bilangan


merupakan supremum , dituliskan sup , jika dan hanya jika

1. untuk setiap dan


2. Untuk sebarang bilangan 0, terdapat bilangan
sehingga .

Lemma 2.1.2 Diketahui himpunan dan . Bilangan


merupakan infimum , dituliskan inf , jika dan hanya jika

1. untuk setiap dan


2. Untuk sebarang bilangan 0, terdapat bilangan
sehingga .


 
 

2.2. Limit Fungsi

Berikut ini akan di jelaskan tentang definisi Limit Fungsi. [1]

Diketahui fungsi : dan titik limit himpunan . Jika


ada bilangan disebut limit fungsi f di dituliskan
lim jika untuk sebarang 0 terdapat 0 sehingga
jika dengan 0 | | maka berlaku | | .

L+  

L‐  

Gambar 1. Limit dari f terhadap adalah L


 
 

2.3. Integral

Secara umum integral adalah luas daerah dibawah kurva.


Secara definisi integral dibedakan menjadi dua bagian yaitu Integral
Tak Tentu dan Integral Tertentu. [8]

2.3.1 Integral Tak Tentu

Integral adalah kebalikan (invers) dari pendiferensialan.


Jika adalah fungsi umum yang bersifat .

Maka merupakan himpunan anti-turunan atau himpunan


pengintegralan . Himpunan anti-turunan fungsi
dinotasikan dengan ,

Dibaca integral terhadap dan disebut integral tak tentu .


Integral tak tentu adalah suatu fungsi umum yang ditentukan
melalui hubungan

Dengan dinamakan integral

dinamakan fungsi integral umum

dinamakan konstanta pengintegralan

Sifat-sifat Integral Tak Tentu

Andaikan dan mempunyai anti-turunan (integral


tak tentu) dan andaikan suatu konstanta, maka :

1. .
2.
3.


 
 

2.3.2 Integral Tentu

Integral tentu dinotasikan dengan

Dengan adalah integral dimana

, adalah batas-batas pengintegralan

, dinamakan interval-interval pengintegralan

Sifat-sifat Integral Tertentu

Andaikan dan masing-masing adalah fungsi-fungsi kontinu


dan terdefinisi dalam , dan andaikan konstanta, maka berikut
ini akan disajikan beberapa sifat integral tentu :

1.

2.

3. untuk


 
 

BAB 3

INTEGRAL RIEMANN

3.1. Partisi

Akan didefinisikan partisi dari suatu interval seperti berikut ini. [2]

Sebuah partisi dari interval tertutup terbatas , , adalah


himpunan berurut dan berhingga , , ,… , pada interval
[a,b] yang tidak saling tumpang tindih, artinya jika ,
maka dan gabungannya yaitu , . Interval-
interval tersebut biasa dinyatakan dengan , dimana
a x x x b disebut partisi pada interval [a,b].
Selanjutnya partisi ditunjukan dengan notasi

x ,x .

Gambar 2. Partisi

Titik-titik untuk 1,2, … dinamakan titik partisi . Jika sebuah


titik dipilih dari setiap subinterval untuk 1,2, … sehingga
titik-titik disebut label atau tagged partition dan himpunan

pasangan terurut , , , ,…, , dinamakan sebuah


partisi berlabel dari . Dalam hal ini tidak dibatasi pemilihan pada
tiap subinterval , artinya bisa dipilih sebagai titik awal, titik akhir,
titik tengah atau sebarang titik lainnya pada subinterval tersebut.
Untuk menyingkat penulisan partisi tersebut adalah

, , .


 
 

Gaambar 3. Taggged Partitioon

3.2.. Jumlah Riemann


R

Dibeerikan intervval tertutupp [a,b] dan fungsi


fungsi
f beernilai reaal yang terbatas pada [aa,b]. jika
tagged partition pada

[a,b]
[ maka

Disebut
D Jum
mlah Riemannn untuk fung
gsi f dengan partisi . [33]

f(x)

0 x  t  
0 t1  t2  t30  t4  t5  t6  t7  t8  x
0 x1 x2 x3 x3 x4 x5 x6 x 7  x n 

a b 
Gaambar 4. Jum
mlah Riemannn

10
 

3.3. Integral Riemann

Diberikan interval tertutup [a,b], maka fungsi : ,


dikatakan dapat diintegralkan secara Riemann pada interval [a,b]
jika terdapat bilangan , dimana untuk setiap ε 0 terdapat
δ 0 sehingga jika adalah tagged partition dari interval [a,b]
dengan P maka: [3]

|∑ | ε atau ; .

Bilangan real A pada pertidaksamaan diatas disebut nilai integral


Riemann fungsi f pada interval [a,b] dan dapat ditulis:

atau .

Himpunan semua fungsi yang dapat diintegralkan secara Riemann


pada interval [a,b] dinotasikan dengan a, b . Jadi, jika : ,
dikatakan dapat diintegralkan secara Riemann cukup ditulis dengan
a, b .

3.4. Sifat-sifat Dasar Integral Riemann

Bagian ini membahas sifat-sifat dasar integral Riemann,


diantaranya ketunggalan nilai integral, kelinearan semua fungsi yang
terintegral Riemann. [4]

Teorema 3.4.1.

Jika , , maka nilai integralnya Tunggal.

Teorema 3.4.2.

Jika , , dan sembarang bilangan real, maka

a). , dan

11 
 
 

b). , dan

Teorema 3.4.3.

Jika , dan , dengan maka


, . Lebih lanjut

3.5. Kriteria Cauchy Integral Riemann

Fungsi f terintegral Riemann pada sel [a,b] jika dan hanya jika
untuk setiap bilangan 0, terdapat fungsi δ pada sel [a,b]
sehingga untuk setiap , , dan
, , dua partisi δ pada sel [a,b] berlaku [4]
∑ ∑

12 
 
 

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1. Konsep Dasar Partisi


Berikut ini akan dijelaskan konsep dasar Partisi pada
integral Henstock [5].
Diberikan pasangan himpunan titik sel ,
i=1,2,...n,dengan dan sel tertutup dengan himpunan sel
: 1,2, … tidak tumpang-tindih sehingga , .
Katakan , , 1,2, … , . Dengan demikian, himpunan
pasangan titik-sel , : 1,2, … , dimaksudkan
.
Jika diberikan fungsi positif pada [a,b], maka 0
untuk setiap , , sehingga dapat dipilih sel ,
, , untuk setiap 1,2, … , . Dapat kita
katakan bahwa

, , , , , ,…, , , , ,
adalah partisi pada , , sehingga dapat dipilih
, , , untuk setiap
1,2, … , , dan , , . Selanjutnya untuk
singkatnya, partisi pada ,

, , , , , ,…, , , dituliskan

, , . Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa


pasangan titik sel bergantung pada fungsi positif . Hal ini
memberikan pada pengertian partisi -fine.

13 
 
 

4.2. Integral Henstock

Pada tahun 1957 Ralph Henstock memberikan definisi baru


mengenai perluasan integral Riemann. Ralph Henstock memperoleh
hasil yang merupakan perumuman integral Riemann, sehingga dikenal
dengan integral Henstock. Integral Henstock dibangun dengan
mengembangkan bilangan positif δ pada integral Riemann menjadi
fungsi positif δ, sehingga menghasilkan pengembangan teori integral
yaitu setiap fungsi yang terintegral Riemann akan terintegral
Henstock. [6]

Berikut ini akan dijelaskan definisi Integral Henstock.

Suatu fungsi : , , dikatakan terintegral Henstock


pada selang , untuk setiap terdapat bilangan 0 pada
fungsi positif : , sehingga untuk setiap partisi
terdapat [6]

, ,

dengan kita punya , ,

Dimana , , ∑

Jadi |∑ |

A disebut nilai integral Henstock fungsi f pada selang , dan


ditulis dengan lambang

Kalau diamati, definisi di atas berbeda dengan integral Riemann


dalam dua hal

Pertama , 0 merupakan fungsi yang bervariabel sedangkan


dalam integral Riemann suatu fungsi konstan.

14 
 
 

Kedua, dalam pengambilan partisi , ,…,


ditentukan terlebih dahulu kemudian ,x ,…, . sedangkan pada
integral Riemann , ,…, ditentukan dahulu lantas
, ,…, dipilih sebarang di dalam masing-masing selang
bagiannya.

Untuk menyingkatnya jika partisi pada interval [a,b]


maka akan ditulis , , , dimana , tipe selang barisan
yang memuat , jadi .

Selanjutnya untuk memudahkan penulisan, himpunan semua fungsi


yang terintegral Henstock pada [a,b] dinotasikan dengan a, b . Jadi
jika : a, b dikatakan terintegral Henstock cukup ditulis
dengan a, b .

Berikut ini akan disajikan contoh soal yang membedakan antara


fungsi terintegral Henstock dengan Integral Riemann dalam
pengambilan tagged partition :

Contoh 1

Diketahui untuk 1 ∞. Diberikan 0


dengan untuk 1 ∞. Maka fungsi di atas
terintegral Henstock pada 1, ∞ .

Penyelesaian : Untuk

Seperti diketahui lim , dan ,

dimana . Misalkan 1, maka 1. Ambil maka

.1 . Artinya ketika titik awal lim 1, maka

akan ada Batas atas sumbu 1 , Batas bawah

sumbu 1

15 
 
 

16 
 
 

Contoh 2

Diketahui fungsi Dirichlet, untuk setiap 0,1 dituliskan

1,
0,

Maka

adalah terintegral Henstock pada 0,1 dan 0

Diambil sembarang 0, kita misalkan 1 . Didefinisikan


2
, 0,1 , 1,2,3, … , dengan himpunan
bilangan rasional. Untuk itu didefinisikan fungsi pada 0,1
dengan

,
2
1,

Untuk sebarang partisi pada sel 0,1 , maka berlaku

|∑ 0| ∑ ∑

17 
 
 

1
2

1
2

Penjelasan

Maka .

Dengan kata lain, terbukti bahwa fungsi f terintegral Henstock pada


sel 0,1 dan 0.

18 
 
 

4.3. Sifat-sifat Dasar fungsi Integral Henstock

Adapun Sifat-sifat yang dimiliki fungsi terintegral Henstock


pada sel , adalah sebagai berikut : [7]

Teorema 4.3.1.

Jika fungsi f terintegral Henstock pada sel , , maka bilangan A


didalam definisi 4.2 bernilai tunggal.

Bukti :

Katakan A dan B bilangan real yang memenuhi definisi 4.2, diambil


sebarang bilangan 0, karena fungsi f terintegral Henstock pada
sel , , maka terdapat fungsi positif pada , sehingga untuk
setiap partisi , , pada sel , berlaku

∑ (i)

Karena memenuhi definisi 4.2, maka untuk sebarang bilangan


0 di atas terdapat pada , sehingga untuk setiap partisi
, , pada sel , berlaku

∑ (ii)

Untuk setiap partisi , , pada sel , dan


berdasarkan pertidaksamaan (i) dan (ii), diperoleh

| |

2 2

Jadi, | | 0 atau A=B.

19 
 
 

Teorema 4.3.2.

Jika fungsi-fungsi f dan g masing-masing terintegral Henstock pada


, , maka f + g dan dengan bilangan real juga terintegral
Henstock pada , dan berlaku

i.

ii.
Bukti :

Katakan dan . Diambil sebarang bilangan


0.
i. Karena f terintegral Henstock pada sel , , terdapat fungsi positif
pada sel , sehingga untuk setiap partisi
, , pada sel , berlaku
∑ (i)

Karena g terintegral Henstock pada sel , , terdapat fungsi positif


pada sel , sehingga untuk setiap partisi
, , pada sel , berlaku
∑ (ii)

Untuk setiap partisi pada , , pada sel , ,


dari pertidaksamaan (i) dan (ii) diperoleh

20 
 
 

Dengan kata lain terbukti terintegral Henstock pada sel ,

dan .
ii. Jika 0, maka 0, , dalam hal ini

, dan 0 0 .
Jika 0 dan diberikan sebarang 0, karena , ,
maka ada fungsi positif pada , sehingga untuk setiap partisi
, , pada sel , berlaku

| |
Atau

, ,
| |
Karena , , , , pada sel , , maka untuk setiap
partisi diperoleh

, , , ,

| | , ,

| |
| |

Dengan kata lain terbukti terintegral Henstock pada sel , dan

Teorema 4.3.3

Diberikan fungsi pada , dan , . Jika terintegral


Henstock pada sel , dan , , maka terintegral Henstock pada
sel , dan

21 
 
 

Bukti : Diambil sebarang bilangan 0. Karena terintegral


Henstock pada sel , , maka terdapat fungsi positif pada ,
sehingga untuk setiap partisi , , pada sel
, berlaku

Karena terintegral Henstock pada sel , , maka terdapat fungsi


positif pada , sehingga untuk setiap partisi
, , pada sel , berlaku

Ambil , dengan partisi pada , dan


partisi pada , . Akibatnya

∑ ∑ ∑

Maka ∑

Jadi terbukti bahwa terintegral Henstock pada sel , dan

22 
 
 

Contoh 3

Diketahui pada selang interval [a,b] yang memuat titik c.


Dimisalkan , 0,1 dan titik . Jika f adalah terintegral

Henstock pada , 0, dan pada , ,1 dan

Solusi :

Diketahui selang partisi 0,1 , 0 1 dan


tag partition , , ,…, dan pilih titik partisi ,

dimana , untuk 1,2,3, …

Maka , , ∑

1
2

1
2

1
2

1
2

Dengan proses yang sama, coba juga untuk , 0,

, ,

1
2

23 
 
 

1
2

1
2

1
2

Dengan 0 terdapat 0, didefinisikan pada 0, dengan

demikian untuk setiap partisi pada , , pada

0, , maka

1 1
2 8 2

Dan pada , , 1 , diperoleh

, ,

1
2

1
2

1
2

1
2

Dengan 0 terdapat 0, didefinisikan pada , 1 dengan

demikian untuk setiap partisi pada , , pada

, 1 , maka

24 
 
 

1 3
2 8 2

Oleh karena itu pada , , di sel 0,1 diambil


dengan partisi

pada , dan partisi pada , . Akibatnya


Dan

1 3
8 8

1 1 3
2 8 8

Jadi f terintegral Henstock pada pada selang , .

25 
 
 

BAB 5

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat diperoleh kesimpulan berikut:

1. adalah fungsi positif pada , , yaitu : , . Dapat


dikatakan bahwa
, , , , , ,…, , , , ,
adalah partisi integral Henstock pada , ,
sehingga dapat dipilih
, , , untuk
setiap 1,2, … , , dan , , . Selanjutnya
untuk singkatnya, partisi pada ,
, , , , , ,…, , , dituliskan
, , .
2. Suatu fungsi : , , dikatakan terintegral Henstock pada
selang , untuk setiap terdapat bilangan 0 pada fungsi
positif : , sehingga untuk setiap partisi terdapat
, , dengan maka
| , , | Dimana , , ∑ Jadi

A disebut nilai integral Henstock fungsi f pada selang , dan

ditulis dengan lambang .


Serta perbedaan antara Integral Henstock dan Integral Riemann adalah

Pertama , 0 merupakan fungsi yang bervariabel sedangkan


dalam integral Riemann suatu fungsi konstan.

26 
 
 

Kedua, dalam pengambilan partisi , ,…, ditentukan


terlebih dahulu kemudian ,x ,…, . sedangkan pada integral
Riemann , ,…, ditentukan dahulu lantas , ,…, dipilih
sebarang di dalam masing-masing selang bagiannya.

3. Dan sifat dasar Integral Henstock adalah Integral Henstock


memenuhi nilai ketunggalan dan Integral Henstock memenuhi sifat
linear.

5.2. Saran

Dalam skripsi ini hanya menjelaskan tentang integral


Henstock, sifat-sifat dan beberapa contoh soal. Penulis berharap suatu
saat nanti akan ada seseorang yang akan lebih baik lagi menelaah dan
meneliti tentang skripsi ini untuk menjadi lebih baik.

27 
 
 

DAFTAR PUSTAKA

[1] Bartle Robert G., Donald R. Sherbert.,1991, Introduction To Real Analysis,


John Wiley & Sons, United States of America.
[1] Purcell Edwin J., Dale Varberg, 2003. Kalkulus Dan Geometri Analitis
Jilid1, Penerbit ERLANGGA, Jakarta.
[2] Henstock Ralph.,1998, Lectures On The Theory Of Integration,World
Scientific, University of Ulster (Coleraine).United States of America.
[3] Darmawijaya Soeparna.,2006, Pengantar Analisis Real, Jurusan Matematika
MIPA UGM, Yogyakarta.
[4] Gunawan Hendra. Catatan Kuliah Pengantar Analisis Real, Penerbit ITB,
Bandung.
[5] Hermawan Andi. 2009, Skripsi Fungsi Terelugasi dan Hubungannya dengan
Integral Henstock. Matematika UGM, Yogyakarta.
[6] Leader Solomon. 2001, The Kurzweil-Henstock Integral and Its Differentials,
Marcel Dekker, Inc. New York, USA.
[7] Widodo,. 1997. Mateamatika S2 ITB 054.Integral Riemann Lengkap.Tesis.
ITB Bandung.
[8] Zaelani Ahmad, Cunayah Cucun, Indra Etsa,. 2006. Bimbingan Pemantapan
Matematika. Yrama Widya. Bandung.
Ii Rim Dong dan Kyu Kim Won,. On The Henstock Integral. Journal Of The
Chungcheong Mathematical Society., Volume 12, Agustus 1999.
SungMo Im, Jinn Kim Yung dan Il Rim Dong,. A Uniform Convergence
Theorema for Approximate Henstock-Stieltjes Integral. Journal Bull.
Korean Math. Soc.41 (2004), No.2,pp.257-267.
.

28 
 

Anda mungkin juga menyukai