Anda di halaman 1dari 14

TEOREMA-TEOREMA

KEKONVERGENAN
DALAM INTEGRAL

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah


Teori Ukuran

Disusun Oleh:

ZIE ZIE PRASTICA DEWI


3125120101

Program Studi Matematika


Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta
2015

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang . . . .
1.2 Pembatasan Masalah .
1.3 Rumusan Masalah . .
1.4 Tujuan Penulisan . . .
1.5 Manfaat Penulisan . .
1.6 Sistematika Penulisan .

.
.
.
.
.
.

1
1
1
2
2
2
3

.
.
.
.
.
.
.

4
4
4
5
6
6
7
8

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

2 PEMBAHASAN
2.1 Konvergensi barisan peubah acak . . . . . . . . . . .
2.1.1 Konvergen lemah (Weak law of large numbers)
2.1.2 Konvergen Kuat . . . . . . . . . . . . . . . .
2.1.3 Konvergen dalam Ruang LP . . . . . . . . . .
2.2 Kekonvergenan Monoton . . . . . . . . . . . . . . . .
2.3 Kekonvergenan pada Integral . . . . . . . . . . . . .
2.3.1 Kekonvergenan dalam Integral Lebesgue . . .

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.

3 KESIMPULAN

11

Bibliografi

12

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Teori integral yang biasa dikenal adalah integral Riemann, yang kemudian
diperluas menjadi integral Lebesgue. Kelemahan dari integral Lebesgue adalah
banyak dibutuhkan persyaratan untuk mempelajarinya (seperti aljabar sigma,
teori ukuran, himpunan terukur, fungsi terukur,dll.). Pada akhirnya ditemukan teori integral baru, yang merupakan perluasan dari integral Lebesgue, yakni
integral Denjoy Khusus dan integral Perron, namun penggunaan definisi kedua
integral tersebut masih dirasakan sulit. Oleh Henstock dan Kurzweil kemudian disusun definisi integral yang baru dengan cara konstruktif,sama dengan
tipe definisi integral Riemann. Dengan tipe definisi yang baru ini, definisi integral menjadi lebih sederhana, pembuktian-pembuktian teori integralnya pun
menjadi lebih mudah.
Banyak hal yang bisa dipelajari dalam teori integral, salah satu di antaranya mengenai kekonvergenan barisan fungsi-fungsi terintegral. Permasalahannya adalah tidak semua barisan fungsi yang terintegral dan konvergen ke
suatu fungsi, fungsi limitnya terintegral, atau jika terintegral, nilai integralnya
belum tentu sama dengan nilai limit integral barisan fungsinya.
Pada makalah ini, secara khusus dibahas mengenai kekonvergenan seragam
dalam sudut pandang ukuran.

1.2

Pembatasan Masalah

Dari permasalahan yang dihadapi tersebut yang akan dikaji atau dipelajari
hanya ada beberapa saja diantaranya yang berkaitan dengan teorema-teorema
1

kekonvergenan dalam barisan peubah acak dan teorema-teorema kekonvergenan dalam integral Reimann, integral Lebesgue dan integral Henstock.

1.3

Rumusan Masalah

1. Bagaimana teoema kekonvergenan dalam peubah acak?


2. Bagaimana teorema kekonvergenan dalam intgral Reimann, integral Lebesgue, dan integral Henstock?
3. Apakah ada hubungan antara teorema-teorema kekonvergenan dalam intgral?

1.4

Tujuan Penulisan

Makalah ini disusun dengan tujuan umum untuk memenuhi tugas akhir
mata kuliah Teori Ukuran. Selain itu, tujuan khusus dalam penyusunan makalah ini antara lain:
1. Mengetahui teorema-teorema kekonvergenan dalam barisan peubah acak
2. Mengetahui teorema-teorema kekonvergenan integral
3. Mengetahui hubungan teorema-teorema kekonvergenan dalam integral
Reimann, integral Lebesgue dan integral Henstock

1.5

Manfaat Penulisan

Adapun maanfaat penulisan yaitu,


1. Bagi Penulis :
(a) Menyelesaikan tugas akhir mata kuliah Teori Ukuran
(b) Menambah wawasan penulis dalam mata kuliah Teori Ukuran.
(c) Mendapat Ilmu baru tentang Kekonvergenan dalam integral
2. Bagi Pembaca :
(a) Memperkaya pengetahuan tentang kekonvergenan dalam integral
2

(b) Menjadi referensi untuk matematikawan atau instansi terkait dalam


menemukan teorema baru atau pembuktian torema yang ada.
(c) Mengetahui dasar Pemikiran dan Pembentukan teorema kekonvergenan dalam integral

1.6

Sistematika Penulisan

Karya tulis ini secara keseluruhan terdiri dari 3 bab yaitu Pendahuluan,
Pembahasan dan Kesimpulan, dilengkapi dengan daftar pustaka yang memuat
sumber-sumber materi referensi. Sistematika pembahasan pada tugas akhir ini
adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, pada bab ini dijelaskan tentang
latar belakang masalah, perumusan masalah yang dihadapi di dalam menyusun
karya tulis, pembatasan masalah, tujuan dibuatnya karya tulis dan sistematika
pembahasan laporan karya tulis yang menjelaskan sekilas dari isi tiap bab yang
terdapat pada karya tulis ini. Bab II Pembahasan, pada bab ini dibahas mengenai teorema-teorema kekonvergenan. Bab III Kesimpulan, bab ini merupakan
bab akhir laporan yang memuat kesimpulan dari pembahasan masalah yang
ada dalam karya tulis ini. Selain itu juga dimuat mengenai saran-saran penulis untuk mengembangkan sistem pendukung keputusan dalam tugas akhir ini.
Dan terakhir daftar pustaka pada bagian akhir makalah yang memuat daftar
sumber materi yang ada dalam karya tulis ini.

BAB 2
PEMBAHASAN
Materi pertama dibahas adalah Konvergensi dalam barisan peubah acak.
Setelah itu dilanjukan membahas teorema konvergen monoton kemudian teoremateorema kekonvergenan dalam integral.

2.1

Konvergensi barisan peubah acak

Peubah acak adalah suatu fungsi dari ruang contoh ke bilangan nyata.

2.1.1

Konvergen lemah (Weak law of large numbers)

Teorema 2.1.1. Diberikan barisan peubah acak X1 , X2 , ...., Xn yang i.i.d dengan mean dan simpangan baku , dengan
Sn =

X1 + X2 + ... + Xn
n

Maka untuk semua > 0 berlaku

lim P (|Sn | ) = 0atau lim P (|Sn | < ) = 1

(2.1)

Catatan
i Dikatakan bahwa X1 , X2 , ...., Xn bersifat i.i.d (independent indentically
distributed), jika X1 , X2 , ...., Xn saling bebas dan berdistribusi sama, i.e
Fxn = Fxi n.
ii Dengan (1) tersebut diatas, menyatakan bahwa Sn (rata-rata barisan
peubah acak) akan sama dengan (mean).
4

Bukti:
Kita ketahui bahwa
E(Sn ) =

E(X1 ) + E(X2 ) + ... + E(Xn )


n
=
=
n
n

Oleh karena X1 , X2 , ...., Xn bersifat i.i.d, maka


V ar(X1 + X2 + ... + Xn ) = V ar(X1 ) + V ar(X2 ) + ... + V ar(Xn ) = n
Dari Teorema Tchebycheff, diperoleh P (|X | )
Dengan Demikian untuk n , akan diperoleh
lim P (|Sn | ) = 0, > 0

2
n2

(2.2)

Catatan:
Dalam hal kontinu, kita tinggal menggantikan penjumlahan dengan integral.
Konvergensi lemah tsb di atas, sering disebut dengan Konvergensi dalam
P
Probabilitas, dan sering ditulis sebagai: Xn X.
Pada buku JC Taylor,
(1) dinyatakan sebagai: lim P (|Sn | ) = 0 dan
n
(2) dinyatakan sebagai: untuk > 0, P (|Xn X| ) 0, untuk n .

2.1.2

Konvergen Kuat

Teorema 2.1.2. Diberikan barisan peubah acak X1 , X2 , ...., Xn yang i.i.d dengan mean i maka untuk n
|Sn mn |
<
n
dengan mn = n , > 0
Pernyataan tersebut dapat dinyatakan pula sebagai Barisan peubah acak
X1 , X2 , ...., Xn akan konvergen (secara kuat) ke peubah acak X jika
P ( lim Xn = X) = 1
n

Hal ini sering disebut dengan konvergen hampir pasti (almost sure convera.s
gence disingkat a.s convergence), dan ditulis sebagai Xn X

Konvergen dalam Ruang LP

2.1.3

Barisan peubah acak X1 , X2 , ...., Xn yang i.i.d disebut konvergen dalam


ruang LP jika
E(|Xn X|P ) 0
untuk n .
Catatan:
P
Dalam ruang terkur (S, , ), diberikan fungsi terukur f : S R
Ruang LP merupakan himpunan f yang bersifat:

p1
Z
||f ||P = |f |P d <
S

dengan 1 p .

2.2

Kekonvergenan Monoton

Teorema 2.2.1. Diberikan sel E X dan untuk setiap n, gn M (E, v)


dengan primitif Gn . Jika berlaku:
(i) barisan fungsi {gn } konvergen ke fungsi g hampir dimana-mana pada E.
(ii) barisan fungsi {gn } monoton hampir dimana-mana pada E, dan
(iii) barisan {Gn (E)} konvergen ke suatu bilangan a, maka g M (E, v) dan
R
R
(M ) gdv = = lim (M ) gn dv
E

Bukti:
Teorema 2.2.2. Diberikan sel E X. Fungsi g : E <+ terintegral- pada
E, jika g terintergar- McShane pada E.
Bukti:
Syarat perlu: Tidak mengurangi arti jika hanya dibuktikan g tak negatif. Untuk setiap bilangan asli n, dibentuk fungsi gn : X <+ dengan
(
g(x), jika g(x) n,
gn (x) =
0, jika g(x) > n.
Karena g terintegralkan- pada E, maka g terintegralkan- pada E, yang
berakibat gn terukur- pada E, dan karena gn terbatas pada E, maka gn
6

terintegralkan- pada E. Perlu diperhatikan bahwa barisan fungsi {gn } naik


monoton pada E dan lim gn = g
n
Menuut teorema Kekonvergenan Monoton Integral- (Manuharawati,2002)
diperoleh
Z
Z
gn d

gd = lim (L)

(L)

Karena gn terukur terbatas pada E, maka gn M (E, v) dengan


Z
Z
Z
(M )v = lim (M ) gn dv = lim (L) gn d = L gd
n

Syarat cukup: Untuk setiap bilangan aslin, dibentuk fungsi gn : X <+


dengan
(
g(x), jika |g(x)| n,
gn (x) =
0, jika |g(x)| > n.
Dari pendefinisian gn , jelas bahwa gn terukur- dan terbatas pada E. Maka
berdasarkan teorema kekonvergenan monoton, gn L(E, ) dan
Z
Z
(L) gn d = = (M ) gn d
E

Karena gn terbatas pada E, maka cukup dibuktikan untuk gn tak negatif


pada E. Jadi untuk setiap n diperoleh gn gn+1 , dan karena barisan fungsi
{gn } konvergen ke fungsi g pada E, maka g L(E, ) dan
Z
Z
Z
Z
(L) gd = lim
gn d = lim(M ) gn d = (M ) gdv
n

E
n

Dari teorema 2.4, diperoleh hubungan antara integral- dengan integral


Henstock-v. Sehingga mengakibatkan. g L(E, ), maka g H(E, v)
Kesimpulan:
Ekuivalensi antara integral McShane dengan integral Lebesgue masih berlaku
pada ruang metrik kompak lokal, dan pada ruang metrik kompak lokal, setiap
fungsi yang terintegral Lebesgue juga terintegral Henstock.

2.3

Kekonvergenan pada Integral

Salah satu hal yang menarik dipelajari dalam integral adalah kekonvergenan barisan fungsi-fungsi terintegral. Permasalahannya adalah tidak semua
7

barisan fungsi yang terintegral dan konvergen ke suatu fungsi, fungsi limitnya
terintegral, atau jika terintegral, nilai integralnya belum tentu sama dengan
nilai limit integral barisan fungsinya.
Diberikan barisan fungsi fn pada [0,1] yang didefinisikan dengan:
(
1, x = rk k = 1, 2, ...n,
fn (x) =
0, x lainnya.
dengan (r1 , r2 , ..) bilangan rasional di dalam [a,b], dan
(
1, x rasional,
f (x) =
0, x lainnya.
Untuk setiap n,fn terintegral Riemann pada [0,1] dengan (R)

R1

fn (x)dx = 0.

Selain itu, barisan fungsi fn konvergen ke fungsi f, tetapi f tidak terintegral


Riemann pada [0,1].
Selanjutnya, dapat diperhatikan barisan fungsi fn pada [0,1] yang didefinisikan dengan:
2
fn (x) = 2nenx , n N
Barisan fungsi fn konvergen ke fungsi f pada [0,1], dengan f (x) = 0, x [0, 1].
2
Karena Fn (x) = enx fungsi primitif pada [0,1], maka :
Z1
(R)

fn (x)dx = Fn (x)|10 = 1 en

sehingga diperoleh :
Z1

Z1
fn (x)dx = 1 6= (R)

lim (R)

2.3.1

fn (x)dx = 0
0

Kekonvergenan dalam Integral Lebesgue

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui dan dibuktikan syarat-syarat-syarat cukup yang menjamin fungsi limit dari barisan fungsi
terintegral Riemann juga terintegral Riemann pada [a,b] dan nilai integralnya
sama dengan nilai limit integral barisan fungsinya, sebagaimana yang tertuang
dalam teorema-teorema berikut:

Teorema 2.3.1. (Teorema Kekonvergenan Seragam)


Diketahui fungsi fn , f : [a, b] R, n N dengan fn terintegral Lebesgue pada
[a,b] untuk setiap n. Jika barisan fungsi fn konvergen seragam ke f hampir di
mana-mana pada [a,b], maka f terintegral Lebesgue pada [a,b], dan
Zb
(L)

Zb
f = lim (L)

fn

Teorema 2.3.2. (Teorema Kekonvergenan Terbatas)


Diketahui fn barisan fungsi terukur pada himpunan terukur E, dengan (E) <
dan ada bilangan M > 0 sehingga |fn (x)| M , untuk setiap n dan hampir
untuk setiap x E. Jika barisan fungsi fn konvergen ke fungsi f hampir di
mana-mana pada E, maka
Z
Z
(L) f = lim (L) fn
n

Teorema 2.3.3. (Teorema Kekonvergenan Monoton)


Diketahui fn barisan fungsi terukur pada himpunan terukur E. Jika barisan
fungsi fn monoton dan konvergen ke fungsi f hampir di mana- mana pada E,
maka
Z
Z
(L) f = lim (L) fn
n

Teorema 2.3.4. (Teorema Kekonvergenan Lebesgue)


Diketahui fungsi g terintegral Lebesgue pada E dan fn barisan fungsi terukur,
sehingga |fn | g hampir di mana-mana pada E. Jika barisan fn konvergen ke
fungsi f hampir di mana-mana pada E , maka f terintegral Lebesgue pada E
dan
Z
Z
(L) f = lim (L) fn
n

Bukti:
Untuk setiap n N , g fn 0, sehingga menurut Lemma Fatou
Z
Z
(g f ) lim inf (g fn )
E

Karena |f | g, maka f terintegralkan pada E, dan


Z
Z
Z
Z
g f g lim sup fn
E

sehingga
Z

Z
f lim sup

fn
E

Dengan cara serupa, tinjau g + fn , dan kita akan mendapatkan


Z
Z
f lim inf fn
E

Akibatnya,
E

Dengan demikian

R
E

f = lim

n E

fn =

fn = lim inf

lim sup

fn Catatan. Jika an adalah barisan bilangan

real, maka lim inf an dan lim sup an didenisikan sebagai


lim inf an := sup inf an
nN kn

dan
lim sup an := inf sup an
nN kn

10

BAB 3
KESIMPULAN
Berdasarkan isi makalah, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

11

Bibliografi
Gunawan, Hendra. 2011. Integral Lbesgue (Untuk Fungsi Sembarang). [ON LINE]. Tersedia http://personal.fmipa.itb.ac.id/hgunawan/files/
2011/08/MA5032-Integral-Lebesgue.pdf (diakses tanggal 31 April
2015 pukul 19.58).
Royden, H.I. dan Fitzpatrick, P.M. 2010. REAL ANALYSIS 4th ed.. Asia:
Pearson Education Asia Limited.
. 2004. Jurnal Matematika dan Komputer. ISSN:1410-8518.
. BAB III Integral Lebesgue. Bandung: Perpustakaan Universitas Pendidikan Indnesia.

12

Anda mungkin juga menyukai