Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Penggunaan matematika dalam kehidupan sangat berguna untuk
meningkatkan pemahaman dan penalaran, serta untuk memecahkan suatu
masalah dan menafsirkan solusi dari permasalahan yang ada. Tanpa disadari
ketika kita mempelajari matematika, kita memiliki ketelitian dan kecermatan
yang sangat baik karena nilai-nilai pada matematika yang menggunakan nilai
yang kompleks sehingga faktor ketelitian sangat diperlukan untuk menghitung
suatu rumusan masalah. Integral merupakan suatu bagian dari matematika yang
juga banyak berperan dalam perkembangan ilmu matematika dan penerapan
diberbagai bidang (Kemendikbud, 2014). Ini berarti integral banyak diterapkan
di kehidupan sehari-hari. Keterlibatan integral dalam terapan ilmu lain seperti
geometri, teknologi, biologi, ekonomi sangat membantu untuk pengembangan
ilmu pengetahuan.
Di Indonesia, konsep integral diberikan kepada mahasiswa Fakultas MIPA
semester II yang meliputi: (1) pengertian integral; (2) integral tak tentu; (3)
integral tertentu; (4) menentukan luas daerah; dan (5) menentukan volume benda
putar. Meskipun materi tentang integral telah disampaikan oleh dosen, namun
pada kenyataannya banyak mahasiswa yang masih belum memahami perbedaan
antara teknik-teknik integrasi dalam menyelesaikan persoalan yang berhubungan
dengan integral. Hal ini dikarenakan integral menjadi salah satu materi yang
dianggap sulit oleh kebanyakan mahasiswa. Hal ini sering terjadi karena
mahasiswa kurang memahami langkah-langkah penyelesaian pada integral.
Untuk dapat menyelesaikan persoalan integral mahasiswa dituntut memahami
langkah-langkah penyelesaian integral setelah itu mahasiswa bisa
mengaplikasikanya pada soal latihan.
Banyaknya persoalan yang ada pada integral, namun ada dua aturan dasar
yang ditawarkan agar mahasiswa dapat mudah menyelesaikan persoalan
tersebut. Aturan pertama kita menggunakan aturan integral parsial dan yang satu
lagi kita bisa menggunakan aturan integral substitusi. Namun, hal ini sering kali
jadi permasalahan karena mahasiswa masih sulit membedakan mana persoalan
yang bisa diselesaikan dengan integral parsial dan mana yang bisa diselesaikan
dengan integral substitusi. Penulis menduga bahwa masalah tersebut karena
mahasiswa belum memahami dengan baik mengenai konsep teknik integrasi
parsial dan substitusi, adapun beberapa mahasiswa masih bingung darimana
memulai pengintegralan.
Oleh karena itu, penulis berkeinginan untuk membuat makalah yang
membahas tentang permasalahan yang timbul dalam menyelesaikan persoalan
yang berhubungan dengan teknik integrasi substitusi dan parsial, serta contoh
soal dan alternatif pemecahannya.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1) Bagaimana pemahaman tentang teknik integral subsitusi dan integral parsial
pada mahasiswa Fmipa Unimed?
2) Apa sajakah permasalahan pemahaman teknik integrasi pada integral
subsitusi dan integral parsial?
3) Bagaimana penyelesaian permasalahan pemahaman teknik integrasi pada
integral subsitusi dan integral parsial?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dalam penelitian ini, yaitu:
1) Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif tentang teknik
integral substitusi dan integral parsial.
2) Mengetahui permasalahan pemahaman teknik integrasi pada integral
substitusi dan integral parsial
3) Mengetahui penyelesaian permasalahan pemahaman teknik integrasi pada
integral substitusi dan integral parsial

1.4 Manfaat Penelitian


1) Menginformasikan kemampuan pemahaman teknik integrasi pada integral
subsitusi dan integral parsial pada mahasiswa Fmipa Unimed.
2) Sebagai tugas Mini Riset untuk materi kuliah Kalkulus Integral

BAB II

2
KAJIAN PUSTAKA

Matematika mempunyai banyak pasangan operasi balikan: penambahan


dan pengurangan, perkalian dan pembagian, dan pemangkatan dan penarikan
akar. Dalam setiap kasus, operasi kedua melepaskan operasi pertama, dan
sebaliknya. Salah satu ketertarikan kita dalam operasi balikan adalah adalah
kegunaannya dalam penyelesaian persamaan. Contohnya, penyelesaiannya x3 = 8
melibatkan pengambilan akar-akar. Kita telah mengkaji differensial; balikannya
disebut antiderifferensiasi atau integrasi.
Arti yang lebih dalam dan lebih fundamental hamper sama dengan
defenisi nol teknis: menunjukkan harga keseluruhan dari, menentukan jumlah
dari(Webster). Arti matematis dari kata tersebut hanyalah dipakai dalam
menentukan luas daerah yang dibatasi kurva, volume bermacam-macam padatan,
panjang kurva dan titik berat, dan dalam aplikasi lain. Arti lain mengintegrasi
adalah mencari harga suatu fungsi jika derivatifnya diketahui. Aspek integral
inilah yang disebut integral tentu dan integral tak tentu, dan hubungannya
dinyatakan dalam sebuah teorema yang disebut dasar kalkulus integral.
Adapun differensiasi suatu fungsi elementer yang dapat dilakukan
langsung dengan aturan-aturan yang kita kenal. Hasilnya selalu berupa fungsi
elementer. Integrasi (antidifferensiasi) adalah persoalan yang berbeda sama
sekali. Integrasi melibatkan sedikit teknik dan lebih banyak akal; lebih celaka
lagi, hasilnya tidak selalu berupa fungsi elementer. Misalnya, kita telah ketahui
2
x
bahwa anti turunan e dan (sin x)/x bukan fungsi elementer.

Dua teknik dasar untuk integrasi adalah substitusi dan integral parsial.

2.1 Integrasi dengan Substitusi

Bentuk baku penggunaan secara efektif metode substitusi bergantung pada


kesiapsediaan daftar integral-integral yang sudah dikenal.

Teorema

Andaikan g adalah fungsi yang terdiferensiasikan dan anggaplah F anti


turunan dari f. Kemudian, jika u=g ( x ) ,

f ( g ( x ) ) g ' ( x ) dx= f ( u ) du=F ( U ) +C=F ( g ( x ) ) +C

2.2 Integrasi Substitusi yang Merasionalkan

3
Bentuk akar dalam integral selalu menimbulkan kesulitan dan biasanya kita
berusaha menghindarinya. Seringkali substitusi yang tepat akan menghasilkan
untegral tersebut.

Integral melibatkan n ax+ b .

Jika n ax+ b muncul dalam suatu integral,substitusi u= n ax +b akan


menghilangkan akar.

Integral yang melibatkan a2x 2 , a2 + x 2 dan x2a2 .

Untuk merasionalkan ketiga persamaan ini, kita membuat substitusi


trigonometri berikut,

Akar Subtitusi Pembatasan pada t


1 a2x 2 x=a sin t / 2 t /2

2 a2 + x 2 x=a tant / 2<t < /2

3 x2a2 x=a sect


0 t , t
2

Sekarang perhatikan penyederhanaan yang dicapai oleh substitusi ini.

1. a2x 2 = a2a2 sin 2 t= a2 cos2 t= a cos t = acos t


2. a2 + x 2 = a2 +a2 tan 2 t= a2 sec2 t= a sec t =a sect
3. x2a2 = a2 sec2 ta2= a 2 tan2 t= a tan t= a tan t

2.3 Integral Parsial

Jika integrasi menggunakan substitusi gagal, dimungkinkan menggunakan


substitusi ganda, yang lebih dikenal sebagai integral parsial. Metode ini didasarkan
pada integrasi rumus untuk turunan hasil kali dua fungsi.

Andaikan u=u ( x ) dan v ( x ) , maka.

D X [ u ( x ) v ( x ) ] =u ( x ) v ' ( x )+ v ( x ) u '(x )

4
Atau

u ( x ) v ' ( x ) =D X [ u ( x ) v ( x ) ]v ( x ) u ' ( x)

Dengan mengintegrasi kedua ruas persamaan tersebut kita memperoleh

u ( x ) v ' ( x ) dx=u ( x ) v ( x ) u ( x ) u' ( x ) dx

Integral Parsial: Integral Tak Tentu

u dv=u v v du

Rumus yang berpaduan untuk integral tentu adalah


b b
b
u ( x ) v ( x ) dx=[ u ( x ) v ( x ) ] = v ( x ) u' ( x ) dx
'
a
a a

Integral Parsial: Integral Tentu


b b
b
u dv= [ uv ] = v du
a
a a

Rumus-rumus ini membedakan kita memindahkan masalah menintegrasikan


u dv menjadi mengintegrasikan v du. Keberhasilannya bergantung pada pilihan u dan
dv yang tepat, yang diperoleh melalui latihan latihan.

5
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Sumber Data


Data yang digunakan dalam mini riset ini adalah data dari angket yang
disebarkan kepada mahasiswa Pendidikan Fisika kelas regular B angkatan 2013.
Data angket ini diberikan secara acak kepada 10 orang dari mahasiswa
Pendidikan Fisika kelas regular B angkatan 2013.

3.2 Metode Penelitian


Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif karena bertujuan
untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran apa adanya atas suatu
fenomena kehidupan nyata seperti yang dikemukakan oleh Moleong (2012)
bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian (misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain) secara holistik (utuh) dan dengan cara
deskripsi (dalam bentuk kata-kata dan bahasa). Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan penelitian untuk mengidentifikasi problematika apa saja yang sering
muncul dalam penyelesaian soal matematika pada materi integral menggunakan
teknik integrasi substitusi dan parsial, serta alternatif jawaban yang mungkin dari
problematika tersebut. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yang
berjenis studi kasus.
Penelitian ini dilakukan di Fakultas MIPA, Universitas Negeri Medan.
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Fisika angkatan 2013 yang
telah mempelajari materi integral pada matakuliah pada semester II tahun
akademik 2013/2014. Pengambilan subjek dilakukan dengan teknik random.
Teknik ini dilakukan karena peneliti menganggap semua mahasiswa memiliki
kemampuan matematis yang sama dan penelitian ini hanya mendeskripsikan
tentang problematika apa saja yang dialami mahasiswa ketika mengerjakan soal
integral dengan teknik integrasi parsial dan substitusi terlepas dari kemampuan
matematisnya. Pengambilan subjek penelitian ini dilakukan secara acak hingga
terambil 10 mahasiswa dari 40 mahasiswa yang ada.
Penelitian dilakukan dengan pemberian tes berkaitan dengan materi
integral. Dalam menjawab soal, subjek penelitian tersebut diberikan waktu
maksimal 90 menit. Tes berisi soal induksi matematika yang berbentuk uraian
sebanyak 8 soal. Selain itu, pedoman wawancara berisi butir-butir pertanyaan
atau pernyataan yang bersifat mengeksplor informasi yang dibutuhkan oleh
peneliti. Dalam penelitian ini, wawancara bertujuan untuk mengetahui dengan
jelas alur pikiran siswa dalam menjawab tes soal integral yang diberikan.

6
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Setelah subjek menyelesaikan tes tertulis, diperoleh data uraian tentang
cara subjek menjawab soal-soal integral. Selanjutnya, data tersebut dianalisis
sehingga terlihat problematika yang dialami subjek tersebut.

4.1.1 Problematika Teknik Integrasi dengan Substitusi


Contoh Soal 1

Tentukan hasil dari x 2 x 3 +1 !

Masalah 1 Berdasarkan jawaban mahasiswa di atas, terlihat bahwa


mahasiswa telah menguasai tentang sifat bilangan akar dan bisa
menggunakan teknik integrasi substitusi. Namun ada mahasiswa
yang masih bingung dalam menentukan permisalan. Hal ini dapat
disebabkan karena mahasiswa belum memahami taknik substitusi
dengan benar.
Penyelesaian Soal diatas dapat diselesaikan dengan teknik integrasi substitusi
karena fungsi () dan () mempunyai pangkat yang berbeda
derajatnya serta fungsi () mengandung turunan dari fungsi ()
sehingga dilakukan permisalan terhadap fungsi (). Setelah
dilakukan permisalan, mahasiswa dapat mensubstitusikan hasil
permisalan ke dalam bentuk (())()=()

Penyelesaian yang tepat untuk soal diatas adalah x 2 x 3 +1 =

2 3
( x +1 ) x 3 +1 +C
9

7
Misal:
3 2 du 2
= x +1 =3 x 3 = x

sehingga x 2 x 3 +1
1
du
= u 2
3
1
1
= 3
u 2 du
3
12 2
= 3 3 u +C

Selanjutnya, permisalan dikembalikan ke bentuk semula sehingga diperoleh


2 3
x 2 x 3 +1 = ( x +1 ) x 3 +1 +C
9

Contoh Soal 2

x+ 1
Tentukan hasil dari x1 !

Masalah 2 Berdasarkan jawaban mahasiswa tersebut, dapat diketahui bahwa


sudah dimengerti bahwa penggunaan integral pada soal ini
menggunakan pengintegralan sederhana, dan tidak menggunakan
permisalan.

Penyelesaian Soal seperti ini dapat dikerjakan dengan menggunakan


pengintegralan sederhana, karena salah satu fungsi bukan
merupakan turunan dari fungsi yang lain. namun bisa dikerjakan
dengan hasil pembagian ()/().

8
x+ 1
Penyelesaian yang tepat untuk soal diatas adalah x1 dx=x |x1|+C
2
( x+1 ) : ( x1 ) = 1-
x1

x+ 1 2 2 1
x1 dx= (1 ) dx= dx dx= dx2 dx
Berarti x1 x1 x 1

x+1
Sehingga diperoleh x1 dx=x |x1|+C

Contoh Soal 3

Tentukan hasil dari cos 5 x ( 1+cos6 x ) sin x x !


Masalah 3 Berdasarkan jawaban mahasiswa diatas terlihat bahwa dalam
menyelesaikan soal tersebut mahasiswa menggunakan teknik
integrasi substitusi. Namun belum tepat dalam permisalan. Hal
ini terjadi karena mahasiswa belum memahami dalam permisalan
yang digunakan dalam turunan dari fungsi f(x)= g(x) pada
fungsi trigonometri.

Penyelesaian Soal seperti ini dapat dikerjakan dengan menggunakan


pengintegralan dengan substitusi, karena salah satu fungsi
merupakan turunan dari fungsi yang lain atau dapat dikatakan
f() =(). Sehingga fungsi yang memiliki pangkat lebih tinggi
yang akan dimisalkan.

Penyelesaian yang tepat untuk soal diatas adalah


1 1
(
cos 5 x ( 1+cos6 x ) sin x x= - 6 cos6 x+ 2 cos12 x ) +C

9
Misal: u= cos x,
du = -sinx dx
-du = sin x dx
Maka: cos 5 x ( 1+cos6 x ) sin x x

= cos 5 x sin x dx + cos 11 x sin x dx


= u5 (du ) + u11 (du )
1 6 1 12 1 1
u u +C cos 6 x cos 12 x +C
=- 6 12 =- 6 12

1 1
=- 6 cos(
6
x+
2
cos12 x ) +C

Contoh Soal 4
2

Tentukan hasil dari xx+1


x
x !

Masalah 4 Berdasarkan jawaban mahasiswa diatas terlihat bahwa dalam


menyelesaikan soal tersebut siswa menggunakan teknik integrasi
substitusi. Akibatnya, hasil pengerjaan siswa tersebut menjadi
belum tepat. Hal ini terjadi karena siswa belum memahami
perbedaan antara teknik integrasi sederhana dan substitusi.

Penyelesaian Soal seperti ini dapat dikerjakan dengan menggunakan


pengintegralan dengan substitusi, karena salah satu fungsi
merupakan turunan dari fungsi yang lain atau dapat dikatakan ()
=(). Sehingga fungsi yang memiliki pangkat lebih tinggi yang
akan dimisalkan.

Penyelesaian yang tepat untuk soal diatas adalah


x2 x 1 2
x+1 x = 2 x 2 x +2 ln|x+ 1|+C
dengan
( x 2x ) : ( x +1 )=x 2+ 2
x +1

10
2

Maka xx+1
x
x= ( x2+ x 2+1 ) dx= xdx 2dx +2 xdx+1
1 2
x 2 x +2 ln |x+ 1|+C
= 2

Contoh Soal 5
2 dx
Tentukan hasil dari x2 4 !

Masalah 5 Berdasarkan jawaban mahasiswa diatas terlihat bahwa dalam


menyelesaikan soal tersebut mahasiswa menggunakan teknik
integrasi substitusi. Akibatnya, hasil pengerjaan mahasiswa
tersebut menjadi belum tepat. Hal ini terjadi karena mahasiswa
belum memahami perbedaan antara teknik integrasi substitusi
biasa dengan teknik integrasi fungsi rasional.

Penyelesaian Soal seperti ini dapat dikerjakan dengan menggunakan


pengintegralan dengan fungsi rasional, karena fungsi f dan g
merupakan fungsi rasonal sejati dengan cara menguraikan
penyebutnya terlebih dahulu. Lalu menentukan pembilangnya
sehingga didapat suatu fungsi linear yang bisa diitegrasi secara
sederhana.

Penyelesaian yang tepat untuk soal diatas adalah


2 dx
x2 4 | | +C
1 x2
2 x+2

Karena penyebut diuraikan sebagai (x+2)(x-2), didapat


2 A B A ( x2 )+ B( x +2) ( A+ B ) x+(2 B2 A )
= + =
( x+2)(x2) x+2 x2 = (x +2)( x2) ( x +2)( x 2)

11
Didapat persamaan A+B = 0, dan 2B-2A=2, dengan cara substitusi atau eliminasi
1 1
didapat nilai A = - 2 dan B = 2

1 1
1 1 1
Jadi,
2
=
2
+
2
( x +2 ) ( x2 ) x +2 x2
= ( +
2 x+ 2 x2 )
1 1 1 1 1 1
2 dx
x2 4 =
( +
2 x+ 2 x2
dx=
2 )
x2 x+ 2
dx ( )

1
| | +C
1 x2
( ln |x2|ln |x +2|) +C=
2 2 x +2

4.1.2 Problematika Teknik Integrasi dengan Integral Parsial


Contoh Soal 6
Tentukan hasil dari x2e2xx !

Masalah 6 Berdasarkan jawaban mahasiswa di atas, terlihat bahwa


mahasiswa menyelesaikannya dengan menggunakan teknik
integral parsial. Namun hanya megerjakannya separuh jalan.
Penyelesaian Soal seperti ini dapat dikerjakan dengan menggunakan
pengintegralan parsial, karena tidak adanya hubungan derivatif
dan anti turunan antara kedua fungsi. Sehingga soal di atas akan
dimisalkan dalam bentuk dimana fungsi yang dimisalkan
sebagai akan diturunkan, sedangkan fungsi yang dimisalkan
sebagai akan diintegralkan. Selanjutnya, setelah dilakukan
permisalan, hasil permisalan tersebut disubstitusikan ke dalam
bentuk = . namun pengintegralan ini dilakukan dua
kali.

12
Penyelesaian yang tepat untuk soal diatas adalah x2e2xx = ( x x + 12 ) 12 e
2 2x
+C

Misal:
2 2x
= x dv = e dx
1 2x
e
= 2x v = 2

sehingga
1 2 2x
x e x =
2 2x x2 ( 12 e ) 12 e
2x 2x
2 x dx = 2
x e e 2 x x dx

Adapun e 2 x x dx dengan
u= x, maka du = dx
1 2x
e
2x
dx e
dv = ,v = 2

e 2 x x dx=x ( 12 e 2 x ) 12 e 2 x= 2x e 2 x 12 12 e2 x = x2 e2 x 14 e2 x
1 2 2x 1 x 1
Jadi: x2e2xx = 2
x e e 2 x x dx
2 2(
x 2 e 2 x e 2 x e2 x +C
4 )
1 2 2x x 2 x 1 2x
x e e + e +C
= 2 2 4

= ( x x + 12 ) 12 e
2 2x
+C

Contoh Soal 7
Tentukan hasil dari ln (3x+8) x !

13
Masalah 7 Berdasarkan jawaban siswa di atas, terihat bahwa siswa
menyelesaikannya dengan menggunakan teknik integrasi parsial
dan dalam melakukan permisalan juga sudah tepat. Namun,
karena soal tersebut perlu dilakukan teknik integrasi parsial
secara berulang sehingga jawaban yang diperoleh belum tepat.
Hal ini dapat terjadi karena siswa belum memahami teknik
integrasi parsial secara berulang.

Penyelesaian Soal seperti ini dapat dikerjakan dengan menggunakan


pengintegralan parsial secara berulang, sehingga setelah
memperoleh bentuk = selanjutnya
diintegralkan kembali dengan teknik integrasi parsial, begitu
selanjutnya hingga diperoleh jawaban akhir yang sudah tidak
mengandung pengintegralan.

Penyelesaian yang tepat untuk soal diatas adalah


ln (3x+8) x = x ln |3 x+ 8| - x8 ln |3 x +8| +C
Misal:
u = ln (3x+8) dv = dx
1 3
du = 3 x +8 (3 ) dx= 3 x +8 dx v=x

sehingga dengan persamaan =


3
ln (3x+8) x = x ln |3 x+ 8| - x 3 x+ 8 dx

14
3x
= x ln |3 x+ 8| 3 x +8 dx

= x ln |3 x+ 8| )- ( dx 38x+ 8 dx )
= x ln |3 x+ 8| )- ( dx + 3 x8+8 dx)
= x ln |3 x+ 8| - x8 ln|3 x +8| +C

Contoh Soal 8
Tentukan hasil dari eax sin bx x !

Masalah 8 Berdasarkan jawaban mahasiswa di atas, terlihat bahwa sebagian


besar mahasiswa tidak dapat menyelesaikan soal menggunakan
teknik integral parsial jika kostanta pada soal tersebut berupa
huruf.
Penyelesaian Soal seperti ini dapat dikerjakan dengan menggunakan
pengintegralan parsial, karena tidak adanya hubungan derivatif
dan anti turunan antara kedua fungsi. Sehingga soal di atas akan
dimisalkan dalam bentuk dimana fungsi yang dimisalkan
sebagai akan diturunkan, sedangkan fungsi yang dimisalkan
sebagai akan diintegralkan. Selanjutnya, setelah dilakukan
permisalan, hasil permisalan tersebut disubstitusikan ke dalam
bentuk =
Namun, pada persoalan ini dilakukan pengintegralan dua kali.
Penyelesaian yang tepat untuk soal diatas adalah
eax ( a sin bxb cos bx )
e sin bx x =
ax
a2 +b 2

Misalkan
ax
u= e dv = sin bx dx

15
1
a e dx
ax
cos bx
du= v =- b

dengan permisalan bentuk = , didapat

eax sin bx x = e
ax 1
b
cos bx (
1
b )
cos bx ( a e ax ) dx

1 ax a
e cos bx+ e ax cos bx dx
= b b

e ax cos bx dx=? ?
Dengan permisalan yang sama,
ax
u= e dv = cos bx dx
1
a e ax dx sin bx
du= v = b

maka e ax cos bx dx=eax ( 1b sin bx ) 1b sin bx ( a e ax ) dx

1 ax a
e ax sin bx dx
b
e sin bx
= b -

sehingga
1 ax a
e cos bx+ e ax cos bx dx
eax sin bx x = b b

a 1 ax a
=
1 ax
b
e cos bx+
b b (
e sin bx e ax sin bx dx
b )
1 ax a ax a2 ax
= e cos bx+ 2 e sin bx 2 e sin bx dx
b b b

+ a2 1 ax a
e cos bx+ 2 e ax sin bx
2
e sin bx x
ax e ax sin bx dx =
b b b

a2 a
( ) 1+
b2
e ax sin bx dx =
1 ax
b
e cos bx+ 2 e ax sin bx
b

2 2
a ax
( b +a
b
2 ) e ax sin bx dx =
b ax
b 2
e cos bx + 2 e sin bx
b

( b2 + a2 ) eax sinbx dx = b eax cos bx +a e ax sin bx

16
ax
ax b e ax cos bx+ a eax sin bx e ( a sin bxb cos bx )
e sin bx dx = b 2+ a2 = a2 +b 2

4.2 Pembahasan
Dari beberapa soal yang tertera sebelumnya, secara umum terlihat ada
beberapa masalah yang sering terjadi dalam melakukan pengintegralan baik
pengintegralan dengan substitusi maupun parsial. Masalah-masalah tersebut
akan diuraikan lebih jelas pada paragraf berikut. Ketika mahasiswa dihadapkan
dengan soal integral, mereka cenderung masih merasa bingung harus
menyelesaikan dengan teknik apa; apakah dengan pengintegralan sederhana,
pengintegralan substitusi atau pengintegralan parsial. Selain itu, mahasiswa juga
merasa bingung dengan bagaimana cara melakukan permisalan dan apa yang
harus dimisalkan agar soal tersebut dapat diselesaikan.
Pada masalah 1 dan 3, terlihat bahwa mahasiswa sudah menggunakan
teknik integrasi substitusi. Sebagian besar sudah memahami konsep substitusi
tersebut, namun ada beberapa mahasiswa yang masih bingung dalam membuat
permisalan dan bingung fungsi mana yang sebaiknya jadi permisalan. Ini
membuktikan bahwa mahasiswa tersebut masih bingung dalam menggunakan
permisalan pada teknik integrasi substitusi.
Pada masalah 2 dan 4, terlihat bahwa mahasiswa sudah memahami teknik
integrasi substitusi rasional biasa dengan menggunakan pembagian fungsi lalu
pengintegralan sederhana. Jadi pada masalah 2 dan 4, tidak begitu berarti dan
bisa dikatakan bahwa mahasiswa sudah memahami konsep teknik integrasi
substitusi rasional sederhana.
Pada masalah 5 terlihat bahwa mahasiswa sudah memahami teknik
integrasi substitusi rasional dengan cara menyederhanakan penyebutnya. Pada
soal ini mahasiswa sudah dianggap memahami konsep tersebut.
Pada masalah 6 dan 7 mahasiswa sudah menggunakan teknik integrasi
parsial. Namun, mahasiswa melakukan beberapa kesalahan dalam
penyelesaiannya. Pada masalah tersebut, mahasiswa belum menggunakan teknik
integrasi berulang. Hal ini dapat terjadi karena mahasiswa belum memahami
teknik integrasi secara berulang.
Pada masalah 8, sebagian besar mahasiswa mengalami kesulitan, bahkan
tidak ada yang benar dalam mengerjakan soal ini. Padahal teknik yang
digunakan untuk menyelesaikan soal ini sama dengan soal pada permasalahan 6
dan 7. Hanya saja pada soal tersebut terdapat soal trigonometri dan konstanta
yang digunakan bukan angka, melainkan huruf. Ini membuktikan bahwa
mahasiswa belum sepenuhnya memahami teknik integrasi parsial.

17
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan paparan materi dan pembahasan contoh soal pada bab


sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yakni problematika yang terjadi
secara umum dalam penyelesaian soal integral antara lain:
1. Mahasiswa merasa bingung harus menggunakan teknik pengintegralan
yang mana; dengan teknik integrasi sederhana, parsial maupun substitusi.
2. Mahasiswa merasa bingung tentang fungsi mana yang harus dimisalkan
dan mana yang tidak atau bagaimana cara memisalkannya.
3. Mahasiswa belum memahami teknik integrasi parsial secara berulang.
5.2 Saran
Hal ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam menentukan teknik
integrasi mana yang dapat digunakan untuk menyelesaikan soal integral yang
dihadapi, fungsi mana yang seharusnya dilakukan permisalan dan fungsi mana yang
tidak serta pemikiran-pemikiran awal yang diperlukan sehingga mahasiswa tidak
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan integral.

18
DAFTAR PUSTAKA

Purcell, Edwin J., Varbergd, Dale., Rigdon, Steven E., (2003). Kalkulus Jilid 1 Edisi
Kedelapan. Jakarta; Ciracas.

Tim Dosen Matematika, (2017). Kalkulus Integral. Medan; Universitas Negeri


Medan

19

Anda mungkin juga menyukai