Anda di halaman 1dari 45

CRITICAL BOOK REPORT

AJLABAR GRUP
Dosen Pengampu: Dr. Mulyono, S.Si., M.Si

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK : V (Lima)
NAMA : Daniel Arda Hamonangan Sianturi (4203230002)
Julius Manurung (4203230027)
Maria Cyntia Simbolon (4203230022)
Satria Juan Carli Siahaan (4203230012)
KELAS : PSM A 2020

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Critical Book Report merupakan tugas mata kuliah yang bertujuan agar mahasiswa
dapat mengkritisi sebuah buku. Critical Book Report ini juga secara tidak langsung dapat
mendorong mahasiswa untuk membaca maupun meningkatkan minat literature serta sikap
kritis terhadap suatu topik atau masalah. Dalam penulisan Critical Book Report harus dibaca
secara seksama buku yang akan dikritik agar dapat memberikan evaluasi yang lebih objektif
dan faktual. Critical Book Report berisi tentang ringkasan isi buku serta analisis evaluasi yang
berisi penjelasn, analisis keunggulan dan kelemahan buku, hal menarik juga yang
berpengaruh pada penambahan wawasan pembaca.
Melalui Critical Book Report pembaca mampu berpikir kritis dan mengekspresikan
pendapatnya. Sebab tidak jarang para pembaca merasa bingung dalam memilih buku untuk
dibaca dan dipahami. Dalam hal ini penulis membuat Critical Book Report mengenai seluruh
materi yang ada pada buku Aljabar Grup untuk mempermudah para pembaca dalam
memahami dan melihat keunggulan dan kelemahan dalam buku tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Keunggulan dan kelemahan apa saja yang dimiliki oleh Buku Aljabar Grup yang
digunakan?
2. Apakah Buku Aljabar Grup yang digunakan dalam Critical Book Report ini dapat
dijadikan sebagai buku pedoman?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa saja yang menjadi keunggulan dan kelemahan dari Buku Aljabar Grup
yang digunakan.
2. Mengetahui apakah Buku Aljabar Grup yang digunakan dalam Critical Book Report ini
dapat dijadikan sebagai buku pedoman bagi mahasiswa.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Identitas Buku

Judul buku : Introduction to Abstract Algebra


Pengarang : D.S. Malik, John N. Mordeson, M.K.Sen
Penerbit : Scientific Word
Tahun terbit : 2007
Kota Terbit : Unites Stated, Amerika
Tebal Buku : 276 halaman
Bab : 18 Bab

2.2. Ringkasan Buku

Bab 1. Himpunan, Hubungan, dan Bilangan Bulat

1.1 Himpunan
Misalkan dan adalah himpunan. Jika setiap anggota adalah anggota dan
setiap anggota adalah anggota dari , maka kita katakan bahwa A dan B adalah sama.
Dalam hal ini, kami menulis . Ini langsung bahwa jika dan hanya jika
 dan  . Jadi, kita memiliki teorema berikut.
Teorema 1.1.1 Misalkan dan adalah himpunan. Maka jika dan hanya jika
 dan  .
Himpunan nol atau himpunan kosong adalah himpunan tanpa elemen. Kita
biasanya menyatakan himpunan kosong dengan .
Untuk sembarang himpunan , kita memiliki  . Artinya, setiap elemen dari
adalah elemen karena tidak memiliki elemen.
Diberikan himpunan S, notasinya

atau

Berarti bahwa adalah himpunan semua elemen dari sedimikian sehingga


memenuhi sifat .
Definisi 1.1.2 Gabungan dua himpunan dan , ditulis , didefinisikan sebagai
himpunan
2
Definisi 1.1.3 Perpotongan dua himpunan dan , ditulis , didefinisikan sebagai
himpunan

Teorema 1.1.4 Misalkan dan adalah himpunan. Maka pernyataan berikut berlaku:
(i)  dan  .
(ii)  dan  .
Penyatuan dan perpotongan dua himpunan dan digambarkan dalam diagram
berkut. Daerah yang diarsir mewakili himpunan yang bersangkutan.

Dua himpunan dan dikatakan lepas jika


Contoh 1.1.5 Misalkan adalah himpunan dan adalah himpunan .
Kemudian

dan . Jika adalah himpunan , maka

sedangkan .
Definisi 1.1.6 Diberikan dua himpunan dan , komplemen relatif di , dilambangkan
dengan himpunan selisih , adalah himpunan

Diagram berikut menjelaskan perbedaan himpunan dari dua himpunan.

Definisi 1.1.8 Misalkan dan adalah himpunan tak kosong dan .


(i) Pasangan terurut didefinisikan sebagai himpunan .
(ii) Perkalian silang Cartesian (perkalian Cartesian) dari dan , ditulis ,
didefinisikan menjadi himpunan

3
Misalkan . Dinyatakan bahwa jika dan hanya
jika dan . Anggapan pertama bahwa dan . Maka
dan . Sekarang anggaplah itu Kemudian

Karena , maka . Ini menyiratkan bahwa


atau . Jika , maka kita harus memiliki .
Dari sini, maka dan . Jika , maka kita harus memiliki
. Ini menyiratkan bahwa dan Jadi, dalam kasus ini,
.
Definisi 1.1.10 Untuk sembarang himpunan , himpunan pangkat , ditulis ,
didefinisikan sebagai himpunan .

1.2 Bilangan Bulat


Pembuktian banyak hasil aljabar bergantung pada prinsip dasar bilangan bulat
berikut.
Prinsip Pengurutan Baik: Setiap himpunan bagian tak kosong dari memiliki
elemen terkecil, yaitu jika  , maka terdapat sedemikian rupa sehingga
untuk semua .
Biarkan menjadi subset dari . Misalkan memiliki sifat-sifat berikut:
(i) , yaitu ada elemen .
(ii) Untuk semua , jika , maka .
Ditunjukkan bahwa himpunan semua bilangan bulat yang lebih besar dari atau sama
dengan adalah himpunan bagian dari , yaitu,

Jadi, dari prinsip keteraturan yang baik, kami menyimpulkan properti penting
lainnya dari bilangan bulat. Ini properti dikenal sebagai prinsip induksi matematika.
Dengan demikian kita memiliki teorema berikut.
Teorema 1.2.1 (Prinsip Induksi Matematika) Misalkan  . Misalkan .
Misalkan memenuhi salah satu dari kondisi berikut.
(i) Untuk semua , jika , maka .
(ii) Untuk semua , jika , maka .
Kemudian

Pembuktian dengan prinsip induksi matematika terdiri dari tiga langkah.
4
Langkah 1: Tunjukkan bahwa , yaitu, pernyataan benar untuk beberapa
.
Langkah 2: Tulis hipotesis induksi: n adalah bilangan bulat sehingga dan ,
yaitu, adalah benar untuk beberapa bilangan bulat sedemikian rupa sehingga
(atau k adalah bilangan bulat sehingga dan benar).
Langkah 3: Tunjukkan bahwa , yaitu, benar.
Teorema 1.2.3 (Algoritma Pembagian) Misalkan dengan . Maka terdapat
bilangan bulat unik dan sedemikian rupa sehingga .
Bukti. Mari kita asumsikan . Kemudian . Pertimbangkan himpunan

Karena , kita memiliki sehingga .


Jadi, adalah himpunan tak kosong dari bilangan bulat nonnegatif. Oleh karena itu,
berdasarkan prinsip keteraturan yang baik, harus memiliki elemen terkecil, katakanlah,
. Karena , kita memiliki dan untuk beberapa . Maka
. Kita harus menunjukkan bahwa . Misalkan sebaliknya bahwa
. Kemudian

sehingga , kontradiksi karena r adalah bilangan bulat tak negatif terkecil di


dan . Karenanya, itu harus terjadi bahwa r<|y|. Ini membuktikan teorema jika
.
Akibat wajar 1.2.4 Untuk setiap dua bilangan bulat dan dengan , terdapat
bilangan bulat unik dan sedemikian sehingga , dimana .
Bukti. Berdasarkan Teorema 1.2.3, terdapat bilangan bulat unik dan sehingga
, di mana . Karena . Oleh karena itu, , di
mana .
Definisi 1.2.5 Misalkan dengan . Maka dikatakan membagi atau
adalah pembagi (atau faktor) dari , ditulis , asalkan ada sedemikian rupa
sehingga . Ketika tidak membagi , kita kadang-kadang tulis .
Definisi 1.2.6 Misalkan . Suatu bilangan bulat tidak nol disebut pembagi
persekutuan dari dan jika dan .
Definisi 1.2.7 Sebuah bilangan bulat bukan nol disebut pembagi persekutuan terbesar
dari bilangan bulat dan jika
(i) dan ,
(ii) untuk semua jika dan , maka

5
Teorema 1.2.8 Misalkan dengan atau . Maka dan memiliki
persekutuan terbesar positif pembagi . Selain itu, ada elemen sedemikian rupa
sehingga .
Definisi 1.2.10 (i) Suatu bilangan bulat disebut prima jika pembagi hanya dan
.
(ii) Dua buah bilangan bulat dan disebut relatif prima jika .
Teorema berikut memberikan kondisi yang diperlukan dan cukup untuk dua bilangan
bulat bukan nol menjadi: relatif prima.
Teorema 1.2.11 Misalkan dan adalah bilangan bulat bukan nol. Maka dan relatif
prima jika dan hanya jika ada sehingga
Teorema 1.2.12 Misalkan dengan Jika dan relatif prima, maka

Akibat wajar 1.2.13 Misalkan dengan pa prima. Jika , maka atau

Akibat wajar 1.2.14 Misalkan dengan p sebuah prima. Jika

maka untuk beberapa .


Teorema 1.2.15 (Teorema Dasar Aritmatika) Setiap bilangan bulat memiliki
faktor unik-isasi (sesuai pesanan)

di mana adalah bilangan prima yang berbeda dan adalah bilangan


bulat positif.
Akibat wajar 1.2.16 Setiap bilangan bulat memiliki faktorisasi unik (sesuai
pesanan)

di mana adalah bilangan prima yang berbeda dan adalah bilangan


bulat positif.
Teorema 1.2.17 (Euclid) Ada bilangan prima yang tak terhingga.
Definisi 1.2.18 Misalkan adalah bilangan bulat positif. Misalkan  menyatakan
banyaknya bilangan bulat positif sedemikian bahwa dan , yaitu,

 disebut fungsi Euler.

6
1.3 Hubungan
Definisi 1.3.1 Relasi biner atau relasi dari himpunan ke himpunan adalah himpunan
bagian dari .
Misalkan relasi dari himpunan ke himpunan . Jika , kita tulis atau
. Jika , maka kadang-kadang kita katakan bahwa berhubungan dengan
terhadap atau secara sederhana adalah berhubungan dengan Jika , maka kita
berbicara tentang relasi biner pada .
Definisi 1.3.4 Misalkan adalah relasi dari himpunan ke dalam himpunan . Maka
domain dari , dinotasikan dengan , didefinisikan sebagai himpunan
{ dan ada sedemikian rupa sehingga }.
Rentang atau bayangan dari , dilambangkan dengan , didefinisikan sebagai
himpunan
{ dan ada sedemikian rupa sehingga }.
Definisi 1.3.7 Misalkan adalah relasi biner pada himpunan . Maka disebut
(i) refleksif jika untuk semua
(ii) simetris jika untuk semua menyiratkan ,
(iii)transitif jika untuk semua dan menyiratkan .
Definisi 1.3.8 Relasi biner pada himpunan disebut relasi ekivalensi pada jika
adalah refleksif, simetris, dan transitif.
Definisi 1.3.12 Misalkan adalah relasi ekivalensi pada himpunan . Untuk semua
, misalkan menyatakan himpunan

Himpunan disebut kelas ekivalensi yang ditentukan oleh .


Dalam teorema berikut, kami membuktikan beberapa sifat dasar kelas ekivalensi.
Teorema 1.3.13 Misalkan adalah relasi ekivalen pada himpunan . Maka
(i) untuk semua ,
(ii) jika , maka , di mana ,
(iii)untuk semua , baik atau ,
(iv) , yaitu, adalah gabungan semua kelas ekivalen terhadap .
Definisi 1.3.14 Misalkan suatu himpunan dan adalah himpunan himpunan bagian tak
kosong dari . Maka disebut partisi jika sifat-sifat berikut dipenuhi:
(i) untuk semua , baik atau .
(ii) .

7
Dengan kata lain, jika adalah partisi dari , maka (i)  untuk semua , yaitu,
setiap elemen adalah himpunan bagian dari , (ii) elemen-elemen berbeda dari sama
atau terpisah, dan (iii) gabungan anggota adalah .
Teorema 1.3.16 Misalkan adalah relasi ekivalen pada himpunan . Maka

adalah partisi dari .


Teorema 1.3.18 Misalkan adalah partisi dari himpunan . Definisikan relasi pada
dengan untuk semua jika terdapat sedemikian rupa sehingga
. Maka adalah relasi ekivalen pada dan ekivalensi kelas justru merupakan elemen
dari .
Definisi 1.3.19 Misalkan adalah relasi dari himpunan ke himpunan dan adalah
relasi dari ke himpunan . Komposisi dan , dilambangkan dengan , adalah
hubungan dari ke yang didefinisikan oleh
jika ada sedemikian rupa sehingga dan
untuk semua .
Definisi 1.3.20 Misalkan adalah relasi dari himpunan ke himpunan . Invers dari ,
dinotasikan dengan , adalah relasi dari ke yang didefinisikan oleh

untuk semua .
Teorema berikut memberikan kondisi yang diperlukan dan cukup untuk relasi biner
menjadi hubungan kesetaraan.
Teorema 1.3.21 Misalkan suatu relasi pada himpunan . Maka adalah relasi ekivalen
pada jika dan hanya jika
(i)  , di mana ,
(ii) , dan
(iii)  .

1.4 Fungsi
Definisi 1.4.1 Misalkan dan adalah himpunan tak kosong. Suatu relasi dari ke
disebut fungsi dari ke jika
(i) dan
(ii) untuk semua menyiratkan .
Ketika (ii) dipenuhi oleh suatu relasi , kita katakan bahwa terdefinisi dengan baik atau
bernilai tunggal.
8
Kita menggunakan notasi untuk menyatakan fungsi dari himpunan ke
himpunan . Untuk , kita biasanya tulis dan katakan bahwa adalah
bayangan dari di bawah dan adalah bayangan dari di bawah .
Misalkan dan adalah dua fungsi. Maka dan adalah himpunan
bagian dari . Misalkan . Misalkan adalah sembarang elemen dari . Maka
. Juga, . Karena adalah fungsi dan
, kita harus memiliki . Sebaliknya, asumsikan bahwa
untuk semua . Misalkan . Maka . Jadi,
. Ini menyiratkan bahwa  . Demikian pula, kita dapat menunjukkan bahwa
 . Sekarang mengikuti bahwa . Jadi, dua fungsi dan adalah
sama jika dan hanya jika untuk semua .
Definisi 1.4.7 Misalkan adalah fungsi dari himpunan menjadi himpunan . Maka
(i) disebut satu-satu jika untuk semua menyiratkan .
(ii) dipanggil ke (atau memetakan ke ) jika .
Definisi 1.4.10 Misalkan dan adalah himpunan tak kosong dan dan
. Komposisi dari dan , ditulis , adalah relasi dari ke yang
didefinisikan sebagai berikut:
, ada
sedemikian sehingga dan
Teorema 1.4.11 Misalkan dan . Maka
(i) , yaitu adalah fungsi dari ke .
(ii) Jika dan adalah satu-satu, maka adalah satu-satu.
(iii)Jika ke dan ke , maka ke .
Teorema 1.4.13 Misalkan , dan . Maka

Artinya, komposisi fungsi bersifat asosiatif.


Lemma berikut, yang mengikuti dari Teorema 1.4.11(ii), adalah kepentingan independen.
Kami memberikan bukti langsung dari hasil ini.
Lemma 1.4.14 Misalkan suatu himpunan dan adalah fungsi satu-satu. Maka
adalah satu-satu fungsi untuk semua bilangan bulat .
Teorema 1.4.15 Misalkan adalah himpunan berhingga. Jika satu-satu, maka
ke .
Definisi 1.4.16 Misalkan dan himpunan dan .
(i) disebut dapat dibalik kiri jika terdapat sedemikian sehingga .

9
(ii) disebut dapat dibalik kanan jika terdapat sedemikian sehingga .
Suatu fungsi disebut dapat dibalik jika dapat dibalikkan ke kiri dan ke kanan.
Teorema 1.4.18 Misalkan dan himpunan dan . Maka pernyataan berikut
berlaku.
(i) adalah satu-satu jika dan hanya jika dapat dibalik.
(ii) ke jika dan hanya jika dapat dibalikkan.
(iii) adalah satu-satu dan ke jika dan hanya jika dapat dibalik.
Definisi 1.4.19 Misalkan dan adalah himpunan bagian tak kosong dari .
Pembatasan ke , ditulis , didefinisikan sebagai

Kita melihat bahwa benar-benar fungsi kecuali bahwa kita mempertimbangkan


pada domain yang lebih kecil.
Definisi 1.4.20 Misalkan dan adalah himpunan yang memuat . Sebuah
fungsi disebut perpanjangan ke jika .

1.5 Operasi Biner


Definisi 1.5.1 Misalkan adalah himpunan tak kosong. Operasi biner pada adalah
fungsi dari menjadi .
Untuk setiap pasangan terurut dari elemen , operasi biner memberikan
anggota ketiga dari S. Untuk contoh, adalah operasi biner pada yang memberikan
ke pasangan .
Jika adalah operasi biner pada , kita tulis untuk , di mana . Karena
bayangan adalah himpunan bagian dari , kita katakan tertutup di bawah .
ditutup di bawah karena jika kita menambahkan dua bilangan bulat, kita memperoleh
bilangan bulat. Karena dan  , kita melihat bahwa (pengurangan)
bukan operasi biner dan kita katakan bahwa N tidak tertutup di bawah .
Definisi 1.5.2 Sistem matematika adalah sebuah tupel terurut , di
mana adalah himpunan tak kosong dan adalah operasi biner pada .
disebut himpunan dasar dari sistem.
Definisi 1.5.3 Misalkan adalah sistem matematika. Kemudian
(i) disebut asosiatif jika untuk semua .
(ii) disebut komutatif jika untuk semua .
Definisi 1.5.8 Misalkan adalah sistem matematika. Suatu elemen disebut
identitas jika untuk semua ,

10
Teorema 1.5.11 Sebuah elemen identitas (jika ada) dari sistem matematika adalah
unik.
Bukti. Misalkan adalah identitas dari . Karena e adalah identitas,
untuk semua . Substitusi untuk , kita dapatkan
(1.4)
Sekarang adalah identitas dan untuk semua . Mengganti untuk kita
dapatkan
(1.5)
Dari Persamaan. (1.4) dan (1.5), kita mendapatkan . Oleh karena itu, elemen
identitas (jika ada) adalah unik.

Bab 2. Pengantar Grup


2.1 Sifat Dasar Grup
Definisi 2.1.1 Grup adalah pasangan terurut , di mana adalah himpunan tak
kosong dan adalah operasi biner pada sedemikian rupa sehingga sifat-sifat berikut
berlaku:
(G1) Untuk semua (hukum asosiatif).
(G2) Terdapat sedemikian rupa sehingga untuk semua
(adanya suatu identitas).
(G3) Untuk semua , terdapat sedemikian sehingga (adanya
invers).
Jadi, grup adalah sistem matematika yang memenuhi aksioma hingga .
Teorema 2.1.4 Misalkan suatu grup.
(i) Terdapat elemen unik sedemikian rupa sehingga untuk semua
.
(ii) Untuk semua , terdapat unik sedemikian rupa sehingga .
Definisi 2.1.6 Misalkan suatu grup. Jika untuk semua

maka disebut grup komutatif atau grup Abelian. Suatu grup disebut tak
komutatif jika itu tidak komutatif.
Teorema 2.1.16 Misalkan suatu grup.
(i) untuk semua .
(ii) untuk semua .

11
(iii)(Hukum Pembatalan) Untuk semua , jika atau ,
maka .
(iv) Untuk semua , persamaan dan memiliki solusi unik di
untuk dan .
Akibat wajar 2.1.17 Misalkan suatu grup dan . Jika , maka .
Akibat wajar 2.1.18 Dalam tabel perkalian untuk suatu grup , setiap elemen muncul
tepat satu kali di setiap baris dan tepat satu kali dalam setiap kolom.
Definisi 2.1.19 Misalkan suatu grup dan menjadi elemen dari
(tidak harus berbeda). Produk yang berarti dari (dalam urutan ini)
didefinisikan sebagai berikut:
Jika , maka hasil kali yang berarti adalah 1 .
Jika , maka hasil kali arti dari adalah hasil kali apapun dalam bentuk

di mana dan dan adalah hasil kali bermakna


dari dan elemen, masing-masing.
Definisi 2.1.20 Misalkan suatu grup dan . Hasil kali standar
dari dinotasikan dengan didefinisikan secara rekursif sebagai

Dalam teorema berikutnya, kami menetapkan kesetaraan antara setiap produk yang berarti
dan produk standar.
Teorema 2.1.21 Misalkan suatu grup dan . Maka semua
kemungkinan bermakna produk dari (dalam urutan ini) sama dengan produk
standar dari (dalam hal ini memesan).
Definisi 2.1.22 Semigrup adalah pasangan terurut , di mana adalah himpunan tak
kosong dan adalah operasi biner asosiatif pada .
Dengan demikian, semigrup adalah sistem matematika dengan satu operasi biner
sedemikian rupa sehingga operasi biner bersifat asosiatif.
Keterangan 2.1.23 Untuk sembarang grup , operasi biner adalah asosiatif. Oleh
karena itu, setiap kelompok adalah semigrup.
Seperti dalam kasus grup, selanjutnya kita mendefinisikan semigrup komutatif.
Definisi 2.1.24 Suatu semigrup bersifat komutatif jika bersifat komutatif, yaitu
untuk semua . Suatu semigrup yang tidak komutatif disebut
nonkomutatif.

12
Definisi 2.1.25 Misalkan suatu semigrup.
(i) Kita katakan bahwa beridentitas jika sistem matematika memiliki identitas.
(ii) Suatu unsur disebut idempoten jika .
Tiga teorema berikut memberikan kondisi perlu dan cukup bagi semigrup untuk menjadi
grup.
Teorema 2.1.30 Suatu semigrup adalah suatu grup jika dan hanya jika
(i) terdapat sedemikian rupa sehingga untuk semua , (yaitu,
adalah identitas kiri), dan
(ii) untuk semua terdapat sedemikian rupa sehingga , (yaitu, setiap
elemen memiliki invers kiri)
Teorema 2.1.33 Semigrup adalah grup jika dan hanya jika untuk semua
persamaan dan memiliki solusi dalam untuk dan .
Teorema 2.1.34 Semigrup hingga adalah grup jika dan hanya jika memenuhi
hukum pembatalan (yaitu, menyiratkan dan
menyiratkan untuk semua )
Definisi 2.1.38 Suatu grup disebut grup berhingga jika hanya memiliki sejumlah
elemen berhingga. Orde suatu grup ditulis adalah banyaknya anggota
Definisi 2.1.40 Suatu kelompok dengan jumlah elemen tak hingga disebut grup tak
hingga.
Penggunaan grup oleh Klein dan Lie dalam geometri memengaruhi pergantian dari grup
hingga ke grup tak terbatas.
Definisi 2.1.42 Misalkan suatu grup dan . Jika terdapat bilangan bulat positif
sedemikian sehingga , maka bilangan bulat positif terkecil disebut orde a. Jika
tidak ada bilangan bulat positif n, maka kita katakan bahwa a adalah orde tak terhingga.
Notasi 2.1.43 Kami menyatakan orde suatu elemen a dari suatu grup dengan .
Konsep orde suatu unsur sangat penting dalam teori grup. Kita lihat saja nanti bab
seberapa efektif informasi tentang urutan elemen grup mengungkapkan sifat kelompok
dan dalam beberapa kasus mengarahkan kita untuk menentukan struktur kelompok itu
sendiri.
Misalkan suatu grup dan . Jika tak hingga, maka menurut definisi orde suatu
elemen berikut bahwa juga tak terbatas untuk semua , yaitu, urutan setiap
kekuatan positif dari a juga tak terbatas. Jika berhingga, maka teorema berikutnya
memberitahu kita bagaimana menghitung orde berbagai pangkat dari .

13
Teorema 2.1.46 Misalkan suatu grup dan a merupakan elemen dari G sedemikian
sehingga .
(i) Jika untuk suatu bilangan bulat positif , maka membagi .
(ii) Untuk setiap bilangan bulat positif ,

Definisi 2.1.47 Suatu grup disebut grup puntir jika setiap elemen berorde hingga.
Jika setiap elemen nonidentitas berorde tak hingga, maka disebut grup bebas puntir.

Bab 3. Grup Permutasi


Definisi 3.1.1 Misalkan X adalah himpunan tak kosong. Permutasi dari adalah fungsi satu-
satu dari ke
Definisi 3.1.3 Suatu grup (G, ) disebut grup permutasi pada himpunan tak kosong jika
elemen-elemennya
dari G adalah permutasi dari dan operasi adalah komposisi dari dua fungsi
Teorema 3.1.10 (i) ( adalah grup untuk sembarang bilangan bulat positif
(ii) Jika n 3, maka (S n , ) tidak komutatif.
(iii)
Bukti.
i. Kami telah mencatat bahwa himpunan semua satu-satu fungsi dari setiap himpunan tak
kosong sendiri membentuk grup di bawah komposisi fungsi dalam Contoh 2.1.13. Jadi,
adalah grup untuk sembarang bilangan bulat positif .
ii. Misalkan . Misalkan , didefinisikan oleh
( ) dan ( ) sekarang ( ) dan ( )
Jadi . Jadi, , jadi tidak komutatif.
iii. Ini mengikuti dari Latihan 8 (halaman 31)
Definisi 3.1.14 Misalkan , . Maka disebut konjugasi jika terdapat
sedemikian sehingga

Teorema berikut menunjukkan cara menghitung konjugat dari suatu siklus.


Definisi 3.1.23 Misalkan . Jika adalah produk dari sejumlah transposisi genap, maka
disebut permutasi genap; jika tidak disebut permutasi ganjil.
Akibat wajar 3.1.24 Biarkan menjadi k-siklus. Maka adalah permutasi genap jika dan
hanya jika ganjil.

14
Teorema 3.1.26 Setiap elemen dalam adalah produk dari 3-siklus,

Bab 4. Subgrup dan Subgrup Normal


4.1 Subgrup
Misalkan ( ) suatu grup dan adalah himpunan bagian tak kosong dari . Maka
dikatakan tertutup di bawah operasi biner jika untuk semua
Misalkan ditutup di bawah operasi biner . Maka pembatasan ke adalah pemetaan
dari menjadi . Jadi, operasi biner yang didefinisikan pada menginduksi operasi
biner pada . Kami menyatakan induksi ini operasi biner pada oleh juga. Jadi, ( , *)
adalah sistem matematika. Ini juga berarti bahwa adalah asosiatif sebagai operasi biner
pada , yaitu, subgrup dari . Secara lebih formal, kita memiliki definisi berikut.
Definisi 4.1.1 Misalkan ( ) suatu grup dan adalah subset tak kosong dari . Maka ( )
disebut subgrup dari ( ) jika ( ) adalah grup. Pertimbangkan grup ( dan
subgrupnya ( Sekarang elemen identitas dari kedua grup ini adalah 0. Selanjutnya,
misalkan . Selain itu, invers dari di dan di adalah . Dengan kata lain, invers
dari dan kebalikan dari di adalah sama. Secara umum, kami memiliki hasil berikut.
Teorema 4.1.2 Misalkan ( ) suatu grup dan ( ) adalah subgrup dari ( ).
(i) Elemen identitas dari ( ) dan ( ) adalah sama.
(ii) Jika , maka invers dari di dan invers dari di adalah sama.
Bukti.
(i) Misalkan e H menunjukkan identitas H dan e menunjukkan identitas G. Perhatikan
bahwa Oleh karena itu, oleh properti pembatalan,
Ini berarti bahwa unsur-unsur identitas dan adalah sama
(ii) Misalkan . Misalkan menyatakan invers dari pada dan
menyatakan invers dari pada . Maka dan
Sekarang . Ini
menyiratkan bahwa invers dari di dan invers dari di adalah sama.
Teorema 4.1.8 Misalkan G suatu grup dan untuk semua
Kemudian adalah komutatif subgrup disebut pusat .
Bukti.

15
Karena untuk semua dan . Misalkan
Kemudian untuk semua . Dari sini, diperoleh bahwa untuk
semua dan jadi
Sekarang untuk
semua dan Oleh karena itu, berdasarkan Teorema 4.1.6, adalah
subgrup dari . Bahwa komutatif dengan definisi Di sisa bagian ini, kita akan
melihat bagaimana subgrup baru muncul dari subgrup yang ada di grup.

4.2 Grup Siklik


Grup yang dihasilkan oleh satu elemen, yang disebut grup siklik
Definisi 4.2.1 grup adalah grup siklik jika sedemikian sehingga
Hal ini menunjukkan bahwa G komutatif. Oleh karena itu, setiap grup siklik adalah komutatif.
Kami mencatat hasil ini di teorema berikut.
Teorema 4.2.2 Setiap grup siklik adalah komutatif.
Teorema 4.2.6 Misalkan merupakan grup siklik berhingga dengan orde . Maka
=

4.3 Teorema Lagrange


Urutan subgrup dari grup siklik hingga membagi urutan grup (Alasan 4.2.10). Kami juga
mengatakan bahwa ini adalah kasus khusus dari hasil umum, yang disebut teorema Lagrange,
yaitu, urutan subgrup dari grup hingga membagi urutan grup. Lagrange membuktikan hasil ini
dalam 1770, jauh sebelum teori grup dibuat, saat mengerjakan permutasi akar polynomial
persamaan. Teorema Lagrange adalah teorema dasar teori grup hingga dan dianggap oleh
beberapa orang sebagai hasil yang paling penting dalam teori grup hingga.
Definisi 4.3.1 Misalkan adalah subgrup dari grup dan a . Himpunan
dan masing-masing disebut koset kiri dan kanan dari H di G. Unsur a
disebut perwakilan dari dan
Jika komutatif, maka tentu saja Perhatikan bahwa
dan
Teorema 4.3.3 Misalkan adalah subgrup dari grup dan . Maka
(i) jika dan hanya jika .
(ii) jika dan hanya jika .
Bukti.

16
i. Misalkan . Karena dan , terdapat sedemikian rupa
sehingga . Ini menyiratkan bahwa . Sebaliknya,
misalkan . Maka terdapat sedemikian rupa sehingga ,
yaitu, . Biarkan . Maka . Ini menyiratkan
bahwa . Selanjutnya, kita tunjukkan bahwa . Sekarang
menyiratkan bahwa . Misalkan . Maka .
Oleh karena itu, . Akibatnya, .
ii. Buktinya mirip dengan (i).
Definisi 4.3.9 Misalkan adalah subgrup dari grup . Maka jumlah koset kiri (atau kanan)
yang berbeda, ditulis dari dalam disebut indeks dari dalam .
Berdasarkan Teorema 4.3.8, jumlah koset kiri dan jumlah koset kanan dari subgrup dari
grup adalah sama. Jadi terdefinisi dengan baik. Jika berhingga, maka tentu saja
berhingga.
Teorema 4.3.18 (Fermat) Misalkan adalah bilangan bulat prima dan adalah bilangan
bulat sehingga tidak membagi . Kemudian membagi , yaitu,

4.4 Subgrup Normal dan Grup Quotient


Subgrup dari grup menginduksi dua dekomposisi , satu demi satu koset dan satu
lagi dengan koset kanan. Dengan kata lain, jika H adalah subgrup dari grup G, maka G dapat
ditulis sebagai penyatuan lepas dari koset kiri (kanan) yang berbeda dari H dalam G. Kedua
dekomposisi ini pertama kali dikenali oleh Galois pada tahun 1831 dalam konteks kelompok
permutasi. Galois disebut dekomposisi "tepat" jika keduanya dekomposisi bertepatan, yaitu,
jika koset kiri sama dengan koset kanan. Kami menyebut subgroup seperti itu normal di .
kami terminologi masa kini. Subkelompok normal adalah subjek dari bagian ini.
Galois menunjukkan bagaimana solvabilitas persamaan polinomial dengan
menggunakan radikal terkait dengan konsep subgrup normal dari grup permutasi dari akar dan
grup, yang disebut grup hasil bagi, dibuat oleh subgrup normal. Mungkin gagasan tentang
subkelompok normal adalah salah satu ide paling inovatif dalam teori grup. DI Herstein
(1923-1988) berkomentar tentang subkelompok normal bahwa “Ini adalah penghargaan untuk
kejeniusan Galois bahwa dia mengakui bahwa subkelompok yang koset kiri dan kanannya
bertepatan adalah yang dibedakan. Sangat sering dalam matematika masalah krusialnya
adalah mengenali dan menemukan konsep-konsep yang relevan; setelah ini tercapai pekerjaan
mungkin lebih dari setengah selesai.” Kemudian C. Jordan mendefinisikan subkelompok

17
normal tanpa menggunakan istilah normal seperti yang kita definisikan di masa sekarang
terminologi.
Definisi 4.4.1 Misalkan suatu grup. Subgrup dari dikatakan sebagai subgrup normal
(atau invarian) dari jika untuk semua . Dari definisi subgrup normal, maka
untuk sembarang grup adalah subgrup normal dari
Teorema 4.4.3 Misalkan adalah subgrup dari grup . Maka adalah subgrup normal dari
jika dan hanya jika untuk semua .
Bukti.
Pertama, misalkan adalah subgrup normal dari Misalkan . Sekarang kita tunjukkan
bahwa , dimana . Karena adalah subgrup normal dari
. Juga, karena , kita punya dan untuk
beberapa . Jadi, . Jadi, .
Sebaliknya, misalkan untuk semua . Misalkan . Kita tunjukkan bahwa
. Misalkan , dimana . Sekarang dan jadi
. Jadi, untuk beberapa Ini menyiratkan bahwa . Oleh
karena itu, . Demikian pula, kita dapat menunjukkan bahwa Jadi,
. Akibatnya, adalah subgrup normal dari

Bab 5. Homomorfisme dan Isomorfisme Grup


5.1 Homomorfisme Grup
Misalkan . Kemudian di bawah sesuai dengan ke , dan ke
. Jika adalah untuk mempertahankan operasi dan harus sesuai
dengan . Karena adalah fungsi, ini memaksa persyaratan bahwa
.
Definisi 5.1.1 Misalkan dan merupakan grup dan fungsi dari ke .
Maka disebut homomorfisme menjadi jika untuk semua ,

Biarkan elemen identitas grup dilambangkan dengan .


Teorema 5.1.2 Misalkan adalah suatu homomorfisme dari suatu grup menjadi suatu
grup . Kemudian
(i) .
(ii) untuk semua .
(iii)Jika adalah subgrup dari , maka adalah subgrup dari .

18
(iv) Jika adalah subgrup dari , maka adalah subgrup
dari , dan jika adalah subgrup normal, maka adalah subgrup normal dari
.
(v) Jika komutatif, maka ) komutatif.
(vi) Jika sedemikian rupa sehingga , maka membagi .
Definisi 5.1.3 Misalkan adalah suatu homomorfisme dari suatu grup menjadi suatu
grup . Kernel dari , ditulis , adalah didefinisikan sebagai himpunan

Berdasarkan Teorema 5.1.2, .


Definisi 5.1.6 Misalkan dan adalah grup. Suatu homomorfisme disebut
epimorfisme jika adalah ke dan disebut monomorfisme jika adalah satu-satu.
Jika terdapat epimorfisme dari ke , maka disebut citra homomorphic dari .
Teorema 5.1.8 Misalkan adalah suatu homomorfisme dari suatu grup menjadi suatu
grup . Maka f adalah satu-satu jika dan hanya jika .
Teorema 5.1.9 Misalkan adalah suatu homomorfisme dari suatu grup menjadi suatu
grup . Maka adalah subgrup normal dari .
Teorema 5.1.12 Misalkan subgrup normal dari grup . Tentukan fungsi dari ke
hasil bagi grup dengan untuk semua . Maka adalah
homomorfisme ke dan .
Definisi 5.1.13 Homomorfisme dari grup menjadi grup disebut isomorfisme dari
ke jika adalah satu-satu dan ke . Dalam hal ini, kita tulis ̃ dan katakan bahwa
dan isomorfik. isomorfisme grup ke disebut automorfisme
Teorema 5.1.14 Misalkan adalah isomorfisme grup ke grup . Kemudian
(i) adalah isomorfisme.
(ii) komutatif jika dan hanya jika komutatif.
(iii)Untuk semua .
(iv) adalah grup puntir jika dan hanya jika adalah grup puntir.
(v) adalah siklik jika dan hanya jika adalah siklik.
Teorema 5.1.20 Setiap grup siklik berhingga orde isomorfik terhadap dan
setiap grup siklik tak hingga isomorfik terhadap .

5.2 Isomorfisme dan Teorema Korespondensi


Teorema 5.2.1 Misalkan adalah homomorfisme grup ke grup , adalah subgrup
normal dari sedemikian bahwa  , dan adalah homomorfisme alami dari ke

19
. Maka ada homomorfisme yang unik dari ke sedemikian rupa sehingga
. Selanjutnya, adalah satu-satu jika dan hanya jika

Dari Teorema 5.2.1, dapat disimpulkan bahwa jika , maka adalah


isomorfisme dan karenanya isomorfik ke , yaitu, setiap homomorfisme grup
ke grup menginduksi isomorfisme ke . Ini hasil memainkan peran
mendasar dalam teori grup. Ini dikenal sebagai teorema dasar homomorfisme untuk
kelompok. Hasil ini juga disebut teorema isomorfisme pertama untuk grup. Mengingat
pentingnya teorema ini, kami menyatakannya dalam bentuk umumnya dan juga
memberikan bukti langsungnya.
Teorema 5.2.2 (Teorema Isomorfisme Pertama) Misalkan adalah homomorfisme
grup menjadi grup .
Maka adalah subgrup dari dan
̃
Teorema 5.2.5 Misalkan merupakan citra homomorfik dari grup . Maka pernyataan
berikut berlaku.
(i) Jika adalah siklik, maka adalah siklik.
(ii) Jika komutatif, maka komutatif.
(iii)Jika mengandung elemen dengan orde n dan berhingga, maka mengandung
elemen orde .
Teorema 5.2.6 (Teorema Isomorfisme Kedua) Misalkan dan adalah subgrup dari
grup dengan normal di . Kemudian
̃
Teorema 5.2.8 Misalkan adalah homomorfisme suatu grup ke grup adalah
subgrup normal dari sedemikian bahwa  , dan masing -masing adalah
homomorfisme alami ke dan ke . Maka terdapat isomorfisme unik
dari ke sedemikian rupa sehingga .

20
Akibat wajar 5.2.9 (Teorema Isomorfisme Ketiga) Misalkan adalah subgrup
normal dari grup sedemikian sehingga  . Kemudian
̃

Teorema 5.2.11 (Teorema Korespondensi) Misalkan adalah homomorfisme grup ke


grup . Kemudian menginduksi inklusi satu-satu yang melestarikan korespondensi
antara subkelompok yang mengandung dan subkelompok dari . Sebenarnya,
jika dan masing-masing adalah subgrup yang bersesuaian dari dan , maka
adalah subgrup normal dari jika dan hanya jika adalah subgrup normal dari .
Akibat wajar 5.2.12 Misalkan adalah subgrup normal dari grup . Maka setiap
subgrup berbentuk , di mana adalah subgrup dari yang berisi . Juga,
adalah subgrup normal dari jika dan hanya jika adalah subgrup normal dari .
Teorema 5.2.15 Misalkan suatu grup dan . Tentukan dengan
untuk semua . Maka
(i) ,
(ii) untuk semua ,
(iii) ,
(iv) untuk semua .

5.3 Grup dan


Teorema 5.3.4 Misalkan adalah grup dihedral berderajat yang dibangkitkan oleh
elemen dan sedemikian sehingga

Kemudian pernyataan berikut berlaku.


(i) Setiap elemen berbentuk
(ii) memiliki tepat delapan elemen, yaitu .
(iii) adalah grup tak komutatif
Dalam ,

21
Dari sini, maka , dan
adalah subgrup dari orde . Dengan teorema Lagrange, tidak memiliki subgrup dari
orde atau . Sekarang

adalah subgrup dari ordo . Kami meminta pembaca untuk memverifikasi bahwa
, dan adalah hanya subkelompok .
Teorema 5.3.8 .
Bukti. Kami mencatat dari diskusi di atas bahwa berisi enam elemen orde sedangkan
hanya berisi dua elemen orde . Jadi, .
Teorema 5.3.9 Ada (sampai isomorfisme) hanya dua kelompok nonisomorfik
nonkomutatif orde .
Teorema 5.3.12 Misalkan adalah himpunan , di mana adalah grup dan adalah
himpunan tak kosong. Definisikan relasi pada dengan untuk semua ,
jika dan hanya jika untuk beberapa .
Maka adalah relasi ekivalensi pada .
Definisi 5.3.13 Misalkan adalah himpunan , di mana adalah grup dan adalah
himpunan tak kosong. Kelas kesetaraan ditentukan oleh hubungan ekivalen dari Teorema
5.3.12 disebut orbit pada .
Untuk , orbit yang memuat dilambangkan dengan .
Lemma 5.3.14 Misalkan adalah grup dan adalah himpunan . Untuk semua ,
himpunan bagian

adalah subgrup dari .


Teorema 5.3.16 Misalkan adalah grup dan adalah himpunan . Jika berhingga,
maka

di mana adalah himpunan bagian dari yang mengandung tepat satu elemen dari setiap
orbit

22
Teorema 5.3.17 Misalkan adalah himpunan berhingga, di mana adalah grup orde
( adalah prima). Misalkan untuk semua }. Kemudian

Akibat wajar 5.3.18 Misalkan adalah grup berhingga dan adalah subgrup dari
sedemikian sehingga , di mana adalah prima dan adalah bilangan bulat tak
negatif. Kemudian

di mana .
Teorema 5.3.19 Misalkan adalah grup dan adalah himpunan . Kemudian aksi kiri
pada menginduksi homomorfisme dari ke , di mana adalah grup dari semua
permutasi dari .
Akibat wajar 5.3.22 Misalkan adalah subgrup dari grup dari indeks bilangan bulat
prima p. Maka isomorfik terhadap subgrup dari .
Akibat wajar 5.3.23 Misalkan adalah grup berhingga dan adalah subgrup sejati dari
dari indeks sedemikian rupa sehingga tidak membagi Kemudian berisi
subgrup normal nontrivial.
Definisi 5.3.24 Misalkan adalah grup dan adalah himpunan . Misalkan .
Maka disebut tetap oleh jika . Jika untuk semua , maka a
disebut tetap oleh .
Teorema 5.3.25 (Burnside) Misalkan adalah himpunan tak kosong berhingga dan
adalah grup berhingga. Jika adalah himpunan , maka jumlah orbit adalah

di mana adalah jumlah elemen yang ditentukan oleh .

Bab 6. Produk Langsung Grup


6.1 Produk Langsung Eksternal dan Internal
Gagasan produk langsung digunakan untuk memfaktorkan suatu kelompok menjadi produk
dari kelompok yang lebih kecil. Faktorisasi ini memberikan sifat struktural suatu grup. Dalam
beberapa kasus, ini memungkinkan karakterisasi lengkap dari tipe tertentu dari kelompok.
Dalam Bab 9, konsep produk langsung digunakan untuk memberikan sistem lengkap invarian
untuk hingga grup Abelian yang dihasilkan, yaitu, satu set berhingga bilangan bulat positif

23
yang menyiratkan isomorfisme dari dua berhingga menghasilkan grup Abelian yang memiliki
himpunan bilangan bulat ini. Ingatlah bahwa saya
Biarkan menjadi keluarga kelompok. Membiarkan

Definisikan pada sebagai berikut: untuk semua

Definisi 6.1.3 Misalkan suatu grup dan adalah famili dari subgrup normal .
Maka disebut produk langsung internal jika jika dan
untuk semua
Teorema 6.1.4 Misalkan suatu grup dan adalah keluarga dari subgrup normal
. Maka adalah internal produk langsung dari jika dan hanya jika untuk semua
dapat dinyatakan secara unik sebagai , dimana .

Bab 7. Pengantar Rings


Rings merupakan kombinasi tertentu dari group dan semi-group.
Defenisi 7.1.1 Misalkan , himpunan bilangan bulat, bersama dengan operasi biner +n,
penambahan angka biasa, dan perkalian bilangan biasa. Dimana ( , +) merupakan group
komutatif, dan ( , ) merupakan semi-group. Selain itu, hukum distributif berlaku di . Yaitu
untuk sembarang bilangan bulat a, b, c ,
a (b + c) = (a b) + (a c)
dan
(b + c) a = (b a) + (c a)
Defenisi 7.1.2 Misalkan himpunan n dan biner operaasi +n dan n sebagai defenisi pada
Contoh 2.1.9 dan 2.1.10, dimana n adalah integral positif. Seperti yang ditujukan pada Contoh
2.1.9 ( n, +n) merupakan group komutatif, dan Contoh 2.1.10 ( n, n) merupakan semi-group.
Selain itu, dimana [a], [b], [c] ,
[a] n ([b] +n [c]) = [a] n [b + c]
[a] n ([b] +n [c]) = [a(b + c)]
[a] n ([b] +n [c]) = [ab + ac]
[a] n ([b] +n [c]) = [ab] +n [ac]
[a] n ([b] +n [c]) = ([a] n [b]) +n ([a] n [c])
Dengan demikian

24
([b] +n [c]) n [a] = ([b] n [a]) +n ([c] n [a])
Yang artinya, distribusi berlaku di ( n, +n, n)

Dari kedua contoh sebelumnya, maka diperoleh sistem matematika dengan operasi biner.
Secara umum, dua operasi biner dilambangkan dengan + (penjumlahan) dan (perkalian).
Dibawah operasi biner +, sistem matematika disebut sebagai group komulatif, dibawah
operasi bineer , sistem matematika disebut sebagai semi-group, dan mendistribusi lebih dari
+. Ada banyak sistem matematika yang seperti hal tersebut dan hal tersebut disebut sebagai
Rings. Lebih khusus lagi, Rings merupakan sistem matematika (R, +, ) yang dimana (R, +)
merupakan Group kumulatif, dan (R, ) merupakan semi-group, dan hukum distribusi yang
berlaku untuk semua a, b, c R,
a (b + c) = (a b) + (a c)
(b + c) a = (b a) + (c a)
Defenisi 7.1.3 Sebuah Rings adalah rangkap tiga (R, +, ) sedemikian sehingga R adalah
himpunan tak kosong dan + dan operasi pada R yang memenuhi aksioma berikut:
(R1) (a + b) + c = a + (b + c) untuk semua a, b, c R
(R2) a + b = b + a untuk semua a, b R
(R3) Terdapat sebuah elemen 0 di R dimana a + 0 = a untuk semua a R
(R4) Untuk semua a R, terdapat elemen –a R, dimana a + (-a) = 0
(R5) (a b) c = a (b c) untuk semua a, b, c R
(R6) a (b + c) = (a b) + (a c) untuk semua a, b, c R
(R7) (b + c) a = (b a) + (c a) untuk semua a, b, c R
Disebut 0 sebagai elemen nol pada Rings (R, +, )
Selama pengembangan teori Rings, dapat digunakan konvensi berikut,
1. Perkalian diasumsikan dilakukan sebelum penjumlahan
2. Untuk a b ditulis dengan ab
3. Rings (R, +, ) disebut sebagai Rings R
Dengan demikian, ab + c merupakan singkatan dari (a b) + c, ab + ac singkatan dari (a b) +
(a c), ab + 3ac singkatan dari (a b) + (3(a c)), dimana a, b, c R
Keterangan 7.1.5
Rings ( n, +n, n) disebut Rings bilangan bulad mod
Defenisi 7.1.6 Suatu rings R disebut komutatif, jika ab = ba untuk semua a, b R. Sebuah
ring R yang tidak komutatif disebut sebagai Rings non-komutatif. Dimana sebuah Rings R
bersifat komutatif jika dan hanya jika semi group (R, ) merupakan komutatif.

25
Defenisi 7.1.7 Untuk ring R, himpunan C(R) = {a R | ab = ba untuk semua b R} disebut
pusat dari R. Oleh karena itu Ring R komutatif jika dan hanya jika R = C(R)

Defenisi 7.1.8 Misalkan R adalah Rings. Suatu elemen e R disebut sebagai elemen identitas
jika ea = a = ae untuk semua a R.
Defenisi 7.1.9 Sebuah Ring R disbeut dengan sebuah Ring dengan identitas jika rings tersebut
memiliki identitas
Teorema 7.1.10 Misalkan R menjadi Rings dan a, b, c R, maka
i. a0 = 0a = 0
ii. a(-b) = (-a)b = -(ab)
iii. (-a)(-b) = ab
iv. a(b – c) = ab – ac dan (b – c)a = ba – ca
Defenisi 7.1.11 Misalkan R adalah Rings dengan 1. Suatu elemen u R disebut satu unit
(elemen yang dapat dibalik) jika ada v R sedemikian rupa sehingga uv = 1 = vu
Teorema 7.1.12 Misalkan R adalah Rings dengan 1 dan T merupakan himpunan semua bagian
dari R, maka
i. T≠0
ii. 0 T
iii. ab T untuk semua a,b T
Defenisi 7.1.13 Sebuah ring R dengan 1 disebut Ring pembagian, jika setiap elemen tak
kosong R adalah sebuah unit. Pembagi komutatif Ring R disebut dengan bidang.
Defenisi 7.1.14 Sebuah elemen tak kosong pada Ring R disebut dengan pembagi kosong jika
terdapat b R dimana b ≠ 0 dan diantara ab = 0 atau ba = 0
Defenisi 7.1.15 Misalkan R adalah sebuah Ring komutatif dengan 1. Maka, R disebut sebagai
domain dari integral jika R memiliki pembagi tak kosong.
Teorema 7.1.16 Misalkan R sebuah Ring, jika R memiliki pembagi tak kosong, maka hukum
pembatalan berlaku, yaitu untuk a, b, c R, a ≠ 0, ab = ac menyiratkan b = c (pembatalan
kiri), dan ba = ca menyiratkan b = c (pembatalan kanan). Jika salah satu hukum pembatalan
berlaku, maka R tidak memiliki pembagi nol.
Defenisi 7.1.17 Sebuah Ring R disebut terbatas, jika R hanya memiliki elemen bilangan
terbatas, jika tida R disebut Ring terbatas
Teorema 7.1.18 Ring komutatif terbatas R dengan lebih dari satu elemen dan tampa pembagi
nol disebut bidang.

A. Beberapa hal Penting pada Rings


26
- Boolean Rings
Defenisi 7.2.1 Sebuah ring R dengan 1 disebut Boolean Rings, jika setiap elemen R
merupakan sebuah idempoten.
Teorema 7.2.2 Misalkan R menjadi Boolean Rings, maka karakteristik dari R adalah 2 dan
R adalah komutatif

- Regular Rings
Defenisi 7.2.3 Sebuah Rings R disebut regular ring jika setiap elemen R adalah regular
Teorema 7.2.4 Misalkan R menjadi Regular Ring dengan lebih dari satu bilangan. Dengan
demikian untuk semua x R, memiliki a unik y R dimana x = xyx. Maka
i. R tidak memiliki pembagi 0
ii. Jika x ≠ 0 dan x = xyx, maka y = yxy untuk semua x, y R
iii. R memiliki identitas
iv. R memiliki ring pembagi

Bab 8. Sub-Ring, Ideal, dan Homomorphis


A. Sub-Ring dan Sub-Field
Defenisi 8.1.1 Misalkan (R, +, ) sebuah ring. Misalkan R’ adalah sebuah sub-set R, maka
(R’, +, ) disebut sub-ring dari (R, +, ), jika
i. (R’, +) adalah sub-group dari (R, +)
ii. Untuk semua x, y R’, x y R’
Teorema 8.1.2 Misalkan R sebuah ring. Sebuah sub-set tak kosong R’ dari R adalah sebuah
sub-ring dari R jika dan hanya jika x – y R’ dan xy R’ untuk semua x, y R’
Teorema 8.1.3 Misalkan F adalah sebuah bidang. Sebuah sub-set tak kosong S dari F
adalah sub-field dari F jika dan hanya jika
i. S mengandung lebih dari satu bilangan.
ii. x – y, xy S untuk semua x, y S
iii. x-1 S untuk semua x S, x ≠ 0
Teorema 8.1.4 Misalkan R sebuah ring (bidang) dan {Ri | i }adalah bagian tak kosong
dari sub-ring (sub-field) dari R, maka i Ri adalah sub-ring (sub-field) dari R

B. Ideals dan Hasil Bagi Ring


Defenisi 8.2.1 Misalkan R adalah ring. Misalkan I adalah sub-set tak kosong dari R

27
i. I disebut sebagai ideal kiri dari R jika untuk semua a,b I dan untuk semua r R, a – b
I, ra I
ii. I disebut sebagai ideal kanan dari R jika untuk semua a,b I dan untuk semua r R, a –
b I, ar I
iii. I disebut sebagai ideal dua sisi dari R jika I memiliki dua bentuk ideal kanan dan kiri
dari R
Teorema 8.2.2 Misalkan R adalah ring dan {Iα | α } menjadi bagian tak kosong dari
ideal kiri (kanan) R. Maka α Iα adalah ideal kiri (kanan) dari R
Defenisi 8.2.3 Misalkan S adlaah sub-set tak kosong dari ring R
i. Defenisi 〈 〉l menjadi interseksi dari semua ideal kiri R yang berisikan S
ii. Defenisi 〈 〉r menjadi interseksi dari semua ideal kanan R yang berisikan S
iii. Defenisi 〈 〉 menjadi interseksi dari semua ideal R yang berisikan S
Teorema 8.2.4 Misalkan S menjadi sub-set tak kosong dari ring R
i. 〈 〉l adalah ideal kiri. Ideal kiri 〈 〉l disebut sebagai ideal kiri yang dihasilkan oleh S
ii. 〈 〉r adalah ideal kanan. Ideal kanan 〈 〉r disebut sebagai ideal kanan yang dihasilkan
oleh S
iii. 〈 〉 adalah ideal dari R. Ideal 〈 〉 disebut sebagai ideal yang dihasilkan oleh S
Teorema 8.2.5
i. 〈 〉 {∑ ∑ }
ii. 〈 〉 {∑ ∑ }
Defenisi 8.2.6 Jika R adalah ring dan I adalah ideal R, maka ring (R/I, +, ) disebut hasil
bagi ring dari R oleh I
Teorema 8.2.7 Misalkan n adalah bilangan bulat positif. Maka kondisi tersebut
ekuivalen dengan
i. n adalah prima
ii. 〈 〉 adalah integral domain
iii. 〈 〉 adalah bidang
Defenisi 8.2.8 Misalkan I adalah ideal dari ring R
i. I disebut sebagai ideal kosong jika sebagian bilangan I adalah bilangan tak terdefenisi
ii. I disebut ideal tak terdefenisi jika In = {0} untuk setiap bilangan bulat positif n
Teorema 8.2.9 Misalkan R adalah ring komutatif dengan 1 dan I bagian dari himpunan
untuk setiap bilangan tak terdefenisi R, maka
i. I adalah ideal kosong dari R
ii. Hasil bagi ring R/I tidak memiliki bilangan tak terdefenisi tak kosong

28
Teorema 8.2.10 Misalkan A dan B adlaah dua ideal kosong dari ring komutatif R dengan 1,
maka A + B adalah ideal kosong.

C. Homomorphis dan Isomorphis


Defenisi 8.3.1 Misalkan (R, +, ) dan (R’, +’, ’) menjadi rings dan f sebuah fungsi dari R
menjadi R’. Maka f disebut sebagai homomorphis dari R menjadi R’ jika
f (a + b) = f (a) +’ f (b)
f (a b) = f (a) ’ f (b)
untuk semua a,b R
Sebuah homomorphis f dari ring R menjadi ring R’ disebut
i. Monomorphis jika f adalah satu-satu
ii. Epimorphis jika f menjadi R’
iii. Isomorphis jika f adlaah satu-satu dan memetakan R kedalam R’
Defenisi 8.3.2 Dua rings R dan R’ disebut isomorphis jika terdapat sebuah isomorphis dari
R kedalam R’
Teorema 8.3.3 Misalkan f menjadi homomorphis dari ring R menjadi ring R’ maka
i. f (0) = 0’, dimana 0’ adalah kosong dari R’
ii. f (-a) = -f (a) untuk semua a R
iii. f (R) = {f (a) | a R} adalah sub-ring dari R’
iv. Jika R adalah komutatif, maka f (R) adalah komutatif
v. R’ memiliki identitias, maka f (1)
vi. Jika a R adalah unit, maka f (a) adalah unit di R’ dan f (a)-1 = f (a-1)
Defenisi 8.3.4 Misalkan f adalah homomorphis dari ring R menjadi ring R’, maka inti dari f
, ditulis Ker f, secara sistematis sebagai berikuyt
Ker f = {a R | f (a) = 0’}
Teorema 8.3.5 Misalkan f menjadi homomorphis dari ring R menjadi ring R’, maka Ker f
adalah ideal dari R

Bab 9. Penanaman Rings


Defenisi 9.1.1 Sebuah ring R disebut tertanam di ring S jika terdapat monomorphis dari R
kedalam S
Teorema 9.1.2 Setiap R dapat ditanam kedalam ring S dengan 1 dimana R adalah ideal dari
S. Jika R adalah komutatif, maka S adalah komutatif
Teorema 9.1.3 Misalkan R adalah komutatif rings dengan pembagi tak kosong. Maka R
dalam tertanam kedalam integral domain.
29
Teorema 9.1.4 Setiap integral domain R dapat ditanamkan kedalam bidang
Defenisi 9.1.5 Misalkan R menjadi integral domain. Bidang F disebut sebagai hasil bagi
bidang R jika terdapat sub-ring R1 dari F dimana
i. R R1
ii. Untuk semua x F, terdapat a,b R1 dengan b ≠ 0 dimana x = ab-1

Bab 10. Penjumlahan Ring Secara Langsung


Defenisi 10.1.1 Penjumlahan langsung bagian dari ring {R1 | i I}, diberikan oleh i I
Ri pada himpunan:
i I Ri = { ∏ }
Teorema 10.1.2 Misalkan {Ri | i I } menjadi bagian ring, maka
i. i I Ri adalah sub-ring dari penjumlahan ring dari ring ∏
ii. Untuk semua k I, fungsi ik : Rk  i I Ri terdefenisi oleh
Ik (a) = {{ai | i I} ai = 0 untuk semua i ≠ k dan ak = a}
iii. Untuk semua k I, ik (Rk) adalah ideal dari i I Ri
Defenisi 10.1.3 Misalkan I menjadi himpunan terbatas tak kosong, {1,2, ..., n} dan {Ai | i
I} menjadi bagian Ring ideal R. Maka penjumlahan bagian terbatasnya disimbolkan
dengan ∑ yang himpunannya adalah

Jika I kosong, maka diperoleh ∑ = {0}


Jika I = {1, 2, ..., n}, maka dapat juga menggunakan notasi A1 + A2 + ... + An yang
dinotasikan dengan penjumlahan ∑
Teorema 10.1.4 Misalkan {Ai | i I} menjadi bagian terbatas dari Rings Ideal R. Maka
i. ∑ adalah ideal dari R
ii. ∑ untuk semua i I
iii. Jika A adalah ideal dari R yang dimana untuk semua i I , maka ∑

Bab 11. Polinomial Rings


Bagian penting pada Rings disebut juga sebagai Bagian Rings Polynomial. Polynomial
umumnya dijabarkan dengan bentuk a0 + a1x + a2x2 + ... + anxn, dimana x adalah simbol dan ai
adalah bilangan bebas bilangan real atau fungsinya adalah f(x) = a0 + a1x + a2x2 + ... + anxn.
Defenisi 11.1.1 Untuk setiap ring R, misalkan R[x] didefenisikan dengan himpunan semua
bilangan terkecil (a0, a1, ...) dimana ai R, dimana i = 0, 1, 2, ... dan dimana setiap bilangan

30
tak negtif n (dipenden dengan (a0, a1, ...)) dimana untuk semua bilangan k ≥ n, ak = 0. Setiap
elemen R[x] adalah bilangan polinomial dari R.
Teorema 11.1.2
i. Jika R adalah rings komutatif dengan 1, maka R[x] adalah rings komutatif dengan 1.
ii. Jika R adalah sebuah domain integral, maka R[x] adalah domain integral
Defenisi 11.1.3 Misalkan R adalah sebuah rings. Jika f(x) = a0 + a1x + ... + anxn, an 0,
adalah polynomial dari R[x]. Maka n juga disebut derajad dari f(x), ditulis dengan deg f(x),
dan an disebut dengan koefisien tak terhingga dari f(x). Jika R memiliki identitas dan an = 1,
maka f(x) adalah monic polinomial.
Teorema 11.1.4 Misalkan R[x] menjadi rings polinomial dan f(x), g(x) menjadi dua
polinomial tak kosong di R[x].
i. Jika f(x)g(x) 0, maka deg f(x)g(x) ≤ deg f(x) + deg g(x)
ii. Jika f(x) + g(x) 0, maka deg(f(x) + g(x)) ≤ max {deg f(x), deg g(x)}

Teorema 11.1.6 Divisi Algoritma


Misalkan R menjadi ring komutatif dengan 1 dan f(x), g(x) menjadi polinomial pada R[x]
dengan koefisien leading dari g(x) sebuah unit di R. Maka terdapat polinomial terbatas di q(x),
r(x) R[x] dimana
f(x) = q(x)g(x) + r(x)
dimana r(x) = 0 atau deg r(x) < deg g(x)
Defenisi 11.1.7 Misalkan R adalah rings komutatif dengan 1 dan f(x) = a0 + a1x + ... + anxn
R[x]. Untuk semua r R didefenisikan dengan’
f(x) = a0 + a1r + ... + anrn

Bab 12. Domain Euclidean


A. Domain Euclidean
Defenisi 12.1.1 Sebuah Domain Euclidean (E, +, , v) merupakan domain terpisah dari (E,
#
+, ) bersama-sama dengan fungsi v : E \ {0}  dimana
i. Untuk semua a, b E dengan b ≠ 0, terdapat q, r E maka a = qb = r, dimana antara r
= 0 atau v(r) < v(b)
ii. Untuk semua a,b E \ {0}, v(a) ≤ v(ab), dimana v disebut penilaian Euclidean
Defenisi 12.1.2 Sub-set [i] = {a + bi | a,b } dari bilangan kompleks yang disebut
sebagai himpunan bilangan bulat gaussian.

31
Teorema 12.1.3 Himpunan [i] dari bilangan bulat gaussian merupakan sub-ring dari .
Bagian dari [i] adalah ±1 dan ±i
Teorema 12.1.4 Ring [i] dari bilangan bulat gaussian menjadi domain euclidean ketika
#
dimisalkan fungsinya, N : [i]\{0}  , yang terdefenisi oleh N(a + bi) = (a + bi)(a – bi)
= a2 + b2 untuk semua a, b , yang berfungsi sebagai fungsi v.
Defenisi 12.1.5 Misalkan R adalah ring komutatif dengan 1. Jika setiap ideal R adalah
prinsip ideal, maka R disebut sebagai Prinsip Ideal Ring. Sebuah domain integral yang juga
memiliki prinsip ideal ring disebut sebagai prinsip ideal domain.
Teorema 12.1.6 Misalkan R adalah ring komutatif dengan 1. Diikuti dengan kondisi yang
ekuvelen dengan
i. R adalah bidang
ii. R[x] adalah domain euclidean
iii. R[x] adalah Prinsip ideal domain.

B. Pembagi Persekutuan Terbesa


Defenisi 12.2.1 Misalkan R adalah ring komutatif dan a,b R dimana a ≠ 0. Jika terdapat c
R dimana b = ac, maka a disebut membagi b atau a disebut pembagi b dan ditulis dengan
a|b
Misalkan R adalah komutatif dengan 1, maka
i. a | a, 1 | a dan a | 0
ii. a adalah sebuah unit jika dan hanya jika a | 1
iii. Jika a | b dan b | c, maka a | c
Defenisi 12.2.2 Misalkan R adalah ring komutatif dengan 1. Bilangan tak kosong a R
disebut sebagai asosiatif dari bilangan tak kosong b R, jika a = bu untuk semua bagian u
R
Teorema 12.2.3 Misalkan R adalah ring komutatif dengan 1 dan a, b, c R
i. Jika a adalah asosiatif dari b, maka b adalah asosiatif dari a
ii. Jika a adalah asosiatif dari b dan b adalah asosiatif dari c, maka a adalah asosiatif dari c
iii. Misalkan R adalah domain integral. Maka a adalah asosiatif dari b jika dan hanya jika
a|b dan b|a
iv. Misalkan R adalah domain integral. Maka a dan b adalah asosiatif satu sama lain jika
dan hanya jika < a > = < b >
Defenisi 12.2.4 Misalkan R adalah ring komutatif dan a1, a2, ..., an bilangan di R, tidak
semua kosong. Bilangan tak kosong d R disebut sebagai Pembagi bersekutu dari a1, a2,
32
..., an jika d|ai, untuk semua i = 1,2,...,n. Bilangan tak kosong d R disebut Pembagi
persekutuan terbesar dari a1, a2, ..., an jika
i. d adalah pembagi bersekutu dari a1, a2, ..., an
ii. jika c R adalah pembagi bersekutu dari a1, a2, ..., an, maka c|d
Teorema 12.2.5 Misalkan R adalah prinsip ideal ring dan a, b R tidak kosong. Maka a
dan b memiliki a gcd d. Untuk setiap gcd d dari a, terdapat s, t R dimana d = sa + tb

C. Bilangan Prima dan Bilangan tak Terinduksi


Defenisi 12.3.1 Misalkan R adalah ring komutatif dengan 1
i. Bilangan p dari R disebut tak terinduksi jika p adalah tak kosong dan a bukan bagian,
dan p = ab dengan a, b R menyiratkan antara a atau b adalah bagian. Sebuah bilangan
p dari R disebut terinduksi jika p adalah tak terinduksi.
ii. Bilangan p dari R disebut prima jika p tak kosong dan a bukan bagian, dan jika setiap
p|ab, a,b R maka antara p membagi a atau p membagi b.
iii. Dua bilangan a dan b dari R disebut relatif prima jika pembagi terbesar keduanya adalah
bagian himpunannya.
Teorema 12.3.2 Misalkan R adalah integral domain dan p R dimana p adalah tak kosong
dan bukan bagian himpunannya. Maka p adalah tak terinduksi jika dan hanya jika hanya
membagi dari p yang memiliki asositif p dan bilangan himpunan bagian dari R.
Teorema 12.3.3 Misalkan R adalah domain integral dan p adalah bilangan prima R, maka p
tak terinduksi.
Teorema 12.3.4 Misalkan R adalah prinsip ideal ring dan p R. Jika p tak terinduksi maka
p adalah prima
Teorema 12.3.5 Misalkan R sebuah prinsip ideal ring dan a,b R. Jika a dan b selatif
prima, maka terdapat s,t R dimana 1 = sa + tb
Teorema 12.3.6 Mempertimbangkan polinomial Ring F[x] diluar bidang F dan p(x) F[x].
Maka kondisinya ekuivalen dengan
i. p(x) tak terinduksi
ii. F[x]/ <p(x)> adalah integral domain
iii. F[x]/<p(x)> adalah bidang.

Bab 13. Domain Faktorisasi Unik


13.1 Domain Faktorisasi Unik

33
Definisi 13.1.1 Suatu unsur bukan satuan bukan nol dari daerah integral dikatakan
memiliki faktorisasi jika dapat dinyatakan sebagai

dimana adalah elemen yang tidak dapat direduksi. Ekspresi disebut


faktorisasi dari .
Domain integral disebut domain faktorisasi ) jika setiap elemen bukan satuan
bukan nol memiliki faktorisasi.
Lemma 13.1.2 Misalkan merupakan daerah integral. Misalkan a adalah elemen bukan
satuan bukan nol dari sedemikian sehingga a tidak memiliki faktorisasi. Kemudian
untuk setiap bilangan bulat positif n, terdapat faktor-faktor nontrivial
seperti itu bahwa .
Teorema 13.1.3 Misalkan merupakan daerah integral dengan fungsi
sedemikian sehingga untuk semua , di mana persamaan
berlaku jika dan hanya jika adalah suatu unit. Maka adalah .
Definisi 13.1.9 Sebuah domain integral disebut domain faktorisasi unik jika
berikut dua kondisi berlaku di :
(i) setiap elemen bukan satuan bukan nol dari dapat dinyatakan sebagai:

dimana adalah elemen yang tidak dapat direduksi dan


(ii)jika adalah dua faktorisasi dari a sebagai produk hingga
dari elemen-elemen yang tak tereduksi, maka dan ada permutasi dari
sehingga dan adalah asosiasi untuk semua

13.2 Faktorisasi Polinomial pada UFD


Lemma 13.2.8 Misalkan adalah . Misalkan adalah polinomial primitif
nonkonstan dalam . Maka tidak dapat direduksi di jika dan hanya jika
tak tereduksi di .
Bukti. Misalkan tak tereduksi dalam dan tak tereduksi dalam .
Maka ada sehingga , deg , dan deg
. Dengan Lemma 13.2.6, terdapat dengan , dan
polinomial primitif sedemikian hingga dan
. Jadi, . Ini menyiratkan bahwa
. Sekarang adalah primitif dan adalah unit. Jadi,
untuk beberapa unit . Sekarang

34
( ) untuk beberapa unit
untuk beberapa unit
untuk beberapa unit .
Teorema 13.2.10 Misalkan adalah . Maka adalah .
Bukti. Misalkan suatu polinomial berderajat . Misalkan , di
mana adalah isi dari dan adalah polinomial primitif di . Sekarang
adalah dan  . Oleh karena itu, ada ada polinomial
tak tereduksi dalam sehingga
. Oleh Lemma 13.2.7,
, dan adalah polinomial primitif dalam . Juga, oleh
Lemma 13.2.8, tak tereduksi dalam . Karenanya,

Misalkan dan . Kemudian


. (13.1)
Oleh Lemma 13.2.3, adalah primitif. Ini menyiratkan bahwa
untuk beberapa unit dan seterusnya

Ini menunjukkan bahwa


(13.2)
Karena asosiasi dari polinomial tak tereduksi juga merupakan polinomial tak tereduksi,
maka tak tereduksi dapat disederhanakan. Jadi, untuk setiap polinomial
dengan derajat , terdapat polinomial tak tereduksi dalam seperti
yang

di mana . Jika bukan suatu satuan, maka terdapat unsur-unsur tak


tereduksi sedemikian sehingga
(13.3)

13.3 Ireduksi Polinomial


Teorema 13.3.1 Misalkan merupakan polinomial berderajat atau . Maka
tak dapat direduksi terhadap jika dan hanya jika tidak memiliki akar di .
Bukti. Misalkan deg dan tak tereduksi. Jika memiliki akar di ,
katakanlah , maka membagi dalam sehingga dapat direduksi
pada . Sebaliknya, misalkan tidak memiliki akar dalam . Asumsikan bahwa
35
dapat direduksi. Maka untuk beberapa , deg
dan deg . Sekarang deg . Oleh karena itu, deg
dan deg atau deg dan deg . Untuk menjadi
spesifik, misalkan derajat dan derajat . Maka untuk
beberapa . Sekarang dan . Jadi, adalah
akar dari dan karenanya adalah akar dari di . Ini kontradiksi dengan
asumsi kami bahwa tidak memiliki akar dalam . Oleh karena itu, tidak dapat
direduksi terhadap . Argumen serupa dapat digunakan untuk kasus ketika deg .

Teorema 13.3.7 (Kriteria Irreduksibilitas Eisenstein) Misalkan adalah dan


adalah bidang hasil bagi. Misalkan

menjadi polinomial nonkonstan di . Misalkan mengandung prima sedemikian


rupa sehingga
(i) ,
(ii) , dan
(iii) .
Maka tak tereduksi di .

Bab 14. Ideal Maksimal, Prima, dan Primer


14.1 Ideal Maksimal, Prima, dan Primer
Definisi 14.1.1 Sebuah ideal dari sebuah ring disebut prima jika untuk setiap dua
ideal dan dari ,  menyiratkan bahwa  atau  .
Teorema berikut memberikan karakterisasi yang berguna dari ideal prima dengan bantuan
elemen . Mari kita pertama ingat bahwa jika adalah ideal kiri dan adalah ideal
kanan dari ring , maka adalah ideal dari . Misalkan . Kemudian Ra adalah
ideal kiri dari dan adalah ideal kanan dari . Jadi, adalah ideal dari . Kami
menyatakan dengan . Juga, untuk .
Teorema 14.1.2 Sebuah ideal dari sebuah ring adalah ideal prima jika dan hanya jika
untuk semua  menyiratkan bahwa baik atau .
Akibat wajar 14.1.3 Misalkan adalah ring komutatif. Sebuah ideal dari adalah
ideal prima jika dan hanya jika untuk semua menyiratkan bahwa
atau .

36
Definisi 14.1.6 Misalkan adalah ring dan adalah ideal (kiri, kanan) dari . Maka
disebut maximal (kiri, kanan) ideal jika dan tidak ada (kiri, kanan) ideal I dari
sehingga   .
Teorema 14.1.7 Misalkan adalah ring komutatif dengan . Maka setiap ideal maksimal
dari adalah ideal prima dari .
Bukti. Biarkan menjadi ideal maksimal dari dan dan menjadi dua elemen dari
sehingga dan  . Sekarang 〈 〉 adalah ideal yang
dihasilkan oleh . Karena  〈 〉. Juga, sejak adalah ideal maksimal,
〈 〉 . Jadi, terdapat dan sedemikian rupa sehingga . Ini
menyiratkan bahwa . Oleh karena itu, adalah ideal prima.
Definisi 14.1.21 Misalkan adalah ring komutatif dan adalah ideal dari . Maka akar
dari , dinotasikan dengan √ , didefinisikan sebagai himpunan
√ untuk beberapa bilangan bulat positif }.
Teorema 14.1.22 Misalkan ideal dari ring komutatif . Maka
(i) √ adalah ideal dari dan √  ,

(ii) jika adalah ideal primer, maka √ adalah ideal prima.


Pada ring polinomial ], misalkan 〈 〉. Dapat ditunjukkan bahwa
〈 〉 dan 〈 〉 adalah primer ideal dan bahwa 〈 〉 〈 〉.
Faktanya, itu dapat ditunjukkan dalam sembarang ring polinomial lebih
bidang yang setiap ideal adalah persimpangan terbatas dari ideal primer. Hasil terakhir
ini adalah jenis fundamental teorema aritmatika untuk cita-cita. Dapat juga ditunjukkan
bahwa √〈 〉 〈 〉 dan √〈 〉 〈 〉 . Solusi dari sistem persamaan di
atas adalah

Ideal 〈 〉sesuai dengan , sedangkan ideal 〈 〉 sesuai dengan


.
Kami menyimpulkan bagian ini dengan menyebutkan perbedaan berikut antara cita-cita
dan .
1. Pada ring , setiap ideal adalah ideal utama, tetapi pada terdapat ideal (misalnya,
〈 〉), yaitu tidak utama.
2. Dalam ring , ideal nontrivial adalah ideal prima jika dan hanya jika ideal maksimal.
Di ring , ada adalah cita-cita prima (misalnya 〈 〉), yang tidak maksimal.

37
3. Pada ring , sebuah ideal nontrivial adalah ideal primer jika dan hanya jika 〈 〉
untuk beberapa p prima dan untuk beberapa bilangan bulat positif . Oleh karena itu,
di , jika adalah ideal primer, maka dapat diekspresikan sebagai beberapa
kekuatan yang terkait ideal utama. Dalam , ini tidak benar, karena 〈 〉 adalah
ideal primer dengan 〈 〉 sebagai ideal prima yang terkait, tetapi 〈 〉 〈 〉
untuk sembarang .

Bab 15. Modul dan Ruang Vektor


Definisi 15.1.1 Misalkan adalah ring. Grup komutatif disebut modul kiri atau
modul kiri atas sehubungan dengan pemetaan jika untuk semua
dan

Jika memiliki identitas 1 dan jika untuk semua , maka disebut modul-
R kiri uniter atau uniter.
Sebuah modul kanan dapat didefinisikan dengan cara yang sama. Dalam definisi di atas,
kami menggunakan notasi yang sama untuk penambahan pada ring dan penambah n pada
grup . Kami juga menggunakan notasi yang sama untuk perkalian di dan perkalian antar
elemen dari Seharusnya jelas bagi pembaca sekarang bahwa sebenarnya ada empat
operasi berbeda yang terlibat. Kami menulis untuk
Definisi 15.1.4 Misalkan adalah modul- dan adalah himpunan bagian tak kosong dari
. Maka disebut submodule dari jika adalah subgrup dari dan untuk semua
, kita memiliki .
Jelas bahwa submodul dari modul- itu sendiri adalah modul- . Menggunakan argumen yang
mirip dengan yang digunakan untuk subkelompok dan ideal, seseorang dapat menunjukkan
bahwa perpotongan dari kumpulan submodul yang tidak kosong dari modul lagi-lagi
merupakan submodul.
Teorema 15.1.6 Misalkan M adalah modul-R dan X adalah himpunan bagian tak kosong dari
M. Maka

{∑ ∑ }

Definisi 15.1.8 Misalkan adalah sebuah lapangan. Modul kesatuan (kiri) disebut ruang
vektor (kiri) di atas . Elemen disebut vektor dan elemen disebut skalar. Submodul dari
38
disebut a subruang dari . Jika adalah himpunan bagian dari sehingga 〈 〉 , maka
dikatakan merentang atau membangkitkan dan adalah disebut rentang atas
Teorema 15.1.12 Misalkan adalah ruang vektor di atas dan adalah himpunan bagian tak
kosong dari . Maka adalah subruang dari jika dan hanya jika untuk semua dan
untuk semua
Definisi 15.1.15 Misalkan adalah ruang vektor di atas medan . Suatu himpunan bagian
dari disebut bebas linier lebih jika untuk setiap jumlah terbatas elemen yang berbeda
menyiratkan bahwa
untuk sembarang skalar berhingga . Jika tidak,
disebut bergantung linier lebih dari F
Teorema 15.1.18 Misalkan adalah ruang vektor di atas dan adalah himpunan bagian
dari V. Jika 〈 〉 maka 〈 〉 〈 〉..
Teorema 15.1.19 Misalkan adalah ruang vektor terhadap dan adalah
himpunan bagian dari yang merentang Misalkan B adalah himpunan vektor bebas linear
di . Maka memuat paling banyak vector

Bab 16. Eksistensi Lapangan


16.1 Ekstensi Aljabar
Mari kita ingat bahwa karakteristik medan adalah atau prima. Dengan Teorema 8.1.9,
perpotongan dari kumpulan subbidang dari bidang lagi-lagi merupakan subbidang dari .
Oleh karena itu, bidang berisi subbidang yang tidak memiliki subbidang yang tepat, yaitu,
persimpangan semua subbidangnya.
Definisi 16.1.1 Bidang disebut bidang prima jika tidak memiliki subbidang yang tepat.
Teorema 16.1.2 Misalkan adalah medan.
(i) Jika karakteristik adalah 0, maka berisi subbidang sedemikian rupa
sehingga .
(ii) Jika karakteristik adalah , maka F berisi subbidang K sedemikian
sehingga
Teorema 16.1.3 Misalkan adalah bidang dan adalah subbidang dari Kondisi berikut
adalah ekuivalen.
(i) adalah subbidang utama dari
(ii) adalah perpotongan semua subbidang

39
Misalkan adalah bidang dan adalah subbidang dari Bidang disebut perpanjangan
dari bidang . Kami menyatakan ini dengan dan panggil sebagai ekstensi bidang
atau bidang ekstensi
Teorema 16.1.20 Misalkan adalah perpanjangan medan dan adalah medan perantara
dari . Kemudian Selain itu, adalah ekstensi hingga jika
dan hanya jika dan adalah ekstensi hingga
Definisi 16.1.23 Suatu perluasan medan disebut aljabar jika setiap elemen adalah
aljabar terhadap ; lainsalah disebut transendental.
Teorema 16.1.24 Misalkan adalah medan perantara dari ekstensi medan . Maka =
adalah ekstensi aljabar jika dan hanya jika dan adalah ekstensi aljabar.
Definisi 16.1.26 Misalkan dan adalah ekstensi medan dan adalah
homomorfisme. Kemudian disebut K-homomorphism jika untuk semua
Teorema 16.1.27 Misalkan merupakan ekstensi aljabar dan adalah K-
homomorfisme. Maka adalah automorfisme
16.2 Memisahkan Bidang
Di sini kami memberikan beberapa hasil tentang keberadaan ekstensi bidang yang dihasilkan
oleh akar polinomial. Hasil ini merupakan dasar teori Galois.
Definisi 16.2.4 Misalkan adalah sebuah bidang. Suatu polinomial pada
dikatakan membelah bidang jika dapat difaktorkan sebagai produk dari faktor
linier dalam Bidang yang mengandung dikatakan sebagai bidang pemisah untuk
di atas jika membelah , tetapi tidak ada medan tengah yang tepat.
Contoh 16.2.5 Bidang bilangan kompleks C adalah bidang pemisah untuk polinomial
di atas R. Ini mengikuti karena dalam dan
tidak memiliki medan tengah yang tepat karena (Jika , di mana
adalah medan perantara dari , maka dan juga atau
. Jadi, atau Perhatikan bahwa bukan bidang pemisah
di atas karena membelah
Teorema 16.2.6 Misalkan suatu bidang dan suatu polinomial pada berderajat .
Biarkan menjadi ekstensi bidang. Jika dalam
maka ) adalah bidang pemisah untuk erhadap
Definisi 16.2.12 Misalkan adalah ekstensi medan dan Maka a dan b disebut
konjugat jika a dan b adalah akar-akar polinomial tak tereduksi yang sama di atas Kami
meminta pembaca untuk membuktikan bahwa gagasan konjugat mendefinisikan hubungan
ekivalensi pada .

40
Teorema 16.2.14 Misalkan adalah medan. Misalkan p adalah bilangan prima dalam dan
Maka polinomial dapat direduksi atas jika dan hanya jika memiliki
akar di .
16.3 Bidang Tertutup Aljabar
Definisi 16.3.1 Suatu medan K disebut tertutup aljabar jika untuk semua f(x) K[x] dengan
derajat f(x) 1, f(x) memiliki akar di K
Teorema 16.3.2 Misalkan adalah medan. Kondisi berikut setara.
(i) tertutup secara aljabar.
(ii) Setiap polinomial tak tereduksi dalam berderajat .
(iii) Misalkan . Kemudian dibagi sebagai hasil kali faktor
linier terhadap .
(iv) Jika adalah perluasan medan aljabar, maka
Lemma 16.3.6 Biarkan F dan L menjadi bidang dengan L tertutup secara aljabar.
Misalkan merupakan isomorfisme dari menjadi . Misalkan adalah elemen
aljabar atas pada suatu perluasan medan . Misalkan adalah polinomial
minimal dari . Kemudian dapat diperluas ke isomorfisme dari menjadi dan jumlah
ekstensi tersebut sama dengan jumlah akar yang berbeda dari
Teorema 16.3.7 Biarkan menjadi ekstensi medan aljabar. Misalkan adalah medan
tertutup aljabar dan adalah isomorfisme menjadi . Maka terdapat isomorfisme dari
menjadi sedemikian sehingga .
Teorema 16.3.8 Misalkan adalah medan. Biarkan dan menjadi dua penutupan aljabar
dari . Maka terdapat isomorphism dari ke sedemikian rupa sehingga untuk
semua

Bab 17. Multiplisitas Akar


Definisi 17.1.1 Misalkan adalah sebuah lapangan dan adalah polinomial tak tereduksi
pada berderajat . Maka disebut dapat dipisahkan jika memiliki akar yang
berbeda dalam bidang pemisah dari di atas ; jika tidak disebut tak terpisahkan
atas . Suatu polinomial arbitrer dalam disebut dapat dipisahkan jika masing-masing
faktornya yang tidak dapat direduksi dalam dapat dipisahkan; jika tidak maka disebut
tak terpisahkan.
Definisi 17.1.2 Misalkan adalah ekstensi medan dan adalah elemen dari yang aljabar
terhadap Maka disebut dapat dipisahkan (atau aljabar dapat dipisahkan) di atas jika
polinomial minimalnya atas dapat dipisahkan; sebaliknya disebut tak terpisahkan atas .

41
Jika merupakan kepanjangan aljabar, maka disebut separable (atau separable
aljabar) jika setiap elemen dapat dipisahkan dari ; jika tidak, disebut tak terpisahkan.
Teorema 17.1.5 Untuk sembarang medan , polinomial tak tereduksi dalam dapat
dipisahkan jika dan hanya jika dan turunan formalnya relatif prima
Definisi 17.1.17 Biarkan menjadi ekstensi bidang. disebut perpanjangan sederhana
jika untuk beberapa . Elemen seperti ini disebut elemen primitif.
Teorema 17.1.18 Misalkan adalah medan tak hingga dan adalah ekstensi medan
dengan aljabar terhadap dan aljabar yang dapat dipisahkan di atas . Maka terdapat
elemen sehingga , yaitu, adalah ekstensi sederhana.
Teorema 17.1.22 (Artin) Misalkan adalah medan tak berhingga. Biarkan menjadi
ekstensi medan berhingga. Maka adalah ekstensi sederhana jika dan hanya jika hanya
ada sejumlah medan menengah yang terbatas.
Teorema 17.1.32 Misalkan merupakan perluasan medan dari karakteristik . Jika
adalah aljabar yang dapat dipisahkan, maka Jika dan
maka adalah aljabar separable.
Definisi 17.1.37 Misalkan merupakan perluasan medan aljabar dari karakteristik .
Maka derajat disebut derajat keterpisahan dan dilambangkan dengan
Derajat disebut derajat ketidakterpisahan dan dilambangkan dengan
.
Teorema 17.1.38 Misalkan K adalah medan karakteristik dan suatu polinomial
tak tereduksi dalam Misalkan adalah perpanjangan dari yang diperoleh dengan
menghubungkan akar a dari ke . Maka

BAB 18 Bidang Terbatas


18.1 Bidang Terbatas
Bidang hingga (atau bidang Galois) adalah bidang dengan jumlah elemen yang terbatas.
Jika adalah medan berhingga, maka memiliki karakteristik prima dan berisi
subbidang isomorfik untuk . Karena hanya memiliki sejumlah elemen yang terbatas,
[ ] .
Teorema 18.1.1 Jika adalah medan berhingga dengan karakteristik dan [ ],
maka mengandung elemen .

42
Bukti. Karena [ ] memiliki basis dari elemen, misalkan, .
Setiap elemen dari adalah kombinasi linier dari , yaitu,
, di mana . Sekarang memiliki elemen. Jadi,
memiliki paling banyak elemen. Karena bebas linier terhadap
berbeda untuk setiap pilihan . Jadi, memiliki
tepat elemen.
Teorema 18.1.2 Setiap elemen dari medan hingga berkarakteristik dan elemen
adalah akar dari polinomial . Selain itu, adalah bidang pemisah dari

lebih dari .
Bukti. Pertama, perhatikan bahwa adalah grup komutatif dengan orde .
Jadi, untuk semua , dari mana . Jelas . Karena
memuat semua akar dari berisi bidang pemisah dari lebih dari .
Namun, adalah himpunan semua akar dari dan .
Teorema 18.1.5 Misalkan adalah sebuah lapangan dan adalah subgrup berhingga dari
grup perkalian . Lalu adalah siklik.
Bukti. Karena adalah grup Abelian berhingga, adalah produk langsung dari subgrup
siklik , dimana , dan . Dari sini dapat
disimpulkan bahwa untuk semua . Jadi, setiap elemen dari adalah akar
dari . Karena memiliki paling banyak akar berbeda di
. Sekarang adalah subgrup dari dan . Oleh karena itu,
dan adalah siklik.
Akibat wajar berikut adalah konsekuensi langsung dari Teorema 18.1.5.
Akibat wajar 18.1.6 Grup perkalian dari medan berhingga adalah siklik.
Teorema 18.1.7 Misalkan adalah medan berhingga dan suatu ekstensi
medan dengan aljabar di atas . Maka ada sedemikian rupa sehingga
, yaitu, adalah ekstensi sederhana.
Bukti. Karena adalah aljabar, . Jadi, adalah medan
berhingga karena adalah medan berhingga. Karena adalah grup siklik
dengan beberapa generator, katakanlah, c menurut Teorema 18.1.5, maka
.
Akibat wajar 18.1.8 Setiap perpanjangan berhingga dari bidang berhingga adalah
sederhana.

43
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah membaca Buku Aljabar Grup yang digunakan dalam Critical Book Report
ini, maka didapatlah keunggulan dan juga kelemahan dari buku tersebut. Dari keunggulan
dan kelemahan itu juga dapat kita simpulkan apakah buku tersebut baik atau tidak
dijadikan sebagai buku pedoman bagi mahasiswa. Dan, setelah melihat keunggulan dan
kelemahan dari buku Aljabar Grup tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa buku dengan
judul “Introduction to Abstract Algebra” oleh D.S. Malik sudah cukup baik untuk
dijadikan sebagai buku pedoman untuk mahasiswa.
Kelengkapan materi, pembahasan yang mendalam serta penggunaan Bahasa
Inggris yang cukup mudah dipadami merupakah keunggulan yang dimiliki oleh buku
tersebut sehingga buku Introduction to Abstract Algebra dapat dijadikan sebagai buku
pedoman bagi mahasiswa. Namun, karena masih adanya kelemahan dari buku ini maka,
adanya buku referensi lain untuk menutupi kelemahan dari buku tersebut akar pada
pembaca dapat lebih maksimal memahami materi yang ada pada Aljabar Grup.

4.2 Saran
Buku Introduction to Abstract Algebra memang sudah baik untuk dijadikan
sebagai referensi pada mata kuliah Aljabar Grup, namun bagi kamu yang masih belum
bisa menggunakan Bahasa Inggris dapat menambahkan referensi lainnya dalam bentuk
bahasa yang kamu mengerti atau mencari terjemahan dari buku tersebut.

44

Anda mungkin juga menyukai