Anda di halaman 1dari 7

PERENCANAAN PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR

Oleh : Achmad Djunaedi dan M. Natsir Basuki *)

Abstrak
Wilayah pantai/pesisir mempunyai karakter yang spesifik dibandingkan dengan
kawasan yang lain.. Wilayah ini merupakan agregasi dari berbagai komponen
ekologi dan fisik yang saling terkait dan saling berinteraksi. Pembangunan dengan
memanfaatkan sumberdaya pantai tanpa memperhatikan prinsip-prinsip ekologis
akan dapat merusak fungsi ekosistem pantai.
Pengembangan wilayah pada kawasan pesisir sebagaimana pengembangan
wilayah pada kawasan lainnya, mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Kegiatan ini dilakukan melalui perencanaan
pengembangan dalam suatu proses yang didalamnya terdapat berbagai
pendekatan yang harus diperhatikan.
Dewasa ini pembangunan pada kawasan pantai berkembang sangat pesat dan
ditunjukkan dengan adanya multi kegiatan, misalnya usaha tambak, nelayan,
pengusaha industri, hotel dan rekreasi wisata, dan usaha-usaha. Dengan semakin
meningkat dan kompleksitas kegiatan didalamnya maka perlu dilakukan
perencanaan pengembangan kawasan pantai/pesisir.
Pengelolaan wilayah pantai secara terpadu (Intergrated Coastal Zone
Management) merupakan kunci bagi pembangunan melalui pemecahan problem
dan konflik di wilayah pantai yang sangat pelik dan kompleks.

Katakunci : kawasan pesisir, terpadu, pengelolaan.

1. PENDAHULUAN saling mempengaruhi, serta secara ekologis


Pada umumnya satu wilayah sangat rapuh1). Pembangunan atau
berkembang dari keadaan yang tingkat pengusahaan sumberdaya alam yang tidak
kompleksitasnya lebih rendah menuju memperhatikan prinsip-prinsip ekologi akan
kepada keadaan yang kompleksitasnya sangat mudah merusak proses atau fungsi
lebih tinggi. Meningkatnya kompleksitas ekosistem pantai. Disamping itu ditunjukkan
tersebut menyebabakan bertambahnya adanya komunitas serta terdapatnya multi
problem kebijakan pengembangan wilayah kegiatan pada wilayah pesisir, misalya:
yang sering menjadi tidak mudah petambak, nelayan, petani, pengusaha industri,
diselesaikan. Terdapat banyak kasus pada hotel dan rekreasi wisata, dan usaha-usaha
problem pengembangan wilayah, dan yang berhubungan dengan laut atau pesisir.
problem-problem semacam ini akan terjadi Pengembangan wilayah pada kawas-an
pula dalam pengembangan wilayah pesisir. pesisir sebagaimana pengembangan wilayah
Sebagaimana diketahui bahwa pada kawasan lainnya, tujuan utamanya adalah
suatu wilayah itu mempunyai kondisi yang meningkatkan kesejahtera-an masyarakat.
spesifik. Apabila dibandingkan kondisi Kegiatan ini dilakukan melalui perencanaan
wilayah yang satu terhadap lainnya, maka pengembangan dalam suatu proses yang
masing-masing akan berbeda, yaitu didalamnya terdapat berbagai pendekatan yang
perbedaan dari sisi karakteristiknya, dan harus diperhatikan.
bila dilihat lebih mendalam maka akan Dalam kaitan tersebut, maka akan
berbeda pula problem yang ada atau terjadi dicoba menyajikan gambaran secara ringkas
didalamnya. Dengan demikian, akan bagaimana perencanaan pengembangan pesisir
pemiliki perbedaan dalam cara yang diawali terlebih dahulu dengan pengenalan
penanganannya. Adapun karakteristik konsep wilayah/kawasan dan pengertian
wilayah pesisir yang spesifik adalah bahwa wilayah/kawasan pesisir. Secara keseluruhan,
pada wilayah ini merupakan agregasi dari akan disajikan secara ringkas mengenai
berbagai komponen ekologi dan fisik yang problem-problem yang ada, pendekatan-

*)
BAPPEDA Daerah Istimewa Yogyakarta

Perencanaan Pengembangan Kawasan ….(A. Djunaedi dan M.N. Basuki) 225


pendekatan perencanaan pengembangan untuk klasifikasi jenis ketiga yaitu wilayah
wilayah pesisir, dan proses-proses yang perencanaan. Di dalam prakteknya wilayah
ada. formal dan wilayah fungsioanl jarang berimpit,
sehingga identifikasi wilayah-wilayah
2. KONSEP WILAYAH perencanaan kemudian dikompromi-kan3).
Adapun untuk wilayah pesisir, penentuan batas
Dalam perencanaan pengembang- fisik ruang wilayah dalam kaitannya dengan
an wilayah sering terlebih dahulu dlakukan usaha pengelolaannya dilakukan secara
delineasi wilayah (region) yang didalamnya berbeda pada berbagai negara, dan bahkan
terdapat kegiatan untuk menentukan batas- tiap-tiap daerah di Indonesia juga berbeda.
batas wilayah. Penentuan batas wilayah Dengan mengambil contoh tersebut, maka pada
dengan memperhatikan terhadap konsep wilayah pesisir, kecuali barangkali pada wilayah-
wilayah. Dalam kaitan ini, konsep wilayah wilayah pantai yang relatif masih “perawan”,
lebih menekankan “wilayah” sebagai suatu pada umumnya wilayah pantai telah atau
alat (means) untuk suatu tujuan sedang berkembang atau dikembangkan
dibandingkan dengan tujuannya sendiri. menjadi suatu wilayah fungsional1). Terkait
Sebagai suatu konsep, dapat ditunjukkan dengan ini, maka wilayah perencanaan dari
dengan mengambil contoh konsep wilayah wilayah pesisir dapat diambil secara
yang telah digunakan sebagai suatu kompromistis antara wilayah formal dengan
metode klasifikasi melalui dua fase yang wilayah fungsional.
berbeda, yaitu dari fase yang merefleksikan
kemajuan ekonomi dari suatu ekonomi 3. KARAKTERISTIK WILAYAH PESISIR
agraris yang sederhana menuju suatu
sistem perindustrian yang kompleks. Fase Wilayah pantai/pesisir mempunyai
pertama memperlihatkan wilayah formal karakter yang spesifik. Wilayah ini merupakan
(menyangkut uniformitas, dan didefinisikan agregasi dari berbagai komponen ekologi dan
melalui homogenitas), sementara fase fisik yang saling terkait dan saling
kedua menunjukkan perkembangannya mempengaruhi, serta secara ekologis sangat
sebagai wilayah fungsional (menyangkut rapuh. Sebagaimana telah disinggung di depan
interdependen, interrelationship dan bahwa pembangunan sumberdaya alam yang
didefinisikan berdasarkan hubungan tidak memperhatikan prinsip-prinsip ekologi
internasional)2). akan sangat mudah merusak proses atau
Suatu wilayah formal merupakan berfungsinya ekosistem pantai3). Suatu
suatu area geografis yang uniform atau ekosistem pantai adalah komposisi dari berbagai
homogen dalam kriteria-kriteria tertentu. komponen (komponen ekologi dan biologi, serta
Kriteria yang utama adalah secara fisik lingkungan fisik pantai) serta interaksinya.
(seperti topografi, iklim atau vegetasi) Komponen ekologi dan biologi dari ekosistem
terkait dengan konsep penentuan pantai termasuk spesi binatang, tumbuhan dan
geografis. Dalam perkembangannya kriteria organisme. Setiap spesi mempunyai peranan
tersebut bergeser dengan kriteria ekonomi fungsi yang unik di dalam ekosistem pantai dan
(termasuk jenis industri atau pertanian), mempunyai habitat tertentu. Lingkungan fisik
dan kriteria sosial dan politik. Suatu wilayah pantai meliputi perairan pantai, muara sungai,
fungsional merupakan area geografis yang karang pantai. Interaksi antar komponen dari
menampilan suatu keterkaitan fungsional ekosistem pantai terjadi melalui pertukaran
tertentu, suatu interdependen bagian- energi dan zat, yang dimulai dengan konservasi
bagian, dan didefinisikan berdasarkan cahaya matahari, nutrien dasar, karbon dioksida
kriteria-kriteria tertentu. Terkadang dan mineral oleh tumbuhan (primary produsers)
menunjuk pada suatu wilayah nodal atau menjadi jaringan tumbuh-tumbuhan (plant
kutub dan tersusun dari unit-unit heterogen tissues) yang merupakan bahan dasar makanan
seperti kota-kota atau pusat-pusat kegiatan, untuk binatang.
desa-desa atau bagian-bagian wilayah Beberapa komponen dari ekosistem
yang secara fungsional terkait. Keterkaitan pantai berfungsi sebagai unit yang menyimpan
ini biasanya terungkap dalam bentuk aliran- “energy supply”. Cadangan energi berfungsi
aliran, dengan menggunakan kriteria sosio- menstabilisasikan ekosistem dan sebagai
ekonomi2). “buffer” terhadap kebutuhan energi yang besar
Wilayah formal atau fungsional, yang terjadi pada musim atau periode waktu
atau kombinasi keduanya dapat tertentu. Kombinasi dari masuknya air tawar ke
menghasilakn kerangka yang bermanfaat perairan pantai, angin, ombak laut, temperatur,

226 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 3, No. 3, September 2002: 225-231


kekeruhan sangat mempengaruhi overuses. Masalah ekseternalitas adalah
berfungsinya proses ekosistem pantai3). dampak yang terjadi pada pihak ketiga diluar
Perubahan yang menonjol pada komponen proses transaksi ekonomi. Upaya untuk
dan rantai interaksi utama ekosistem menginternalkan tersebut dapat dilakukan
pantai, terutama diakibatkan oleh proses melalui biaya sosial (sosial cost) kedalam proses
pembangunan dan pendayagunaan sumber produksi (caranya dapat bermacam-macam,
daya alam pantai, dapat mengakibatkan effluent charges, bargaining-negosiasi antar
terganggunya proses dan integritas pihak ketiga dengan pihak pencemar
ekosistem yang selanjutnya menimbulkan lingkungan). Overuses terjadi karena setiap
degradasi lingkungan yang mengakibatkan “user” berusaha memaksimalkan pengguna/
kerugian pada masyarakat di wilayah pemakai sumber daya alam. Konflik akibat
pantai. eksternalitas dan overuses apabila tidak
Disamping itu ditunjukkan juga ditangani secara cepat dan tepat akan
adanya komunitas dan multi kegiatan pada menimbulkan menurunnya kualitas lingkungan.
wilayah pantai misalnya petambak, nelayan Konflik inipun akan menimbulkan golongan
petani, pengusaha industri, hotel dan lemah akan semakin menderita dan selanjutnya
rekreasi wisata, dan usaha-usaha yang tergusur dari wilayah pantai3).
berhubungan dengan laut pesisir. Dalam Problem dan konflik yang cenderung
hal ini, meningkatnya kompleksitas terjadi akibat adanya “multiple management
didalamnya perlu diperhatikan melakukan entities” adalah fragmentasi di dalam
perencanaan pengembangan kawasan pengambilan keputusan, duplikasi/overlapping
pantai/pesisir. kewenangan/yuridiksi adalah tidak efektif dan
tidak efisien. Agar menjadi efektif dan efisien,
4. PERMASALAHAN DAN KONFLIK DI maka problem tersebut harus dipecahkan.
WILAYAH PANTAI Konflik kadang mempunyai dampak positif di
dalam merangsang kreatifitas pemecahan
Tekanan yang keras dari proses masalah di dalam managemen publik. Namun
pembangunan di wilayah pantai akan konflik kewenangan dan kepentingan yang
berakibat pada gangguan atau dampak berkepanjangan akan menghambat pencapaian
yang merusak pada fungsi dan integritas tujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan
dari ekosistem pantai. Akibat yang timbul wilayah dan ekosistem pantai.
adalah degradasi lingkungan dan
menurunnya tingkat kesejahteraan sosial 5. PERENCANAAN WILAYAH PANTAI
dan ekonomi masyarakat pesisir. Upaya SECARA TERPADU
yang efektif untuk meminimalkan dampak
negatif pembangunan ekonomi dan Para ahli di bidang pengelolaan wilayah
intergritas ekosistem pantai adalah pantai berpendapat bahwa pengelolaan wilayah
menekankan usaha konservasi sumber pantai secara terpadu (Intergrated Coastal Zone
daya alam pantai untuk menunjang Management) merupakan kunci bagi
pembangunan jangka panjang dan pemecahan problem dan konflik di wilayah
berkelanjutan. Namun di dalam prakteknya, pantai yang sangat pelik dan kompleks3).
pendekatan pengelolaan tersebut tidak Keterpaduan di dalam manajemen publik dapat
sepenuhnya fleksibel secara politis dan didefinisikan sebagai penentuan goals dan
sukar dilaksanakan. Manfaat jangka objektif secara simultan, melakukan secara
pendek dari pembangunan ekonomi dan bersama-sama pengumpulan informasi,
penggunaan sumber daya alam, pada perencanaan dan analisis secara kolektif,
kenyataannya, dibutuhkan di dalam penggunaan secara bersama-sama perangkat/
pengembangan ekonomi dan perbaikan instrumen pengelolaan. Pada kenyataannya,
kondisi sosial masyarakat pantai. Dengan integrasi yang bersifat ideal sebagaimana
demikian pertimbangan-pertimbangan dikemukakan di atas tidak pernah akan dapat
praktis dari berbagai pandangan harus terjadi atau dilakukan. Di dalam praktek
diupayakan untuk menyeleraskan integritasi ini biasanya merupakan upaya
kepentingan yang berorientasi jangka koordinasi antara berbagai enstitusi/lembaga
pendek dan jangka panjang. terkait untuk menyelaraskan berbagai
Adanya kecenderungan yang nyata kepentingan, prioritas dan tindakan. Usaha
dari konflik antara pengguna/pemakai untuk melakukan koordinasi ini dapat dilakukan
sumber daya alam pantai, pada prinsipnya dengan menggunakan mekanisme, prosedur
karena masalah eksternalitas dan dan rencana. Dengan demikian, rencana

Perencanaan Pengembangan Kawasan ….(A. Djunaedi dan M.N. Basuki) 227


wilayah pantai terpadu disamping berfungsi instrumen hukum dan peraturan; (2) instrumen
sebagai arahan bagi pengembangan, ekonomi; (3) instrumen program dan proyek;
strategi yang dilakukan dan tindakan yang dan (4) instumen alternatif.
akan dilaksanakan, juga berfungsi sebagai Instrumen hukum dan peraturan
instrumen koordinasi. mempunyai konsep atau ide dasar adanya
hukum dan peraturan beserta penegakannya.
6. PENDEKATAN PERENCANAAN Instrumen ini antara lain berupa hukum dan
PENGEMBANGAN PESISIR peraturan-peraturan seperti ijin lokasi, ijin
bangunan, AMDAL dan sebagainya. Instrumen
Konsepsi pengembangan wilayah ekonomi mempunyai konsep atau ide dasar
dapat dilakukan melalui beberapa adanya pengaruh ekonomi pasar yang sangat
pendekatan dan selalu terdapat isue-isue signifikan terhadap pengembangan wilayah.
yang lebih menonjol tergantung dari kondisi Contoh dari penerapan instrumen ini adalah
wilayah pesisir bersangkutan. Pendekatan- adanya penerapan pajak, retribusi serta insentif
pendekatan ini meliputi : (1) pendekatan dan disinsentif yang berkaitan dengan
ekologis; (2) pendekatan fungsional/ pemanfaatan ruang. Instrumen program dan
ekonomi; (3) pendekatan sosio-politik; (4) proyek khususnya yang dilaksanakan langsung
pendekatan behavioral dan kultural. oleh pemerintah didasari atas konsep atau ide
Pendekatan ekologis menekankan dasar pada kebutuhan-kebutuhan dasar dan
pada tinjauan ruang wilayah sebagai kepentingan masyarakat luas. Penerapan
kesatuan ekosistem. Pendekatan ini sangat instrumen ini seperti pembangunan sarana dan
efektif untuk mengkaji dampak suatu prasarana wilayah dan sejenisnya. Instrumen
pembangunan secara ekologis, akan tetapi alternatif berdasarkan konsep atau ide dasar
kecenderungan mengesampingkan dimensi adanya pemberdayaan masyarakat dari
sosial, ekonomis dan politis dari ruang kemitraan. Contoh-contoh dari penerapan
wilayah. Pendekatan fungsional ekonomi, instrumen ini antara lain meliputi pelatihan,
menekankan pada ruang wilayah sebagai pendidikan, partisipasi masyarakat, adanya
wadah fungsional berbagai kegiatan, proyek-proyek percontohan, penghargaaan
dimana faktor jarak atau lokasi menjadi kepada pelaku masyarakat dan swasta atau
penting. Pendekatan sosial politis, pelaku pembangunan lainnya.
menekankan pada aspek “penguasaan”
wilayah. Pendekatan ini melihat wilayah 7. PROSES PERENCANAAN
tidak saja dilihat dari berbagai sarana
produksi namun juga sebagai sarana untuk Proses dan langkah-langkah ini secara
mengakumulasikan power. Konflik-konflik sederhana dapat diperlihatkan sebagai Proses
yang terjadi dilihat sebagai konflik yang Perencanaan – Implementasi – Evaluasi
terjadi antar kelompok. Pendekatan ini juga Kawasan Pesisir Pantai. Penyusunan rencana,
melihat wilayah sebagai teritorial, yakni pada umunya dirangsang oleh adanya problem
mengaitkan ruang-ruang bagian wilayah dan konflik yang kritis diwilayah pantai. Hal ini
tertentu dengan satuan-satuan organisasi menimbulkan kesadaran akan perlunya
tertentu. Pendekatan behavioral dan perencanaan wilayah pantai terpadu. Keadaan
kultural, menekankan pada keterkaitan ini, dilanjutkan dengan inisiatif dari pihak
antara wilayah dengan manusia dan pemerintah daerah maupun pusat untuk
masyarakat yang menghuni atau melakukan persiapan penyusunan rencana.
memanfaatkan ruang wilayah tersebut. Proses perencanaan ini bersifat iteratif dan
Pendekatan ini menekankan perlunya memungkinkan adanya umpan balik ganda
memahami perilaku manusia dan (multiple feedback).
masyarakat dalam pengembangan wilayah. Proses dan langkah-langkah dasar
Pendekatan ini melihat aspek-aspek norma, dalam perencanaan dapat ditunjukkan seperti
kultur, psikologi masyarakat yang berbeda gambar dibawah yang terdiri dari 6 langkah1)
akan menghasilkan konsepsi wilayah yang yaitu: definisi problem, menetapkan kriteria
berbeda. evaluasi, identifikasi alternatif-alternatif, evaluasi
Disamping pendekatan-pendekatan alternatif-alternatif, pembandingan alternatif-
yang bersifat substansial seperti diatas, alternatif, dan penilaian out-come. Hal yang
terdapat beberapa pendekatan yang demikian adalah merupakan langkah-langkah
bersifat instrumental. Pendekatan umum dalam proses, dan tiap langkah dapat
instrumental ini dapat dikategorikan dalam dijabarkan ke dalam komponen yang lebih
4 (empat) kelompok besar, yaitu (1) detail. Perlu diketahui bahwa dalam

228 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 3, No. 3, September 2002: 225-231


perencanaan, para perencana boleh jadi tersedia untuk analisis, kompleksitas problem,
menggunakan bermacam jalur, dikarena- sumber-daya yang tersedia, dan afiliasi
kan perbedaan dalam training, waktu yang organisasional.

1. Verifikasi, Tentukan, dan


Detailkan Problem
6. Monitoring
Outcome kebijakan 2. Tetapkan
kriteria evaluasi

5. Display dan Pemilihan diantara


kebijakan-kebijakan alternatif 3. Identifikasi kebijakan-
kebijakan alternatif
4. Evaluasi
kebijakan-kebijakan
alternatif

Langkah pertama (mendefinisikan diidentifikasi? Bagaimana kebijakan-kebijakan


problem) adalah usaha mengetahui posisi- yang mungkin ada akan diperbandingkan?
posisi dan pengaruh dari berbagai individu- Apakah kebijakkan yang diusulkan akan
individu dan kelompok-kelompok. Sehingga mempunyai bermacam dampak dan
seorang perencana mesti bertanya. Siapa mempengaruhi kelompok-kelompok yang
yang berkepentingan terhadap problem? berbeda? Kebijakan-kebijakan akan diterima
Mengapa? Apa saja persoalan mereka? oleh kelompok satu, akan tetapi kemungkinan
Kekuasaan apa yang dipunyai untuk ditolak oleh kelompok lain, atau malah
mempengaruhi keputusan kebijakan? membahayakan kepada kelompok lain.
Kelompok tersebut terkadang sangat Untuk membandingkan, mengukur
berarti dan bermacam-macam. Dalam dan melakukan pemilihan di antara alternatif-
langkah ini perlu diketahui apakah informasi alternatif, kriteria evaluasi yang relevan harus
yang cukup telah tersedia untuk suatu analisis diterapkan. Untuk ini, biasanya dengan
dan apakah ada manfaat untuk melakukan pengukuran-pengukuran termasuk
mengumpulkan data yang lebih banyak. Kira- cost, net benefit, efektifitas, efisiensi,
kira seberapa usaha diperlukan untuk kewajaran, kemudahan administrasi, legalitas,
menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar, dan dan penerimaan secara politis.
seberapa kedalaman studi/rencana akan Dimana perencana dapat menemu-
dibuat? kan kriteria keputusan ? kadang-kadang
Tantangan dalam langkah ini adalah “pihak lain” telah mengembangkannya, atau
menyatakan problem dengan penuh makna, secara langsung diukur, atau secara tidak
menghilangkan materi-materi yang tidak langsung melalui pernyataan mengenai
relevan, menyatakannya dengan angka- tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran. Ter-
angka, berfokus pada sentral. Faktor-faktor kadang semua kriteria adalah sama, maka
yang kritis, dan mendefinisikan problem perencanaan harus menunjukkan yang paling
dengan cara menghilangkan hal-hal yang relevan terhadap pihak-pihak yang terlibat.
bersifat ambigius. Setelah usaha ini, akan Ketika alternatif-alternatif dievaluasi, hal ini
diketahui apakah terdapat problem yang menjadi penting untuk dicatat individu dan
dapat diselesaikan, apakah mampu untuk kelompok yang terlibat dan yang dipuaskan
mengembangkan problem dengan statemen dengan kebijakan alternatif. Keutamaan relatif
yang detail, dan apakah mampu untuk dari kriteria keputusan kemudian menjadi hal
mengestimasi waktu dan sumberdaya bagi yang pokok untuk analisis.
analisis yang diperlukan.
Langkah ketiga (identifikasi kebijak-
Langkah kedua (penetapan kriteria an alternatif) dalam proses, perencana harus
evaluasi), perlu diketahui kapan suatu mengetahui nilai-nilai, tujuan, dan sasaran-
problem diselesaikan atau kapan kebijakan sasaran yang tidak saja bagi pihak-pihak
yang tepat atau yang bersifat dapat diterima tertentu, namun juga kepada seluruh pihak

Perencanaan Pengembangan Kawasan ….(A. Djunaedi dan M.N. Basuki) 229


yang terlibat. Identifikasi terhadap kriteria skema pembandingan nilai-nilai dapat
adalah digunakan untuk pertimbangan digunakan untuk meringkaskan keuntungan-
alternatif-alternatif dan membantu untuk keuntungan dan kekurangan-kekurangan dari
membuat kebijakan alternatif. masing-masing alternatif. Hasil evaluasi juga
Membuat dan mengkombinasikan dapat ditampilkan sebagai suatu skenario-
alternatif-alternatif dapat mengungkap aspek- skenario, dengan metode-metode kuantitatif,
aspek problem yang tidak teridentifikasi analisis kualitatif, dan pertimbangan politis
sebelumnya. Pengujian alternatif-alternatif yang kompleks dapat dilakukan. Seperti
dengan menggunakan analogi-analogi skenario yang menjelaskan alternatif-
terhadap situasi lain dapat mengembangkan alternatif, laporan biaya dari pilihan-pilihan,
wawasan tambahan. Hal ini bisa jadi penting identifikasi siapa diuntungkan dan siapa yang
untuk redefinisi problem oleh karena informasi dirugikan dengan masing-masing alternatif,
ini, dan pernyataan kembali formulasi problem dan siap pelaku ekonomi, politik, legal, dan
dapat mengarahkan dalam revisi atau cabang-cabang administratif dari masing-
penambahan kriteria evaluasi. Tantangan masing pilihan.
dalam langkah ini adalah menghindari Agar terus diingat mengenai perbeda-
penempatan yang prematur dalam kondisi an antara suatu alternatif yang unggul secara
jumlah pilihan-pilihan yang terbatas. teknis dengan suatu kelangsungan politis.
Terkadang setelah diketahui alternatif yang
Langkah keempat (evaluasi kebijak- lebih bagus dalam pengertian teknis, disini
an-kebijakan alternatif) dalam proses adalah masih dibutuhkan tugas lanjut unutk
evaluasi kebijakan alternatif dan paket-paket menghadapi oposisi politik. Gunakan analisis
kebijakan ke dalam strategi dan program. Apa kelayakan politis untuk mendisplay alternatif-
saja dampak-dampak yang diharapkan dari alternatif dan menjawab pertanyaan-
masing-masing kebijakan? Seberapa jauh pertanyaan : Apakah para pengambil
masing-masing kebijakan memenuhi kriteria keputusan yang relevan mempunyai interest
evaluasi? dan pengaruh terhadap implementasi
Kegiatan evaluasi ini dapat kebijakan? Apakah suatu kebijakan yang
mengungkap alternatif-alternatif yang kurang komprehensip yang dibahas
memenuhi sebagian besar atau seluruh merupakan bagian dari problem dan apakah
kriteria umum, dan dapat pula mengungkap akan diselesaikan dengan partisipan yang
hal-hal lain yang dapat dibuang dengan lebih sedikit membawa sukses yang lebih?
sedikit analisis tambahan. Beberapa alternatif Akankah mekanisme administratif diperlukan?
butuh eksaminasi lebih lanjut. Data tambahan Jika kebijakan tidak dibuat atau
mungkin harus dikumpulkan. Selama tahap ini diimplementasikan dalam suatu kekosongan,
adalah merupakan hal penting bagi seorang lainnya harus didesak untuk membuat
analisis untuk memeriksa perbedaan antara keputusan-keputusan dan beberapa unit
kelayakan ekonomi atau kelayakan teknis pemerintahan kadang butuh untuk bekerja
dengan alternatif yang acceptable secara sama.
politis. Formulasi kebijakan – desain dan Dari penjelasan tersebut keterkaitan
evaluasi alternatif atau pilihan kebijakan – dengan persoalan-persoalan dan alternatif-
dimaksudkan pada pendefinisian problem alternatif melalui proses ini, disini perlu
secara tepat dan menemukan solusi-solusi ditanyakan kembali apakah problem yang
yang layak dan efektif. Apakah solusi-solusi sebenarnya telah teridentifikasi, apakah
ini dapat diimplementasikan adalah komponen-komponen penting dari suatu
merupakan pertanyaan politis esensial. problem terlewatkan dan apakah alternatif
Evaluasi kebijakan juga merupakan yang nyata telah dievaluasi. Apakah kondisi-
suatu simpul analisis dimana problem tidak kondisi yang telah berubah memerlukan revisi
ada lagi sebagaimana telah didefinisikan atau dengan pembahasan alternatif-alternatif?
sebagaimana telah terdefinisikan. Informasi Apakah terdapat pilihan-pilihan baru? Apakah
yang ada selama identifikasi dan evaluasi terdapat data baru? Akankah bagian-bagian
kebijakan dapat mengungkap aspek-aspek analisis dilaksanakan kembali dengan
baru dari suatu problem yang dapat dipakai menggunakan data-data ini? Pemeriksaan-
untuk kriteria evaluasi tambahan atau adanya pemeriksaan yang cermat akan mengantar
perbedaan. dalam keberhasilan.
Hasil evaluasi dapat ditampilkan Akhirnya, apa-apa yang tetap
dengan beberapa cara. Bila kriteria dapat dilakukan untuk mengimplementasikan
diujudkan dalam bentuk kuantitatif, skema- kebijakan? Tugas dan tanggung jawab harus

230 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 3, No. 3, September 2002: 225-231


ditentukan. Rencana untuk monitoring dan 1. Kawik Sugiana, Pengenalan Perencanaan
evaluasi kebijakan yang telah diimplementasi- Wilayah Pantai,________, UGM
kan harus dibuat. 2. Bakti Setiawan, Tata Ruang dan
Setelah suatu kebijakan di- Lingkungan Hidup,_______,______.
impelmentasikan, mungkin akan terdapat 3. Patton, V.P. & Sawicki, D.S., Basic
sejumlah keragu-raguan apakah problem Method of Policy Analysis and Planning,
telah diselesaikan secara tepat, apakah 1986, Prentice Hall, New Jersey.
kebijakan yang telah dipilih diimplementasikan
seperti seharusnya. Untuk perhatian ini perlu
kebijakan-kebijakan dan program-program
untuk menjaga dan memonitor selama
implementasi untuk menjamin bahwa tiada
perubahan yang tidak disengaja, mengukur
dampak, menghentikan apakah dampak bakal
terjadi, dan memutuskan kebijakan dan
program akan diteruskan, dimodifikasi, atau
diakhiri.

8. PENUTUP

Dari penjelasan tersebut diatas perlu


kiranya disampaikan berapa catatan, antara
lain:
1. Bahwa masing-masing wilayah berbeda
satu dengan yang lain dan berbeda pula
problem yang dimiliki, oleh karena itu
penanganannya akan berbeda pula.
2. Dalam perencanaan pengembangan
wilayah pesisir, hendaknya masyarakat
dapat dilibatkan mulai dari perencanaan
adalah merupakan hal yang sangat
mutlak.
3. Masyarakat harus sadar terhadap
perencanaan dan problem-problem serta
“mengakui” rencana-rencana ini. Untuk ini
diperlukan suatu rencana yang sifatnya
logis, realistis, implementatif, fleksibel,
dan acceptable bagi masyarakat.
4. Pada beberapa kasus, perencanaan
kawasan boleh jadi lebih bermanfaat
daripada perencanaan wilayah.

DAFTAR PUSTAKA

Perencanaan Pengembangan Kawasan ….(A. Djunaedi dan M.N. Basuki) 231

Anda mungkin juga menyukai