DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BARUHARJO
Jl. Raya Desa Baruharjo
Email : puskesmasbaruharjo@gmail.com
TRENGGALEK
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BARUHARJO
KABUPATEN TRENGGALEK
NOMOR : /TU/SKP/2016
TENTANG
PENATAUSAHAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
Ditetapkan di : Trenggalek
Pada tanggal : 02 Maret 2016
KEPALA PUSKESMAS BARUHARJO
KABUPATEN TRENGGALEK
Dr.SUNARTO
PenataTk. I
NIP. 19740223 200604 1 011
Lampiran : Keputusan Kepala Puskesmas
Baruharjo Tentang
Penatausahaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah
Pusat Kesehatan Masyarakat
Nomor : /TU/SKP/2016
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berdasarkan Keputusan Bupati Trenggalek Nomor :
188.45/766/406.004/2015 tanggal 28 September 2015 tentang Penerapan
Status Badan Layanan Umum Daerah pada Pusat Kesehatan Masyarakat di
22 Puskesmas Pemerintah Kabupaten Trenggalek sebagai Badan Layanan
Umum Daerah secara penuh. Puskesmas telah ditetapkan sebagai Unit
Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang menerapkan pola pengelolaan
keuangan badan layanan umum daerah (BLUD) di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Trenggalek. Dengan demikian puskesmas mendapat
keleluasaan dapat menggunakan langsung pendapatan puskesmas untuk
biaya operasionalnya. Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61
tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah, pemimpin BLUD (Kepala Puskesmas) harus
menyelenggarakan penatausahaan keuangan BLUD yang dikelolanya. Oleh
karena itu diperlukan suatu pedoman dalam penatausahaan dimaksud,
yang meliputi penatausahaan penerimaan kas, pengeluaran kas dan
transaksi keuangan non kas.
Pedoman penatausahaan ini digunakan untuk penatausahaan
seluruh penerimaan dan pengeluaran yang sumber dananya berasal dari
jasa layanan, hibah tidak terikat, hasil kerja sama dengan pihak lain dan
lain-lain pendapatan BLUD yang sah. Sedangkan penatausahaan untuk
penerimaan dan pengeluaran yang bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah, mengacu pada Peraturan Bupati Trenggalek tentang
Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah.
2. Tujuan
Pedoman penatausahaan disusun dalam rangka mewujudkan
tertib administrasi dan tertib pelaksanaan sesuai prisip pengendalian
intern yang baik atas transaksi-transaksi keuangan maupun non keuangan
puskesmas. Penatausahaan ditetapkan untuk memastikan bahwa setiap
langkah-langkah kerja dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan
kebijakan yang berlaku dan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
Prosedur :
a. Pasien rawat jalan datang mendaftar di loket .
b. Pasien menuju unit layanan yang dimaksud untuk mendapatkan
pemeriksaan/pelayanan kesehatan.
c. Setelah mendapatkan pelayanan kesehatan di unit-unit pelayanan,
pasien kemudian membayar biaya layanan di Kasir.
d. Kasir membuat kuitansi rangkap tiga:
- Lembar 1 (warna putih) asli untuk pasien
- Lembar 2 (warna merah ) untuk Kasir
- Lembar 3 (warna kuning) untuk Bendahara Penerimaan Pembantu
e. Dengan menunjukkan kuitansi tersebut, pasien mengambil
mengambil obat atau pulang jika tidak ada resep yang harus diambil.
f. Secara harian pada akhir jam loket, kasir membuat rekap
penerimaan, yaitu jumlah pasien (berdasarkan jumlah karcis dan
kuitansi) dan jumlah uang yang diterima, kemudian dicocokan
antara jumlah uang yang diterima dengan yang sesungguhnya
(antara catatan hasil rekap dan fisik uangnya) untuk kemudian
diserahkan kepada Bendahara Penerimaan Pembantu dan disetor ke
Bank Jatim Trenggalek (rekening BLUD) dengan Surat Tanda Setoran
(STS) atau slip setoran selambat-lambatnya 1x24 jam.
2. Penerimaan rawat inap.
Penerimaan dari rawat inap adalah penerimaan jasa layanan kesehatan
kepada pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi
medik dan pelayanan kesehatan lainnya dengan menempati ruang
tempat tidur di Puskesmas.
Prosedur:
a. Pasien rawat inap datang dari unit pelayanan rawat jalan/UGD.
b. Pasien mendaftar ke Loket .
c. Setelah menjalani rawat inap, pada saat pasien akan pulang, petugas
ruangan rawat inap memberitahukan ke kasir bahwa pasien akan
pulang.
d. Petugas kasir mencocokan data pasien dari Rekam Medik dan
membuat rincian biaya berdasar rincian tindakan pada rekam medik.
e. Pasien membayar biaya layanan pada Kasir, kemudian membuat
kuitansi rangkap tiga :
- Lembar 1 (warna putih) asli untuk pasien
- Lembar 2 (warna merah ) untuk kasir
- Lembar 3 (warna kuning) untuk Bendahara Penerimaan
Pembantu.
f. Setelah pembayaran lunas, pasien diperkenankan pulang dengan
menunjukkan kuitansi ke 2 kepada petugas ruangan.
g. Secara harian pada akhir jam loket, kasir membuat rekap
penerimaan, yaitu jumlah pasien (berdasarkan jumlah karcis dan
kuitansi) dan jumlah uang yang diterima, kemudian dicocokan
antara jumlah uang yang diterima dengan yang sesungguhnya
(antara catatan hasil rekap dan fisik uangnya) untuk kemudian
diserahkan kepada Bendahara Penerimaan Pembantu dan disetor ke
Bank Jatim Trenggalek (rekening BLUD) dengan Surat Tanda
Setoran (STS) atau slip setoran selambat-lambatnya 1x24 jam.
3. Penerimaan obat-obatan/farmasi
Penerimaan jasa layanan kesehatan dari obat-obatan/farmasi
merupakan penerimaan dari penjualan dan atau pemakaian barang
farmasi / alat kesehatan pakai habis dari pelayanan rawat inap untuk
pasien umum.
Prosedur:
a. Pelayanan obat untuk pasien rawat inap dilakukan dengan one stop
service, artinya pasien hanya menerima pemberitahuan adanya
tambahan obat yang harus dibayar.
b. Ketiga pasien, petugas farmasi, petugas Farmasi merekap resep,
obat-obatan/farmasi selama masa perawatan (dari pasien mulai
masuk sampai pasien pulang).
c. Petugas Farmasi membuat laporan pemberian obat ke kasir (untuk
pasien rawat inap).
d. Pembayaran obat-obatan/farmasi ketika pasien akan pulang
bersama-sama biaya layanan rawat inap.
e. Kasir tidak membuat kuitansi tersendiri, kuitansi rangkap 3 yang
dibuat adalah kuitansi layanan rawat inap termasuk layanan obat-
obatan/farmasi.
Prosedur :
Prosedur :
a. Pasien BPJS yang mendapat pelayanan rawat jalan menunjukkan
kartu BPJS kepada petugas loket, untuk pasien yang mendapat
pelayanan rawat inap/ambulance menyerahkan foto copy kartu BPJS
dan foto copy KK/KTP.
b. Untuk pasien rawat jalan dan rawat inap ketika pulang mendatangi
kasir untuk menandatangani bukti layanan tanpa harus membayar
c. Kasir kemudian menyerahkan bukti layanan dan persyaratan lain
sesuai ketentuan kepada pengelola BPJS Puskesmas
d. Pengelola BPJS Puskesmas melaksanakan rekapitulasi jenis layanan,
biaya layanan untuk kemudian diserahkan kepada kantor BPJS
KLOK Trenggalek
e. Ketika klaim BPJS yang sudah cair, akan ditransfer oleh BPJS ke
Bank Jatim (Rekening BLUD).
f. Bendahara Penerimaan Pembantu mencatat penerimaan klaim BPJS
setelah rekening koran diterbitkan oleh Bank Jatim.
Prosedur :
Prosedur :
Prosedur :
Prosedur :
Prosedur:
Prosedur:
a. Pada awal tahun anggaran bendahara pengeluaran pembantu
mengajukan SPP-UP sesuai kebutuhan pelaksanaan kegiatan selama
1-2 bulan kepada pemimpin BLUD (KPA) melalui Pejabat Keuangan
(Kepala Sub Bagian Tata Usaha)
b. Setelah uang persediaan tersedia (lihat prosedur penerimaan kas) dan
berdasarkan permintaan dana dari PPTK, bendahara pengeluaran
pembantu mendistribusikan dana kepada PPTK untuk melakukan
kegiatan opersional dan membuat kuitansi (Panjar) rangkap 2 (satu
lembar untuk PPTK dan satu lembar arsip) kemudian bendahara
pengeluaran pembantu mencatat dalam buku panjar.
c. Apabila uang persediaan setelah didistribusikan kepada PPTK masih
terdapat sisa maka, bendahara pengeluaran pembantu menyimpan ke
brankas dan rekening bank atas nama bendahara pengeluaran
pembantu.
d. Setelah melakukan kegiatan dan pembayaran, PPTK
mempertanggungjawabkan pengeluaran definitif ke bendahara
pengeluaran pembantu dengan menyerahkan bukti-bukti asli beserta
sisa uangnya (jika ada) dan kuitansi panjar dicap sudah
dipertanggungjawabkan.
e. Atas pertanggungjawaban pengeluaran definitif tersebut bendahara
pengeluaran pembantu mencatat pengeluaran tersebut dalam BKU
serta kendali kegiatan dan menyiapkan SPP-GU sebesar pengeluaran
definitif.
f. SPP-GU disampaikan kepada Pejabat Keuangan untuk diterbitkan
SPM-GU, setelah SPM-GU disetujui oleh Pemimpin BLUD maka
diterbitkan cek untuk pencairan dari Kas BLUD, kemudian setelah
dana dicairkan maka diberikan kepada PPTK untuk operasional
berikutnya.
g. Apabila terdapat kegiatan yang memerlukan dana banyak dan
melebihi dari kebutuhan yang telah direncanakan maka PPTK dapat
mengajukan permintaan tambahan dana kepada Bendahara
Pengeluaran Pembantu, setelah mendapat persetujuan pemimpin
BLUD.
h. Bendahara pengeluaran pembantu mengajukan SPP-TU kepada
pemimpin BLUD melalui Pejabat Keuangan, Tambahan uang tersebut
harus dipertanggungjawabkan paling lama 1 bulan kemudian.
i. Pada akhir kegiatan apabila masih terdapat saldo uang maka saldo
tersebut disetorkan ke Kas BLUD.
j. Pada akhir tahun anggaran apabila masih terdapat saldo kas di
bendahara pengeluaran pembantu, harus di setor ke kas BLUD.
Prosedur :
4. Penerimaan Barang
Prosedur:
Dr.SUNARTO
PenataTk. I
NIP. 19740223 200604 1 011