Anda di halaman 1dari 19

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BARUHARJO
Jl. Raya Desa Baruharjo
Email : puskesmasbaruharjo@gmail.com
TRENGGALEK
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BARUHARJO
KABUPATEN TRENGGALEK
NOMOR : /TU/SKP/2016

TENTANG
PENATAUSAHAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

KEPALA PUSKESMAS BARUHARJO KABUPATEN TRENGGALEK,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menindaklanjuti Keputusan Bupati


Trenggalek Nomor : 188.45/766/406.004/2015 tanggal
28 September 2015 tentang Penerapan Status Badan
Layanan Umum Daerah pada Pusat Kesehatan
Masyarakat di 22 Puskesmas Pemerintah Kabupaten
Trenggalek;
b. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.
61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Pasal 114
bahwa pemimpin BLUD menetapkan kebijakan
penatausahaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah;
c. bahwa Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan;
d. bahwa agar penatausahaan keuangan berjalan tertib dan
lancar maka perlu prosedur Penatausahaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah Pusat Kesehatan
Masyarakat yang ditetapkan dalam Keputusan Kepala
Puskesmas.
Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Timur.
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggara Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari
Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme.
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara;
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara;
5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;
6. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan
Pemerintah Daerah;
8. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah; (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesai
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi
Sebagai Daerah Otonom;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60
Tahun 2008 tentang Sistim Pengendalian Intern
Pemerintah;
13. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 4 tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5655);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2005
tentang Pedoman Tata Naskah di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten / Kota;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1676);
17. Peraturan Daerah Kabupaten Trenggalek No. 15 Tahun
2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun 2016 (Lembaran Daerah Trenggalek Tahun 2015
Nomor 15;
18. Peraturan Bupati Trenggalek Nomor 3 Tahun 2010
tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan
Daerah Kabupaten Trenggalek (Berita Daerah Kabupaten
Trenggalek Tahun 2010 Nomor 3 Seri A) sebagaiman telah
diubah dengan Peraturan Bupati Trenggalek Nomor 58
Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati
Trenggalek Nomor 3 Tahun 2010 tentang Sistem dan
Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten
Trenggalek (Berita Daerah Kabupaten Trenggalen Tahun
2012 Nomor 29);
19. Peraturan Bupati Trenggalek No. 47 Tahun 2015 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten Trenggalek;
20. Peraturan Bupati Nomor 57 Tahun 2015 tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Trenggalek Tahun Anggaran 2016 (Berita
Daerah Kabupaten Trenggalek Tahun 2015 Nomor 57);
21. Peraturan Bupati Trenggalek Nomor 40 Tahun 2015
tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Trenggalek
Nomor 81 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : Keputusan Kepala Puskesmas Baruharjo tentang
Penatausahaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Pusat
Kesehatan Masyarakat
KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Trenggalek
Pada tanggal : 02 Maret 2016
KEPALA PUSKESMAS BARUHARJO
KABUPATEN TRENGGALEK

Dr.SUNARTO
PenataTk. I
NIP. 19740223 200604 1 011
Lampiran : Keputusan Kepala Puskesmas
Baruharjo Tentang
Penatausahaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah
Pusat Kesehatan Masyarakat
Nomor : /TU/SKP/2016

Tanggal : 02 Maret 2016


PENATAUSAHAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berdasarkan Keputusan Bupati Trenggalek Nomor :
188.45/766/406.004/2015 tanggal 28 September 2015 tentang Penerapan
Status Badan Layanan Umum Daerah pada Pusat Kesehatan Masyarakat di
22 Puskesmas Pemerintah Kabupaten Trenggalek sebagai Badan Layanan
Umum Daerah secara penuh. Puskesmas telah ditetapkan sebagai Unit
Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang menerapkan pola pengelolaan
keuangan badan layanan umum daerah (BLUD) di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Trenggalek. Dengan demikian puskesmas mendapat
keleluasaan dapat menggunakan langsung pendapatan puskesmas untuk
biaya operasionalnya. Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61
tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah, pemimpin BLUD (Kepala Puskesmas) harus
menyelenggarakan penatausahaan keuangan BLUD yang dikelolanya. Oleh
karena itu diperlukan suatu pedoman dalam penatausahaan dimaksud,
yang meliputi penatausahaan penerimaan kas, pengeluaran kas dan
transaksi keuangan non kas.
Pedoman penatausahaan ini digunakan untuk penatausahaan
seluruh penerimaan dan pengeluaran yang sumber dananya berasal dari
jasa layanan, hibah tidak terikat, hasil kerja sama dengan pihak lain dan
lain-lain pendapatan BLUD yang sah. Sedangkan penatausahaan untuk
penerimaan dan pengeluaran yang bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah, mengacu pada Peraturan Bupati Trenggalek tentang
Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah.

2. Tujuan
Pedoman penatausahaan disusun dalam rangka mewujudkan
tertib administrasi dan tertib pelaksanaan sesuai prisip pengendalian
intern yang baik atas transaksi-transaksi keuangan maupun non keuangan
puskesmas. Penatausahaan ditetapkan untuk memastikan bahwa setiap
langkah-langkah kerja dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan
kebijakan yang berlaku dan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.

II. PROSEDUR PENERIMAAN KAS


Penerimaan kas adalah transaksi atau kejadian yang mengakibatkan
terjadinya penerimaan kas, yaitu penerimaan kas dari pendapatan jasa
layanan kesehatan, alokasi dana APBD, pinjaman, tagihan piutang, dan/ atau
pendapatan lainnya.
Prosedur Penerimaan Kas adalah serangkaian proses mulai penerimaan kas
di kasir, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pertanggungjawaban
penerimaan kas atas pendapatan. Prosedur penerimaan kas ditetapkan
dengan tujuan untuk memastikan bahwa semua penerimaan kas telah dicatat
dengan benar dan lengkap sesuai dengan peraturan/tarif yang berlaku,
diklasifikasikan secara tepat serta untuk memperoleh keyakinan yang
memadai atas keamanan fisik uang kas itu sendiri. Prosedur penerimaan kas
dirancang dengan semaksimal mungkin menerapkan prinsip-prinsip
pengendalian intern yang baik dan handal dengan melibatkan semua fungsi
yang terkait dan menggunakan dokumen/bukti transaksi sebagai berikut:
a) Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait pada prosedur penatausahaan penerimaan kas, antara
lain:
1) Pengguna Anggaran
2) Kuasa Pengguna Anggaran
3) Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD
4) Bendahara Penerimaan
5) Pejabat Keuangan BLUD
6) Bendahara Penerimaan Pembantu
7) Bendahara Pengeluaran Pembantu
8) Kasir
9) Staf keuangan

b) Bukti transaksi yang digunakan


Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur penerimaan kas
mencakup:
1) surat tanda bukti pembayaran,
2) STS dan atau slip setoran,
3) bukti transfer
4) SP2D/bukti penerimaan (untuk penerimaan dari alokasi dana APBD)
c) Buku-Buku Yang Digunakan
Buku yang digunakan dalam penatausahaan penerimaan kas :
1) BKU;
2) Buku Pembantu Rincian Obyek Penerimaan (untuk pendapatan
nonAPBD);
3) Rekapitulasi Penerimaan Harian (untuk pendapatan nonAPBD).
4) Buku kasir

A. Penerimaan kas dari jasa pelayanan kesehatan


Penerimaan kas dari pendapatan jasa pelayanan kesehatan merupakan
penerimaan yang diperoleh dari penerimaan pembayaran tarif jasa layanan
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat umum yang berupa rawat
jalan, rawat inap, obat-obatan/farmasi sebagai berikut:

1. Penerimaan rawat jalan


Penerimaan dari rawat jalan adalah penerimaan jasa layanan rawat
jalan kepada pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, dan
pelayanan kesehatan lainnya tanpa tinggal dirawat inap yang
dinyatakan dalam bentuk kuitansi. Pelayanan yang termasuk rawat
jalan adalah Pelayanan Poli (Poli Umum, Poli Gigi, Poli KIA, Poli Jiwa,
Poli Narkoba), Pelayanan Konsultasi (Gizi dan Sanitasi), Pelayanan
Rawat Di Rumah, Pelayanan Kegawatdaruratan, Pelayanan Medik,
Pelayanan Pemeriksaan Penunjang Diagnosis, Pelayanan Pemeriksaan
Penunjang Diagnosis Lainnya, Pelayanan Pemeriksaan Penunjang dan
Pelayanan dengan Ambulance.

Prosedur :
a. Pasien rawat jalan datang mendaftar di loket .
b. Pasien menuju unit layanan yang dimaksud untuk mendapatkan
pemeriksaan/pelayanan kesehatan.
c. Setelah mendapatkan pelayanan kesehatan di unit-unit pelayanan,
pasien kemudian membayar biaya layanan di Kasir.
d. Kasir membuat kuitansi rangkap tiga:
- Lembar 1 (warna putih) asli untuk pasien
- Lembar 2 (warna merah ) untuk Kasir
- Lembar 3 (warna kuning) untuk Bendahara Penerimaan Pembantu
e. Dengan menunjukkan kuitansi tersebut, pasien mengambil
mengambil obat atau pulang jika tidak ada resep yang harus diambil.
f. Secara harian pada akhir jam loket, kasir membuat rekap
penerimaan, yaitu jumlah pasien (berdasarkan jumlah karcis dan
kuitansi) dan jumlah uang yang diterima, kemudian dicocokan
antara jumlah uang yang diterima dengan yang sesungguhnya
(antara catatan hasil rekap dan fisik uangnya) untuk kemudian
diserahkan kepada Bendahara Penerimaan Pembantu dan disetor ke
Bank Jatim Trenggalek (rekening BLUD) dengan Surat Tanda Setoran
(STS) atau slip setoran selambat-lambatnya 1x24 jam.
2. Penerimaan rawat inap.
Penerimaan dari rawat inap adalah penerimaan jasa layanan kesehatan
kepada pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi
medik dan pelayanan kesehatan lainnya dengan menempati ruang
tempat tidur di Puskesmas.
Prosedur:
a. Pasien rawat inap datang dari unit pelayanan rawat jalan/UGD.
b. Pasien mendaftar ke Loket .
c. Setelah menjalani rawat inap, pada saat pasien akan pulang, petugas
ruangan rawat inap memberitahukan ke kasir bahwa pasien akan
pulang.
d. Petugas kasir mencocokan data pasien dari Rekam Medik dan
membuat rincian biaya berdasar rincian tindakan pada rekam medik.
e. Pasien membayar biaya layanan pada Kasir, kemudian membuat
kuitansi rangkap tiga :
- Lembar 1 (warna putih) asli untuk pasien
- Lembar 2 (warna merah ) untuk kasir
- Lembar 3 (warna kuning) untuk Bendahara Penerimaan
Pembantu.
f. Setelah pembayaran lunas, pasien diperkenankan pulang dengan
menunjukkan kuitansi ke 2 kepada petugas ruangan.
g. Secara harian pada akhir jam loket, kasir membuat rekap
penerimaan, yaitu jumlah pasien (berdasarkan jumlah karcis dan
kuitansi) dan jumlah uang yang diterima, kemudian dicocokan
antara jumlah uang yang diterima dengan yang sesungguhnya
(antara catatan hasil rekap dan fisik uangnya) untuk kemudian
diserahkan kepada Bendahara Penerimaan Pembantu dan disetor ke
Bank Jatim Trenggalek (rekening BLUD) dengan Surat Tanda
Setoran (STS) atau slip setoran selambat-lambatnya 1x24 jam.

3. Penerimaan obat-obatan/farmasi
Penerimaan jasa layanan kesehatan dari obat-obatan/farmasi
merupakan penerimaan dari penjualan dan atau pemakaian barang
farmasi / alat kesehatan pakai habis dari pelayanan rawat inap untuk
pasien umum.

Prosedur:

a. Pelayanan obat untuk pasien rawat inap dilakukan dengan one stop
service, artinya pasien hanya menerima pemberitahuan adanya
tambahan obat yang harus dibayar.
b. Ketiga pasien, petugas farmasi, petugas Farmasi merekap resep,
obat-obatan/farmasi selama masa perawatan (dari pasien mulai
masuk sampai pasien pulang).
c. Petugas Farmasi membuat laporan pemberian obat ke kasir (untuk
pasien rawat inap).
d. Pembayaran obat-obatan/farmasi ketika pasien akan pulang
bersama-sama biaya layanan rawat inap.
e. Kasir tidak membuat kuitansi tersendiri, kuitansi rangkap 3 yang
dibuat adalah kuitansi layanan rawat inap termasuk layanan obat-
obatan/farmasi.

4. Penerimaan Penelitian/Survey/Praktek/Studi Banding

Penerimaan Penelitian/Survey/Praktek/Studi Banding adalah


penerimaan dari kegiatan penelitian/survey/praktek/studi banding
yang dilakukan oleh masyarakat umum/intstansi/Institusi ke
puskesmas.

Prosedur :

a. Masyarakat umum/intstansi/Institusi yang akan melaksanakan


Penelitian/Survey/Praktek/Studi Banding mengajukan permohonan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek
b. Permohononan yang diterima kemudian diteruskan kepada
Puskesmas

c. Sebelum melaksanakan kegiatan Penelitian/Survey/Praktek/Studi


Banding maka Masyarakat umum/intstansi/Institusi diwajibkan
membayar biaya layanan kepada kasir rawat jalan Puskesmas. Kasir
membuat kuitansi rangkap 3 (tiga) :
- Lembar 1 (warna putih) asli untuk Masyarakat
umum/intstansi/Institusi
- Lembar 2 (warna merah ) untuk kasir
- Lembar 3 (warna kuning) untuk Bendahara Penerimaan
Pembantu.

5. Penerimaan pemanfaatan Aset Puskesmas


Penerimaan pemanfaatan aset Puskesmas adalah penerimaan dari
layanan pemanfaatan aset puskesmas baik gedung, tanah, tempat
parkir, sound sistem, alat penyuluhan serta aset lainnya.
Prosedur:
a. Masyarakat umum/instansi/institusi mengajukan permohonan
pemanfaatan aset kepada pemimpin BLUD
b. Permohonan yang disetujui, paling lambat 1 hari sebelum
pemanfaatan aset maka masyarakat umum/instansi/institusi
membayar biaya pemanfaatan aset kepada kasir rawat jalan
Puskesmas.
c. Petugas kasir membuat kuitansi rangkap tiga:
- Lembar ke 1 (warna putih) untuk masyarakat
umum/instansi/institusi
- Lembarke 2 (warna merah) untuk kasir
- Lembar ke 3 (warna kuning) untuk Bendahara Penerimaan.

6. Penerimaan klaim BPJS

Penerimaan klaim BPJS adalah penerimaan dari jasa layanan dari


pasien BPJS yang mendapatkan pelayanan rawat inap, pelayanan
ANC/PNC, pelayanan persalinan, pelayanan KB, pelayanan pemeriksaan
penunjang rujuk balik, pelayanan pemeriksaan IVA, pelayanan terapi
krio, pelayanan rujukan ambulance dan pelayanan prothese gigi.

Prosedur :
a. Pasien BPJS yang mendapat pelayanan rawat jalan menunjukkan
kartu BPJS kepada petugas loket, untuk pasien yang mendapat
pelayanan rawat inap/ambulance menyerahkan foto copy kartu BPJS
dan foto copy KK/KTP.
b. Untuk pasien rawat jalan dan rawat inap ketika pulang mendatangi
kasir untuk menandatangani bukti layanan tanpa harus membayar
c. Kasir kemudian menyerahkan bukti layanan dan persyaratan lain
sesuai ketentuan kepada pengelola BPJS Puskesmas
d. Pengelola BPJS Puskesmas melaksanakan rekapitulasi jenis layanan,
biaya layanan untuk kemudian diserahkan kepada kantor BPJS
KLOK Trenggalek
e. Ketika klaim BPJS yang sudah cair, akan ditransfer oleh BPJS ke
Bank Jatim (Rekening BLUD).
f. Bendahara Penerimaan Pembantu mencatat penerimaan klaim BPJS
setelah rekening koran diterbitkan oleh Bank Jatim.

7. Penerimaan klaim Jamkesda


Penerimaan klaim Jamkesda adalah penerimaan jasa layanan dari
pasien yang memiliki kartu Jamkesda atau Surat Keterangan Miskin.
Pelayanan meliputi seluruh pelayanan yang ada di Puskesmas baik
rawat jalan maupun rawat inap termasuk pelayanan ambulance.

Prosedur :

g. Pasien Jamkesda yang mendapat pelayanan rawat jalan maupun


rawat inap menyerahkan foto copy kartu Jamkesda atau asli Surat
Keterangan Miskin disertai foto copy nya
h. Untuk pasien rawat jalan dan rawat inap ketika pulang mendatangi
kasir untuk menandatangani bukti layanan tanpa harus membayar
i. Kasir kemudian menyerahkan bukti layanan dan persyaratan lain
sesuai ketentuan kepada pengelola Jamkesda Puskesmas
j. Pengelola Jamkesda Puskesmas melaksanakan rekapitulasi jenis
layanan, biaya layanan untuk kemudian di verifikasi oleh tim
verifikasi Dinas Kesehatan
k. Klaim yang sudah diverifikasi akan diajukan pembayaran oleh Dinas
Kesehatan.
l. Ketika klaim Jamkesda cair, maka pengelola Jamkesda Puskesmas
menyerahkan uang dan rincian biaya layanannya kepada Bendahara
Penerimaan Pembantu Puskesmas
m. Bendahara Penerimaan Pembantu kemudian menyetor klaim
Jamkesda yang sudah cair tersebut ke Bank Jatim (Rekening BLUD).

B. Penerimaan Kas dari Kerjasama Dengan Pihak Ketiga


Penerimaan kas dari kerjasama dengan pihak ketiga adalah penerimaan
kas yang diperoleh dari hasil kerjasama operasional maupun kegiatan
tertentu yang didukung dengan adanya surat perjanjian kerjasama
maupun nota kesepakatan.

Prosedur :

1) Calon mitra mengajukan proposal kegiatan/kerjasama operasi


kepada Pemimpin BLUD atau sebaliknya.
2) Pemimpin BLUD menelaah proposal tersebut dan apabila mempunyai
prospek yang bagus, maka dilakukan pembicaraan dengan calon
mitra.
3) Pembahasan dengan calon mitra meliputi bentuk kegiatan,
pembagian biaya dan hasil dari masing-masing pihak.
5) Setelah dicapai kesepakatan maka dibuat surat perjanjian kerjasama
operasional/nota kesepakatan.
6) Hasil dari kegiatan disetor oleh mitra kerja ke bendahara penerimaan
(untuk kegiatan) dan atau transfer ke rekening Kas BLUD (Kerjasama
operasional).

C. Penerimaan Kas dari Kapitasi JKN


Penerimaan kas dari kapitasi adalah penerimaan kas yang diperoleh dari
BPJS sesuai dengan jumlah kepesertaan JKNyang terdaftar di
puskesmas.

Prosedur :

1. BPJS melakukan transfer ke rekening puskesmas di Bank Jatim


(Rekening Kas BLUD) sejumlah nilai yang di sesuaikan dengan jumlah
kepesertaan setiap bulan.
2. Bendahara Penerimaan Pembantu mencatat sejumlah dana kapitasi
yang diterima di buku kas umum penerimaan setelah rekening koran
diterbitkan oleh Bank Jatim.

D. Penerimaan Kas dari Prolanis


Penerimaan kas dari Prolanis adalah penerimaan kas yang diperoleh
dari BPJS sesuai dengan jumlah klaim yang diajukan dari kegiatan
prolanis yang meliputi konsumsi kegiatan, honor narasumber dan honor
instruktur senam.

Prosedur :

1. Puskesmas melaksanakan kegiatan Prolanis sebulan sekali sebanyak


klub Prolanis yang ada.
2. Setelah kegiatan dilakukan, Puskesmas membuat klaim berupa bukti
kegiatan untuk konsumsi, honor narasumber dan honor instruktur
senam sesuai ketentuan BPJS.
3. Klaim diajukan ke kantor BPJS KLOK Trenggalek untuk dilakukan
verifikasi.
4. Klaim yang sudah cair akan ditransfer langsung ke rekening BLUD
Puskesmas di Bank Jatim Trenggalek.
5. Bendahara Penerimaan Pembantu mencatat sejumlah danan klaim
Prolanis yang diterima di buku kas umum penerimaan setelah
rekening koran diterbitkan oleh Bank Jatim.
Terhadap penerimaan kas dari pendapatan tersebut di atas (poin A, B, C
dan D), bendahara penerimaan pembantu melakukan penatausahaan
sebagai berikut:

a. Bendahara penerimaan pembantu membukukan seluruh penerimaan


setiap hari pada buku kas umum, buku pembantu per rincian obyek
penerimaan dan buku rekapitulasi penerimaan harian.
b. Bendahara Penerimaan pembantu setiap hari pada hari yang sama
menyetor seluruh penerimaan retribusi umum dan pendapatan lainnya
ke rekening kas BLUD di Bank Jatim Trenggalek dengan membuat
bukti setor/Surat Tanda Setoran (STS) rangkap dua (lembar ke 1 untuk
Bank dan lembar ke 2 untuk Arsip) dan melaporkan kepada pejabat
keuangan BLUD.
c. Setiap bulan paling lambat tanggal 5, bendahara penerimaan pembantu
membuat laporan bulanan penerimaan dan disampaikan kepada
bendahara penerimaan Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, melalui
Kuasa Pengguna Anggaran (Pemimpin BLUD).
E. Penerimaan kas dari dana APBD Pemerintah Kabupaten Trenggalek

Penerimaan kas dari alokasi dana APBD merupakan penerimaan kas


yang diperoleh dari penarikan dana APBD untuk membiayai kegiatan
operasional Puskesmas. Kuasa Pengguna Anggaran terlebih dahulu
mengajukan Surat Perintah Membayar (SPM TU dan LS) kepada kuasa
BUD melalui Pengguna Anggaran.

Prosedur:

1. Bendahara pengeluaran pembantu mengajukan dokumen SPP-TU


dan/atau` SPP-LS kepada kuasa pengguna anggaran (melalui pejabat
keuangan BLUD/KaSub Bag. Tata Usaha) untuk mendapat
persetujuan

2. Atas nama kuasa pengguna anggaran (Pemimpin BLUD), KaSub Bag.


Tata Usaha (Pejabat Keuangan BLUD) meneliti kelengkapan dokumen
SPP-TU dan/atau SPP-LS.

3. Apabila dokumen SPP tersebut dinyatakan tidak lengkap, maka


KaSub Bag. Tata Usaha (Pejabat Keuangan BLUD) mengembalikan
dokumen SPP tersebut kepada bendahara pengeluaran pembantu
untuk dilengkapi.

4. Apabila dokumen SPP tersebut dinyatakan lengkap, maka kuasa


pengguna anggaran (Pemimpin BLUD) meneruskan kepada Pengguna
Anggaran dan mengajukan kepada kuasa BUD setelah diverifikasi
PPK SKPD Dinas Kesehatan untuk diterbitkan SP2D.

5. PPK SKPD mencatat penerbitan SPP-TU dan SPP-LS serta SPM


(TU/LS) dalam :
a. regsiter SPP-TU dan SPP-LS;
b. register SPM-TU/SPM-LS; dan
c. register surat penolakan penerbitan SPM

6. Berdasarkan SP2D yang diterima, bendahara pengeluaran


mencairkan SP2D tersebut ke Bank Jatim Trenggalek.
7. Berdasarkan dokumen penerimaan kas tersebut, bendahara
pengeluaran mencatat dalam BKU.

8. Bendahara Pengeluaran Pembantu mengambil uang ke Bendahara


Pengeluaran.

III. PROSEDUR PENGELUARAN KAS

Pengeluaran kas adalah transaksi atau kejadian yang mengakibatkan


terjadinya pengeluaran kas, misalnya pengeluaran kas untuk pembayaran
belanja pegawai dan belanja operasional Puskesmas lainnya, pembayaran
utang, penyetoran kepada pihak ketiga, penyertaan modal ataupun
pengembalian pendapatan.

Prosedur pengeluaran kas ditetapkan dengan tujuan untuk memastikan


bahwa semua pengeluaran kas telah dicatat dengan benar sesuai dengan
klasifikasi pengeluaran ataupun anggaran yang tersedia serta untuk
memperoleh keyakinan yang memadai atas pengeluaran kas itu sendiri.
Prosedur pengeluaran kas dirancang dengan semaksimal mungkin
menerapkan prinsip-prinsip pengendalian intern yang baik dan handal dengan
tetap memperhatikan fungsi yang terkait dan dokumen/bukti transaksi yang
digunakan, sebagai berikut:
a) Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait pada sistem dan prosedur pengeluaran kasbaik yang
berasal dari dana Fungsional (penerimaan dari pendapatan Puskesmas)
maupun dana yang bersumber dari APBD ditetapkan, antara lain:
1) Pengguna Anggaran
2) Kuasa Pengguna Anggaran/pemimpin BLUD
3) PPK SKPD
4) Pejabat keuangan BLUD / Sub Bag Tata Usaha
5) Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)/Pejabat Teknis
6) Bendahara Pengeluaran Pembantu
b) Bukti transaksi yang digunakan
Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur pengeluaran kas
mencakup:
1) Nota Debit Bank
2) Bukti transaksi pengeluaran kas lainnya

Pengelolaan dan Penatausahaan Pengeluaran Kas Yang Berasal Dari


Dana Fungsional (Pendapatan PUSKESMAS)

1. Pembayaran Belanja dengan SPP-UP/GU/TU


Pembayaran untuk suatu kegiatan/belanja yang dilakukan melalui
pengajuan SPP- UP/GU/TU. Pembayaran ini dilakukan langsung oleh
bendahara pengeluaran pembantu kepada PPTK atas suatu kegiatan
yang dilakukan tidak atas kontrak atau SPK

Prosedur:
a. Pada awal tahun anggaran bendahara pengeluaran pembantu
mengajukan SPP-UP sesuai kebutuhan pelaksanaan kegiatan selama
1-2 bulan kepada pemimpin BLUD (KPA) melalui Pejabat Keuangan
(Kepala Sub Bagian Tata Usaha)
b. Setelah uang persediaan tersedia (lihat prosedur penerimaan kas) dan
berdasarkan permintaan dana dari PPTK, bendahara pengeluaran
pembantu mendistribusikan dana kepada PPTK untuk melakukan
kegiatan opersional dan membuat kuitansi (Panjar) rangkap 2 (satu
lembar untuk PPTK dan satu lembar arsip) kemudian bendahara
pengeluaran pembantu mencatat dalam buku panjar.
c. Apabila uang persediaan setelah didistribusikan kepada PPTK masih
terdapat sisa maka, bendahara pengeluaran pembantu menyimpan ke
brankas dan rekening bank atas nama bendahara pengeluaran
pembantu.
d. Setelah melakukan kegiatan dan pembayaran, PPTK
mempertanggungjawabkan pengeluaran definitif ke bendahara
pengeluaran pembantu dengan menyerahkan bukti-bukti asli beserta
sisa uangnya (jika ada) dan kuitansi panjar dicap sudah
dipertanggungjawabkan.
e. Atas pertanggungjawaban pengeluaran definitif tersebut bendahara
pengeluaran pembantu mencatat pengeluaran tersebut dalam BKU
serta kendali kegiatan dan menyiapkan SPP-GU sebesar pengeluaran
definitif.
f. SPP-GU disampaikan kepada Pejabat Keuangan untuk diterbitkan
SPM-GU, setelah SPM-GU disetujui oleh Pemimpin BLUD maka
diterbitkan cek untuk pencairan dari Kas BLUD, kemudian setelah
dana dicairkan maka diberikan kepada PPTK untuk operasional
berikutnya.
g. Apabila terdapat kegiatan yang memerlukan dana banyak dan
melebihi dari kebutuhan yang telah direncanakan maka PPTK dapat
mengajukan permintaan tambahan dana kepada Bendahara
Pengeluaran Pembantu, setelah mendapat persetujuan pemimpin
BLUD.
h. Bendahara pengeluaran pembantu mengajukan SPP-TU kepada
pemimpin BLUD melalui Pejabat Keuangan, Tambahan uang tersebut
harus dipertanggungjawabkan paling lama 1 bulan kemudian.
i. Pada akhir kegiatan apabila masih terdapat saldo uang maka saldo
tersebut disetorkan ke Kas BLUD.
j. Pada akhir tahun anggaran apabila masih terdapat saldo kas di
bendahara pengeluaran pembantu, harus di setor ke kas BLUD.

2. Pembayaran Belanja dengan SPP-LS


1) Pembayaran Jasa Pelayanan
a. Petugas pembuat daftar penerima Jasa Pelayanan setiap bulan
membuat daftar dan perhitungan Jasa Pelayanan.
b. Berdasarkan daftar tersebut maka bendahara pengeluaran
pembantu mengajukan SPP-LS kepada pemimpin BLUD melalui
pejabat keuangan.
c. Setelah SPP-LS disetujui oleh pejabat keuangan dan pemimpin
BLUD menandatangani SPM-LS maka diterbitkan cek.
d. Cek tersebut setelah ditandatangani oleh pemimpin BLUD dan
Pejabat Keuangan, dicairkan dari Kas BLUD (PUSKESMAS) oleh
bendahara pengeluaran pembantu dan kemudian dibayarkan
kepada penerima sesuai daftar.
2) Pembayaran kepada pihak ketiga
Pembayaran langsung kepada pihak ketiga adalah untuk pembayaran
suatu kegiatan/belanja yang dilakukan secara langsung kepada pihak
ketiga berdasarkan kontrak dan atau Surat Perintah Kerja.

Prosedur :

e. Pihak ketiga setelah menyelesaikan sebagian atau seluruh


pekerjaan mengajukan tagihan sesuai yang diatur dalam Kontrak
atau SPK kepada PPTK dengan dilampiri bukti-bukti pendukungnya
antara lain berita acara kemajuan pekerjaan/berita acara
penyelesaian pekerjaan, laporan kemajuan kegiatan dan atau berita
acara serah terima barang/jasa.
f. PPTK meneliti terlebih dahulu kelengkapan tagihan, setelah lengkap
maka PPTK mengajukan kelengkapan dokumen tagihan kepada
bendahara pengeluaran pembantu.
g. Tagihan tersebut terlebih dahulu diverifikasi kelengkapan dan
keabsahannya serta dibuatkan kartu kendali kegiatan, setelah
dinyatakan lengkap maka bendahara pengeluaran pembantu
membuat SPP-LS.
h. SPP-LS diajukan kepada pemimpin BLUD melalui pejabat keuangan
BLUD untuk diterbitkan SPM-LS, setelah disetujui oleh pejabat
keuangan dan pemimpin BLUD, maka diterbitkan Cek untuk
diberikan kepada pihak ketiga.
Setiap bulan bendahara pengeluaran pembantu menyampaikan SPM-
UP/GU/TU/LS (untuk pengajuan SPM Pengesahan) yang telah ditandatangani
oleh Pemimpin BLUD, dilampiri copy cek dan surat pernyataan tanggungjawab
(SPTJ) kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek untuk
mendapat pengesahan.

IV. PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG


Pengelolaan barang merupakan kegiatan yang meliputi perencanaan
kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan, pengamanan,
penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan, serta
pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan,
inventarisasi dan pelaporan barang milik Puskesmas Kabupaten Trenggalek.
Untuk menunjang kegiatan operasional Puskesmas Kabupaten Trenggalek,
barang dikelompokkan kedalam barang inventaris, barang farmasi/obat dan
alat kesehatan pakai habis, bahan makanan kering dan bahan pakai habis
lainnya.
Barang inventaris adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap
pakai yang digunakan untuk penyelenggaraan kegiatan Puskesmas
Kabupaten Trenggalek dan pelayanan publik, serta mempunyai masa manfaat
lebih dari satu periodeseperti gedung/bangunan, alat angkutan, peralatan
kantor, komputer, meubelair, alat komunikasi, peralatan dapur tidak pakai
habis, alat-alat kedokteran, alat-alat laboratorium, alat-alat radiologi dan
sebagainya.
Barang farmasi/obat dan alat kesehatan pakai habisterdiri dari obat, bahan
kimia, dan alat kesehatan pakai habis.
Bahan makanan kering merupakan bahan untuk keperluan pasien, terdiri dari
beras, tepung, gula, teh, kacang hijau, susu dan sebagainya.
Bahan pakai habis lainnya antara lain terdiri dari persediaan alat tulis kantor,
perlengkapan rumah tangga (piring, sendok,garpu, gelas dan sejenisnya),
bahan dan peralatan kebersihan rumah tangga/kantor, alat-alat listrik, karcis
retribusi, barang cetakan lainnya serta barang tak habis pakai seperti
komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai.

A. BARANG INVENTARIS dan PAKAI HABIS


Barang inventaris dan barang pakai habis dikelola oleh Pengurus
barang,untuk melayani semua bagian pengguna barang yang
membutuhkan.
1. Perencanaan Kebutuhan Barang
Perencanaan kebutuhan barang adalah kegiatan merumuskan rincian
kebutuhan barang untuk menghubungkan pengadaan barang yang lalu
dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar untuk melakukan
tindakan yang akan datang.
Prosedur:

a. Tiap unit kerja/bagian pengguna barang melakukan analisa


kebutuhan barang dan menyusun rencana kebutuhan barang serta
menyampaikan kepada pengurus barang.
b. Berdasarkan rencana kebutuhan barang dari unit kerja kerja/bagian
pengguna barang, Pengurus barang melakukan analisa kebutuhan
barang dan selanjutnya menyusun Rencana Kebutuhan Barang Milik
Daerah (RKBMD).
c. Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah (RKBMD) yang telah
disusun diajukan kepada Pemimpin BLUD untuk mendapat
persetujuan dan apabila telah disetujui maka RKBMD tersebut
diusulkan menjadi Rencana Tahunan Barang Milik Daerah.
d. Rencana Tahunan Barang Milik Daerah tersebut di koordinasikan ke
Dinas Kesehatan terutama kebutuhan investasi yang bersumber dari
dana APBD.
2. Permintaan Pengadaan Barang
a. Unit kerja/bagian pengguna barang mengajukan usulan permintaan
barang kepada PPTK.
b. PPTK mengevaluasi permintaan untuk memilih barang yang
diprioritaskan untuk dibeli sesuai kebutuhan dan anggaran/dana
yang tersedia dan selanjutnya mengajukan rencana kebutuhan
barang tersebut kepada Pemimpin BLUD untuk memperoleh
persetujuan pembelian.
c. Berdasarkan rencana kebutuhan barang, PPTK mengadakan
pembelian barang melalui pejabat pengadaan barang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Pengadaan Barang
Pengadaan barang adalah kegiatan untuk mendapatkan barang yang
diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan kegiatan Puskesmas
Kabupaten Kediri melalui pembelian dalam bentuk siap pakai dan atau
dengan dibangun lebih dahulu baik secara pembelian langsung maupun
pelelangan/tender.
Prosedur :
a. Berdasarkan perintah pengadaan barang, pejabat pengadaan barang,
melaksanaan pengadaan barang sesuai peraturan yang berlaku.
b. Untuk pengadaan barang di luar yang direncanakan, maka unit
kerja/bagian pengguna barang mengajukan permintaan pengadaan
dengan membuat Surat Pesanan/Usulan Permintaan Barang (UPB)
kepada Pemimpin BLUD.
c. Selanjutnya, Sub BagianBagian Tata Usaha meneliti dan meneruskan
UPB lembar lembar ke 2 ke Pengurus barang untuk dievaluasi dan
diverifikasi apakah sesuai perencanaan kebutuhan Puskesmas dan
anggaran serta kesiapan pendanaannya.
d. Jika tersedia dananya, maka PPTK melalui pejabat pengadaan barang
melaksanakan pengadaan barang sesuai peraturan yang berlaku.

4. Penerimaan Barang
Prosedur:

a. Untuk peneriman barang dibentuk tim penerimaan/pemeriksaan


barang.
b. Pada saat barang datang, tim penerimaan/pemeriksaan barang
mencocokan barang yang datang dengan pertinggal surat pesanan,
surat/faktur pengiriman barang dan atau Berita Acara penyerahan
barang tentang jumlah, jenis dan spesifikasi barang yang dipesan
dan kemudian dibuatkan Berita Acara penerimaan barang atau
dengan menandatangani surat/faktur pengiriman barang.
c. Tim penerimaan/pemeriksaan menyerahkan barang kepada
pengurus barang beserta dokumen pendukungnya (surat pesanan,
pertinggal surat/faktur pengiriman barang dsb).
d. Pengurus barang melakukan penyimpanan pada tempatnya dan
mencatat pada buku Penerimaan Barang dan Kartu Barang.
5. Pengeluaran/penggunaan Barang
Prosedur :

a. Unit unit kerja/bagian pengguna barangyang membutuhkan barang


mengajukan permohonan kepada pengurus barang dengan membuat
Surat/Bon Permintaan disertai data persediaan terakhir.
b. Setelah SPB diteliti dan dilihat ketersediaan barangnya, kemudian
Pengurus barangmengeluarkan barang sesuai permintaan.
c. Setelah menyerahkan barang ke unit peminta barang dan membuat
bukti pengeluaran barang rangkap dua yang ditandatangani
pengurus barang dan unit peminta barang,serta mencatat ke dalam
buku dan kartu barang.

6. Penatausahaan Barang Inventaris


Terhadap penerimaan dan pengeluaran barang inventaris dan pakai
habis lainnya yang dibeli:
a. Dalam rangka penyusunan neraca, PPTK bersama Pengurus barang
melakukan penilaian terhadap barang inventaris yang dibeli tersebut
apakah akan diakui sebagai aset tetap atau sebagai barang inventaris
pakai habis dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut:
a) Mempunyai masa manfaat (manfaat ekonomis yang dapat
diberikan barang tersebut) lebih dari 12 bulan dan nilai perolehan
diatas Rp 300.000,-
b) Tidak dimaksud untuk dijual dalam operasi normal
c) Diperoleh atau dibangun dimaksud untuk digunakan
d) Biaya perolehan dapat diukur
e) Barang telah diterima atau diserahkan kepemilikannya kepada
Puskesmas.
b. Untuk melakukan penilaian dan pengakuan apakah barang tersebut
termasuk aset tetap atau bukan, PPTK bersama Pengurus barang
membuat Dokumen Kapitalisasi rangkap dua (lembar ke 1 untuk
Pengurus Barang Dinas Kesehatan dan lembar ke 2 untuk Sub
Bagian Tata Usaha).
c. Untuk barang inventaris yang termasuk dalam kategori aset tetap:
- diberi kode barang;
- penempatan barang pada unit kerja dikendalikan dengan Kartu
Inventaris Ruangan (KIR) yang dipasang di dalam ruangan dan
dievaluasi/diganti yang baru setiap terdapat mutasi dan atau satu
tahun sekali dan paling lama lima tahun sekali (sensus barang).
d. Dalam rangka pengamanan, dokumen kepemilikan barang yang
berada dalam penguasaan Puskesmasharus diadministrasikan
dengan tertib.
e. Pengurus barang mencatat penerimaan dan pengeluaran barang
pada buku Inventaris serta membuat laporan pengurusan barang
secara semester dan tahunan, berupa laporan Pengadaan Barang,
Laporan Barang Inventaris (Aset Daerah) kepada Bupati cq BPKAD.
f. Pengurus barang sedikitnya setiap tiga bulan sekali melakukan
inventarisasi yaitu melakukan pendataan/perhitungan barang (stock
opname) dan dibuatkan Berita Acara Perhitungan Barang yang
ditandatangani oleh pengurus barang dan atasan langsungnya.
B. BARANG FARMASI DAN ALAT KESEHATAN PAKAI HABIS
Persediaan farmasi terdiri dari obat, bahan obat, regensia, dan gas medis
serta alat kesehatan pakai habis yang dikelola oleh Farmasi dan
Laboratorium.
Prosedur :
a. Pada awal tahun Penanggungjawab Farmasi dan Laboratorium membuat
perencanaan kebutuhan obat/bahan obat dan alat kesehatan pakai
habis dalam satu tahun yang diajukan kepada Pemimpin BLUD (Kepala
Puskesmas) untuk memperoleh persetujuan.
b. Berdasarkan rencana kebutuhan tersebut, Penanggungjawab Farmasi
dan Laboratorium melalui PPTK mengadakan pemesanan melalui
Pejabat pengadaan dengan membuat surat pesanan kepada rekanan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
c. Pada saat penerimaan barang, petugas Penerima Barang mencocokan
antara faktur/bukti pengiriman barang dengan fisik barangnya yang
meliputi jumlah dan jenis barang. Selanjutnya petugas penerima barang
menandatangani surat pengiriman barang dan meminta asli bukti
pengiriman barang sebagai bukti barang yang dipesan telah diterima.
d. Berdasarkan faktur pembelian dan surat/faktur pengiriman barang,
petugas farmasi, laboratorium/gudang mencatat dalam register
penerimaan barang dan Kardek (kartu persediaan) per jenis barang.
e. Permintaan barang ke farmasi/gudang oleh unit pelayanan fungsional
lainnya dilakukan berdasarkan surat Permintaan Barang/Buku Bon
Barang yang dibuat rangkap dua ( lembar ke 1 untuk gudang/ farmasi
dan lembar ke 2 untuk arsip peminta barang).
f. Berdasarkan SPB/Bon Barang, petugas farmasi/gudang mengeluarkan
dan menyerahkan/mengirimkan barang yang dimaksud ke unit yang
meminta barang dan mencatat pengeluaran barang tersebut dalam
Kartu Persediaan Barang (Kardek).
g. Setiap bulan terhadap persediaan di farmasi dan laboratorium
dilakukan stock opname.
h. Atas persediaan Obat-obatan dan Alkes pakai habis, farmasi dan
laboratorium membuat laporan:
- Laporan stock Obat – per minggu
- Laporan kuantitas pemakaian obat dan Alkes per bulan
- Laporan stock obat – per triwulan
- Daftar Persediaan Obat dan Peralatan per akhir tahun.
i. Untuk persediaan barang yang ada di farmasi dan Laboratorium,
berdasarkan duplikat surat/Bon Permintaan Barang dicatat dalam
buku/kartu persediaan. Sedangkan untuk pengeluaran/pemakaian
barang tidak menggunakan Bon/Surat Pengeluaran Barang dan cukup
dicatat dalam buku/kartu persediaan.

C. BAHAN MAKANAN KERING


Bahan makanan kering merupakan bahan makanan untuk
konsumsi/akomodasi pasien/penderita dan karyawan, antara lain berupa
beras, tepung, gula, teh, kacang hijau, susu dan sebagainya yang dikelola
oleh Koordinator Gizi.
Prosedur:
a. Pada awal tahun Koordinator Gizi membuat perencanaan kebutuhan
makanan kering dalam satu tahun yang diajukan kepada Pemimpin
BLUD (Kepala Puskesmas) melalui PPTK untuk memperoleh
persetujuan, dan setelah mendapat persetujuan, Koordinator Gizi mem-
breakdown kedalam kebutuhan per minggu.
b. Berdasarkan rencana,Koordinator Gizi mengajukan permohonan
kebutuhan dana kepada bendahara pengeluaran pembantu melalui
PPTK dengan menggunakan Bon Sementara dan dilampiri laporan
pemakaian, persediaan dan bukti pembelian sebelumnya. Sebelum
dilakukan pembayaran, permohonan kebutuhan dana tersebut
diverifikasi terlebih dahulu oleh PPTK.
c. Pengadaan untuk keperluan makanan dan minuman dilaksanakan oleh
Gizi melalui pembelian langsung.
d. Untuk pemakaian bahan/barang tidak perlu menggunakan surat
permintaan barang dan atau surat bukti pengeluaran barang, cukup
dibuat catatan mengenai pembelian/penerimaan dan pemakaiannya
pada Kartu Persediaan bahan makan.
e. Petugas gizi sedikitnya setiap tiga bulan sekali melakukan
pendataan/perhitungan barang (stock opname) dan dibuatkan Berita
Acara Perhitungan Barang.
f. Dalam rangka penyusunan neraca dan bahan perencanaan pengadaan
bahan makanan pada tahun berikutnya, pada akhir tahun petugas gizi
melakukan perhitungan barang (stock opname) dan dibuatkan Berita
Acara Perhitungan Barang.

KEPALA PUSKESMAS BARUHARJO


KABUPATEN TRENGGALEK

Dr.SUNARTO
PenataTk. I
NIP. 19740223 200604 1 011

Anda mungkin juga menyukai