Oleh :
Kharis Akbar Baharizky [ I0715016 ]
Pendahuluan ……………………………………………………………………… 3
Kenaikan Beban 2 pu …..………………………………………………………….. 4
Motor Fail
Percobaan 1 ……………………………………………………………………… 6
Percobaan 2 ……………………………………………………………………… 7
Percobaan 3 ……………………………………………………………………… 7
Satu Generator Fail
Percobaan 1 ……………………………………………………………………… 9
Percobaan 2 ……………………………………………………………………… 10
Percobaan 3 ……………………………………………………………………… 10
Percobaan 4 ……………………………………………………………………… 11
Satu Transmisi Fail
Percobaan 1 ……………………………………………………………………… 12
Percobaan 2 ……………………………………………………………………… 13
Kesimpulan ……………………………………………………………………… 14
Keterangan :
3 Generator 10 MVA
6 Saluran Transmisi
9 Bus
3 Beban
1 Motor
3 Trafo
AVR disetiap Generator
Pada tugas kali ini, akan dilakukan simulasi dalam berbagai situasi, yaitu :
V. KESIMPULAN
Dalam kondisi ini, beban yang dinaikkan menjadi 2 kali per unit yaitu beban yang
terletak pada bus 5 dan bus 8. Agar menganggap sebuah beban memiliki kenaikan hingga 2
p.u, Parameter active power dan reactive powernya dikalikan 2 pada beban (Constant PQ
Load). Maka akan dibandingkan saat beban dalam kondisi default, active power dan reactive
menjadi 2 kali nilai semula.
Hasil grafik tegangan pada Bus 5 dan Bus 8, sebelum dan setelah active dan reactive
power dinaikkan 2 kali per unit
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa saat active dan reactive power dinaikkan menjadi
2 kali dari semula, tegangan pada bus 5 yang semula sekitar 1,05 pu menjadi 0.94. Pada bus 8
yang semula sekitar 0.97 pu menjadi 0.85 pu. Yang berarti kenaikan beban mengakibatkan
tegangannya menjadi turun.
Dalam kasus ini, bus 8 yang memiliki output beban motor diberikan fault. Untuk
parameter voltages disesuaikan dengan voltage yang ada di bus 8.
Dalam kasus ini, bus 2 yang memiliki generator diberikan fault. Untuk parameter
voltages disesuaikan dengan voltage yang ada di bus 2.
Dalam kasus ini, bus 5 yang memiliki sistem transmisi diberikan fault. Untuk parameter
voltages disesuaikan dengan voltage yang ada di bus 5.
2. Motor Fail
Dengan parameter parameter yang kami masukkan. Dapat diketahui bahwa
waktu terjadi fault tidak berpengaruh pada clearing time suatu sistem ( detik ke
– 3 ataupun detik ke – 5 sama saja ).
Nilai fault clearing time berpengaruh terhadap kinerja sebuah motor.
Batas maksimal fault clearing time agar motor tidak mengalami kegagalan
yaitu sekitar 0.2275 detik.
Batas maksimal fault clearing time agar motor tidak mengalami drop tegangan
yaitu sekitar 0.1375 detik.
3. Generator Fail
Dengan parameter parameter yang kami masukkan. Dapat diketahui bahwa
nilai fault clearing time berpengaruh terhadap kinerja sebuah motor.
Batas maksimal fault clearing time agar generator tidak mengalami kegagalan
yaitu sekitar 0.185 detik
AVR berpengaruh terhadap kinerja sebuah generator yaitu membuat kinerja
suatu generator lebih stabil yaitu jika tanpa AVR stabil pada detik ke – 20
menjadi detik ke – 8.
Penambahan AVR membuat batas maksimal fault clearing time sistem lebih
tinggi yang sebelumnya 0.185 detik menjadi 0.225 detik
* ( walaupun seharusnya yang diubah yaitu parameter pada AVR, karena
menggunakan 2 AVR pada generator mustahil terjadi ).
4. Transmisi Fail
Dengan parameter parameter yang kami masukkan. Dapat diketahui bahwa
nilai fault clearing time berpengaruh terhadap kinerja sebuah sistem transmisi.
Batas maksimal fault clearing time agar sistem transmisi tidak mengalami
kegagalan yaitu sekitar 0.24 detik.