Anda di halaman 1dari 14

MESIN LISTRIK LANJUT

Model Sistem Tenaga Listrik


( Kenaikan Beban 2 p.u, Motor Fail, Satu Generator Fail, dan
Satu Transmission Fail )

Oleh :
Kharis Akbar Baharizky [ I0715016 ]

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
Daftar Isi

Pendahuluan ……………………………………………………………………… 3
Kenaikan Beban 2 pu …..………………………………………………………….. 4
Motor Fail
Percobaan 1 ……………………………………………………………………… 6
Percobaan 2 ……………………………………………………………………… 7
Percobaan 3 ……………………………………………………………………… 7
Satu Generator Fail
Percobaan 1 ……………………………………………………………………… 9
Percobaan 2 ……………………………………………………………………… 10
Percobaan 3 ……………………………………………………………………… 10
Percobaan 4 ……………………………………………………………………… 11
Satu Transmisi Fail
Percobaan 1 ……………………………………………………………………… 12
Percobaan 2 ……………………………………………………………………… 13
Kesimpulan ……………………………………………………………………… 14

Mesin Listrik Lanjut 2


PENDAHULUAN

Model Sistem Tenaga Listrik

Keterangan :

 3 Generator 10 MVA
 6 Saluran Transmisi
 9 Bus
 3 Beban
 1 Motor
 3 Trafo
 AVR disetiap Generator
Pada tugas kali ini, akan dilakukan simulasi dalam berbagai situasi, yaitu :

I. Kenaikan Beban 2 p.u

II. Motor Fail

III. Satu Generator Fail

IV. Satu Transmisi Fail

V. KESIMPULAN

Mesin Listrik Lanjut 3


I. Kenaikan Beban 2 p.u

Dalam kondisi ini, beban yang dinaikkan menjadi 2 kali per unit yaitu beban yang
terletak pada bus 5 dan bus 8. Agar menganggap sebuah beban memiliki kenaikan hingga 2
p.u, Parameter active power dan reactive powernya dikalikan 2 pada beban (Constant PQ
Load). Maka akan dibandingkan saat beban dalam kondisi default, active power dan reactive
menjadi 2 kali nilai semula.

Nilai Active dan Reactive Power awal

Mesin Listrik Lanjut 4


Nilai Active dan Reactive Power setelah dikali 2

Hasil grafik tegangan pada Bus 5 dan Bus 8, sebelum dan setelah active dan reactive
power dinaikkan 2 kali per unit

Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa saat active dan reactive power dinaikkan menjadi
2 kali dari semula, tegangan pada bus 5 yang semula sekitar 1,05 pu menjadi 0.94. Pada bus 8
yang semula sekitar 0.97 pu menjadi 0.85 pu. Yang berarti kenaikan beban mengakibatkan
tegangannya menjadi turun.

Mesin Listrik Lanjut 5


II. Motor Fail

Dalam kasus ini, bus 8 yang memiliki output beban motor diberikan fault. Untuk
parameter voltages disesuaikan dengan voltage yang ada di bus 8.

Percobaan Motor Fail 1


Clearing Time 1

Pada fault time diberikan 3s maksudnya


adalah fault akan terjadi saat sistem telah
berjalan selama 3 detik. Lalu pada Fault
Clearing Time diberikan 0.23s, maksudnya
adalah setelah fault yang terjadi pada detik
ke-3 kemudian motor diharapkan akan
berjalan normal dalam waktu 0,23s kemudian
dan tidak terjadi drop tegangan.

Hasil grafik tegangan pada Bus 8 saat


terjadi kondisi Fail 1

Pada grafik disamping terlihat bahwa motor


mengalami kegagalan dan tidak dapat
beroperasi kembali saat parameter clearing
time diatur 0,23.

Mesin Listrik Lanjut 6


Percobaan Motor Fail 2
Clearing Time 2

Pada fault time diberikan 3s maksudnya


adalah fault akan terjadi saat sistem telah
berjalan selama 3 detik. Lalu pada Fault
Clearing Time diberikan 0.2275s, maksudnya
adalah setelah fault yang terjadi pada detik
ke-3 kemudian motor diharapkan akan
berjalan normal dalam waktu 0,2275s
kemudian dan tidak terjadi drop tegangan.

Hasil grafik tegangan pada Bus 8 saat


terjadi kondisi Fail 2

Pada grafik disamping terlihat bahwa motor


dapat beroperasi kembali saat parameter
clearing time diatur 0,23s. Walaupun motor
sempat masih mengalami drop tegangan pada
saat mencapai 0,7 pu.

Percobaan Motor Fail 3


Clearing Time 3

Pada fault time diberikan 3s maksudnya


adalah fault akan terjadi saat sistem telah
berjalan selama 3 detik. Lalu pada Fault
Clearing Time diberikan 0.1375s, maksudnya
adalah setelah fault yang terjadi pada detik
ke-3 kemudian motor diharapkan akan
berjalan normal dalam waktu 0,1375s
kemudian dan tidak terjadi drop tegangan.

Mesin Listrik Lanjut 7


Hasil grafik tegangan pada Bus 8 saat
terjadi kondisi Fail 3

Pada grafik disamping terlihat bahwa motor


dapat beroperasi kembali saat parameter
clearing time diatur 0,23s dan juga motor
tidak mengalami drop tegangan.

Mesin Listrik Lanjut 8


III. Satu Generator Fail

Dalam kasus ini, bus 2 yang memiliki generator diberikan fault. Untuk parameter
voltages disesuaikan dengan voltage yang ada di bus 2.

Percobaan Generator Fail 1 ( Dengan AVR )


Clearing Time 1

Pada fault time diberikan 3s maksudnya


adalah fault akan terjadi saat sistem telah
berjalan selama 3 detik. Lalu pada Fault
Clearing Time diberikan 0.2, maksudnya
adalah setelah fault yang terjadi pada detik
ke-3 kemudian generator diharapkan akan
berjalan normal dalam waktu 0,2s kemudian
dan segera beroperasi dengan stabil.

Hasil grafik tegangan pada Bus 2 saat


terjadi kondisi Fail 1

Pada grafik disamping terlihat bahwa


generator mengalami kegagalan dan tidak
dapat beroperasi kembali saat parameter
clearing time diatur 0,2s.

Mesin Listrik Lanjut 9


Percobaan Generator Fail 2 ( Dengan AVR )
Clearing Time 2

Pada fault time diberikan 3s maksudnya


adalah fault akan terjadi saat sistem telah
berjalan selama 3 detik. Lalu pada Fault
Clearing Time diberikan 0.185s, maksudnya
adalah setelah fault yang terjadi pada detik
ke-3 kemudian generator diharapkan akan
berjalan normal dalam waktu 0,185s
kemudian dan segera beroperasi dengan
stabil.

Hasil grafik tegangan pada Bus 2 saat


terjadi kondisi Fail 2

Pada grafik disamping terlihat bahwa


generator dapat beroperasi kembali saat
parameter clearing time diatur 0,185s dan
sistem dapat stabil disekitar detik ke – 8 saat
adanya AVR.

Percobaan Generator Fail 3 ( Tanpa AVR )


Clearing time sama dengan clearing time 2 yaitu 0.185s.
Hasil grafik tegangan pada Bus 2 saat
terjadi kondisi Fail 3

Pada grafik disamping terlihat bahwa


generator dapat beroperasi kembali saat
parameter clearing time diatur 0,185s dan
sistem dapat stabil disekitar detik ke – 20 saat
tanpa AVR.

Mesin Listrik Lanjut 10


Percobaan Generator Fail 4 ( Dengan 2 AVR )
Clearing Time 2

Pada fault time diberikan 3s maksudnya


adalah fault akan terjadi saat sistem telah
berjalan selama 3 detik. Lalu pada Fault
Clearing Time diberikan 0.225s, maksudnya
adalah setelah fault yang terjadi pada detik
ke-3 kemudian generator diharapkan akan
berjalan normal dalam waktu 0,225s
kemudian dan segera beroperasi dengan
stabil.

Hasil grafik tegangan pada Bus 2 saat


terjadi kondisi Fail 4

Pada grafik disamping terlihat bahwa


generator dapat beroperasi kembali saat
parameter clearing time diatur 0,225s dan
sistem dapat sangat stabil disekitar detik ke –
8 saat adanya 2 AVR.

Mesin Listrik Lanjut 11


IV. Satu Transmisi Fail

Dalam kasus ini, bus 5 yang memiliki sistem transmisi diberikan fault. Untuk parameter
voltages disesuaikan dengan voltage yang ada di bus 5.

Percobaan Transmission Fail 1


Clearing Time 1

Pada fault time diberikan 3s maksudnya


adalah fault akan terjadi saat sistem telah
berjalan selama 3 detik. Lalu pada Fault
Clearing Time diberikan 0.245s, maksudnya
adalah setelah fault yang terjadi pada detik
ke-3 kemudian sistem diharapkan akan
berjalan normal dalam waktu 0,245s
kemudian.

Hasil grafik tegangan pada Bus 5 saat


terjadi kondisi Fail 1

Pada grafik disamping terlihat bahwa sistem


mengalami kegagalan dan tidak dapat
beroperasi kembali saat parameter clearing
time diatur 0,45s.

Mesin Listrik Lanjut 12


Percobaan Transmission Fail 2
Clearing Time 2

Pada fault time diberikan 3s maksudnya


adalah fault akan terjadi saat sistem telah
berjalan selama 3 detik. Lalu pada Fault
Clearing Time diberikan 0.24s, maksudnya
adalah setelah fault yang terjadi pada detik
ke-3 kemudian sistem diharapkan akan
berjalan normal dalam waktu 0,24s
kemudian.

Hasil grafik tegangan pada Bus 5 saat


terjadi kondisi Fail 2

Pada grafik disamping terlihat bahwa sistem


dapat beroperasi kembali saat parameter
clearing time diatur 0,24s.

Mesin Listrik Lanjut 13


V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari beberapa percobaan diatas yaitu :
1. Percobaan Kenaikan 2 pu.
 Dengan parameter parameter yang kami masukkan. Dapat diketahui bahwa
semakin naik / bertambahnya nilai beban, maka tegangan pada jaringan juga
akan menurun.

2. Motor Fail
 Dengan parameter parameter yang kami masukkan. Dapat diketahui bahwa
waktu terjadi fault tidak berpengaruh pada clearing time suatu sistem ( detik ke
– 3 ataupun detik ke – 5 sama saja ).
 Nilai fault clearing time berpengaruh terhadap kinerja sebuah motor.
 Batas maksimal fault clearing time agar motor tidak mengalami kegagalan
yaitu sekitar 0.2275 detik.
 Batas maksimal fault clearing time agar motor tidak mengalami drop tegangan
yaitu sekitar 0.1375 detik.

3. Generator Fail
 Dengan parameter parameter yang kami masukkan. Dapat diketahui bahwa
nilai fault clearing time berpengaruh terhadap kinerja sebuah motor.
 Batas maksimal fault clearing time agar generator tidak mengalami kegagalan
yaitu sekitar 0.185 detik
 AVR berpengaruh terhadap kinerja sebuah generator yaitu membuat kinerja
suatu generator lebih stabil yaitu jika tanpa AVR stabil pada detik ke – 20
menjadi detik ke – 8.
 Penambahan AVR membuat batas maksimal fault clearing time sistem lebih
tinggi yang sebelumnya 0.185 detik menjadi 0.225 detik
* ( walaupun seharusnya yang diubah yaitu parameter pada AVR, karena
menggunakan 2 AVR pada generator mustahil terjadi ).

4. Transmisi Fail
 Dengan parameter parameter yang kami masukkan. Dapat diketahui bahwa
nilai fault clearing time berpengaruh terhadap kinerja sebuah sistem transmisi.
 Batas maksimal fault clearing time agar sistem transmisi tidak mengalami
kegagalan yaitu sekitar 0.24 detik.

Mesin Listrik Lanjut 14

Anda mungkin juga menyukai