Anda di halaman 1dari 12

Macam-macam jenis kepuasan pelanggan

a. Kepuasan fungsional

Merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk. Misal: karena makan
membuat perut kita kenyang.

b. Kepuasan psikologikal

Merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak terwujud. Misal: perasaan bangga
karena mendapatkan pelayanan yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah.

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Mahasiswa Pengguna Layanan Perpustakaan Pusat


UNY Rambat Lupiyoadi (2001: 158) menyatakan bahwa dalam menentukan tingkat kepuasan
pengguna terdapat 5 dimensi yang harus diperhatikan oleh penyedia jasa, antara lain: 1) Kualitas
produk. Pengguna akan merasa puas apabila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa
produk/jasa yang mereka gunakan berkualitas. 2) Kualitas pelayanan. Terutama untuk industri
jasa, pengguna akan merasa puas apabila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau yang
sesuai dengan yang diharapkan. 3) Emosional. Pengguna akan merasa bangga dan mendapatkan
keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap pengguna tersebut apabila menggunakan
produk dengan merk tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. 4)
Harga. Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah
akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada penggunanya. 5) Biaya. Pengguna yang tidak
perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan
suatu produk atau jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa tersebut

faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna perpustakaan adalah sebagai berikut: 1)


Prosedur layanan, yaitu kemudahan tahapan layanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat
dari sisi kesederhanaan alur layanan. 13 2) Persyaratan layanan, yaitu persyaratan teknis dan
administrasi yang diperlukan untuk mendapatkan layanan sesuai dengan jenis layanannya. 3)
Keadaan bahan pustaka, yaitu kondisi dan kelengkapan koleksi bahan pustaka yang dimiliki yang
terdapat pada unit layanan sirkulasi perpustakaan, misalnya buku-buku yang tersedia lengkap,
kerapian susunan buku yang ada di rak dan kesesuaian penempatan buku dengan label yang ada
di rak. 4) Fasilitas layanan perpustakaan, yaitu tersedianya fasilitas pendukung dalam proses
layanan perpustakaan, misalnya sarana Online Public Access Catalog (OPAC) untuk penelusuran
koleksi buku menggunakan komputer, ruang baca, tempat penitipan tas dan mushola serta
toilet. 5) Kenyamanan dan keamanan lingkungan perpustakaan, yaitu terjaminnya kondisi
sarana dan prasarana lingkungan yang bersih, rapi dan teratur serta terjaminnya tingkat
keamanan lingkungan perpustakaan yang dirasakan oleh pengguna perpustakaan.

A. Pengertian Sarana dan Prasarana Perpustakaan


Sarana perpustakaan adalah alat-alat yang dibutuhkan langsung dalam aktivitas
keseharian pelayanan perpustakaan. Sedangkan prasarana perpustakaan adalah fasilitas
penunjang utama bagi terselengaranya kegiatan pelayanan perpustakaan.[1] Jadi dapat
disimpulkan bahwa sarana dan prasarana perpustakaan yaitu semua barang, perlengkapan dan
perabot ataupun inventaris yang harus disediakan diperpustakaan.[2]
Sarana dan prasarana perpustakaan untuk setiap jenis perpustakaan jumlah dan jenisnya
tidak sama. Sarana dan prasarana perpustakaan harus memperhatikan model, tipe, mutu, ukuran,
jumlah, jenis, warna, dan lain sebagainya. Hal ini penting agar semua barang dan benda tersebut
dipergunakan secara maksimal dan sesuai kebutuhan perpustakaan.[3]

B. Fungsi dan Kegunaan Sarana Prasarana Perpustakaan


Fungsi sarana dan prasarana perpustakaan adalah sebagai pendukung pelayanan
perpustakaan secara keseluruhan dan menciptakan pelayanan perpustakaan yang prima.
Sedangkan kegunaan sarana dan prasarana perpustakaan yaitu mempermudah pemakai
perpustakaan dalam pendayagunaan kekayaan perpustakaan secara maksimal.[4]

C. Macam-Macam Jenis Sarana –Prasarana Perpustakaan


1. Ruang Perpustakaan
Ruang perpustakaan adalah tempat diselenggarakannya perpustakaan untuk menampung
dan melindungi koleksi perpustakaan dan sekaligus sebagai wadah untuk melaksanakan kegiatan
kepustakaan dan informasi.[5]
Ruangan perpustakaan merupakan salah satu faktor yang turut memperlancar
pelaksanaan tugas-tugas pengelolaan perpustakaan. Tanpa ada ruangan tidak akan dapat
menjalankan perpustakaan dengan berhasil. Dilihat dari segi administrasi dan organisasi, maka
ruangan selalu menjadi faktor yang menentukan. Tidak mungkin tanpa ruangan bisa berjalan
suatu organisasi dengan baik. Demikian juga dengan perpustakaan sebagai suatu organisasi.
Sekecil apapun kondisi perpustakaan, tetap diperlukan suatu ruangan yang memadai.
Fungsi ruang perpustakaan yaitu :
1) Tempat para petugas melaksanakan kegiatan-kegiatan perpustakaan, yakni menghimpun,
mengolah, dan kemudian melayankannya kepada pengguna.
2) Tempat penyimpanan koleksi perpustakaan, baik yang fungsinya sebagai koleksi dasar
pendiukung kurikulum sekolah maupun penunjang.
3) Tempat dilaksanakannya kegiatan rutin layanan perpustakaan sekolah.
4) Tempat belajar secara bersama para siswa pada saat-saat tertentu.[6]

a. Perencanaan pembangunan ruang perpustakaan.


Perencanaan gedung yang baik akan menghasilkan tempat kerja yang efisien, nyaman dan
menyenangkan bagi staf perpustakaan maupun bagi pengunjung. Untuk itu, maka perlu
diperhatikan beberapa hal sebagai berikut : (a) asas-asas pendirian ruangan perpustakaan, (b)
kaidah arsitektur, (c) pedoman luas ruangan, (d) kebutuhan ruangan, (e) luas ruangan, (f) asas-
asas tata ruang, (g) penunjukkan personalia, (h) kegiatan pra-perencanaan, (i) rencana
pendahuluan, dan (j) rencana akhir dan spesifikasi.[7]
1) Asas pendirian ruangan perpustakaan
Satu hal yang perlu diingat bahwa dalam mendirikan perpustakaan sekolah harus
mempertimbangkan dengan cermat tentang lokasi. Seringkali kita lihat gedung perpustakaan
sekolah megah dengan biaya pembangunan yang cukup tinggi tetapi kurang efektif dalam
pemanfaatnya. Faktor kelemahan yang kurang menentukan adalah kurang tepatnya lokasi
gedung tersebut. Sebagai contoh adalah penempatan gedung perpustakaan sekolah yang
berdekatan dengan lapangan olahraga yang seringkali membuat kebisingan, padahal siswa yang
belajar di perpustakaan sekolah sangat memerlukan ketenangan.
Perpustakaan sekolah tidak mementingkan kemegahan gedung perpustakaan tetapi yang
penting perencanaan pembangunan yang matang sehingga menghasilkan suatu bangunan yang
berkualitas tinggi dan berfungsi tepat guna dan berdaya guna. Untuk itu beberapa asas atau
pedoman yang perlu diperhatikan pada waktu mendirikan gedung perpustakaan sekolah atau
memilih salah satu ruang untuk untuk kepentingan sekolah diantaranya :
a) Fungsi utama perpustakaan sekolah adalah sebagai sumber belajar. Keberadaannya
berhubungan langsung dengan proses belajar mengajar di kelas. Oleh sebab itu gedung atau
ruangan perpustakaan sekolah berdekatan dengan kelas-kelas yang ada.
b) Ruang perpustakaan sekolah sebaiknya tidak jauh dari tempat parkir. Asas ini perlu
dipertimbangkan khususnya pada sekolah-sekolah yang luas sekali, dan lebih-lebih melayani
pengunjung sore hari.
c) Ruang perpustakaan sekolah sebaiknya jauh dari kebisingan yang sekiranya mengganggu
ketenangan siswa yang sedang belajar di perpustakaan.
d) Ruang perpustakaan sekolah sebaiknya mudah dicapai oleh kendaraan yang akan mengangkut
buku-buku.
e) Ruang perpustakaan sekolah harus aman, baik dari bahaya kebakaran, kebanjiran, ataupun
pencurian.
f) Ruang perpustakaan sekolah sebaiknya ditempatkan di lokasi yang kemungkinan mudah
diperluas pada masa yang akan datang.[8]

2) Kaidah arsitektur
Gedung atau ruang perpustakaan perlu ditata sesuai kebutuhan dengan tetap
mengindahkan prinsi-prinsip arsitektur. Penataan ini dimaksudkan untuk :
a) Memperoleh efektivitas kegiatan dan efisiensi waktu, tenaga, dan anggaran.
b) Menciptakan lingkungan yang nyaman suara, nyaman cahaya, nyaman udara, dan nyaman
warna.
c) Meningkatkan kualitas pelayanan.
d) Meningkatkan kinerja petugas perpustakaan.
Ruang perpustakaan sekolah akan nyaman bagi pemakai dan petugas perpustakaan apabila
ditata dengan memperhatikan fungsi, keindahan, dan keharmonisan ruangan. Dengan penataan
yang baik, akan memberikan kepuasan fisik dan psikis bagi penghuninya. Oleh karena itu, dalam
perencanaan gedung perpustakaan sekolah perlu diperhitungkan kebutuhan manusia, tata ruang,
dan segi lingkungan.[9]

3) Pedoman penggunaan ruangan perpustakaan


a) Ruangan untuk petugas
Petugas perpustakaan sekolah perlu disediakan ruangan secara khusus, setidaknya
disediakan tempat khusus dalam ruangan perpustakaan secara keseluruhan, supaya dalam
melaksanakan tugas kegiatannya tidak terganggu.
b) Ruangan untuk menyimpan koleksi
Koleksi perpustakaan perlu ditata dan disusun secara teratur sesuai dengan sistem tertentu
dalam ruangan yang khusus diperuntukkan untuk itu. Misalnya ada ruangan koleksi yang bisa
dipinjamkan, ruang koleksi referensi, ruang khusus majalah, dan surat kabar serta ruangan lain
yang diperlukan.
c) Ruangan untuk kegiatan pelayanan
Ruangan layanan ini meliputi ruangan untuk keperluan :
(1) Ruang untuk kegiatan layanan membaca, ruangan ini diperlukan untuk kegiatan membaca dan
belajar di perpustakaan.
(2) Ruang untuk layana referens, ruangan ini diperlukan untuk menyimpan koleksi referens dan
sekaligus pelayanannya.
(3) Ruang untuk kegiatan layanan sirkulasi, diperlukan untuk melaksanakan kegiatan layanan
peminjaman koleksi.[10]

4) Kebutuhan ruangan
Untuk menghitung luas ruangan bagi perpustakaan sekolah, menurut perpustakaan RI,
dihitung 3 untuk setiap siswa, selanjutnya dikalikan 10,5 dari populasi siswa sekolah yang
bersangkutan. Contoh : sekolah memiliki siswa sebanyak 360 siswa yang terdiri atas kelas satu
sampai kelas enam. Berdasarkan ketentuan tersebut maka luas ruangan perpustakaan sekolah itu
adalah : 10,5 x 360 x 3 = 113,4 .[11]
Pedoman luas ruangan perpustakaan sekolah menurut tipe sekolah[12] :
Jenjang Pendidikan Tipe Sekolah Luas Ruangan Perpusta
SD Tipe A (360-480 siswa) 56
SD Tipe B (180-360 siswa) 56
SD Tipe C (91-180 siswa) 56
SD Tipe D (60-90 siswa) 56
SMP Tipe A (1200-1400 siswa) 400
SMP Tipe B (800-900 siswa) 300
SMP Tipe C (400-480 siswa) 200
SMP Tipe D (200-280 siswa) 100
SMA Tipe A (850-1150 siswa) 300
SMA Tipe B (400-850 siswa) 200
SMA Tipe C (250-400 siswa) 100

5) Kriteria lokasi ruangan


Perpustakaan sekolah harus terletak di lingkungan sekolah yang bersangkutan. Lokasi
penempatannya harus strategis, atau kira-kira dekat dengan seluruh kelas-kelas yang ada di
sekolah yang bersangkutan. Pertimbangan penempatan lokasi perpustakaam sekolah adalah yang
paling mudah dijangkau oleh para guru dan murid di sekolah yang bersangkutan. Meskipun
demikian, bukan berarti tempat yang paling ramai, sehingga memungkinkan bisa terganggu dan
kurang tenang.
Lokasi perpustakaan sekolah harus dipilih oleh pustakawan guru, kepala sekolah, dan
beberapa panitia perpustakaan. Lokasi itupun sebaiknya diperhitungkan dengan seksama
sedemikian rupa sehingga mampu memberikan motivasi kepada para guru dan siswa untuk
berkeinginan datang dan memanfaatkan perpustakaan di saat-saat senggangnya.[13]
Berdasarkan handout Nur Hamidi, disebutkan kan bahwa kriteria lokasi ruang perpustakaan
yaitu :
a) Tidak terganggu oleh kegiatan yang menimbulkan kegaduhan dan pencemaran.
b) Strategis dan mudah dicapai oleh pemakai potensial yaitu guru, siswa, dan karyawan.
c) Berpenampilan (performance) perpustakaan dengan ciri yang jelas seperti bentuk gedung, papan
nama, lampu, dan sebagainya.
d) Memiliki pintu utama yang jelas dan nampak dari jauh.[14]
6) Asas tata ruang
Dalam perencanaan pembangunan ruang perpustakaan, yang perlu diperhatikan selanjutnya
yaitu asas tata ruang yang meliputi :
a) Asas jarak
Adalah suatu susunan tata ruang yang memungkinkan proses penyelesaian pekerjaan
dengan menempuh jarak paling pendek.
b) Asas rangkaian kerja
Adalah suatu tata ruang yang menempatkan tenaga dan alat-alat dalam suatu rangkaian
yang sejalan dengan urutan penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan.
c) Asas pemanfaatan
Adalah tata susunan ruang yang memanfaatkan ruangan sepenuhnya.[15]
7) Penunjukkan personalia
Penunjukkan personalia adalah langkah pertama dalam perencanaan pembangunan gedung
perpustakaan sekolah. Langkah pertama dalam merencanakan pembangunan gedung adalah
menunjuk seseorang yang bertanggung jawab atas pembangunan gedung. Petugas yang ditunjuk
tersebut bertanggung jawab atas perencanaan menyiapkan peralatan dan perlengkapan
perpustakaan, serta aktif dalam penyusunan persyaratan gedung hingga ke pengembangan fisik.
Ia sebaiknya seorang pustakawan yang kaya pengalaman dan mampu menerjemahkan
pengalamannya mengenai kebutuhan perpustakaan dalam bentuk instruksi tertulis. Instruksi
tertulis tersebut sangat penting dalam perencanaan dan pembuatan desain gedung.[16]

8) Kegiatan pra-perencanaan
Dalam perencanaan pelaksanaan pembangunan gedung perpusakaan sebaiknya pustakawan
ditunjuk sebagai pelaksana karena memahami kebutuhan perpustakaan. Pustakawan yang
ditunjuk harus segera melakukan langkah persiapan berupa :
a) Menyusun bibliografi mengenai gedung perpustakaan.
b) Membaca literature.
c) Mempelajari fungsi badan induk yang membawahi perpustakaan.
d) Mengkaji kebutuhan pemakai.
e) Mengkaji jasa perpustakaan yang telah dan akan diberikan.
f) Mengunjungi perpustakaan sejenis lainnya atau kira-kira sama besarnya terutama perpustakaan
yang memiliki gedung baru.
g) Menyusun perlengkapan.
h) Membuat catatan mengenai program gedung perpustakaan.[17]

9) Rencana pendahuluan
Dalam rencana pendahuluan, tata letak perlengkapan dan peralatan sudah mulai disiapkan,
Begitu pula lokasi perlengkapan dan lempat alat listrik. Namun, penerangan dapat dibahas di
kemudian hari. Setiap detail lantai harus dibahas oleh arsitek konsultan ( bila ada ), pustakawan,
dan pimpinan badan induk. Apabila kebutuhan perpustakaan telah terpenuhi dalam perencanaan
dan gambar arsitek, di samping pertimbangan lokasi dan dana yang sudah sesuai, perencanaan
pendahuluan ini baru disetujui. Kemudian barulah menyusul persiapan perencanaan akhir dan
spesifikasi.
Dalam rencana pendahuluan ini, peran pustakawan sangat penting karena harus mampu
memvisualisasikan apakah permintaan perpustakaan terpenuhi atau tidak. Selain itu pustakawan
juga dituntut memperhatikan bahwa gedung yang akan dibangun bersifat ekonomis, luwes, serta
memungkinkan perluasan di masa mendatang dalam kurun waktu 10 tahun.[18]

10) Rencana akhir dan spesifikasi


Setelah melalui proses perencanaan pendahuluan, dimulailah rencana pembuatan rencana
akhir. Rencana akhir sering disebut juga rencana kerja yang terdiri tas rencana lantai, rencana
evluasi dan seksi, serta perincian struktur. Semuanya memberikan deskripsi grafis ditinjau dari
sudut fisik. Rencana pembangunan umum akan disertai dengan gambar yang melukiskan desain,
misalnya mesin pendingin ruangan, sistem ventilasi, dan sistem penerangan. Sementara itu,
desain tambahan mencakup desain serta lokasi feature umum dan khusus, misalnya rak, perabot,
dan sebagainya. Rencana pembangunan ini harus ditunjang dengan spesifikasi tertulis
untuk member tipe dan kualitas material yang digunakan serta informasi lain yang diperlukan
untuk pemborong.
Pustakawan memeriksa dengan cermat gambaran tata letak perabot, lantai, langit-langit, dan
sebagainya. Bila perlu, pustakawan dapat meminta perubahan. Perubahan tersebut hendaknya
dilakukan pada tahap pencana akhir ini, bukan pada tahap akhir.[19]

b. Panduan setting ruang perpustakaan


Untuk memperlancar kegiatan pelayanan perpustakaan sekolah dan penyelesaian
pekerjaan, dalam penataan ruangan perlu memperhatikan prinsip-prinsip tata ruang, yakni :
a. Pelaksanaan tugas yang memerlukan konsentrasi hendaknya ditempatkan di ruangan terpisah
atau di tempat yang aman dari gangguan.
b. Bagian yang bersifat pelayanan umum, hendaknya di letakkan ditempat yang strategis agar
mudah dicapai.
c. Penempatan perabot seperti meja,kursi, rak buku, lemari, dan lainnya, hendaknya disusun dalam
bentuk garis lurus.
d. Jarak satu mebeler dengan lainnya dibuat agak lebar agar orang yang lewat lebih leluasa.
e. Bagian-bagian yang mempunyai tugas sama, hampir sama, atau merupakan kelanjutan,
hendaknya ditempatkan di lokasi yang berdekatan.
f. Bagian yang menangani pekerjaan yang bersifat berantakan seperti pengolahan, pengetikan, atau
penjilidan hendaknya ditempatkan di tempat yang tidak tampak oleh khalayak umum.
g. Apabila memungkinkan, semua petugas dalam sauatu unit/ruangan hendaknya duduk
menghadap ke arah yang sama dan pimpinan duduk di belakang. Dengan komposisi ini akan
memudahkan komunikasi dan pimpinan mudah melakukan pengawasan.
h. Alur pekerjaan hendaknya bergerak maju dari satu meja ke meja lain dari garis lurus.
i. Ukuran tinggi, rendah,panjang, lebar, luas, dan bentuk perabot hendaknya dapat diatur lebih
leluasa.
j. Perlu ada lorong yang yang cukup lebar untuk jalan apabila sewaktu-waktu terjadi kebakaran.
k. Bagian yang menimbulkan berisik seperti mesin fotokopi dan printer yang menimbulkan suara,
hendaknya ditempatkan di ruang terpisah.[20]
2. Perlengkapan Perpustakaan
Perlengkapan adalah barang-barang yang digunakan untuk menghasilkan suatu pekerjaan
sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan Perpustakaan tidak akan tercapai tanpa adanya
perlengkapan Perpustakaan. Perlengkapan Perpustakaan yang baik, akan memperlancar suatu
proses suatu pekerjaan sehingga pencapaian tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Perencanaan perlengkapan perpustakaan yang baik, memerlukan pertimbangan dalam
memilih jenis-jenis perlengkapan kantor.[21]
Kegunaan:
• Pemakaian perlengkapan yang tepat sangat berguna bagi kelancaran pelaanan terhadap para
pemakai.

• Memberikan keleluasaan gerak bagi petugas dan juga mendukung kelancaran arus lalu lintas di
perpustakaan sekolah

Pertimbangan:
1. Faktor panjang pendeknya dimensi tubuh manusia dalam posisi statis maupun dinamis, berat
dan pusat masa dari suatu bagin tubuh, bentuk tubuh, jarak untuk pergerakan melingkar dari
tangan dan kaki, dan lainnya.
2. Untuk perancangan perlengkapan perpusakaan sekolah juga dibutuhkan variabe-variabel lain
seperti jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan, pakaian, dan lainnya.
3. Agar pelaksanaan kerja dapat lancar, aman, dan nyaman, maka dalam perencanaan ruang dan
perancangan perlengkapan perlu memperhatikan faktor ergonomi.
Dasar pertimbangan:
a. Pencatatan perlengkapan yang telah dimiliki.
b. Ketersediaan ruangan
c. Spesifikasi perlengkapan
d. Rencana tata ruang perpusakaan sekolah

4. Macam-macam perlengkapan perpustakaan


Jenis perlengkapan yang perlu disediakan oleh perpustakaan sekolah sebagaimana ditetapkan
oleh Perpustakaan Nasional (1998/1999) meliputi sepuluh jenis, yaitu:
1. rak buku
2. rak majalah
3. lemari katalog
4. meja dan kursi sirkulasi
5. meja dan kursi baca
6. meja kerja dan kursi kera petugas
7. rak surat kabar,
8. rak atlas
9. kamus papan pengumuman
10. laci tempat penitipan barang

5. Peralatan Perpustakaan
Selain memerlukan gedung atau ruang, penyelenggaraan perpustakaan sekolah
memerlukan sejumlah peralatan, baik untuk pelayanan kepada pengunjung maupun untuk
“processing” bahan-bahan pustaka dan ketatausahaan.
Untuk peralatan perpustakaan sekolah ada yang bersifat bahan habis pakai dan ada pula
yang bersifat tahan lama. Untuk peralatan yang habis pakai misalnya buku inventaris, buku
induk, kartu anggota, lem,tinta stempel, dsb. Untuk peralatan yang tahan lama adalah peralatan
yang dapat digunakan terus menerus dalam jangka waktu yang relatif lama, misalnya mesin
ketik, penggaris, gunting, pelubang kertas, bantal stempel, berkas jepitan, dsb.

D. Prosedur Pemeliharaan dan Perbaikan Koleksi


Pengertian pemeliharaan sarana dan prasarana perpustakaan adalah tindakan atau kegiatan
mencegah, melindungi dan memperbaiki semua fasilitas, sarana perlengkapan yang ada di
perpustakaan, baik perlindungan dari kerusakan oleh sebab-sebab alamiah maupun kerusakan
akibat tangan-tangan usil manusia.[22]
Kerusakan oleh sebab-sebab alamiah yang dimaksud misalnya keausan bahan karena
memang sudah tua dimakan usia seperti buku menjadi lapuk, meja kursi rusak karena sudah lama
digunakan dan sebagainya, sedangkan kerusakan yang disebabkan oleh tangan usil yang
dimaksud misalnya sebagian buku disobek, dicoret-coret sehingga menganggu tulisan aslinya,
cara duduk kursi yang tidak betul sehingga mempercepat kerusakan yang diduduknya, dan
sebagianya.
Oleh karena itu ada dua faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada bahan koleksi yang
ada di perpustakaan :
a. Kerusakan yang disebabkan oleh faktor fisi dan khemis yaitu kerusakan yang disebabkan oleh
kekuatan mekanis dan pengotoran oleh tangan manusia.
b. Kerusakan yang disebabkan faktor biologis , seperti jamur atau serangga.[23]
Dalam pemeliharaan ada dua cara kegiatan yang bisa ditempuh agar kondisi perpustakaan
dengan segala fasilitas, perabotan dan perlengkapanya tetap baik.
a. Tindakan preventif, tindakan ini dimaksud untuk mencegah sebelum bahan atau koleksi
perpustakaan termasuk segala fasilitas, perabot, dan perlengkapanya mengalami kerusakan,
caranya antara lain:
· Membersihkan secara rutin selutuh perabot, perlengkapan perpustakaan dan ruangan.
· Memberi sampul setiap buku koleksi.
· Mengatur ventilasi udara dalam keadaan normal, sinar diusahakan tidak langsung menembus
ruang perustakaan.
· Atur kelembapan dan suhu yang ada diperpustakaan jangan biarkan suhu terlalu tinggi.
· Membersihkan koleksi buku,
· Memberikan peringatan kepada para pengguna untuk bersama-sama menjaga kebersihan.
· Tetap menjaga kerapihan letak buku koleksi, perlengkapan, dan perabotan nya.
· Khusus pencegahan kebakaran supaya ditiap peprustakaan diadakan alat-alat perisapan untuk
pencegah kebakaran.
b. Tindakan kuratif, tindakan ini adalah perbaikan dan penongobatan akan sesuatu yang sudah
terlanjur rusak, seperti buku koleksi yang jilidnya rusak, lembaran rusak sebagian, sobek, dan
lain-lain. Tindakan perbaikan yang bsia dilakukan adalalah:
· Melakukan penjilidan sederhanan terhadap buku yang rusak, seperti kulit buku yang lepas, sobek
sebagian, dan kerusakan sejenisnya.
· Jamur pada buku koleksi dapat dibersihkan dengan kain kering atau dengan alcohol dan spiritus.
· Penyemprotan obat-obatan anti serangga guna membunuh serangga penggangu yang bercokol
disela-sela buku koleksi dan bahan lain di perpustakaan.
· Mengganti bahan-bahan yang sudah rusak sekali dengan bahan yang baru terutama buku yang
banyak peminatnya.
· Meminta ganti pada pengguna perpustakaan yang dengan sengaja merusak atau menghilangkan
koleksi perpustakaan.[24]
BAB III
KESIMPULAN
Sarana perpustakaan adalah alat-alat yang dibutuhkan langsung dalam aktivitas
keseharian pelayanan perpustakaan. Sedangkan prasarana perpustakaan adalah fasilitas
penunjang utama bagi terselengaranya kegiatan pelayanan perpustakaan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa sarana dan prasarana perpustakaan yaitu semua barang, perlengkapan dan perabot ataupun
inventaris yang harus disediakan diperpustakaan.
Fungsi sarana dan prasarana perpustakaan adalah sebagai pendukung pelayanan
perpustakaan secara keseluruhan dan menciptakan pelayanan perpustakaan yang
prima. Sedangkan kegunaan sarana dan prasarana perpustakaan yaitu mempermudah pemakai
perpustakaan dalam pendayagunaan kekayaan perpustakaan secara maksimal.
Macam-macam jenis sarana –prasarana perpustakaan yaitu ruang perpustakaan
meliputiPerencanaan pembangunan dan Panduan setting ruang perpustakaan ruang perpustakaan
yang didalamnya perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut : (a) asas-asas pendirian
ruangan perpustakaan, (b) kaidah arsitektur, (c) pedoman luas ruangan, (d) kebutuhan ruangan,
(e) luas ruangan, (f) asas-asas tata ruang, (g) penunjukkan personalia, (h) kegiatan pra-
perencanaan, (i) rencana pendahuluan, dan (j) rencana akhir dan spesifikasi.
Perlengkapan adalah barang-barang yang digunakan untuk menghasilkan suatu pekerjaan
sesuai dengan yang diharapkan.
Jenis perlengkapan yang perlu disediakan oleh perpustakaan sekolah sebagaimana
ditetapkan oleh Perpustakaan Nasional (1998/1999) meliputi sepuluh jenis, yaitu: rak buku, rak
majalah, lemari katalog, meja dan kursi sirkulasi, meja dan kursi baca, meja kerja dan kursi kera
petugas, rak surat kabar, rak atlas, kamus papan pengumuman serta laci tempat penitipan barang.
Dalam prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana ada dua cara kegiatan yang bisa
ditempuh agar kondisi perpustakaan dengan segala fasilitas, perabotan dan perlengkapanya tetap
baik yaitu Tindakan preventif dan Tindakan kuratif.
Tindakan preventif, tindakan ini dimaksud untuk mencegah sebelum bahan atau koleksi
perpustakaan termasuk segala fasilitas, perabot, dan perlengkapan nya mengalami kerusakan.
Tindakan kuratif, tindakan ini adalah perbaikan dan penongobatan akan sesuatu yang
sudah terlanjur rusak, seperti buku koleksi yang jilidnya rusak, lembaran rusak sebagian, sobek,
dan lain-lain
DAFTAR PUSTAKA
Hamidi, Nur. Handout : Konsep Dasar Dan Cara Pengelolaan Sarana Prasarana
Perpustakaan,
Suhendar, Yaya. dkk. 2005. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group
Darmono. 2007. Perpustakaan Sekolah : Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja.
Jakarta :Grasindo.
HS, Lasa. 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah, Yogyakarta : Pinus Book Publisher.
Sumiati, Opong. 2011. Pengelolaan Perpustakaan. Banten : Universitas Terbuka
Kementerian Pendidikan & Kebudayaan.
S, Sutarno N. 2006. Manajemen perpustakaan. Jakarta : sagung seto.
Sinaga,Dian. 2011. Mengelola perpustakaan sekolah. Bandung: Bejana.
Pawit M. Yusuf & Yaya Suhendar. 2005. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah,
Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Anda mungkin juga menyukai