PENDAHULUAN
Harga tanah yang makin tinggi, mendorong pemilik memanfaatkan semaksimal mungkin
lahannya. Bukan saja bangunan menjadi semakin tinggi, juga makin dirasakan perlunya
pembuatan besmen yang lebih dalam lagi. Saat ini, di Jakarta maksimal baru ada 3 lantai
besmen, tapi konon ada bangunan yang merencanakan untuk membangun 6 lantai besmen.
Semakin dalam besmen dituntut penggunaan teknologi ekskavasi yang lebih canggih, baik dari
pertimbangan kepraktisan pelaksanaan maupun cost-nya.
Kejadian seperti ini tentulah tidak dikehendaki. Untuk mengantisipasi faktor tersebut dan
demi kelancaran pekerjaan pembangunan, maka dibuatlah dinding penahan tanah atau retaining
wall. Ada dua jenis dinding penahan tanah, salah satunya yaitu dinding diafragma.
Sebelum menentukan tipe basement seperti apa yang akan dibangun, terdapat beberapa
faktor yang harus diperhatikan demi kesempurnaan bangunan. Faktor – faktor tersebut
antara lain:
Ketinggian air tanah di lokasi
Kemungkinan kontaminasi dari air tanah
Drainase alami
Jenis tanah
Akses ke lokasi
10 | M P K . D i a f r a g m a W a l l & B a s e m e n t
Struktur tembok dapat menggunakan pratekan (prestressed), beton yang
dikuatkan atau beton polos ataupun batuan keras. Tembok basement bagian luar
harus memiliki ketahanan yang cukup terhadap air untuk memastikan rongga air
yang ada hanya mendapatkan limpahan air yang terkontrol. Jika tidak, sistem rongga
ini tidak dapat mengatasi air bah melewati batas limpahan air terutama selama
kondisi badai/banjir.
Bentuk konstruksi ini cukup mumpuni tergantung dari sistem kedap air
(waterproofing) yang dipakai, juga menghasilkan ketahanan yang tingggi dari
pergerakan air tanah.
11 | M P K . D i a f r a g m a W a l l & B a s e m e n t
3.4. STRUKTUR BASEMENT
Struktur basement gedung bertingkat (tidak termasuk pondasi tiang), secara garis
besar terdiri dari :
1. Raft foundation
Raft foundation adalah salah satu tipe pondasi bangunan gedung bertingkat.
Jika pada umumnya, pondasi gedung merupakan gabungan antara tiang
pancang/ bored pile, pile cap/ poor dan tie beam, maka sistem raft
foundation menghilangkan pile cap dan tie beam diganti dengan sebuah
pondasi masif yang menyatukan seluruh pile cap atau bored pile yang ada.
Jika disederhanakan, raft foundation bisa juga disebut sebagai pile cap
raksasa, yang menggabungkan bukan hanya 4/5 tiang pancang/ bored pile,
melainkan semua bagian gedung.
2. Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban
dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
12 | M P K . D i a f r a g m a W a l l & B a s e m e n t
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai
yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur
(Sudarmoko, 1996). SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah
komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial
tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali
dimensi lateral terkecil. Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh
bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh
manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk
struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti
beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin.
Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh.
3. Dinding Basement
Dinding pada basement harus dirancang agar kokoh dan kuat, mengingat
fungsinya sebagairetaining wall (penahan beban tekanan tanah dan air).
Ketebalan dinding betonnya berkisar antara 15-17.5 cm, bergantung pada
kedalaman lantai basement-nya. Sementara untuk mengantisipasi adanya
rembesan air, dinding mutlak diberi lapisan waterproofing.
13 | M P K . D i a f r a g m a W a l l & B a s e m e n t
4. Balok dan Plat Lantai
Balok dan pelat adalah elemen dari sebuah bangunan. Kegagalan dalam
merencanakan dimensi dan penulangan dapat menyebabkan keruntuhan dari
bangunan tersebut.
14 | M P K . D i a f r a g m a W a l l & B a s e m e n t
3.5. METODE PELAKASANAAN KONSTRUKSI BASEMENT
3.5.1. SISTEM KONVENSIONAL (BOTTOM UP)
1. Pada sistem ini, struktur basement dilaksanakan setelah seluruh
pekerjaan galian selesai mencapai elevasi rencana
2. Raft foundation dicor dengan metode papan catur, kemudian basement
diselesaikan dari bawah ke atas dengan menggunakan scafolding
3. Kolom, balok dan slab dicor di tempat
4. Pada sistem ini sering tidak menggunakan dewatering cut off, tetapi
menggunakan dewatering sitem predrainage dan struktur dinding
penahan tanahnya menggunakan steel sheet pile
5. Bila pekerjaan dewatering akan diberhentikan, harus dihitung lebih
dulu apakah struktur basement yang telah selesai dibangun mampu
menahan tekanan ke atas dari air tanah yang ada, agar tidak terjadi
deformasi dari bangunan yang dapat menyebabkan keretakan struktur
6. Kebocoran yang terjadi pada basement merupakan masalah yang tidak
mudah mengatasinya dan bahkan memakan biaya yang besar. Oleh
karena itu proses pengecoran pada struktur basement harus dilakukan
dengan teliti dalam mencegah terjadinya kebocoran pada dinding atau
lantai.
15 | M P K . D i a f r a g m a W a l l & B a s e m e n t
7. Proses pengecoran, baik lantai maupun dinding basement biasanya
tidak mungkin dilakukan sekaligus, disamping luas arealnya juga
volumenya cukup besar. Disini masalah kebocoran yang sering timbul
sebagai akibat tidak rapatnya hubungan antara permukaan beton tahap
pengecoran sebelumnya dengan permukaan beton tahap pengecoran
berikutnya
8. Semakin banyak tahapan pengecorannya, maka semakin banyak titik
lemah terhadap kemungkinan kebocoran Untuk mengatasi kebocoran
biasanya dilakukan 2 hal yaitu :
16 | M P K . D i a f r a g m a W a l l & B a s e m e n t
12. Sistem pemasangan water stop harus direncanakan dengan baik agar
dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Water stop harus
dipasang pada tempat yang direncanakan sebelum proses pengecoran
beton dimulai. Oleh karena itu, letak water stop harus dikaitkan dengan
kemampuan pengecoran yang ada, dan selama proses pengecoran letak
water stop harus senantiasa dijaga.
17 | M P K . D i a f r a g m a W a l l & B a s e m e n t
5. Pada tahap 2 dan seterusnya :
•Lantai basement 1 dicor di atas tanah dengan lantai kerja
18 | M P K . D i a f r a g m a W a l l & B a s e m e n t
6. Biasanya untuk penggalian basement digunakan alat khusus, seperti
excavator ukuran kecil.
7. Bila jumlah lantai basement banyak, misal 5 lantai, maka untuk
kelancaran pekerjaan, galian dilakukan langsung untuk 2 lantai
sekaligus, sehingga space cukup tinggi untuk kebebasan proses
penggalian
8. Lantai yang dilalui, nantinya dilaksanakan dengan cara biasa,
menggunakan scafolding (seperti pada sistem bottom up)
9. Bila struktur basement telah selesai, maka tiang king post di cor beton
dan bila diperlukan dapat ditambah penulangannya.
10. Lubang-lubang lantai basement yang dipergunakan untuk
pengangkutan tanah galian ditutup kembali.
11. Pengecoran struktur atas dilaksanakan seperti biasa yaitu dari bawah ke
atas
19 | M P K . D i a f r a g m a W a l l & B a s e m e n t
12. Salah satu detail king post dapat dijelaskan sbb :
•Lantai pertama dan sebagian kolom dicor, dengan memasang starter
bar untuk kolom
•Lantai berikutnya juga dicor dengan cara yang sama. Kemudian starter
bar kolom bawah dan atasnya disambung, kemudian kolom yang
bersangkutan dicor
20 | M P K . D i a f r a g m a W a l l & B a s e m e n t
IV. PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa diafragma wall sangat penting
fungsinya yaitu sebagai dinding penahan tanah sebelum membangun basement
(bangunan bawah tanah) dengan tujuan untuk memperlancar pembangunan.
2. SARAN
Mengingat akan pentingnya diafragma wall dalam pembangunan basement maka
saran kami, mengenai segala sesuatu cara maupun metode pelaksanaan yang
terdapat pada makalah ini dapat di pelajari dan dipahami agar dalam
pelaksanaannya sesuai dengan tata cara yang berkaitan dengan makalah ini.
21 | M P K . D i a f r a g m a W a l l & B a s e m e n t
V. DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/search?q=balok+dan+plat+lantai&newwindow.html%3B9
44%3B517
http://digilib.unimed.ac.id/UNIMED-Undergraduate-SK130680/28149
http://referensiproyek.blogspot.com/2012/06/basement.html
http://muharrikyanuar.wordpress.com/2009/07/14/kolom-beton-dalam-kontruksi-
bangunan/
http://dmercy-corporation.blogspot.com/2012/02/apakah-itu-raft-foundation.html
http://tukangbata.blogspot.com/2013/01/pengertian-basement-dan-tipe-
tipenya.html
http://teknologikonstruksi.blogspot.com/2012/03/konstruksi-diafragma-wall.html
22 | M P K . D i a f r a g m a W a l l & B a s e m e n t