Pertambangan Emas
Pertambangan Emas
OLEH
YULFI ELDA SARI
13122 / 2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-
Nya jualah penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam semoga
tercurah buat Baginda Nabi Besar Muhammad SAW karena jasa beliaulah kita semua masih
dapat merasakan indahnya Islam.
Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah
membantu penyelesaian makalah ini, yaitu :
1. Dosen pembimbing mata kuliah Geologi Lingkungan dan SumberDaya yang telah memberi
petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
2. Para sahabat serta semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga semua bantuan yang telah diberikan menjadi amal sholeh hendaknya. Harapan
penulis semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua pihak terutama terhadap penulis sendiri.
Akhirnya kepada Allah lah penulis serahkan diri dan berdo’a semoga kita selalu mendapat
ganjaran disisinya. Amien
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan
(penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas
bumi, migas).
Pertambangan merupakan salah satu sektor pembangunan yang sangat penting sehingga
pengembangannya secara berkelanjutan perlu dilakukan karena berhubungan erat dengan
pendapatan nasional dan daerah serta memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitar tambang.
Salah satu mineral tambang yang memiliki potensi adalah emas.
Kegiatan penambangan khususnya emas dan lain-lain dikenal sebagai kegiatan yang
dapat merubah permukaan bumi. Karena itu, penambangan sering dikaitkan dengan kerusakan
lingkungan. Walaupun pernyataan ini tidak selamanya benar, patut diakui bahwa banyak sekali
kegiatan penambangan yang dapat menimbulkan kerusakan di tempat penambangannya.
Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan akan berdampak pada penurunan
kelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan (Kartodihardjo, dkk.,2005).
Akan tetapi, perlu diingat pula bahwa dilain pihak kualitas lingkungan di tempat
penambangan meningkat dengan tajam. Bukan saja menyangkut kualitas hidup manusia yang
berada di lingkungan tempat penambangan itu, namun juga alam sekitar menjadi tertata lebih
baik, dengan kelengkapan infrastrukturnya. Karena itu kegiatan penambangan dapat menjadi
daya tarik, sehingga penduduk banyak yang berpindah mendekati lokasi penambangan tersebut.
Sering pula dikatakan bahwa bahwa kegiatan penambangan telah menjadi lokomotif
pembangunan di daerah tersebut.
Akan tetapi, tidaklah mudah menepis kesan bahwa penambangan dapat menimbulkan
dampat negatif terhadap lingkungan. Terlebih-lebih penambangan yang hanya mementingkan
laba, yang tidak menyisihkan dana yang cukup untuk memuliakan lingkungannya.
b. Perumusan Masalah
1. Apa saja dampak penambangan emas ?
2. Bagaimana upaya mengatasi dampak penambangan emas ?
BAB II
PEMBAHASAN
Oleh : *Tarzan
Diareal penambangan emas Hg atau hydrargyrum banyak sekali dijumpai, secara kasat
mata zat ini nampak kurang diperhatikan sebahagian orang dan adapula yang tidak
mengetahuinya. Hg adalah metal yang menguap pada temperature kamar. Karena sifat kimia –
fisikanya Hg ini pernah digunakan dalam pencampuran obat dan juga digunakan dalam industri –
industri tertentu seperti halnya industri perhiasan.
Hg merupakan racun sistematik dan dapat diakumulasi di hati, ginjal, limpa dan tulang.
Oleh tubuh Hg dieksresikan lewat urine, feces, keringat, saliva dan air susu. Keterpaparan /
keracunan Hg akan menimbulkan gangguan susunan saraf pusat (SSP) seperti kelainan
kepribadian dan tremor, convulsi, pikun, insomnia, kehilangan kepercayaan diri, iritasi, depresi
dan rasa ketakutan. Gejala gastero-intestinal (GI) seperti stomatis, hipersalivasi, colitis, sakit
pada mengunyah, ginggitivitis, garis hitam pada gusi (leadline) dan gigi yang mudah lepas. Kulit
dapat menderita dermatitis dan ulcer. Hg yang organic cenderung merusak SSP (tremor, ataxia,
perubahan kepribadian) sedangkan Hg anorganik biasnya merusak ginjal dan menyebabkan cacat
bawaan. Di alam Hg anorganic dapat berubah menjadi organic dan sebaliknya karena adanya
interaksi dengan mikroba. Genus Pseudomonas dan Neurospora dapat mengubah Hg organic
menjadi an-organik.
Sebagai contoh Hg dalam darah penambang emas dan masyarakat serta dampak
kesehatan pada penambangan emas di Kabupaten Kulon Progo, Propinsi DI Yogyakarta Tahun
2005 didapatkan sebagai berikut :
Sampel % Keluhan
26 penambang 76.92 Ada Hg dalam darahnya, Hg
emas tertinggi 13.7 µg/liter pada
hal NAB (Nilai Ambang
Batas) didalam tubuh 5 – 10
23.08
µg/liter
89 orang
petani Mengandung Hg dalam
24.7
disekitar darahnya. Hg tertinggi
penambangan 22.5 dalam darah penduduk di
sekitar penambangan adalah
1.12 11,8 µg/liter
Menderita Paraesthesia
Menderita Kelelahan
Untuk Aspek Kesehatan Lingkungan misalkan, yaitu dalam hal pemakaian logam berat
dalam industri tradisional penambangan emas khususnya di daerah penambangan emas
Kabupaten Bombana, ternyata tidak pernah dilakukan Studi AMDAL (Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan) atau UKL/UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan/ Upaya Pemantauan
Lingkungan) terhadap kemungkinan adanya dampak penting yang diperkirakan muncul akibat
adanya kegiatan penambangan emas, padahal pihak pemerintah juga jelas mengetahui adanya
kegiatan penambangan ini.
Aspek Kedokteran Lingkungan misalkan, yaitu dalam hal adanya dampak medis akibat
penambangan emas tradisional di Kabupaten Bombana, Propinsi Sulawesi Tenggara, ternyata
tidak ada tindakan yang cukup berarti hingga saat ini, kecuali penarikan pajak Pendapatan Asli
Daerah (PAD) yang amat sangat gencar dilakukan.
Dan jika ditinjau dari Aspek K-3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) misalkan, dalam
hal ini penambang 95 % tidak memakai Alat Pelindung Diri (masker, sarung tangan, baju kerja,
celana kerja, kacamata, dan sebagainya), bila mereka memakai APD itupun bukanlah APD
standard seperti yang ditentukan oleh Departemen Tenaga Kerja.
Dengan melihat begitu besarnya dampak yang akan berpengaruh terhadap kesehatan
mayarakat perlu adanya perhatian khusus bagi pemerintah setempat untuk dilakukan kegiatan
penanggulangan sehingga hal ini tidak akan terlalu jauh merugikan kesehatan masyarakat
pekerja yang melakukan penambangan.
Dan juga dampak kesehatan masyarakat yang terjadi akibat bahan-bahan toksik amat
jelas terjadi dimana-mana, kiranya 5 tahap pencegahan di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat
amat perlu dilakukan yaitu upaya-upaya promotif,preventif dan protektif, kuratif, disability
limitation, dan rehabilitatif.
Sumber :
2. Sutomo, Adi Heru; Suhardini, Sri Mukti; Sarwono, RD; Mardani, Tri; Kasjono, HS;
Iskandar,Gamal; Supriadi, Gamal; Wijanarko, D; Siran 2005. MERCURY
CONTAMINATION AMONG YOGYA-KARTA’S WORKERS : THE CASE OF KULON
PROGO GOLD MINING, the Environmental Health Impact Team of Yogyakarta Province,
Proceeding of International Conference on Occupational Health Aspects of Industrial
Development and Informal Sector 2005, Yogyakarta, Indonesia, 29 November- 1 December
2005, Yogyakarta.
http://atha-enviromentalhealth.blogspot.com/2009/01/dampak-kegiatan-penambangan-emas.html