PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
E. PATOGENESIS
Banyak teori yang menjelaskan tentang terjadinya endometriosis thoraks, namun
tidak ada satupun yang dapat menjelaskan bagaimana kejadiannya secara jelas, hanya
berdasar teori saja. Salah satu teori yang paling populer adalah teori Sampson tentang
Menstruasi Retrograde. Teori tersebut menyatakan bahwa endometrium eutopic terjadi
hingga cavum peritoneal melalui tuba palopi selama haid. Hal ini di dukung olehfakta
bahwa 90% pasien yang sehat akan mengalami menstruasi retrogad sebanyak 90%.
Temuan lain yang mendukung teori dari menstruasi retrograde adalah endometriosis
sering ditemukan pada wanita dengan anomali Müllerian yang cenderung lebih pendek
siklus menstruasinya. Anomali Mullerian menyebabkan peningkatan aliran menstruasi
retrograde dan menyebabkan penyumbatan aliran keluar.
Teori Sirkulasi Peritoneal tidak hanya menambahkan penjelasan tentang teori
menstruasi retrograde, tetapi juga menjelaskan alasan mengapa lesi endometriosis torakal
muncul paling sering pada sebelah kiri. Sirkulasi peritoneal muncul secara natural searah
dengan perputaran arah jarum jam, dimulai dari panggul dan sampai ke ruang sub frenik
dextra melalui paracolic gutter dextra. Sel endometrium dan debris kemudian masuk ke
rongga thorakalis.
Teori lain yang tidak kalah penting adalah Metaplasia Coelomic. Hal ini
didasarkan bahwa baik sel endometrium maupun sel mesothelial berasal dari epitel
coelomic.Sel Mesothelial dapat mengalami metaplastik jika terdapat rangsangan
patogenik yang tepat, disebabkan oleh darah menstruasi yang refluks. Teori ini
menjelaskan tentang bagaimana munculnya endometriosis pada wanita yang tidak
menstruasi, tapi gagal menjelaskan tentang bagaimana lesi predominannya di sebelah
kanan.
Teori dari microembolisasi limfovasclar dari jaringan endometrium menjelaskan
bagaimana patogenesis endometriosis parenkim pulmonal dan bronkopulmonary
endometriosis. Mikroembolisasi dari jaringan endometrial dapat dihasilkan oleh trauma
selama intervensi gynecologic.Teori limfovacular microembolisasi menhelaskan tentang
hemothoraks catamenial, haemoptysis catamenial dan nodul pulmonary. Bagaimanapun
patogenesis dari pneumothoraks catamenial dan endometriosis non-catamenia yang
berhubungan dengan pneumothoraks tidak dapat dijelaskan mekanismenya.
Pengobatan endometriosis pulmoner dapat dimulai berdasarkan riwayat klinis dari gejala
dada berulang berhubungan dengan menstruasi dengan gejala resolusi lengkap.
Pengobatan endometriosis pulmoner membutuhkan pendekatan yang beragam termasuk
dari bidang anestesis, ginekologi, pneumologi dan bedah thorax. 22,23
Segera setelah pembedahan, terapi medis harus dimulai4,13 endometriosis pulmoner dapat
berulang karena jaringan endometrium akan berespon terhadap hormon ovarium.
I. KOMPLIKASI
Komplikasi endometriosis pulmoner dapat berulang menjadi gejala ringan hingga
komplikasi pulmoner berat. Pneumothorax katamenial dapat memerlukan pleurodesis
berulang. Jika gejala cukup berat dapat terjadi kolaps paru, penurunan fungsi paru bahkan
kematian. Haemothorax katamenial dapat emnyebabkan perdarahan pulmoner kronik dan
anemia kronik. Jika perdarahan paru yang berat dapat terjadi syok kardiovaskuler dan
kematian. Pleurodeisis berulang dapat meningkatkan resiko infeksi dan fibrosis.
J. PROGNOSIS
Pengobatan lengkap dapat menyembuhkan total. Fertilitas kembali ke normal setelah
perawatan.
K. PENCEGAHAN
Endometriosis pulmoner tidak dapat di cegah. Hal ini dikarenakan patogenesis nya yang
masih sulit untuk dimengerti. Namun penggunaan kontrasepsi hormonal jangka panjang
(Patch, Pill atau pun Spiral) mungkin dapat mencegah endometriosis pulmoner yang
bertambah parah.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA