Anda di halaman 1dari 17

Referat

Korioamnionitis

Andri Hendratno, S. Ked


I11112058
Dosen Pembimbing
dr. Neny Dwi Anggraeni, Sp. OG
Kepanitraan Klinik SMF Ilmu Kesehatan Wanita
RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie
3/26/2018 1
2018
Preterm Birth Penyebab kematian neonatal terbesar di seluruh dunia, terutama di negara berkembang

Di negara maju, Insidensi Preterm


Perkiraan angka kelahiran preterm 10%
Birth juga merupakan penyebab
hingga 16,3% dari seluruh kelahiran.
utama kematian perinatal

Study Di Eropa & Amerika Utara,


Etiologinya : infeksi bakteri, infeksi mikroorganisme paling
kolonisasi jaringan janin, respon Korioamnionitis
banyak di membran Fetal (Korion &
imun ibu terhadap inflamasi amnion) & plasenta

3/26/2018 2
Anatomi Korion & Amnion
Korion dibentuk oleh mesoderm Korion mengelilingi embrio dan membran
ekstraembrionik dan dua lapisan lainnya.
trofoblas. Vili korionik muncul dari korion, menyusup
kedalam endometrioum  transfer nutrisi
dari darah ibu ke darah janin
Selaput Amnion  jaringan
avaskular  Sel mesenkim 
kolagen  Selaput amnion lentur Cairan amnion  berperan sebagai
pelindung & bantalan untuk proteksi
menunjang pertumbuhan.

Volume cairan amnion meningkat


dari 30 ml pada usia kehamilan 10
mgg, menjadi 200 ml pada 16 Cairan amnion 98% terdiri dari air. Pada
mgg dan 800 ml pertengahan Janin aterm, 2800 ml air dan plasenta
trimester ke 3. sekitar 400 ml.

Cunningham GF, et al. Obstetri Williams. 24 ed. New York: McGraw-Hill Education. 2014: 231-6
Doyle RM, Haris K, Kamiza S, et al. Bacterial communities found in placental tissues are associated with severe chorioamnionitis and adverse birth outcomes. California: University of California. 2017: 1-23.
3/26/2018 3
Fisiologi Cairan Amnion
Kantong amnion terisi oleh cairan yang memiliki komposisi sama Terdapat 4 jalur yang berperan penting pada regulasi volume cairan
dengan cairan ekstraseluler. amnion
Pertama, urinasi janin yang merupakan sumber utama produksi cairan
Paruh awal masa kehamilan terjadi aliran air dan molekul kecil amnion pada paruh kedua masa kehamilan. Produksi urin janin dapat
terlarut melintasi selaput amnion (aliran transmembran). mencapai 1 liter pehari, dengan demikian, terjadi resirkulasi cairan amnion
harian secara menyeluruh.

Kedua, Hipotonisitas dari cairan urin dan amnion menyebabkan cairan masuk
Melintasi pembuluh darah janin pada permukaan plasenta (aliran
ke dalam janin melalui aliran yang melintasi pembuluh darah janin di
intramembran) dan melintasi kulit janin permukaan plasenta (aliran intramembran).

Urin janin baru diproduksi antara mingggu ke-8 dan ke-11, namun Ketiga, paru memproduksi sekitar 350 ml cairan perhari namun sekitar
setengahnya langsung ditelan oleh janin. Terakhir, saluran cerna merupakan
masih belum menjadi komponen utama produksi cairan amnion
mekanisme utama resorpsi cairan amnion yaitu sekitar 400-1000 ml perhari
hingga trimester ke-2. melalui mekanisme menelan

Aliran air melintasi kulit janin terus berlanjut hingga kulit janin
Jalur lain yang memiliki proporsi minimal pada regulasi volume
mengalami keratinisasi pada minggu ke-20 sampai 25. Hal ini
cairan amnion diparuh kedua masa kehamilan adalah aliran
menjelaskan mengapa neonatus preterm ekstrim mengalami
transmembranous dan aliran melintasi kulit janin
kehilangan cairan dari kulit secara signifikan.
4
Definisi
Proses inflamasi yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur pada plasenta, fetus,
Korioamnionitis dikenal juga dengan istilah
membran fetal, terkait dengan infeksi bakteri dari traktus genitalia, infeksi akibat ketuban
infeksi intra amnion
pecah lama dan persalinan lama.

Timbulnya 2 gejala klinis, antara lain :

1. Demam, > 38,0°C


2. Nyeri perut
3. Discharge vagina yang tidak normal,
4. Leukositosis,
5. Pada pemeriksaan histologi adanya
peradangan dan nekrosis pada korion &
amnion

Hamza A, Herr D, Solomayer, Solomayer GM. Chorioamnionitis: Causes, Diagnosis and Therapy. Gebfra Science 2013; 73: 1241-6

3/26/2018 5
Epidemiologi
Faktor Risiko

Korioamnionitis Aterm 2-4 %

Preterm 40-70 %, dengan • KPD yang lama,


ruptur membran prematur • Persalinan lama,
/ Spontan • Nulliparitas,
• Ras Afrika-Amerika
• Pemeriksaan Vagina Multiple
Kelahiran caesar primer,
• Ketuban Hijau Keruh
12% nya memiliki gejala
• Merokok
korioamnionitis.
• Penyalahgunaan Obat dan Alkohol
• Immunocompromise
• Anastesi Epidural
• Bacterial vaginosis
• Penyakit menular seksual

Hamza A, Herr D, Solomayer, Solomayer GM. Chorioamnionitis: Causes, Diagnosis and Therapy. Gebfra Science 2013; 73: 1241-6
3/26/2018 M. J. Czikk, McCarthy, K. E. Murphy: Chorioamnionitis: from Pathogenesis to Treatment. Clinical Microbiology and Infection 2011; 1304-1311. 6
Etiologi Di Cairan Amnion :
1. Ureaplasma urealyticum (47,0%)
2. Mycoplasma Hominis (30,4%)
3. Bacteroides bividus (12,3%)
Korioamnionitis  paling sering karena Bakteri penyebabnya : 4. Gradnerella Vaginalis (10,3%)
infeksi bakteri yang berasal dari vagina & 1. Ureaplasma urealyticum
serviks. 2. Chlamydia trachomatis
3. Neisseria gonorrhoea
4. Mycoplasma hominis
5. Streptococcus grup B
6. Trichomonas vaginalis
7. Gradnerella vaginalis
8. Bacteroides spp
Di Plasenta:
1. Ureaplasma urealyticum (47,0%)
2. Gradnerella Vaginalis (26,0%)
3. Mikroorganisme lain (27,0%)

3/26/2018 M. J. Czikk, McCarthy, K. E. Murphy: Chorioamnionitis: from Pathogenesis to Treatment. Clinical Microbiology and Infection 2011; 1304-1311. 7
Patofisiologi
Infeksi Organisme

Traktus genitalia
bawah (cervix dan
vagina).

Korion, Amnion,
menjalar ke plasenta

Respon inflamasi dari


maternal dan fetal

1. Pelepasan prostaglandin,
2. Pematangan serviks,
3. Perlukaan membran,
Committe on Obstetric Practice: Intrapartum Management of Intraamniotic
4. Persalinan preterm,
Infection. The Ammerican College of Obstetricians and Gynecologists 5. Infeksi & sepsis pada fetus
2017; 712: 1-7 8
Diagnosis
American College of Obstetricians and Gynecologist membagi korioamnionitis (infeksi intraamnion),
kedalam 3 kategori yang berbeda :

1. Isolated Maternal Fever


2. Suspected Intraamniotic Infection
Demam presisten pada ibu hamil 3. Confirmed Intraamniotic Infection
dengan pengukuran suhu oral sebanyak
satu kali sebesar 39,0oC atau lebih. mendiagnosis sebagai confirmed
Atau demam dengan suhu oral 38- Untuk kategori suspected intraamniotic intraamniotic infection dibutuhkan
38,9oC persisten dan diukur 30 menit infection sendiri berdasarkan keriteria hasil positif pada test pemeriksaan
kemudian menghasilkan suhu yang klinis seperti : maternal intrapartum cairan amnion (pewarnaan gram, kadar
sama. fever, leukositosis dan fetal takikardia glukosa, ataupun hasil kulturnya).
Dalam praktek klinisnya, diagnostik CII
sendiri pada wanita dengan kehamilan
cukup bulan sering ditegakkan ketika
sudah melahirkan berdasarkan hasil
pemeriksaan histopatologi dari jaringan
plasenta.

Committe on Obstetric Practice: Intrapartum Management of Intraamniotic Infection. The Ammerican College of Obstetricians and
3/26/2018 Gynecologists 2017; 712: 1-7 9
Diagnosis (2)
European Society of Clinical Microbiology and Infection Disease korioamnionitis dapat
didiagnosis dengan pemeriksaan histopatologi atau berdasarkan manifestasi klinis.

Kriteria diagnosis klinis berdasarkan tanda dan gejala


Maternal Pyrexia (demam > 38 oC), disertai dengan salah satu gejala berikut yaitu :
1. Nyeri tekan pada fundus,
2. Uterus teraba lunak,
3. Discharge purulen pada serviks,
4. Maternal takikardia > 100 x/menit,
5. Fetal takikardia > 160 x/menit
6. Leukositosis > 15.000 sel/mm3
Committe on Obstetric Practice: Intrapartum Management of Intraamniotic Infection. The Ammerican College of Obstetricians and Gynecologists 2017; 712: 1-7

3/26/2018 10
Carol Burke, MSN, Emily G, Chin: Chorioamnionitis at Term Definition, Diagnosis and implication for Practice. J Perinat Neonat 2016; 30: 106-114

3/26/2018 11
Pemeriksaan Penunjang
(+) 36% Premature preterm rupture of
Diagnosis pasti korioamnionitis adalah dengan hasil positif kultur cairan amnion MEMBRAN (PPROM)

Pemeriksaan yang ideal pada kasus Chorioamnionitis


Amniocentesis

Karena Invasif, amniocentesis tidak dilakukan pada


semua kasus korioamnionitis.
Kultur cairan amnion, paling dapat di andalkan untuk diagnostik,
kekuranganya  lama waktu pemeriksaannya hingga 3 hari. wanita cukup bulan & mendekati kelahiran tidak
perlu dilakukan

M. J. Czikk, McCarthy, K. E. Murphy: Chorioamnionitis: from Pathogenesis to Treatment. Clinical Microbiology and Infection 2011; 1304-1311.
Committe on Obstetric Practice: Intrapartum Management of Intraamniotic Infection. The Ammerican College of Obstetricians and Gynecologists 2017; 712: 1-7

3/26/2018 12
Pemeriksaan Penunjang (2)

M. J. Czikk, McCarthy, K. E. Murphy: Chorioamnionitis: from Pathogenesis to Treatment. Clinical Microbiology and Infection 2011; 1304-1311.
Committe on Obstetric Practice: Intrapartum Management of Intraamniotic Infection. The Ammerican College of Obstetricians and Gynecologists 2017; 712: 1-7

3/26/2018 13
Tatalaksana
Korioamnionitis Antibiotik, Anti Piretik, Simptomatis

Pada pasien korioamnionitis post operasi caesar: ditambahkan antibiotik tambahan clindamycin 900 mg IV atau diberikan
metronidazole 500 mg IV setidaknya salah satunya sebagai tambahan.
Committe on Obstetric Practice: Intrapartum Management of Intraamniotic Infection. The Ammerican College of Obstetricians and Gynecologists 2017; 712: 1-7 14
Komplikasi
Ibu Fetus

1. Peningkatan Risiko operasi caesar 2-3 kali. 1. Sepsis Neonatus


2. Abses pelvis meningkat 2-4 kali 2. Kematian Fetus
3. Infeksi luka 3. Fetal Inflammatory Response Syndrome (FIRS)
4. Bakterimia 4. Kegagalan multi organ
5. Pendarahan post partum 5. Pneumonia
6. Syok septik 6. Lukomalasia
7. Respiratory Distress Syndrome 7. Asfiksia
8. Kematian pada Ibu hamil

Committe on Obstetric Practice: Intrapartum Management of Intraamniotic Infection. The Ammerican College of Obstetricians and Gynecologists 2017; 712: 1-7
Carol Burke, MSN, Emily G, Chin: Chorioamnionitis at Term Definition, Diagnosis and implication for Practice. J Perinat Neonat 2016; 30: 106-114
3/26/2018 15
Kesimpulan
Korioamnionitis merupakan infeksi intra amnion berupa proses inflamasi disebabkan oleh infeksi bakteri, virus maupun jamur pada
plasenta, fetus, membran fetal ataupun desidua terkaitan dengan invasi infeksi bakteri dari traktus genitalia, infeksi akibat ketuban
pecah lama dan persalinan lama.

Mikroorganisme yang paling sering dijumpai pada pasien dengan korioamnionitis baik itu di cairan amnion maupun di
plasenta adalah Ureaplasma urealyticum sebanyak 47,0%, diikuti oleh Mycoplasma hominis 30,4% pada amnion dan
G.Vaginalis 26,0% pada plasenta.

Korioamnionitis dibagi dalam 3 kategori yaitu, Isolated Maternal Fever, Suspected Intraamniotic Infection Confirmed
Intraamniotic Infection. Diagnosis pasti ditegakkan dengan cara menemukan mikroorganisme penyebab dengan kultur
cairan amnion.

Diagnosis klinisnya adalah Maternal Pyrexia diikuti dengan salah satu gejala yaitu nyeri tekan pada fundus, uterus
teraba lunak, discharge purulen pada serviks, maternal takikardia (> 100 x/menit), fetal takikardia > 160 x/menit dan
leukositosis (>15.000 sel/mm3).

Tatalaksana Korioamnionitis adalah dengan pemberian antibiotik yaitu ampicillin 2 g IV setiap 6 jam disertai dengan
pemberian antibiotik Gentamicin 5 mg/kg IV setiap 24 jam. Terapi simptomatik dapat diberikan contohnya dapat
diberikan antipiretik untuk menurunkan panas panas tubuh saat demam.
3/26/2018 16
TERIMA KASIH

3/26/2018 17

Anda mungkin juga menyukai