Anda di halaman 1dari 46

DISKUSI TOPIK

SINDROMA KORONER AKUT


BRADIKARDI & TAKIKARDI

ANDRI HENDRATNO
Dosen Pembimbing
dr. Ranti Waluyan
Stase Emergency
RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang
Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
2018
2
SKA STEMI

SKA NSTEMI

SKA UAP

BRADIKARDIA

TAKIKARDIA
3

DEFINISI
Merupakan suatu istilah yang menggambarkan kumpulan gejala klinik yang ditandai dengan nyeri dada dan gejala lain
yang disebabkan oleh penurunan aliran darah ke jantung, biasanya disebabkan oleh plak aterosklerotik.
Sindrom koroner akut merupakan suatu kumpulan gejala klinis iskemia miokard yang terjadi secara tiba-tiba akibat
kurangnya aliran darah ke miokard berupa angina, perubahan segmen ST pada elektrokardiografi (EKG) 12 lead, dan
peningkatan kadar biomarker kardiak.

SKA Terdiri atas 3 Kelompok Yaitu :


• Angina Pektoris Tidak Stabil / APTS (UAP)
• Non ST Segmen elevation myocardial infarction (NSTEMI)
• ST Segmen Elevation Myocardial Infarction (STEMI)

Laporan Rotasi
4
FAKTOR RISIKO
Tidak dapat di
Dapat di Modifikasi
Modifikasi

• Dislipidemia  Akumulasi LDL di Subendotelial Space 


Kerusakan Tunika Intima
• Merokok  meningkatkan LDL teroksidasi & • Usia > 40 th
menurunkan HDL, disfungsi endotel, Meningkatkan adhesi • Laki-laki, estrogen dapat menurunkan LDL, dan
platelet meningkatkan HDL antioksidan dan anti platelet
• Hipertensi  meyebabkan jejas endotel • Riwayat keluarga
• DM  Disfungsi endotel
• Kurang aktivitas Fisik

Lilly LS. Pathophysiology of Heart Disease. Fifth Edition. 2011. Philadelphia: Lippincott Williams&Wilkins.
5
DIAGNOSIS

Anamnesis :
Nyeri Dada Tipikal
Rasa tertekan/berat daerah retrosternal, menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, area interskapular, bahu, atau epigastrium.
Keluhan dapat berlangsung intermiten/beberapa menit atau persisten (>20 menit).
Keluhan angina tipikal sering disertai keluhan penyerta seperti diaphoresis, mual/muntah, nyeri abdominal, sesak napas, dan sinkop
Dipicu oleh aktivitas atau stress emosional, menghilang dengan istirahat atau nitrat.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Ke-Tiga . 2015
6

1. Nyeri pleuritik (nyeri tajam yang berhubungan dengan respirasi atau batuk)
2. Nyeri abdomen tengah atau bawah
3. Nyeri dada yang dapat ditunjuk dengan satu jari, terutama di daerah
apeks ventrikel kiri atau pertemuan kostokondral.
4. Nyeri dada yang diakibatkan oleh gerakan tubuh atau palpasi
5. Nyeri dada dengan durasi beberapa detik
6. Nyeri dada yang menjalar ke ekstremitas bawah

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom


Koroner Akut. Edisi Ke-Tiga . 2015
Nyeri akibat myocardial
ischemia 7
Less common sites of pain with
Usual distribution of pain with
myocardial ischemia
myocardial ischemia

Right side Jaw

Epigastrium Back
8
Algoritma Pendekatan SKA

Hamm CW, et al. European Heart Journal (2011) 32, 2999–3054


1
0
Pemeriksaan Fisik

Pada Kasus SKA, Pemfis dilakukan untuk mengidentifkasi faktor pencetus iskemia, komplikasi iskemia,
penyakit penyerta dan menyingkirkan diagnosis banding.
Pemfis biasanya normal, pasien terlihat cemas & keringat dingin.
Regurgitasi katup mitral akut, suara jantung tiga (S3), ronkhi basah halus dan hipotensi hendaknya selalu
diperiksa untuk mengidentifkasi komplikasi iskemia.
Ditemukannya tanda-tanda regurgitasi
katup mitral akut, hipotensi, diaphoresis, ronkhi basah halus atau edema paru meningkatkan kecurigaan
terhadap SKA.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom


Koroner Akut. Edisi Ke-Tiga . 2015
Sindroma Koroner Akut
1
3

The Power of PowerPoint - thepopp.com


1
4

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom


Koroner Akut. Edisi Ke-Tiga . 2015
15

Lokasi Infark Leads yang mendukung

Anteroseptal V1, V2, V3

Anterior Some of the group V1-V3 + some of the


group V4-V6

Anterolateral V4, V5, V6, I, AVL and possibly II

Extensive Anterior V1-V6 + I & AVL

High Lateral AVL

Inferior II, III, AVF

Inferolateral (Apical) II, III, AVF, V5, V6 and sometime also I and
AVL

Inferoseptal II, III, AVF, V1, V2, V3

Posterior V1, V2 (inverse of the usual changes


elsewhere)

Lokasi Infark
1
6

ST Elevation Reciprocal Change


in II, III, aVF (ST depression/T inverted)
In I or aVL
Stemi Inferior
1
7

T Inverted
in I, aVL, V5, V6
Iskemik Lateral
18

Sindroma Koroner Akut


19

Myoglobin CK-MB Troponin

Protein yang dilepas sel miokard yang rusak Isoenzim dari creatinin kinase Mengatur interaksi kerja akatin dan miosin

Meningkat pada jam-jam awal kerusakan Meningkat 3 jam setelah infark Terdapat dalam dua bentuk yaitu Troponin T dan I
Mencampai puncak 12-14 jam Mulai meningkat setelah 3 -12 jam infark dan mencampai
mencapai puncak pada jam 1-4 dan tetap tinggi
sampai 24 jam Menghilang setelah 48-72 jam punncak 12-24 jam.
setelah infark
Masih tetap tinggi sampai hari ke 8-21 (TROP-T), 7-14 hari
(TROP-I)
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Ke-Tiga . 2015
2
0
Algoritma Sindroma Koroner Akut
2
1
2
2

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom


Koroner Akut. Edisi Ke-Tiga . 2015
2
3

The Power of PowerPoint - thepopp.com


24

Time is THE KEY  STEMI


1. Penegakkan diagnosis Infark Miokard Harus ditegakkan < 20 menit atau yang tidak membaik dengan
pemberian nitrogliserin.
2. Diagnosis STEMI dibuat sesegera mungkin dengan perekaman & interpretasi EKG 12 Sadapan, paling
lama 10 menit dari saat pasien tiba untuk mendukung tatalaksana yang diberikan.
3. Waktu kontak medis pertama hingga pemberian REPERFUSI :
1. Fibrinolisis < 30 Menit
2. Primary Coronary Intervention (PCI)  < 90 menit (<60 menit jika pasien datang
dengan awitan < 120 menit atau dapat langsung dibawa ke RS yang dapat
melakukan PCI)
Prognosis Sindroma Koroner Akut
2
Cardiac Arrhytmias 6

Aritmia merupakan keadaan abnormal dari ritme jantung, baik itu semakin cepat atau semakin lambat dari keadaan
normalnya.
Aritmia dapat menyebabkan kematian mendadak, syncope, gagal jantung, pusing, palpitasi ataupun tidak ada gejala
sama sekali.

Frekuensi normal jantung yaitu:


1. Bradikardi: frekuensi denyut jantung <60bpm.
2. Takikardi: frekuensi denyut jantung > 100bpm.

Cardiac Arrhytmia
Arrhytmia formation

Berdasarkan laju nadi: Gangguan konduksi:


a. Takiaritmia: >100 x/mnt a. Henti sinus (sinus arrest) dan block
b. Bradiaritmia: <50 x/mnt b. Blok atrioventrikuler
c. Blok intraventrikuler
Berdasarkan asal fokus: Aritmia disebabkan oleh 2 mekanisme:
a. Sinus Node a. Automatik
b. Atrial cell b. Re-entry
c. AV Junction
d. Ventrikel cell
2
9

• Frekunsi sinus yang kurang dari 60 b.p.m, dan bradikardi yang timbul keluhan klinis umunya kurang dari
50 b.p.m
• Penyebab:
Phisiologi: Selama tidur
Patologi : Intrinsik: (Hipotermia, hipotiroid, cholestatic jaundice dan peningkatan tekanan intrakranial)
dan Drug therapy, dengan beta-bloker, digitalis dan berbagai macam obat antiaritmia. Ekstrinsik: Iskemik
akut dan infark, Penyakit degeneratif kronik, seperti fibrosis atrium dan sinus node

Bradikardia
3
0

Algoritma Bradikardia
3
1

• Denyut lebih dari 100 X/menit.


• Denyut jantung cepat dengan irama sinus seringkali merupakan respons fisiologis terhadap kondisi stress seperti
Hipoksia, demam, rasa sakit, & kondisi kekurangan volume intravaskular lain.
• Takikardi yang ekstrim denyut lebih dari 150X/menit daapat menimbulkan gejala klinis yang disebabkan oleh
menurunnya curah jantung dan meningkatnya kebutuhan oksigen miokardium.

The Power of PowerPoint - thepopp.com


32

TAKIKARDI

KOMPLEKS QRS SEMPIT (QRS < KOMPLEKS QRS LEBAR (QRS


0.12 DETIK) > 0.12 DETIK)
Sinus takikardi Ventricular tachycardia (VT)
Atrial fibrilation
Ventricular fibrillation (VF)
Atrial flutter
SVT dengan aberan
Re-entry nodus AV
Takikardia pre-eksitasi (Wolff-
Takikardi Atrium Parkinson-White (WPW) syndrome
Sinus takikardi
Multifocal Atrial Tachycardia Irama pacu ventrikel
(MAT)

The Power of PowerPoint - thepopp.com


3
3

• Biasanya timbul akibat stimulus fisiologis seperti demam, anemia atau hipotensi dan syok.
• Sinus takikardi denyut > 100X/menit.
• Batas antara dennyut pada sinus takikardi bergantung pada usia dihitung dengan 220
kali/menit dikurangi usia pasien dalam tahun)

Sinus Takikardi
3
4

Ada kompleks QRS sempit teratur dengan rate>150 x/menit, gelombang P tidak ada (tidak nampak jelas)

The Power of PowerPoint - thepopp.com


3
5

Ada kompleks QRS sempit dengan interval RR tidak teratur (supraventrikuler aritmia), gelombang P>1.
Rate ditentukan dengan menghitung interval RR terpanjang dan terpendek. Bila rate 60-100 x/menit disebut AF dengan
respon ventrikel normal, bila QRSnya melebar >0.12 detik, disebut AF dengan hantaran melebar (konduksi aberan)

Atrial Fibrilasi
3
6

Ada kompleks QRS sempit, gelombang P>1 dan tampak seperti gigi gergaji (sawtooth appereance)

Atrial Flutter
3
7

Ada kompleks QRS lebar teratur dengan rate > 150x/menit, gelombang P tidak ada. Impuls listrik berasal dari
pacu ventrikuler, sering akibat infark myocard.

Ventrikular Takikardi
3
8

Depolarisasi ventrikel kacau, pompa darah tidak efektif, dalam beberapa menit dapat menyebabkan
kematian. Kompleks QRS tidak jelas ada, amplitudo tidak teratur. Terdapat 2 jenis yaitu fine VF dan Course VF.

Ventrikular Fibrilasi
Nilai kesesuain dengan kondisi klinis
Denyut jantung >150x/menit bila takikardi
39
Identifikasi dan atasi penyebab
• Jaga patensi jalan napas; bantu jalan napas jika diperlukan, terapi oksigen jika hipoksia
• Identifikasi irama; monitor tekanan darah dan saturasi oksigen

Apakah Takikardi menyebabkan:


• Hipotensi YA Synchroized cardioversion
• Penurunan kesadaran • Pertimbangkan sedasi
• Tanda-tanda syok • Jika kompleks QRS sempit dan reguler, pertimbangkan adenosin
• Nyeri dadaa iskemik
• Gagal jantung akut

Tidak
YA
QRS lebar > 0.12 detik
• Akses IV & EKG 12 sadapan
Tidak • Pertimbangkan adenosin hanya jika kompleks QRS reguler dan
monoforik
• Pertimbangkan infus obat antiaritmia
• Akses IV & EKG 12 sadapan • Pertimbangkan konsultasi ahli
• MANEUVER vagal
• Adenosin jika (kompleks QRS teratur)
• Beta blocer atau calcium channel blocer
• Pertimbangkan konsultasi ahli
4
1

Penyebab tersering AV blok adalah obat-obatan, proses degeneratif, penyakit jantung koroner dan efek
samping tindakan operasi jantung.
Gejala yang ditimbulkan sama seperti gejala akibat bradikardi lainnya yaitu pusing, lemas, hampir pingsan
dan kadang-kadang kematian mendadak.

AV Block
4
AV BLOCK DERAJAT I 2

Irama : Reguler
Gelombang P: Normal
Interval PR : memanjang (>0.20 detik)
Durasi QRS : normal

AV Block Derajat 1
4
3

Pemanjangan interval PR yang berurutan secara progresif sehingga gelombang P terblok dan kompleks QRS
menghilang. Setelah beberapa saat siklus ini terulang kembali.

Mobitz 1
4
4

Denyut hilang tanpa adanya pemanjangan progresif interval PR


Rasio konduksi gelombang P dibandingkan gelombar QRS umumnya 2:1, 3:1, atau 4:1

AV Block Derajat 2 Tipe II (Mobitz II)


4
5

AV Block Derajat 3
Thank You!

Diskusi Topik

Anda mungkin juga menyukai