Anda di halaman 1dari 114

BIODATA MAHASISWA KESEHATAN LINGKUNGAN

Nama Lengkap : Wina ( 2/3 )

NIM : 171110076

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat / Tanggal Lahir : Ladang Laweh, 07 September 1998

Prodi : D 3 Kesehatan Lingkungan

Jurusan : Kesehatan Lingkungan

Asal Sekolah : SMA N 1 Batipuh

Alamat Tetap / Daerah Asal : Nagari Gunuang Rajo, Kec. Batipuh , Kab.
Tanah Datar

Alamat Selama Kuliah : Jl. Sosiologi II No. 27 H

Hobi : Mendengarkan musik

Moto : Usaha tidak akan mengkhianati hasil

Agama : Islam

Nomor Telpon / HP : 0823-8644-3600

Nama Orang Tua :

Ayah : Amiru Efendi (0812-6732-6772)

Ibu : (Almh) Asnidar

Pekerjaan Orang Tua :

Ayah : Buruh Harian Lepas

Ibu :-

Alamat Orang Tua : Nagari Gunuang Rajo, Kec. Batipuh , Kab.


Tanah Datar

1
1. SEJARAH PERKEMBANGAN EKOLOGI
Ekologi mempunyai perkembangan yang baerangsur-angsur sepanjang sejarah.
Namun sejarah perkembangannya kurang begitu jelas.
Catatan Hipocratus. Aristoteles, dan filosof lainnya merupakan naskah2 kuno
yang berisi rujukan tentang masalah2 ekologi... belum diberi nama ekologi.Dimulai
pada abad ke-16 dan ke-17, dari natural history ke satu ilmu yang sistematik, analitik
dan obyektif mengenai hubungan organisme dan lingkungan.
Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914).
Ernst Heinrich Philipp August Haeckel ditulis juga von Haeckel, merupakan ahli
biologi ternama dari Jerman, yang menemukan, menjelaskan, dan menamakan ribuan
spesies baru, membuat peta pohon genealogi hubungan semua makhluk hidup, dan
membuat istilah biologi baru, seperti filum, ekologi, dan kingdom Protista.
Sekitar tahun 1900, ekologi diakui sebagai ilmu dan berkembang terus dengan
cepat. Apalagi di saat dunia sangat peka dengan masalah lingkungan dalam
mengadakan dan memelihara mutu peradapan manusia.

2. KONSEP EKOLOGI

1. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai


komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik.
2. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya dan topografi, sedangkan
faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan,
dan mikroba.
3. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk
hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan
merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
4. Ekologi berkembang sebagai ilmu yang tidak hanya mempelajari apa yang ada
dan apa yang terjadi di alam.
5. Ekologi berkembang menjadi ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi
ekosistem (alam), sehingga dapat menganalisis dan memberi jawaban terhadap
berbagai kejadian alam.
6. Sebagai contoh ekologi diharapkan dapat memberi jawaban terhadap terjadinya
tsunami, banjir, tanah longsor, DBD, pencemaran, efek rumah kaca, kerusakan
hutan, dan lain-lain.

2
Beberapa hal yang dipelajari oleh ahli ekologi:

a. Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup
yang lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
b. Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor
yang menyebabkannya.
c. Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan
hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
d. Kini para ekolog(orang yang mempelajari ekologi)berfokus kepada Ekowilayah
bumi dan riset perubahan iklim.
e. Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem
harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang (homeostatis).
Perubahan terhadap salah satu komponen akan memengaruhi komponen lainnya.
Homeostatis adalah kecenderungan sistem biologi untuk menahan perubahan dan
selalu berada dalam keseimbangan.
f. Ekosistem mampu memelihara dan mengatur diri sendiri seperti halnya
komponen penyusunnya yaitu organisme dan populasi. Dengan demikian,
ekosistem dapat dianggap suatu cibernetik di alam. Namun manusia cenderung
mengganggu sistem pengendalian alamiah ini.
g. Ekosistem merupakan kumpulan dari bermacam-macam dari alam tersebut,
contoh hewan, tumbuhan, lingkungan, dan yang terakhir manusia

3. PENGERTIAN DAN DEFINISI EKOLOGI


Ekologi merupakan studi yang mempelajari hubungan antara organisme dengan
lingkungannya dan yang lainnya. Ekologi berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”)
dan logos (“ilmu”). Ekologi yang artinya sebagai studi yang mempelajari baik
hubungan timbal balik antar makhluk hidup maupun hubungan antara makhluk hidup
dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel
(1834 – 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem
dengan lingkungannya.
Ekologi adalah cabang ilmu biologi yangbanyak memanfaatkan informasi dari
berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika, geologi, dan klimatologi untuk
pembahasannya. Penerapan ekologi di bidang pertanian dan perkebunan di antaranya

3
adalah penggunaan kontrol biologi untuk pengendalian populasi hama guna
meningkatkan produktivitas.

Definisi Ekologi Menurut Para Ahli


Pendapat beberapa ahli tentang definisi Ekologi:
1. Miller (1975)
Ekologi merupakan suatu studi tentang hubungan timbal balik diantara organisme
serta sesamanya dan juga dengan lingkungannya.
2. Resosoedarmo
Ekologi merupakan suatu stdui yang mempelajari mengenai interaksi timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungan.
3. Andrewartha
Ekologi ialah suatu ilmu yang membahas penyebaran dan juga kemelimpahan
organisme.
4. Krebsekologi
Ekologi merupakan suatu studi pengetahuan yang membahas suatu
hubungan yang menentukan adanya penyebaran dan juga kemelimpahan organisme.
5. Otto Soemarwoto
Ekologi ialah suatu ilmu tentang hubungan timbal balik diantara makhluk hidup
dengan lingkungan sekitarnya.
6. C. Elton
Ekologi merupakan suatu ilmu yang mengkaji sejarah alam atau juga
perkehidupan alam dengan secara ilmiah.
7. Eugene P. Odum
Ekologi merupakan suatu analisis sistematis serta fungsi alam, tentang suatu
struktur dan juga hubungan diantara sesama organisme dengan lingkungannya.
8. Ernst Haeckel(1866),
Ekologi adalah ilmu komprehensif yang mempelajari hubungan antara organisme
dan lingkungannya.
9. Burdon–Sanderson(1893),
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari relasi/ hubungan eksternal antara tanaman
dan hewan satu sama lain, serta keberadaannya pada masa lampau dan saat ini. Relasi
eksternal tersebut untuk membedakan dengan fisiologi (relasi internal) dan
morfologi(struktur).

4
10. Tansley, 1904 (pure science):
Hubungan tanaman dengan lingkungannya dan dengan tanaman lain dimana
secara langsungdipengaruhi oleh perbedaan habitat diantara tanaman (struktur dan
fungsi).
11. Ricklefs (1973)
Dalam buku teksnya mendefinisikan ekologi sebagai ilmu lingkungan alam,
terutama mempelajari hubungan mendalam antara organisme dengan lingkungan
sekitarnya.

4. RUANG LINGKUP EKOLOGI


Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai
komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktora biotik antara lain
suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk
hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga
berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu
populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu
sistem yang menunjukkan kesatuan.

1.Faktor Biotik
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi,
baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai
produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai
dekomposer.
Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu,
populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk
hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi
membentuk suatu sistemyang menunjukkan kesatuan.
Faktor biotik adalah semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun
hewan. Tumbuhan sebagai produsen, hewan sebagai konsumen, mikroorganisme
berperan sebagai dekomposer.
Faktor biotik meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu,
populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer.

5
2. Faktor Abiotik
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia.
Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut.
a. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang
diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup
pada kisaran suhu tertentu.
b. Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari
menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh
tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
c. Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan
hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan,
dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan
sarana hidup lain, misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan.
Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan
pelapuk.
d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda
menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga
menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
e. Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut,
karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang
berbeda.
f. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam
penyebaran biji tumbuhan tertentu.
g. Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula.
Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di
permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.

6
Setiap ilmu memiliki batas-batas wilayah studi. Perlu dimaklumi bahwa batas
wilayah kerja suatu ilmu umumnya bertumpang tindih dengan batas-batas wilayah
kerja dari ilmu-ilmu lain. Sehubungan dengan itu maka sudah selayaknya kalau kita
ingin mengetahui juga batas wilayah kerja dari ilmu ekologi. Untuk mempelajari
gambaran yang cukup jelas tentang batas-batas wilayah kerja dari ilmu ekologi dapat
kiranya dipergunakan konsep model dari Miller. Konsep tersebut beranggapan bahwa
seluruh alam semesta merupakan suatu ekosistem yang tersusun oleh berbagai
komponen atau kesatuan. Dalam suatu ekosistem satu atau sekelompok komponen tak
dapat berdiri sendiri terlepas dari kelompok kesatuan lain. Dalam hal ini kesatuan
kelompok komponen pertama akan merupakan satuan kelompok kedua, kesatuan
kelompok komponen kedua akan menyusun kesatuan kelompok ke tiga,
demikianseterusnya. Atas dasar pemikiran itu Miller menyusun konsep model atas
ekosistem alam semesta.
Menurut konsep tersebut bagian-bagian atom akan membentuk satuan atom. Satuan
atom akan membentuk satuan molekul, dan satuan-satuan molekul seterusnya akan
membentuk satuan protoplasma, demikian proses pembentukan satuan lainnya.
Dalam konsep model tersebut ditetapkan selanjutnya batas-batas wilayah kerja dari
berbagai pengetahuan. Kita melihat batas-batas dari: (1) daerah mati atau daerah tanpa
adanya jasad-jasad hidup, (2) daerah hidup atau daerah dari benda-benda
submikroskopis, (2) daerah dengan benda dan jasad mikroskopis, (3) daerah
makroskopis, dan (4) daerah kosmis.
Dalam model tersebut ditampilkan batas wilayah kerja ilmu ekologi, yaitu batas
terbawah adalah tingkat organisme atau tingkat individu dan batas teratas adalah
tingkat biosfer.
Secara ringkas, ruang lingkup ekologi dapat digambarkan melalui spektrum
biologi, yang menggambarkan aras-aras organisasi kehidupan sebagai berikut :
Makromolekul ——> protoplasma ——> sel ——> jaringan ——> organ
tubuh ——> sistem organ ——>organisme ——>populasi ——>komunitas
——> ekosistem ——> biosfer.

1. Protoplasma adalah zat hidup dalam sel dan terdiri atas senyawaorganik yang
kompleks, seperti lemak, protein, dan karbohidrat.

7
2. Sel adalah satuan dasar suatu organisme yang terdiri atas protoplasmadan inti yang
terkandung dalam membran. Membran merupakan komponen yang menjadi
pemisah dari satuan dasar lainnya.
3. Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama,misalnya
jaringan otot.
4. Organ atau alat tubuh merupakan bagian dari suatu organisme yangmempunyai
fungsi tertentu, misalnya kaki atau telinga pada hewan, dan daun atau akar pada
tumbuhan.
5. Sistem organ adalah kerja sama antara struktur dan fungsi yangharmonis, seperti
kerja sama antara mata dan telinga, antara mata dan tangan, dan antara hidung
dengan tangan.
6. Organisme adalah suatu benda hidup, jasad hidup, atau makhluk hidup.
7. Populasi adalah kelompok organisme yang sejenis yang hidup danberanak pada
suatu daerah tertentu. Contohnya populasi rusa di pulau Jawa, populasi banteng di
Ujung Kulon, populasi badak di Ujung Kulon, dan populasi ayam kampung di Jawa
Barat.
8. Komunitas adalah semua populasi dari berbagai jenis organisme yangmenempati
suatu daerah tertentu. Di daerah tersebut setiap populasi berinteraksi satu dengan
lainnya. Misalnya populasi rusa berinteraksi dengan populasi harimau di pulau
sumatera atau populasi ikan mas berinteraksi dengan populasi ikan mujair.
9. Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antarasegenap
unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan
hubungan timbal balik yang kompleks antara makhluk hidup dengan
lingkungannya, baik yang hidup maupun tak hidup (tanah, air, udara, atau kimia
fisik) yang secara bersama-sama membentuk suatu sistem ekologi.
10. Biosfer adalah lapisan bumi tempat ekosistem beroperasi. Lapisanbiosfer
kira-kira 9000 m di atas permukaan bumi, beberapa meter di bawah permukaan
tanah, dan beberapa ribu meter di bawah permukaan laut.

5. PEMBAGIAN DARI EKOLOGI BERDASARKAN HAL-HAL TERTENTU


A. Menurut bidang kajiannya
1. Autekologi
Yaitu ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme atau organisme secara
individu yang berinteraksi dengan lingkungannya, biasanya ditekankan pada aspek

8
siklus hidup, adaptasi, sifat parasitis, dan lain – lain.
Contoh autekologi : mempelajari sejarah hidup suatu spesies organisme, perilaku, dan
adaptasinya terhadap lingkungan. Jadi, jika kita mempelajari hubungan antara pohon
Pinus merkusii dengan lingkungannya, maka itu termasuk autekologi. Contoh lain
adalah mempelajari kemampuan adaptasi pohon merbau (Intsia palembanica) di
padang alang-alang, dan lain sebagainya
2. Synekologi
Yaitu Ekologi yang mengkaji berbagai kelompok organisme sebagai suatu
kesatuan yang saling berinteraksi dalam suatu daerah tertentu. Misalnya ekologi
jenis, ekeologi populasi, ekologi komunitas, ekologi ekosistem. Misalnya mempelajari
struktur dan komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa, hutan gambut, atau di hutan
payau, mempelajari pola distribusi binatang liar di hutan alam, hutan wisata, suaka
margasatwa, atau di taman nasional, dan lain sebagainya.
Dua bidang kajian utama dalam sinekologi adalah :
• Bidang kajian tentang klasifikasi komunitas tumbuhan.
• Bidang kajian tentang analisis ekosistem.
Bila studi dilakukan untuk mengetahui hubungan jenis serangga dengan
lingkungannya, kajian ini bersifat autekologi. Apabila studi dilakukan untuk
mengetahui karakteristik lingkungan dimana serangga itu hidup maka pendekatannya
bersifat sinekologi.
B. Menurut habitatnya
1. Bahari atau kelautan
Salah satu ekologi bahari adalah Ekologi laut topis, Contohnya adalah interaksi
antara ekosistem mangrove, eksositem lamun dan ekosisitem terumbu karang.
Karakteristik laut tropis :
• Keanekaragaman organisme tinggi.
• Suhu relatif hangat.
• Sumber makanan, mineral dan hasil laut lain tinggi.
2. Ekologi estuaria
Estuaria adalah bagian dari lingkungan perairan yang merupakan daerah
percampuran antara air laut dan air tawar yang berasal dari sungai, sumber air tawar
lainnya (saluran air tawar dan genangan air tawar). Lingkungan estuaria merupakan
peralihan antara darat dan laut yang sangat di pengaruhi oleh pasang surut, tetapi
terlindung dari pengaruh gelombang laut.

9
3. Ekologi padang rumput
Padang rumput adalah daerah yang ditumbuhi tumbuhan yang berjenis rumput,
seperti alang-alang. Alang-alang adalah jenis rumput tahunan yang menyukai cahaya
matahari , dengan bagian yang mudah terbakar di atas tanah dan akar rimpang
(rhizome) yang menyebar luas di bawah permukaan tanah. Alang-alang dapat
berkembang biak melalui biji dan akar rimpang, namun pertumbuhannya terhambat
bila ternaungi. Oleh karena itu salah satu cara mengatasinya adalah dengan jalan
menanam tanaman lain yang tumbuh lebih cepat dan dapat menaungi.
4. Ekologi darat
Ekologi darat mempelajri tentang ekosistem darat. Ekosistem darat mempunyai
kompleksitas yang lebih tinggi dibandingkan ekosistem laut, karena kemungkinan
organisme untuk hidup dan berkembangbiak pada ekosistem darat lebih lebar. Sebab,
distribusi oksigen dan sinar matahari lebih banyak. Pada Ekosistem darat terdapat
beberapa jenis dari bentuk tumbuhnya tumbuh-tumbuhan, yaitu : pohon, liana, epifit,
shrubs, herba, dan tumbuhan taliod. Sedangkan pada jenis adaptasi hewan vertebrata
darat ada bermacam-macam, yaitu: herbivora, karnifora.
5. Ekologi air tawar
Ekologi air tawar sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Air tawar
sendiri penting karena merupakan sumber air rumah tangga dan industri yang murah,
komponen air tawar merupakan daur hidrologis, dan ekosistem air tawar merupakan
sistem disporsal / pembuangan yang mudah dan murah. Ekologi air tawar
mempelajari tentang ekosistem air tawar. Ekosistem air tawar digolongkan menjadi
air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa,
termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.
a) Air tergenang/ lentik (asal kata lenis = tenang) contoh : danau, kolam, dan rawa.
b) Air mengalir / lotik (asal kata lotus = tercuci) contohnya: mata air, aliran
air/sungai dan selokan.
Perbedaan antara air tergenang dengan air mengalir diantaranya :
• Adanya arus
• Pertukaran antara air dengan dasar lebih intensif karena adanya arus.
• Pada air mengalir, kadar oksigen lebih tinggi dibandingkan air tenang
• Percampuran suhu dan kandungan zat lebih merata.
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak

10
adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan
terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah
beradaptasi. Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut.
1. Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat
seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum
dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea
gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang
hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan
atau isotonis.
2. Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak
aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di
ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis
melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya
melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.
C. Menurut taksonominya
1. Ekologi tumbuhan
Ekologi ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan faktor-faktor berikut:
• Faktor cahaya
Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting sebagai sumber energi
utama bagi ekosistem. Ada tiga aspek penting yang perlu dikaji dari faktor cahaya,
yang sangat erat kaitannya dengan sistem ekologi, yaitu:
- Kualitas cahaya atau komposisi panjang gelombang.
- Intensitas cahaya atau kandungan energi dari cahaya.
- Lama penyinaran, seperti panjang hari atau jumlah jam cahaya yang bersinar
setiap hari.
• Faktor suhu
Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap
kehidupan makhluk hidup. Suhu berperan langsung hampir pada setiap fungsi dari
tumbuhan dengan mengontrol laju proses-proses kimia dalam tumbuhan tersebut,
sedangkan berperan tidak langsung dengan mempengaruhi faktor-faktor lainnya
terutama suplai air. Suhu akan mempengaruhi laju evaporasi dan menyebabkan tidak
saja keefektifan hujan tetapi juga laju kehilangan air dari organisme.

11
• Faktor air
Air merupakan sumber kehidupan yang tidak dapat tergantikan oleh apa pun juga.
Tanpa air seluruh organisme tidak akan dapat hidup. Bagi tumbuhan, air mempunyai
peranan yang penting karena dapat melarutkan dan membawa makanan yang
diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah
2. Ekologi hewan
Ekologi hewan adalah cabang biologi yang khusus mempelajari interaksi antara
hewan dengan lingkungannya yang menentukan sebaran (distribusi) dan
kemelimpahan hewan-hewan tersebut.
3. Ekologi mikroba
Mikroba ada dimana-mana seperti : udara, air, makanan, tanah, manusia (usus, kulit,
hidung), permukaan suatu benda atau bahan pangan. Dengan pembelahan yang cepat
mikrooragnisme berkembang biak dengan cepat dan kadang-kadang menghasilkan
toksin. Dengan ukuran dan massa yang kecil mikrooragnisme dapat berpindah dengan
mudah.
4. Ekologi Manusia
Menurut Amos H Hawley (1950:67) dikatakan, “Human ecology may be defined,
therefore, in terms that have already been used, as the study of the form and the
development of the community in human population.” (Ekologi manusia, dengan
demikian bisa diartikan, dalam istilah yang biasa digunakan, sebagai studi yang
mempelajari bentuk dan perkembangan komunitas dalam sebuah populasi manusia).

Sejalan dengan makin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka ekologi ini
mempunyai hubungan sangat erat dengan ilmu lainnya seperti dengan ilmu fisika,
ilmu kimia, ilmu bumi dan antariksa, ilmu ekonomi, ilmu sosialdan budaya.

6. HUBUNGAN EKOLOGI DENGAN ILMU LAINNYA

1. EKOLOGI DALAM POLITIK


Ekologi menimbulkan banyak filsafat yang amat kuat dan pergerakan politik –
termasuk gerakan konservasi, kesehatan, lingkungan,dan ekologi yang kita kenal
sekarang. Saat semuanya digabungkan dengan gerakan perdamaian dan Enam Asas,
disebut gerakan hijau. Umumnya, mengambil kesehatan ekosistem yang pertama pada

12
daftar moral manusia dan prioritas politik, seperti jalan buat mencapai kesehatan
manusia dan keharmonisan sosial, dan ekonomi yang lebih baik.
Orang yang memiliki kepercayaan-kepercayaan itu disebut ekolog politik.
Beberapa telah mengatur ke dalam Kelompok Hijau, namun ada benar-benar ekolog
politik dalam kebanyakan partai politik. Sangat sering mereka memakai argumen dari
ekologi buat melanjutkan kebijakan, khususnya kebijakan hutan dan energi. Seringkali
argumen-argumen itu bertentangan satu sama lain, seperti banyak yang dilakukan
akademisi juga.
2. EKOLOGI DALAM EKNOMI
Banyak ekolog menghubungkan ekologi dengan ekonomi manusia:
a. Lynn Margulis mengatakan bahwa studi ekonomi bagaimana manusia membuat
kehidupan. Studi ekologi bagaimana tiap binatang lainnya membuat kehidupan.
b. Mike Nickerson mengatakan bahwa ekonomi tiga perlima ekologi sejak ekosistem
menciptakan sumber dan membuang sampah, yang mana ekonomi menganggap
dilakukan untuk bebas.
Ekonomi ekologi dan teori perkembangan manusia mencoba memisahkan
pertanyaan ekonomi dengan lainnya, namun susah. Banyak orang berpikir ekonomi
baru saja menjadi bagian ekologi, dan ekonomi mengabaikannya salah. Modal alam
ialah 1 contoh 1 teori yang menggabungkan 2 hal itu.
3. EKOLGI DALAM KACAMATA ANTROPOLOGI
Terkadang ekologi dibandingkan dengan antropologi, sebab keduanya
menggunakan banyak metode untuk mempelajari satu hal yang kita tak bisa tinggal
tanpa itu. Antropologi ialah tentang bagaimana tubuh dan pikiran kita dipengaruhi
lingkungan kita, ekologi ialah tentang bagaimana lingkungan kita dipengaruhi tubuh
dan pikiran kita.
Beberapa orang berpikir mereka hanya seorang ilmuwan, namun paradigma
mekanistik bersikeras meletakkan subyek manusia dalam kontrol objek ekologi —
masalah subyek-obyek. Namun dalampsikologi evolusioner atau psikoneuroimunologi
misalnya jelas jika kemampuan manusia dan tantangan ekonomi berkembang bersama.
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dan lingkungan
mereka. Ahli ekologi mungkin menyelidiki hubungan antara populasi organisme dan
beberapa karakteristik fisik lingkungan mereka, seperti konsentrasi zat kimia, atau
mereka mungkin menyelidiki interaksi antara dua populasi organisme yang berbeda
melalui beberapa hubungan simbiosis atau kompetitif.

13
Sebagai contoh, analisis interdisipliner suatu sistem ekologi yang sedang
dipengaruhi oleh satu atau lebih penyebab stres dapat mencakup beberapa bidang
terkait ilmu lingkungan. Dalam pengaturan muara mana pembangunan industri
diusulkan dapat mempengaruhi spesies tertentu dengan airdan polusi udara , ahli
biologi akan menggambarkan flora dan fauna, ahli kimia akan menganalisis
transportasi polutan air ke rawa, fisikawan akan menghitung polusi udaraemisi dan ahli
geologi akan membantu dalam memahami tanah rawa dan teluk lumpur.
4. HUBUNGAN EKOLOGI DENGAN ILMU SOSIAL BUDAYA DAN
EKONOMI
Ilmu sosial-budaya sangat penting bila komponen manusia dimasukkan dalam
cakupan ekosistem, atau bila kita mempelajari peran ekosistem dalam kehidupan
manusia. Lingkungan sosial-budaya dan ekonomi sangatlah penting bagi
kesinambungan pembangunan berkelanjutan. Sebab pembangunan dilakukan oleh dan
untuk manusia yang hidup di dalam kondisi sosial-budaya dan ekonomi tertentu.
Dalam pembangunan faktor ekonomi mendapat perhatian yang seperlunya, Ekonomi
juga berasal dari kata “oikos” dan “nomics” yang berarti manajemen. Jadi ekonomi
adalah manajemen tempat hidup atau manajemen lingkungan.
Sebagai sumber energy bagi ekologi adalah sinar matahari, Sedangkan sumber
“energy” bagi ekonomi adalah uang. Sebenarnya ekonomi dengan ekoligi mempunyai
hubungan yang sesuai akan tetapi banyak orang menganggap bahwa ekonomi dengan
ekologi merupakan dua hal yang bertentangan. Oleh karena itu, ahli ekonomi perlu
mempelajari ekologi, sehingga didalam mendapatkan keuntungan maksimal juga
memperoleh kualitas lingkunagn yang maksimal.
karena semua orang sadar bahwa pembangunan tak akan dapat berkelanjutan,
apabila ekonomi tidak mendukungnya. Akan tetapi faktor sosial-budaya sering
diabaikan. Namun sejarah menunjukkan, faktor sosial-budaya telah menyebabkan tak
berkelanjutannya pembangunan dibanyak negara. Misalnya, pembangunan oleh Shah
Iran tidak berkelanjutan, karena faktor sosial-budaya tidak dapat mendukungnya. Dan
ambruklah kemaharajaan itu.
Demikian pula pembangunan di Srilanka, yang semula dianggap sebagai contoh
pembangunan yang baik, kini terancam oleh keambrukan, karena tidak didukung oleh
faktor sosial-budaya, yaitu ketidakserasian antara suku Tamil dan suku Singalese.
Mengingat hal tersebut faktor sosial-budaya tidak kalah pentingya dari faktor ekonomi

14
dalam menentukan berkelanjutannya pembangunan dan karena itu harus benar-benar
diperhatikan dalam pembangunan.
5. CABANG ILMU DARI EKOLOGI
Karena sifatnya yang masih sangat luas, maka ekologi mempunyai beberapa
cabang ilmu yang lebih fokus, yaitu :
a. Ekologi Tingkah Laku
b. Ekologi Komunitas dan Sinekologi
c. Ekologi Fisiolog
d. Ekologi Ekosistem
e. Ekologi Evolusi
f. Ekologi Global
g. Ekologi Manusia
h. Ekologi Populasi
i. Ekologi Akuatik
j. Ekologi Api
k. Ekologi Fungsional
l. Ekologi Polinasi
m. Ekologi Hutan
n. Ekologi Laut
o. Ekologi Laut Tropis
p. Ekologi Pangan dan Gizi
q. Ekologi Hutan Mangrov
r. Ekologi Kesehata
s. Ekologi Antariks
t. Ekologi Pedesa
u. Ekologi Serangga
v. Ekologi Habitat
w. Ekologi Pelestarian
x. Ekologi Hewan
y. Ekologi Produksi
z. Ekologi Purbakala
aa. Ekologi Sosial
bb. Ekologi Radiasi
cc. EkologiTumbuhan Penganggu

15
dd. Ekologi Robot
ee. Ekologi Industri
6. EKOLOGI DAN HUBUNGAN DENGAN ILMU LAIN
Ekologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan
makluk hidup dan lingkungannya. Bumi memiliki banyak sekali jenis-jenis mahkluk
hidup, mulai dari tumbuhan dan binatang yang sangat kompleks hingga organisme
yang sederhana seperti jamur, amuba dan bakteri. Meskipun demikian semua mahkluk
hidup tanpa kecuali, tidak bisa hidup sendirian.
Masing-masing tergantung pada mahkluk hidup yang lain ataupun benda mati di
sekelilinganya. Misalnya seekor kijang membutuhkan tumbuh-tumbuhan tertentu
untuk makanan, jika tumbuhan di lingkungan sekitarnya dirusak maka kijang tersebut
harus berpindah atau mati kelaparan. Sebaliknya tumbuhan agar bisa hidup juga
tergantung pada binatang untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Kotoran binatang,
bangkai binatang maupun tumbuhan, menyediakan berbagai nutrisi yang bermanfaat
bagi tanaman
Mempelajari ekologi sangat penting, karena masa depan kita sangat tergantung
pada hubungan ekologi di seluruh dunia. Meskipun perubahan terjadi di tempat lain di
bumi ini, namun akibatnya akan kita rasakan pada lingkungan di sekitar kita. Meskipun
ekologi adalah cabang dari biologi, namun seorang ahli ekologi harus menguasai ilmu
lain seperti kimia, fisika, dan ilmu komputer. Ekologi juga berhubungan dengan bidang
ilmu-ilmu tertentu seperti geologi, meteorologi, dan oseanografi, guna mempelajari
lingkungan dan hubungannya antara tanah, air, dan udara.
Banyak yang mendifinisikan ekologi, menurut Kendeiihgh (1980) ekologi adalah
ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme yang satu dengan yang
lainnya. Di dalam Webmaster Unabridged Dictionary, ekologi disebut sebagai totalitas
atau pola hubungan antara organisme-organisme dengan lingkungannya.
Lingkungan di sini adalah gabungan dari komponen fisik maupun hayati yang
berpengaruh terhadap kehidupan organisme.Menuru Miller (1975), ekologi adalah
ilmu mengenai hubungan timbal balik antara organisme dan sesamanya serta dengan
lingkungan tempat tinggalnya dan menurut Odum, (1971) ekologi adalah suatu studi
yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem.
Struktur di sini menunjukan suatu keadaan atau susunan dari sistem ekologi pada
waktu dan tempat tertentu. Keadaan itu termasuk kepadatan/kerapatan, biomassa,
penyebaran potensi unsur-unsur hara, energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang

16
menberi karakteristik kondisi sistem tersebut yang kadang-kadang mengalami
perubahan. Sedangkan fungsinya menggambarkan peran setiap komponen yang ada
dalam sistem ekologi atau ekosistem. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari
pengertian bagaimana fungsi organisme di alam.
Ekologi berkaitan dengan berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan
kehidupan (peradaban) manusia, seorang yang belajar ekologi sebenarnya bertanya
tentang berbagai hal bagaimana alam bekerja, bagaimana proses adaptasi dapat
berlangsung, apa yang diperlukan oelh organisme dan apa pula yang dihasilkannya,
bagaimana mereka berinteraksi dengan spesies lainnya, dan bagaimana
individu-individu dalam spesies diatur sebagai populasi serta bagaimana pula
eksotisme yang dimuculkan.
Komponen-komponen yang ada di dalam lingkungan hidup meliputi komponen
abiotik dan biotik yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan
membentuk suatu sistem kehidupan yang disebut ekosistem. Suatu ekosistem akan
menjamin keberlangsungan kehidupan apabila lingkungan itu dapat mncukupi
kebutuhan minimum dari kebutuhan organisme. Maka keberadaan
komponen-komponen tersebut ada yang senatiasa tersedia dan ada yang terbatas.
Seperti populasi beberapa jenis flora ataupun fauna (biotik) yang akhir-akhir ini punah
dan sinar udara (abiotik) yang senantiasa tersedia.
Ekologi sebagai ilmu pengetahuan memiliki hubungan dan kesaling tergantungan
dengan ilmu lain, seperti Fisika, Kimia, Taksonomi, Genetika, Mikrobiologi,
Bioteknologi, Ilmu Lingkungan, hingga Politik dan ekonomi. Ekologi berhubungan
dengan ilmu Fisika dan Kimia seperti pada analisa fisik kimiawi terhadap kondisi
ekologi di satu tempat.
Contoh lain, hubungan ekologi dengan Ekonomi dan Politik seperti pengaruh
kondisi ekologis yang dapat menjadi bahan pertimbangan pengambilan
keputusan-keputusan dalam hal kebijakan ekonomi dan politik.
Ekologi berdasarkan objeknya dapat diklasifikasi menjadi : Ekologi hewan,
Ekologi Tumbuhan, Ekologi Gulma, Ekologi Parasit, dsb. Berdasarkan habitatnya
dapat dibagi menjadi ekologi estuari, ekologi darat, ekologi laut, ekologi pegunungan,
ekologi tanah dsb.

17
7. KEDUDUKAN DAN PERKEMBANGAN EKOLOGI
Sebagai bagian dari biologi, ekologi merupakan bagian dasar. Ekologi sejajar
dengan bagian dasar yang lain, misalnya biologi molekuler, biologi perkembangan,
genetika, fisiologi, dan morfologi. Ekologi mengalami perkembangan sejalan dengan
perkembangan ilmu dan teknologi. Perkembangan ekologi mempengaruhi ilmu yang
lain, demikian juga perkembangan ilmu yang lain mempengaruhi ekologi.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa ekologi berasal dari kata oikos yang
artinya rumah dan logos yang artinya ilmu. Secara harfiah ilmuekologi adalah suatu
ilmu yang mempelajari “tata rumah” atau “tata rumah tangga” manusia. Lambat laun
bidang ilmu penelitian ekologi tidak terbatas pada manusia dan lingkungannya, tetapi
penelitian juga meluas sampai pada penelitian atas semua jasad hidup dan
lingkungannya. Ilmu ekologi dalam menganalisis tata lingkungan mempergunakan
konsep model lingkaran. Lingkaran yang melukiskan proses rumah tangga lingkungan
lazim dikenal dengan nama “lingkaran energi, materi, dan informasi” . Dalam proses
tersebut dikenal 2 golongan, yaitu: (1) golongan produsen, (2) golongan konsumen
(termasuk jasad hidup pengurai). Selama proses aliranenergi dan materi tidak
terganggu, selama itu pula tata lingkungan tetap dalam “keseimbangan ekologis”.
Corak pertumbuhan dan perkembangan ilmu ekologi, seorang ahli ilmu hayat
pencipta ilmu ekologi bernama Haeckel (1866) mengemukakan bahwa ilmu ekologi
tergolong dalam disiplin “biologi”, karena ilmu ekologi mempelajari persyaratan
biologis bagi jasad dan makhluk hidup dalam lingkungannya. Justru dari kalangan para
ahli biologi, ilmu ekologi tidak mendapatkan perhatian secara layak. Ada beberapa ahli
yang mengembang-kan ilmu ekologi, di antaranya adalah ahli dalam bidang geografi
fisik dan biografi.
Ilmu ekologi pada awalnya merupakan suatu pengetahuan umum dan hanya
mempelajari hubungan lingkungan secara individual atas dasar fisiologi. Pada waktu
itu para cendekiawan, khususnya dari kalangan ilmu alam, kurang menaruh perhatian
pada berbagai ilmu yang sifatnya umum, tetapi orang lebih banyak mengarahkan
perkembangan ilmu-ilmu ke arah spesialisasi. Walaupun perhatian orang terhadap ilmu
ekologi jika dibandingkan dengan ilmu lain, terutama ekonomi dan politik kurang
memadai, namun ekologi terus berkembang. Sebagai bukti bahwa ilmu ekologi dapat
terus berkembang dan melebarkan sayapnya ke bidang-bidang lain seperti botani, dan
zoologi.

18
Belakangan ini kebijakan pemerintah dan berbagai organisasi lain dalam
“perlindungan alam dan lingkungan permukiman” serta “pemeliharaan dan pelestarian
lingkungan” didasarkan atas hasil penelitian dan ajaran ilmu ekologi. Sebagai langkah
lebih lanjut dari ilmu ekologi yang patut disinggung adalah diperkenalkannya “ekologi
landscape”. Perhatian orang terhadap ilmu ekologi yang pada mulanya kurang, secara
mendadak berubah. Perubahan sikap para cendekiawan dan politisi atas ilmu ekologi
terjadi setelah dunia dilanda “krisis lingkungan hidup manusia”.
Pada dasawarsa 1970-an setelah diadakannya konferensi PBB tentang lingkungan
hidup “Stockholm” (1972), perhatian cendekiawan, politisi, dan pemerintah dari
negara-negara maju dan negara berkembang terhadap permasalahan lingkungan hidup
berubah, termasuk dalam dunia ilmu pengetahuan dan penelitian lingkungan. Salah
satu resolusi yang dihasilkan oleh konferensi Stockholm adalah didirikannya badan
khusus dalam PBB yang memperoleh tugas untuk mengurus permasalahan lingkungan.
Nama badan itu ialah UNEP (United Nations Environmental Program) yang
berkedudukan di Nairobi (Kenya).
Pada setiap tanggal 5 Juni (hari pembukaan konferensi di Stockholm) oleh banyak
negara, termasuk di Indonesia dijadikan sebagai hari lingkungan hidup untuk
memperingatkan dunia atas bahaya yang terus-menerus mengancam lingkungan hidup
kita. Hal tersebut merupakan wujud dari perkembangan ilmu ekologi.
Sementara itu, para pakar ekologi pada awalnya mempelajari ekologi berawal dari
geografi tumbuhan yang berkembang ke aspek lain yaitu komunitas tumbuhan yang
kemudian berkembang menjadi ekologikomunitas. Pada waktu yang hampir
bersamaan juga berkembang berbagaistudi mengenai dinamika populasi atau ekologi
populasi. Studi ini kemudian berkembang menjadi ekologi perilaku. Perkembangan
ini tentunya akan terus berlanjut sejalan dengan berjalannya waktu.
Hingga beberapa tahun, dinamika populasi dan ekologi komunitas menjadi
perhatian besar bagi para pakar ekologi. Dengan adanya perhatian yang besar terhadap
berbagai faktor fisik lingkungan, kemudian timbul beberapa cabang ilmu ekologi
seperti ekoklimatologi, fisioekologi, dan ekoenergetika.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa ekologi adalah bagian dari biologi, tetapi
ekologi tidak dapat dipisahkan dari ilmu-ilmu yang lain,seperti ilmufisika, kimia, serta
ilmu bumi dan antariksa.Ilmu fisika berperan pentingdalam ekologi karena berbagai
faktor fisik seperti suhu, kelembaban, cahaya, hujan, dan faktor fisik lainnya banyak
terkait dalam studi ekologi. Ilmu kimia menduduki peran penting dalam ekologi karena

19
proses kimia merupakan proses yang mendukung studi ekologi. Misalnya dalam siklus
C, P, N, K merupakan bagian penting dari ekologi.
Ekologi modern memusatkan perhatian pada konsep ekosistem. Konsep ini
menyangkut beberapa asas dasar yang nanti akan diuraikan pada kegiatan belajar atau
modul-modul berikutnya. Penggunaan konsep ekosistem menuju kepada pendekatan
baru yaitu pendekatan sistem. Pendekatan ini meliputi penggunaan model-model
matematika, yang antara lain digunakan untuk menjelaskan secara lebih sederhana
suatu ekosistem atau dapat pula untuk meramal/menduga perubahan-perubahan yang
akan terjadi pada masa yang akan datang. Bahkan dalam perencanaan pembangunan,
dapat diperkirakan dampak-dampak yang akan terjadi pada suatu ekosistem sehingga
dapat direncanakan pula bagaimana mengeliminir dampak negatif yang akan terjadi.

8. JENIS-JENIS EKOLOGI
Berikut merupakan Jenis-Jenis Ekologi:
1. Ekologi Hutan
Ekologi Hutan merupakan studi yang mempelajari interaksi antara mahluk hidup
dengan lingkungan. Interaksi ini sangat kuat dan kompleks sehingga membuktikan
bahwa ekologi ialah biologi lingkungan (Eviromentalbiology). Hutan
merupakan sekumpulan tumbuh-tumbuhan yang banyak di tumbuhi pohon-pohon dan
mempunyai kondisi lingkungan yang berbeda dengan kondisi diluar hutan.
Hubungan antara sekumpulan tumbuh-tumbuhan hutan, margasatwa dan alam
lingkungannya begitu dekat sehingga hutan bisa dipandang sebagai sebuah sistem
ekologi atau ekosistem. Ekosistem merupakan suatu sistem didalam alam yang
terdapat mahluk hidup (organisme) dan lingkungan yang terdiri dari zat-zat tak hidup
yang saling mempengaruhi dan diantara keduanya terjadi pertukaran zat yang perlu
untuk dipertahankan kehidupannya.
2. Ekologi Laut
Ekologi laut adalah studi yang mempelajari tentang Ekosistem air laut. Ekosistem
air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, terumbu karang, dan padang lamun.
Berikut pembahasan tentang ekologi laut. Habitat air laut (oceanic) ditandai oleh
salinitas yang tinggi dengan ion Cl mencapai 55% terutama di daerah laut tropik,
karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C.

20
Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas
dibagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termocline.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah
permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai
ketengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga
memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik. Habitat laut
dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara
horizontal.
3. Ekologi Estuari
Estuari (muara) adalah tempat berkumpulnya sungai dengan laut. Estuari sering
dibatasi oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air
berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga
dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut airnya. Nutrien dari sungai
memperkaya estuari.
Kumpulan tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam,
ganggang, dan fitoplankton. Kumpulan hewannya antara lain berbagai cacing, kerang,
kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang
menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air
tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu
unggas air.
Estuaria meruapakan sebuah perairan semi tertutup yang terdapat di hilir sungai
dan masih berkomunikasi dengan laut, sehingga memungkinkan terjadinya
percampuran air laut dan air tawar dari sungai atau drainase yang berasal dari muara
sungai, teluk, rawa pasang surut. Bentuk estuaria berbeda-beda dan sangat bergantung
pada besar kecilnya air sungai, kisaran pasang surut, dan bentuk garis pantai.
Kebanyakan estuaria diutamakan substrat lumpur yang berasal dari endapan yang
dibawa oleh air tawar maupun air laut. Karena partikel yang mengendap kebanyakan
bersifat organik, subtrat dasar estuaria biasanya kaya akan bahan organik. Bahan
organic ini menjadi cadangan makanan utama bagi organisme estuaria.
4. Ekologi Padang Lamun
Lamun pada umumnya membentuk padang lamun yang sangat luas di dasar laut
yang masih bisa dijangkau oleh cahaya matahari yang memenuhi bagi
pertumbuhannya. Lamun hidup di perairan dangkal dan jernih pada kedalaman antara
2-12 m, dengan sirkulasi air yang baik. Air yang bersirkulasi dibutuhkan untuk

21
mengirimkan zat-zat hara danoksigen, serta membawa hasil metabolisme lamun ke
luar dari daerah padang lamun. Hampir semua jenis substrat dapat ditumbuhi lamun,
mulai dari substrat berlumpur sampai dengan berbatu. Namun padang lamun yang
luas lebih sering ditemukan di substrat lumpur berpasir yang tebal antara hutan rawa
mangrove dan terumbu karang. Selain ekosistem terumbu karang, sebagian ekosistem
yang sangat erat hubungannya dengan terumbu karang terdapat ekosistem padang
lamun. Biasanya ekosistem ini berada bersampingan dengan terumbu karang dan
merupakan penunjang ekosistem terumbu karang serta sebagai tempat peliharaan,
tempat mencari makan, dan tempat berkembang biak bagi beberapa jenis ikan dan
biota laut lainnya. Ekosistem padang lamun memiliki kondisi ekologis yang sangat
khusus dan berbeda dengan ekosistem mangrove dan terumbu karang.
5. Ekologi Air tawar
Ekologi air tawar sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Air tawar
sendiri penting karena ia adalah sumber air rumah tangga dan industri yang murah,
komponen air tawar merupakan merupakan daur hidrologis, dan ekosistem air tawar
merupakan sistem disporsal / pembuangan yang mudah dan murah.
Habitat air tawar :
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk
ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah
sungai.
1. Air tergenang/ lentik (asal kata lenis = tenang) contoh : danau, kolam, dan rawa.
2. Air mengalir / lotik (asal kata lotus = tercuci) contohnya: mata air, aliran
air/sungai dan selokan.
Perbedaan antara air tergenang dengan air mengalir diantaranya :
1. Adanya arus
2. Pertukaran antara air dengan dasar lebih intensif karena adanya arus.
3. Pada air mengalir, kadar oksigen lebih tinggi dibandingkan air tenang
4. Percampuran suhu dan kandungan zat lebih merata.

Air Tergenang (Lentik)


A.Organisme di Perairan Menggenang (Lentic)
Perairan menggenang (lentik) adalah suatu bentuk ekosistem perairan yang di
dalamnya aliran atau arus air tidak memegang peranan penting. Hal ini karena aliran
air tidak begitu besar atau tidak mempengaruhi kehidupan organisme yang ada di

22
dalamnya. Pada perairan ini faktor yang amat penting diperhatikan adalah pembagian
wilayah air secara vertikal yang memiliki perbedaan sifat untuk tiap lapisannya,
contoh dan jenis perairan ini adalah danau, rawa, situ, kolam dan perairan
menggenang lainnya. Perairan menggenang di bagi dalam tiga lapisan utama yang
didasari oleh ada tidaknya penetrasi cahaya matahari dan tumbuhan air, yaitu: Littoral,
limnetik dan profundal, sedangkan atas dasar perbedaan temperatur perairannya,
perairan menggenang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu: metalimnion, epilimnion, dan
hipolimnion. Kelompok organisme di perairan menggenang berdasarkan niche utama
dalam kedudukan rantai makanan meliputi produser (autotrof), makro konsumer
(heterotrof) dan mikrokonsumer (dekomposer). Kelompok organisme yang ada di
perairan menggenang berdasarkan cara hidupnya meliputi: benthos, plankton,
perifiton, nekton dan neuston.

B.Distribusi Organisme di Perairan Menggenang


Pada zona litoral, produser utamanya adalah tanaman yang berakar (anggota
spermatophyta) dan tanaman yang tidak berakar (fitoplankton, ganggang dan tanaman
hijau yang mengapung). Sedangkan konsumernya meliputi beberapa larva serangga
air seperti, platyhelminthes, rotifer, oligochaeta, moluska, amphibi, ikan, penyu, ular
dan lain sebagainya. Pada zone limnetik, produsernya terutama fitoplankton dan
tumbuhan air yang terapung bebas seperti, water hyacinth (Eichornia crassipes),
Cerratophyllum spp, Utricularia spp, Hydrilla verticillata, duckweed (Lemna spp);
dan vascular plants, seperti: Equisetum spp; Ioetes spp dan Azolla spp. Sedangkan
konsumernya meliputi zooplankton dari copepoda, rotifera dan beberapa jenis ikan.
Pada zona profundal, banyak dihuni oleh jenis-jenis bakteri dan fungi, cacing darah,
yang meliputi larva chironomidae, dan annelida yang banyak mengandung
haemoglobin, jenis-jenis kerang kecil seperti anggota famili sphaeridae dan larva
“phantom” atau Chaoboras (corethra). Rantai makanan adalah suatu transfer energi
dari tumbuhan melalui serangkaian organisme dengan jalan makan-memakan. Pada
tiap transfer ada 80-90% energi potensial yang hilang sebagai panas. Oleh karena itu
rantai makanan dalam satu deretan jumlahnya terbatas, biasanya 4 – 5 tingkat. Makin
pendek rantai makanan, maka lebih banyak tersedia energi yang dapat dimanfaatkan.

23
Jenis Ekosistem Perairan secara Tergenang (Lentik) :
1.Danau
Danau merupakan kumpulan air yang seolah-olah berda dalam suatu baskom dan
tidak mempunyai hubungan dengan laut atau merupakan suatu badan air yang
menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter
persegi. Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari.
Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut
daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di
danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin.
Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar.
Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan
jaraknya dari tepi.

Beberapa fungsi danau secara ekosistem adalah sebagai berikut:

1. Sebagai sumber plasma nutfah yang berpotensi sebagai penyumbang bahan


genetik
2. Sebagai tempat berlangsungnya siklus hidup jenis flora/fauna yang penting
3. Sebagai sumber air yang dapat digunakan langsung oleh masyarakat
sekitarnya (rumahtangga, industri dan pertanian)
4. Sebagai tempat penyimpanan kelebihan air yang berasal dari air hujan, aliran
permukaan, sungai-sungai atau dari sumber-sumber air bawah tanah
5. Memelihara iklim mikro, di mana keberadaan ekosistem danau dapat
mempengaruhi kelembaman dan tingkat curah hujan setempat
6. Sebagai sarana tranportasi untuk memindahkan hasil-hasil pertanian dari
tempat satu ke tempat lainnya
7. Sebagai penghasil energi melalui plta
8. Sebagai sarana rekreasi dan objek pariwisata.

Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.

o Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan
optimal. Contohnya berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi,

24
reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa
mamalia yang sering mencari makan di danau.
o Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat
ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk
ganggang dan sianobakteri.
o Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau.
o Daerah bentik
(daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati)

Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organik-nya,


yaitu sebagai berikut
a. Danau Oligotropik
Oligotropik merupakan danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena
fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali,
dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang
tahun.
b. Danau Eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan
kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya
keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dangkal, kaya akan fosfor, bahan
organik dan plankton sertaoksigen terdapat di daerah profundal. Danau atau kolam
Eutrofik mempunyai keanekaragaman organisme yang tinggi.
2. Kolam
Kolam umumnya di definisikan sebagai kumpulan air yang dangkal dan sifat
umumnya relatif merupakan air tenang dan kaya akan vegetasi.
Kolam dapat dibagi atas :
1. Kolam berasal dari danau yang luas.
2. Kolam yang tidak berhubungan dengan danau, ukurannya kecil.
3. Kolam buatan manusia
Berdasarkan musim, kolam dapat di bedakan atas :
1.Kolam sementara (Kolam sementara hanya ada pada waktu ada tertentu.)
2.Kolam permanen (Kolam permanen berisi air sepanjang tahun.)

25
Kolam merupakan tempat tinggal yang baik bagi hewan-hewan invertebrata misalnya:

 Flagellata terdiri dari Euglena, Pandoria, Rudorina dan volvox.


 Diantara Coelenterata, hydra sering terlihat menempel pada tanaman dibawah
air
 Filum Platyhelminthes seperti turbellaria tedapat di bawah batu dan di antara
vegetasi.
 Annalida diwakili oleh cacing tanah air tawar seperti Limicoloa,
 Arthropoda merupakan bentuk yang dominan terdapat dalam perairan kolam.

3. Rawa
Rawa dan payau merupakan bentuk peralihan antara air terbuka dan dataran.
Rawa biasanya dikelilingi vegetasi, umunya dangkal dan tanaman mengapung.
Vegetasi rawa terdiri dari tumbuh-tumbuhan menahun yang selalu hijau yang
diselingiu oleh tamnaman merambat. Variasi atau keanekargaman hewan sangat kecil.
Terdapat protozoa, rotifer, nematode, larva capung, Amphisoda, Isopoda, ikan, dan
kura-kura. Pada lapisan dasar terdapat insekta, keong, dan ikan-ikan. Dalam keadaan
yang tidak menyenangkan penghuni rawa membentuk kista. Sebagai contoh ikan
(lepidosiner dan ceratodus) mem bungkus diri dengan lumpur selama beberapa bulan.

Faktor-faktor pembatas
Faktor-faktor pembatas yang cukup penting pada air tawar adalah
1. Suhu
Air mempunyai beberapa sifat unik yang berhubungan dengan panas yang secara
bersama-sama mengurangi perubahan suhu sampai tingkat minimal, sehingga
perbedaan suhu dalam air lebih kecil dan perubahan yang terjadi lebih lambat
daripada di udara. Sifat yang terpenting adalah
 Panas jenis yang tinggi
 Panas fusi yang tinggi
 Panas evaporasi yang tinggi
 Kerapatan air tertinggi terjadi pada suhu 4C
2. Kejernihan
Penetrasi cahaya sering kali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi
zona fotosíntesis dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman. Kekeruhan,

26
terutama bila disebabkan oleh lumpur dan partikel yang dapat menngendap, sering
kali penting dianggap sebagai faktor pembatas. Sebaliknya bila kekeruhan disebabkan
oleh organisme, ukuran kekeruhan merupakan indikasi produktifitas.
3.Arus
Air cukup padat, maka arah arus amat penting sebagai faktor pembatasan,
terutama pada aliran air. Arus juga amat menentukan distribusi gas yang vital, garam,
dan organisme kecil.
4. Konsentrasi Gas Pernafasan
Berbeda dengan lingkungan laut, konsentrasi oksigen dan karbón dioksida sering
kali terbatas pada air tawas
5. Konsentrasi Garam Terlarut

Adaptasi tumbuhan dan hewan


Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya
tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang
hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.

Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut :

 Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat
seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga
maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai
(Nymphaeagigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan
tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan
tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
 Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak
aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di
ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis
melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya
melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.

27
Klasifikasi Ekologis Organisme Air Tawar
Organisme dapat di klasifikasikan dengan dasar niche utama pada posisinya
dalam rantai energi rantai makanan sebagai :
Autotroph ( produsen ) : tanaman hijau dan mikroorganisme
kemosintetik.
Phagotroph ( konsumen makro ) : pertama, kedua dan seterusnya.
Saprotroph (konsumen mikro atau pengurai), diklasifikasikan sesuai dengan
bahan organik
Kedua organisme di dalam air mungkin dapat di klasifikasikan bentuk
kehidupanya berdasarkan model kehidupannya sebagai berikut :
Bentos : organisme yang melekat atau beristirahat pada dasar atau hidup di dasar
endapan.
Periphyton atau organisme
Aufwuchs : maupun binatang dan daun dari tanaman yang berakar atau permukaan
lain yang menonjol dari dasar.
Plankton : organisme mengapung yang pergerakanya kira-kira tergantung pada arus.
Nekton : organisme yang dapat berenang dan bergerak dengan kemauan sendiri
misalnya ikan amfibi, serangga air besar termasuk golongan ini.
Neuston : organisme yang beristirahat atau berenang pada permukiman.

Di dalam kolam dan danau tiga zona umumnya nyata seperti di tunjukan
secara diagram pada gambar berikut ini :

Zona Litoral : daerah perairan yang dangkal dengan penetrasi cahaya sampai ke
dasar, biasanya di kolam dan danau alami di tumbuhi oleh tanaman, tetapi selalu
demikian pada kolam yang di kelola.

28
Zona Limetik : daerah air terbuka sampai ke dalam penetrasi cahaya yang efektif
di sebut tingkat konfensasi yaitu daerah dimana fotosintesa seimbang dengan
respirasi.
Zona Profundal : bagian dasar dan daerah air yang dalam yang tidak tercapai
oleh penetrasi Cahaya efektif. Zona ini biasanya tidak ada pada kolam.
Pada aliran air terdapat 2 zona utama yaitu :
1. Zona Air Deras
2. Zona Air Tenang

Biota Air Tawar ( Flora dan Fauna )


Sebagian besar difisio tanaman dan banyak phyla utama binatang di wakili oleh
satu atau lebih marga yang hidup dalam komunitas air tawar. Di antara binatang
konsumen, empat kelompok menyusun sebagian besar biomas dari kebanyakan
ekosistem air tawar yaitu moluska, serangga air, udang-udang dengan ikan.
Komunitas Lentik
1. Produsen.
Produsen di zona litoral terdiri dari 2 tipe : yang berakar atau tanaman bentik,
kebanyakan anggota devisio spermatophyte ( tanaman berbiji ) dan fhytoplankton,
atau tanaman hijau yang mengapung, kebanyakan ganggang.
hal ini di ketahui oleh awan karena mungkin seorang mula-mula menganggap bahwa
pertumbuhan yang cepat dari ganggang akan menaikan kadar oksigen terlarut dalam
air.

Susunan wakil tanaman dari tempat yang dangkal ke tempat yang dalam :
(a). zona vegetasi tersembul.
Tanaman berakar yang bagian alat fotosintesisnya muncul di atas permukaan air.
Jadi karbon dioksida untuk menghasilkan makanan di ambil dari udara tetapi bahan
menntah yang lain. Di ambil dari bawah permukaan air.
(b). zona tanaman berakar dengan daun yang mengapung.
Teratai tanaman yang biasa di jumpai pada zona ini di sebagian amerika serikat
bagian timur tetapi tanaman lain ( misalnya brasenia ) mempunyai bentuk
kehidupan yang serupa.

29
(c). Zona vegetasi terendam.
Tanaman berakar yang seluruhnya atau sebagian besar terendam. Anggota
potamogetomaceae biasanya dominan dizona ini.
Tipe-tipe utama ganggang adalah
1. Diatomae adalah indicator yang baik untuk kualitas air
2. Ganggang hijau adalah sel tunggal seperti desmid, bentuk benang yang terapung
atau terikat dan berbagai bentuk kolam yang terapung
2. Konsumen
Zona litoral merupakan daerah yang dihuni oleh lebih banyak jenis binatang di
bandingkan dengan zona yang lain.
Zonasi vertical lebih nyata pada binatang di bandingkan dengan zona horizontal.
Zona tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Sifat komunitas di zona limnetic
Zooplankton limnetic hanya terdiri dari beberapa jenis tetapi jumlah individual
mungkin besar. Copepod,cladocera dan rotifer umumnya paling penting dan jenis ini
amat berbeda dari yang dijumpai di zona litoral.
Nekton limetik di daerah air tawar hampir seluruhnya terdiri dari ikan. Di dalam
kolam, ikan di zona limetik sama dengan ikan di zona litoral tetapi di perairan yang
lebih luas beberapa jenis mungkin hanya sampai di daerah limnetic.
Sifat komunitas di zona profundal
Karena tidak ada cahaya, penghuni daerah profundal tergantung pada daerah
limnetic dan litoral untuk bahan makanan dasar.
Sebaliknya zona profundal memberikan nutrisi yang telah di daur ulang yang
terbawa oleh arus dan binatang yang berenang ke zona lain.

9. SUKSESI DAN SUKSESI EKOLOGI


Definsi Suksesi
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang
terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk
komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan perkataan lain.
suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju
ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi lingkungan fisik dalam
komunitas atau ekosistem. (Arianto Sam, 2008)

30
Suksesi adalah proses perubahan ekosistem dalam kurun waktu tertentu menuju ke
arah lingkungan yang lebih teratur dan stabil. Proses suksesi akan berakhir apabila
lingkungan tersebut telah mencapai keadaan yang stabil atau telah mencapai klimaks.
Ekosistem yang klimaks dapat dikatakan telah memiliki homeostatis, sehingga mampu
mempertahankankestabilan internalnya.(Admin,2010)
Suksesi ekologi adalah proses perubahan komunitas yang disebabkan tumbuh dan
berkembannya spesies baru seiring waktu.Proses yang terjadi berupa urutan-urutan
yang lambat, dan pada umunya perubahan dapat diramalkan, yakni dalam hal
kekayaan dan komposisi spesies yang ada di suatu tempat.Perubahan-perubahan ini
dapat juga mengubah populasi yang mebentuk komunitas (Leksono :143).

Konsep Suksesi
 Sere
Seluruh seri komunitas yang terbentuk pada keadaan/waktu tertentu
 Suksesi
Suatu seri perubahan berurutan dan bertahap dari komunitas pada suatu wilayah
ekosistem tertentu
 Klimaks
Suatu keadaan seimbang-dinamis dari populasi yang menentukan dalam perjalanan
suksesi ekologis yang optimum.

Tahapan – tahapan suksesi


Proses suksesi dapat terjadi melalui beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :
a. Kolonisasi
Tahap awal dari suksesi adalah kolonisasi,selama tahap tersebut habitat yang
kosong dipenuhi oleh oragisme – organisme. Kolonisasi ini memerlukan : pertama,
bahwa organisme tersebut sampai dilokasi dan kedua, organisme tersebut menjadi
mantap disana. Kemampuan organisme untuk sampai pada suatu tempat tergantung
pada kemampuan dispersal individu tersebut dan isolasi yang ada pada daerah
tersebut.
b. Modifikasi Tempat
Dari tahap kolonisasi, organisme – organisme yang berdiam didaerah itu akan
mengubah sifat – sifat tempat tersebut. Koloni awal dari suksesi primer pada daerah

31
terestial biasanya adalah mikroorganisme – mikroorganisme tanah seperti misalnya
lichens (lumut kerak) yang meruakan kolonis permulaan dari bebatuan vulkanik.
Organisme ini akan mempengaruhi sifat – sifat batuan yang didiami.Merupakan
pengubahan sifat-sifat tempat (habitat) yang dilakukan oleh koloni makhluk hidup.
c. Variabilitas Ruang
Tahap berikut dari modifikasi ruang adalah peningkatan variablitas ruang(spasial)
habitat. Contohnya adalah Dryas drummndii adalah tanaman pembentuk hutan yang
terpentingpada suksesi awal di Alaska. Tumbuhan ini menghasilkan gradient sifat
tanah. Bahan organik tanah brvriasi pada bagian tengah hutandan pada bagian tepi
hutan.
Penutupan vegetasi ummnya berpengaruh pada perbaikan temperature, cahaya
dan evaporasi. Oleh karena transpirasi hutan akan cenderung menciptakan
kelembapan internal yang tinggi, kehilangan air dari organisme yang ada dihutan
mungkin akan berkurang. Temperature udara akan lebih rendah dalam tegakan suksesi
suksesi yang lebih tua.

Pembagian suksesi
Para ahli ekologi membedakan dua tipe suksesi, yakni primer dan sekunder
(Leksono :143).
1.Suksesi Primer
Didalam suksesi primer organisme mulai menempati wilayah baru yang belum
ada kehidupan sama sekaliseperti sebuah pulau baru yang terbentuk karena letusan
gunung berapi. Contohnya di daerah bekas letusan gunung krakatau mula-mula
muncul tumbuhan pioner berupa lumut kerak serta tumbuhan lumut yang tahan
terhadap penyinaran matahari dan kekeringan. Tumbuhan perintis itu mulai
mengadakan pelapukanpada daerah permukaan lahan sehingga terbentuk tanah
seerhana. Bila tumbuhan perintis mati akan mengundang datangnya pengurai. Zat
yang terbentuk karena aktivitas penguraian bercampur dengan hasil pelapukanlahan
membentuk tanah yang lebih kompleks susunannya. Dengan adanya tanah ini biji
yang datang dari luar daerah dapat tumbuh subur, kemudian rumput yang tahan
kekeringan akan tumbuh. Bersamaan dengan itu tumbuhan herba pun tumbuh
menggantikan tumbuhan pioner dengan menaunginya. Kondisi seperti itu tidak
menyebabkan pioner tumbuh subur justru sebaliknya.Sementara itu rumput belukar
dan akarnya yang kuat terus mengadakan pelapukan lahan. Bagian tumbuhan yang

32
mati diuraikan oleh jamur sehingga keadaan tanah menjadi lebih tebal.Kemudian
semak tumbuh dan menaungi rumput dan belukar hingga terjadilah
kompetisi.Lama-kelamaan semak menjadi dominan kemudian pohon mendesak
tumbuhan belukar sehingga terbentuklah hutan.Saat itulah ekosistem disebut
mencapai keseimbangan atau dikatan komunitas mencapai klimaks, yakni perubahan
yang terjadi sangat kecil sehingga tidak banyak mengubah komunitas itu (Leksono :
143-144).
2. Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder terjadi setelah komunitas yang ada mengalami gangguan yang
besar, contohnyasebuah komunitas klimaks (stabil) hancur karena terjadinya
kebakaran hutan, banjir, gelombang tsunami, angin kencang, dan gangguan buatan
seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput dengan sengaja namun
gangguan tersebut tidak merusak total organisme sehingga substrat lama dan
benih-benih tumbuhan lama masih ada. Komunitas padang rumput dan bunga liar
aakan tumbuh pertama kali. Selanjutnya diikuti oleh tumbuhan semak-semak.
Terakhir pohom-pohonan baru muncul kembali dan wilayah tersebut akan kembali
menjadi hutan hingga gangguan muncul kembali ( Leksono :144).

Faktor yang memengaruhi proses suksesi, yaitu:

1. Luasnya habitat asal yang mengalami kerusakan.


2. Jenis-jenis tumbuhan di sekitar ekosistem yang terganggu.
3. Kecepatan pemencaran biji atau benih dalam ekosistem tersebut.
4. Iklim, terutama arah dan kecepatan angin yang membawa biji, spora. dan
benih lain serta curah hujan yang sangat berpengaruh dalam proses
perkecambahan.
5. Jenis substrat baru yang terbentuk.
6. Iklim, terutama arah dan kecepatan angina yang membantu penyebaran biji,
sporam dan benih serta curah hujan.
7. Sifat – sifat jenis tumbuhan

Suksesi tidak hanya terjadi di daratan, tetapi terjadi pula di perairan misalnya di
danau dan rawa. Danau dan rawa yang telah tua akan mengalami pendangkalan oleh
tanah yang terbawa oleh air. Danau yang telah tua ini disebut eutrofik.

33
Telah dijelaskan bahwa akhir suksesi adalah terbentuknya suatu komunitas
klimaks. Berdasarkan tempat terbentuknya, terdapat tiga jenis komunitas klimaks
sebagai berikut :
1. Hidroser yaitu sukses yang terbentuk di ekosistem air tawar.
2. Haloser yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air payau
3. Xeroser yaitu suksesi yang terbentuk di daerah gurun.

Pendekatan Dalam Kajian Suksesi


Sejalan dengan perkembangan dari ekologi umumnya maka dalam kajian suksesi
ini pun mengalami perkembangan,dan dapat di bagi dua periode pendekatan,yaitu
pendekatan secara lama atau tradisional di satu fihak dan pendekatan yang di tujukan
untuk melengkapi atau mengoreksi pendekatan lama berdasarkan konsep-konsep
ekosistem yang mendasarinya di fihak lain
a. Pendekatan Kajian Suksesi Lama /Tradisional
Teori suksesi pola pendekatan lama di dasarkan pada beberapa pemikiran yaitu:
1. Suksesi adalah suatu proses perkembangan komunitas yang teratur dan meliputi
perubahan komposisi jenis dan fungsi ekosistem melalui waktu tertentu,suksei
merupakan proses yang progresip dan dapat di perkirakan.
2. Fase awal dari suksesi struktur komunitas serhanan.dan di kuasai oleh tumbuhan
berumur pendek.sere breikutnya menjadi lebih progresif ,lebih kompleks dan di
kuasai oleh tumbuhan berumur panjang.
3. Suksesi berkulminasi dalam komunitas klimaks ,yang paling besar ,paling efisien
dan komunitas paling kompleks dari habitat yang mendukungnya.komunitas
klimaks adalah stabil dan mandiri.
4. Suksesi dari habitat yang berbeda dapat mengarah pada komunitas klimaks yang
sama.pemikiran ini di sebut kesamaan akhir “equifinality” jadi baik hidroseres
maupun xeroseres akan berkembang menjadi komunitas klimaks berupa hutans
5. Faktor penting yang berpengaruh terhadap bentuk komunitas klimaks adalah
iklim.cowles dan clements berpendapat bahwa untuk setiap daerah iklim akan
mempunyai satu bentuk komunitas klimaks.pendapat ini d sebut teori
monoklomaks .variasi local dari komunitas klimaks akan di tentukan oleh
tanah,dan apabila di beri waktu yangcukup akan berkembang mengarah ke
bentuk klimaks regional.

34
Teori suksesi tradisional / lama ini sangat kaku,lebih di tekankan pada pola
berpikir deduktif dan pembuktian yang bersifat relativesangat sedikit kasus suksesi
telah di kaji secara rinci karena perubahan meliputi waktu yang panjang beberapa
decade dan sulit mengelola penelitian lapangan untuk waktu yang lama ini.

b. Pola Pendekatan Suksesi Modern


Akhir-akhir ini timbul suatu pemikiran bahwa dalam kajian suksesi harus di
perhitungkan pula segala aspek dari ekosistem untuk menggambarkan perubahan
struktur dan fungsi ekosistem suksesi ini.
A. Pola aliran energy
B. Produktivitas
C. Efisiensi Ekologi
D. Struktur Trofik
E. Perubahan siklus Nutrisi
F. Struktur dan Keaneragaman

Beberapa Contoh Suksesi


Beberapa contoh dinbawah ini akan memberikan gambaran dari proses suksesi
,baik hidrosere maupun xerosere,dan memperlihatkan bagaiman terjadinya perubahan
struktur dan komposisikomunitas dari yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.
A. Danau gatun di terusan Panama ,amerika tengah
1. Komunitas tumbuhan air terapung ,terdiri dari Salvia aiuriculate,
pistiastratioites, Eichorniaazurea, Utriculariamixta, Jussieua catans.
2. Komunitas teratai,Nymphaeaampla bercampur dengan jenis-jenis di atas.
3. Komunitas tumbuhan air menjulang,yang terbanyak adalah Thypa
angsutifolia,Acrostychum danaeifolium, Crinum erubescens,Hibiscus sororius
dan Saqitaria lancifolia.
4. Komunitas rawa buluh ,terdiri dari Cyperus qiqnteus,Scirpus cubensis dan
jenis-jenis Cyperaceae lainnya.bersama-sama dengan rumput rumput besar
seperti Phraqmites communis dan Gynerium sagittatum,yang juga terdapat
Jussieuasuffruticosa(herba dikotil)dan paku-pakuan.
5. Komunitas rawa belukar terdiri dari Dalbergia castophylla dan keladi tinggi
Montrichardia arborescens

35
B. Danau Victoria di Afrika timur
1. Vegetasi tumbuhan terapung dan terendam,Nymphaea, Ceratophyllu, Trapa
dan lain-lain
2. Komunitas paku-pakuan dan Cyperaceaemerupakan campuran antara
paku-pakuan, Cyperaceae,Poaceae dan herba.
3. Rawa lymnophyton,di kuasai oleh Cyperus papyrus dan rumput
Mischanthidium violaceum dengan Lymnophyton obtusitolium sebagai
subdominant.
4. Rawa papyrus ,yang dominan hanya Cyperus Papyrus di serai oleh jenis
lainnya sebagai tambahan.
5. Rawa palm phoenix ,banyak pohon-pohon yang tingginya 6-9m,di antaranya
Phoenix reclinata dan Mitraqyna Stipulosa.
6. Hutan hujan Tropis

Contoh suksesi yang bersifat xerosere di ambil dari letusan berapi yaitu dari
gunung berapi di hawai dan di kemukakan oleh Doty tahun 1967dan Atkinson
pada tahun 1970.dan gunung Krakatau yang di kemukakan oleh Richard pada
tahun 1964 dan juga sebelumnya oleh Van borsum W th 1950 serta gunung Helens
th 1980.

Dampak Negatif Dan Positif Dari Suksesi


Dampak Negatif :
1. Berbagai tumbuhan liar akan hidup atau tumbuh dan mengubah semua
karakteristika dari vegetasi asalnya.
2. Penurunan kadar zat hara dari tanah,misalnya akibat degradasi habitat.
3. Suatu komunitas tumbuhan akibat adanya longsor,banjir,letusan gunung
berapidan atau pengaruh kegiatan manusia akan mengalami gangguan atau
kerusakan yang parah. Mengakibatkan tanah gersang, kehilangan nutrisi
organik,permukaan sangat terbuka dan kondisinya belum menunjang
kehidupan di atasnya.

Dampak Positif :

1. Terjadinya suksesi proses perubahan ekosistem dalam kurun waktu tertentu


menuju ke arah lingkungan yang lebih teratur dan stabil, Komunitas menjadi
lebih kompleks.

36
2. Bagi Tumbuhan pioner, tumbuhan ini akan menciptakan kondisi lingkungan
tertentu yang memberikan kemungkinan untuk hidup tumbuhan
lainnya.Koloni tumbuhan pionir ini akan menghasilkan proses pembentukan
lapisan tanahmemecah batuan dengan akarnya dan membebaskan materi
organic ketika terjadi pelapukan dari tumbuhan yang mati.

10. INDIVIDU, POPULASI, KOMUNITAS, DAN EKOSISTEM

A. Individu
Organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor kucing, sebatang pohon jambu,
sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia.
Dalam mempertahankan hidup, setiap jenis dihadapkan pada masalah-masalah
hidup yang kritis. Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan makanan,
mempertahankan diri terhadap musuh alaminya, memelihara anaknya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme harus memiliki struktur khusus
seperti : duri, sayap, kantung, atau tanduk.
Hewan juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti membuat sarang atau
melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan.

Struktur dan tingkah laku demikian disebut adaptasi.


Ada bermacam-macam adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya, yaitu:
adaptasi morfologi,
adaptasi fisiologi, dan
adaptasi tingkah laku.
1. ADAPTASI MORFOLOGI
penyesuaian bentuk tubuh.
a.Gigi-gigi khusus
Karnivora beradaptasi menjadi empat gigi taring besar dan runcing untuk
menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung pemotong yang tajam untuk
mencabik-cabik mangsanya.
Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan
ujungnya tajam. Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya.
Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak bergigi
dengan lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya

37
Contoh : Trenggiling ,hewan menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika
Tengah dan Selatan.
Makanannya: semut, rayap, dan serangga lain yang merayap.
Tumbuhan insektivora , misalnya kantong semar, memiliki daun berbentuk piala
dengan permukaan dalam yang licin sehingga dapat menggelincirkan serangga yang
hinggap.
Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan insektivora, serangga tersebut akan
dilumatkan, sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan.
b. Akar
Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang,berfungsi untuk menyerap air yang
terdapat jauh di dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk
bernapas.
2. ADAPTASI FISIOLOGI
adaptasi fungsi fisiologi tubuh.
a.Kelenjar bau
Musang dapat mensekresikan bau busukdengan cara menyemprotkan cairan
melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari
musuhnya.
b. Kantong tinta
Cumi-cumi dan gurita. Bila musuh datang, tinta disemprotkan sehingga musuh
tidak dapat melihat kedudukan cumi-cumi dan gurita.
c. Mimikri pada kadal
Kulit kadal dapat berubah warna karena pigmen yang dikandungnya. Perubahan
warna ini dipengaruhi oleh faktor dalam berupa hormon dan faktor luar berupa suhu
serta keadaan sekitarnya.
3. ADAPTASI TINGKAH LAKU
adaptasi yang didasarkan pada tingkah laku. Contohnya :
a. Pura-pura tidur atau mati
Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai.
Hewan ini sering berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati seekor
anjing
b. Migrasi
Ikan salem raja di Amerika Utara migrasi untuk mencari tempat yang sesuai untuk
bertelur.

38
B. Populasi
Populasi berasal dari bahasa latin yaitu ”populus” yang artinya rakyat, berarti
penduduk. Populasi dari suatu negara dimaksudkan adalah penduduk dari negara
tersebut. Sedangkan populasi yang dimaksudkan dalam ekologi adalah populasi
dari spesies-spesies atau jenis-jenis organisme. Populasi meliputi kumpulan
individu-individu organisme di suatu tempat yang memiliki sifat-sifat serupa,
mempunyai asal-usul yang sama, dan tidak ada yang menghalangi anggota-anggota
individunya untuk berhubungan satu sama lain mengembangkan keturunan secara
bebas. Individu-individu itu merupakan kumpulan-kumpulan yang heteroseksual.
Diperkirakan di atas planet Bumi saat ini ditemui kurang lebih 5 juta spesies
tumbuhan, 10 juta spesies hewan dan lebih kurang 2-3 juta spesies
mikroorganisme, dan lebih kurang 10% dan semua organisme itu yang berhasil
diidentifikasi dan diberi nama.
Beberapa sifat populasi yang penting berkenaan dengan ekologi, yaitu
pertumbuhan populasi, kerapatan populasi dan struktur populasi

a. Pertumbuhan populasi
Sifat dinamis populasi yang mendasar adalah tumbuh, yaitu kemampuan untuk
menambah jumlah individu. Tumbuh dirumuskan sebagai sifat esensial yang
membedakan populasi mahluk hidup dengan materi mati. Laju pertumbuhan populasi
yang dinyatakan dalam jumlah individu, yang dalam pertambahan populasi dibagi
jangka waktu terjadinya penambahan ini.
Apabila populasi yang individu-individu anggotanya bertambah atau
berkurang karena migrasi, maka perubahan itu secara positif hanya dapat diisi oleh
keturunannya, misalnya kelahiran atau natalitas yang harus terjadi. Ada beberapa
cara menghitung natalitas, tetapi selalu dihubungkan dengan kematian atau
mortalitas yang juga terjadi. Keseluruhan proses ini disebut sebagai laju
pertumbuhan. Konsep mendasar dari fenomena pertumbuhan populasi adalah
pertumbuhan eksponensial.

b. Kerapatan populasi
Ukuran populasi tumbuhan dan hewan di suatu tempat tertentu
(kerapatanpopulasi) biasanya tergantung dari migrasi. Karena pengaruh pakan atau
lingkungan fisikpopulasi maka ukuran populasi suatu spesies akan tidak sama
dengan ukuran spesies lain. Misalnya gajah yang bertubuh besar yang rendah

39
potensi biologiknya, akan dengan cepat merusak lingkungan hidupnya hingga
persediaan pakannya juga cepat habis, dan akan segera diikuti dengan angka
kematian tinggi, tetapi angka kelahirannya rendah dan akhirnya angka kematian
pun akan turun kembali diikuti meningkatnya angka kelahiran.
c. Struktur populasi
Sifat demografi yang penting bagi setiap anggota populasi adalah kenyataan
pada saat keseimbangn populasi itu dalam keadaan reproduktif. Karena itu maka pada
umumnya populasi dibagi dalam tiga kategori, yaitu pre-reproduktif, reproduktif dan
post-reproduktif. Untuk itu biasanya dikaji melalui piramida-piramida umur seperti
dalam gambar berikut.

A B C
Postreproduktif
reproduktif

prereproduktif

menuru stabil muda

.Piramida umur teoretik menunjukkan persentase tinggi ukuran populasi rendah,


medium dan tinggi. Kelas-kelas umur dikelompokkan menjadi prereproduktif,
reproduktif, dan postreproduktif.

d. Dinamika Populasi
Karena terganggu oleh kondisi-kondisi lingkungan yang berubah secara berkala
semua populasi akan dan sudah menunjukan fluktuasi ukuran. Banyak populasi yang
mengalami siklus naik turun dengan drastis dipengaruhi oleh interaksi kompleks
antara faktor-faktor biotik dan abiotik. Sebuah metapopulasi adalah sekelompok
populasi yang ditautkan oleh imigrasi dan emigrasi, contohnya imigrasi dan emigrasi
menautkan populasi bajing tanah belding dengan populasi-populasi lain dari spesies
tersebut yang semuanya membentuk metapopulasi (Reece : 368).

Seperti halnya suatu individu, suatu populasi pun mempunyai ciri- ciri biologi, antara
lain :

1. Mempunyai struktur dan organisasi tertentu, yang sifatnya ada yang konstan
dan ada pula yang berfluktuasi dengan berjalannya waktu (umur).

40
2. Ontogenetik, mempunyai sejarah kehidupan (lahir, tumbuh, berdiferensiasi,
menjadi tua = senessens, dan mati).
3. Dapat dikenai dampak lingkungan dan memberikan respon terhadap
perubahan lingkungan.
4. Mempunyai hereditas.
5. Terintegrasi oleh faktor- faktor hereditas oleh faktor- fektor herediter
(genetik) dan ekologi (termasuk dalam hal ini adalah kemampuan beradaptasi,
ketegaran reproduktif dan persistensi) Persistensi dalam hal ini adalah adanya
kemungkinan untuk meninggalkan keturunan untuk waktu yang lama.

Ciri- ciri statistik


Ciri- ciri statistik merupakan ciri- ciri kelompok yang tidak dapat di terapkan
pada individu, melainkan merupakan hasil perjumpaan dari ciri- ciri individu itu
sendiri, antara lain:

1. Kerapatan (kepadatan) atau ukuran besar populasi berikut parameter-


parameter utama yang mempengaruhi seperti natalitas, mortalitas, migrasi,
imigrasi, emigrasi.
2. Sebaran (agihan, struktur) umur.
3. Komposisi genetik (“gene pool” = ganangan gen).
4. Dispersi (sebaran individu intra populasi)

e. Interaksi Antarpopulasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara
langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya.
Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu
menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di
sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini
menghasilkan zat toksik.
Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa. Contoh, jamur
Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri tertentu.
Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat
kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang

41
diperlukan.
Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.

C. Komunitas
Clements (1990) mengatakan bahwa suatu komunitas merupakan suatu organisme
dengan jenis komposisi yang terbatas dan mempunyai sejumlah kehidupan.
Komunitas merupakan salah satu jenjang organisme biologik langsung di bawah
ekosistem, namun satu jenjang di atas populasi. Posisi itu menunjukkan bahwa
kaidah-kaidah tingkat populasi akan mempengaruhi konsep-konsep komunitas, dan
pada gilirannya kaidah-kaidah komunitas harus dipertimbangkan dalam memahami
konsep-konsep ekosistem.
Struktur komunitas adalah sekumpulan populasi dari spesies-spesies yang
berlainan dan secara bersama-sama menghuni suatu tempat. Semua populasi di
tempat yang menjadi perhatian termasuk komunitas, seperti semua tumbuhan dan
hewan serta mikroorganisme. Secara sempit sering dicontohkan misalnya
komunitas tumbuhan paku-pakuan, komunitas hutan tropis basah, atau komunitas
burung pemakan biji-bijian di sawah. Karakteristik komunitas yang unik adalah
keragamam (diversity), yaitu jumlah spesies dan jumlah individu-individu
masing-masing spesies pada suatu komunitas. Keberadaan suatu komunitas tertentu
hidup pada suatu tempat tertentu disebabkan adanya lingkungan abiotik yang
sesuai dimana terjadi interaksi antara komunitas-komunitas.
Komunitas memiliki konsep-konsep ekologik, seperti konsep habitat dan
relung. Setiap organisme hidup secara khas menghuni lokasi tertentu, atau disebut
habitat. Pada setiap lintang, habitat mampu mendukung banyak spesies (individu)
yang tergantung dari produktivitasnya, kerumitan struktur dan kesesuaian spesies
dengan kondisi fisik habitatnya. Suatu pada alang-alang, misalnya, menjadi habitat
bagi 5 spesies burung, 6 spesies hewan herbivora, 2 spesies carnivora dan
seterusnya. Relung atau ruang-ruang kegiatan spesies merupakan semua dimensi
lingkungan yang meliputi faktor-faktor fisik, kimia dan biologik, waktu keseharian
atau tahunan. Setiap spesies mendiami relung tertentu yang ditentukan oleh pakan
dan ukurannya. Jadi, di antara karnivora-karnivora di suatu komunitas lahan
berpohon, dapat ditemui relung-relung predator yang dihuni rubah, luak, musang,
tikus dan sebagian mamalia dan predator burung seperti elang yang diurnal dan
burung hantu yang nokturnal.

42
a). Macam komunitas
Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis besar dibagi
menjadi:
A.Komunitas Akuatik; komunitas ini misalnya terdapat di laut, danau, sungai, parit
dan kolam.
B.Komunitas Terestrial; sekelompok organisme yang terdapat di pekarangan,
padang rumput, padang pasir, halaman kantor, halaman sekolah, kebun raya dan
sebagainya.
Margalef (1958) mengemukakan bahwa untuk keanekaragaman komunitas
perlu dipelajari aspek keanekaragaman itu dalam organisasi komunitas, misalnya;
A. Mengalokasikan individu populasinya ke dalam spesiesnya.
B. Menempatkan spesies tersebut ke dalam habitat dan nichenya.
C. Menentukan kepadatan relatifnya dalam habitat.
D. Menempatkan tiap individu ke dalam setiap habitatnya dan menentukan fungsinya.
Komunitas seperti halnya tingkat organisasi jasad hidup lain, mengalami serta
menjalani siklus hidup, artinya komunitas itu lahir, meningkat dewasa, dan
kemudian bertambah dewasa dan tua. Bedanya, komunitas alami tidak pernah mati.
Apabila komunitas lahir di atas bongkahan batu larva sebuah gunung berapi yang
belum berapa lama meletus, maka pada awalnya komunitas itu hanya tumbuhan
pelopor seperti ganggang, lumut, kerak dan paku-pakuan. Tumbuhan pelopor ini
akan mengubah keadaan lingkungan sedemikian rupa sehingga tumbuhan dan
hewan lain dapat pindah dan hidup di tempat tersebut. Lama- kelamaan komunitas
itu akan dikuasai oleh spesies yang dapat hidup unggul, stabil dan mandiri di
dalamnya. Proses demikian inilah yang disebut dengan “suksesi”. Sedangkan
komunitas yang sudah mencapai kemantapan disebut komunitas yang sudah
mencapai puncak atau klimaks.
Komunitas alami dapat memiliki jumlah jenis yang besar. Namun demikian
hanya sedikit jenis yang mengendalikan komunitas tersebut, dan jenis ini disebut
“jenis dominan”. Hal ini juga tidak menyatakan bahwa jenis yang lebih langka
tidak penting. Karena jenis langka ini menentukan diversitas (keanekaragaman),
dan aspek struktur komunitas.

43
b). Nama komunitas
Nama komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-sifat
komunitas tersebut. Cara yang paling sederhana, pemberian nama itu dengan
menunjukkan bagaimana wujud komunitas seperti padang rumput, pantai pasir,
lautan, hutan jati. Nama tersebut menunjukkan bentuk dan wujud komunitas secara
keseluruhan. Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan
mengambil beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik hidup ataupun tidak. Di
darat tumbuhan utama biasanya memberikan pedoman yang jelas dan mantap.
Dalam komunitas perairan, habitat fisik dapat juga digunakan misalnya komunitas
padang pasir, komunitas hamparan rumput, komunitas perairan terbuka. Menurut
Zoer’aini (2003) ringkasnya pemberian nama komunitas berdasarkan ;
A. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk-bentuk hidup atau
indikator lannya seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan.
Dipterocarphaceae. Dapat juga berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti
hutansklerofil, di Indonesia hutan ini banyak terdapat di Flores. Dalam komunitas
inibanyak terdapat pohon Eucalyptus yang mempunyai sifat keras dan liat karena
mengandung skelofil.
B. Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas hamparan lumpur,
komunitas pantai pasir, komunitas lautan dan sebagainya.
C.Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme
komunitas. Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat di
daerah tropik dengan curah hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut
hutan hujan tropik.
c) Interaksi Antara Ekologi Komunitas
Beberapa hubungan kunci dalam kehidupan suatu organisme adalah interaksinya
dengan individu-individu dari berbagai spesies lain dalam komunitas. Interaksi antar
spesies mencakup kompetisi, predasi, herbivori, dan simbiosis (termasuk parasitisme,
mutualisme, dan komensalisme) (Reece:379-384).
1. Netral
Yaitu tidak saling mempengaruhi, misalnya pada nyamuk dan tikus.
2.Kompetisi
Adalah interaksi yang terjadi sewaktu individu-individu spesies berbeda bersaing
memperebutkan sumber daya yang membatasi pertumbuhan. (Reece:380)

44
Ekslusi Kompetitif
Dua spesies yang berkompetisi memperebutkan sumber daya pembatas yang
sama tidak dapat hidup ditempat yang sama karena tanpa keberadaan gangguan, satu
spesies akan menggunakan sumber daya dengan lebih efisien sehingga bereproduksi
secara lebih cepat daripada yang lain. Bahkan sedikit keunggulan reproduksi pun pada
akhirnya akan menyebabkan kemusnahan lokal pesaing yang lebih lemah , hasil yang
disebut eksklusi kompetitif(competitive exclusion). Contohnya : Pada tahun 1934,
ahli ekologi Rusia, G.F.Gause menyelidiki dengan menumbuhkan P. aurelia dan
P.caudatum bersama-sama dalam satu tempat akhirnya P.caudatum punah. Gause
menyimpulkan bahwa P.aurelia memiliki keunggulan kompetitif dalam memperoleh
makanan. (Reece:380)
Relung Ekologis
Adalah total penggunaan sumber daya abiotik dan biotik suatu spesies dalam
lingkungannya.Misalnya, relung sejenis kadal pohon tropis terdiri atas antara lain
kisaran suhu yang ditoleransinya ukuran cabang tempat kadal bertengger, dan ukuran
macam-macam serangga yang dimakan (Reece:380).
Konsep relung ekologis dapat digunakan untuk menyatakan asas eksklusi
kompetitif : Dua spesies tidak dapat hidup bersama-sama secara permanen dalam
komunitas jika relung keduanya identik, kecuali ada satu atau lebih perbedaan
signifikan dalam hal relung. Diferensiasi relung yang memungkinkan spesies serupa
untuk hidup bersama-sama dalam satu komunitas disebut partisi sumber daya
(Reece:380).
Penggantian Karakter
Kecendrungan karakteristik untuk berdivergensi lebih banyak pada populasi
simpatrik (tumpang tindih secara geografis) dua spesies daripada populasi alopatrik
(terpisah secara geografis) dua spesies itu disebut penggantian karakter.
Dalam beberapa kasus contoh penggantian karakter adalah variasi ukuran paruh
pada berbagai populasi finch Galapagos, merupakan bukti tak langsung kompetisi
masa lalu.Populasi alopatrik Geospiza fuliginosa dan Geospiza fortis di Pulau Los
Hermanos dan Daphene memiliki memiliki paruh yang mirip kemungkinan memakan
biji yang berukuran sama (Reece:381).

45
Predasi
Adalah istilah untuk interaksi antara spesies yang salah satu spesiesnya, predator,
membunuh dan memangsa spesies yang satu lagi, si mangsa (Reece:381).
Hebivori
Ahli ekologi menggunakan istilah hebivori untuk mengacu pada interaksi di mana
organisme memakan bagian tumbuhan atau alga (Reece:382-383).
Simbiosis
Sewaktu individu dari dua atau lebih spesies hidup dalam kontak langsung dan
akrab dengan satu sama lain, hubunngan mereka disebut simbiosis. Sebagian ahli
biologi mendfinisikan simbiosis secara sempit, sebagai sinonim untuk mutualisme
yaitu interaksi yang menguntungkan kedua spesies. (Reece: 383)
1.Parasitisme
Adalah Interaksi simbiotik yang merugikan (+/-) dengan satu organisme parasit
memperoleh nutriendari organisme lain sang inang yang dirugikan dalam proses
tersebut (Reece:384).
Parasit yang hidup dalam tubuh inang, misalnya cacing pita, disebut endoparasit,
parasit yang makan di permukaan luar inang misalnya tungau dan kutu, disebut
ektoparasit (Reece:384).
2. Mutualisme
Adalah interaksi antarspesies yang menguntungkan kedua spesies (+/+). Interaksi
antara rayap dan mikroorganisme dalam system pencernaan serangga merupakan
contoh mutualisme obligat. Dalam mutualisme fakultatif seperti pada contoh akasia
dan semut, kedua spesies dapat sintas tanpa partnernya dalam simbiosis itu(Reece:
384).
3.Komensalisme
Adalah interaksi antara spesies yang menguntungkan yang satu namun tidak
merugikan atau membantu spesies yang satu lagi (+/0) (Reece:384-385)

D.Ekosistem
1. PENGERTIAN EKOSISTEM
A.Konsep Ekosistem
Suatu kawasan alam yang di dalamnya tercakup unsure-unsur hayati (organisme)
dan unsure-unsur non hayati (zat-zat tak hidup) serta antara unsure-unsur tersebut

46
terjadi hubungan timbale balik disebut sistemekologi atau sering dinamakan
ekosistem.
Menurut tansley:
Ekosistem atau sistem ekologi adalah lingkungan hayati dan non hayati bersama
dengan populasi atau komunitasnya
Menurut miller:

Ekosistem adalah suatu lingkungan tertentu dengan masukan dan keluaran


energisertamateriyang dapatdiukur dan dihubungkandengan faktorlingkungan.

Menurut undang undang pengelolaan lingkungan hidup no.23 th 1997:


Ekosistem adalah tatanan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Jadi ekosistem adalah: tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan
utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan,
stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup Secara garis besar ekosistem dibedakan
ke dalam:
A. Ekosistem perairan ( ekosistem: danau, kolam,sungai dan sebagainya)
B. Ekosistem daratan (ekosistem:hutan, padang rumput, sawah dan lainnya)
Pada setiap ekosistem, komponen penyusun sistem tersebut adalah sangat khas,
misalnya ekosistem danau organisme autotropnya adalah phytoplankton, sedangkan di
ekosistem hutan adalah tumbuhan. Ekosistem dapat bersifat alamiah / natural
ecosystem (contoh ekosistem: pantai, laut dan sebagainya) atau ekosistem buatan /
artificial ecosystem (misal ekosistem: persawahan, hutan dan lainnya). Heterogenitas
organisme hidup di ekosistem alamiah tinggi, sehingga mampu mempertahankan
proses kehidupan di dalamnya dengan sendirinya.

47
Ekosistem buatan bersifat labil, karena tingkat heterogenitas dari organisme
hidup yang ada di dalamnya rendah, sehingga untuk mempertahankan bentuk
ekosistem tersebut perlu diberikan bantuan energi dari luar oleh manusia. Campur
tangan manusia berlangsung terus selama manusia menghendaki ekosistem itu
tetap apabila campur tangan manusia lepas, maka ekosistem buatan akan berubah
menjadi ekosistem alamiah.

A. Kaidah-kaidah ekosistem
Menurut Zoer’aini (2003) kaidah-kaidah ekosistem sebagai berikut;
1. Suatu ekosistem diatur dan dikendalikan secara alamiah.
2. Suatu ekosistem mempunyai daya kemampuan yang optimal dalam keadaan
berimbang. Di atas kemampuan tersebut ekosistem tidak lagi terkendali, dengan
akibat menimbulkan perubahan-perubahan lingkungan atau krisis lingkungan yang
tidak lagi berada dalam keadaan lestari bagi kehidupan organisme.
3. Terdapat interaksi antara seluruh unsur-unsur lingkungan yang saling
mempengaruhi dan bersifat timbal balik.
4. Interaksi terjadi antara;
 Komponen-komponen biotik dengan komponen-komponen abiotik
 Sesama komponen biotik
 Sesama komponen-komponen abiotik
5. Interaksi senantiasa terkendali menurut suatu dinamika yang stabil, untuk
mencapai suatu optimum mengikuti setiap perubahan yang dapat ditimbulkan
terhadapnya dalam ukuran batas-batas kesanggupan.
6. Setiap ekosistem memiliki sifat-sifat yang khas disamping yang umum dan secara
bersama-sama dengan ekosistem lainnya mempunyai peranan terhadap ekosistem
keseluruhannya (biosfer).

48
7. Setiap ekosistem tergantung dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor tempat,
waktu dan masing-masing membentuk basis-basis perbedaan diantara ekosistem itu
sendiri sebagai cerminan sifat-sifat yang khas.
8. Antara satu dengan lainnya, masing-masing ekosistem juga melibatkan diri untuk
memilih interaksinya pula secara tertentu.
B. Komponen atau faktor ekosistem
Komponen-komponen ekosistem dapat dibagi berdasarkan ;
Dari segi makanan (trophik)
1. Komponen autrotop (memberi makanan sendiri), disini terjadi pengikatan energi
sinar matahari.
2. Komponen heterotrophik (memakan yang lainnya), disini terjadi pemakaian,
pengaturan kembali dan perombakan bahan-bahan yang kompleks.
Dari segi keperluan deskriptif
1. Komponen Abiotik, terdiri dari ;
A. Senyawa-senyawa inorganik ( C, H, CO2, H2O dan lainnya) yang terlibat dalam
siklus bahan atau mineral.
B. Senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak dan seterusnya) yang
menghubungkan biotik dan abiotik.
C. Iklim (temperatur, faktor-faktor fisik lainnya)
D. Air
2. Komponen-komponen biomas terdiri dari;
A. Produsen, organisme autotropik, umumnya tumbuhan hijau yang mampu
menghasilkan atau membentuk makanan dari senyawa-senyawa an-organik yang
sederhana.
B. Makro-konsumer atau phagotrof, organisme-organisme heterotropik terutama
hewan yang mencernakan organisme-organisme atau bagian bahan organik.
C. Mikro-konsumer, saprotrof (sapro = merombak) atau osmotrop, organisme
heterotropik terutama bakteri dan jamur yang merombak senyawa-senyawakompleks
dari pada protoplasma mati. Menghisap beberapa dari hasil perombakan dan
melepaskan bahan makanan inorganik yang dapat digunakan oleh produsen.
Menghasilkan senyawa organik sebagai sumber energi yang dapat menghambat atau
meransang komponen biotik lainnya dalam ekosistem.
3.Wiegest dan Owens (1970), membagi heterotrof menjadi;
A. Biophag adalah organisme-organisme yang memakan organisme hidup lainnya.

49
B. Saprophag adalah organisme-organisme yang memakan bahan-bahan organik mati.
Dari segi fungsional
1. Lingkaran mineral.
2. Rantai-rantai makanan.
3. Pola-pola keragaman dalam waktu dan ruang.
4. Perkembangan dan evaluasi.
5. Pengendalian (cybernetiks)

Faktor-faktor ekosistem yang merupakan komponen habitat yaitu;


A. FaktorAbiotik
1. Tanah;
a.Sifat fisik tanah seperti tekstur, kematangan, porositas, kapasitas menahan air.
b.Sifat kimia tanah seperti pH, kandungan dan jenis unsur hara (materi)
2. Faktor Iklim
Rezim energi, suhu, kelembapan, angin, kandungan gas/partikel.
3.Faktor air
Kecerahan, pH, kandungan unsur.
B. Faktor Biotik;
1. Produsen; tumbuhan hijau, bakteri
2. Konsumen; herbivora, karnivora
3. Dekomposer
C. Faktor Manusia; ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hanka
Tanah sebagai ekosistem, terdiri atas komponen;
1. Komponen Abiotik; fraksi mineral yaitu sifat fisik dan sifat kimia, kandungan
bahan organik, air tanah, dan atmosfer tanah
2. Komponen Biotik; mikrobiota seperti Algae, Protozoa, Fungi. Mesobiota seperti
Nematoda dan Artipro. Makrobiota seperti cacing, Moluska, Artropoda
Kalau kita melihat ekosistem dari segi penyusunnya, maka dapat dibagi menjadi
empat komponen, yaitu:
1. Bahan tak hidup (abiotik, non hayati), yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri
atas tanah, air, udara, sinar matahari dan sebagainya dan merupakan tempat untuk
berlangsungnya kehidupan.
2. Produsen, yaitu organisme autotrofik yang umumnya berupa tumbuhan berkhlorofil
yang dapat mensintesis makanan dari bahan anorganik.

50
3. Konsumen, yaitu organisme heterotrofik, misalnya hewan dan manusia yang makan
organisme lain.
4. Pengurai atau decomposer, yaitu organisme heterotrofik yang menguraikan bahan
organic yang berasal dari organisme mati. Bakteri dan jamur termasuk dalam
kelompok ini.
Jadi ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam ekologi mengingat di
dalamnya tercakup organisme dan lingkungan abiotik yang satu terhadap lain saling
mempengaruhi. Sifat ekosistem yang universal, baik ekosistem darat, perairan
maupun buatan seperti kebun dan sawah, semuanya merupakan interaksi antara
komponen autotrofik dengan heterotrofik. Ada dua hal yang penting dalam sifat
universal itu, adalah:
1. Seringkali fungsi dan organisme yang menjalankan proses interaksi, terpisahkan
secara fisik, dalam arti bahwa berbagai organisme itu tersusun dalam stratifikasi.
2. Fungsi dasar umumnya terpisah oleh waktu, sehingga terdapat tenggang waktu
lama antara terbentuknya bahan yang diproduksi oleh organisme autotrofik dengan
pemanfaatan produk tersebut oleh organisme heterotrofik. Sebagai contoh, dalam
suatu ekosistem hutan, hasil fotosintesis hanya sebagian kecil saja yang segera oleh
tumbuhan itu sendiri, oleh hewan herbivore, dan oleh parasit tumbuhan itu. Sebagian
besar produk fotosintesis memerlukan waktulama sampai menjadi serasah yang
jatuh ke tanah, kemudian menjadisubstrat dan bahan dasar untuk kehidupan
organisme heterotrofik

2. PROSES UTAMA DI DALAM EKOSISTEM


Proses utama yang terjadi di dalam ekosistem meliputi:
1. Aliran energi : rantai makanan (di ekosistem akuatik maupun tersetrial) dan
jaring-jaring makanan
2. Daur materi: 40 – 80 unsur seperti C, H, O, N, P, S, dan lain
sebagainya.

Ekosistem berfungsi karena adanya aliran energi dan daur materi. Saling
pengaruh mempengaruhi antara aliran energi dan daur materi di dalam ekosistem akan
menghasilkan keadaan homeostatis yang mantap.
Di alam terjadi aliran energi dalam bentuk rantai makanan dan jaring jaring
makanan. Aliran energi ini berlangsung dari satu organisme ke organisme yang lain

51
RANTAI MAKANAN
Pengalihan energi dari sumbernya dalam lingkungan melalui sederetan organisme
yang makan dan yang dimakan.
Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok,
1.rantai pemangsa,
2.rantai parasit, dan rantai saprofit.
Rantai makanan yang saling berhubungan disebut jaring-jaring makanan. Peristiwa
makan dan dimakan dalam dunia kehidupan membentuk jaring-jaring kehidupan

1. Rantai Pemangsa
Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen.
2. Rantai Parasit
organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit.
Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.
3. Rantai Saprofit
Dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri
3. Rantai Saprofit
dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri.
4. Piramida Ekologi
Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi.

Ada 3 jenis piramida ekologi,


1.piramida jumlah,
Organisme dengan tingkat trofik masing-masing dapat disajikan dalam piramida
jumlah spesies. Pada ekosistem hutan hujan tropis, organisme ditingkat trofik
pertama ( produsen) biasanya lebih sedikit daripada herbivora (konsumen tingkat I).
Pada ekosistem padang rumput organisme di tingkat trofik pertama (produsen) paling
melimpah, sedangkan organisme di tingkat trofik kedua, ketiga, dan selanjutnya

52
semakin berkurang (Leksono: 175).
2.piramida biomassa,
Sering kali piramida jumlah yang sedrhana kurang membantu dalam
memperagakan aliran energi dalam ekosistem. Penggambaran yang lebih realistis
dapat disajikan dengan piramida biomassa. Biomassa adalah ukuran berat materi
hidup diwaktu tertentu. Untuk mengukur biomassa pada setiap tingkat trofik maka
rata-rata bert organisme di setiap tingkat harus diukur kemudian baru jumlah
organisme ditiaptingkat diperkirakan.
Piramida biomassa berfungsi menggambarkan pepaduan massa seluruh
organisme di habitat,biasanya hanya diambil sedikit sampel dan diukur kemudian total
seluruh biomassa dihitung. Dengan pengukuran seperti ini akan diperoleh informasi
yanglebih akurat tentang apa yang terjadi pada ekosistem (Leksono: 176).
3.piramida energi.
Sering kali piramida biomassa tidak selalu member informasi yang kita butuhkan
tentang ekosistem tertentu. Lai dengan piramida energy yang dibuat berdasarkan
observasi yang dilakukan dalam waktu yang lama. Piramida energy mampu
memberikan gambaran paling akurat tentang aliran energy dalam ekosistem.
Pada piramida energy terjadi penurunan sejumlah energy berturut-turut yang
tersedia ditiap tingkat trofik. Berkurangnya energy yang terjadi disetiap trofik terjadi
karena hal-hal berikut :
1. Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan dimakan oleh
tingkat trofik selanjutnya
2. Beberapa makanan yang dimakan tidak dapat dicerna dan dikeluarkan sebagai
sampah.
3. Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari tubuh organisme,
sedangka sisanya digunakan sebagai sumber energy (Leksono: 176).

ALIRAN ENERGI DAN MATERI:


Secara Fungsional:
Energi : suatu bahan yang menyebabkan organisme mempunyai kemampuan untuk
melakukan kerja
Energi dari matahari è tumbuhan, hewan dan manusia
Rantai makanan (food chain)

53
Piramida makanan :

Rantai makanan dapat dibedakan menjadi:


1. Rantai makanan tanaman (grazing food chain), berawal dari tanaman hijau yang
dimakan oleh herbivora selanjutnya herbivora dimakan oleh carnivore.
2. Rantai makanan detritus (detritus food chain) berawal dari bahan organic yang
telah mati yang dipecah oleh mikroorganisme, kemudian dimakan oleh hewn
pemakan detritus, kemudian dimakan predatornya.

Difinisi rantai makanan secara umum


Suatu sistem kehidupan yang disusun oleh tumbuhan dan berbagai jenis hewan.
Tumbuhan sebagai mata rantai pertama dimakan dimakan oleh hewan tertentu yang
disebut konsumen i. Konsumen i dimakan konsumen ii, konsumen ii dimakan
konsumen iii dan berakhir pada konsumen ke-n.
A. Tumbuhan yang menjadi rantai pertama disebut sebagai produsen
B. Konsumen I yang memakan tumbuhan disebut herbivora
C. Konsumen II, III, IV, dan ke-n yang memakan hewan disebut karnivora
Dengan demikian rantai makanan atau aliran energi itu dapat digambarkan
sebagai garis lurus, karena mulai dari satu titik (tumbuhan) berakhir di satu titik lain
(konsumen ke-n). Semua jenis konsumen yang mati, tubuhnya akan diuraikan oleh
kelompok mikrobia yang hidup ditanah misalnya jamur dan bakteri
Mikrobia yang merombak jasad organisme yang sudah mati ini disebut sebagai
pengurai (decomposer). Hasil peruraian oleh bakteri berupa unsur mineral, diserap
oleh akar tumbuhan dan digunakan sebagai sumber makanan atau hara, sehingga

54
tumbuhan tetap terjaga kelestariannya. Jadi daur materi adalah rantai makanan
“disambung” oleh mikrobia yang menguraikan organisme yang sudah mati menjadi
mineral. Selanjutnya mineral tersebut menjadi bagian penyusun dari tumbuhan. Daur
materi ini dapat digambarkan sebagai sebuah lingkaran tertutup, karena mulai dari
tumbuhan, konsumen, pengurai, kembali ke tumbuhan. Pada gambar berikut adalah
contoh suatu rantai makanan ekosistem hutan.
Apa yang terjadi apabila salah satu mata rantai makanan tersebut tidak berfungsi?
Maka kemungkinan yang terjadi adalah sebagai berikut:
1. Serangga yang tinggal dan makan daun daunan pada hutan yang terbakar akan
kehilangan tempat tinggalnya dan sumber makanannya dan akan pindah ke tempat
lain atau migrasi. Ditempat yang baru mereka kelelahan dan kelaparan akan memakan
tanaman pertanian.
2. Burung yang biasanya memangsa serangga akan kehilangan sumber makanannya,
sehingga burung burung ini akan meninggalkan habitatnya.
3. Perginya burung menimbulkan rasa aman bagi tikus tikus yang semula juga
dimangsa burung tersebut. Karena ketiadaan predator maka tikus akan lebih leluasa
berkembang biak dan semakin meningkat jumlahnya.
4. Serigala yang kehilangan mangsanya karena burung burung tadi melakukan migrasi
terpaksa mencari sumber makanan lain. Tidak jarang serigala ini masuk kampung
memangsa ternak penduduk
5. Karena serigala sudah tidak ada lagi dihutan maka harimaupun kehilangan
mangsanya sehingga masuk kampung menyerang ternak penduduk termasuk manusia

Gangguan pada rantai makan ekosistem perairan:


1.Pada rantai makanan ekosistem perairan dapat terjadi peristiwa yang disebut
akumulasi biologik dan penggandaan biologik (biologicalaccumulation and
magnification).
2.Pada saat suatu predator memakan mangsa, maka zat anorganik tertentu atau
substansi kimia misalnya ddt yang berasal dari tubuh mangsa itu akan diakumulasi
oleh pemangsa / predator.
3.Pasangan mangsa-predator adalah bagian dari suatu rantai makanan sebagai “mata
rantai”.
4.Predator pada suatu rantai makanan menjadi mangsa bagi predator lainnya dan
seterusnya, sehingga diujung rantai makanan konsentrasi suatu zat atau substansi

55
kimia yang terbawa bersama makanan akan berlipat ganda, peristiwa ini disebut
penggandaan biologi.
5.Dengan demikian adalah mungkin untuk menghindari
kemungkinanterkontaminasimakananyang mengandung bahan berbahayaberacun
(B3), caranya dengan tidak memakan hanya satu jenis dan / atau dari satu sumber
makanan saja.
6.Menganekaragamkan jenis makanan dapat mengurangi kemungkinan keracunan B3
karena dengan menu yang berganti ganti kita terhindarmenjadi ujung suatu rantai
makanan tertentu.
Bahan bahan kimia termasuk bahan kimia essensial yang diperlukan makhluk
hidup, akan bersirkulasi menurut polanya sebagai daur materi atau daur
biogeokimiawi yang dapat dibedakan menjadi:
1. Daur dalam bentuk gas, apabila kutub reservoirnya berada di atmosfer atau
hydrosfer
2. Daur dalam bentuk sedimen, apabila kutub reservoirnya berada dalamsedimen atau
batuan induk
3. Daur bentuk gas ini dapat dikatakan lebih sempurna daripada daur dalam bentuk
sedimen, karena kutub reservoir yang ada di atmosfer dapat secara cepat mengatasi
apabila terjadi ketidak seimbangan di dalam daur. Misal:
Dengan adanya kebakaran hutan di suatu lokasi akan mengakibatkan naiknya
kadar CO2 di udara secara lokal. Kenaikan konsentrasi ini akan segera diimbangi
dengan pemerataan.
Manusia cenderung tidak hanya menggunakan salah satu senyawa yang ada di
alam melainkan juga menggunakan seluruh substansi kimia serta memasukan
senyawa sintetis ke dalam daur. Hal ini mengakibatkan daur materi menjadi tidak
sempurna atau lebih buruk lagi tidak terjadi daur kembali.
Contoh
Berubahnya pola membungkus dagangan di pasar, dari daun pisang menjadi
kantong plastik. Jelaslah bahwa daun pisang merupakan bahan organik yang dapat di
daur ulangkan kembali, sedangkan plastik merupakan senyawa sintetis yang tidak
dapat terdaur ulangkan, sehingga daur materi di lingkungan menjadi macet.
Dalam hal hal tertentu pola daur materi (khusunya nutrien) di daerah tropik
berbeda di daerah empat musim. Di daerah dingin sebagian besar bahan organik
dan nutrien yang tersedia berada. Di lapisan tanah atau sedimen setiap waktu.

56
Sedangkan di daerah tropis sebagian besar bahan organik berada sebagai biomassa
dan akan didaur ulangkan di dalam struktur organik dari sistem tersebut. Oleh
karena itu sangatlah tidak bijaksana untuk mengadopsi strategi pertanian dengan
tanaman musiman dan pola budidaya tunggal ke daerah tropik.

3. TIPE EKOSISTEM
Untuk keperluan kajian yang menyangkut amdal (analisis mengenai dampak
lingkungan) dilihat dari sudut dampak pembangunan terhadap lingkungan hidup di
indonesia, menurut Tandjung (1999) ada 7 ekosistem utama:
1. Hutan hujan tropis
2. Terumbu karang
3. Mangrove
4. Pantai
5. Sungai
6. Pegunungan dan gua kapur
7. Binaan

1. Ekosistem Hutan Hujan Tropis


Pengertian Ekosistem Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis merupakansekumpulan dari berbagai jenis pepohonan dan
berbagai macam tanaman yang membentuk sebuah bioma hutan dengan suhu yang
hangat, lembab, dan curah hujan yang sangat tinggi.
Hutan hujan tropis terletak pada garis khatulistiwa yaitu antara 23,5 derajat LU
sampai 23,5 derajat LS.Namun berdasarkan beberapa pengamatan dan penelitian,
hutan hujan tropis berkonsentrasi pada koordinat 10 derajat LU sampai 10 derajat LS.
Dengan melihat posisi berdasarkan pada garis lintang, maka hutan hujan tropis
hanya berada di wilayah Asia Tenggara khususnya di wilayah Indonesia, Malaysia,
dan Thailand.Kemudian wilayah Afrika khususnya di negara kongo dan sekitarnya.
Serta pada wilayah lembah sungau amazon yang meliputi beberapa negara seperti
Brazil, Kolombia, Venezuela, dan Bolivia.
Karena wilayah khatulistiwa sangat mendukung bagi pertumbuhan dan
perkembangkan berbagai jenis makhluk hidup maka sumber daya hayati yang berada
di dalam hutan ini sangatlah banyak dan melimpah.Lebih dari setengah spesies flora

57
dan fauna dunia tersebar di hutan hujan tropis, sebagian daritumbuhan yang terdapat
disana bisa diolah sebagai bahan obat-obatan.
Itulah kenapa hutan tropis sering dijuluki “Laboratorium Farmasi Dunia” karena
hutan hujan tropis mengandung 25% tanaman obat modern sampai pada saat ini.
#Ekosistem ini berada di wilayah tropika termasuk indonesia dengan curah hujan
2000-4000 mm/tahun.
# Hutan hujan tropis di indonesia terdapat di kalimantan dan sumatra yang mendapat
hujan setiap tahun dan mempunyai kelembaban sekitar 80%.
# Hutan hujan tropis indonesia adalah penyusun utama sumber daya hayati flora darat.

Ciri-Ciri Ekosistem Hutan Hujan Tropis


1. Mempunyai Pohon Tinggi dan Berdaun Lebat
2. Kelembapan Udara Tinggi
3. Mempunyai Vegetasi Tanaman Berlapis
4. Sinar Matahari Tidak Mampu Menjangkau Dasar Hutan
5. Terdapat Genangan Air di Dasar Hutan
6. Mempunyai Daya Regenerasi Tinggi
7. Tumbuhan Epifit Menempel di Pepohonan

Manfaat Ekosistem Hutan Hujan Tropis


1. Sebagai Penyeimbang Ekosistem Dunia
2. Sebagai Penyuplai Oksigen
3. Sebagai Daerah Resapan Air
4. Mencegah Banjir dan Tanah Longsor
5. Sebagai Habitat Satwa
6. Sebagai Tempat Pariwisata
7. Lokasi Penelitian
8. Mengatur Siklus Hujan
9. Sumber Obat-Obatan Alami

Jenis-Jenis Hutan Hujan Tropis di Indonesia


1. Hutan Hujan Pegunungan Tinggi
Ciri-ciri :
 Tempat tumbuhnya berada pada ketinggian 1500-2400 meter.

58
 Jenis-jenis vegetasinya lebih sedikit jika dibandingkan dengan hutan hujan
pengunungan daerah rendah.
 Lebih di dominasi oleh pohon dengan ukuran yang sangat besar dan berdaun
kecil.
 Banyak terdapat epifit yang menempel pada pepohonan.
2. Hutan Hujan Pegunungan Rendah
Ciri-ciri :
 Tempat tumbuhnya berada pada ketinggian 500-1500 meter
 Ketinggian pohon dapat dibedakan menjadi 3 lapis.
 Lapisan teratas adalah pohon tertinggi seperti pohon cemara.
3. Hutan Hujan Tropis Dataran Rendah
Ciri-ciri :
 Banyak terdapat berbagai jenis tumbuhan.
 Tersebar di wilayah barat dan timur wilayah Indonesia.
 Tumbuh pohon berdaun jarum di wilayah timur seperti di Papua.
4. Hutan Subalpin / Hutan Berlumut
Ciri-ciri :
 Tempat tumbuhnya berada pada ketinggian 2400-4000 meter
 Pohon-pohonnya rapat dengan ciri kanopi rendah.
 Batang pohonnya membengkok dan diselimuti dengan tumbuhan lumut.

5. Hutan Pantai
Ciri-ciri :
 Terdapat di belakang pantai berpasir.
 Lebih di dominasi dengan tumbuhan seperti dadap, pandan laut, dan cemara laut.
 Susunan tumbuhan yang terdapat di daerah basah dan kering relatif serupa.
6. Hutan Mangrove
Hutan mangrovememiliki ciri khas yang sangat unik, diantaranya :
Ciri-ciri :
 Tumbuhan di pantai berlumpur.
 Airnya bersifat payau.
 Umumnya terdapat pada zona pionir, nipah, burus, dan hutan rawa gambut.
 Sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut.

59
7. Hutan Rawa Gambut
Ciri-ciri :
 Zat hara yang terkandung sangat rendah.
 Terdapat pada lahan basah pesisir dan daratan.
 Lapisan gambut sangat tebal.
 Pohonnya berukuran kecil.
8. Hutan Rawa Air Tawar
Ciri-ciri :
 Terletak diantara dua sungai yang bedekatan dengan pantai.
 Tergenang oleh air tawar secara permanen atau musiman.
 Tanahnya subur.
 Lapisan gambutnya tipis.
 Pohon berukuran lebih besar.
9. Hutan Kerangas
Ciri-ciri :
 Tanahnya bersifat masam dan sangat sedikit mengandung unsur hara.
 Pohon yang tumbuh jarang.
 Kanopi pohon terbuka.
 Terdapat banyak pohon jenis bambu.
10. Hutan Batu Kapur
Ciri-ciri :
 Terdapat flora dan habitat yang khas.
 Terdapat jenis flora endemik dan langka.
11. Hutan Batu Ultra Basik
Ciri-ciri :
 Tanahnya mengandung unsur besi dan magnesium yang sangat tinggi.
 Jenis vegetasinya bervariasi, mulai dari semak sampai pohon yang sangat tinggi.

FUNGSI HUTAN HUJAN TROPIS


1.Pengatur tata air
A. Peristiwa berubahnya air menjadi uap dan bergerak dari permukaan tanah atau
permukaan air ke udara disebut penguapanatau evaporasi, peristiwa penguapan dari
tanaman disebut transpirasi peristiwa keduanya secara bersama disebut
evapotranspirasi.

60
B. Penguapan air pada tanah gundul mula mula cepat, sebab air yang menguap adalah
yang terdapat dipermukaan tanah.
C. Kecepatan penguapan air melalui permukaan tanah gundul relatif lebih sedikit
dibandingkan dengan melalui tanah yang tidak gundul,tetapi apabila diatas tanah
terdapat seresah, maka kecepatanpenguapan lebih lambat.
D. Seresah yang terdapat di bawah pepohonan, memudahkan air masuk ke dalam
tanah (mencegah banjir), jadi dalam hal ini hutanmemperbesar daya penyimpanan air
tanah
2. Penyerap karbondioksida
A. Karbondioksida yang terdapat diudara, dengan proses fotosintesis
digunakan oleh tanaman untuk pertumbuhan, sehingga hutan dikatakan sebagai paru
paru dunia
B. Perlu diperlu dipertanyakan berapa persen hutan yang masih ada di negara yang
telah maju. Mereka telah menggunakan hutannyauntuk pembangunan dimasa yang
telah silam. Disisi lain karbondioksida banyak berasal dari negara maju, ironisnya
untuk menyerap karbondioksida ditugaskan bagi hutan negara yang sedang
berkembang
3. Fungsi hutan yang lain
A. Sumber plasma nuftah sangat penting, karena berbagai misteri kehidupan yang
terdapat dalam hutan terlalu banyak yang belumdiketahui
B. Habitat satwa
C. Penciptaan iklim mikro
D. Bioindikator terjadinya hujan asam dan pencemaran udara yang lain
E. Pencegah erosi dan banjir

2. Ekosistem Terumbu Karang


Pengertian Terumbu Karang
Binatang karang adalah pembentuk utama ekosistem terumbu karang. Binatang
karang yang berukuran sangat kecil, disebut polip, yang dalam jumlah ribuan
membentuk koloni yang dikenal sebagai karang (karang batu atau karang lunak).
Dalam peristilahan ‘terumbu karang’, “karang” yang dimaksud adalah koral,
sekelompok hewan dari ordo Scleractinia yang menghasilkan kapur sebagai
pembentuk utama terumbu, sedangkan Terumbu adalah batuan sedimen kapur di laut,
yang juga meliputi karang hidup dan karang mati yang menempel pada batuan kapur

61
tersebut. Sedimentasi kapur di terumbu dapat berasal dari karang maupun dari alga.
Secara fisik terumbu karang adalah terumbu yang terbentuk dari kapur yang
dihasilkan oleh karang. Di Indonesia semua terumbu berasal dari kapur yang sebagian
besar dihasilkan koral. Di dalam terumbu karang, koral adalah insinyur ekosistemnya.
Sebagai hewan yang menghasilkan kapur untuk kerangka tubuhnya,karang
merupakan komponen yang terpenting dari ekosistem tersebut. Jadi Terumbu karang
(coral reefs) merupakan ekosistem laut tropis yang terdapat di perairan dangkal yang
jernih, hangat (lebih dari 22oC), memiliki kadar CaCO3 (Kalsium Karbonat) tinggi,
dan komunitasnya didominasi berbagai jenis hewan karang keras. (Guilcher, 1988).

Habitat Terumbu Karang


Biasanya kita mengetahui bahwa terumbu karang merupakan sekumpulan hewan
kecil yang berada di bawah laut. Namun, terumbu karang ini ternyata mempuyai
habitat sendiri. Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantaiatau di daerah
yang masih mendapat sinar matahari, yakni kurang lebih 50 meter di bawah
permukaan air laut . Namun, ada pula spesies terumbu karang yang dapat hidup di
dasar lautan dengan cahaya yang sangatlah minim, bahkan tanpa cahaya sama sekali.
Namun terumbu karang hidup di dasar lautan ini tidak melalukan simbiosis dengan
zooxanhellae sekaligus tidak membentuk karang.
Sebagian besar ekosistem terumbu karang terdapat di perairan yang terdapat di
daerah tropis. Ekosistem terumbu karang ini sangatlah sensitif dengan perubahan
lingkungan hidupnya, terutama pada suhu, salinitas, dan juga sedimentasi , serta
eutrifikasi. Agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, terumbu karang
membutuhkan kondisi lingkungan hidup yang yang optimal. Lingkungan hidup yang
optimal bagi terumbu karang adalah lingkungan yang memiliki suhu hangat yakni
sekitar di atas 20ᵒ Celcius. Selain itu terumbu karang juga lebih menyukai berada di
lingkungan perairan yang jernih dan tidak mengandung banyak polusi. Lingkungan
yang demikian ini sangat berperan pada penetrasi cahaya oleh terumbu karang. Ada
beberapa hal yang sangat mempengaruhi terumbu karang. Beberapa hal yenga dapat
mempengaruhi terumbu karang ini adalah:
 Cahaya matahari
 Suhu
 Tingkat kebersihan lingkungan

62
Jenis- jenis Terumbu Karang

1. Mycedium elephantotus
2. Oxypora Lacera
3. Pectinia Paeonia
4. Pectinia Lactuca
5. Galaxea Fascicularis
6. Lobophyllia Hemprichii
7. Lobophyllia Corymbosa
8. Acropora Cervicornis
9. Acropora Elegantula
10. Acropora Acuminata

Manfaat Terumbu Karang


1. Sebagai rumah bagi para ikan dan juga binatang laut lainnya
2.Sebagai sektor pariwisata
3. Sebagai objek penelitian
Faktor- faktor yang Merusak Terumbu Karang
Faktor – faktor yang dapat merusak terumbu karang antara lain:

 Pengendapan kapur, yang disebabkan oleh erosi tanahdari penebangan pohon


yang terbawa kelaut dan menutupi karang sehingga karang tidak dapat tumbuh
karena sinar matahari tertutup oleh sedimen.
 Aliran air tawar. Aliran ini biasanya berasal dari pipa pembuangan, pipa air
hujan ataupun limbah pabrik yang dibuang kelaut. Aliran ini akan dapat
membunuh karang jika terjadi terus menerus.
 Berbagai jenis limbah dan sampah, seperti limbah pertanian, perkotaan,
pabrik, pertambangan dan perminyakan dapat mencemari ekosistem terumbu
karang yang lama kelamaan akan membuat terumbu karang rusak lalu mati.
 Bahaya pemanasan global yang disebabkan karena tingginya kadar CO2 yang
dilepas ke lapisan atmosfer adalah menyebabkan suhu air laut meningkat dan
karang menjadi memutih lalu zooxanthellae menghilang dari jaringan kulit
karang karena tidak cocok dengan lingkungan dengan suhu yang tinggi.
Menghilangnya zooxanthellae menyebabkan pertumbuhan terumbu karang
terhambat dan lama kelamaan menjadi mati.

63
 Uji coba bahan peledak dan nuklir di laut yang menyebabkan radiasi
sebagai akibat dari kebocoran dan pembuangan reaktor nuklir. Kebocoran
atau buangan reaktor nuklir ini dapat bertahan hingga ribuan tahun yang
berpotensi meningkatkan jumlah kerusakan dan perubahan genetik biota laut.
 Cara menangkap ikan yang salah, seperti menggunakan muro-ami, racun dan
bahan peledak, dapat menyebabkan kerusakan pada terumbu karang.
 Penambangan dan pengambilan karang secara berlebihan dapat berpotensi
menghancurkan ribuan meter persegi terumbu dan mengubah terumbu menjadi
gurun pasir bawah air.
 Serangan bintang laut berduri. Bintang laut jenis ini merupakan biota pemakan
karang yang permukaan tubuhnya dipenuhi oleh duri.
 Bencana alam. Bencana alam yang terjadi seperti badai, tsunami dan gempa
yang ada di laut dapat merusak terumbu karang.

Upaya Pelestarian Terumbu Karang


Upaya – upaya yang dapat dilakukan dalam pelestarian terumbu karang antara
lain adalah :

 Mengembangkan kawasan konservasi laut, seperti penetapan kawasan suaka


alam laut dan Suaka Margasatwa Laut serta penetapan kawasan pelestarian
alam seperti Taman Nasional Laut dan Taman Wisata Alam Laut
 Mengupayakan pengelolaan kawasan konservasi ekosistem terumbu karang
agar dapat diupayakan pemanfaatannya secara optimal, dan berdaya guna bagi
masyarakat
 menanamkan pendidikan kepada masyarakat luas khususnya bagi yang tinggal
di sepanjang garis pantai tentang manfaat dan dampak akibat kerusakan
terumbu karang
 Mengupayakan peraturan perundang-undangan bagi perlindungan terumbu
karang, sehingga tidak terjadi kekosongan hukum dalam rangka penegakkan
hukum bagi pelestarian dan perlindungan terumbu karang

3. Ekosistem Mangrove
Pengertian Ekosistem Mangrove
Ekosistem mangrove atau hutan mangrove adalah ekosistem hutan yang
ditumbuhi oleh berbagai jenis tanaman mangrove. Daerah dalam hutan mangrove

64
akan tergenang saat pantai sedang pasang, dan akan bebas dari genangan saat laut
surut.
Sebagai kesatuan ekosistem, mangrove dihuni oleh banyak organisme. Adapun
organisme yang dapat hidup dalam hutan mangrove adalah organisme yang adaptif
terhadap kadar mineral garam yang tinggi dari air laut. Mereka saling berinteraksi
satu sama lain untuk mencapai keseimbangan ekosistemyang terus berlanjut.
Ciri-Ciri Ekosistem Hutan Mangrove
Ciri-ciri ekosistem gurun yang paling khas antara lain:
1. Jenis tumbuhan yang hidup relatif sangat terbatas.
2. Akar pepohonan terbilang unik karena berbentuk layaknya jangkar yang
melengkung.
3. Terdapat biji atau propagul dengan sifat vivipar atau mampu melakukan proses
perkecambahan pada kulit pohon.
4. Tanah hutan mangrove tergenang secara berkala.
5. Ekosistem mangrove juga mendapat aliran air tawar dari daratan.
6. Terlindung dari gelombang besar serta arus pasang surut laut.
7. Air di wilayah hutan mangrove berasa payau.

Penyebaran Mangrove
Berbagai laporan dan publikasi ilmiah menunjukkan bahwa hutan mangrove
ditemukan hampir disetiap propinsi di Indonesia. Walaupun di daerah pantai
Propinsi D.I. Yogyakarta dilaporkan beberapa jenis vegetasi mangrove tumbuh,
namun mungkin karena luasan yang kecil atau karena tidak membentuk tegakan yang
kompak sehingga tidak dikategorikan sebagai hutan, maka luasan hutan mangrove di
Propinsi D.I. Yogyakarta tersebut sampai saat ini belum dilaporkan. Meskipun secara
umum lokasi mangrove diketahui, namun terdapat variasi yang nyata dari luas total
hutan mangrove Indonesia, yakni berkisar antara 2,5 juta – 4,25 juta ha. Beranjak
dari perkiraan luas hutan mangrove yang berstatus kawasan hutan di Indonesia pada
tahun 1993 seluas 3.765.250 ha, total luas areal berhutan mangrove berkurang sekitar
1,3 % dalam kurun waktu 6 tahun (1993 sampai 1999). Angka penurunan luas hutan
mangrove dalam kurun waktu antara tahun 1993 – 1999 ini jauh lebih kecil
dibandingkan dalam kurun waktu 1982 – 1983. Berdasarkan hasil perhitungan yang
dilakukan Kusmana (1995) diketahui bahwa dalam kurun waktu antara tahun 1982 –

65
1993 (11 tahun), luas hutan mangrove turun sebesar 11,3 % (4,25 juta ha pada tahun
1982 menjadi 3,7 juta ha pada tahun 1993) atau 1 % per tahun.
Ditjen RLPS, Departemen Kehutanan pada tahun 1999/2000 menginformasikan
bahwa potensi mangrove di Indonesia adalah 9,2 juta ha, dan 5,3 juta ha di antaranya
atau sekitar 57,6 % dari luas hutan mangrove di Indonesia dalam kondisi rusak,
dimana sebagian besar, yakni sekitar 69,8 % atau 3,7 juta ha terdapat di luar kawasan
hutan dan sisanya sekitar 30,2 % atau 1,6 juta ha terdapat di dalam kawasan hutan.
Sedangkan rehabilitasi hutan mangrove melalui pembangunan plot-plot percontohan
penanaman mangrove yang sudah dilaksanakan oleh Ditjen RLPS sampai tahun 2001
hanya sekitar 21.130 ha.

Habitat pertumbuhan mangrove:


1. Pasir berlumpur (di pantai yang ada muara sungai).
2. Air payau.
3. Tumbuhan penyusun: bakau & api-api.

Yang terdapat di ekosistem mangrove:


1. Sekitar 4 juta hektar hutan mangrove tersebar dibeberapa pantai antara lain
Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Papua.
2. Di pantai Jakarta Utara terdapat kawasan hutan lindung dan cagar alam Muara
Angke. Kawasan hutan itu tergolong komunitas mangrove yang disusun oleh berbagai
jenis tumbuhan terutama bakau bakau (Rhizophora spp.) Dan api api (Avicennia spp.,
Sonneratia spp.).
3. Komunitas mangrove yang tumbuh di pinggir pantai ini ke arah daratan
membentuk ekosistem rawa.
4. Semenjak kawasan tersebut berubah fungsinya menjadi tempat pemukiman
mewah yang disebut pantai indah kapuk, desa di sebelah pemukiman itu sering
mengalami banjir pada musim hujan dan airsumur penduduk jakarta utara mulai
terasa agak asin, semua ini terjadi karena gangguan terhadap fungsi ekosistem.

Fungsi ekosistem mangrove:


a. Menjaga garis pantai, melindungi daratan dari kemasukan air laut (intrusi). tanpa
mangrove pantaiakan mengalami pengikisan, air laut akan mencemari air tanah.

66
b. Hutan mangrove tempat kehidupan berbagai satwa terutama monyetdan burung.
Kotoran satwa ini berperan sebagai pemupuk perairanpantai,
menyuburkanpertumbuhan plankton, jasad renik(mikroskopik) yang menjadi
makanan udang danikan.
c. Ekosistem mangrove menjadi tempat bertelur, berpijah dan tumbuh ikan dan
udang (breeding, ground, nursery ground).
d. Mangrove dapat melindungi laut dari pencemaran yang bersumber dari laut.
e. Mangroveyangdipeliharadandibudidayakan,sebagian

Diperlukan kayunya untuk pembangunan seperti di jawa barat, pembangunan


bagan, bangunan penangkap ikan di lepas pantai memerlukan kayu mangrove.

Rangkuman fungsi ekosistem mangrove

Fisik Biologi Ekonomi

1. Menjaga garis 1. Tempat tumbuh 1. Tambak ikan dan


pantai dan tebing nener, benur, dan larva udang
sungai kering

2. Mempercepat 2. Tempat tinggal kera 2. Ladang garam


accresion dan burung

3. Mencegah banjir 3. Habitat biota lain 3. Sumber kayu

4. Mengolah limbah 4. Rekreasi

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kerusakan Ekosistem Mangrove


Meski memiliki banyak fungsi, kita menyadari saat ini ekosistem hutan mangrove
telah mengalami kerusakan yang cukup signifikan. Beberapa hal yang mempengaruhi
kerusakan dari ekosistem ini antara lain:

1. Pertumbuhan penduduk yang membeludak membuat pesisir pantai digunduli


dan digunakan sebagai tempat untuk bermukim.
2. Alih fungsi ekosistem mangrove menjadi kawasan tambak tradisional yang
dilakukan secara masif oleh masyarakat sekitar pantai.

67
3. Penebangan hutan mangrove sebagai kegiatan untuk mendapatkan kayu bakar.

Upaya Pelestarian Mangrove


Bentuk tekanan terhadap kawasan mangrove yang paling besar adalah
pengalih-fungsian (konversi) lahan mangrove menjadi tambak udang/ikan, sekaligus
pemanfaatan kayunya untuk diperdagangkan. Selain itu, juga tumbuhnya berbagai
konflik akibat berbagai kepentingan antar lintas instansi sektoral maupun antar lintas
wilayah administratif.
Secara ideal, pemanfaatan kawasan mangrove harus mempertimbangkan
kebutuhan masyarakat tetapi tidak sampai mengakibatkan kerusakan terhadap
keberadaan mangrove. Selain itu, yang menjadi pertimbangan paling mendasar
adalah pengembangan kegiatan yang menguntungkan bagi masyarakat dengan tetap
mempertimbangkan kelestarian fungsi mangrove secara ekologis (fisik-kimia dan
biologis). Perlu juga mengembangkan matapencaharian alternatif bagi
masyarakat sekitar mangrove dengan mengandalkan bahan baku non-kayu dan
diversifikasi bahan baku industri kehutanan dan arang seperti yang terjadi di Nipah
Panjang, Batu Ampar, Pontianak. Masyarakat merubah pola konsumsi bahan bakar
dari minyak tanah dan arang bakau menjadi arang leban dan tempurung kelapa dan
menggunakan tungku hemat energi atau anglo.

4. Ekosistem Pantai
Ekosistem pantai merupakan salah satu ekosistem yang ada di Bumi. Seperti
yang kita ketahui bersama bahwasannya Bumi mempunyai jenis ekosistem, yakni
ekosistem daratan dan juga sebagai ekosistem yakni sebuah kesatuan komponen
baik biotik maupun abiotik yang berada di sekitar pantai dan saling berinteraksi
antara satu dengan lainnya, serta saling mempengaruhi dan terbentuknya sebuah
aliran energi. Selain membentuk suatu energi, interaksi antara komponen-
komponen tersebut juga membentuk sebuah struktur biotik dan juga siklus
materi.ekosistem air. Ekosistem pantai ini merupakan salah satu jenis dari
ekosistem daratan. Meskipun bersebelahan dengan ekosistem laut, namun
ekosistem pantai adalah termasuk ekosistem daratan. Ekosistem pantai diartikan
Dari uraian di atas, kita dapat menyebutkan bahwa ekosistem pantai
merupakan suatu komponen biotik (hidup) dan komponen abiotik (tak hidup) yang

68
berada di wilayah pantai. Di ekosistem pantai ini kita dapat menemukan berbagai
macam karakteristik khas pantai.

Ciri-ciri Ekosistem Pantai


Pantai adalah suatu tempat yang sangat indah dan juga menarik untuk dapat kita
kunjungi. Pantai ini merupakan tujuan wisata bagi banyak orang. Pantai dengan
segala keindahannya perlahan- lahan mulai menghilang apabila tidak dijaga dengan
baik. Seiring berjalannya waktu kita menemui bahwa banyak orang yang berkunjung
ke pantai namun tidak bertanggung jawab pada pantai. Semakin lama kita semakin
mengetahui bahwa orang- orang yang tidak bertanggung jawab akan menimbulkan
kerusakan pada pantai. Akibatnya kita seringkali melihat banyak pantai yang tidak
dalam kondisi bersih.
Ekosistem pantai sendiri secara umum dapat dikatakan sebagai satu ekosistem
yang selaras. Ekosistem pantai yang baik dan juga sehat mempunyai beberapa ciri
sebagai berikut:

1. Memiliki garis pantai yang permanen dan juga terjaga dengan baik. Garis pantai
yang dimaksud adalah wilayah atau batasan antara daratan dengan lautan.
Ekosistem pantai yang baik adalah pantai yang mempunyai ciri garis pantai yang
terjaga dan juga permanen.
2. Terdapat ekosistem mangrove di sekitar pantai. Ekosistem pantai yang baik
adalah yang mempunyai ekosistem hutan magrovedi kawasan pantai tersebut.
Ekosistem mangrove ini setidaknya berjumlah 30% dari jumlah total luas pesisir.
Prosentase yang demikian tersebut merupakan jumlah yang ideal. Ekosistem
hutan mangrove yag berada di wilayah pantai ini mempunyai fungsi sebagai
penahan ombak laut yang bisa mengikis pesisir dari pantai tersebut.
3. Terdapat pola usaha budidaya air payau. Salah satu ciri atau karakteristik dari
ekosistem pantai yang baik dan juga sehat ini adalah terdapat pola usaha
budidaya jenis air payau yang dilakukan dengan berpegang pada wawasan atas
lingkungan yang baik. Mengapa harus berwawasan pada lingkungan yang baik?
Hal ini karena pemafaatan lingkungan pantai tidak boleh sembarangan karena
berhubungan dengan beragam makhluk hidup yang berada di sekitar pantai
tersebut.

69
4. Pencemaran atas pantai bisa dikendalikan. Ekosistem pantai memang sulit lepas
dari yang namanya pencemaran. Namun pencemaran di lingkungan ekosistem
pantai yang baik dan juga sehat dapat diatasi atau dikendalikan dengan mudah,
baik secara ilmiah maupun dengan campur tangan manusia.
5. Berperan sebagai rumah bagi aneka jenis makhluk hidup dan bisa menjadi
sumber kehidupan bagi manusia yang tinggal di sekitaran pantai tersebut.
Ekosistem pantai yang sehat adalah ekosistem pantai yang mempunyai berbagai
macam fungsi ataumanfaat pantai. Beberapa manfaat yang dipunyai oleh
ekosistem pantai yang baik dan juga sehat adalah bisa digunakan sebagai rumah
bagi berbagai macam makhluk hidup dan juga merupakan sumber penghidupan
bagi manusia yang berada di sekitar pantai tersebut.

Komponen- komponen Ekosistem Pantai


Kita semua mengetahui bahwa di Bumi ini terdapat berbagai macam jenis
ekosistem. Masing- masing ekosistem tersebut mempunyai komponen biotik dan juga
komponen abiotik. Hal ini karena ekosistem memang merupakan interaksi makhluk
hidup dengan lingkungannya. Dan lingkungan ini tersusun atas komponen biotik dan
abiotik. Maka dari itu komponen biotik dan abiotik merupakan penyusun dari suatu
ekosistem.
Seperti halnya dengan ekosistem lainnya, ekosistem pantai ini juga mempunyai
berbagai komponen biotik dan juga komponen abiotik. Berbagai macam komponen
biotik dan komponen abiotik yang dimiliki oleh ekosistem pantai ini antara lain:

1. Komponen Biotik. Komponen biotik merupakan komponen yang berupa makhuk


hidup, dimana makhluk hidup ini yang berada di lingkungan pantai baik binatang
maupun tumbuhan. Beberapa komponen biotik yang berada di lingkungan pantai
antara lain: ganggang, bakau, anemone laut, udang, kepiting, ikan, dan tumbuhan
serta binatang lainnya yang hidup di wilayah pantai.
2. Komponen abiotik. Komponen abiotik adalah komponen yang ada di dalam suatu
ekosistem yang berupa benda tak hidup. Meskipun berupa benda tak hidup, namun
keberadaan komponen- komponen ini dapat mempengaruhi kelangsungan hidup
makhluk hidup yang ada di sekitar ekosistem pantai tersebut. Oleh karena itulah
beberapa komponen abiotik yang dimiliki oleh ekosistem pantai ini antara lain adalah
pasir, daratan, suhu, udara , kelembaban, batu dan juga cahaya matahari. Komponen-

70
komponen abiotik tersebut berada di mayoritas ekosistem pantai yang ada dunia ini.
Hal itu karena benda- benda yang menjadi komponen tersebut dapat kita temui
dengan mudah di wilayah sekitar pantai.

Satuan- satuan dalam Ekosistem Pantai


Ekosistem pantai merupakan salah satu ekosistem yang bisa dikatakan unik.
Ekosistem ini dikatakan unik karena mencakup tiga unsur. Unsur- unsur yang
tercakup dalam ekosistem ini adalah tanah yang berada di daratan, air yang ada di laut,
dan juga di udara. Wilayah pantai merupakan wilayah pertemuan antara ekosistem
daratan dan juga ekosistem air atau akuatik. Ekosistem pantai ini juga merupakan
ekosistem yang memiliki berbagai macam satuan. Satuan- satuan ini hanya dimiliki
oleh ekosistem pantai dan tidak dimiliki oleh ekosistem yang lainnya. Beberapa
satuan yang dimiliki oleh ekosistem pantai ini adalah sebagai berikut:

1. Ekosistem terumbu karang atau Coral Reef.


2. Ekosistem hutan bakau atau hutan mangrove
3. Ekosistem padang lamun atau sea grass
4. Ekosistem pantai berpasir atau sandu beach
5. Ekosistem pantai berbatu atai rocky beach, dan
6. Ekosistem muara sungai atau estuari.

Itulah satuan- satuan yang dimiliki oleh ekosistem pantai. Dari keenam satuan
tersebut ada tiga satuan yang menjadi ekosistem paling utama di ekosistem pantai.
Ekosistem yang utama dalam ekosistem pantai adalah ekosistem terumbu karang,
ekosistem hutan bakau, dan juga ekosistem padang lamun.

Sifat Ekosistem Pantai


Ekosistem pantai ini merupakan ekosistem yang paling unik karena merupakan
wilayah pertemuan antara daratan dan juga lautan. Oleh sebab itulah ekosistem pantai
ini mempunyai beberapa sifat khusus yang tidak dimiliki oleh ekosistem yang lainnya.

Ekosistem pantai ini memiliki beberapa sifat khusus, yaitu:


1. Ekosistem ini dipengaruhi oleh pasang surut air laut
2. Wilayah yang paling atas dari ekosistem ini merupakan wilayah yang paling sedikit
terkena air

71
3. Memiliki titik tengah yang terendam oleh air apabila pasang tinggi maupun pasang
rendah
4. Wilayah yang paling dalam dihuni oleh beberapa jenis makhluk hidup

Jenis- jenis Ekosistem Pantai


Ternyata ekosistem pantai bukanlah sebuah ekosistem yang hanya terdiri satu
macam saja di seluruh dunia. Apabila dilihat dari jenis pantainya, setidaknya kita akan
menemui dua jenis ekosistem pantai. Kedua jenis ekosistem pantai tersebut adalah:
1. Ekosistem pantai batu
2. Ekosistem Pantai Lumpur

Manfaat Ekosistem Pantai


1. Sebagai areal tambak garam
2. Wilayah perkebunan kelapa dan pisang
3. Daerah pertanian pasang surut
4. Objek wisata
5. Pengembangan kerajinan khas pantai

5. Ekosistem Sungai
Pengertian Ekosistem Sungai
Ekosistem Sungai adalah salah satu jenis ekositem air tawar yang memiliki ciri
khas berupa aliran air searah yang membuat perubahan fisik dan kimia di dalamnya
berlangsung secara terus menerus. Di Indonesia sendiri, ekosistem sungai banyak kita
temukan hampir di seluruh wilayah daratan, dengan beberapa sungai yang terkenal
misalnya sungai Mahakam, sungai Kapuas, sungai Musi, sungai Begawan Solo,
sungai Barito, dan lain sebagainya. Yang menarik dari ekosistem ini ada 2 hal, yaitu
kehidupan biotanya yang beragam dan perubahan fisik kimianya yang dipengaruhi
oleh banyak faktor. Berikut kita bahas bersama-sama.

Ciri-ciri Ekosistem Sungai


Ciri-ciri ekosistem sungai yang menonjol dan membedakannya dengan jenis
ekosistem lain di antaranya:
1. Air yang terus mengalir dari hulu ke hilir.
2. Perubahan keadaan fisik dan kimia ekosistem yang berlangsung terus menerus.

72
3. Variasi kondisi fisik kimia dalam tingkat aliran air sangat tinggi.
4. Tumbuhan dan hewan yang hidup telah beradaptasi dalam kondisi aliran air.

Aliran air
Aliran air adalah faktor utama yang membuat ekologi sungai berbeda dari
ekosistem air lainnya. Kekuatan dan kecepatan aliran air dalam ekosistem sungai
bervariasi dan ini dipengaruhi oleh beberapa hal misalnya pencairan salju, hujan, dan
air tanah. Aliran air dapat mengubah bentuk dasar sungai melalui erosi, sedimentasi,
dan menciptakan berbagai perubahan habitat lainnya.

Substrat
Substrat adalah permukaan di mana organisme sungai hidup. Substrat dalam
ekosistem sungai dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor anorganik, seperti bahan
geologi, batu, kerikil, pasir atau lumpur, serta faktor organik yang meliputi sisa daun,
kayu, lumut, dan tanaman. Kondisi substrat dalam ekosistem sungai umumnya tidak
permanen.

Cahaya
Cahaya menyediakan energi untuk fotosintesis bagi para organisme autotrof
dalam menghasilkan sumber makanan utama dalam ekosistem sungai. Jumlah cahaya
yang diterima ekosistem sungai dipengaruhi oleh beberapa variabel, misalnya, oleh
ada tidaknya pepohonan yang menaungi serta oleh tingkat ke dalaman sungai itu
sendiri.

Suhu
Suhu air di sungai bervariasi dipengaruhi oleh radiasi di permukaan dan konduksi
ke atau dari udara dan substrat sekitarnya. Perbedaan suhu bisa sangat signifikan
antara permukaan dan bagian bawah sungai yang dalam. Iklim, naungan, dan tingkat
kemiringan sungai juga mempengaruhi suhu air.

Kimia air
Keadaan kimia air sungai bervariasi dipengaruhi oleh input dari lingkungan atau
daerah sekitarnya seperti hujan dan penambahan bahan pencemar dari aktivitas
kehidupan manusia. Kendati begitu, oksigen merupakan konstituen kimia yang paling
penting dari kehidupan organisme dari ekosistem sungai.

73
Bakteri
Bakteri hadir dalam jumlah besar di perairan sungai. Mereka memainkan peran
penting dalam daur ulang energi. Bakteri menguraikan bahan organik menjadi
senyawa anorganik yang dapat digunakan oleh tanaman dan mikroba lainnya.

Tanaman
Tanaman berfotosintesis - mengubah energi cahaya matahari menjadi energi
kimia yang dapat digunakan untuk bahan bakar aktivitas organisme. Adapun
ganggang adalah sumber yang paling signifikan sebagai makanan utama di sebagian
besar sungai. Mereka kebanyakan mengambang bebas dan tidak dapat
mempertahankan populasi besar di dalam jangka waktu yang lama.
Beberapa tanaman seperti lumut juga hidup dalam ekosistem sungai dengan
menempel benda padat seperti bebatuan. Sedangkan untuk tanaman tingkat tinggi,
akan hidup mengambang atau menjalar di atas permukaan sungai, misalnya kangkung
liar dan eceng gondok. Tanaman-tanaman semacam ini melindungi hewan dari arus
dan predator serta menyediakan sumber makanan bagi mereka.

Invertebrata
Invertebrata atau hewan tak bertulang belakang, termasuk udang karang, siput,
keong, kerang, dan remis bisa ditemukan di sungai. Namun, komunitas yang paling
dominan dari hewan golongan ini di ekosistem sungai justru adalah serangga. Mereka
dapat ditemukan di hampir setiap habitat yang ada, baik di permukaan air, di bawah
batu, di dasar sungai. Beberapa dari invertebrata menghindari arus tinggi dengan
hidup di daerah dasar, sementara yang lain telah beradaptasi dengan hidup di sisi hilir
yang terlindungi oleh batu.

Ikan
Kemampuan jenis-jenis ikan untuk bertahan hidup bervariasi dan berhubungan
dengan daerah habitat sungai yang mereka tempati. Kebanyakan ikan cenderung tetap
tinggal bagian dasar, sisi sungai, atau di balik bebatuan untuk menghindari
penggunaan energi yang terlalu tinggi karena berenang melawan arus. Mereka hanya
berenang saat mencari makanan atau saat ingin berpindah lokasi. Kebanyakan
ekosistem sungai biasanya terhubung ke sistem lotic lainnya seperti mata air, lahan
basah, saluran air, sungai kecil, dan lautan.

74
Burung
Sejumlah besar burung juga mendiami ekosistem sungai, tetapi mereka tidak
tinggal dalam air. Mereka tinggal dalam ekosistem ini tak lain adalah untuk
mencukupi kebutuhan makannya, mengingat ikan dan hewan invertebrata yang
tinggal dalam ekosistem sungai merupakan sumber makanan penting bagi burung.

Komponen Ekosistem Sungai


Seperti yang kita ketahui bersama bahwa ekosistem adalah suatu interaksi yang
melibatkan makhluk hidup dengan lingkungannya. Hal ini berarti ekosistem meliputi
interaksi komponen biotik dan juga komponen abiotik. Komponen biotik dan abiotik
ini merupakan komponen- komponen yang dimiliki oleh semua jenis ekosistem,
termasuk ekosistem sungai ini. Komponen- komponen yang dimiliki oleh ekosistem
sungai adalah sebagai berikut:

 Komponen biotik. Komponen biotik merupakan komponen yang terdiri dari


makhluk hidup, baik tumbuhan maupun binatang. Ekosistem sungai
mempunyai banyak sekali komponen biotik, seperti tumbuhan (contoh:
ganggang, angkung liar, enceng gondok, lumut, dan lain sebagainya), binatang
(contoh: sipur, keong, remis, kerang, udang , ular, serangga, dan lain
sebagainya), fitoplankton, zooplankton, serta organisme lainnya.
 Komponen abiotik. berkebalikan dengan komponen biotik, komponen abiotik
ini merupakan komponen ekosistem yang berbentuk benda- benda tak hidup.
Namun, meski benda- benda tersebut tak hidup, keberadaan benda- benda
tersebut tetap berpengaruh terhadap kelangsungan hidup komponen biotik
yang ada di ekosistem tersebut. Beberapa komponen abiotik yang berada di
ekosistem sungai antara lain: batu , suhu, cahaya matahari, kelembaban udara,
dan lain sebagainya.

Pembagian Zona Ekosistem Sungai


Tahukah Anda bahwa ternyata ekosistem sungai ini dibedakan atas beberapa zona?
Ya, para ahli membagi ekosistem sungai dibagi ke dalam dua zona. Pembagian zona
di ekosistem sungai adalah sebagai berikut:

75
1. Zona air deras
Zona pertama yang ada di ekosistem sungai adalah zona air deras. Zona air deras
merupakan wilayah sungai yang cenderung dangkal. Pada zona ini kita akan
mendapati aliran arus air yang deras atau sangat tinggi. Biasanya zona ini berada di
bagian hulu sungai (atau lebih tepatnya di pegunungan). Aliran sungai yang deras ini
mengakibatkan bagian dasar sungai menjadi bersih dari berbagai macam endapan
serta materi- materi yang mengendap lainnya.
Hal ini juga menyebabkan bagian dasar dari zona ini cenderung terasa padat. Di
zona air deras ini kita akan menemukan bentos dan juga organisme ferifitik yang
mempunyai kemampuan untuk melekat dan berpegang pada dasar yang bersifat keras
atau padat, atau bisa juga pada ikan yang bisa berenang dengan kuat.

2. Zona aliran tenang


Zona kedua yang terdapat dalam ekosistem sungai adalah zona aliran tenang.
Berbeda dengan zona yang pertama, zona ini merupakan zona yang sedikit lebih
dalam dan arus sungai tidak terlalu deras seperti zona yang pertama. Zona ini
biasanya berada di wilayah yang landai. Di zona ini kita juga akan menemukan
lumpur dan juga bahan endapan lainnya yang mengendap di dasar sungai. Karena
banyaknya bahan endapan yang mengendap ini maka menjadikan dasar sungai terasa
lunak dan tidak sesuai lagi dengan bentos. Zona aliran tenang ini lebih sesuai bagi
nekton dan plankton yang mempunyai kebiasaan menggali dasar sungai.

Manfaat Ekosistem Sungai


Semua jenis ekosistem mepunyai fungsinya masing- masing, demikian pula
dengan ekosistem sungai ini. Ekosistem sungai mempunyai beberapa manfaat yang
sangat penting bagi kita semua. Beberapamanfaat sungaiyang akan kita peroleh dari
ekosistem sungai adalah sebagai berikut:

1. Sumber air tawar. Sungai menyediakan banyak sekali air tawar yang
dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Manusia memerlukan air tawar dalam
jumlah yang banyak untuk mencukupi segala macam kebutuhan, seperti
minum, memasak, mencuci, hingga kebutuhan untuk industri. Tidak hanya
manusia saja, binatang dan tumbuhan juga sangat memerlukan air agar mereka
bisa bertahan hidup.

76
2. Ekosistem air tawar (termasuk juga ekosistem sungai) ini berperan sebagai
bottle neck dalam siklus hidrologi yang ada di Bumi.
3. Ekosistem sungai yang bersamaan dengan ekosistem estuary merupakan
tempat yang mudah dan murah untuk membuang limbah yang bersifat tertier.
4. Sebagai tempat hidup bagi banyak mahkluk hidup yang ada di Bumi,
khususnya binatang- binatang air dan juga tumbuhan yang hidup di air.
5. Bisa digunakan sebagai tempat budidaya tanaman tertentu, sehingga dapat
menghasilkan nilai ekonomis bagi warga masyarakat yang berada di sekitar
sungai tersebut.
6. Sebagai tempat rekreasi bagi anak- anak dan juga bagi keluarga

6. Ekosistem Pegunungan dan Gua Kapur


A. Ekosistem Pegunungan
Ekosistem pegunungan bawah memiliki keragaman jenis pohon serta individu
yang lebih tinggi dari zona lainnya. Membuat ekosistem berupa flora – fauna dan
plasma nuftah dikawasan ini beragam sesuai dengan tingkat tipe ketinggian
perbukitan. Untuk di Desa Nanga Kalan sendiri, masuk ke dalam tipe zona tropika
yang mana di sekitarnya banyak terdapat jenis kayu belian dan pepohonan
buah-buhan yang bersifat keras (cempedak, langsat, durian) secara alamiah. Keadaan
flora juga didominasi akan jenis hama bagi peladang, seperti kijang, pelanduk,
trenggiling, babi, kera serta jenis predator pada belalang1.
Perubahan ekosistem yang disebabkan oleh aktivitas kehutanan, menyebabkan
hilangnya rantai kehidupan di sekitar Desa Kalan dengan serangan hama belalang.
Kejadian hama belalang ini pada musim panen tahun 2005, yang menyebabkan gagal
panen dan memperoleh kerugian sekitar 2 juta per KK yang membuka ladang1.
Di kawasan mendalam yang merupakan kawasan TNBK dan berada di tengah
Pegunungan Kapuas Hulu dan Peg Muller yang terletak di kabupaten Kapuas Hulu,
terdapat jenis endemic kayu atau pohon Kalimantan kerabat kayu gaharu serta jenis
endemic primata Kalimantan merupakan suatu potensi tersendiri dalam peruntukan
kawasan konservasi. Namun dengan potensi ini mengakibatkan tergiur pengusaha
kehutanan untuk memanfaatkan potensi kayu yang ada di dalam hutannya. Ini terjadi
suatu kehilangan jenis flora-fauna yang dianggap saklar oleh masyarakat di sekitar
kawasan Mendalam hilang bahkan punah, seperti jenis kayu belian, meranti, mayas
(orang utan), enggang gading dan burung pungkapung/kroak sejenis burung untuk

77
menunjukan keberuntukan kawasan perladangan. Dari jenis flora dan fauna yang
dulunya dimiliki di sekitar kawasan Mendalam, dipercaya oleh masyarakat sebagai
suatu pemebritahuan musim, karena dengan adanya burung enggang sering dipercaya
kemunculannya dan suaranya tersebut menandakan akan terjadinya suatu perubahan
musim1.
Berdasarkan Management Plan 25 tahun TNBB-TNBR, ekosistem hutan
Dipterocarpaceaea terletak 100 - 1.000 mdpl, hutan perbukitan 1.000 – 1.500 mdpl,
hutan pegunungan 1.500 – 2.000 mdpl, hutan lumu > 2.000 mdpl atau <>

Tipe Zona Tropika; tersebar di seluruh areal


Tipe Ekosistem Pegunungan Bawah; tersebar di ketinggian 1.000 – 1.500 mdpl
seluas 58.489,26 Ha (32,30%) dari luas kawasan, mencakup hutan primer ± 45.637,8
Ha, hutan bekas tebangan ± 9.587,07%, non hutan ± 2.340,03 Ha. Tipe Pegunungan
Atas; menyebar di ketinggian > 1.500 mdpl seluas 6.930 Ha (3,83%) dari luas
kawasan, mencakup hutan primer ± 6.420, 93 Ha, bekas hutan tebangan ± 299,81
Ha. Ekosistem pegunungan bawah memiliki keragaman jenis pohon serta individu
yang lebih tinggi dari zona lainnya.

B. Ekosistem Karst/ Gua kapur


Karst adalah nama kawasan batu gamping di daerah Yugoslavia.
Karst terbentuk karena : perpecahan batu gamping/kapur, dolomite, gypsum
atau garam oleh air hujan, es yang mencair, aliran sungai ataupun aliran air bawah
tanah yang menghasilkan formasi atau bentuk celah, lubang, gua dan saluran-saluran
air.
Persebaran Kawasan Karst
Formasi karst di Indonesia menurut The Indonesian Environmental Almanac
(1997) ditemukan a.l. di Gunung Kidul disebut juga Gunung Sewu (Yogyakarta),
Gombong Selatan dan Pegunungan Karang Bolong (Jawa Tengah), Tamilauw, Pulau
Seram (Maluku) dan daerah Maros (Sulawesi Selatan) serta beberapa tempat di
Kalimantan.
Daerah karst di Gunung Sewu merupakan jenis karst yang berada pada kawasan tropis
basah dan merupakan salah satu model karst berbentuk kerucut di dunia.

78
Karakteristik daerah karst ;
1. Tanah kurang subur untuk pertanian
2. Sensitif terhadap erosi, mudah longsor
3. Bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah
4. Gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro
5. Flora dan fauna yang ada memiliki kekhasan tersendiri. Beberapa diantaranya
adalah jenis endemik, terutama pada daerah-daerah yang belum terjamah manusia
atau karena mempunyai afinitas terhadap susunan batu gamping di tempat itu, seperti
tanaman calcicolous.
6. Habitat dalam gua yang khas merupakan habitat yang cenderung gelap gulita, tanpa
cahaya yang masuk.
7. Sumber energi yang ada umumnya berasal dari luar. Senyawa organik seperti
bangkai, kotoran kelelawar dan burung serta bagian tumbuhan yang terbawa aliran air
dalam gua itu adalah sumber energi bagi organisme gua.

Permasalahan dan konservasi kawasan karst.


Permasalahan yang menghadang kawasan karst a.l., kekeringan, banjir,
deforestasi, runtuhnya permukaan kawasan, pencemaran air bawah tanah, perusakan
obyek alam seperti penambangan batu gamping serta perubahan tataguna lahan.
Kawasan karst pada umumnya peka erosi, terutama bila derajat kemiringan
tebing-tebingnya besar seperti pada conical atau towerkarst

Prinsip-prinsip Pengelolaan Kawasan Karst Berdasarkan Tipe Kawasannya


(Kantor MENLH & Yayasan Jatidiri, 1998).
Jenis/Tipe Kawasan Karst Bentuk Pengelolaan.
a. Kawasan karst yang dapat dieksploitasi => Eksploitasi terkendali
b. Kawasan karst yang mempunyai nilai geologi dan sosial budaya penting =>
Cagarbudaya dan ilmu pengetahuan.
c. Kawasan karst yang mempunyai potensi wisata => Taman wisata alam
d. Kawasan karst dengan sumberdaya alam penting => Cagar alam
e. Kawasan karst dengan ekosistem asli dan langka => Taman nasional
f. Kawasan karst yang memiliki keunikan fisik, biologi dan geologi atau habitat
jenis-jenis flora/fauna terancam punah yang memiliki nilai konservasi, ilmu

79
pengetahuan, sejarah evolusi dan keindahan => Warisan alam dunia (Natural world
heritage)

7. Ekosistem Binaan
Ekosistem binaan atau ekosistem buatan adalah ekosistem yang dibuat dan
direkayasa oleh manusia. Ekosistem buatan atau binaan merupakan lingkungan yang
diciptakan manusia untuk berbagai keperluan. Manusia harus terus-menerus
mengelola dan mengembangkan lingkungan tersebut sesuai dengan kebutuhan .
Contoh ekosisem binaan itu adalah kolam, aquarium, waduk, sawah, ladang, dan
taman. Pada umumnya, ekosistem buatan mempunyai komponen biotik sesuai dengan
yang diinginkan pembuatnya. Terhadap lingkungan binaan tersebut, manusia
senantiasa berupaya mengaturnya. Interaksi alami hampir terkendali. Di dalam
ekosistem pertanian, misalnya, serangga yang memakan tanaman dikendalikan
dengan memberantasnya dengan menggunakan insektisida. Di daerah perkotaan
jarang terdapat tumbuhan (produsen). Tumbuhan didominasi oleh tanaman hijau di
sepanjang jalan, di taman atau di halaman. Kurangnya tumbuhan hijau di perkotaan
mengakibatkan udara kota terasa pengap, kering, dan suhu udara meningkat.
Ekosistem buatan juga memiliki ciri khas yaitu komponen ekosistem yang berada di
dalamnya mendapatkan energi dari luar ekosistemnya. contohnya ekosistem aquarium
yang air, oksigen dan makanan berasal dari pemberian si pemilik auqrium. Selain itu,
ekosistem buatan juga memiliki ciri keanekaragaman hayatinya rendah atau kecil,
contohnya ekosistem sawah, yang hanya ada padi, rumput, ular, dan/ atau hewan
maupun tumbuhan lain dimana jenis organisme yang ada di dalamnya hanya sedikit.

Berikut beberapa contoh ekosistem binaan manusia :


1. Waduk/bendungan
Waduk/bendungan Suatu ekosistem buatan yang berupa bangunan penahan atau
penimbun air untuk berbagai keperluan, misalnya untuk irigasi, pembangkit listrik,
tempat rekreasi, dan sarana olahraga. Selain itu, waduk merupakan ekosistem baru
dengan substrat dasar biasanya berasal dari kebun atau sawah maupun hutan dengan
sifat geologi yang berbeda-beda. Waduk jatiluhur di Jawa Barat contohnya. Di bawah
ini adalah gambar bendungan untuk irigasi

80
2.Hutan Tanaman Produksi
Hutan Tanaman Produksi merupakan vegetasi yang terdiri atas tanaman budidaya
bernilai tinggi yang dengan sengaja ditanam pada kawasan tertentu. Biasanya jenis
tanaman yang dibudidayakan bernilai tinggi, seperti tanaman jati, mahoni, pinus,
dammar, rasamala, ampupu, manglit, dan puspa.
3.Agroekosistem
Agroekosistem merupakan ekosistem yang dengan sengaja dibuat untuk
keperluan pertanian, misalnya sawah irigasi, sawah tadah hujan, sawah surjan, sawah
rawa, sawah pasang surut, perkebunan (teh, kopi kelapa sawit, dan karet), kolam
tambak, ladang, dan pekarangan. Kebun Buah Apel adalah salah satu jenis
Agroekosistem
4.Pemukiman
Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik
yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dantempat kegiatan yang
mendukung perikehidupan dan penghidupan. Pemukiman di sini termasuk komplek
perumahan, desa, kota, dll.
5.Ekosistem Sawah
Ekosistem sawah adalah ekosistem buatan yang berupa lahan usaha bidang
pertanian tanaman padi. Secara fisik, ekosistem sawah memiliki permukaan yang rata,
dilengkapi pematang, dan hamparan tanaman padi. Ekosistem sawah memiliki tanah
dengan kondisi yang sedikit berair, karena tanaman padi memang suka kondisi yang
demikian. Dalam ekosistem sawah, kita juga dapat menemukan berbagai jenis
tumbuhan dan hewan yang saling melakukan interaksi dengan tanaman padi yang
ditanam. Organisme pengganggu tanaman seperti hama dan gulma keberadaannya
sangat dipengaruhi oleh perlakuan yang diberikan manusia pada ekosistem ini.
6. Ekosistem Tambak
Ekosistem ambak adalah ekosistem buatan yang sengaja diciptakan untuk
keperluan budidaya perikanan. Ekosistem tambak berupa kolam buatan yang biasanya
berada di daerah pantai. Kolam ini diisi air dan dimanfaatkan sebagai media budidaya
berbagai jenis ikan, kerang, atau udang.

81
11. DAUR BIOGEOKIMIA

ikan → masuk ke tanah → diserap tumbuhan → reaksi-reaksi kimia menjadi zat


makanan → dimakan hewan → tubuh hewan → mati, diuraikan

Dengan demikian materi tersebut telah melalui daur yang dikenal sebagai daur
biogeokimia, karena berlangsungnya melalui tubuh mahluk hidup, tanah, dan
reaksi-reaksi kimia.Daur biogeokimia itu diperlukan untuk kelestarian mahluk hidup
dan ekosistem.Daur biogeokimia meliputi daur nitrogen, daur zat karbon, oksigen, daur
belerang, daur fosfor, dan lain-lain.

1. Daur Air

Air di atmosfer berada dalam bentuk uap air.Uap air berasal dari air di daratan
dan laut yang menguap karena panas cahaya matahari.Uap air di atmosfer
terkondensasi menjadi awan yang turun ke daratan dan laut dalam bentuk hujan.Air
hujan di daratan masuk ke dalam tanah membentuk air permukaan tanah dan air
tanah.Tumbuhan darat menyerap air yang ada di dalam tanah.Kemudian melalui
transpirasi, uap air dilepaskan oleh tumbuhan ke atmosfer.Hewan memperoleh air
langsung dari air permukaan serta dari tumbuhan dan hewan yang dimakan, sedangkan
manusia menggunakan sekitar seperempat air tanah.Air tanah dan air permukaan
sebagian mengalir ke sungai, Kemudian ke danau dan ke laut.

2. Daur Karbon

Unsur karbon terdapat di atmosfer dalam bentuk gas karbon dioksida


(CO2).Karbon dioksida masuk ke dalam komponen biotik melalui produsen.Produsen
di darat dan akuatik menggunakan karbon dioksida untuk membentuk bahan organik
berupa senyawa karbon, yaitu glukosa. Glukosa dihasilkan oleh produsen melalui
proses fotosintesis. Bahan organik yang mengandung unsur karbon tersebut ditransfer
ke hewan dan manusia secara langsung maupun tidak langsung melalui rantai
makanan.Respirasi oleh organisme autotrof dan heterotrof menghasilkan karbon
dioksida.Pada tumbuhan, bahan organik yang mengandung banyak karbon terdapat
dalam batang atau kayu.Pada hewan dan manusia, bahan organik yang mengandung
karbon terdapat pada tulang. Tumbuhan, hewan, dan manusia yang mati akan diuraikan
antara lain menjadi karbon dioksida. Di kerak bumi terdapat karbon dalam bentuk batu
bara dan minyak bumi (bahan bakar fosil). Jumlah karbon dioksida di atmosfer

82
bervariasi bergantung musim dan penggunaan bahan bakar oleh manusia, sehingga
memungkinkan terjadi ketidakseimbangan.Pada perairan, karbon dioksida dapat larut
dalam air dan diserap langsung oleh organisme autotrof.Karbon dioksida yang
dihasilkan oleh respirasi organisme perairan dapat membentuk ion bikarbonat.Ion
bikarbonat merupakan sumber karbon dioksida bagi organisme perairan.Beberapa
organisme akuatik seperti kelompok moluska, menggunakan karbon dioksida terlarut
di air dengan kalsium membentuk kalsium karbonat (CaCO3).Kalsium karbonat
merupakan bahan penyusun cangkang.Jika mati, cangkang yang hancur oleh air dapat
menghasilkan karbon dioksida.

3. Daur Nitrogen

Unsur nitrogen sebagian besar terdapat di atmosfer dalam bentuk gas Nitrogen
(N2). Gas nitrogen mencakup 78% dari berbagai gas yang ada di atmosfer.Hanya
sedikit organisme yang dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk N2.Organisme yang
dapat mengikat (fiksasi) nitrogen adalah bakteri.Bakteri pengikat nitrogen yang hidup
bebas misalnya Azotobacter sp. yang bersifat aerob (memerlukan O 2)
dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob (tidak memerlukan O2).Nitrogen yang diikat
oleh bakteri tersebut diubah menjadi amonia (NH3).Nitrogen dapat diserap oleh
tumbuhan dalam bentuk amonia.Penguraian nitrogen menjadi amonia
disebut amonifikasi.Amonia kemudian dirombak oleh bakteri
nitrit Nitrosomonas dan Nitrosococcus menjadi ion nitrit (NO2-).Ion nitrit selanjutnya
dirombak oleh bakteri nitrat Nitrobacter menjadi ion nitrat (NO3-).Nitrogen dalam
bentuk ion nitrat selain diserap oleh tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan
nitrogennya, juga digunakan oleh bakteri tanah untuk memperoleh oksigen. Proses
perombakan ion nitrat oleh bakteri denitrifikasi menghasilkan nitrogen. Nitrogen yang
dihasilkan akan kembali ke atmosfer.

4. Daur Belerang (Sulfur)

Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri
menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau
hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup di perairan
dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati.
Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4). Perpindahan sulfat terjadi
melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan

83
komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur,
antara lainDesulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi
sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri
fotoautotrof anaerob sepertiChromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur
dioksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.

5. Daur Fosfor

Fosfor merupakan elemen penting dalam kehidupan karena semua makhluk


hidup membutuhkan fosfor dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat), sebagai sumber
energi untuk metabolisme sel. Fosfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat
(PO43-).Ion Fosfat terdapat dalam bebatuan.Adanya peristiwa erosi dan pelapukan
menyebabkan fosfat terbawa menuju sungai hingga laut membentuk sedimen.Adanya
pergerakan dasar bumi menyebabkan sedimen yang mengandung fosfat muncul ke
permukaan.Seluruh hewan mengeluarkan fosfat melalui urin dan feses.Bakteri dan
jamur mengurai bahan-bahan anorganik di dalam tanah lalu melepaskan fosfor
kemudian diambil oleh tumbuhan.

12. SIKLUS HIDROLOGI

Hidrologi adalah suatu ilmu tentang kehadiran dan gerakan air di alam Pada
prinsipnya, jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yan dinamakan
“siklus hidrologi”. Siklus Hidrologi adalah suatu proses yangberkaitan, dimana air
diangkut dari lautan ke atmosfer (udara), ke darat dankembali lagi ke laut, seperti
digambarkan pada Gambar

84
Hujan yang jatuh ke bumi baik langsung menjadi aliran maupun tidak langsung
yaitu melalui vegetasi atau media lainnnya akan membentuk siklus aliran air mulai dari
tempat yang tinggi (gunung, pegunungan) menuju ke tempat yang rendah baik di
permukaan tanah maupun di dalam tanah yang berakhir di laut.
Dengan adanya penyinaran matahari, maka semua air yang ada dipermukaan bumi
akan berubah wujud berupa gas/uap akibat panas matahari dan disebut dengan
penguapan atau evaporasi dan transpirasi. Uap ini bergerak di atmosfer (udara)
kemudian akibat perbedaan temperatur di atmosfer dari panas menjadi dingin maka air
akan terbentuk akibat kondensasi dari uap menjadi cairan (from air to liquid state).
Bila temperatur berada di bawah titik beku (freezingpoint) kristal-kristal es
terbentuk. Tetesan air kecil (tinydroplet) umbuh oleh kondensasi dan berbenturan
dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara turbulen sampai pada
kondisi yang cukup besar menjadi butir-butir air.Apabila jumlah butir sir sudah cukup
banyak dan akibat berat sendiri (pengaruh gravitasi) butir-butir air itu akan turun ke
bumi dan proses turunnya butiran air ini disebut dengan hujan atau presipitasi .Bila
temperatur udara turun sampaidibawah 0º Celcius, maka butiran air akan berubah
menjadi salju [Chow dkk.,1988].
Hujan jatuh ke bumi baik secara langsung maupun melalui media misalnya melalui
tanaman (vegetasi). Di bumi air mengalir dan bergerak dengan berbagaicara. Pada
retensi (tempat penyimpanan) air akan menetap untuk beberapa waktu Retensi dapat
berupa retensi alam seperti darah-daerah cekungan, danau tempat-tempat yang rendah
dll., maupun retensi buatan seperti tampungan, sumur, mbung, waduk dll.
Secara gravitasi (alami) air mengalir dari daerah yang tinggi ke daerah yang
rendah, dari gunung-gunung, pegunungan ke lembah, lalu ke daerah yang lebih rendah,
sampai ke daerah pantai dan akhirnya akan bermuara ke laut. Aliran air ini disebut
aliran permukaan tanah karena bergerak di atas muka tanah. Aliran ini biasanya akan
memasuki daerah tangkapan atau daerah aliran menuju kesistem jaringan sungai,
sistem danau atau waduk.
Dalam sistem sungai aliran mengalir mulai dari sistem sungai kecil ke sistem
sungai yang besar dan akhirnya menuju mulut sungai atau sering disebut estuary yaitu
tempat bertemunya sungai dengan laut. Air hujan sebagian mengalir meresap kedalam
tanah atau yang sering disebut dengan Infiltrasi, dan bergerak terus kebawah. Air hujan
yang jatuh ke bumi sebagian menguap (evaporasi dan transpirasi) dan membentuk uap
air. Sebagian lagi mengalir masuk kedalam tanah (infiltrasi, perkolasi, kapiler). Air

85
tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat di dalam ruang–ruang
antara butir –butir tanah dan di dalam retak–retak dari batuan. Dahulu disebut air
lapisan dan yang terakhir disebut air celah (fissure water).
Aliran airtanah dapat dibedakan menjadi aliran tanah dangkal, aliran tanah antara
dan alirandasar (base flow). Disebut aliran dasar karena aliran ini merupakan aliran
yang mengisi sistem jaringan sungai. Hal ini dapat dilihat pada musim kemarau, ketika
hujan tidak turun untuk beberapa waktu, pada suatu sistem sungai tertentu aliran masih
tetap dan kontinyu.
Sebagian air yang tersimpan sebagai air tanah (Groundwater ) yang akan keluar ke
permukaan tanah sebagai limpasan, yakni limpasan permukaan (surfacerunoff), aliran
intra (interflow) dan limpasan air tanah (groundwater runoff yang terkumpul di sungai
yang akhirnya akan mengalir ke laut kembali terjadi penguapan dan begitu seterusnya
mengikuti siklus hidrologi.
Penyimpanan air tanah besarnya tergantung dari kondisi geologi setempat dan
waktu. Kondisi tata guna lahan juga berpengaruh terhadap tampungan airtanah,
misalnya lahan hutan yang beralih fungsi mejadi daerah pemukiman dan curah hujan
daerah tersebut. Sebagai permulaan dari simulasi harus ditentukan penyimpangan awal
(initial storage).
Hujan jatuh ke bumi baik secara langsung maupun melalui media misalnya melalui
tanaman (vegetasi), masuk ke tanah begitu juga hujan yang terinfiltrasi. Sedangkan air
yang tidak terinfiltrasi yang merupakan limpasan mengalir ke tempat yang lebih
rendah, mengalir ke danau dan tertampung. Dan hujan yang langsung jatuh di atas
sebuah danau (reservoir) air hujan (presipitasi) yang langsung jatuh diatas danau
menjadi tampungan langsung. Air yang tertahan didanau akan mengalir melalui sistem
jaringan sungai, permukaan tanah (akibat debit banjir) dan merembes melalui tanah.
Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai
terjadinya,peredaran dan penyebarannya, sifat-sifatnya hubungan dengan
lingkungannya terutama dengan makhluk hidup. Penerapan ilmu hidrologi dapat
dijumpai dalam beberapa kegiatan seperti perencanaan dan operasi bangunan air,
penyediaan air untuk berbagai keperluan (airbersih, irigasi, perikanan,peternakan),
pembangkit listrik, tenaga air, pengendalian banjir, pengendalianerosi dan sedimentasi,
transportasi air.( menurut Bambang Triatmodjo).
Secara umum evaluasi perencanaan pada embung merupakan salah satu bagian
evaluasi awal dalam perencanaan atau perancangan bangunan-Bangunan hidraulik.

86
Pengertian yang terkandung didalam perencanaan embung adalah bahwa informasi dan
besaran-besaran yang diperoleh dalam evaluasi perencanaan embung dikabupaten
Simeulue Tengah ini merupakan masukan penting untuk mensejahterahkan kebutuhan
irigasi setempat.Evaporasi yang lain dapat terjadi pada sistem sungai,
embung,reservoir,waduk maupun air laut yang merupakan sumber air terbesar.
Walaupun lautadalah tempat dengan sumber air terbesar namun tidak bisa langsung
dimanfaatkan sebagai sumber kehidupan karena mengandung garam atau air asin(salt
water).
Siklus Hidrologi merupakan proses perputaran air dalam bumi yang berlangsung terus
menerus. Siklus hidrologi menyatakan bahwa jumlah air di dalam bumi akan selalu
sama atau tetap, hanya saja dapat berubah wujud. Misalnya yang tadinya es menjadi
air, air menjadi embun, air tanah menjadi air laut, air laut menjadi airr tanah, dan
sebagainya.
SIKLUS HIDROLOGI
1. Pendek = hujan terjadi di atas laut
2. Sedang = hujan terjadi di daratan
3. Panjang = hujan menjadi hujan es atau salju

1. Evaporasi
Evaporasi merupakan penguapan yang bersumber dari badan air atau perairan,
misalnya penguapan air laut, air sungai, air danau, dan air kolam.
2. Transpirasi
Transpirasi merupakan penguapan yang berasal dari embun pernafasan mahluk
hidup, misalnya manusia, hewan, dan tumbuhan. Buktinya coba Anda bernafas
menempel pada kaca, pasti akan ada embun atau uap hasil pernafasan.

87
3. Kondensasi
Kondensasi merupakan perubahan wujud dai uap air menjadi awan yang terjadi di
atmosfer bumi.
4. Transportasi
Transportasi merupakan tenaga penggerak awan yang akan membawa awan jenuh
air ke tempat turunya hujan. Agen transportasi dalam siklus hidrologi adalah angin.
5. Presitipasi
Presipitasi sering juga disebut sebagai hujan. presitipasi merupakan proses
jatuhnya butiran-butiran air dari awan ke permukaan bumi.
6. Run off
Run off sering juga disebut sebagai aliran permukaan. run off merupakan aliran
air hujan yang mengalir di atas permukaan bumi, misalnya melalui sungai, selokan,
irigasi, dsb ke tempat yang lebih rendah hingga sampai ke laut.
7. Infiltrasi
Infiltrasi merupakan meresapnya atau masuknya air hujan ke dalam tanah secara
vertikal. air hujan yang akan masuk ke dalam tanah dapat masuk terus ke dalam tanah
dan mengalir di bawah tanah.
8. Perkolasi
Perkolasi merupakan aliran air di dalam tanah setelah terjadinya proses infiltrasi.
air mengalir menuju tempat yang rendah dan bermuara di laut.
9. Sublimasi
Sublimasi merupakan perubahan wujud dari awan hujan menjadi awan es atau
salju. sublimasi hanya terjadi pada siklus hidrologi panjang.

13. KEANEKARAGAMAN HAYATI


A. Pengertian Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati merupakan pernyataan mengenai berbagai macam
(variasi) bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang terdapat pada berbagai tingkatan
makhluk hidup.
Menurut UU No. 5 tahun 1994, keanekaragaman hayati merupakan
keanekaragaman di antara makhluk hidup dari semua sumber, termasuk di antaranya
daratan, lautan, dan ekosistem akuatik (perairan) lainnya, serta komplek-komplek
Ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencakup
keanekaragaman dalam spesies, antara spesies dengan ekosistem. Berdasarkan

88
definisi dari undang-undang tersebut, keanekaragaman hayati terdiri atas tiga
tingkatan, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman
ekosistem.

B. Tingkat Keanekaragaman Hayati


1. Keanekaragaman Tingkat Genetik ( gen )
Gen merupakan faktor pembawa sifat keturunan yang terdapat dalam kromosom.
Setiap susunan gen akan memberikan penampakan ( fenotipe ), baik anatomi maupun
fisiologi pada setiap organisme.
Perbedaan susunan gen akan menyebabkan perbedaan penampakan baik satu sifat
atau secara keseluruhan. Perbedaan tersebut akan menghasilkan variasi pada suatu
spesies. Hal ini disebabkan adanya keanekaragaman gen atau struktur gen pada setiap
organisme.
Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dalam
satu jenis (spesies).

misalnya :

 variasi jenis kelapa : kelapa gading, kelapa hijau, kelapa kopyor


 variasi jenis padi : IR, PB, Rojolele, Sedani, Barito, Delangu, Bumiayu, dan
sebagainya
 variasi jenis anjing : anjing bulldog, doberman, Collie, herder, anjing
kampung, dan sebagainya
 variasi jenis bunga mawar : Rosa gallica, Rosa damascene, Rosa canina
 Allium ascolicum (bawang merah), Allium sativum (bawang putih), Allium
fistulosum (locang)

Yang menyebabkan terjadinya variasi dalam satu jenis ( fenotif ) adalah faktor
gen ( genotif ) dan faktor lingkungan ( environment ), sehingga dapat dituliskan rumus
berikut :

F=G+L

 F = fenotip (sifat yang tampak)


 G = genotif (sifat yang tidak tampak – dalam gen)

89
 L = lingkungan.

Jika Genotip berubah karena suatu hal ( misalnya mutasi) atau


lingkungan berubah maka akan terjadi perubahan di Fenotip.

2. Keanekaragaman Tingkat Species (Jenis)


Dua makhluk hidup mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan
yang fertil (mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan) maka kedua
makhluk hidup tersebut merupakan satu spesies.
Keanekaragaman hayati tingkat jenis menunjukkan keanekaragaman atau variasi
yang terdapat pada berbagai jenis atau spesies makhluk hidup dalam genus yang sama
atau familia yang sama. Pada berbagai spesies tersebut terdapat perbedaan-perbedaan
sifat.

Contoh :

 famili Fellidae : kucing, harimau, singa


 famili Palmae : kelapa, aren, palem, siwalan, lontar
 famili Papilionaceae : kacang tanah, kacang buncis, kacang panjang, kacang
kapri
 familia graminae : rumput teki, padi, jagung
 genus Ipomoea : ketela rambat (Ipomoea batatas) dan kangkungan (Ipomoea
crassicaulis)
 genus Ficus : pohon beringin (Ficus benjamina) dan pohon Preh (Ficus ribes)

3. Keanekaragaman Tingkat Ekosistem


Ekosistem berarti suatu kesatuan yang dibentuk oleh hubungan timbal balik
antara makhluk hidup (komponen biotik) dan lingkungannya (komponen abiotik).
Setiap ekosistem memiliki ciri-ciri lingkungan fisik, lingkungan kimia, tipe
vegetasi/tumbuhan, dan tipe hewan yang spesifik. Kondisi lingkungan makhluk hidup
ini sangat beragam. Kondisi lingkungan yang beragam tersebut menyebabkan jenis
makhluk hidup yang menempatinya beragam pula. Keanekaragaman seperti ini
disebut sebagai keanekaragaman tingkat ekosistem.
Faktor abiotik yang mempengaruhi faktor biotik di antaranya adalah iklim, tanah,
air, udara, suhu, angin, kelembapan, cahaya, mineral, dan tingkat keasaman. Variasi

90
faktor abiotik menimbulkan kondisi berbeda pada setiap ekosistem. Untuk
mengetahui adanya keanekaragaman hayati pada tingkat ekosistem, dapat dilihat dari
satuan atau tingkatan organisasi kehidupan di tempat tersebut..
Secara garis besar, terdapat dua ekosistem utama, yaitu ekosistem daratan
(eksosistem terestrial) dan ekosistem perairan (ekosistem aquatik). Ekosistem darat
terbagi atas beberapa bioma, di antaranya bioma gurun, bioma padang rumput, bioma
savana, bioma hutan gugur, bioma hutan hujan tropis, bioma taiga, dan bioma tundra.
Bioma diartikan sebagai kesatuan antara iklim dominan dan vegetasi serta hewan
yang hidup di dalam iklim dominan tersebut. Bisa juga diartikan suatu daratan luas
yang memiliki karakteristik komponen biotik dan abiotik.
Adapun ekosistem perairan dapat dibagi menjadi ekosistem air tawar, ekosistem
laut, ekosistem pantai, ekosistem hutan bakau, dan ekosistem terumbu karang.
Pembahasan mengenai ekosistem dapat anda pelajari lebih jelas pada Bab Ekosistem.
Keanekaragaman ekosistem terbentuk dari keanekaragaman gen dan jenis,
sehingga dapat digambarkan suatu urutan berikut :

Gen ——> keanekaragaman gen ——> keanekaragaman jenis ——>


keanekaragaman ekosistem

Misal :

Beberapa spesies Palmae (kelapa, siwalan, dan aren berinteraksi dengan


lingkungan abiotik yang berbeda sehingga terbentuk ekosistem yang berbeda pula
diantara ketiga spesies tersebut. Kelapa di ekosistem pantai, siwalan di ekosistem
savana, dan aren di ekosistem hutan basah

Hayati di Indonesia Keanekaragaman


1. Berdasarkan Karakteristik Wilyah
Berdasarkan geografis Indonesia terletak di antara 6° LU – 11° LS dan 95° –
141° BT, artinya Indonesia berada di daerah tropis. Batasan daerah tropis sendiri
adalah 23,5° LU dan 23,5° LS. Daerah tropis memiliki ciri khas di mana suhu
rata-ratanya adalah antara 26° C – 28° C dengan curah hujan yang cukup tinggi (700 –
7.000 mm/tahun) dan memiliki tanah yang cukup subur karena pelapukan batuan
induk cukup cepat terjadi.

91
Indonesia juga terletak di antara dua rangkaian pegunungan muda, yaitu sirkum
Pasifik dan sirkum Mediterania. Berdasarkan hal ini Indonesia sering sekali disebut
sebagai negara ring of fire. Banyaknya gunung berapi yang ada di Indonesia
menyebabkan tanah yang ada menjadi subur, terutama di pulau Jawa dan Sumatera.
Keadaan abiotik yang sangat bervariasi ini membuat Indonesia kaya akan jenis
flora dan fauna. Indonesia memiliki 10% jenis tanaman dari seluruh spesies tanaman
yang ada di dunia, 16% spesies herpetofauna, 12% spesies mamalia, dan 17% spesies
burung di dunia. Sejumlah spesies pun bersifat endemik yang artinya spesies tersebut
hanya ada di Indonesia dan tidak ditemukan di wilayah manapun di seluruh dunia.

Contoh flora dan fauna endemik Indonesia di antaranya adalah:

 Burung Cendrawasih di Papua


 Burung Maleo di Sulawesi
 Komodo diTaman Nasional Komodo
 Anoa di Sulawesi
 Rafflesia arnoldii yang tersebar di Pulau Sumatera

2. Berdasarkan Persebaran Organisme


Persebaran makhluk hidup di muka bumi dipelajari dalam cabang ilmu biologi
yang disebut biogeografi.
Studi tentang penyebaran spesies ini menunjukan bahwa suatu spesies berasal
dari satu tempat, kemudian menyebar ke berbagai arah dan terjadi diferensiasi pada
spesies tersebut sesuai dengan keadaan alam yang ditempatinya.
Isolasi geografi yang merupakan pembatasan spesies untuk menyebar dan
berkompetisi menyebabkan adanya perbedaan susunan flora dan fauna di berbagai
tempat. Isolasi geografi ini bisa disebabkan oleh penghalang geografi (barrier) seperti
gunung yang tinggi, gurun pasir, lautan, dan sungai yang lebar dan dalam.
Berdasarkan adanya persamaan fauna di wilayah-wilayah tertentu di muka bumi,
Alfred Russel Wallace mengklasifikasikan bumi menjadi 6 daerah biogeografi, yaitu:

 Nearktik (Amerika bagian utara)


 Palearktik (daerah Asia sebelah utara pegunungan Himalaya, Eropa dan
Afrika, serta Gurun Sahara sebelah Utara)
 Neotropikal (Amerika Selatan bagian tengah)

92
 Oriental (Asia, Himalaya bagian selatan)
 Ethiopia (Afrika)
 Australia (Australia dan pulau-pulau sekitarnya)

Fauna di Indonesia sendiri mencerminkan daerah biogeografi Australia dan


Oriental. Pembagian wilayah ini dibagi menjadi 3 biogeografi di Indonesia, yaitu
biogeografi oriental, peralihan, dan australia. Batas antara oriental dan peralihan
disebut dengan garis Wallace dan batas antara biogeografi australia dan peralihan
adalah batas weber.
Kepulauan di Indonesia merupakan pertemuan dua biogeografi, yaitu oriental dan
australia. Biogeografi oriental memiliki ciri khas fauna yang sangat kaya akan tipe
mamalia dan biogeografi australia miskin akan jenis mamalia.
1. Persebaran fauna di Indonesia Barat (Oriental)
Bagian barat wilayah Indonesia yang termasuk ke dalam Paparan Sunda memiliki
tipe fauna oriental.
Pulau Sumatera memiliki fauna khas seperti gajah, tapir, badak bercula dua,
harimau, siamang, dan orang utan.
Pulau Jawa memiliki fauna khas seperti badak bercula satu, harimau, dan
banteng.
Pulau Kalimantan memiliki badak bercula dua, macan tutul, orang utan, bekantan,
dan beruang madu.
2. Persebaran fauna di wilayah Indonesia Timur (Australia)
Wilayah Indonesia bagian timur didominasi oleh tipe fauna australialis.
Hewan-hewan yang ada di daerah ini di antaranya adalah Kasuari, Nuri, Parkit,
Cendrawasih, Merpati Berjampul, Kangguru Wallabi, Kangguru Pohon, Anoa, dan
Komodo.
3. Zona peralihan antara oriental dan australia
Zona peralihan ini terletak di antara zona oriental dan australia. Jenis fauna di
wilayah ini sangat khas karena sifat-sifatnya mirip dengan fauna oriental maupun
australia. Wilayah peralihan yang paling mencolok adalah pulau Sulawesi.

93
Manfaat dan Nilai Keanekaragaman Hayati
Dalam kehidupan sehari-hari keanekaragaman tumbuhan dan hewan
dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup manusia, baik itu kebutuhan primer maupun
kebutuhan sekunder.
Kebutuhan primer manusia yang didapatkan dari alam ini di antaranya adalah
kebutuhan sandang (ulat sutra, domba, dan kapas), pangan (serelia atau biji-bijian,
umbi-umbian, sayur, buah, telur, daging, dan susu), papan (pohon meranti, pohon
sengon, pohon jati, dan pohon mahoni), serta udara bersih yang didapatkan dari
tumbuhan hijau.
Kebutuhan sekunder manusia yang bersumber dari keanekaragaman hayati
misalnya transportasi (kuda, unta, dan sapi) dan sebagai sarana rekreasi (pepohonan,
hutan, tanaman bunga, tanaman hias, keindahan bawah laut, dan hewan peliharaan).
Berdasarkan manfaat dari biodiversitas ini, maka keanekaragaman hayati
memiliki berbagai nilai bagi manusia, yaitu
 nilai biologi,
 nilai estetika,
 nilai religius,
 nilai ekonomi
 nilai budaya, dan
 nilai pendidikan.

Sumber Daya Alam (SDA)


Sumber Daya Alam (SDA) adalah setiap yang berasal dari bumi atau alam dan
dapat di manfaatkan oleh manusia. Yang termasuk ke dalam sumber daya alam yaitu
seperti hewan, tumbuhan, mikro organisme, dal lainnya. Letak atau asal sumber daya
alam sendiri bisa di air, tanah, udara, dan lain-lain.
Pemanfaatan hasil bumi dalam dalam kehidupan manusia adalah sebagai
kebutuhan makan, minum, dan pelengkap kehidupan. Sumber daya yang menjadi inti
dalam kehidupan manusia adalah matahari, angin, dam air. Hasil bumi sendiri
memiliki berbagai pengertian yang berbeda. Tapi, yang lebih signifikan dalam
pengertiannya penjelasan ini.

94
Selain itu, hasil bumi juga di artikan sebagai kekayaan alam yang bermanfaat bagi
manusia baik biotik maupun abiotik. Saat ini, pemanfaatan sumber daya alam
sangatlah banyak. Semua ini berdasarkan adanya.
Pada dasarnya, sifat yang beraneka di miliki oleh alam ini sehingga muncul
keseimbangan ekosistem. Karena itulah penting sekali adanya perawatan alam ini se
maksimal mungkin. Tujuannya tidak lain hanya untuk melestarikan sumberdaya alam
supaya ekosistem hewan, tumbuhan dan sumber daya alam lainnya tetap terjaga.
Sebelum lanjut ke tahap yang lebih lanjut ada hal yang tidak kalah pentingnya
yaitu masalah kebutuhanmanusia. Karena berhubungan dengan penggunaan sumber
daya alam nantinya.

Secara garis besar, kebutuhan manusia ada dua yaitu:


 Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan ini adalah kebutuhan yang paling inti dalam kehidupan manusia
seperti makan, minum, pakaian, tempat tinggal, dan udara. Jika di dalam peribahasa
yaitu sandang, pangan, dan papan.
 Kebutuhan Primer
Kebutuhan ini adalah hal yang menjadi pelengkap dalam kehidupan manusia.
Yang menjadi contoh adalah kesenangan, kendaraan, ilmu, dan masih banyak lagi.

Jenis Sumber Daya Alam dan Manfaatnya


Setelah admin membahas masalah pengertiannya, kali ini pindah pembahasan.
Tapi masih erat kaitannya dengan sumber daya alam. Yang di bahas kali ini adalah
mengenai Jenis dan cara memanfaatkan sumber daya alam.
Komponen inti dalam hasil bumi itu ada dua di antaranya hasil bumi Biotik dan
sumber daya alam Abiotik. Berikut penjelasannya:
 Biotik
Adalah yang bernyawa atau hidup seperti hewan, manusia, atau pun mikro
organisme.
 Abiotik
Adalah yang terdiri dari benda-benda mati atau tidak hidup. Seperti contoh air,
api, matahari, angin, tanah, dan lain-lain.
Kedua hasil bumi tersebut tersebar di seluruh belahan dunia dan bebas di manfaatkan
oleh manusia. Hanya saja penggunaan untuk di manfaatkan harus tertata dan jangan

95
berlebihan. Karena jika penggunaan hasil bumi secara berlebihan akan mengakibatkan
rusaknya ekosistem alam.
Di dalam penjelasan masalah jenis dan manfaat hasil bumi di sini saya
mengelompokkan dasar nya menjadi 5 poin. Di antara ke-5 poin tersebut yaitu:

 Berdasarkan sifat
 Berdasarkan jenis
 Berdasarkan pembentukan
 Berdasarkan daya pakai dan nilai ekonomis
 Berdasarkan Lokasi

Berikut ulasan lengkapnya:


1. Sumber Daya Alam Berdasarkan Sifat
Sumber daya alam yang berdasarkan akan sifatnya yaitu penerangan tentang
keadaan hasil bumi itu sendiri. Di dalam hal ini terdapat sedikitnya dua poin penting
yang akan menjadi pembahasan pokok.
Di dalam pembahasan masalah sifat ini cenderung pada pembahasan yang
menjurus terhadap keadaan dan bentuknya. Di dalam pengelompokan secara sifat
lebih lengkapnya adalah sebagai berikut:
A. Sumber Daya Alam yang Dapat diperbaharui
Sumber daya ini adalah sumber daya yang volume atau jumlahnya di alam akan
selalu ada dan tersedia. Karena sumber alam ini akan selalu memperbaharui dirinya
sendiri atau dengan pembaharuan yang di lakukan manusia.
Yang menjadi contoh sebagai hasil bumi yang dapat diperbaharui yaitu berupa
hewan, udara, tumbuhan, air, sinar matahari, danmikro organisme. Namun walau
sumber daya alam ini dapat diperbaharui ada kalanya semua ini akan hilang.
Yang menjadi penyebab hilangnya sumber daya alam ini yaitu karena
penggunaan yang berlebih, pencemaran, dan keserakahan manusia.
Untuk bisa memperbaharui sumber daya alam ini kita harus melakukan dua hal
yaitu:
1. Melalui proses reproduksi
Dengan adanya proses reproduksi atau produksi ulang maka akan membuat
sumber daya alam lebih lestari dan terjaga. Hanya saja, hal ini hanya bisa di lakukan
terhadap tumbuhan dan hewan saja.

96
2. Melalui proses sirkulasi
Proses ini berfungsi sebagai penyaluran sumber daya alam seperti air, udara,
tanah, dan lain-lain secara tertata dengan rapi.
B. Sumber Daya Alam yang Tidak Dapat diperbaharui
Selanjutnya adalah sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Beda
dengan yang tadi, kali ini sumber daya alam yang jumlahnya di bumi sangat terbatas
dan suatu hari nanti pasti akan habis. Hal ini, di sebabkan karena proses pembentukan
sumber daya ini harus dalam jangka waktu lama.
Sedangkan penggunaan dalam kehidupan sangatlah banyak, sehingga
menimbulkan ketidak seimbangan jumlah. Ketidak seimbangan ini berupa hasil dan
penggunaan. Karena itulah sumber daya alam ini di sebut sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui.

Sumber daya yang termasuk ke dalam kategori tidak dapat diperbaharui di antaranya
yaitu:

 Bahan galian magmatik


 Bahan galian pematit
 Bahan galian hidrotermal
 Bahan galian yang terjadi karena hasil pengendapan
 Bahan galian yang terjadi sebagai hasil metamorfose kontak
 Bahan galian hasil pengayaan sekunder

Sedangkan jika di lihat dari pemakaiannya hanya terbagi dua poin saja, di antaranya
yaitu:

 Hasil bumi yang cepat habis, Hal ini di sebabkan oleh penggunaannya dalam
kehidupan manusia di Bumi relatif besar. Sedangkan proses pembentukan nya
seperti yang di katakan tadi, yaitu lambat. Seperti contoh minyak bumi, batu
bara, dan masih banyak lagi.
 Hasil bumi yang tidak cepat habis, Hal ini di sebabkan karena penggunaannya
dalam kehidupan manusia relatif rendah. Sehingga memungkinkan sumber
daya ini untuk bertahan lumayan lama di bumi. Seperti contoh logam mulia,
intan, dan lain sebagainya.

97
2. Sumber Daya Alam Berdasarkan Jenisnya
Selain itu, ada pula pengelompokan jenis hasil bumi berdasarkan jenis sumber
daya alam itu sendiri. Sebagaimana ayang kita ketahui, kelompok sumber daya alam
berdasarkan jenis ada dua poin, Yaitu sumber daya alam biotik dan abiotik.
Apa sih yang dinamakan biotik? Dan apa yang dinamakan Abiotik. Penjelasan
untuk dua poin ini lumayan panjang, jadi saya akan menjelaskan nya dengan
menggunakan beberapa poin yang terdapat pada kedua poin besar tersebut.
Berikut penjelasannya:
A. Sumber Daya Alam Hayati (Biotik)
Poin yang pertama yaitu Sumber daya alam hayati atau sumber daya yang berasal
dari hewan atau pun tumbuhan. Tentunya semua ini berhubungan dengan kebutuhan
manusia di Bumi.
Dalam hal ini juga terdapat dua poin yaitu:
1. Hewani
Hewani adalah sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup seperti hewan
atau binatang. Seperti contoh telur, daging, ikan, dan masih banyak lagi. Yang
menjadi pokok adalah segala sesuatu yang berasal dari hewan atau binatang dan bisa
di manfaatkan oleh manusia.
2. Nabati
Kata nabati tentunya tidaklah asing di telinga agan sekalian. jika di katakan
sumber daya alam nabati otomatis akan terbayang sumber daya alam yang berasal dari
tumbuhan. Dengan kata lain setiap hasil dari tumbuhan yang menunjang terhadap
kehidupan manusia.

Selain itu, sumber daya alam nabati juga memiliki beragam manfaat seperti:

 Bahan pangan
 Bahan bangunan
 Bahan bakar
 Obat-obatan
 Pupuk organik
 Dekorasi

98
B. Sumber Daya Alam Non Hayati (Abiotik)
Selanjutnya sumber daya alam non hayati atau dengan kata lain hasil bumi
abiotik. Sumber daya ini adalah berbagai jenis sumber daya yang berbentuk
benda-benda mati.

Seperti contoh yaitu:

 Tanah
 Air
 Udara
 Sinar matahari
 Hasil tambang

Dari ke semua hasil bumi di atas kita bisa menyimpulkan bahwa yang dinamakan
sumber daya alam yang di abiotik adalah setiap sumber daya yang jumlahnya akan
tetap ada, tapi lebih cenderung ke tercemar dan rusak

3. Sumber Daya Alam Berdasarkan Pembentukan


Selanjutnya pengelompokan dalam segi pemanfaatan sumber daya alam itu
sendiri. Dalam hal ini terdapat empat poin yang harus di bahas.

Di antaranya yaitu:

 Materi, Yaitu hasil bumi yang berupa benda-benda mati yang bisa di dapatkan
secara langsung di alam bebas
 Energi, yaitu hasil bumi yang dapat menghasilkan energi untuk kehidupan
manusia
 Ruang, Yaitu hasil bumi yang berupa ruang atau tempat. Sumber daya alam
jenis ini dipengaruhi oleh beberapa hal seperti letak astronomis, relief, maupun
topografi nya.
 Waktu. Yaitu hasil bumi yang pembuktian nya terikat dengan adanya 聽
waktu. Seperti contoh terjadinya musim.

4. Sumber Daya Alam Berdasarkan Nilai Ekonominya


Sumber daya alam jenis ini adalah sumber daya alam yang memiliki nilai jual dan
tidak. Dalam hal ini ada dua poin yaitu:

99
 Ekonomis,Yaitu hasil bumi yang memiliki nilai ekonomi dalam kehidupan.
Atau dengan kata lain sumber daya yang bisa menghasilkan uang. Sumber
daya jenis ini sangat banyak sekali dicari dan digunakan oleh manusia, hanya
saja keserakahan manusia merusak sumber daya ini. Seperti contoh emas,
minyak bumi, batu bara, timah, biji besi, dan masih banyak lagi.
 Non Ekonomis, Yaitu hasil bumi yang tidak memiliki daya jual di pasaran, tapi
dalam kehidupan manusia sangatlah berperan penting. Contohnya seperti
matahari, udara, dan air. Pada dasarnya tidaklah perlu membeli untuk bisa
menggunakan hasil bumi ini. Tapi, bagi orang yang malas biasanya membeli
sumber daya ini.

5. Sumber Daya Alam Berdasarkan Lokasi


Sumber daya ini adalah segala hasil alam yang berhubungan dengan letak atau
lokasi. Dalam hal ini ada dua poin yaitu:

 Akuatik, yaitu sumber daya ini adalah yang hanya bisa di temukan di perairan
baik perairan tawar, payau, atau pun asin. Seperti contoh ikan, kepiting, udang,
dan masih banyak lagi.
 Tersial, Yaitu hasil bumi yang berada di daratan. Sumber daya ini sangatlah
sering kita temui karena berada di sekitar kita. Contohnya seperti hasil hutan,
pertanian, hewan, dan masih banyak lagi.

Potensi Sumber Daya Alam


Di dunia ini sangat banyak potensi alam yang bisa di manfaatkan dan juga
menjadi salah satu penunjang kehidupan manusia. Keselarasan dalam penggunaan
hasil bumi tergantung pengolahan dan tingkat kesadaran manusia itu sendiri. Semakin
manusia sadar akan kebutuhannya nanti maka pemanfaatan hasil bumi akan tertata
dan jumlahnya akan terjaga, begitu pula sebaliknya.
Saling banyaknya hasil bumi yang di hasilkan di bumi ini sampai-sampai
membuat banyak orang tidak sadar akan dampak yang mereka lakukan. Selain itu, ada
pula orang yang berusaha untuk melestarikan sumber daya alam, namun di hiraukan
banyak orang.
Potensi yang bisa di dapatkan di seluruh dunia di jika di kerucutkan lagi terdapat
kurang lebih tiga poin yaitu potensi sumber daya air, darat, dan bagian dalam bumi.

100
Selebihnya, kita bisa menyimpulkan sumber daya apa sajakah yang di hasilkan dan
menjadi potensi dari ke-3 poin tadi.

Sumber Daya Alam Indonesia


Di dalam sumber daya alam tidak henti-hentinya memunculkan masalah dan
perselisihan. Tentunya permasalahan ini muncul karena adanya keserakahan manusia
atas potensi alam yang ada di Dunia. Seperti halnya di Indonesia, terdapat banyak
sekali potensi sumber daya yang ada. Hanya saja kekayaan indonesia ini menjadi
target empuk para jutawan dunia.
Karena itu, jangan aneh kalau perusahaan yang mengambil hasil bumi Indonesia
pemiliknya bukan orang Indonesia. Dia antara yang menjadi target empuk para
Jutawan dunia yaitu:
1. Hutan
Dengan banyaknya ketersediaan hutan hijau di indonesia, ini bisa dikategorikan
sebagai sumber daya alam indonesia yang lumayan besar. Sampai-sampai dulu
Indonesia pernah menjadi salah satu tempat terpenting di Dunia, yaitu sebagai Jantung
bumi.
Hampir 50% kebutuhan yang menunjang kehidupan manusia berasal dari hutan.
Selain itu obat obatan, sumber penyuplay oksigen dunia, dan masih banyak lagi.
Tapi dengan pertumbuhan masyarakat yang lumayan banyak serta adanya
pembukaan lahan untuk pemukiman secara besar besaran semakin mengurangi
Sumber daya hutan Indonesia.
Selain itu, adanya manusia-manusia serakah yang melakukan perusakan hutan
menyebabkan rusaknya ekosistem hutan yang asli. Akibat yang di timbulkan tidak
hanya kerusakan hutan saja, tapi hewan-hewan pun ikut terancam populasi nya.
2. Minyak Bumi
Selanjutnya sumber daya yang di hasilkan dari dalam perut bumi, yaitu minyak
bumi. Sumber daya ini sama halnya seperti hutan, memiliki seribu fungsi dalam
kehidupan manusia. Hal ini patut kita syukuri, karena Indonesia termasuk negara yang
terdapat banyak minyak bumi, walaupun hasilnya tidak bisa kita nikmati sendiri.
Saat ini, potensi minyak bumi di Indonesia terus mengalami penurunan yang
drastis, karena hasil minyak bumi Indonesia diperuntukkan kebutuhan Dunia.
Kegunaan minyak bumi bisa kita lihat tidak hanya pada orang-orang tertentu saja.
Dalam kehidupan sehari-hari pun kita akrab. Seperti contoh penggunaan minyak bumi

101
pada kendaraan bermotor. Selain itu ada juga sumber listrik yang menggunakan
minyak bumi.
3. Batu Bara
Batu bara adalah bahan bakar padat yang berasal dari perut bumi. Untuk bisa
memperoleh batu bara harus melalui proses penambangan terlebih dahulu. Menurut
penelitian, batu bara berasal dari pohon-pohon yang tertimbun jutaan tahun lalu.
Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki penghasilan batu bara
lumayan banyak. Hal ini terbukti dari banyaknya tempat pertambangan batu bara di
Indonesia. Tapi walaupun di Indonesia terdapat banyak sekali batu bara,
penggunaannya sedikit kebanyakan hasilnya di ekspor.
4. Gas Alam
Selanjutnya adalah gas alam, gas alam adalah sumber daya yang tak kasat mata.
Sumber daya ini banyak di gunakan dalam kehidupan manusia baik rumahtangga,
perusahaan, dan masih banyak lagi.
Di Indonesia sendiri terdapat kurang lebih 2,8 triliun meter kubik cadangan gas.
Hal ini hanya bisa memenuhi 1,5% kebutuhan gas dunia, tapi jumlah ini termasuk
jumlah yang lumayan banyak
Selain itu, banyak juga negara yang memiliki kekayaan gas alam lebih banyak
dari Indonesia. Seperti Qatar, Iran, dan Rusia.
5. Hasil Laut
Hasil laut adalah sumber daya yang paling banyak di miliki Indonesia. Pasalnya
banyak sekali nelayan-nelayan asing yang tertangkap tengah menangkap ikan di
perairan Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki kekayaan laut
yang sangat melimpah.
Selain itu, hampir 2/3 kawasan Indonesia terdiri dari lautan saja. Selain dari ikan
laut nya, kekayaan biota laut juga sangat banyak di miliki Indonesia. Karena itu patut
kita bersyukur atas kekayaan yang kita miliki dengan memanfaatkan nya sebaik
mungkin.

14. MACAM-MACAM PENCEMARAN LINGKUNGAN


1. Pencemaran Air
Pencemaran air merupakan kerusakan yang terjadi pada air yang disebabkan
adanya perubahan kandungan dalam air baik itu di danau, sungai maupun laut.

102
Perubahan kondisi air tersebut mempengaruhi tingkat zat air yang menjadikan
kondisi air tersebut melewati batas air yang layak untuk digunakan.
Pencemaran air ini banyak disebabkan oleh adanya zat kimia maupun polutan
yang masuk ke dalam air.
Berikut ini merupakan polutan dari pencemaran air :
A. Limbah Industri
Limbah industri adalah limbah yang termasuk dalam limbah berat karena dalam
limbah tersebut mengandung logam berat atau juga logam berbahaya.
Beberapa logam yang terkandung dalam limbah ini seperti raksa, timbal, merkuri
dan masih banyak lagi yang lain. Karena penempatan tempat industri yang biasanya
di dekat sungai, biasmpaknya fatal untuk manusia, dampak dari pembuangan limbah
tersebut juga bisa mengkontaminasi biota sungai dan juga bisa membunuhnya.
B. Limbah Rumah Tangga
Tidak hanya para pengelola industri yang tidak bertanggung jawab tersebut
membuangnya ke aliran sungai.
Logam-logam tersebut adalah logam yang sangat berbahaya bila di konsumsi
manusia, dalam hal ini pembuangan limbah ke sungai juga merupakan hal yang berat.
Ini adalah salah satu polutan yang sering kita lihat sehari-hari seperti limbah
sampah dan limbah detergen. Terkadang orang yang tidak tau tentang limbah ini
sering membuang pada tempat yang sembarangan.
Padahal akibat dari pembuangan limbah rumah tangga terutama deterjen ini dap
menjadikan penurunan kualitas oksigen dalam perairan yang dapat menjadi ancaman
yang kuat untuk mahluk dan biota yang hidup didalamnya.
Sebenarnya untuk meminimalisir limbah keluarga seperti botol, kaleng, atau yang
lainya masih bisa dimanfaatkan dan dijadikan sebuah kerajian botol bekasselain lebih
bermanfaat mengurangi resiko pencemaran, lebih-lebih juga bisa menambah
penghasilan dari masyarakat itu sendiri.
C. Limbah Pertanian
Limbah pertanian adalah salah satu faktor pencemaran air yang selanjutnya.
Terkadang petani menggunakan pupuk atau juga insektisida dalam penanaman
disawah.
Tapi sebenarnya penggunaan pupuk dan pembasmi hama sangat lah berbahaya
bagi kesehatan. Bukan hanya itu saja pemakaian secara berlebihan juga bisa
mengakibatkan biota dan mahluk di dalam tanah maupun air bisa mati.

103
2. Pencemaran Tanah
Ini juga adalah salah satu pencemaran yang sering berada di lingkungan kita.
Salah satunya adalah sampah, penggunaan sampah yang berlebihan yang tidak bisa di
daur ulang adalah salah satu contoh besar pencemaran lingkungan di tanah.
Kurang adanya pengelolaan yang kurang baik mengakibatkan banyaknya sampah
yang menumpuk dan membeludak. Selain membuat tanah menjadi tercemar karena
zatnya, sampah juga bisa mengakibatkan penumukan zat kimia yang bisa
mengakibatkan kebocoran limbah kimia yang bisa membahayakan manusia.
Pencemaran tanah ini sangatlah berakibat fatal bukan hanya manusia bahkan juga
seluruh mahluk hidup.

Karena tanah merupakan salah satu komposisi dari siklus hujan, jika tanah sudah
terkontaminasi dengan zat kimia yang berbahaya bisa mengakibatkan pencemaran air,
kemudian menguap ke udara dan bisa menjadikan hujan asam yang dapat
membahayakan serta menambah pencemaran yang lain lagi.

Siklus tersebut akan berulang-ulang terus dan semakin memperburuk keadaan


lingkungan.

Bahan pencemar tanah di bagi menjadi dua macam, berikut ini penjelasanya :

 Polutan yang dapat diuraukan oleh alam seperti : kayu, bahan sisa makanan,
dan juga sampah dedaunan.
 Polutan yang tidak dapat di uraikan oleh alam : logam berat, plastik, kaleng,
dan masih banyak lagi yang lainya.

Maka sebab itu harus mulai dari sekarang penggalakan kampanye bebas sampah
terutama sampah plastik dan kaleng. Penelitian juga menyatakan bahwa sampah
plastik tidak dapat di uraikan oleh tanah hingga 1000 tahun.

3. Pencemaran Udara
Polusi udara adalah salah satu pencemaran yang paling parah dan mengakibatkan
banyak korban. Pencemaran lingkungan yang satu ini memiliki banyak penyebab
salah satunya merupakan pembakaran hutan secara ilegal dan juga asap kendaraan
maupun asap pabrik.

104
Beberapa polutan dari Pencemaran udara meliputi :
A. Karbon Monoksida (CO)
Gas CO ini merupakan hasil pembakaran kendaraan sepeda motor yang tidak
sempurna. Efek yang di timbulkan jika terhirup manusia menjadikan zat yang berada
dalam gas CO bercampur dengan darah
Akbitanya bisa menjadikan pusing, dan yang lebih parah bisa mengakibatkan
gangguan pada saraf.
B. Karbon Dioksida (CO2)
CO2 adalah gas hasil dari proses pernafasan mahluk hidup, pembusukan bahan
organik, dan juga hasil dari pelapukan batuan. Peningkatan rasio dari CO2 bisa
menyebabkan peningkatan suhu di bumi.
C. Senyawa Nitrogen
Gas nitrogen merupakan salah satu zat yang dibutuhkan oleh mahluk hidup
sebagai salah satu bahan sumber protein. Tetapi penggunaan senyawa ini bisa
berbahaya jika salah pemanfaatanya.
Akibat penggunaan yang salah nitrogen ini bisa menjadi senyawa asam yang
membahayakan mahluk hidup.
D. Senyawa Belerang
Sulfur dioksida adalah gas yang sangat berbahaya. Gas ini berasal dari pabrik
yang menggunakan belerang sebagai bahan dasar pengolahanya dan juga hasil dari
pembakaran fosil.
Gas ini sangatlah rapuh karena jika senyawa ini menyentuh air maka akan
membentuk sebuah senyawa asam.
Bila reaksi tersebut berada di awan ketika sedang mengangkut air hujan maka
tidak bisa dihindarkan akan terjadi hujan asam yang membahayakan mahluk hidup.
E. Kloroflourokarbon (CFC)
Gas CFC mungkin asing pada sebagian orang tapi gas ini adalah senyawa yang
setiap menyertai kita. Contoh dari gas ini adalah pendingin dari AC dan juga kulkas,
selain itu juga CFC juga di hasilkan dari parfum dan alat pembasmi nyamuk.
Penelitian mengatakan bahwa gas ini merupakan gas yang sangat berbahaya
sebab dengan menggunakan gas ini atmosfer bumi bisa kehilangan lapisan ozonya.
Karena lapisan ozon yang semakin menipis menjadikan radiasi dari sinar
ultraviolet yang berasal dari matahari bisa langsung masuk ke bumi tanpa ada
pemfilteran dari lapisan ozon.

105
Penyebab Pencemaran Lingkungan
Ada banyak sekali penyebab pencemaran lingkungan, tetapi yang paling besar
merupakan hasil dari perbuatan manusia . Pencemaran yang sering terjadi yaitu
pencemaran tanah, pencemaran air, dan pencemaran udara.
Dalam konteks lain alam sebenarnya bisa mengembalikan atau memurnikan
kondisi air yang sudah tercemar. Karena jumlahnya sangat banyak dan melebihi batas,
alam pun tidak bisa memurnikanya dengan maksimal dan tidak mampu
mengembalikan keadaan seperti sedia kala.
Karena sebab alam menjadi kehilangan kemampuanya untuk memurnikan
pencemaran, di tambah lagi adanya sampah plastik dan deterjen tidak ramah terhadap
lingkungan.
Menjadikan semakin parah kerusakan yang di ciptakan oleh polutan ini.

Dampak Pencemaran Alam


Polusi atau juga pencemaran lingkungan bukanlah hal yang sepele, karena adanya
polusi dan pencemaran lingkungan bisa menyumbang besar terhadap kerusakan dunia.
Berikut ini dampak-dampak dari pencemaran lingkungan.

1. Peledakan Jumlah Hama Akibat Pencemaran


Karena dalam penggunaan insekstisida maupun pestisida yang banyak bukan
hanya berefek mematikan hama tetapi juga mematikan predator alaminya.
Sebab tidak ada predator alami ini lah perkembangan hama semakin tidak
terkendali dan membeludak.
2. Mematikan Spesies
Karena sangat berbahayanya polutan air dan darat, banyak hewan mengalami
gangguan dan tidak sedikit yang akhirnya mati. Sebab tidak semua hewan memiliki
tingkat kekebalan yang sama untuk menahan polutan tersebut.
Bahkan ada juga hewan atau biota yang hidup dengan bertahan dari polutan yang
di dalam dirinya terkontaminasi bahan-bahan tersebut. Sehingga tidak hanya
berbahaya untuk hewan itu sendiri tapi juga berbahaya untuk predator alaminya.
3. Gangguan Keseimbangan Alam Akibat Polusi
Karena punah atau mati dari spesies tertentu dapat menjadikan perubahan pola
interaksi dalam ekosistem. Akibat dari itu keseimbangan rantai makanan dan
jaring-jaring makanan terganggu dan tidak stabil.

106
4. Produktivitas Tanah Berkurang
Sebab penggunaan insektisida dan pestisida yang berlebihan dapat
mengakibatkan biota tanah mati. Bukan hanya itu saja kesuburan tanah juga menurun
dan bahkan rusak karena sifat asam yang ada dalam bahan-bahan kimia tadi.
Sedikit solusi untuk mengatasi hal tersebut maka penggunaan pupuk kimia harus
di kurangi dan penggunaan pupuk kandang harus di tambah. Serta penggunaan sistem
tanam rotasi dan selang-seling (tumpang sari) adalah salah satu cara penangananya.
5. Lapisan Ozon Berlubang dan Menipis
Karena banyaknya penggunaan gas CFC di dunia merupakan salah satu penyebab
dan permasalahan besar dari pemanasan global. Hal ini karena gas CFC mempunyai
sifat korosif yang dapat mempertipis lapisan ozon.
6. Efek Rumah Kaca
Selain CFC dan lubang ozon ada masalah satu lagi yang menjadikan keadaan
bumi semakin parah kerusakanya, yaitu efek rumah kaca.
Karena kurangnya tumbuhan sebagai penyeimbang dari gas CO2, maka jumlah
gas CO2 sekarang sangatlah banyak. Ini adalah salah satu alasan kenapa semakin
lama suhu bumi semakin naik.
Karena gas karbondioksida yang banyak tersebut semakin menempel di atmosmer
maka atmosfer tidak bisa memantulkan pancaran sinar matahari yang akan masuk ke
bumi.
7. Bencana Alam Akibat Pencemaran
Bukan hanya dampak-dampak di atas ternyata pencemaran lingkungan juga bisa
menjadikan bencana alam.
Ada beberapa bencana alam yang bisa terjadi karena pencemaran tersebur seperti :

 Banjir bandang.
 Erosi.
 Kerusakan udara.
 Hujan asam.
 Gagal panen.
 Tanah longsor.
 Dan masih banyak lagi yang lainya.

107
Cara Mengatasi Pencemaran Lingkungan
Ada banyak sekali cara untuk mencegah dan meminimalisir pencemaran atau
polusi lingkungan ini.
Berikut ini merupakan salah satu cara pencegahan pencemaran lingkungan :

1. Pemilihan tempat untuk daerah industri atau pabrik yang strategis yang jauh
dari daerah pemukiman.
2. Pengaturan atau pemfilteran limbah perindustrian yang akan dibuang,
bertujuan agar tidak mencemari lingkungan.
3. Pengawasan terhadap unsur-unsur atau zat kimia yang dapat mengakibatkan
pencemaran lingkungan.
4. Penggencaran gerakan penghijauan lahan dan reboisasi hutan gundul.
5. Penindakan tegas terhadap pelaku pencemaran lingkungan.
6. Membuang sampah sesuai kandunganya dan jangan sembarangan.
7. Memberi penyuluhan kepada masyarakat terkait lingkungan hidup.
8. Menggunakan bahan yang ramah lingkungan.

15. EKOLOGI KESEHATAN


Ekologi Kesehatan adalah ”ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia,
lingkungan biologis, lingkungan fisik, lingkungan sosial di dalam suatudaerah dan
waktu tertentu yang mempunyai pengaruh pada status kesehatan”
Ekologi kesehatan adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara lingkungan
alam dan kondisi kesehatan masyarakat, unsur alam itu meliputi sinar matahari,
atmosfir, air, tanah, dan sebagainya serta meliputi lingkungan alami maupun
ligkungan buatan.
Kesehatan lingkungnan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang
khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam
keseimbangan ekologis. Jadi kesehatan lingkungan merupakan bagian dari ilmu
kesehatan mayarakat.
Hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan yang berakibat atau
mempengaruhi derajat kesehatan manusia. (Walter R. Lym)
Sebagai suatu ilmu dan ketrampilan yang memusatkan perhatiannya pada
usaha pengendalian semua faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia yang

108
diperkirakan menimbulkan atau akan menimbulkan hal-hal yang merugikan
perkembangan fisiknya, kesehatannya ataupun kelangsungan hidupnya (WHO).
Ilmu kesehatan lingkungan berkisar pada usaha manusia mengelola
lingkungan sedemikian rupa, sehingga derajat kesehatan manusia dapat lebih
ditingkatkan.
Ilmu yang merupakan cabang dari ilmu kesehatan masyarakat yang lebih
menitikberatkan perhatiarrnya pada perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengawasan, pengkoordinasian dan penilaian dari semua faktor yang ada pada
lingkungan fisik manusia yang diperkirakan ada hubungan atau berhubungan dengan
perkembangan fisik, kesehatan ataupun kelangsungan hidup manusia, sedemikian
rupa sehingga derajat kesehatan dapat lebih ditingkatkan.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai
komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain
suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk
hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga
berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu
populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu
sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul
pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap
cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat
mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup
dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya. Ekologi,
biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani
yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi
energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik
dengan permasalahan kesehatan.
Peristiwa ekologis telah terjadi sejak mulainya sejarah kehidupan di alam
semesta ini. Ilmu Ekologi sebenarnya juga sudah cukup lama dikenal dan dipelajari
terutama oleh para ahli biologi. Namun sejak Konferensi Stockholm 1972, ekologi
ramai diperbincangkan orang karena erat hubungannya dengan lingkungan hidup.
Cabang ekologi yang disebut Ekologi Kesehatan masih lebih muda usianya.

109
Yang dipelajari pada ekologi kesehatan diantaranya adalah :
• Pendahuluan: definisi ekologi, ekologi kesehatan, dua pandangan ttg ekologi
• Definisi spesies, populasi, komunitas, ekosistem, jenis ekosistem
• Struktur ekosistem: biotik , abiotik, pencemaran
• Fungsi ekosistem, bagaimana ekosistem bekerja
• Hukum termodinamika: energi, fotosintesa, respirasi, faktor pembatas
• Faktor biotik, abiotik dan keuntungan ekosistem tak tercemar, presentasi tugas 2
• Respons sistem kehidupan terhadap tekanan lingkungan, Daya dukung lingkungan,
homeostasis, resiliens, suksesi
• Daya dukung lingkungan, homeostasis, hubungan antar individu/populasi, resiliens
• Lingkungan tempat hidup: Kebutuhan mineral standard bagi tubuh manusia
• Manfaat lingkungan bagi manusia: lingkungan sebagai sumber daya: biotik, abiotik,
fungsi positif
• Dampak kerusakan lingkungan: lingkungan sebagai sumber daya: biotik, abiotik,
fungsi negatif
• Siklus biogeokimia: C, H, O, N , S, P
• Siklus biogeokimia: kecenderungan ekosistem unt homeostatis
• Respons sistem kehidupan terhadap tekanan lingkungan: hubungan kondisi
lingkungan dan penyakit, kerusakan lingkungan & bencana

Ada 6 hal yang mempengaruhi Ekosistem Kesehatan yaitu :


a. Homeostatis
b. Absence of disease
c. Diversity or complexity
d. Stability or resilience
e. Vigor or scope for growth
f. Balance between system component

16. HUBUNGAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN


Lingkungan
Menurut Slamet J.S dalam bukunya Kesehatan Lingkungan, bagi manusia,
lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitarnya, baik berupa benda hidup,
benda mati, benda nyata ataupun abstrak termasuk manusia lainnya, serta suasana
yang terbentuk karena terjadinya interaksi diantara elemen-elemen di alam tersebut.

110
Lingkungan itu sangat luas, oleh karenanya sering dikelompokan untuk
mempermudah pemahamannya.
Tergantung kebutuhan, lingkungan dapat diklasifikasikan dengan berbagai
sebagai berikut :,
a. Lingkungan yang hidup (biotis) dan lingkungan yang tidak hidup
(abiotis)
b. Lingkungan alamiah, dan lingkungan buatan (manusia)
c. Lingkungan prenatal dan post natal
d. Lingkungan biofisis dan lingkungan psikososial
e. Lingkungan air (hydrosfer), lingkungan udara (atmosfer),
lingkungan tanah (litosfer), lingkungan biologis (biosfer) dan
lingkungan social (sosiosfer)
Bagaimanapun lingkungan itu dikelompokan, pada prinsipnya lingkungan (tanah,
air, udara dan social, dll) tidak dapat dipisah-pisahkan, karena tidak mempunyai batas
yang nyata dan merupakan suatu kesatuan eksistem. Misalnya air tidak dapat
dipisahkan dari udara (siklus hidrologi) dst
Timbulnya penyakit dapat disebababkan oleh faktor-faktor yang saling terkait.
Faktor-faktor yang berperanan tersebut umumnya dibagi menjadi tiga golongan yaitu :
faktor agen (agent), pejamu (host) dan lingkungan (environment). Faktor agen berasal
dari sifat pembawaan agen tersebut yang mempunyai kemampuan untuk
menyebabkan penyakit pada manusia. Pejamu berhubungan dengan manusia terutama
mencakup faktor biologi (umur, jenis kelamin, suku bangsa, kekebalan khusus dll)
atau tingkah laku (dalam bentuk kebiasaan dan adat istiadat). Lingkungan
mencakup semua aspek di luar agen dan manusia, karena itu sangat beraneka ragam
dan umunya digolongkan menjadi 3 kategori yaitu yang berhubungan dengan aspek
fisik, biologis dan sosial - ekonomi.
Penyakit timbul bila terjadi gangguan dari keseimbangan yang disebabkan oleh
adanya perubahan dari satu faktor atau lebih. Untuk menggambarkan interaksi antara
faktor-faktor agen, pejamu dan lingkungan, John Gordon menganalogikan sebagai
timbangan pengumpil (pengungkit) dengan lingkungan sebagai titik tumpunya. Pada
dasarnya selalu terjadi hubungan dan pengaruh timbal balik antara faktor-faktor
pejamu, agen dan lingkungan yang berusaha mencapai suatu keadaan keseimbangan.
Perubahan lingkungan dapat pula menyebabkan pergeseran titik tumpu kearah
agen sehingga merangsang penyebaran agen , sebagai contoh : pada keadaan banjir

111
menyebabkan sungai dan badan air meluap membawa pula mikroorganisme atau
zat-zat berbahaya lainnya yang dapat mengkontaminasi sumber air minum. Sebagai
akibatnya terjadi wabah penyakit yang penularannya melalui air misalnya penyakit
kholera, hepatitis dll.
Perubahan lingkungan dapat pula meyebabkan perubahan keterentanan pejamu ,
sehingga terjadi pergeseran titik tumpu kearah pejamu. Keadaan ini terjadi misalnya
pada perkembangan daerah industry yang pesat menyebabkan konsentrasi zat-zat
pencemar di udara meningkat dan hal ini meningkatkan kerentanan (memudahkan
terserang penyakit) pada manusia, terutama infeksi saluran pernapasan.
2. Pengaruh Lingkungan terhadap Kesehatan
a. Pengaruh air terhadap kesehatan
Penggunaan air yang tidak memenuhi persyaratan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas dapat menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan
tsb dapat berupa penyakit menular dan penyakit tidak menular. Penyakit yang
disebabkan oleh air secara langsung disebut waterborne diseases.
Hal ini dapat terjadi karena air merupakan media yang baik tempat bersarangnya
bibit penyakit/agent.
Menurut Slamet (2002) beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh
mikroorganisme yg ada didalam air adalah : Cholera, Thyphus abdominalis, Hepatitis
A, Dysentri amoeba.
Selain penyakit menular, penggunaan air dapat juga memicu terjadinya penyakit
tidak menular yakni apabila air terkontaminasi zat-zat berbahaya dan beracun
diantaranya : Kasus keracunan kobalt (Co), penyakit minamata yang disebabkan
pencemaran pantai minamata oleh mercury (air raksa), keracunan cadmium dll.
Air juga dapat berperan sebagai sarang insect yang membawa/menyebarkan
penyakit atau disebut dengan water related vector. Beberapa penyakit tersebut antara
lain : Filariasis, demam berdarah atau dengue haemorrhagic fever (DHF)
b. Pengaruh udara terhadap kesehatan
Atmosfer adalah lingkungan udara, yakni udara yang meliputi planet buni ini.
Pembangunan yang berkembang pesat dewasa ini, khususnya dalam industry dan
teknologi menyebabkan terjadinya perubahan kompsisi udara. Bila perubahan
kompsisi udara tersebut melampaui daya dukung lingkungan maka akan berdampak
negative terhadap umat manusia.

112
Beberapa jenis pencemar udara yang paing sering ditemukan adalah karbon
monooksida CO, Nitrogen Oksida NO2, Sulfur oksida SOX, Photochemical oxidants,
partikel.
Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap kesehatan, harta benda,
ekosistem maupun iklim. Umumnya gangguan kesehatan sebagai akibat pencemaran
udara terjadi pada saluran pernapasan dan organ penglihatan. Salah satu dampak
kronis dari pencemaran udara adalah bronchitis.
Gangguan pada harta benda dan ekosistem terutama terjadi akibat adanya hujan
asam. Hujan asam terjadi bila di udara terdapat bahan pencemar berupa gas SO2
(sulphur dioksida) dan gas NOx (Nitrogen dioksida) di udara. Gas-gas ini diudara bila
bereaksi dengan uap air akan membentuk H2SO4 yang merupakan kompnen utama
dari hujan asam.
Salah satu akibat dari pencemar udara adalah terjadinya pemanasan global
sebagai efek rumah kaca, terjadinya lubang pada ozon yang berfungsi untuk
menyerap radiasi UV. Akibat dari pencemaran udara ini tentunya membawa dampak
merugikan bagi makhluk di bumi terutama terhadap kesehatan manusia.yakni dapat
menyebabkan perubahan iklim yang ekstrim, suhu bumi semakin tinggi, yang dapat
mempengaruhi kesehatan manusia.
c. Pengaruh tanah terhadap kesehatan
Tanah merupakan bagian dari lapisan bumi, tetapi pengaruhnya terhdap
kehidupan sangat besar, Hubungan antara tanah dan makhluk hidup di atasnya sangat
erat.
Tanah menyediakan berbagai sumber daya yang berguna bagi kelangsungan
hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Selain itu tanah juga merupakan habitat
alamiah bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.
Selain fungsi tanah sebagai penyedia berbagai sumber daya dan habitat bagi
makhluk hidup. Tanah juga merupakan penerima sejumlah besar bahan pencemar.
Tanah merupakan tempat penampungan berbagai bahan kimia yang berasal dari
rembesan penumpukan sampah, IPAL dan sumber lainnya.
Penurunan kualitas tanah terutama disebabkan oleh kehadiran bahan-bahan
pencemar di tanah, akan tetapi dapat juga terjadi karena erosi. Beberapa ahli
mengemukakan bahwa penurunan kualitas tanah telah memberikan dampak nyata
terhadap kesehatan, seperti dampak dari kekurangan unsur-unsur hara mikro yang
terkandung dalam bahan makanan terhadap kesehatan manusia. Salah satu contoh

113
adaalah selenium (Se) yang bersifat toksik pada dosis tinggi tapi sangat dibutuhkan
dalam konsentrasi mikro. Tanah tidak dapat berfungsi dengan baik, tidak dapat
dijadikan lahan pertanian dsb.
Pencemaran tanah oleh sampah juga telah memberikan dampak tersendiri bagi
kesehatan manusia secara tidak langsung karena dapat menjadi tempat bersarang
vector pembawa penyakit misalnya lalat, tikus dan kecoak. selain itu juga
menyebabkan gangguan estetika berupa menimbulkan pemandangan yang tidak
bagus dan menimbulkan bau yang mengganggu.

114

Anda mungkin juga menyukai