DESKRIPSI SINGKAT
1
1. Melakukan Identifikasi terduga TB,
2. Menjelaskan strategi penemuan terduga TB
3. Menjelaskan Pengumpulan dahak untuk pemeriksaaan mikroskopis,
4. Menjelaskan Tatacara pembuatan sediaan apus dahak dan pengemasan
dahak,
5. Menetapkan Diagnosis TB pada orang dewasa,
6. Menetapkan Diagnosis TB pada anak,
7. Menjelaskan diagnosis TB pada ODHA,
8. Melakukan Klasifikasi penyakit dan tipe pasien TB.
V. METODE PEMBELAJARAN
A. Pembelajaran Kelompok Kecil
B. Curah Pendapat
C. Tugas baca,
D. Penugasan,
E. Demonstrasi antara lain pemutaran film
Agar proses pembelajaran dapat berhasil secara efektif, maka perlu disusun
langkah-langkah sebagai berikut :
3
c. Memberikan jawaban jika ada pertanyaan yang diajukan peserta
2. Kegiatan Peserta
a. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang dianggap
penting
b. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator sesuai dengan kesempatan
yang diberikan
c. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan fasilitator.
2. Kegiatan Peserta
a. Mendengar, membaca modul secara bergantian, mencatat dan
menanyakan hal-hal yang kurang jelas pada Pelatih,
b. Setelah mendalami materi penemuan pasien terduga TBresistan obat
peserta mengerjakan latihan 1 .
c. Setelah mendalami materi penemuan pasien TB resistan obat
mengerjakan latihan 2 .
d. Setelah menyelesaikan latihan pada modul peserta menyelesaikan
evaluasi akhir modul
e. Peserta menjawab pertanyaan yang diajukan Pelatih dan
mengerjakan Evaluasi Akhir Modul.
f. Peserta mencatat rangkuman hasil proses pembelajaran
kepemimpinan dan gaya kepemimpinan
g. Peserta bersama pelatih membuat kesimpulan
4
D. Langkah 4 : Rangkuman dan evaluasi hasil belajar
1. Kegiatan Fasilitator
a. Mengadakan evaluasi dengan melemparkan pertanyaan sesuai topik
pokok bahasan
b. Memperjelas jawaban peserta terhadap masing – masing pertanyaan
c. Bersama peserta merangkum poin-poin penting dari hasil proses
pembelajaran.
d. Membuat kesimpulan.
2. Kegiatan Peserta
a. Menjawab pertanyaan yang diajukan fasilitator.
b. Bersama fasilitator merangkum hasil proses pembelajaran koordinasi
lintas program dan lintas sektor.
5
VII. URAIAN MATERI
A. Identifikasi Terduga TB
1. Gejala Klinis TB :
Biasanya terduga TB datang ke Fasilitas Kesehatan dengan berbagai
keluhan dan gejala yang mungkin akan menunjukkan bahwa yang
bersangkutan termasuk terduga.
a. Gejala utama: batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih. Gejala
tambahan yang sering dijumpai: dahak bercampur darah, batuk darah,
sesak napas dan rasa nyeri dada, badan lemah, nafsu makan
menurun, berat badan turun, rasa kurang enak badan (malaise),
berkeringat pada malam hari walaupun tanpa kegiatan, demam
meriang yang berulang lebih dari sebulan.
b. Gejala-gejala tersebut dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain
TB, seperti bronkiektasis, bronkitis kronik, asma, kanker paru, dan lain-
lain.
c. Mengingat prevalensi TB di Indonesia saat ini masih tinggi maka setiap
orang yang datang ke Faskes dengan gejalan tersebut diatas dianggap
sebagai terduga pasien TB dan perlu dilakukian pemeriksaan dahaqk
secara mikroskopis langsung
Seseorang yang menderita TB ekstraparu mungkin mempunyai keluhan
/ gejala terkait dengan organ yang terkena, misalnya :
1) Pembesaran pada getah bening yang kadang juga mengeluarkan
nanah
2) Nyeri dan pembengkakan sendi yang terkena TB
3) Sakit kepala, demam, kaku kuduk dan gangguan kesadaran apabila
selaput otak atau otak terkena TB.
Petugas kesehatan menjaring terduga dengan cara menanyakan setiap
orang dewasa yang datang berobat ke Faskes, termasuk pasien dan
anggota keluarga yang menyertainya, apakah mereka mempunyai
keluhan batuk. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh petugas yang
meregistrasi pasien atau perawat yang memberi pelayanan kepada
pasien.
1. Pengumpulan Dahak
Dahak dikumpulkan/ditampung dalam pot dahak yang transparan, bermulut
lebar, berpenampang 5 - 6 cm, tutup berulir, tidak mudah pecah dan bocor.
Pot ini harus selalu tersedia di Fasilitas Kesehatan.
Diagnosis TB ditegakkan dengan pemeriksaan 3 spesimen dahak Sewaktu
Pagi Sewaktu (SPS). Spesimen dahak idealnya dikumpulkan dalam dua
hari kunjungan yang berurutan.
Catatan
– Faskes yang belum memiliki sarana pemeriksaan dahak SPS agar tidak
menunda penegakan diagnosis sesuai dengan ketentuan strategi DOTS.
Misalnya bagi terduga / pasien TB yang mendapatkan pelayanan di DPS /
RS / Klinik swasta.
7
– Hasil pemeriksaan dahak sebaiknya sudah diperoleh dalam waktu kurang dari
7 hari agar penegakan diagnosis TB tidak tertunda.
– Kasus TB ekstraparu atau seorang kontak erat pasien TB Paru BTA positip
yang mempunyai gejala batuk harus diperiksa dahaknya tanpa menghiraukan
lamanya waktu mempunyai gejala batuk tersebut.
8
a. Di rumah: malam hari sebelum tidur menelan tablet gliseril guayakolat
200 mg;
b. Di Fasilitas Kesehatan: minum satu gelas teh manis sebelum
melakukan olah raga ringan (lari-lari kecil), kemudian menarik nafas
yang dalam beberapa kali, kemudian menahan nafas beberapa saat,
lalu batukkan dengan kuat untuk mengeluarkan riak/dahak. Waspada
terhadap kemungkinan terjadinya Pneumothorax.
9
a. Kaca sediaan (end-frosted) dipegang pada kedua sisinya untuk
menghindari sidik jari pada badan kaca sediaan.
b. Setiap kaca sediaan diberi nomor identitas sediaan sesuai dengan
identitas pada pot dahak dengan menggunakan pinsil 2B.
c. Pemberian nomor identitas sediaan bertujuan untuk mencegah
kemungkinan tertukarnya sediaan, baik yang berasal dari Fasilitas
Kesehatan itu sendiri maupun dari Fasilitas Kesehatan lain.
d. Nomor identitas sediaan terdiri dari 3 kelompok angka dan 1 huruf,
sebagai berikut:
1) Kelompok angka pertama terdiri dari 2 angka, misalnya 02, yang
merupakan nomor urut kabupaten / kota.
2) Kelompok angka kedua juga terdiri dari 2 angka, misalnya 15, yang
merupakan nomor urut Fasilitas Kesehatan.
10
2) Oleskan dahak secara merata dengan gerakan melingkar
kecil/coiled(spiral) pada permukaan kaca sediaan sehingga
memenuhi ukuran 2 x 3 cm.
3) Lidi/bambu (stik bamboo)setelah digunakan segera buang ke dalam
wadah yang berisi desinfektan.
4) Keringkan sediaan di udara suhu kamar, jangan terkena sinar
matahari langsung atau diatas api.
5) Lakukan fiksasi dengan memegang sediaan dengan pinset dan
permukaan sediaan menghadap keatas, lewatkan di atas lidah api
lampu spiritus sebanyak 3 kali.
d. Bila tidak segera diwarnai, semua sediaan yang sudah difiksasi segera
disimpan kedalam kotak sediaan untuk menghindari risiko pecah atau
dimakan serangga.
12
13
14
15
16
17
18
E. Diagnosa TB Pada Orang Dewasa.
1. Diagnosis TB Paru
a. Dalam upaya pengendalian TB secara Nasional, maka
diagnosis TB Paru pada orang dewasa harus ditegakkan terlebih
dahulu dengan pemeriksaan bakteriologis. Pemeriksaan bakteriologis
yang dimaksud adalah pemeriksaan mikroskopis langsung, biakan dan
tes cepat.
b. Semua terduga TB harus diperiksa 3 spesimen dahak idealnya
dalam waktu 2 hari berturut-turut, yaitu Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS).
Seandainya kondisi tersebut tidak dapat dipenuhi, maka rentang waktu
antara fiksasi spesimen Sewaktu (S) yang pertama dan yang kedua
tidak lebih dari 7 hari. Bila melebihi rentang waktu tersebut maka
pengambilan spesimen dahak Sewaktu (S) pertama harus diulang
kembali dari awal.
c. Apabila pemeriksaan secara bakteriologis hasilnya
negatif, maka penegakan diagnosis TB dapat dilakukan secara
klinis menggunakan hasil pemeriksaan klinis dan penunjang
(setidak-tidaknyapemeriksaan foto toraks) yang sesuai dan
ditetapkan oleh dokter yang telah terlatih TB.
d. Pada sarana terbatas penegakan diagnosis secara klinis
dilakukansetelahpemberian terapi antibiotika spektrum luas (Non
OAT dan Non kuinolon) yang tidak memberikan perbaikan klinis.
e. Tidak dibenarkan mendiagnosis TB dengan pemeriksaan
serologis.
f. Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya dengan
pemeriksaan uji tuberkulin
g. Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan
pemeriksaan foto toraks saja.
Catatan: Untuk lebih jelas lihat pada lampiran: Alur Disgnosis dan tindak
lanjut TB Paru pada Pasien Dewasa
19
Pemeriksaan Dahak Mikroskopis Langsung:
• Untuk kepentingan diagnosis dengan cara pemeriksaan dahak secara
mikroskopis langsung, terduga pasien TB diperiksa contoh uji dahak
SPS (Sewaktu–Pagi– Sewaktu):
• Ditetapkan sebagai pasien TB apabila minimal 1 (satu) dari pemeriksaan
contoh uji dahak SPS hasilnya BTA positif.
20
Gambar 1: Alur diagnosis dan tindak lanjut TB Paru pada pasien dewasa
(tanpa kecurigaan/bukti:hasil tes HIV(+) atau terdugaTB Resistan Obat)
21
F. Diagnosis TB Pada Anak.
22
kenyal, tidak nyeri, dan kadang saling melekat atau konfluens.
2) Tuberkulosis otak dan selaput otak:
Meningitis TB: Gejala-gejala meningitis dengan sering kali
disertai gejala akibat keterlibatan saraf-saraf otak yang terkena.
Tuberkuloma otak: Gejala-gejala adanya lesi desak ruang.
3) Tuberkulosis sistem skeletal:
Tulang belakang (spondilitis): Penonjolan tulang belakang
(gibbus).
Tulang panggul (koksitis): Pincang, gangguan berjalan, atau
tanda peradangan di daerah panggul.
Tulang lutut (gonitis): Pincang dan/atau bengkak pada lutut
tanpa sebab yang jelas.
Tulang kaki dan tangan (spina ventosa/daktilitis).
4) Skrofuloderma:
Ditandai adanya ulkus disertai dengan jembatan kulit antar tepi
ulkus (skin bridge).
5) Tuberkulosis mata:
Konjungtivitis fliktenularis (conjunctivitis phlyctenularis).
Tuberkel koroid (hanya terlihat dengan funduskopi).
6) Tuberkulosis organ-organ lainnya, misalnya peritonitis TB, TB ginjal
dicurigai bila ditemukan gejala gangguan pada organ-organ tersebut
tanpa sebab yang jelas dan disertai kecurigaan adanya infeksi TB.
23
Catatan: Pemeriksaan serologi tidak direkomendasikan untuk digunakan
sebagai sarana diagnostik TB, sesuai dengan Surat Edaran Direktur
Jenderal BUK Kemenkes pada bulan Februari 2013 tentang larangan
penggunaan metode serologi untuk penegakan diagnosis TB.
24
TABEL 1: Sistim Skoring TB pada anak
25
Gambar 2 :AlgoritmaTatalaksanaTB Anak
26
G. DiagnosisTB pada ODHA
1. GejalaTB pada ODHA
Gejala klinis TB pada ODHA seringkali tidak spesifik. Gejala klinis yang
sering ditemukan adalah demam dan penurunan berat badan yang
signifikan (lebih dari10%) dan gejala ekstra paru sesuai dengan organ
yang terkena misalnya TB pleura,TB perikard, TB milier, TB susunan saraf
pusat dan TB abdomen.
2. DiagnosisTB pada ODHA
Penegakan diagnosis TB paru pada ODHA tidak terlalu berbeda dengan
orang dengan HIV negatif.Penegakan diagnosis TB pada umumnya
didasarkan pada pemeriksaan mikroskopis dahak namun pada ODHA
dengan TB sering kali diperoleh hasil dahak BTA negatif.Disamping itu,
pada ODHA sering dijumpai TB ekstra paru dimana diagnosisnya sulit
ditegakkan kena harus didasarkan pada hasil pemeriksaan
klinis,bakteriologi dan atau histologi yang didapat dari tempat lesi. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan pada alur diagnosis TB pada
ODHA,antara lain:
a. Pemeriksaan mikroskopis langsung
Pemeriksaan mikroskopik dahak dilakukan melalu ipemeriksaan dahak
Sewaktu Pagi Sewaktu (SPS).Apabila minimal satu dari pemeriksaan
contoh uji dahak SPShasilnya positif maka ditetapkan sebagai
pasienTB.
b. Pemeriksaan tes cepat Xpert MTB/Rif
Pemeriksaan mikroskopis dahak pada ODHA sering memberikan hasil
negatif,sehingga penegakkan diagnosis TB dengan menggunakan tes
cepat dengan Xpert MTB/Rif perlu dilakukan.Pemeriksaan tes cepat
dengan Xpert MTB/Rif juga dapat mengetahui adanya resistensi
terhadap rifampisin, sehingga penatalaksanaan TB pada ODHA
tersebut bisa lebih tepat. Jika fasilitas memungkinkan, pemeriksaan tes
cepat dilakukan dalam waktu yang bersamaan (paralel) dengan
pemeriksaan mikroskopis.
c. Pemeriksaan biakan dahak
Jika sarana pemeriksaan biakan dahak tersedia maka ODHA yang
BTA negatif, sangat dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan biakan
dahak karena hal ini dapat membantu untuk konfirmasi diagnosis TB.
d. Pemberian antibiotik sebagai alat bantu diagnosis tidak direkomendasi
lagi
Penggunaan antibiotik dengan maksud sebagai alat bantu diagnosis
seperti alur diagnosis TB pada orang dewasa dapat menyebabkan
diagnosis dan pengobatan TB terlambat sehingga dapat meningkatkan
27
risiko kematian ODHA. Oleh karena itu, pemberian antibiotik sebagai
alat bantu diagnosis tidak direkomendasi lagi. Namun antibiotik perlu
diberikan pada ODHA dengan Infeksi Oportunistic (IO) yang mungkin
disebabkan oleh infeksi bakteri lain bersama atau tanpa
M.tuberculosis. Jadi, maksud pemberian antibiotik tersebut bukanlah
sebagai alat bantu diagnosis TB tetapi sebagai pengobatan infeksi
bakteri lain.
28
Gambar 3: Alur Diagnosis TB Pada ODHA Untuk Faskes Yang Memiliki
Layanan/Akses Tes Cepat TB
Keterangan :
(1) Lakukan pemeriksaan klinis untuk melihat tanda-tanda bahaya. Tanda-tanda bahaya yaitu bila dijumpai
salah satu dari tanda-tanda berikut: frekuensi pernapasan > 30 kali/menit, demam > 390C, denyut
nadi > 120 kali/menit, tidak dapat berjalan bila tidak dibantu. Berikan antibiotika non fluorokuinolon
( untuk IO lain) dengan meneruskan alur diagnosis.
(2) Untuk terduga pasien TB Ekstra Paru, lakukan pemeriksaan klinis, pemeriksaan penunjang
bakteriologis, histopatologis, dan pemeriksaan penunjang lainnya.
(3) Pemeriksaan mikroskopis tetap dilakukan bersamaan dengan tes cepat TB dengan tujuan untuk
mendapat data dasar pembanding pemeriksaan mikroskopis follow up, namun diagnosis TB
berdasarkan hasil pemeriksaan tes cepat
(4) Pada ODHA terduga TB dengan hasil MTB (-) tetapi menunjukkan gejala klinis TB yang menetap atau
bahkan memburuk, maka ulangi pemeriksaan tes cepat sesegera mungkin dengan kualitas sputum
yang lebih baik.
(5) Pada ODHA terduga TB dengan hasil MTB (-) dan foto toraks mendukung TB:
o Jika hasil tes cepat ulang MTB (+) maka diberikan terapi TB sesuai dengan hasil tes Cepat
o Jika hasil tes cepat ulang MTB (-) pertimbangan klinis kuat maka diberikan terapiTB
o Jika hasil tes cepat ulang MTB (-) pertimbangan klinis meragukan cari penyebab lain
29
Gambar 4: Alur Diagnosis TB Pada ODHA untuk Faskes yang sulit
menjangkau Layanan Tes Cepat TB
Keterangan :
(1) Lakukan pemeriksaan klinis untuk melihat tanda-tanda bahaya. Tanda-tanda bahaya yaitu bila
dijumpai salah satu dari tanda-tanda berikut: frekuensi pernapasan > 30 kali/menit, demam >
390C, denyut nadi > 120 kali/menit, tidak dapat berjalan bila tidak dibantu. Berikan antibiotika non
fluorokuinolon ( untuk IO lain) dengan meneruskan alur diagnosa.
(2) Untuk terduga pasien TB Ekstra Paru, lakukan pemeriksaan klinis, pemeriksaan penunjang
bakteriologis, histopatologis, dan pemeriksaan penunjang lainnya
(3) Pada ODHA terduga TB dengan hasil BTA neg dan foto toraks mendukung TB diberikan terapi TB
terlebih dahulu
(4) Tes cepat TB bertujuan untuk konfirmasi MTB dan mengetahui resistensi terhadap rifampisin.
(5) Pada ODHA terduga TB dengan hasil BTA neg dan foto toraks tidak mendukung TB dilanjutkan
dengan pemeriksaan Tes cepat TB yang bertujuan untuk menegakkan diagnosis TB.
30
H. Diagnosis HIV Pada Pasien TB
1. Salah satu tujuan dari kolaborasi TB-HIV adalah menurunkan
beban HIV pada pasien TB. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu
dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat menjadi pintu masuk
bagi pasien TB menuju akses pencegahan dan pelayanan HIV
sehingga dengan demikian pasien tersebut mendapatkan
pelayanan yang komprehensif.
2. Tes dan konseling HIV bagi pasien TB dapat dilakukan melalui dua
pendekatan yaitu: Tes HIV Atas Inisiasi Petugas Kesehatan dan
Konseling (TIPK) dan Konseling dan Tes Sukarela (KTS)
3. Merujuk pada Permenkes no. 21 tahun 2013 tentang
Penanggulangan HIV dan AIDS, semua pasien TB dianjurkan
untuk tes HIV melalui pendekatan TIPK sebagai bagian dari
standar pelayanan oleh petugas TB atau dirujuk ke layanan HIV.
4. Tujuan utama TIPK adalah agar petugas kesehatan dapat
membuat keputusan klinis dan/atau menentukan pelayanan
medis secara khusus yang tidak mungkin dilaksanakan tanpa
mengetahui status HIV seseorang seperti dalam pemberian terapi
ARV.
31
langsung, biakan atau tes diagnostik cepat yang direkomendasi oleh
Kemenkes RI (misalnya: GeneXpert).
Catatan: Semua pasien yang memenuhi definisi tersebut diatas harus dicatat
tanpa memandang apakah pengobatan TB sudah dimulai ataukah belum.
32
Limfadenitis TB dirongga dada (hilus dan atau mediastinum) atau
efusi pleura tanpa terdapat gambaran radiologis yang mendukung
TB pada paru, dinyatakan sebagai TB ekstra paru.
Catatan: Pasien yang menderita TB paru dan sekaligus juga menderita
TB ekstra paru, diklasifikasikan sebagai pasien TB paru.
33
Pengelompokan pasien disini berdasarkan hasil uji kepekaan contoh uji
dari Mycobacterium tuberculosis terhadap OAT dan dapat berupa :
1) Mono resistan (TB MR): resistan terhadap salah satu jenis OAT lini
pertama saja
2) Poli resistan (TB PR): resistan terhadap lebih dari satu jenis OAT
lini pertama selain Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara
bersamaan
3) Multi drug resistan (TB MDR): resistan terhadap Isoniazid (H) dan
Rifampisin (R) secara bersamaan.
4) Extensive drug resistan (TB XDR): adalah TB MDR yang
sekaligus juga resistan terhadap salah satu OAT golongan
fluorokuinolon dan minimal salah satu dari OAT lini kedua jenis
suntikan (Kanamisin, Kapreomisin dan Amikasin).
5) Resistan Rifampisin (TB RR): resistan terhadap Rifampisin
dengan atau tanpa resistensi terhadap OAT lain yang terdeteksi
menggunakan metode genotip (tes cepat) atau metode fenotip
(konvensional).
Catatan:
Apabila pada pemeriksaan selanjutnya ternyata hasil tes HIV menjadi
positif, pasien harus disesuaikan kembali klasifikasinya sebagai pasien TB
dengan HIV positif.
Catatan:
Apabila pada pemeriksaan selanjutnya dapat diperoleh hasil tes HIV
pasien, pasien harus disesuaikan kembali klasifikasinya berdasarkan hasil
tes HIV terakhir.
34
VIII. EVALUASI
A. LATIHAN 1
Jawaban :
35
berumur 54 tahun ini, tinggal di Desa Sukamulia RT.06/RW.03, Jl
Pusaka no. 22, kel. Bidara. Pemeriksaan dahak sewaktu pertama
hasilnya 1+ dengan nomor sediaan 08/14/109A, nomor register
laboratorium 218. Pasien tersebut tidak datang kembali untuk
pemeriksaan dahak kedua dan ketiga. Apa yang harus anda lakukan
bila Tn. Rajesh Mahendra tidak datang kembali untuk pemeriksaan
dahak kedua dan ketiga (dahak pagi dan dahak sewaktu kedua)
sedangkan hasil pemeriksaan dahak pertama hasilnya 1+ ?
Jawaban: ….……………..
Dalam latihan berikut ini anda diminta melengkapi formulir TB.05 dan
buku register laboratorium TB.04 untuk soal butir c dan d.
36
PROGRAM TB NASIONAL TB.06
DAFTAR TERSANGKA PENDERITA (TERDUGA) YANG DIPERIKSA DAHAK SPS
Bulan … Tahun
No. Tanggal Hasil Bila di-
Tanggal
Identit Nama Umur Pengambila Tangg Pemeriks diagnosis
Pengirim
Tang as Lengkap n Dahak al aan No TB, Tulis
Alamat an
N gal Sedia Tersang Hasil Reg Tanggal Status Kete-
Lengkap Sediaan
o didaft an ka Diperol Lab Pembuata HIV rangan
Dahak
ar Daha Pasien L P A B C eh A B C n Kartu
ke Lab
k TB.01
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
Catatan:
Tanggal didaftar : diisi dengan tanggal pengambilan dahak Sewaktu yang pertama
No. Identitas sediaan dahak ditulis dengan : No kode Kab (14) / no urut Faskes / No urut (121) sesuai no
pada kolom 1.
Catatan; untuk di RS diantara no urut Faskes dan no urut terduga, disisipkan no kode poli RS yang
mengirimkan spesimen dahak.
Contoh: No kode Kab (14) / no urut Faskes/RS (31)-kode Poli paru (1) / No urut (121) sesuai no pada kolom 1.
A = Slide dahak sewaktu pertama ; B = Slide dahak pagi ; C = Slide dahak sewaktu kedua
No: Isi nomor urut 3 digit, dimulai dengan 001 pada setiap permulaan tahun.
Nomor Identitas Sediaan Dahak : Tulis sesuai dengan Form TB.05
Tanggal Pengiriman Sediaan Dahak ke Lab = diisi sama dengan tanggal didaftar.
Tanggal Hasil Diperoleh : diisi dengan tanggal terakhir pemeriksaan.
Hasil Pemeriksaan : Tulis hasil pembacaan sediaan sesuai kolomnya, neg untuk negatif dan 1+, 2+ dst.
untuk hasil positif. A untuk A untuk dahak sewaktu pertama, B untuk dahak pagi, dan C untuk dahak sewaktu kedua.
37
Nomor Reg. Lab : Tulis No. Register Lab sesuai dengan form TB.04 yang ada pada TB.05 bagian bawah
(hasil pemeriksaan Lab).
Status HIV : Tulis R = Reaktif, NR = Non Reaktif; IND = indetermine
38
PROGRAM TB NASIONAL TB.05
FORMULIR PERMOHONAN LABORATORIUM TB UNTUK PEMERIKSAAN DAHAK
Jenis kelamin : L P
Alamat lengkap :
Kab/Kota :
3. Bulan ke-5
/ /
Tgl.pengiriman sediaan
P P P
S S S
…… (Pagi)
…… (Sewaktu)
39
PROGRAM TB NASIONAL TB.04
REGISTER LABORATORIUM
Nama FaskesMikroskopis :
Kabupaten/Kota :
Nama Faskes Satelit : 1. 3.
2. 4. Bulan Tahun
Alasan
Nama Hasil
Nomor Tanggal Tanggal Nama Umur pemeriksaan
No.Reg Alamat Sarana pemeriksaan Tanda
Identitas Sediaan peme- Lengkap Utk Keterangan
Lab. lengkap Pelayanan Untuk tangan
Sediaan Diterima riksaan Pasien tindak
L P Kesehatan diagnosis S P S
lanjut
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Keterangan:
No. identitas sediaan dahak : Tulis sesuai dengan form TB.05.
Alasan pemeriksaan : Tulis sesuai kode huruf identitas sediaan/ jenis pemeriksaan.
Hasil pemeriksaan : Tulis hasil pembacaan sediaan sesuai kolomnya, neg untuk negatif dan 1+, 2+ dst untuk hasil positif,
S untuk dahak sewaktu pertama, P untuk dahak pagi dan S untuk dahak sewaktu kedua.
Nomor Register : Tulis nomor register Lab. dengan 3 digit, mulai dengan 001 pada setiap permulaan tahun anggaran
Laboratorium dan tulis berurutan berdasarkan tanggal pemeriksaan
40
B. LATIHAN 2
Latihan dibawah ini bertujuan melatih anda untuk menentukan klasifikasi dan
tipe Pasien TB.
Kasus 1:
Bapak Yunus, usia 41 tahun, selama 2 bulan terakhir selalu batuk dengan
mengeluarkan dahak. Sebulan yang lalu menderita panas tinggi dan
didiagnosis sebagai tifus. Pada saat berobat ke RS Persahabatan, Bapak
Yunus diminta untuk periksa dahak SPS dan hasilnya semua positif.
Dari hasil anamnesa menunjukkan bahwa Bapak Yunus belum pernah
mendapat pengobatan tuberkulosis sebelumnya.
Pertanyaan :
a. Tetapkan diagnosis penyakit bapak Yunus
b. Tetapkan klasifikasi dan tipe penyakit bapak Yunus
Jawab :
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
Kasus 2:
Andito, seorang remaja laki-laki usia 16 tahun, menderita batuk cukup lama,
sekitar 4 bulan, disertai sesak nafas, nyeri dada kanan serta sering menderita
panas badan. Batuk kadang sembuh untuk 1-2 hari, kemudian kambuh
kembali . Dokter Puskesmas Buleleng dimana Andito berobat meminta agar
Andito diperiksa dahaknya.
Dahak diperiksa pada tanggal 5 Juli 2013, hasilnya negatif. Dokter
memberikan antibiotika selama 2 minggu, dengan nasehat untuk datang
kembali bila obat telah habis. Saat datang kembali, tidak nampak ada
perbaikan klinis, oleh karena itu Andito diperiksa foto toraks . Hasil
pemeriksaan foto toraks mendukung diagnosis Tuberkulosis dan dokter
memutuskan untuk mengobati Andito sebagai Pasien tuberkulosis BTA
negatif dengan hasil pemeriksaan foto toraks mendukung TB.
Pertanyaan :
- Tetapkan diagnosis, klasifikasi dan tipe penyakit Andito .
- Apakah alur diagnosis sesuai dengan prosedur tetap (protap)?
41
Jawab:
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
Kasus 3:
Ningsih, usia 7 tahun adalah puteri bapak dan ibu Ciputra. Ningsih sudah
dua minggu menderita demam , nafsu makan menurun. Dokter Puskesmas
Mandirisudah memberikan parasetamol, demam menurun tetapi kemudian
demam lagi. Sejak Tiga bulan yang lalu muncul pembesaran kelenjar limfe
dilehernya dengan ukuran > 3 cm, tidak nyeri tekan, jumlah lebih dari 1.
Nenek Ningsih yang tinggal serumah telah meninggal dunia karena menderita
TB paru BTA positif pada tahun yang lalu.
Pertanyaan :
a. Apakah Ningsih sudah dapat dianggap sebagai Pasien TB?
b. Bila belum, pemeriksaan apa lagi yang harus dilakukan?
c. Kalau dianggap sebagai pasien TB, apa klasifikasinya dan tindakan apa
yang harus dilakukan?
Jawab :
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
Kasus 4:
Bapak Rahmad, usia 49 tahun adalah pegawai BRI unit desa Talung, alamat
rumah Desa Cangadi, Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Sopeng.
Bapak Rahmad sudah beberapa minggu merasa lesu, nafsu makan menurun,
dada sisi kanan terasa, nyeri disertai batuk dengan dahak yang kadang
bercampur darah. Di Puskesmas Sopeng Raya , Bapak Rahmad diperiksa
dahak sewaktu-pagi-sewaktu pada tanggal 3 dan 4 Agustus 2013, dengan
nomor register laboratorium 1411 yang hasil ketiganya positif. Sesuai
pernyataan bapak Rahmad, setahun yang lalu ia pernah dinyatakan sembuh
dari TB.
Pertanyaan : Apa diagnosis, klasifikasi dan tipe penyakit bapak Rahmad ?
Jawab :
............................................................................................................................
............................................................................................................................
42
Kasus 5:
Bapak Syaiful Djalil, usia 59 tahun, alamat Bukit Nirwana, adalah seorang
Pasien TB paru yang sedang dalam pengobatan dengan paduan OAT
kategori 1 di puskesmas Memori. Sebulan sebelum akhir pengobatan
ternyata hasil pemeriksaan dahaknya BTA positif pada tanggal 15 September
2013 nomor register laboratorium 1675.
Pertanyaan :
Dengan hasil pemeriksaan dahak akhir bulan ke 5 tersebut diatas, apa hasil
pengobatan Bapak Syaiful Djalil dan apa tindak lanjut saudara?
Bila akan diobati kembali,apa diagnosis, klasifikasi dan tipe penyakit bapak
Syaiful Djalil sekarang?
Jawab :
............................................................................................................................
............................................................................................................................
INGAT:
1. Peliharalah kartu anda dan bawa selalu bila datang ke RS/UPK.
2. Anda dapat sembuh jika mengikuti aturan pengobatan dengan menelan
obat secara teratur.
3. Penyakit TB dapat menyebar ke orang lain bila tidak diobati teratur
sampai
tuntas.
43
e. Tidak ditemukan bekas BCG
44
8. Yang disebut pasien TB adalah
h. Tidak dilakukan pemeriksaan dahak
i. Pasien TB dengan contoh uji jaringan
j. Pasien TB dengan BTA Positif
k. Pasien TB extra paru tidak ada konfirmasi bacteriologis
l. Pasien TB berdasarkan klinis
IX. REFERENSI
A. BPN, 2011.
B. Strategi Nasional Pengendalian TB, 2011-2014
X. LAMPIRAN :
Cara Kerja:
1. Persiapan pasien:
a. Beritahu pasien tentang pentingnya mendapatkan dahak yang
berkualitas untuk menentukan penyakitnya
b. Anjurkan pasien untuk berdahak dalam keadaan perut kosong, dan
membersihkan rongga mulut dengan berkumur dengan air bersih.
c. Dahak adalah bahan infeksius, anjurkan pasien untuk berhati-hati saat
berdahak dan mencuci tangan dengan sabun
d. Anjurkan pasien untuk membaca prosedur tetap pengumpulan dahak
yang tersedia di lokasi berdahak.
2. Persiapan Alat.
a. Siapkan pot dahak steril.
b. Beri identitas sesuai NKI pada badan pot dahak. tempelkan identitas
pasien sesuai dengan NKI dan tambahkan tanda A untuk pot dahak
sewaktu, B untuk pot dahak pagi dan C untuk pot dahak sewaktu ke 2
pada dinding badan pot jangan pada tutupnya.
3. Tulis identitas pasien dan tanggal pengambilan dahak pada formulir TB 05
45
4. Cara pengeluaran dahak yang baik
a. Kumur-kumur dengan air bersih sebelum mengeluarkan dahak
b. Bila memakai gigi palsu, lepaskan sebelum berkumur
c. Tarik nafas dalam (2-3 kali)
d. Buka tutup pot, dekatkan ke mulut, berdahak dengan kuat dan
ludahkan ke dalam pot dahak
e. Tutup pot yang berisi dahak dengan rapat,segel dengan parafilm
disekeliling tutup pot dahak
f. Cuci tangan dengan air dan sabun antiseptik
Apabila ternyata dahak tidak memenuhi syarat pemeriksaan ( air liur atau
volumenya kurang), pasien harus diminta berdahak lagi.
46
B. Lampiran 2. : Petunjuk Cara Pengisian Formulir Pencatatan dan Pelaporan
48
Cara mengisi bagianbawah formulir: (diisi oleh petugas lab yang
membaca sediaan).
No. Register Lab. Tulis nomor yang sesuai dengan nomor yang
tertera di buku register lab (TB.04).
Tanggal Tulis tanggal sediaan tsb diperiksa.
pemeriksaan
No. Register Lab. Tulis nomor yang sesuai dengan nomor yang
tertera di buku register lab (TB.04).
Tanggal Tulis tanggal sediaan tsb diperiksa.
pemeriksaan √ Pemantauan Kemajuan Pengobatan bulan ke-
Spesimen dahak 5 Sesuai waktu dan urutan spesimen (F)
& (G)
√ Pemantauan Kemajuan Pengobatan
49
3. Register Laboratorium TB untuk Laboratotium Faskes
Mikroskopis dan atau Test cepat (TB.04):
Buku ini untuk mencatat hasil pemeriksaan dahak untuk diagnosis dan
pemantauan kemajuan pengobatan.
Buku ini diisi oleh petugas laboratorium di Faskes yang melakukan
pewarnaan dan pembacaan sediaan dahak .
50
ROGRAM TB NASIONAL TB.06
51
Nomor Reg. Lab: Tulis No. Register Lab sesuai dengan form TB.04 yang ada pada TB.05 bagian bawah
(hasil pemeriksaan Laboratorium).
Status HIV: Tulis R = Reaktif, NR = Non Reaktif; IND = indetermine
52
TB.0
PROGRAM TB NASIONAL
4
REGISTER LABORATORIUM
Nama FaskesMikroskopis : Blantika
Kabupaten/Kota : Kota Mataram
Nama Faskes Satelit : 1 Pusk. Mataram 3.
.
2 4. Bulan 0 3 Tahun 0 8
.
Nama Alasan
No.R Nomor Tanggal Tanggal Nama Sarana pemeriksaan Hasil
Umur Alamat Tanda Keterang
eg Identitas Sediaan peme- Lengkap Pelayanan pemeriksaan
Utk
lengkap Untuk tangan an
Lab. Sediaan Diterima riksaan Pasien Kesehata tindak
L P diagnosis S P S
n lanjut
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
151
152
153
154
155
156 14/31/121 02/03/08 03/03/08 Franky L 45 Jl. Juanda Pusk 1+ 2+ neg
ABC
No.15 Mataram
Keterangan:
No. identitas sediaan dahak : Tulis sesuai dengan form TB.05.
Alasan pemeriksaan : Tulis sesuai kode huruf identitas sediaan/ jenis pemeriksaan.
Hasil pemeriksaan : Tulis hasil pembacaan sediaan sesuai kolomnya, neg untuk negatif dan 1+, 2+ dst untuk hasil positif,
S untuk dahak sewaktu pertama, P untuk dahak pagi dan S untuk dahak sewaktu kedua.
Nomor Register Laboratorium : Tulis nomor register Lab. dengan 3 digit, mulai dengan 001 pada setiap permulaan tahun anggaran dan tulis
berurutan berdasarkan
tanggal pemeriksaan.
53
PROGRAM TB NASIONAL TB.05
3. Bulanke-5
14 / 13 / 121
P √ P P
S √ S S
03-03-2008 B (Pagi) √
(…………….……)
54