Disini saya jelaskan secara detail tentang tingkatan ilmu yang berlaku dan
sudah berjalan sejak zaman Nabi Adam AS, hingga sampai kepada ummat
Baginda Rosululloh SAW. Dan bagian dari ciri sifat manusia dalam memahami
batasan dan tingkatan ilmu bathiniyyah secara sempurna. Tahapan ini bisa
dijadikan tolak ukur kita dalam pengenalan dunia bathin yang sah.
Inilah RUMUSNYA……
(Bila kita masih mempunyai sifat diatas, maka cara mudah untuk merubahnya
dengan memperbanyak diam, tidak ikut campur urusan orang lain dan banyak
memohon ampunan kepada Allah,,,insya Allah dengan hitungan hari sifat kita
akan berubah dengan sendirinya)
2- Ilmu Bathin/Iman….Batasanya hanya sekedar mimpi tanpa bisa merasakan
kekuatan sesungguhnya. Tahapan ini hanya bisa mencapai sifat penyembuhan
namun masih jauh dari pemahaman menuju ilmu bangsa Adzom/tinggi.
Badannya masih labil, akalnya masih belum bisa mencapai pemahaman yang
benar, sifatnya selalu asal-asalan tanpa mengikuti kaidah yang benar.
Golongan ini bagian dari Paranormal zaman sekarang. Tingakatannya dibawah
bangsa Ghaib dan para ratu lelembut. Sifat aslinya pemalas dan pengennya
di hormati kalayak luas, senang akan ketenaran dan suka di puji. Hatinya
masih rusak dan ilmunya jauh dari benar (hanya bermodal nekat). Sifatnya
tidak mau disalahkan tapi suka menyalahkan orang lain.
(Bila kita masih punya sifat diatas, cara merubahnya cukup melestarikan
berbuat baik kepada siapapun, maka Allah akan memberikan hidayah kepada
kita dengan hitungan hari)
3- Ilmu Dzon/Solah….Batasanya sudah memahami ilmu bathin secara benar
namun belum paham tentang amaliyyah bangsa Sir Asror. Sering kedapatan
bisyaroh yang benar dan terkadang masih memakai akal dalam segala
perbuatannya. Golongan semacam ini hatinya sudah tenang, tatapan matanya
sangat kuat dan bathinnya sudah stabil, namun kekurangannya masih belum
bisa menembus sifat alam bangsa Kamil Mukammil. Tingkatannya masih
dibawah Mulukul Ardhi.
Dari ketiga golongan diatas, sifatnya masih belum bisa dikatakan ahli ilmu
bathin secara sempurna. Sebab jauh dari memahami Sir Asror bangsa Asma’
dan belum berpegang pada asma’ kunci Malaikatulloh sehingga apapun piranti
yang kita buat nanti masih bisa di cabut oleh ahlul bathin yang
mumpuni/musuh/orang yang tidak suka dengan kita.
(Bila kita ingin merubah sifat diatas menuju yang lebih baik, cukup dengan
membantu ibu kandung, anak yatim atau janda miskin secara istikomah.
Sesungguhnya membantu mereka bagian dari penghilang kejelekan manusia
4
(maqom ini bagian dari awal kesempurnaan, baik tidaknya kita, akan
membawa manfaat buat orang lain. Sebab maqom ini sudah berpegang pada
hukum yang benar)
5- Ilmu Rijalulloh/fana’/Syahadatul Kubro….Batasanya sudah menguasai alam
Jabarut dan Malakut, hatinya hanya pasrah kepada Allah, sifatnya tinggal
menjalankan semata. Kekuasaannya sudah jelas terpegang. Akhlaknya
seperti bangsa Raja/Auliya Kamil/Wali Kamil (sempurna). Golongan ini
disebut Wali Kamil. Tingkatanya di atas bangsa Barqon dan Malaikatulloh.
“Bahwa apapun yang terjadi pada manusia, sudah menjadi ijin Allah SWT,
sehingga kita tidak boleh menghardik, mencela maupun ikut campur di
dalamnya, kecuali memohon ampunan kepada Allah dan bersyukur atas segala
nikmat yang diberikan kepada hamba”
Mungkin selama ini anda kerap berfikir, bagaimana sifat terbaik bagi
pemegang satu produk yang mempunyai kelebihan secara bathiniyyah.
Seperti contoh: Pemegang keilmuan Wahby, Jabarutiyyah, Haekal Wilayah
maupun minyak khosois dan lainnya. Nah dari perjalanan yang anda lalui
sebagai pemegang wasilah,,pasti banyak keraguannya, seperti: “Kenapa ya?
Kemarin kok pirantinya mustajabah banget,,tapi sekarang kok kayak kurang
berfungsi? Cara pemahaman seperti ini kerap terjadi di tubuh manusia awam
khususnya.
Lalu caranya bagaimana agar piranti tersebut bisa menyatu atau bermanfaat
dalam tubuh kita? Inilah yang harus anda pahami secara benar.
1- Pahami dulu setiap produk yang kami buat atau bisa juga produk orang
lain, misalnya? Setiap produk dari Jam’ij, pasti di bedarkan manfaat dan
pertanggung jawabannya, baik secara langsung di brosur maupun lewat
artikel Group di Facebook atau di iklan majalah. Yaitu nama dari orang yang
bertanggung jawab di dalam keilmuan tadi. Seperti Contoh: “Suprantural
School, yang bertanggung jawab adalah Mbah Kuwu Cakra Buana” atau
contoh lainnya sebangsa minyak, misalnya: “Minyak Kelapa Nunggal yang
bertanggung jawab adalah Kanjeng Ibu Ratu Kidul”…Mengapa wajib kita
sertakan nama yang bertanggung jawab di dalam piranti atau keilmuan
instan?
”Barang siapa yang membuat piranti dan mengandalkan badan sendiri tanpa
paham ilmu bangsa bathiniyyah (meyakini bahwa piranti ini sudah mempunyai
kekuatan) Maka piranti tadi bagian dari pembohongan publik dan tidak
mempunyai kekuatan sama sekali”.
Lalu bagaimana bila piranti yang dianggap pembohongan tadi ternyata
manfaat buat badan si pemakai?. Kitab Manbau Usulul Hikmah menjelaskan:
2- Setelah anda paham siapa yang bertanggung jawab keilmuan tadi, maka
pelajari tatanan bathiniyyah 7 tingkat yang dibedarkan diatas.
Contoh…Minyak Kelapa Nunggal yang bertangung jawab adalah Kanjeng ibu
ratu Kidul…Sifat dari kanjeng ratu Kidul ini menduduki tingkat berapa? Di
atas di jelaskan bahwa Mulukul Ardhi (Raja/ratu penjaga alam) masuk dalam
tingkatan (3)
Lalu apakah kita sebagai orang awam mampu mengikuti tahapan keilmuan
berkelas tinggi? Padahal kita sendiri merasa belum mampu menjalankan
tahapan tadi? Jawabannya:
“Sesungguhnya Allah menjadikan manusia dengan tahapan akal dan keluasan
ilmu,
maka ihlaskan bagimu untuk menjalankannya”.