Anda di halaman 1dari 23

 Manusia adalah makhluk yang paling maju,

sempurna, rumit strukturnya, mengandung


semua unsur dan ciri2 yg ada di alam
(mineral, tumbuhan, hewan)
 Ia adalah hasil akhir dari proses (evolusi)
penciptaan alam semesta
 Ia adalah makhluk 2 dimensi : makhluk fisik
(terbuat dari thin) dan makhluk spiritual
(karena mendapat tiupan dari Ruh Tuhan)
 So, manusia menduduki posisi yg unik antara
alam semesta dan Tuhan, yg memungkinkan
dapat berkomunikasi antara keduanya
 Manusia memiliki jiwa rasional yg hanya
dimiliki bangsa manusia saja
 Hal ini membuat manusia mampu berpikir
utk membimbing, mengatur, dan menguasai
daya2 jiwa yg lebih rendah
 So, manusia mrp inti dari alam semesta, shg
sering disebut dg istilah mikrokosmos krn
mengandung semua unsur yg ada di alam
(makrokosmos)
 Manusia dikarunia ruh dari Tuhan yg
menyebabkan manusia memiliki dua dimensi
yg membentuk sebuah entitas yg disebut dg
diri (al-nafs)
 Kedua unsur tsb adalah jasmani dan ruhani
 Sebagai makhluk ruhani, ia mampu
melakukan hal2 yg tdk bisa dilakukan oleh
mahluk lainnya, mis. Menerima wahyu
(ilham), meneruskan kehidupan setelah
kematian, melakukan perenungan abstrak,
dan mengetahui hal-hal yg bisa dipahami akal
dan intuisi, tetapi tdk melalui indera
 Manusia dijadikan Allah sbg wakilnya di bumi
(khalifah)
 Manusia adalah tujuan akhir dari penciptaan
alam semesta. Lihatlah penciptaan pohon
(akar, batang, ranting, baru buah), dalam biji
itulah terkandung semua unsur pohon itu
 Manusia yg mjd tujuan akhir penciptaan
adalah manusia sempurna (al-insan al-kamil)
yg diwakili oleh N. Muhammad SAW
 Hadits qudsy : “Kalaulah bukan karena
engkau Muhammad, niscaya takkan aku
ciptakan alam raya ini”
 Sbg khalifah-Nya di muka bumi, manusia
dikaruniai oleh Allah dua buah hadiah istimewa :
“kebebasan” dan “ilmu pengetahuan”
 Kebebasan manusia bersandar pd kenyataan
bahwa ia bukanlah hanya mahluk jasmani, tetapi
mah ruhani, sehingga ia tidak sepenuhnya tunduk
pada hukum yg berlaku di alam fasik
 Kebebasan manusia adalah kebebasan terbatas
untuk memilih
 Kebebasan adalah amanah yg tidak mau diemban
oleh langit, bumi, dan gunung, tetapi hanya
manusia yg mau mengembannya
 Manusia menjadi mahluk moral yg bisa diberi
sifat baik dan jahat, tergantung perbuatan mana
yg dipilihnya secara sadar
 Manusia tidak dipaksa Allah utk mengerjakan
suatu perbuatan yg ditentukan khusus oleh-Nya,
tetapi ia dapat memilih perbuatan tersebut, dan
baik buruknya manusia ditentukan oleh
pilihannya sendiri
 Kalo manusia tidak bisa bebas memilih
perbuatannya sendiri, maka ia tdk ada bedanya
dengan batu atau benda2 lainnya
 Sementara, Al Qur’an penuh dg perintah dan
larangan
 Ini menunjukkan bahwa manusia bisa memilih
apa yg akan ia perbuat
 Allah megajarkan Adam (nenek moyang manusia)
segala macam ilmu pengetahuan. Oki, manusia
berpotensi untuk mengetahui seluruh tatanan
realitas (fisik dan metafisik)
 Hal ini sesuai dg kondisi manusia sg makhluk dua
dimensi
 Untuk mengetahui benda2 fisik, manusia diberi
panca indera
 Melalui persepsi inderawi inilah, yg dalam ilmu
diwujudkan dg kegiatan observasi dan
eksperimen, manusia mampu memahami sifat
dasar semua benda fisik (yg hidup n mati)-
/mahsusat
 Selainpanca indera (lahir), manusia
dikaruniai pula akal shg mampu menerobos
batas2 inderawi melalui logika(pikiran) -mis
dg metode silogisme-
 Dg akalnya, manusia mampu menangkap
obyek non fisik (ma’qulat)
 Selain indera dan akal, manusia dikaruniai
hati (qalb).
 Dg hati inilah ia mampu menangka obyek2
nonmaterial (ma’qulat), tetapi bukan dg cara
berpikir atau logika (pengambilan
kesimpulan), tetapi dg pengalaman batin
(intuisi)
 Berbeda dg cara pandang sekuler yg
menggunakan bermacam-macam landasan
filsafat manusia, pandangan hidup kita ttg
manusia harus berorientasi pada citra
manusia menurut ajaran Islam
 Dalam pandangan Islam : manusia memiliki
martabat yg tinggi sebagai khalifah di bumi
dengan fitrahnya yg suci dan beriman, serta
memiliki ruh di samping raga dan jiwa
 Manusia secara fitriah adalah baik
 Eksistensi manusia msh berlangsung setelah
kematian
 Dimensi ruhaniah mrp salah satu totalitas
manusia di samping dimensi2 organo-biologis,
mental-psikis, dan sosio-kultural yg
mempengaruhi perilaku
 Dinamika kehidupan manusia berkaitan
dengan interaksi antar manusia,
pengembangan pribadi, pemanfaatan alam
sekitar, dan berbakti pada Tuhan
 Khalifah Tuhan di bumi (QS. Al-Baqarah : 30)
 Memiliki kapasitas intelegensia yg paling
tinggi (QS. Al Baqarah : 31-33)
 Dekat dan sadar akan kehadiran Tuhan
(fitrah)-QS Al-A’raf : 172, Ar-Rum : 43)
 Makhluk pilihan (QS. Thoha: 122)
 Makhluk bebas dan merdeka , diberi
tanggungjawab dan kepercayaan penuh,
diberkahi dg risalah para Nabi, dsb. (QS. Al-
Ahzab : 72, Al-Insan :2-3)
 Banyak diberi pembawaan yang mulia dan
martabat…(QS. Al-Isra : 70)
 Memiliki kesadaran moral, mampu
membedakan yg baik dan buruk, (QS. Al-
Syams :7-8)
 Jiwanya akan selalu mencari ketenteraman
dg berhubungan dengan Allah (QS. Al-ra’d :
28, Al-Insyiqaq : 6)
 Dunia dan isinya diciptakan untuk manusia
(QS. Al Baqarah : 29, Al-Jatsiyah : 13)
Al Qur’an menggambarkan manusia sebagai:
 makhluk pilihan Tuhan
 makhluk yg semi-samawi dan semi-duniawi
 di dalam dirinya ditanamkan sifat mengakui
Tuhan, bebas, terpercaya, rasa tanggungjawab
terhadap diri dan alam semesta
 Diberi potensi dengan kecenderungan ke arah
kebaikan /kejahatan
 Keberadaan mereka dimulai dari kelemahan dan
ketidakmampuan, kemudian bergerak ke arah
kekuatan, tetapi akan tetap selalu gelisah,
kecuali jika mereka dekat dengan Tuhan dan
mengingatnya
 Kapasitas mereka sangat hebat, mis. dalam
kemampuan belajar dan menerapkan ilmu
 Mereka memiliki keluhuran dan martabat
naluriah
 Motivasi mereka dalam banyak hal tidak
bersifat kebendaan
 Mereka dapat secara leluasa memanfaatkan
rahmat dan karunia yg telah dilimpahkan
kepada mereka, namun pada saat yg sama
mereka harus dapat menunaikan kewajiban
kepada Tuhan
 Baik atau jahat ?
William James dalam sajaknya :
“ Hanya manusia………
Dari sekalian makhluk di bumi,
Dapat mengubah polanya sendiri,
Hanya manusia……
Menjadi arsitek bagi nasibnya sendiri
Temuan terbesar dalam era generasi kita
Ialah bahwa manusia,
Dengan mengubah sikap batin dalam jiwanya
Kita dapat mengubah segi-segi luar kehidupannya”
Rogacion, Mary Rebecca R.E., Tumbuh Bersama
Sahabat 2, Konseling Sebaya Sebuah GayaKehidupan,
(terj. Oleh: Supratiknya), Yogyakarta : Kanisius,
2000, hal. 37
 Hakikat manusia bukanlah terletak pada bentuk
fisiknya yang terdiri dari sel-sel dan jaringan, tulang
dan otot-otot.
 Tetapi hakikatnya itu terletak pada jiwa yang bersemi
pada fisik itu yang menggerakkannya, menyuruh dan
melarangnya.
 Hakikat itu adalah segumpal darah (mudgah), bila ia
baik maka baiklah tubuh seluruhnya dan bila ia rusak
maka rusaklah tubuh seluruhnya, hakikat itu adalah
hati.
 Hati, ruh atau fuad atau apapun namanya adalah
suatu wujud yang sadar yang menghubungkan
manusia dengan rahasia hidup dan rahasia wujud dan
mengangkatnya dari alam bumi ke alam yang tinggi,
dari makhluk kepada Khalik dan dari alam fana ke
alam yang kekal.
 Hati yang hiduplah yang menjadi penilaian Allah SWT , menjadi tajalli-
Nya dan pancaran nur-Nya.
 ‫إى هللا ال يٌظز إلى صىركن ولكي يٌظز إلى قلىبكن‬
 “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk (tubuh) mu, tetapi Dia
melihat kepada hatimu. ” (Al-Hadits)
 Hati adalah satu-satunya pegangan yang dapat ditunjukkan oleh seorang
hamba kepada Tuhannya pada hari kiamat sebagai sarana bagi
keselamatannya. Allah SWT berfirman :
 ‫يىم ال يٌفع هال وال بٌىى إال هي أتى هللا بقلب سلين‬
 “Pada hari harta dan anak-anak tidak berguna Kecuali orang-orang yang
menghadap Allah dengan hati yang bersih “(Asy-Syu ara’; 88-89).
 Tanpa hati yang dilimpahi iman dan disinari keyakinan ini manusia adalah
mayat, meskipun menurut statistik ia masih hidup. Allah SWT berfirman :
 ‫أوهي كاى هيتا فأحييٌه وجعلٌا له ًىرا يوشى به فى الٌاس كوي هثله فى الظلوات‬
‫ كذلك سيي للكافزيي ها كاًىا يعولىى‬,‫ليس بخارج هٌها‬
 “Apakah orang-orang yang sudah mati [3]) kemudian dia Kami hidupkan
dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu
dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan
orang yang berada dalam gelap-gulita yang tidak dapat keluar dari
padanya?” (Al An’am:122 ).
 Siapa Manusia ; bukan sisi luarnya, tetapi
sisi dalamnya (inner self ) ?
 Bagaimana cara memperlakukannya ?
•Anak = Manusia
•Manusia bukan hewan,
bisa seperti atau
bahkan melebihi
malaikat
Berdasarkan :
QS. Al-A’raf ayat
172
Al-Baqarah ayat 30
 Landasan eksistensial manusia pada
dasarnya adalah prinsip tauhid atau
kesaksian terhadap Allah sebagai
Rabb-nya
 Tugas utama manusia adalah
senantiasa mengabdi pada-Nya (
‘abid ) dan menjadi wakil-Nya di
bumi ( Khalifah )
 Manusia adalah puncak kreasi Allah

Anda mungkin juga menyukai