Anda di halaman 1dari 20

PENGECORAN BETON

Sumber: http://www.hdesignideas.com

Pekerjaan beton dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku (SNI03
– 2847 Tahun 2002) dengan jenis beton yang akan dilaksanakan sesuai dengan Rencana
Anggaran dan Biaya (RAB).
Persyaratan uji :

 Trial Test dan Mix Design, Merupakan uji awal sebelum pengecoran dilaksanakan,
untuk mengetahui takaran sesuai dengan mutu beton yang disyaratkan dan dipakai
sebagai acuan untuk pelaksanaan pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk
pelaksanaan beton struktur.
 Actual Random Test, Merupakan uji acak selama pelaksanaan pengecoran
berlangsung untuk mengetahui mutu beton pada bagian struktur tertentu.
 Slump Cone Test, Merupakan uji acak untuk mengetahui mutu adukan beton dalam
hal ini jumlah volume airnya, untuk menjaga konsistensi perbandingan air, semen
sehingga didapat mutu beton seperti yang disyaratkan.
 Tes Tekan Beton, Pada saat pelaksanaan pengecoran pondasi, balok, plat dan
kolom harus dibuatkan silinder dengan ukuran dan jumlah disesuaikan dengan
ketentuan yang dimuat dalam (SNI03 – 2847 Tahun 2002), dan dilakukan
pengetesan di Laboratorium konstruksi beton.

Adukan beton dengan perbandingan 1 pc : 3 ps : 5 kr digunakan untuk beton tidak bertulang


seperti : rabat beton dan lantai kerja, sedangkan adukan beton dengan campuran 1 pc : 2 ps
: 3 kr dipakai untuk kolom praktis, balok latai, ring balk atau beton yang bukan struktur.
Bahan untuk adukan beton :
Semen :

 Untuk pekerjaan konstruksi beton bertulang harus memakai semen sesuai standart
SNI.
 Dalam pelaksanaan pekerjaan diharuskan memakai semen satu produk/merk.
 Semen yang didatangkan harus baik dan baru serta di dalam kantong-kantong
semen yang masih utuh.
 Untuk penyimpanan diletakkan min. 20 cm diatas tanah. Semen yang mulai
mengeras harus segera dikeluarkan dari lapangan/lokasi.

Agregat Beton :

 Pasir beton harus tajam, keras, bersih dari kotoran-kotoran dan bahan kimia, bahan
organik dan susunan diameter butirnya memenuhi persyaratan-persyaratan (SNI03 –
2847 Tahun 2002) jumlah butiran lumpur lembut harus kurang dari 5%
keseluruhannya.
 Ukuran maksimum dari batu pecah/split adalah 2 cm dengan bentuk lebih kurang
seperti kubus dan mempunyai “bidang pecah” minimum 3 muka dan split harus
bersih, keras dan bebas dari kotoran-kotoran lain yang dapat mengurangi mutu
beton dan memenuhi persyaratan (SNI03 – 2847 Tahun 2002).
 Susunan ukuran koral/pembagian butir harus termasuk susunan batu agregat
campuran di daerah baik menurut (SNI03 – 2847 Tahun 2002).
Air :

 Untuk adukan, air yang dipergunakan harus bebas dari asam, garam, bahan alkali
dan bahan organik yang dapat mengurangi mutu beton.

Besi Beton :

 Pembengkokkan dan pemotongan baja tulangan harus dilaksanakan menurut


gambar / rencana detail dengan menggunakan alat potong dan mal-mal yang sesuai
dengan diameter masing-masing.

Kayu untuk cetakan beton :

 Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai
kayu meranti.
 Papan bekisting dari papan meranti tebal 2 cm / multiplek tebal ± 9 mm dan
pemakaiannya maksimum 2 (dua) kali. Sebelum pengecoran bidang multiplek dilapis
cairan mud oil sampai rata agar pada waktu pembongkaran, beton tidak menempel
pada papan / multiplek, perancah bekesting dipergunakan kayu meranti ukuran
minimum 5/7 cm atau rangka baja/schafolding.

Pelaksanaan Pekerjaan Beton :

 Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan


penghentian pengecoran, kecuali bila sudah diperhitungkan pada tempat-tempat
yang aman.
 Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata harus memakai mesin
Pengaduk beton / Concrete mixer pengaduk (untuk pembuatan beton praktis
campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr) dan memakai Ready Mix (untuk pembuatan beton
struktur dengan mutu beton fc’ 22 Mpa).
 Segera setelah beton dituangkan kedalam bekesting, adukan harus dipadatkan
dengan concrete vibrator
 Selama waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan yang terlalu
cepat dan melindunginya dengan menggenangi air diatas permukaan terus menerus
selama paling tidak 10 (sepuluh) hari setelah pengecoran plat lantai, sedangkan
untuk kolom struktur harus dilindungi dengan membungkus dengan karung goni yang
dibasahi.
 Pembongkaran bekesting tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan dipenuhi
dan pembongkarannya dilakukan dengan hati-hati dan tidak merusak beton yang
sudah mengeras
 Apabila konstruksi beton bertulang langsung terletak diatas tanah, maka sebelumnya
harus dibuat lantai kerja yang rata dengan campuran 1 pc : 3 ps : 6 kr dengan
ketebalan minimum 5 cm.

Pekerjaan Bekisting :

 Untuk mendapatkan bentuk penampang, ukuran dari beton seperti yang ditentukan
dalam gambar konstruksi, bekesting harus dikerjakan dengan baik, teliti dan kokoh.
 Bekesting untuk pekerjaan beton, yaitu kolom, lantai, balok dll. dibuat dari papan/
multiplek t = 9 mm yang berkwalitas baik dan tidak pecah-pecah.
 Konstruksi dari bekesting seperti sokongan-sokongan perancah dan lain-lain yang
memerlukan perhitungan
 Cetakan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan
tepi-tepi yang sesuai dengan gambar-gambar rencana dan syarat-syarat
pelaksanaan.
 Bambu disarankan tidak digunakan sebagai tiang cetakan, disamping kekuatan dan
kekakuan dari cetakan juga stabilitas perlu diperhitungkan dengan baik, terutama
terhadap berat beton sendiri serta bahan-bahan lainnya yang timbul selama
pengecoran, seperti akibat vibrator dan berat para pekerja.
 Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekesting harus bersih dan kering
dari air limbah, minyak dan kotoran lainnya.

Pekerjaan Baja Tulangan :

 Gambar rencana kerja untuk baja tulangan meliputi rencana pemotongan,


pembengkokan, sambungan, penghentian dll. Untuk semua pekerjaan tulangan
harus dipersiapkan menurut SNI03 – 2847 Tahun 2002.
 Pemasangan tulangan harus sesuai dengan jumlah dan jarak yang ditentukan dalam
gambar.
 Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana, dan harus
dijaga jarak antara tulangan dengan tulangan, jarak antara tulangan dengan
bekesting untuk mendapatkan tebal selimut beton / beton decking yang cukup.
 mempergunakan penyekat / spacer, dudukan / chairs dari blok beton atau baja.
 Bila dipakai blok beton, maka mutu beton harus sesuai dengan beton yang
bersangkutan atau dengan campuran 1 Pc : 2 Ps dan dipasang sudah dalam kondisi
kering, semua tulangan harus diikat dengan baik dan kokoh sehingga dijamin tidak
bergeser pada waktu pengecoran.
 Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus diperiksa terlebih dahulu
untuk memastikan ketelitian penempatannya, kebersihan dan untuk mendapatkan
perbaikan bila perlu.
 Tulangan yang berkarat harus segera dibersihkan atau diganti
 Khusus untuk tebal selimut beton, dudukan harus cukup kuat dan jaraknya
sedemikian sehingga tulangan tidak melengkung dan beton penutup tidak kurang
dari yang disyaratkan. Toleransi yang diperkenankan terhadap bidang horizontalnya
adalah ± 2.5 mm
CARA MEMBUAT KOLOM BETON BERTULANG
SUMBER:Ilmusipil.com

Cara membuat kolom beton bertulang pada gedung tidak semudah ketika membangun
rumah tinggal 1 lantai, perlu ketelitian dan ketepatan penggunaan metode kerja terbaik agar
dapat menghasilkan kualitas kolom beton terbagus dan termurah. Pembuatan kolom praktis
pada pembangunan rumah tinggal prosesnya cukup sederhana dan cepat, yaitu membeli
besi rangkaian kolom praktis di toko bangunan lalu memasangnya dengan beskisting
dinding batu bata secara langsung ditambah papan kayu maka pengecoran kolom praktis
sudah bisa dimulai hingga selesai. Sedangkan pada pembangunan kolom beton gedung
bertingkat tinggi prosesnya agak panjang, yaitu kurang lebih sebagai berikut:

Cara membuat kolom beton bertulang


1. Pada tahap perencanaan kita buat gambar desain bangunan untuk menggambarkan
bentuk konstruksinya dan menentukan letak kolom struktur.
2. Selanjutnya melakukan perhitungan struktur bangunan untuk mendapatkan dimensi
kolom dan bahan bangunan yang kuat untuk digunakan namun tetap ekonomis.
3. Melakukan pekerjaan pengukuran untuk menentukan posisi kolom bangunan, ini
harus pas sesuai dengan gambar rencana. apalagi pada gedung bertingkat tinggi
yang angka toleransi kesalahan hanya beriksar 1 cm, jika salah dalam mengukur
maka ada resiko keruntuhan gedung.
4. Menghitung kebutuhan besi tulangan dan bentuk potongan besi yang perlu
dipersiapkan. ini sering disebut sebagai bestek besi.
5. Merangkai potongan besi sesuai dengan bentuk kolom yang telah direncanakan.
6. Memasang rangkaian besi tulangan pada lokasi kolom yang akan dibuat.
7. Membuat bekisting / cetakan. bisa terbuat dari kayu, plat alumunium atau media lain
yang mampu menahan saat proses pekerjaan pengecoran beton.
8. Memasang bekisting sehingga membungkus besi tulangan.
9. Melakukan pengecekan posisi bekisting apakah sudah sesuai dengan ukuran
rencana, dan apakah sudah benar-benar tegak.
10. Menghitung kebutuhan beton yang dibutuhkan.
11. Membuat adukan beton atau memesan beton precast dengan kualitas sesuai hasil
perhitungan semula. misalnya mau menggunakan mutu beton K-250, K-300, K-400
dan seterusnya.
12. Melakukan pekerjaan pengecoran kolom, penentuan tinggi cor bisa dilakukan
dengan berpedoman pada ukuran bekisting atau mengukur sisa cor dari ujung atas
bekisting.

Pada setiap rangkaian pelaksanaan pekerjaan tersebut membutuhkan pengecekan bersama


entah itu dengan konsultan perencana, kontraktor, konsultan pengawas maupun pemilik
gedung secara langsung. hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir kesalahan yang mungkin
terjadi dalam perencanaan maupun pelaksanaan. Demikian uraian tentang cara buat kolom
beton pada gedung ini, semoga bermanfaat
TIPS PEKERJAAN BETON YG BAGUS
SUMBER:Ilmusipil.com

Melakukan pekerjaan cor beton memang terlihat mudah namun apabila tidak tahu tipsnya
bisa jadi hasil pengecoran tidak bagus seperti keropos, retak atau bahkan akibat terparah
yaitu roboh. Nah.. agar tidak mengalami kejadian merugikan maka disini kita berbagi tips
pekerjaan cor beton yang bagus entah itu dari pengalaman, cerita maupun membaca
literatur yang ada. mari berbagi disini karena dengan mengamalkan ilmu kita akan

memperoleh ilmu lain dari arah yang tak terduga O.k sebagai permulaan kita buat
daftar hal-hal yang mungkin bisa dilakukan untuk mendapatkan hasil pekerjaan cor beton
kualitas maksimal bagus dan murah.

Standar beton bagus

Sebagai ukuran bagusnya hasil pekerjaan cor beton maka kita buat terlebih dahulu
beberapa kriteria yang harus ada sehingga sebuah beton bisa dikatakan sebagai kualitas
baik.

1. Kuat.
2. Murah.
3. Permukaan rata dan halus.
4. Datar dan tegak.
5. Cepat dalam pembuatan.
6. Tidak keropos atau retak.

( Gambar : Beton keropos )

Tips pekerjaan cor beton yang bagus


1. Desain struktur harus benar dulu, meliputi dimensi beton dan bahan yang digunakan.
karena jika perhitungan strukturnya sudah salah walaupun dikerjakan sebaik apapun
juga akan roboh.
2. Menggunakan material beton sesuai dengan hasil perhitungan batas minimal kuat.
misalnya jika sebuah struktur beton bertulang akan kuat jika menggunakan beton
K350 jika dalam pengecoran menggunakan K250 maka besar kemungkinan akan
terjadi kegagalan struktur.
3. Bekisting dipersiapkan dengan benar, posisi dan jumlah perancah dihitung sekuat
dan semurah mungkin sehingga tidak terjadi kerobohan akibat penyangga tidak kuat,
namun tidak terjadi pemborosan karena penggunaan perancah terlalu banyak diatas
kebutuhan.
4. Papan bekisting atau triplek harus dalam kondisi bersih sebelum digunakan,
bekisting bekas seringkali masih tersisa beton lama yang menempel, hal ini jika
langsung digunakan sebagai cetakan maka bisa menyebabkan beton keropos.
5. Pembongkaran bekisting tidak boleh terlalu cepat sebelum beton mampu menahan
beban sendiri.
6. Pembersihan beton tercecer harus dilakukan langsung saat proses pengecoran
berlangsung karena membersihkan dilain waktu berarti beton tercecer sudah
mengeras dan akan lebih sulit serta membutuhkan biaya besar.
7. Jika menggunakan beton Ready Mix maka perlu berkoordinasi dengan perusahaan
penyedia beton cor tersebut untuk memastikan bahwa material beton dikirim pada
tanggal dan jam yang telah dijadwalkan, kemunduran kedatangan material beberapa
jam atau bahkan hari berarti tukang cor nganggur.
8. Selalu cek ketegakan dan kedataran beton dengan alat ukur seperti water pass atau
teodolit.
9. Untuk pengecoran beton yang menyambung dengan beton lama maka harus
menggunakan lem beton dan melakukan ketrik beton lama agar menyatu dengan
yang baru.
10. Melakukan penyiraman pasca cor beton agar tidak terjadi pengerasan yang terlalu
cepat karena hal ini dapat menyebabkan keretakan.
PENGECORAN BALOK DAN PLAT LANTAI
SUMBER:Ilmusipil.com

Pengecoran Balok Dan Pelat Lantai

Bahan terdiri dari:

 Beton ready mix sesuai mutu yang telah disetujui


 Calbond (Super Bonding Agent) /cairan perekat antara beton lama dengan baru
disebut juga lem beton
 Curing compound/bahan perawatan dan perlindungan beton yang menghambat
proses penguapan air pada beton basah
 Kawat ayam

Tenaga kerja:

 Tukang cor terampil yang mengerti lingkup pekerjaan pengecoran.


 Mandor dan pelaksana yang dapat membaca shop drawing/for
construtiondengan baik.

Alat berupa:

 Concrete pump truck


 Concrete mixer truck
 Concrete vibrator
 Waterpass/autolevel
 Alat bantu
 Batching Plant
 Kerucut abrams
 Alat cetak silinder benda uji beton

Metode kerja pengecoran balok dan pelat lantai

Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan hal hal seperti berikut.

1) Pemeriksaan bekisting meliputi:

a) Ukuran bekisting ( lebar dan tinggi ).

b) Pemeriksaan elevasi dan kelurusan bekisting.

c) Pemeriksaan sambungan pada bekisting.

Pengecekan elevasi bekisting

Setelah pemasangan bekisting pelat lantai selesai dilaksanakan, kemudian dilakukan


pengecekan elevasi dengan menggunakan alat waterpass dan posisi as balok dengan
alat theodolite. Pengecekan elevasi bekisting balok dan pelat lantai adalah sebagai berikut.
1. Pengecekan elevasi balok dilakukan dengan menempatkan alat waterpassdimana
tinggi alat adalah setinggi marking pada kolom (1,00 m dari permukaan pelat lantai di
bawahnya).
2. Bak ukur ditempatkan pada bagian bawah bekisting balok (bottom).
3. Oleh pelaksana pengukuran ketepatan elevasi bottom dicek dengan alatwaterpass.

Apabila pembacaan alat waterpass belum menunjukkan elevasi yang sesuai dengan
gambar rencana, maka screwjack diputar untuk menaikkan atau menurunkan
posisibottom balok.

Pengecekan elevasi bekisting

Setelah pemasangan bekisting pelat lantai selesai dilaksanakan, kemudian dilakukan


pengecekan elevasi dengan menggunakan alat waterpass dan posisi as balok dengan
alat theodolite. Pengecekan elevasi bekisting balok dan pelat lantai adalah sebagai berikut.

 Pengecekan elevasi balok dilakukan dengan menempatkan alat waterpass dimana


tinggi alat adalah setinggi marking pada kolom (1,00 m dari permukaan pelat lantai di
bawahnya).
 Bak ukur ditempatkan pada bagian bawah bekisting balok (bottom).
 Oleh pelaksana pengukuran ketepatan elevasi bottom dicek dengan alatwaterpass.
 Apabila pembacaan alat waterpass belum menunjukkan elevasi yang sesuai dengan
gambar rencana, maka screwjack diputar untuk menaikkan atau menurunkan
posisi bottom balok.

Gambar 1.1 Pengecekan Elevasi Bekisting Balok/Pelat Lantai

1) Pemeriksaan penulangan meliputi:

a) Pemeriksaan jumlah dan ukuran tulangan utama.

b) Pemeriksaan jumlah, jarak, dan posisi sengkang.

c) Pemeriksaan panjang overlapping dan penjangkaran pada tulangan.

d) Pemeriksaan kekuatan bendrat.

e) Pemeriksaan decking (tebal selimut beton)

Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan hasilnya baik, maka bekisting dibersihkan
dengan menggunakan air compressor. Kemudian pelaksanaan pengecoran balok dan pelat
lantai, dapat dilakukan dengan urutan sebagai berikut.

1) Pasang batas pengecoran dengan menggunakan kawat ayam. Pengecoran dihentikan


pada jarak ¼ bentang dari tumpuan, karena pada lokasi tersebut momen yang dipikul balok
dan pelat lantai adalah nol.

2) Beton ready mix dengan mutu yang disyaratkan dituang dari concrete mixer truck ke
dalam gerobak untuk dilakukan pengujian slump. Slump yang digunakan adalah12±2.

3) Setelah nilai slump memenuhi persyaratan, maka beton ready mix dituang dariconcrete
mixer truck ke dalam bucket pada Concrete pump truck dan disalurkan dengan pipa baja.
4) Sebelumnya, sambungan beton lama dengan beton baru disiram dengan calbond(super
bonding agent).

5) Setelah beton ready mix keluar dari pipa baja, langkah selanjutnya adalah meratakan
beton ready mix dengan penggaruk dan dipadatkan dengan menggunakanconcrete vibrator.

6) Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dimana setiap lapis dipadatkan


denganconcrete vibrator dengan maksud agar terbentuk beton yang benar-benar padat.

7) Pengecoran dihentikan pada batas zona pengecoran.

8) Setelah itu adukan diratakan dengan kayu perata sesuai dengan tinggi peil yang sudah
ditentukan.

9) Setelah beton setengah kaku angkat relat dan ratakan bekas relat dengan
menggunakan ruskam.

Standar hasil :

1) Menghasilkan produk beton pada balok dan pelat lantai sesuai dengan rencana, mutu
dan bentuk yang presisi, tidak bocor, tidak lendut, dan tidak retak.

2) Jika ada yang menyimpang maka diperlukan pekerjaan perbaikan.


PEKERJAAN PENGECORAN BETON
SUMBER:Ilmusipil.com

Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam cetakan suatu
elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan. Sebelum pekerjaan pengecoran
dilakukan, harus dilakukan inspeksi pekerjaan untuk memastikan cetakan dan besi tulangan
telah terpasang sesuai rencana. (lihat gambar flow chart pekerjaan pengecoran)

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada pekerjaan pengecoran adalah sebagai
berikut:

 Setiap pekerja harus memakai pakaian pelindung, sepatu safety, helem, dan
pelindung mata jika diperlukan.
 Ketepatan ukuran dan elevasi harus diperhatikan dan dicheck.
 Zone pengecoran harus direncanakan dan ukurannya ditentukan
 Bekisting harus kuat dan instalasi M/E di bawah plat atau balok, pastikan ini
terpasang sebelum dicor

 Ketika mengecor, hati-hati jangan sampai merusak atau merubah bekisting dan
tulangan
 Delay diakibatkan oleh cuaca panas, atau angin yang kencang, sehingga beton
mengeras lebih cepat. Juga diakibatkan oleh keterlambatan pengiriman karena
kurangnya prencanaan atau hal lain yang tidak bisa dihindari. Untuk mencegah delay
maka tenaga kerja, peralatan, dan cuaca dalam keadaan terkendali
 Jangan menambahkan air pada beton untuk memudahkan pelaksanaan cor. Jika
terpaksa gunakanlah campuran air dan semen

Cara pelaksanaan pengecoran adalah sebagai berikut:

 Pengecoran elemen vertikal umumnya menggunakan alat bantu TC dan bucket cor
sedangkan untuk elemen horizontal menggunakan alat bantu concrete mixer. Pada
volume pekerjaan kecil digunakan alat bantu TC dan Bucket cor. Pada pengecoran
pile cap yang berada pada elevasi ground floor, jika volume pengecoran kecil
digunakan cara pengecoran langsung dari truk mixer. Pada volume pengecoran yang
besar akan efektif menggunakan concrete pump. Khusus pada pengecoran bored
pile, digunakan alat bantu TC dan bucket cor.
 Pada permukaan miring, pengecoran mulailah dari level terendah dan gunakanlah
moncong untuk menaburkan beton di permukaan miring
 Beton yang akan dicor harus langsung ke tempat yang jadi posisi akhirnya. Mulailah
dari pojok bekisting.
 Selalu tuangkan beton baru langsung ke beton yang sudah lama.
 Untuk mencegah segregasi, cek beton jangan terlalu basah atau kering, beton
diaduk dengan baik, jika menjatuhkan beton secara vertikal jangan lebih dari 2m.
 Pemadatan beton dilakukan dengan cara digetarkan, untuk mengeluarkan udara
yang terperangkap dalam beton, sehingga beton memadat memenuhi bekisting
Adukan Beton Campuran 1 Semen : 2 Pasir : 3 Koral

Adukan beton dengan perbandingan campuran 1 semen : 2 pasir : 3 koral atau split
merupakan adukan yang sudah umum dipergunakan pada bangunan-bangunan, baik
bangunan proyek maupun bangunan rumah tinggal. Adukan beton dengan perbandingan
campuran tersebut digunakan untuk pekerjaan struktur seperti pondasi plat beton, beton
sloof, beton kolom, dan balok beton. Untuk pekerjaan non struktur misalnya untuk plat lantai
beton, topi-topi di atas jendela, dak teras, dan lain-lain.

Agar beton yang dihasilkan kokoh, kuat, dan berkualitas, maka ada beberapa hal yang
harus diperhatikan, sebagai berikut:

Takaran campuran harus benar, jangan asal-asalan

Buatlah takaran yang tepat dengan membuat kotak dari papan kayu yang berisi 1 zak
semen. Atau menggunakan kaleng galon cat tembok, biasanya 1 zak semen ukuran 50 kg
isinya adalah 2 kaleng bekas cat. Dengan menggunakan takaran yang berisi 1 zak semen,
maka kalau akan mengaduk beton yang ditakar cukup pasir dan koral, sedangkan semen
sudah diketahui = 2 kaleng. Jadi untuk 1 zak semen tinggal menambahkan 4 kaleng pasir
beton ayak dan 6 kaleng koral yang berkualitas untuk setiap kali mengaduk akan
menghasilkan adukan dengan perbandingan 1 : 2 : 3.
Cara membuat adukan

Cara membuat adonan adukan beton yang paling baik adalah menggunakan mesin beton
molen, dan hasilnya pasti bagus sebab prosess pengadukan berlangsung sempurna dan
konsisten, juga air tidak akan berceceran. Kalau akan mengaduk cara manual, maka
sebelumnya harus membuat tempat mengaduk dengan pasangan bata yang bagian bawah
dan pinggirnya diplester agar air tidak kemana-mana. Penggunaan air harus tepat. Per m3
adukan diperlukan air kurang lebih 215 liter. Sedangkan untuk mendapatkan 1 M3 beton
diperlukan 6 x mengaduk dengan cara di atas, artinya setiap kali mengaduk memerlukan air
215 liter dibagi 6, atau kurang lebih 35 liter. Kebayakan air, kebanyakan atau kekurangan
semen akan mengakibatkan permukaan beton retak retak. Tanda adukan kebanyakan air
ketika mengecor terlihat air semen meluap ke atas, dan agregat pasir dan koral akan
tenggelam dan kekurangan semen.

Memadatkan cor beton

Ketika mengecor beton harus dilakukan pemadatan yang baik, yaitu dengan cara ditusuk-
tusuk menggunkan kayu atau besi agar beton yang dihasilkan padat tidak ada rongga alau
lubang-lubang pada beton, atau menggunakan mesin khusus jika pekerjaan pengecoran
cukup besar.

Agar pelaksanaan pengadukan dan pengecoran adukan beton dapat dilaksanakan seperti
ketiga point di atas, diperlukan tukang-tukang bagunan yang baik dan mentaati perintah
pelaksana, serta pengawasannya harus benar-benar dilakukan dengan baik.
PENGECORAN

1. CAMPURAN BETON

“Perencanaan campuran beton merupakan kunci dihasilkanya beton yang baik, akan tetapi
yang namanya kunci pastilah memiliki gigi-gigi kunci yang lainya” kira-kira seperti itulah
perumpamanya. Berawal dari proporsi campuran beton yang baik (inilah yang dimaksud
dengan kunci) dan masih didukung oleh faktor yang lainnya yaitu pencampuran,
pengecoran, pemadatan dan perawatan beton paska pengecoran (inilah yang dimaksud
dengan gigi-gigi kunci yang lain).

Sebagaimana definisi yang telah kita ungkapkan bahwa beton merupakan persenyawaan
yang terdiri dari agregat, air, semen dan zat tambahan jika diperlukan syarat khusus maka
kendali proporsi material beton harus kita ketahui.

Menurut aturan yang berlaku di Indonesia dan secara teoritis perencanaan campuran beton
bukanlah hal yang mudah, disamping harus menguasai disiplin ilmu teknik sipil terutama
tentang teknologi bahan konstruksi, juga diperlukan laboratorium untuk menganalisa
material yang akan kita gunakan dan juga diperlukan lab untuk memguji hasil perencanaan
campuran beton.

Sebagaimana diungkapkan di bangku perkuliahan dan ini juga pendapat ahli, penentuan
proporsi campuran yang paling baik adalah dengan perbandingan berat (artinya dalam
menentukan berapa jumlah pasir, semen, koral dan air bukan dengan satuan ember/volume,
melainkan harus ditimbang untuk diketahu beratnya). Tetapi jangan kuatir pembaca untuk
pekerjaan yang kecil (rumah anda yang akan dibangun termasuk kecil kok) boleh
menggunakan perbandingan volume, jadi perbandingan campuran beton hanya dengan
ember masih boleh kok.

Philosofi Pengunaan Material Di Dalam Campuran Beton :

1. Kandungan semen

Semakin banyak semen yang akan anda gunakan, maka akan dihasilkan beton yang kuat
dan baik. Penggunaan semen berbanding lurus dengan kekuatan beton.

2. Kandungan Air

Semakin banyak air yang anda gunakan, maka beton yang anda hasilkan semakin jelek.
Walaupun didalam pengerjaan beton jika air yang anda gunakan banyak beton semakin
mudah dikerjakan dan pekerjaan menjadi lebih ringan.

“Kuncinya gunakan air sesedikit mungkin, hanya agar campuran beton anda bisa dikerjakan
(bisa diangkut, dicor, dipadatkan dan difinishing)”
3. Campuran Air dan Semen atau Fakor Air Semen (biasa disingkat FAS)

Semakin tinggi pernabdingan campuran air dan semen maka beton malah semakin jelek.
Untuk meningkatkan mutu beton maka anda harus mengurangi perbandingan air dan
semen.
Faktor air dan semen adalah perbandingan antara berat air dibandingkan dengan berat
semen

Jika air kita simbulKan dengan W, dan semen kita simbulkan dengan C maka rumusnya
adalah sbb”

FAS= W / C

Dimana berat jenis air adalah 1 kg/liter, dan berat jenis semen adalah 3150
kg/m3(disyaratkan ASTM). Berikut ini sedikit acuan dalam merencanakan campuran air dan
semen

Gambar campuran beton

Keterangan gambar :

a. Rasio antara air dan semen (1) gambar paling pojok kanan (artinya jika mencampur air
40 liter/40 kg maka semennya 40 kg, akan menghasilkan beton dengan kekuatan (kuat
tekan) 10 Mpa. Tidak boleh digunakan

b. Rasio air dan semen 0.75 (artinya jika mencampur air 30 liter/30 kg maka semennya 40
kg, Akan menghasilkan beton dengan kuat tekan 20 Mpa. Boleh digunakan..

c. Rasio air dan semen 0.5 (artinya jika mencampur air 20 liter/20 kg maka semennya 40
kg, Akan menghasilkan beton dengan kuat tekan 35 Mpa, boleh digunakan tetapi boros
semen. Dalam merencanakan faktor air semen jika tidak tersedia data penelitian boleh
menggunakan table yang sudah ada

Gambar Grafik Faktor air Semen terhadap kuat tekan

1. Agregat (Pasir dan koral)

Campuran yang terlalu banyak pasir walapun akan menjadikan beton halus akan tetapi
kekuatannya sedikit berkurang, jika dibandingkan dengan campuran yang normal. Kekuatan
akan semakin menurun jika ketika pencampuran menggunakan molen terlalu lama.
Sebaliknya jika beton terdiri dari koral yang banyak, beton akan menjadi kasar akan tetapi
kekuatanya mejadi lebih baik jika dibandingkan dengan beton yang menggunakan pasirnya
lebih banyak.

Hal hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

Campuran beton untuk sloof kolom ring balk cukup minimum perbandingan adalah 1
bagian semen, 2 bagian pasir dan 3 bagian kerikil serta ½ bagian air, sehingga
menghasilkan kekuatan tekan beton pada umur 28 hari minimum 175 kg/cm2.(perhitungan
diatas dilakukan bila kita menghendaki mutu beton yang lebih tinggi untuk cor plat lantai)

Bahan pasir dan kerikil harus bersih dan air pencampur tidak boleh mengandung lumpur

Pengecoran beton dianjurkan dilakukan secara berkesinambungan (tidak berhenti di


setengah balok atau di setengah kolom).
Pengadukan beton sedapat mungkin menggunakan alat pencampur beton (beton molen).

Apabila pencampuran beton dilakukan secara manual yang pengadukan betonnya


menggunakan tenaga manusia, dianjurkan untuk mengunakan bak dari bahan metal atau
bahan lain yang kedap air.

2. PENGECORAN

Pengecoran Beton (Pengangkutan dan Pengecoran)

Setelah pencampuran komponen beton maka selanjutnya adalah pengecoran, akan tetapi
salah satu hal yang perlu kita perhatikan sebelum pengecoran adalah pengangkutan beton
dari tempat pencampuran ke lokasi beton akan dicor.

Pengangkutan beton / transportasi beton

Prinsip utama pengangkutan beton (tranportasi beton) adalah dilakukan secepat mungkin
agar bisa menghindari segregesi dan tercecernya material.

Pengangkutan beton bisa mengunakan gerobak dorong, ember, truk beton juga bisa
menggunakan pompa beton (concrete pump)

Pengecoran Beton

Sebelum melakukan pengecoran hal-hal penting yang harus anda perhatikan adalah:

Yakinkan bahwa begisting atau cetak cor anda sudah benar yaitu sesuai dengan bentuk
yang anda inginkan, kuat, tidak ada lobang atau bocoran, bersih dari kotoran terutama
bahan-bahan organik

Pastikan tulangan sudah sesuai dengan yang direncanakan. Beton deking apakah sudah
berada pada posisinya dan tulangan harus bersih dari kotoran

Slump test (jika akan dilakukan). Apa dan bagaimana slump test akan kita rencanakan pada
posting selanjutnya

Alat-alat, material pengecoran harus sudah siap tersedia

Hal-hal yang harus diperhatikan ketika pengecoran :

Pengecoran harus dilakukan hati-hati jangan sampai merusak cetakan beton (begisting)

Lakukan pengecoran dimulai dari tempat yang paling jauh dari tempat pengadukan beton.

Secepat mungkin beton yang sudah dituang harus segera dicor

Pengecoran dilakukan terus-menerus tanpa henti


Jika pengecoran harus dituang dari tempat yang tinggi atau dituang kedalam lobang yang
cukup dalam maka tinggi jatuh tidak boleh terlalu tinggi, hal ini dapat menyebabkan
segregesi beton. Jika harus mengecor dalam keadaan seperti itu harus mengunakan corong
biasa juga disebut pipa tremi

Pengecoran dalam keadaan hujan masih dibolehkan jika keadaan hujan tidak sampai
menjadikan campuran beton menjadi sangat encer (hujan tidak terlalu deras). Jika
pengecoran dalam keadaan hujan tidak bisa dihindari maka pengecoran harus dibawah
pelindung hujan sampai dengan beton seting.

Padatkan beton setelah dituang (dipadatkan dengan vibrator atau juga bisa alat manual
yang lainya)

Setelah pengecoran selesai, lakukan perawatan beton

Selama pengecoran dan sesudahnya, hindari pergerakan cetakan beton dengan


mengurangi aktifitas ditempat pengecoran

Beton yang dicor lebih dahulu maka harus difinishing lebih dahulu

Membuat benda uji beton (jika dikehendaki uji tekan dari beton yang dicor), bagaimana cara
menbuat benda uji beton simak pada edisi selanjutnya

Hal hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

Bersihkan cetakan beton dari segala bentuk kotoran dan bersihkan apabila ada
tumpahan minyak pada besi beton, agar antara adukan beton dan besi beton dapat melekat
dengan baik.

Pada saat pengecoran beton dilakukan, perhatikan cetakan beton (begisting) sudah
terisi dengan padat (tidak ada rongga), karena kalau tidak padat akan mengurangi kekuatan
beton.

Tiang begisting balok sudah terpasang dengan kuat, sehingga pada saat
pengecoran begisting tidak melengkung/turun.

Pekerjaan pengecoran dapat dilaksanakan dengan campuran sesuai rencana. Pada


saat pengecoran berlangsung, penggunaan vibrator/ besi/ kayu panjang berfungsi untuk
memadatkan dan meratakan beton dalam cetakan

Untuk perawatan cetakan beton, maka dapat dilaksanakan penyiraman air pada
begisting. Apabila sudah 3 harus begisting dapat dibongkar
Tabel campuran beton (bisa diaplikasikan langsung)

KUAT
KOMPOSISI CAMPURAN BETON
BETON
NO RENCANA

PERB.
BAHAN BERAT JENIS VOLUME VOL

SEMEN 448 Kg 3150 Kg/m3 0,1422 m3 1

31,2 Mpa PASIR 667 Kg 1400 Kg/m3 0,4764 m3 3,350


1 (K350)
W/C=0,48 KERIKIL 1000 Kg 1350 Kg/m3 0,7407 m3 5,208

AIR 215 Liter 1000 Kg/m3 0,215 m3 1,512

SEMEN 439 Kg 3150 Kg/m3 0,1394 m3 1

28,4 Mpa PASIR 670 Kg 1400 Kg/m3 0,4786 m3 3,365


2 (K325)
W/C=0,49 KERIKIL 1006 Kg 1350 Kg/m3 0,7452 m3 5,240

AIR 215 Liter 1000 Kg/m3 0,215 m3 1,512

SEMEN 413 Kg 3150 Kg/m3 0,1311 m3 1

26,4 Mpa PASIR 681 Kg 1400 Kg/m3 0,4864 m3 3,420


3 (K300)
W/C=0,52 KERIKIL 1021 Kg 1350 Kg/m3 0,7563 m3 5,318

AIR 215 Liter 1000 Kg/m3 0,215 m3 1,512

SEMEN 406 Kg 3150 Kg/m3 0,1289 m3 1

24 Mpa PASIR 684 Kg 1400 Kg/m3 0,4886 m3 3,435


4 (K275)
W/C=0,53 KERIKIL 1026 Kg 1350 Kg/m3 0,76 m3 5,344

AIR 215 Liter 1000 Kg/m3 0,215 m3 1,512

SEMEN 406 Kg 3150 Kg/m3 0,1289 m3 1

21,7 Mpa PASIR 684 Kg 1400 Kg/m3 0,4886 m3 3,435


5 (K250)
W/C=0,56 KERIKIL 1026 Kg 1350 Kg/m3 0,76 m3 5,344

AIR 215 Liter 1000 Kg/m3 0,215 m3 1,512

6 19,3 Mpa SEMEN 371 Kg 3150 Kg/m3 0,1178 m3 1


(K225) PASIR 689 Kg 1400 Kg/m3 0,4921 m3 3,460
W/C=0,58
KERIKIL 1047 Kg 1350 Kg/m3 0,7756 m3 5,453

AIR 215 Liter 1000 Kg/m3 0,215 m3 1,512

SEMEN 352 Kg 3150 Kg/m3 0,1117 m3 1

16,9 Mpa PASIR 731 Kg 1400 Kg/m3 0,5221 m3 3,671


7 (K200)
W/C=0,61 KERIKIL 1031 Kg 1350 Kg/m3 0,7637 m3 5,370

AIR 215 Liter 1000 Kg/m3 0,215 m3 1,512

SEMEN 326 Kg 3150 Kg/m3 0,1035 m3 1

14,5 Mpa PASIR 760 Kg 1400 Kg/m3 0,5429 m3 3,817


8 (K175)
W/C=0,66 KERIKIL 1029 Kg 1350 Kg/m3 0,7622 m3 5,359

AIR 215 Liter 1000 Kg/m3 0,215 m3 1,512

SEMEN 230 Kg 3150 Kg/m3 0,073 m3 1

7,4 Mpa PASIR 893 Kg 1400 Kg/m3 0,6379 m3 4,485


9 (K100)
W/C=0,87 KERIKIL 1027 Kg 1350 Kg/m3 0,7607 m3 5,349

AIR 200 Liter 1000 Kg/m3 0,2 m3 1,406

Dari olah data SNI ini ternyata dihasilkan beberapa komposisi campuran beton dengan
berbagi variasi kekuatan beton.

Pengecoran untuk bangunan tingkat 2 atau lebih

Pekerjaan bekisting.
Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat dengan kayu usuk 4/6 dan diberi skur-
skur penahan agar tidak mudah roboh. Jika perlu maka dipasang tie rod untuk menjaga
kestabilan posisi bekisting saat pengecoran.
Pekerjaan kontrol kualitas.
Sebelum dilakukan pengecoran, perlu dilakukan kontrol kualitas yang terdiri atas dua tahap
yaitu :

1. Sebelum pengecoran.

Sebelum pengecoran dilakukan kontrol kualitas terhadap :


• Posisi dan kondisi bekisting.
• Posisi dan penempatan pembesian.
• Jarak antar tulangan.
• Panjang penjangkaran.
• Ketebalan beton decking.
• Ukuran baja tulangan yang digunakan.
• Posisi penempatan water stop

2. Pada saat pengecoran.


Pada saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari concrete mixer truck diambil
sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi.
Pekerjaan kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan konsultan pengawas
untuk selanjutnya dibuat berita acara pengesahan kontrol kualitas.

3. Pekerjaan pengecoran.
Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh yaitu dengan menggunakan
Concrete Pump Truck. Pengecoran yang berhubungan dengan sambungan selalu didahului
dengan penggunaan bahan Bonding Agent.

4. Pekerjaan curing
Curing dilakukan sehari ( 24 jam ) setelah pengecoran selesai dilakukan dengan dibasahi air
dan dijaga/dikontrol untuk tetap dalam keadaan basah.
Jadi, untuk kolom pada bangunan berlantai 2 atau lebih, di butuhkan kolom yang kuat dan
kokoh sebagai dasar penopang beban yang besar dari atas, kolom yang baik untuk
bangunan ini adalah dengan ukuran 30/40 atau 40/40 ke atas. Ukuran kolom ini disesuaikan
dengan kebutuhan pada beban bangunan.

Anda mungkin juga menyukai