Anda di halaman 1dari 16

RSNI xxx

xx:2014

RSN
NI-1
1
Rancan
ngan Stand
dar Nasional Indones
sia-1

Klasifika
asi pen
nutup lahan
Bagiaan 2:skala bes
sar

ICS 07
7.040 Bad
dan Stand
dardisasi Nasional
N
SNI xxxxxxx-2013

Pengantar

Klasifikasi penutup lahan ini mengacu pada Land Cover Classification System United Nation
– Food and Agriculture Organization (LCCS-UNFAO) dan ISO 19144-1:2009 Geographic
information – Classification Systems – Part 1: Classification system structure, dan
dikembangkan sesuai dengan fenomena yang ada di Indonesia.

Klasifikasi penutup lahan dalam standar ini dimaksudkan untuk mengkaji ulang kelas
penutup lahan/ penggunaan lahan yang kelasnya bervariasi antar-shareholders. Kelas-kelas
penutup lahan/ penggunaan lahan yang dimuat dalam review standar ini merupakan kelas-
kelas umum yang melibatkan berbagai sektor dengan menggunakan interpretasi visual
dengan data penginderaan jauh. Para produsen dapat membuat dan mendetailkan kelas-
kelas penutup lahan tertentu untuk menunjang tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

Klasifikasi Penutup Lahan ini disusun berdasarkan Pedoman Standardisasi Nasional Nomor
8 tahun 2007, tentang Penulisan Standar Nasional lndonesia. SNI ini telah dibahas pada
sidang konsensus pada tanggal 4 Desember 2013 oleh Panitia Teknis 07-01 Bidang
Geografi/Geomatika di Bali dan Jajak Pendapat di BSN.

Ruang Lingkup

Klasifikasi Penutup Lahan skala besar merupakan rangkaian dari Klasifikasi Penutup Lahan
skala besar dengan memperhatikan Penggunaan Lahan sebagai bagian dari Kelas Penutup
Lahan. Aspek yang digunakan dalam klasifikasi adalah dengan interpretasi citra
Penginderaan jauh.

Acuan Normatif

Land Cover Classification System United Nation – Food and Agriculture Organization
(LCCS-UNFAO, 2000)

ISO 19144-1:2009 Geographic information -Classification Systems -Part 1:Classification


system structure
SNI xxxxxxx-2013

Istilah dan Definisi

1.1  
biofisik 

Sifat yang terkait dengan aspek biotik (hayati), misalnya aspek yang berkaitan dengan
fenomena tumbuhan, dan/atau aspek fisik, misalnya aspek yang berkaitan dengan batuan,
tanah, air, udara atau ukuran-ukuran yang berkaitan dengan materi tersebut termasuk di
dalamnya suhu, kelembaban, ketinggian, dan sebagainya.

1.2  

permukaan tanah padat (consolidated surface) 

areal dengan permukaan berupa material yang bersifat solid, padat, atau keras, bahkan saat
basah atau berupa fragmen-fragmen kasar dengan karakteristik seperti telah disebutkan
sehingga tidak dapat ditembus oleh alat-alat pertanian seperti sekop dan cangkul

1.3  
Permukiman 
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan 
perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang 
kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan 

1.4  
edafik 

sifat yang berhubungan dengan tanah sebagai media pertumbuhan tanaman

1.5  
ekologi 

ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan kondisi alam sekitarnya
(Iingkungannya)

1.6  
fisiognomi 

sifat yang terkait dengan dengan bentuk luar objek, misalnya penutup lahan

1.7  
geografi 

ilmu yang mempelajari bumi dan kehidupannya, gambaran tanah, air, udara, dan
interaksinya dengan binatang, tumbuhan, dan manusia

1.8  
hierarki 

tingkat mulai dari yang bersifat umum menggunakan sedikit kriteria hingga yang bersifat rinci
menggunakan lebih banyak kriteria.
SNI xxxxxxx-2013

1.9  
kelas  

kelompok dalam suatu sistem klasifikasi yang memiliki batasan dan kriteria tertentu

1.10  
klasifikasi  

penggolongan objek ke dalam kelas-kelas menurut kriteria-kriteria tertentu

1.11  
penutup lahan  

tutupan biofisik pada permukaan bumi yang dapat diamati merupakan suatu hasil
pengaturan, aktivitas, dan perlakuan manusia yang dilakukan pada jenis penutup lahan
tertentu untuk melakukan kegiatan produksi, perubahan, ataupun perawatan pada penutup
lahan tersebut

1.12  
penggunaan lahan 

suatu bentuk pemanfaatan atau fungsi dari perwujudan suatu bentuk penutup lahan

1.13  
permukaan tanah tidak padat (unconsolidated surface)  

areal dengan permukaan berupa material yang tidak padat atau tidak solid atau tidak keras
sehingga dapat ditembus oleh alat pertanian (sekop, cangkul) dan dapat dilalui oleh
pergerakan air secara vertikal

Konsep dan Pendekatan

Standar penutup lahan ini memuat beberapa aspek penggunaan lahan. Konsep penutup
lahan yang terdapat dalam standar ini menggunakan pendekatan pengindraan jauh,
sehingga pendefinisian objek penutup lahan merupakan campuran antara penutup dan
penggunaan lahan.

Dalam pengembangan skema atau sistem klasifikasi penutup lahan ini, digunakan dua
pendekatan. Pertama adalah pendekatan metode untuk merinci kategori-kategori atau
kelas-kelas yang muncul di dalam skema klasifikasi; dan kedua adalah pendekatan konsep
kategorisasi atau klasifikasi. Metode untuk merinci kelas-kelas yang ditentukan dalam
skema klasifikasi mengacu pada sains dan teknologi pengindraan jauh dengan didukung
oleh Sistem Informasi Geografis (SIG). Artinya, skema klasifikasi ini menggunakan asumsi
bahwa kelas-kelas yang ditentukan dalam standar ini sejauh mungkin diperoleh atau
diekstrak dari citra pengindraan jauh. Teknologi SIG dan data lapangan diperlukan untuk
identifikasi pada beberapa kelas. Semakin besar skala, semakin besar pula peran
penggunaan SIG dan survei lapangan.

Sistem klasifikasi dalam standar ini bersifat hierarkis atau berjenjang. Pendekatan konsep
untuk merinci kelas-kelas penutup lahan dibedakan ke dalam kelas-kelas area dominan
vegetasi dan bukan-vegetasi. Setiap kelas penutup lahan dapat dibedakan lagi ke dalam
liputan alami/semi-alami dan liputan yang diusahakan/dibudidayakan. Semakin rinci atau
besar skala yang digunakan, semakin rinci pula kelas-kelas yang dimunculkan.
SNI xxxxxxx-2013

Hierarki klasifikasi penutup lahan dalam standar ini yang disajikan pada peta berskala
1:10.000, 1:5.000, dan 1:1.000 menggunakan pendekatan konsep penggunaan lahan (land
use).

Skala input pemetaan dalam standar ini harus sama atau lebih besar daripada skala
keluaran. Hal ini karena sistem atau skema klasifikasi penutup lahan yang diatur dalam
standar ini bertumpu pada metode pengindraan jauh. Oleh karena itu, pertimbangan
hubungan antara resolusi spasial dengan skala citra, dan antara skala citra dengan detail
informasi pada setiap kelas/kategori yang dapat muncul juga perlu dipertimbangkan.

Klasifikasi Penutup Lahan Skala Besar

Standar ini disusun berdasarkan sistem klasifikasi penutup lahan FAO (Food and Agriculture
Organization), 2000 dan ISO 19144-1:2009 Geographic information -Classification Systems -
Part 1: Classification system structure. ISO 19144-1:2009 merupakan standar internasional
yang dikembangkan dari sistem klasifikasi penutup lahan FAO, 2000.

Kelas penutup lahan dalam kategori mengadopsi hirarki klasifikasi penutup lahan skala kecil
dan menengah yang mengakomodir area dominan vegetasi diturunkan dari pendekatan
konseptual struktur fisiognomi yang konsisten dari bentuk tumbuhan, bentuk tutupan, tinggi
tumbuhan, dan distribusi spasialnya; sedangkan dalam kategori area dominan bukan-
vegetasi, pendetailan kelas mengacu pada aspek permukaan tutupan, distribusi atau
kepadatan, dan ketinggian atau kedalaman objek.

Hierarki klasifikasi penutup lahan pada berbagai skala (1:10.000, 1:5.000, 1:1.000)
ditunjukkan pada lampiran A.

Skema Klasifikasi Penutup Lahan Skala Besar

SKEMA UNTUK 1:10.000 SKEMA UNTUK SKALA SKEMA UNTUK SKALA


1:5.000 1:1.000

Kode Penutup

Lahan Skema
1:25.000
1.1.1.1.1 = AA AA.1 Perairan laut dangkal
1.1.1.1.2 = AB AA.2 Terumbu karang AA.1.0 Perairan laut AA.1.0.0 Perairan laut dangkal
AA.3 Padang lamun dangkal
AB.0 Perairan laut dalam AA.2.0.1 Terumbu Karang A
AA.2.0 Terumbu Karang
AA.2.0.2 Terumbu Karang B
AA.3.0 Padang lamun
AA.3.0.1 Padang lamun
AB.1.0 Perairan laut dalam
AA.3.0.2 Mikroalga

AB.1.0.1 Perairan laut dalam


SNI xxxxxxx-2013

1.1.1.2.0 = AC AC.1 Danau pegunungan


AC.2 Danau krater AC.1.0 Danau pegunungan AC.1.0.0 Danau pegunungan
AC.3 Danau karst
AC.4 Danau lahan rendah AC.2.0 Danau krater AC.2.0.0 Danau krater
AC.5 Laguna
AC.6 Danau tapal kuda AC.3.0 Danau karst AC.3.0.0 Danau karst
AC.7 Danau lainnya
AC.4.0 Danau lahan rendah AC.4.0.0 Danau lahan rendah

AC.5.0 Laguna AC.5.0.0 Laguna

AC.6.0 Danau tapal kuda AC.6.0.0 Danau tapal kuda

AC.7.0 Danau lainnya AC.7.0.0 Danau lainnya


1.1.1.3.0 = AD AD.1 Rawa belakang AD.1.1 Rawa belakang
AD.2 Rawa pedalaman selalu tergenang AD.1.1.0. Rawa belakang selalu
lainnya AD 1.2. Rawa belakang tergenang
tergenang musiman AD 1.2.0.. Rawa belakang
tergenang musiman
AD.2.1 Rawa pedalaman
lainnya, selalu tergenang AD.2.1 0. Rawa pedalaman
lainnya, selalu tergenang
AD 2.2. Rawa pedalaman
lain, tergenang musiman AD.2.2.0. Rawa pedalaman,
tergenang periodic
1.1.1.4.1 = AE AE.1 Rawa pesisir AE.1.0 Rawa pesisir
bervegetasi, berair payau bervegetasi, berair payau AE.1.0.0 Rawa pesisir
AE.2 Rawa pesisir bervegetasi, berair payau
bervegetasi, berair tawar AE.2.0 Rawa pesisir
bervegetasi, berair tawar AE.2.0.0 Rawa pesisir
bervegetasi, berair tawar
1.1.1.4.2 = AF AF.1 Rawa pesisir tak
bervegetasi, berair payau AF.1.0 Rawa pesisir tak AF.1.0.0 Rawa pesisir tak
AF.2 Rawa pesisir tak bervegetasi, berair payau bervegetasi, berair payau
bervegetasi berair tawar
AF.2.0 Rawa pesisir tak AF.2.0.0 Rawa pesisir tak
bervegetasi berair tawar bervegetasi berair tawar

1.1.1.5.0 = AG AG.1 Sungai (tidak dirinci) AG.1.1 Sungai Besar AG.1.1 1. Sungai Besar (cek
lebar sungai) tidak
bertanggul di dalam
kawasan perkotaan;

AG.1.1.2. Sungai besar tidak


bertanggul di dalam
kawasan perkotaan

AG.1.1.3. Sungai besar


bertanggul di dalam
kawasan perkotaan

AG.1.1.4. Sungai besar


bertanggul di luar
kawasan perkotaan

AG.1.2.1. Sungai sedang tidak


bertanggul di dalam
kawasan perkotaan;

AG.1.2.2. Sungai sedang tidak


SNI xxxxxxx-2013

bertanggul di luar
kawasan perkotaan
AG.1.2 Sungai Sedang AG.1.2.3. Sungai sedang
bertanggul di dalam
kawasan perkotaan

AG.1.2.4. sungai sedang


bertanggul di luar
kawasan perkotaan

AG.1.3.1. Sungai kecil tidak


bertanggul di dalam
kawasan perkotaan

AG.1.3.2. Sungai kecil tidak


bertanggul di luar
kawasan perkotaan

AG.1.3.3. Sungai kecil tidak


bertanggul di dalam
kawasan perkotaan

AG.1.3.4. Sungai kecil


bertanggul di luar
kawasan perkotaan
AG.1.3 Sungai Kecil

1.1.1.6.0 = AH AH.1 Tubuh air lain (tidak AH.1.0 Tubuh air lain (tidak AH.1.0.0 Tubuh air lain (tidak
dirinci) dirinci) dirinci)

AI.1.0 Lahan Terbuka pada


1.1.2.1.1 = AI AI.1 Lahan Terbuka pada kaldera AI.1.0 Lahan Terbuka pada
1.1.2.1.2 = AJ kaldera AI.2.0 Hamparan lahar di kaldera
AI.2 Hamparan lahar di lereng volkan AI.2.0 Hamparan lahar di lereng
lereng volkan volkan
AJ.0 Hamparan AJ.0.0 Hamparan
batuan/pasir lain (tidak batuan/pasir lain (tidak AJ.0.0 Hamparan batuan/pasir
dirinci) dirinci) lain (tidak dirinci)

1.1.2.3.1 = AK AK.0 Hamparan pasir AK.0 Hamparan pasir AK.0 Hamparan pasir pantai
pantai volkanik/ pasir hitam pantai volkanik/ pasir hitam volkanik/ pasir hitam (tidak
1.1.2.3.2 = AL (tidak dirinci) (tidak dirinci) dirinci)
AL.0 Hamparan pasir AL.0 Hamparan pasir AL.0 Hamparan pasir pantai
pantai koral/non-volkanik pantai koral/non-volkanik koral/non-volkanik

1.1.2.3.0 = AM AM.1 Rataan lumpur AM.1.0 Rataan lumpur


pasang-surut pasang-surut AM.1.0.0 Rataan lumpur
AM.2 Rataan lumpur pasang-surut
lainnya AM.2.0 Rataan lumpur
lainnya AM.2.0.0 Rataan lumpur lainnya
1.1.2.4.0 = AN AN.1 Gosong sungai AN.1.0 Gosong sungai
AN.2 Gosong pantai/ AN.1.0.0 Gosong sungai
dangkalan AN.2.0 Gosong pantai/
AN.3 Lahan terbuka lain dangkalan AN.2.0.0 Gosong pantai/
SNI xxxxxxx-2013

dangkalan
AN.3.0 Lahan terbuka lain
AN.3.0.0 Lahan terbuka lain
AO.1 Waduk pengendali
1.2.1.1.1 hingga banjir AO.1.0 Waduk pengendali AO.1.0.0 Waduk pengendali
1.2.1.1.5 = AO AO.2 Waduk irigasi banjir banjir
AO.3 Waduk multiguna AO.2.0 Waduk irigasi AO.2.0.0 Waduk irigasi
AO.4 Danau wisata air AO.3.0 Waduk multiguna AO.3.0.0 Waduk multiguna
AO.5 Danau buatan AO.4.0 Danau wisata air AO.4.0.0 Danau wisata air
lainnya AO.5.0 Danau buatan AO.5.0.0 Danau buatan lainnya
lainnya

AP.1.1 Tambak ikan


1.2.1.2.1 hingga AP.1 Tambak ikan tradisional dan AP.1.1.0.Tambak ikan
1.2.1.2.3 = AP AP.2 Tambak udang semi-intensif tradisional dan semi-
AP.3 Tambak garam AP.1.2. Tambak ikan intensif
AP.4 Tambak rumput laut intensif AP.1.2.0 .Tambak ikan intensif
AP.5 Tambak polikultur AP.2.1 Tambak udang AP.2.1.0 .Tambak udang
tradisional dan tradisional dan semi-
semi-intensif intensif AP.2.2.0
AP.2.2. Tambak Tambak udang
udang intensif intensif
AP.3.1. Tambak garam AP.3.1.0. Tambak garam
tradisional dan tradisional dan semi-
semi-intensif intensif
AP.3.2 Tambak garam AP.3.2.0. Tambak garam intensif
intensif AP.4.1.0 Tambak rumput laut
AP.4.1. Tambak rumput tradisional dan semi-
laut tradisional intensif
dan semi-intensif AP. 4.2.0. Tambak rumput laut
AP. 4.2. Tambak rumput intensif
laut intensif
AP.5.1.0 .Tambak polikultur
AP.5.1 Tambak polikultur tradisional dan semi-
tradisional dan intensif
semi-intensif
AP.5.2.0. Tambak polikultur
AP.5.2. Tambak polikultur intensif
intensif

AQ.1.0 Kolam ikan air


1.2.1.3.0 hingga AQ.1 Kolam ikan air tawar tawar AQ.1.0.0 Kolam ikan air tawar
1.2.1.3.2 = AQ AQ.2 Embung AQ.2.0 Embung AQ.2.0.0 Embung
AQ.3 Kolam air tawar lain
AQ.3.1 Kolam Renang AQ.3.1.1 Kolam renang umum

AQ.3.2 Kolam air tawar lain AQ.3.1.2 Kolam renang pribadi

AQ.3.2.0 Kolam air tawar lain

AR.1 Saluran irigasi


1.2.1.4.0 = AR AR.2 Saluran drainase AR.1.0 Saluran irigasi AR.1.0.0 Saluran irigasi
AR.2.0 Saluran drainase AR.2.0.0 Saluran drainase

AS.1 Kolam oksidasi dan AS.1.0 Kolam oksidasi dan


1.2.1.5.1 dan pengelolaan limbah pengelolaan limbah AS.1.0.0 Kolam oksidasi dan
SNI xxxxxxx-2013

1.2.1.5.2 = AS AS.2 Tampungan air lain pengelolaan limbah


AS.2.0 Tampungan air lain
AS.2.0.0 Tampungan air lain

AT.1 Penggalian pasir,


1.2.2.1.1 hingga tanah dan batu (sirtu) AT.1.0 Penggalian pasir, AT.1.0.0 Penggalian pasir, tanah
1.2.2.1.3 = AT AT.2 Penambangan tanah dan batu (sirtu) dan batu (sirtu)
feldspar AT.2.0 Penambangan AT.2.0.0 Penambangan feldspar
1.2.2.1.4 = AU AT.3 Penambangan bahan feldspar AT.3.0.0 Penambangan bahan
galian C lain AT.3.0 Penambangan galian C lain
bahan galian C lain
AT.4 Penambangan emas
AT.4.0 Penambangan AT.4.0.0 Penambangan emas
AT.5 Penambangan emas
mangan AT.5.0.0 Penambangan mangan
AT.6 Penambangan nikel AT.5.0 Penambangan AT.6.0.0 Penambangan nikel
AT.7 Penambangan mangan AT.7.0.0 Penambangan
batubara AT.6.0 Penambangan nikel batubara
AT.7.0 Penambangan
AT.8 Penambangan batubara AT.8.0.0 Penambangan terbuka
terbuka lain lain
AT.8.0 Penambangan
terbuka lain

AU.1 Tempat penimbunan AU.1.0.0 Tempat penimbunan


sampah sementara sampah sementara
AU.1.0 Tempat
AU.2 Tempat penimbunan penimbunan sampah AU.2.0.0 Tempat penimbunan
dan pembuangan sampah sementara dan pembuangan sampah akhir
akhir (TPA) (TPA)
AU.2.0 Tempat
penimbunan dan
pembuangan sampah akhir
(TPA)

AV.1 Landas pacu AV.1.0 Landas pacu


1.2.2.2.1 hingga (runway) dan taxiway (runway) dan taxiway Tidak diperinci
1.2.2.2.3 = AV AV.2 Area parkir umum AV.2.0 Area parkir umum
AV.3 Lapangan tidak AV.3.0 Lapangan tidak (kode ditambahkan angka 0
1.2.2.2.4 hingga diperkeras diperkeras dibelakangnya; contoh:
1.2.2.2.6 = AW AV.4 Lapangan diperkeras AV.4.0 Lapangan AV.1.0.0)
diperkeras
AW.1 Jaringan rel kereta
AW.1.0 Jaringan rel kereta
AW.2 Jalan aspal

AW.3 Jalan beton AW.1.0.1. Jalur rel kereta api

AW.4 Jalan tanah AW.1.0.2. Koridor jalur rel kereta


AW.2.0 Jalan aspal
api
AW.3.0 Jalan beton
AW.5 Permukaan
diperkeras lain (tidak AW.2.0.0 Jalan aspal
dirinci) AW.4.0 Jalan tanah
AW.3.0.1 Jalan beton biasa
AW.5.0 Permukaan
AW.3.0.2.Jalan beton kon-blok
SNI xxxxxxx-2013

diperkeras lain (tidak


dirinci) AW.4.0.0 Jalan tanah

AW.5.0.1 trotoar/bahu jalan

AW.5.0.2. Permukaan
diperkeras lain

1.2.3.1.1 dan AX.1 Bangunan AX.1.1 Perumahan padat AX.1.1.0. Perumahan padat
1.2.3.1.2 = AX permukiman kota teratur bertingkat teratur bertingkat
teratur kepa-datan banyak banyak (tidak dirinci)
1.2.3.2.1 hingga tinggi
1.2.3.2.7 = AY AX1.2.1. Perumahan deret
padat teratur
AX.1.2 Perumahan padat berlantai dua atau
teratur berlantai kurang
dua atau kurang
AX.1.2.2. Perumahan kopel
padat teratur
berlantai dua atau
kurang

AX1.2.3. Perumahan tunggal


padat teratur
berlantai dua atau
kurang

AX.2.1 Perumahan
AX.2 Bangunan kepadatan sedang AX.2.1.0 Perumahan kepadatan
permukiman kota lebih dari satu sedang lebih dari
teratur kepadatan lantai satu lantai
sedang
AX.2.2 Perumahan AX.2.2.0 Perumahan kepadatan
kepadatan sedang sedang satu lantai
satu lantai
AX.2.3.0. Bangunan
AX.2.3 Bangunan permukiman kota
permukiman kota teratur kepadatan
teratur kepadatan sedang lainnya
AX.3 Bangunan sedang lainnya
permukiman kota
teratur kepa-datan AX.3.0.0. Bangunan
AX.3.0 Bangunan permukiman kota
rendah permukiman kota teratur kepadatan
teratur kepadatan rendah (tidak dirinci)
AX.4 Bangunan rendah (tidak
permukiman kota dirinci)
tidak teratur AX.4.0.0. Bangunan
kepadatan tinggi permukiman kota
AX.4.0 Bangunan tidak teratur
permukiman kota kepadatan tinggi
AX.5 Bangunan tidak teratur
permukiman kota kepadatan tinggi
tidak teratur AX.5.0.0. Bangunan
kepadatan sedang permukiman kota
AX.5.0 Bangunan tidak teratur
permukiman kota kepadatan sedang
AX.6 Bangunan tidak teratur
permukiman kota kepadatan sedang
tidak teratur AX.6.0.0. Bangunan
kepadatan rendah permukiman kota
AX.6.0 Bangunan tidak teratur
permukiman kota
SNI xxxxxxx-2013

tidak teratur kepadatan rendah


AX.7 Bangunan kepadatan rendah
permukiman desa AX.7.0.0. Bangunan
kepadatan sedang AX.7.0 Bangunan permukiman desa
permukiman desa kepadatan sedang
AX.8 Bangunan kepadatan sedang
permukiman desa AX.8.0.0 Bangunan
kepadatan rendah AX.8.0 Bangunan permukiman desa
permukiman desa kepadatan rendah
kepadatan rendah

AY.1 Bangunan industri


1.2.3.2.1 hingga AY.2 Bangunan pertokoan AY.1.1 Industri Kimia Dasar AY.1.1.0 Industri Kimia Dasar
1.2.3.2.7 = AY AY.3 Bangunan pasar
AY.4 Bangunan AY.1.2 Industri mesin dan AY.1.2.0 Industri mesin dan
Perkantoran/ Jasa logam dasar logam dasar
AY.5 Bangunan fungsi
campuran AY.1.3 Indusri kecil AY.1.3.0 Indusri kecil
AY.6 Stasiun
AY.1.4 Aneka industri AY.1.4.0 Aneka industri
AY.7 Emplasemen
AY.8 Terminal bus
AY.9 Terminal bandara
AY.10 Stadion AY.2.1 Pertokoan besar AY.2.1.0 Pertokoan besar dan
dan pusat per- pusat per-
AY.11 Pelabuhan belanjaan belanjaan
AY.12 Pelabuhan ikan AY.2.2 Pertokoan kecil/ AY.2.2.0 Pertokoan kecil/ deret
(TPI) deret
AY.13 Bangunan bukan
permukiman lain (tidak AY.3.1.0 Pasar modern
dirinci) AY.3.1 Pasar modern
AY.3.2.0 Pasar tradisional
AY.3.2 Pasar tradisional
AY.4.1.0 Perkantoran
AY.4.1 Perkantoran
AY.4.2.0 Jasa
AY.4.2 Jasa

AY.5.0.0 Bangunan fungsi


AY.5.0 Bangunan fungsi campuran
campuran AY.6.0.0 Stasiun
AY.6.0 Stasiun AY.7.0.0 Emplasemen
AY.7.0 Emplasemen AY.8.0.0 Terminal bus
AY.8.0 Terminal bus AY.9.0.0 Terminal bandara
AY.9.0 Terminal bandara AY.10.0.0 Stadion
AY.10.0 Stadion
AY.11.0.0 Pelabuhan
AY.11.0 Pelabuhan
AY.12.0.0 Pelabuhan ikan (TPI)
AY.12.0 Pelabuhan ikan
(TPI) AY.13.0.0 Bangunan bukan
permukiman lain
AY.13.0 Bangunan bukan (tidak dirinci)
permukiman lain
SNI xxxxxxx-2013

(tidak dirinci)

2.1.1.1.1 hingga BA.1 Hutan lahan tinggi Tidak diperinci Tidak diperinci
2.1.1.1.6 = BA primer kerapatan tinggi
(kode ditambahkan angka 0 (kode ditambahkan angka 0
BA.2 Hutan lahan tinggi dibelakangnya; contoh: dibelakangnya; contoh:
primer kerapatan sedang BA.1.0) BA.1.0.0)

BA.3 Hutan lahan tinggi


primer kerapatan rendah

BA.4 Hutan lahan tinggi


sekunder kerapatan tinggi

BA.5 Hutan lahan tinggi


sekunder kerapatan
sedang

BA.6 Hutan lahan tinggi


sekunder kerapatan rendah

2.1.1.2.1 hingga BB.1 Hutan lahan rendah Tidak diperinci Tidak diperinci
2.1.1.2.6 = BB primer kerapatan tinggi
(kode ditambahkan angka 0 (kode ditambahakan angka 0
BB.2 Hutan lahan rendah dibelakangnya; contoh: dibelakangnya; contoh:
primer kerapatan sedang BB.1.0) BB.1.0.0)

BB.3 Hutan lahan rendah


primer kerapatan rendah

BB.4 Hutan lahan rendah


sekunder kerapatan tinggi

BB.5 Hutan lahan rendah


sekunder kerapatan
sedang

BB.6 Hutan lahan rendah


sekunder kerapatan rendah

2.1.1.3.1 hingga BC.1 Hutan rawa/gambut Tidak diperinci Tidak diperinci


2.1.1.3.6 = BC primer kerapatan tinggi
(kode ditambahkan angka 0 (kode ditambahakan angka 0
BC.2 Hutan rawa/gambut dibelakangnya; contoh: dibelakangnya; contoh:
primer kerapatan sedang BC.1.0) BC.1.0.0)

BC.3 Hutan rawa/gambut


primer kerapatan rendah

BC.4 Hutan rawa/gambut


sekunder kerapatan tinggi

BC.5 Hutan rawa/gambut


sekunder kerapatan
sedang

BC.6 Hutan rawa/gambut


SNI xxxxxxx-2013

sekunder kerapatan rendah

2.1.1.4.1 hingga BD.1 Hutan bambu Tidak diperinci Tidak diperinci


2.1.1.4.3 = BD kerapatan
tinggi (kode ditambahkan angka 0 (kode ditambahkan angka 0
dibelakangnya; contoh: dibelakangnya; contoh:
BD.2 Hutan bambu BD.1.0) BD.1.0.0)
kerapatan sedang

BD.3 Hutan bambu


kerapatan tinggi

2.1.1.5.1 hingga BE.1 Hutan mangrove Tidak diperinci Tidak diperinci


2.1.1.5.6 = BE primer kerapatan tinggi
(kode ditambahkan angka 0 (kode ditambahkan angka 0
BE.2 Hutan mangrove dibelakangnya; contoh: dibelakangnya; contoh:
primer kerapatan sedang BE.1.0) BE.1.0.0)

BE.3 Hutan mangrove


primer kerapatan rendah

BE.4 Hutan mangrove


sekunder kerapatan tinggi

BE.5 Hutan mangrove


sekunder kerapatan
sedang

BE.6 Hutan mangrove


sekunder kerapatan rendah

2.1.1.6.1 hingga BF.1 Hutan sagu kerapatan Tidak diperinci Tidak diperinci
tinggi
2.1.1.6.3 = BF (kode ditambahkan angka 0 (kode ditambahkan angka 0
BF.2 Hutan sagu kerapatan dibelakangnya; contoh: dibelakangnya; contoh:
sedang BF.1.0) BF.1.0.0)

BF.3 Hutan sagu kerapatan


rendah

2.1.1.7.0 = BG BG.0 Sabana (tidak dirinci) BG.0.0 Sabana (tidak BG.0.0.0 Sabana (tidak dirinci)
dirinci)

2.1.1.8.1 dan BH.1 Semak Tidak diperinci Tidak diperinci

2.1.1.8.2 = BH BH.2 Belukar (kode ditambahkan angka 0 (kode ditambahkan angka 0


dibelakangnya; contoh: dibelakangnya; contoh:
BH.1.0) BH.1.0.0)

2.1.1.8.1 hingga BI.1 Padang rumput Tidak diperinci Tidak diperinci


2.1.1.8.4 = BI
BI.2 Padang alang-alang (kode ditambahkan angka 0 (kode ditambahkan angka 0
dibelakangnya; contoh: dibelakangnya; contoh: BI.1.0.0)
BI.3 Herba BI.1.0)
BI.4 Enceng gondok dan
tumbuhan air lain tidak
dirinci lagi
SNI xxxxxxx-2013

2.1.1.10.0 = BJ BJ.0 Liputan vegetasi BJ.0.0 Liputan vegetasi BJ.0.0.0 Liputan vegetasi
alami/semi-alami lain (tidak alami/semi-alami lain alami/semi-alami lain (tidak
dirinci) (tidak dirinci) dirinci)
BK.1 Hutan jati
2.2.1.1.1 hingga BK.2 Hutan mahoni Tidak diperinci Tidak diperinci
2.2.1.1.8 = BK BK.3 Hutan sanakeling
BK.4 Hutan akasia (kode ditambahkan angka 0 (kode ditambahkan angka 0
BK.5 Hutan sengon dibelakangnya; contoh: dibelakangnya; contoh:
BK.6 Hutan pinus BK.1.0) BK.1.0.0)
BK.7 Hutan kayu putih
BK.8 Hutan tanaman
(industri) lain

BL.1 Perkebunan karet


2.2.1.2.1 hingga BL.2 Perkebunan kopi Tidak diperinci Tidak diperinci
2.2.1.2.7 = BL BL.3 Perkebunan kakao
BL.4 Perkebunan teh (kode ditambahkan angka 0 (kode ditambahkan angka 0
BL.5 Perkebunan kelapa dibelakangnya; contoh: dibelakangnya; contoh:
BL.6 Perkebunan kelapa BL.1.0) BL.1.0.0)
sawit
BL.7 Perkebunan lain

2.2.1.3.1 hingga BM.1 Perkebunan tebu Tidak diperinci Tidak diperinci


2.2.1.3.4 = BM
BM.2 Perkebunan (kode ditambahkan angka 0 (kode ditambahkan angka 0
tembakau dibelakangnya; contoh: dibelakangnya; contoh:
BM.1.0) BM.1.0.0)
BM.3 Perkebunan salak ?

BM.4 Perkebunan tanaman


semusim lain

2.2.1.3.1 hingga BN.1 Hutan Rakyat (?) BN.1.X Hutan rakyat – BN.1.x.x Hutan rakyat – perlu
2.2.1.3.3 = BN perlu diperinci? diperinci?
BN.2 Kebun buah
BN.2.1 Kebun buah manga BN.2.1.0 Kebun buah manga
BN.3 Agrowisata
BN.2.2 Kebun buah BN.2.2.0 Kebun buah
BN.4 Kebun campuran Kelengkeng Kelengkeng

BN.2.3 salak – ada di BN.2.3.0 salak – ada di


perkebunan (dalam RSNI) perkebunan (dalam RSNI)

BN.3.0 Agrowisata BN.3.0.0 Agrowisata

BN.4.0 Kebun campuran BN.4.0.0 Kebun campuran

2.2.1.4.1 hingga BO.1 Ladang/tegalan Tidak diperinci (kode ditambahkan angka


2.2.1.4.3 = BO dengan palawija dibelakangnya; contoh:
(kode ditambahkan angka 0 BO.1.0.1)
BO.2 Ladang/tegalan dibelakangnya; contoh:
dengan padi gogo BO.1.0)

BO.3 Ladang dengan buah


(mis. stroberi)

BO.4 Ladang dengan sayur


SNI xxxxxxx-2013

(kebun sayur)

BO.4 Tanaman semusim


lahan kering lainnya

2.2.1.5.1 hingga BP.1 Sawah dengan padi Tidak diperinci Tidak diperinci
2.2.1.5.3 = BP terus menerus
(kode ditambahkan angka 0 (kode ditambahkan angka 0
BP.2 Sawah dengan padi dibelakangnya; contoh: dibelakangnya; contoh:
diselilingi palawija atau BP.1.0) BP.1.0.0)
tanaman lain

BP.3 Tanaman semusim


lahan basah lain

(cek RSNI 25rb ada yang


berbeda)

2.2.1.6.1 hingga BQ.1 Pekarangan Tidak diperinci Tidak diperinci


2.2.1.6.3 = BQ
BQ.2 Padang golf (kode ditambahkan angka 0 (kode ditambahkan angka 0
BQ.3 Lapangan sepak bola dibelakangnya; contoh: dibelakangnya; contoh:
BQ.4 Hutan kota BQ.1.0) BQ.1.0.0)
BQ.5 Jalur hijau
BQ.6 Taman kota
BQ.7 Makam

2.2.1.7.1 hingga BR.1 Padang rumput Tidak diperinci Tidak diperinci


2.2.1.7.3 = BR peternakan ekstensif
(kode ditambahkan angka 0 (kode ditambahkan angka 0
BR.2 Tanaman obat dibelakangnya; contoh: dibelakangnya; contoh:
BR.1.0) BR.1.0.0)
BR.3 Tanaman budidaya
lain

2.2.2.0.0 = BS BS.0 Perladangan BS.0.0 Perladangan BS.0.0.0 Perladangan berpindah


berpindah (tidak dirinci) berpindah (tidak dirinci) (tidak dirinci)
SNI xxxxxxx-2013

Bibliografi

C. Atyeodan R. Thackway. 2006. Classifying Australian Land Cover. Canberra: Australian


Government, Bureau of Rural Sciences

Darmoyuwono, Kardono. 1979. Pedoman Penafsiran Liputan Lahan (Land Cover) dari Citra
Landsat Skala 1 :1.000.000 -1 :250.000. Cibinong : BAKOSURTANAL

FAO. 2000. Land Cover Classification System. Roma : United Nation

Malingreau, Jean-Paul et al, Juni 1981, A Land Cover/Land Use Classificaton for Indonesia:
The Indonesian Journal of Geography, Faculty of Geography, Gadjah Mada
University, Vol. 11, No. 41, pp. 13 -50

Anda mungkin juga menyukai