Anda di halaman 1dari 14

KUNCI JAWABAN

Tujuan Pembelajaran:

Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu:


1. memahami, membandingkan, menganalisis, dan mengevaluasi teks cerita sejarah;
2. menginterpretasi, memproduksi, menyunting, mengabstraksi, dan mengonversi teks cerita sejarah.
Berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, peserta didik:
1. mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sesuai dengan kaidah dan konteks
untuk mempersatukan bangsa;
2. mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam
memahami, menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan
cerita fiksi dalam novel;
3. mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam
mengolah, menalar, dan menyajikan informasi lisan dan tulis melalui teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan cerita
fiksi dalam novel;
4. menunjukkan perilaku jujur, responsif, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk menyampaikan cerita sejarah
tentang tokoh-tokoh nasional.

Teks Cerita Sejarah

• Pengertian teks cerita sejarah.


• Struktur teks cerita sejarah.
• Informasi dalam teks cerita sejarah.
• Unsur-unsur kesastraan dan kebahasaan dalam teks
cerita sejarah.
• Suntingan teks cerita sejarah.
• Konversi teks cerita sejarah.
• Cerita ulang teks cerita sejarah.
• Abstraksi teks cerita sejarah.
• Perbandingan teks cerita sejarah.

• Mampu menjelaskan pengertian teks cerita sejarah.


• Mampu menjelaskan struktur teks cerita sejarah.
• Mampu menjelaskan ciri-ciri teks cerita sejarah.
• Mampu menjelaskan cara-cara memproduksi teks cerita sejarah.
• Mampu menjelaskan cara-cara menyunting teks cerita sejarah.
• Mampu menjelaskan cara mengonversi teks cerita sejarah.
• Mampu meringkas teks cerita sejarah.
• Mampu mendiskusikan teks cerita sejarah.
• Mampu memiliki sikap jujur, responsif, santun, tanggung jawab, peduli, dan disiplin.

Kunci Jawaban dan Pembahasan Bahasa Indonesia Kelas XII Semester 2 2


1. Jawaban: a. rekaman kebesaran, ketinggian, dan kegemi-
Teks cerita sejarah adalah naskah cerita atau langan pemerintah;
narasi rekaan yang mengandung unsur-unsur b. corak penceritaan;
sejarah. c. unsur bias;
d. unsur keagamaan;
2. Jawaban:
e. unsur politik;
Kisah sejarah dapat berupa rangkaian informasi
f. unsur ekonomi; dan
dalam bentuk tulisan atau lisan. Secara tulisan,
g. unsur sosial.
cerita sejarah ini dapat dilihat pada buku, majalah,
atau surat kabar. Cerita sejarah dalam bentuk lisan 8. Jawaban:
dapat diambil dari ceramah, pidato, percakapan, Langkah-langkah memproduksi teks cerita
atau pelajaran di sekolah. Oleh karena itu, teks sejarah sebagai berikut.
cerita sejarah dapat menjadi sumber informasi. a. Bertanya atau menggali informasi mengenai
suatu peristiwa sejarah. Pencarian informasi
3. Jawaban:
ini berfungsi untuk mengumpulkan bukti-bukti
Perbedaan teks cerita sejarah dan teks sejarah
sejarah berupa fakta.
adalah pada narasi rekaannya. Di dalam teks
b. Mengumpulkan cerita-cerita mengenai sejarah
cerita sejarah, terdapat sisi rekaan yang berupa
tersebut. Seperti yang telah disebutkan
mitos asal-usul raja, mitos pembukaan negeri,
di atas, cerita sejarah dapat mempunyai
mitos kedatangan sebuah agama, dan mitos
beberapa versi, terutama berkaitan dengan
alegori. Sisi rekaan tersebut tidak terdapat dalam
unsur cerita yang sifatnya fiktif. Anda dapat
teks sejarah.
menggunakan media audio untuk merekam
4. Jawaban: cerita-cerita sejarah tersebut.
Struktur teks cerita sejarah sebagai berikut. c. Menentukan cerita sejarah yang akan ditulis.
a. Abstrak : ringkasan atau inti cerita. Dalam penentuan ini jangan melupakan
b. Orientasi : pembuka teks cerita sejarah. bahwa cerita sejarah mengandung fakta. Jadi,
c. Komplikasi : tahapan ini berisi urutan ambillah cerita sejarah yang mengandung
kejadian. fakta paling banyak di dalamnya.
d. Klimaks : puncak konflik dalam sebuah d. Membuat urutan peristiwa dalam cerita
teks cerita sejarah. sejarah. Ur utan ini membantu Anda
e. Resolusi : s u a t u ke a d a a n ke t i k a memahami cerita sejarah yang terjadi.
kon flik terpecahkan dan e. Membuat narasi cerita sejarah berdasarkan
menemukan penyelesai- infor masi dan urutan peristiwa yang
annya. telah dikumpulkan. Cerita sejarah dapat
f. Koda/Amanat : bagian akhir dari sebuah teks dinarasikan dengan gaya bahasa pengarang.
cerita sejarah. Pengembangan cerita sejarah tentu saja
bukan pada unsur fakta, melainkan pada
5. Jawaban:
unsur-unsur fiksi.
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang secara
langsung membangun sebuah teks cerita sejarah. 9. Jawaban:
Kepaduan antarunsur intrinsik inilah yang Aspek-aspek yang harus diperhatikan ketika
membuat sebuah teks cerita sejarah berwujud. menyunting teks cerita sejarah sebagai berikut.
Unsur intrinsik dalam teks cerita sejarah adalah a. Ketepatan penulisan huruf, kata, lambang
tema, alur (plot), penokohan, sudut pandang, bilangan, dan tanda baca.
latar, dan amanat. b. Ketepatan penggunaan diksi atau pilihan
kata.
6. Jawaban:
c. Keefektifan kalimat.
Dalam teks cerita sejarah tema yang ditulis
d. Ketepatan struktur kalimat.
pengarang biasanya berupa sejarah seorang tokoh
e. Keterpaduan paragraf.
agama atau pejuang, asal mula suatu daerah,
penyebaran agama, perebutan kekuasaan, dan 10. Jawaban:
lain-lain. Konversi teks cerita sejarah adalah pengubahan
teks cerita sejarah menjadi teks drama, baik
7. Jawaban:
Unsur ekstrinsik dalam teks cerita sejarah, monolog maupun dialog, dan puisi.
yaitu:

3 Kunci Jawaban dan Pembahasan Bahasa Indonesia Kelas XII Semester 2


A. –
B. Jawaban:
Ki Ageng Mangir

Ki Ageng Mangir adalah penguasa daerah Mangir yang masih


mempunyai garis keturunan dengan Prabu Brawijaya. Ki Ageng Mangir
bernama asli Raden Wanabaya. Kisah hidupnya berakhir tragis. Ia tewas
Abstrak di tangan mertuanya. Jenazahnya kemudian dikebumikan di Keraton
Kotagede, Yogyakarta. Anehnya, setengah jasadnya dimakamkan di
dalam keraton dan setengah yang lain dimakamkan di luar keraton.
Berikut adalah kisah Ki Ageng Mangir hingga akhir hayatnya.

Setelah era Kesultanan Demak dan Kesultanan Pajang berakhir,


muncullah Kerajaan Mataram Islam di tanah Jawa yang meneruskan garis
keturunan Majapahit. Kerajaan ini dipimpin oleh Panembahan Senopati
Orientasi alias Danang Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan. Panembahan
Senopati memiliki seorang putri cantik yang bernama Sekar Pembayun.
Dalam memerintah Mataram Islam, Panembahan Senopati dibantu Ki
Juru Martani yang terkenal cerdas mengatur strategi.

Panembahan Senopati mempunyai keinginan menguasai seluruh


wilayah Mataram. Akan tetapi, setelah berusaha berkali-kali, usahanya
belum membuahkan hasil. Salah satu daerah yang belum berhasil
ditaklukkannya adalah wilayah yang dikuasai oleh Ki Ageng Mangir
Wanabaya, yaitu Mangir. Ki Ageng Mangir merasa berhak untuk tidak
tunduk kepada kekuasaan Panembahan Senopati. Mangir adalah
sebuah perdikan (desa yang tidak berkewajiban membayar upeti atau
pajak kepada Kerajaan Mataram). Desa ini terletak sekitar 30 km dari
Mataram. Tepatnya, Mangir terletak di pertemuan Sungai Bedok dan
Sungai Progo.
Panembahan Senopati menganggap Ki Ageng Mangir sebagai
Komplikasi musuh yang harus ditaklukkan. Ia pun berencana menyerang
Mangir. Akan tetapi, seorang patihnya yang bernama Ki Juru Martani
menawarkan strategi lain. Strategi itu dipilih karena Ki Ageng Mangir
mempunyai tombak yang sakti bernama Kiai Baru Klinthing. Selain itu,
Ki Ageng Mangir merupakan keturunan Majapahit. Ia pasti mempunyai
pengaruh yang kuat.
Ki Juru Martani mengusulkan agar Panembahan Senopati
menggunakan siasat apus krama atau tipu daya halus untuk
menaklukkan Ki Ageng Mangir. Ki Juru Martani mengetahui jika Ki
Ageng Mangir menggemari kesenian tarian ledhek. Oleh karena itu, Ki
Juru Martani mengutus putri Panembahan Senopati, Putri Pembayun,
untuk menyamar sebagai penari ledhek. ”Bila terpikat pada kecantikan
Sang Putri, Ki Ageng Mangir tentu akan menikahinya. Dengan begitu,
penguasa Mangir itu sudah pasti menjadi menantu Baginda dan niscaya
dia akan menghadap dan menghormati Mataram.”

Kunci Jawaban dan Pembahasan Bahasa Indonesia Kelas XII Semester 2 4


Panembahan Senopati tertegun. Ia paham bahwa siasat itu bisa
mengancam keselamatan putrinya. Namun, demi menjaga kewibawaan
Mataram, ia akhirnya setuju. Panembahan Senopati segera membujuk
Sekar Pembayun. Sang Putri pun tak kuasa menolak perintah
ayahandanya itu. Sebelum berangkat ke Mangir, Panembahan Senopati
membentuk kelompok musik ledhek yang terdiri atas para punggawa
terkemuka Mataram. Adipati Martalaya ditunjuk sebagai dalang sekaligus
pemimpin kelompok dengan nama samaran Dalang Sandiguna. Sekar
Pembayun berperan menjadi penari sekaligus anak Ki Dalang yang
bernama Waranggana. Ia dikawal oleh bupati wanita bernama Nyai
Adirasa.
Rombongan ledhek ini pun akhirnya sampai ke desa Mangir.
Kebetulan di Mangir sedang diadakan acara merti dhusun atau bersih
desa. Ketika kedatangan rombongan ledhek itu, Ki Ageng Mangir
menyambut dengan sukacita. Ia kemudian meminta Dalang Sandiguna
untuk menggelar pertunjukan ledhek di halaman rumahnya.
Ki Ageng Mangir terlihat gembira menonton tarian ledhek. Apalagi,
ketika melihat tarian Putri Pembayun yang lemah lembut dan suaranya
yang merdu. Ki Ageng Mangir pun terpesona. Di dalam hatinya tebersit
keinginan untuk meminang Putri Pembayun.
Setelah pertunjukan usai, penguasa Mangir itu pun menyampaikan
niatnya kepada Ki Dalang Sandiguna.
”Wahai, Ki Dalang. Siapakah gerangan wanita cantik itu?” tanya Ki
Ageng Mangir.
”Dia putri hamba, Tuan. Namanya Waranggana,” jawab Ki Dalang
Sandiguna.
”Jika berkenan, izinkanlah aku meminang putri Ki Dalang,” pinang
Komplikasi Ki Ageng Mangir.
Ki Dalang Sandiguna tidak perlu berpikir panjang untuk merestui
pernikahan mereka. Sebab, memang itulah yang diharapkan. Akhirnya,
Waranggana menikah dengan Ki Ageng Mangir. Sejak itulah, Waranggana
menjadi bagian dari keluarga Mangir. Demikian pula sebaliknya, Ki
Ageng Mangir telah menjadi bagian dari keluarga Mataram. Sementara
itu, Ki Dalang Sandiguna bersama rombongannya yang telah berhasil
menyelesaikan tugasnya, akhirnya kembali ke Mataram.
Putri Pembayun bahagia hidup bersama Ki Ageng Mangir yang
tampan dan perkasa itu. Apalagi, Ki Ageng Mangir juga sangat
mencintainya. Meskipun demikian, Putri Pembayun tetap harus
melaksanakan amanat ayahandanya, yaitu membawa penguasa Mangir
itu ke Mataram.
Suatu malam, ketika Ki Ageng Mangir sedang terlelap, Waranggana
atau Putri Pembayun mengusap tombak pusaka milik suaminya, tombak
Kiai Baru Klinthing, dengan sampur sonder (ikat pinggang untuk
menari ledhek). Setelah kesaktian tombak pusaka itu berkurang, ia pun
membongkar jati dirinya di hadapan suaminya.
”Kanda, Dinda ingin mengatakan sesuatu hal kepada Kanda. Tapi,
Dinda mohon Kanda berjanji tidak akan marah setelah mendengarnya,”
pinta Waranggana.
”Ada apa, Dinda? Katakanlah,” kata Ki Ageng Mangir, ”Kanda berjanji
tidak akan marah.”
”Sebenarnya, nama Dinda bukan Waranggana, tapi Putri Sekar
Pembayun. Dinda adalah putri Panembahan Senopati dari Mataram,”
ungkap Putri Pembayun.

Kunci Jawaban dan Pembahasan Bahasa Indonesia Kelas XII Semester 2 5


Alangkah terkejutnya Ki Ageng Mangir mendengar pengakuan
istrinya. Ia baru sadar ternyata istri yang amat dicintainya itu adalah putri
musuh besarnya. Hati dan pikirannya menjadi tidak menentu. Apalagi,
ketika Putri Pembayun mengajaknya sowan (menghadap) ke Mataram
untuk membuktikan baktinya sebagai menantu. Ki Ageng Mangir benar-
benar berada di persimpangan jalan. Namun, ia menyadari bahwa semua
itu sudah menjadi suratan takdir. Maka, ia pun menerima permintaan
istrinya untuk sungkem kepada mertuanya di Mataram.
”Baiklah, Dinda. Demi cintaku pada Dinda dan demi hormatku
kepada mertua, Kanda bersedia sowan ke Mataram,” jawab Ki Ageng
Mangir.
Paginya, berangkatlah Ki Ageng Mangir bersama Putri Pembayun ke
Mataram dengan disertai sejumlah kerabat dan pengawalnya. Sebagai
seorang ksatria yang memiliki harga diri, ia tak lupa membawa tombak
pusakanya, Kiai Baru Klinthing. Rombongan Ki Ageng Mangir terus
berjalan menuju Mataram yang berpusat di Kotagede. Dalam perjalanan,
Ketika sampai di sebuah desa, Ki Ageng Mangir tiba-tiba mendapat
bisikan dari tombak pusakanya. Tombak pusakanya itu berkata bahwa
Komplikasi Ki Ageng Mangir harus kembali ke desanya jika tidak ingin nyawanya
melayang. Akan tetapi, Ki Ageng Mangir tetap melanjutkan perjalanan
ke Mataram.
Setiba di Mataram, Ki Ageng Mangir disambut oleh kerabat keraton
dengan upacara penyambutan yang disebut ngundhuh mantu. Rupanya,
upacara itu sudah diatur untuk menjebak Ki Ageng Mangir. Di depan kraton
terdapat sebuah bangsal tarub (teratak) yang dijaga oleh Ki Juru Martani.
Ketika Ki Ageng melewati tarub itu, patih itu menghentikannya.
”Maaf, Ki Ageng Mangir! Sungguhlah tidak sopan jika seorang
menantu membawa senjata saat sungkem kepada mertuanya,” ujar Ki
Juru Martani.
Sebagai menantu yang baik, Ki Ageng Mangir melepas semua
senjata yang dibawanya, termasuk Kyai Baru Klinthing. Kemudian,
ia bersama istrinya segera sungkem kepada Panembahan Senopati.
Sambutan Panembahan Senopati yang begitu ramah dan penuh kasih
sayang membuat Ki Ageng Mangir sedikit terlena. Di hadapan mertuanya,
ia duduk bersimpuh dan menyembah sebagai tanda penghormatan.

Ketika kepala Ki Ageng Mangir hampir menyentuh lantai, Pangeran


Senopati langsung meraih kepala menantunya itu dan langsung
membenturkannya ke kursi singgasananya yang disebut Watu Gilang. Ki
Klimaks Ageng Mangir pun tewas seketika. Suasana pun menjadi gaduh seketika.
Putri Pembayun yang menyaksikan peristiwa itu langsung menangis
histeris. Ia amat menyesal berkunjung ke Mataram yang pada akhirnya
menjadi malapetaka bagi suami yang amat dicintainya.

Jenazah Ki Ageng Mangir kemudian dimakamkan di Keraton


Mataram, Kotagede. Oleh karena dianggap separuh jiwanya keluarga
keraton dan separuh musuh Mataram, separuh jasadnya (bagian atas)
dimakamkan di dalam kompleks keraton, sedangkan separuhnya (bagian
bawah) berada di luar keraton, atau dimakamkan dengan posisi melintang
di antara batas wilayah keraton dengan daerah luar keraton.
Sementara itu, Watu Gilang yang merupakan singgasana
Resolusi
Panembahan Senopati kini menjadi situs bersejarah Kotagede. Batu
yang berwarna hitam dan berbentuk persegi dengan ukuran 2 × 2 m
ini terdapat cekungan pada salah satu sisinya akibat benturan kepala
Ki Ageng Mangir. Situs sejarah ini masih tersimpan di dalam sebuah
bangunan kecil yang terletak di Kampung Kedhaton, sekitar 500 meter
sebelah selatan Masjid Agung Mataram Kotagede.

Kunci Jawaban dan Pembahasan Bahasa Indonesia Kelas XII Semester 2 6


Amanat cerita ini yaitu bahwa Ki Ageng Mangir adalah seorang
ksatria sejati yang rela melepas keperkasaannya demi menghormati
mertuanya. Ia berprasangka baik sekalipun kepada musuhnya. Sifat
Koda Panembahan Senopati tidak sepatutnya dicontoh. Kita harus memaafkan
orang yang sudah meminta maaf kepada kita sekalipun dia pernah
memusuhi kita.

Dikutip dari: James Danandjaja dan Daniel Agus Maryanto. Cerita Rakyat dari Jawa Tengah,
Volume 3, Grasindo, 2003 dan http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore/297-
ki-ageng-mangir-wanabaya, diunduh 13 Januari 2015

C. 1. Jawaban:
a. Panembahan Senopati.
b. Ki Ageng Mangir.
c. Putri Pembayun atau Waranggana.
d. Adipati Martalaya atau Dalang Sandiguna.
e. Ki Juru Martani.
f. Nyai Adirasa.
2. Jawaban:
Panembahan Senopati tidak menyukai Ki Ageng Mangir karena tidak mau tunduk kepada kekuasaan
Kerajaan Mataram yang dipimpin oleh Panembahan Senopati.
3. Jawaban:
Latar yang ada dalam teks cerita sejarah di atas terdiri atas latar tempat, latar waktu, dan latar sua-
sana. Latar tempat dalam teks cerita sejarah di atas adalah di Kerajaan Mataram dan daerah Mangir.
Latar waktu dalam teks cerita sejarah di atas adalah era Kerajaan Mataram, tepatnya setelah era
Kesultanan Demak dan Kesultanan Pajang berakhir. Latar suasana dalam teks cerita sejarah di atas
suasana kerajaan. Sebagian besar latar suasana dalam teks cerita sejarah tersebut adalah suasana
tegang karena perebutan kekuasaan daerah Mangir.
4. Jawaban:
Konflik yang terjadi pada teks cerita sejarah adalah konflik antara Panembahan Senopati yang ingin
menguasai wilayah Mangir dan Ki Ageng Mangir. Daerah Mangir yang dipimpin Ki Ageng Mangir tidak
bersedia tunduk kepada kekuasaan Panembahan Senopati.
5. Jawaban:
Urutan kejadian teks cerita sejarah di atas sebagai berikut.
a. Panembahan Senopati ingin menguasai daerah Mangir.
b. Ki Ageng Mangir yang memimpin daerah Mangir tidak bersedia tunduk pada kekuasaan Mataram
yang dipimpin Panembahan Senopati.
c. Panembahan Senopati dan Ki Juru Martani mengatur siasat agar mengirimkan Putri Pembayun
menyamar dan dikirim ke Desa Mangir.
d. Putri Pembayun, Adipati Martalaya, dan Nyai Adirasa berangkat ke Desa Mangir sebagai rom-
bongan ledhek.
e. Ki Ageng Mangir terpesona kecantikan Putri Pembayun.
f. Ki Ageng Mangir menikahi Putri Pembayun.
g. Putri Pembayun mengaku jika ia adalah putri Panembahan Senopati.
h. Putri Pembayun mengajak Ki Ageng Mangir ke Mataram.
i. Ki Ageng Mangir dan Putri Pembayun berkunjung ke Mataram.
j. Ki Ageng Mangir dan Putri Pembayun menghadap Panembahan Senopati.
k. Panembahan Senopati membenturkan kepala Ki Ageng Mangir di singgasananya.
l. Jenazah Ki Ageng Mangir dikebumikan di Kotagede dengan posisi melintang antara batas keraton
dengan daerah luar keraton.

Kunci Jawaban dan Pembahasan Bahasa Indonesia Kelas XII Semester 2 7


A. Jawaban:
Jawaban diserahkan kepada siswa
Catatan untuk Guru:
Guru memberikan siswa kesempatan untuk membentuk kelompok.
B. Contoh jawaban:

Raja Laku Leik yang Bengis


Dahulu, di daerah Belu, Nusa Tenggara ”Hmmm... aku tahu caranya. Sebaiknya,
Timur, terdapat sebuah kerajaan yang diperintah putraku kuganti dengan seekor rusa yang akan
oleh seorang raja bernama Laku Leik. Ia adalah kukubur di bawah tangga,” pikirnya.
raja yang bengis dan kejam. Ia tidak segan-segan Naifeto pun segera menangkap seekor
menganiaya, bahkan menghabisi nyawa orang rusa, lalu menguburnya di bawah tangga istana.
lain demi memenuhi semua kemauannya. Ia juga Sementara, Onu Muti ia serahkan kepada adik
gemar berjudi dan memiliki sifat serakah. Ia ingin Raja Laku Leik yang bernama Feto Ikun untuk
menjadi raja untuk selama-lamanya dan tidak mau diasuh.
mempunyai anak laki-laki. ”Tolong rawatlah Onu Muti, tetapi jangan
Suatu hari, Raja Laku Leik hendak mengada- sampai raja mengetahui rahasia ini! Jika raja tahu
kan perjalanan jauh bersama para pengawalnya. masalah ini, nyawa Onu Muti akan terancam,”
Mereka akan pergi berburu ke hutan yang berada ujar Naifeto.
di wilayah kerajaannya. Perjalanan itu tentu saja ”Baiklah. Aku berjanji akan menjaga rahasia
akan memakan waktu yang cukup lama. Sebelum ini,” ucap Feto Ikun.
berangkat, raja berpesan kepada permaisurinya, Sejak itulah, Onu Muti tinggal di rumah bib-
bernama Naifeto, yang sedang hamil tua. inya. Beberapa minggu kemudian, Raja Laku Leik
”Hai, permaisuriku! Aku akan meninggalkan telah kembali dari berburu. Karena tahu bahwa
istana ini dalam beberapa hari. Jika kelak kamu sang permaisuri telah melahirkan, ia pun langsung
melahirkan seorang anak perempuan, rawatlah menanyakannya.
ia baik-baik. Tetapi, jika bayi itu laki-laki, habisi- ”Di mana anak kita, Permaisuriku?” tanya
lah nyawanya dan kuburkan mayatnya di bawah sang Raja.
tangga istana ini,” titah Raja Laku Leik. ”Maaf, Kanda. Anak kita laki-laki,” jawab
”Baik, Kanda,” jawab Naifeto. Naifeto, ”Sesuai dengan pesan Kanda, anak itu
Sebenarnya, Naifeto tidak setuju dengan per- sudah Dinda kuburkan di bawah tangga.”
mintaan suaminya itu, tentu ia tidak akan sampai Mendengar keterangan itu, cepat-cepatlah
hati menghabisi nyawa anak kandungnya sendiri. sang raja pergi memeriksa ke bawah tangga.
Tetapi, karena takut kepada suaminya yang kejam Tampaklah olehnya sebuah tumpukan tanah yang
itu, ia terpaksa mengiyakan pesan tersebut. ditandai dengan sebuah nisan di atasnya. Raja itu
Tidak lama setelah raja pergi, Naifeto mela- pun percaya jika nisan itu adalah makam putranya.
hirkan seorang anak laki-laki yang tampan dan Demikian rahasia itu terus tersimpan hingga Onu
sehat. Bayi itu dinamainya Onu Muti. Betapa Muti beranjak remaja.
senang hatinya memiliki anak itu. Ia ingin sekali Suatu hari, Onu Muti bersama temannya,
merawat dan membesarkannya. Tetapi, di sisi lain One Mea, sedang bermain gasing di dekat istana.
ia harus melaksanakan pesan suaminya. Dalam Tanpa disengaja, gasing Onu Muti terlempar
keadaan bimbang, ia pun berdoa meminta petun- jauh dan mengenai kepala seorang nenek yang
juk kepada Tuhan. sedang menjemur kacang hijau. Nenek itu pun
”Ya Tuhan, berikanlah hamba petunjuk-Mu menjadi marah.
atas permasalahan ini,” pinta Naifeto. ”Dasar kau anak terbuang!” hardik nenek itu
Naifeto kemudian termenung sejenak. Set- seraya pergi.
elah berpikir keras, akhirnya ia menemukan jalan Nenek itu ternyata pergi ke istana untuk men-
keluar. gadu kepada sang raja. Setiba di istana, ia pun
membuka rahasia tentang kebohongan Naifeto
selama ini.

Kunci Jawaban dan Pembahasan Bahasa Indonesia Kelas XII Semester 2 8


”Ampun, Baginda Raja,” hormat nenek itu. mengenai keberadaan makam itu. Berkat doanya
”Ada apa gerangan?” tanya Raja Laku Leik. yang khusyuk, petunjuk itu pun datang melalui
”Sebenarnya, Baginda telah dibohongi oleh mimpi pada malam harinya. Pada keesokan
Permaisuri,” lapor nenek itu. harinya, Feto Ikun mengajak saudara-saudaranya
”Apa maksud, Nenek?” Raja Laku Leik kem- untuk mencari makam Onu Muti di hutan. Setelah
bali bertanya dengan bingung. menemukan makam itu, mereka kemudian berdoa
Nenek itu pun menceritakan keberadaan kepada Tuhan agar mayat Onu Muti dibangkitkan
Onu Muti kepada sang raja. Mendengar cerita kembali.
itu, sang Raja pun menjadi murka. Tetapi, ia tidak Setelah mereka empat kali berdoa, Onu Muti
berani langsung bertindak karena segan terhadap hidup kembali. Semua itu bisa terjadi berkat kuasa
adiknya, Feto Ikun. Ia pun mengadakan sidang Tuhan. Feto Ikun pun merawat pangeran kecil itu
tertutup dengan beberapa pengawal setianya un- dengan sangat hati-hati agar tidak ketahuan sang
tuk membuat siasat. Dalam sidang itu disepakati Raja. Hingga beberapa tahun kemudian, Onu
bahwa mereka merencanakan suatu perburuan Muti pun tumbuh menjadi pemuda yang tampan
dengan mengajak Onu Muti dan One Mea. dan gagah.
Pada hari yang telah ditentukan, Onu Muti Sementara itu, Raja Laku Leik yang kian tua
dan One Mea pun datang ke istana dengan semakin lupa daratan. Kelakuannya semakin men-
membawa peralatan berburu. Kedua anak itu juga jadi-jadi. Kebiasaan berjudi dengan menyabung
masing-masing membawa seekor ayam jantan. ayam tidak pernah berhenti. Ia selalu menantang
Setiba di istana, keduanya pun berbaur dengan lawan-lawannya dengan taruhan yang tinggi.
rombongan sang raja menuju ke hutan. Setiba di Suatu hari, datanglah Onu Muti ke istana
hutan, mereka mulai berburu hingga sore hari. membawa ayam jagonya untuk menantang sang
Hasil yang mereka peroleh lumayan banyak. raja. Ia menyamar sebagai pangeran yang kaya-
Saat hari mulai gelap, sang raja menyuruh raya dari negeri seberang. Raja Laku Leik pun
Onu Muti untuk beristirahat di dalam sebuah pon- menerima tantangan itu.
dok kecil yang telah disiapkan oleh pengawal raja. ”Hai, Pangeran Muda. Berapa banyak harta
Sementara itu, One Mea serta raja dan rombon- yang engkau miliki? Berani-beraninya kau me-
gannya tidur di luar. Ketika semua sudah terlelap, nantangku!” tanya Raja Laku Leik dengan nada
Raja Laku Leik perlahan-lahan merangkak masuk meremehkan.
ke dalam pondok, lalu memenggal kepala Onu ”Ampun, Baginda. Harta yang hamba miliki
Muti. Kepala anak yang tidak berdosa itu pun saat ini sebanyak harta yang akan Baginda per-
terpisah dari tubuhnya. taruhkan,” jawab Onu Muti.
Keesokan harinya, semua orang panik, teru- Betapa terkejutnya Raja Laku Leik mend-
tama One Mea. Ia berteriak histeris begitu melihat engar jawaban anak muda itu. Tidak mau diper-
kepala temannya terpenggal. Setelah mayat Onu malukan di hadapan rakyatnya, ia pun menerima
Muti dimakamkan, rombongan sang raja kembali tantangan itu. Sang raja segera memerintahkan
melanjutkan perburuan. Sementara itu, One Mea prajuritnya untuk menyiapkan ayam jagonya untuk
secara diam-diam mengikat ayam jantan milik diadu dengan ayam jago milik Onu Muti. Selu-
Onu Muti di nisan makam itu lalu cepat-cepat ruh rakyat negeri itu pun berbondong-bondong
pulang untuk melapor kepada ibu angkat Onu memadati halaman istana untuk menyaksikan
Muti, Feto Ikun. pertandingan tersebut.
”Bibi . . . , Bibi . . . Bibi Feto!” teriaknya dengan Setelah semuanya siap, per tandingan
tergopoh-gopoh, ”Onu Muti telah mati!” sabung ayam pun dimulai. Kedua ayam jago
Alangkah terkejutnya Feto Ikun mendengar segera dilepas di tengah arena. Tak berapa lama
berita duka itu. Ia tahu bahwa pastilah Raja Laku kemudian, keduanya saling menyerang. Tetapi,
Leik pelakunya. baru saja pertarungan itu berlangsung, ayam
”Lalu, di mana mayatnya sekarang?” tanya jago milik Raja Laku Leik sudah kalah. Tidak mau
Feto Ikun. dipermalukan, Raja Laku Leik kembali menantang
”Mayatnya sudah dimakamkan di dalam hu- dengan taruhan yang lebih besar lagi. Akan tetapi,
tan,” ungkap One Mea, ”Saya telah mengikatkan selalu saja kalah. Demikian seterusnya, selama
seekor ayam pada nisan makam itu sebelum pu- pertarungan itu, kemenangan selalu ada di pihak
lang ke sini, tetapi saya lupa di mana tepatnya.” Onu Muti.”
Mendengar keterangan itu, Feto Ikun segera Raja yang bengis itu pun bangkrut, hidupnya
berdoa kepada Tuhan untuk memohon petunjuk melarat, dan akhirnya mati. Seluruh wilayah kera-

9 Kunci Jawaban dan Pembahasan Bahasa Indonesia Kelas XII Semester 2


jaan, termasuk istananya, sudah habis dipertar- Muti menjadi raja untuk menggantikan ayahnya
uhkan. Sebaliknya, Onu Muti menjadi kaya raya. yang bengis. Berbeda dengan ayahnya, Onu Muti
Kerajaan itu pun sudah menjadi miliknya. Selu- memimpin negeri itu dengan arif dan bijaksana.
ruh rakyat negeri itu menyambut gembira atas Rakyatnya pun hidup makmur dan sejahtera.
kemenangan itu. Mereka pun menobatkan Onu Dikutip dari: http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore/290-Raja-
Laku-Leik-yang-Bengis, diunduh 29 Januari 2015

Catatan untuk Guru: 2. Alur (Plot)


Guru memberikan kesempatan siswa untuk Peristiwa-peristiwa dalam ”Raja Laku Leik
mencari cerita sejarah di sekitar sekolah atau yang Bengis” diceritakan secara berurutan
lingkungan rumahnya. dari awal (kelahiran Onu Muti) hingga akhir
(kematian Raja Laku Leik). Dengan demikian,
C. Jawaban: alur dalam cerita sejarah tersebut adalah alur
Jawaban diserahkan kepada siswa. maju.
Catatan untuk Guru: 3. Tokoh
Guru memberi kesempatan siswa untuk mencatat Tokoh dalam cerita sejarah ”Raja Laku
atau merekam cerita sejarah yang ada di Leik yang Bengis” adalah Raja Laku Leik,
sekitarnya. Permaisuri Naifeto, Onu Muti, Onu Mea, Feto
Ikun, dan nenek pengadu.
D. Jawaban: 4. Sudut Pandang
Jawaban diserahkan kepada siswa. Sudut pandang dalam cerita sejarah ”Raja
Catatan untuk Guru: Laku Leik yang Bengis”menggunakan sudut
Guru memberi siswa kesempatan untuk berdiskusi pandang orang ketiga serbatahu.
dengan kelompok lain. 5. Latar
Latar dalam cerita ”Raja Laku Leik yang
E. Contoh jawaban:
Bengis” ini terdiri atas latar tempat, waktu,
Unsur instrinsik yang terdapat dalam cerita
dan suasana. Latar tempat dalam cerita
sejarah ”Raja Laku Leik yang Bengis” sebagai ”Raja Laku Leik yang Bengis” ini adalah di
berikut. daerah Belu, Nusa Tenggara Timur; hutan;
1. Tema dan pondok kecil. Latar waktu dalam cerita
Tema cerita sejarah ”Raja Laku Leik yang sejarah ini adalah sore hari dan malam hari.
Bengis” adalah kisah keserakahan dan Latar suasana yang tergambar dalam cerita
kekejaman seorang penguasa. sejarah ini adalah suasana menegangkan
karena Raja Laku Leik selalu mengancam
siapa pun yang melawannya.

A. Jawaban:
Jawaban diserahkan kepada siswa
Catatan untuk Guru:
Guru memberi kesempatan siswa untuk mencari teks cerita sejarah di perpustakaan sekolah atau
internet.
B. Contoh Jawaban:

10 Kunci Jawaban dan Pembahasan Bahasa Indonesia Kelas XII Semester 2


Catatan untuk Guru:
Guru memberi kesempatan siswa untuk menyunting teks cerita sejarah.
C. Jawaban:
Jawaban diserahkan pada siswa.
Catatan untuk Guru:
Guru memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi. Guru juga dapat mengarahkan siswa untuk melihat
Pendalaman Materi.
D. Contoh jawaban:

Setelah rasa letih dan lelah mereka lenyap, rombongan Raja Tilahunga kembali melanjutkan per-
jalanan. Ketika itu, hari sudah menjelang siang. Terik matahari yang semakin panas dan menyengat
membuat kerongkongan semua rombongan kering dan ditambah pula perut yang sudah mulai keron-
congan. Melihat para pengawalnya mulai kehausan dan kelaparan, sang Raja pun memutuskan untuk
berhenti dan beristirahat saat melewati sebuah padang rumput yang luas dan hijau.
Raja Tilahunga berteriak : ”Pengawal, berhenti!”
(Rombongan pun berhenti)
Raja bertitah : ”Sebaiknya kita beristirahat dulu di tempat ini. Silakan
kalian membuka perbekalan kalian!” ”Tapi, ingat!
Setelah makan, rapikan kembali perbekalan kalian
masing-masing.”
Anggota rombongan serempak menjawab : ”Baik, Baginda!”
(Seluruh anggota rombongan segera membuka
perbekalan masing-masing)
(Seluruh anggota rombongan makan dengan la-
hap)
(Sebagian anggota rombongan merapikan bekal)
(Sebagian masih ada yang makan dengan lahap)
Raja Tilahunga memperingatkan mereka : ”Wahai, para Pengawal! Sebaiknya kalian makan
sekenyangnya saja. Jika terlalu kenyang, tentu akan
membuat kalian susah untuk berjalan. Lagi pula, per-
jalanan kita masih cukup panjang. Kalian harus lebih
menghemat makanan agar tidak cepat kehabisan
bekal.”
(Rombongan menghentikan makannya dan merapikan bekal tersisa)
(Salah satu anggota rombongan bernama Denggi tidak mau mendengarkan raja)
(Denggi masih makan dengan lahap)
(Denggi merampas makanan anggota yang lain)
Seorang anggota rombongan yang makanannya dirampas oleh Denggi berseru: ”Hai, Denggi! Jangan
kamu ambil bekalku! Ayo, cepat kembalikan!”
(Denggi menolak untuk mengembalikan makanan)
(Terjadi pertengkaran)
(Raja Tilahunga menasihati Denggi)
(Denggi mengakui perbuatan dan meminta maaf)
Sejak itu, padang rumput yang luas dan hijau itu diberi nama Tuladenggi, yaitu diambil dari kata
tula yang berarti ’rakus’ dan nama si Denggi. Jadi, Tuladenggi berarti ”Denggi yang rakus”.
Dikutip dari: http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore/253-Asal-Usul-Daerah-Tapa-Tuladenggi-dan-Panthungo, diunduh 16 Januari 2015

11 Kunci Jawaban dan Pembahasan Bahasa Indonesia Kelas XII Semester 2


Catatan untuk Guru:
Guru memberi kesempatan siswa untuk mengonversi teks cerita sejarah.
E. Jawaban:
Jawaban diserahkan kepada siswa.
Catatan untuk Guru:
Guru mengalokasikan waktu agar siswa dapat membacakan teks monolog mereka. Guru dapat
menunjuk beberapa siswa untuk membaca. Jika ada kelebihan waktu, Guru dapat meminta semua siswa
membacakan teks monolognya.

A. Contoh jawaban: 5. tamat


1. tenggelam Riwayat gembong narkoba itu tamat di regu
Berita korupsi tenggelam, karena digantikan penembak jitu.
dengan berita kriminal. Catatan untuk Guru:
2. tumbuh Jawaban diserahkan kepada siswa. Kalimat yang
Ekonomi Republik Indonesia akan tumbuh dibuat siswa dapat berbeda-beda. Guru dapat me-
sebesar 5,2 persen sesuai dengan prediksi nilai kalimat siswa dari kesesuaian penggunaan
Bank Dunia. verba asal tersebut.
3. yakin
B. –
Pemerintah yakin jika pembangunan rel
Catatan untuk Guru:
kereta api di luar Pulau Jawa akan mening-
Jawaban diserahkan kepada siswa. Jawaban
katkan taraf hidup rakyat.
siswa dapat berbeda-beda. Guru dapat menilai
4. tinggal
jawaban siswa dari kesesuaian penggunaan
Imigran gelap dari Timur Tengah sementara
verba turunan dan kelengkapan sumber teks
tinggal di Kantor Transmigrasi Kabupaten
yang dikutip.
Cilacap.

A. Pilihan Ganda 4. Jawaban: c


Cerita dalam teks cerita sejarah tersebut meng-
1. Jawaban: b
gunakan sudut pandang orang ketiga. Sudut
Salah satu bagian dalam struktur teks cerita
pandang orang ketiga ini terlihat dari narator
sejarah adalah komplikasi. Komplikasi adalah atau pencerita yang tidak terlibat dalam cerita.
kejadian-kejadian dalam teks cerita sejarah yang Dalam sudut pandang orang ketiga, pengarang
dihubungkan secara sebab-akibat. Peristiwa menyebut tokoh-tokoh dalam cerita dengan
satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya sebutan nama atau kata gantinya, seperti ia, dia,
peristiwa lain. dan mereka.
2. Jawaban: d 5. Jawaban: b
Resolusi adalah suatu keadaan ketika konflik Watak adalah sifat batin manusia yang
terpecahkan dan menemukan penyelesaiannya. memengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku.
Tahapan ini ditandai dengan upaya pengarang Dalam penggalan teks cerita sejarah tersebut,
mengungkapkan solusi dari berbagai konflik watak Saleh digambarkan sebagai orang yang
dialami tokoh. rajin dan mudah bergaul dengan rakyat.
3. Jawaban: c 6. Jawaban: a
Penggalan teks tersebut menceritakan sosok Latar adalah keterangan tempat dan waktu
Pangeran Samudra. Penokohan adalah pelukisan dalam sebuah cerita sejarah. Penggalan teks
gambaran yang jelas tentang seseorang dalam cerita sejarah tersebut menceritakan pertarungan
sebuah cerita. antara orang berjubah putih dan anak buah kapal

Kunci Jawaban dan Pembahasan Bahasa Indonesia Kelas XII Semester 2 12


di atas kapal asing. Jadi, jawaban tepat terdapat menceritakan kembali cerita sejarah yang
pada pilihan jawaban a. terjadi pada masa lalu. Teks cerita sejarah juga
7. Jawaban: b mengandung amanat yang dapat menjadi rujukan
Situasi pada penggalan teks cerita sejarah di atas pada masa sekarang.
mencekam karena kapal tiba-tiba oleng tanpa 15. Jawaban: e
diketahui sebabnya. Latar adalah keterangan tempat, waktu, dan
8. Jawaban: a suasana dalam teks cerita sejarah dalam teks
Peristiwa-peristiwa dalam cerita di atas diceritakan cerita sejarah. Dalam penggalan teks cerita
dari awal hingga akhir. Jadi, jawaban tepat sejarah tersebut, latar cerita digambarkan Pantai
penggalan teks cerita sejarah tersebut terdapat Moro yang sangat lebar, mengalir Sungai Demak
pada pilihan jawaban a. di tengahnya, dan terdapat perahu, jung, dan
kapal-kapal besar silih berganti mendatangi
9. Jawaban: e
Pantai Moro Demak. Latar suasana dalam
Kesalahan ejaan pada kalimat tersebut adalah
tidak adanya tanda titik setelah kata pipit, tanda penggalan teks cerita di atas adalah suasana
hubung di antara kata burung-burung, dan tanda Pantai Moro yang ramai oleh hilir mudik perahu,
kutip setelah kata menguning. jung, dan kapal-kapal besar. Jadi, pilihan jawaban
e tidak sesuai dengan penggalan teks cerita
10. Jawaban: d sejarah tersebut.
Dalam penggalan teks cerita sejarah tersebut,
watak Putri Pembayun digambarkan sebagai 16. Jawaban: a
seorang yang patuh dan memegang teguh Pokok pikiran adalah inti paragraf. Dalam paragraf
amanat karena menaati perintah ayahnya. tersebut, pokok pikiran menggambarkan Pantai
Moro Demak yang sangat lebar. Jadi, pokok
11. Jawaban: e
pikiran paragraf tersebut terdapat pada pilihan
Aspek-aspek dalam penyuntingan sebagai
jawaban a.
berikut.
1) Ketepatan penulisan huruf, kata, lambang 17. Jawaban: e
bilangan, dan tanda baca. Susunan kalimat tepat sebagai berikut.
2) Ketepatan penggunaan diksi atau pilihan 4) Pada tahun 1547 Fatahillah bersama bala
kata. tentaranya memperkuat pasukan Demak.
3) Keefektifan kalimat. 5) Mereka merupakan kekuatan gabungan
4) Ketepatan struktur kalimat. dalam memerangi pasukan Pasuruan.
5) Keterpaduan paragraf. 3) Pihak musuh berhasil dipukul mundur.
Jadi, pilihan jawaban e bukan aspek dalam 2) Sultan Trenggono senang sekali mendapat
penyuntingan. kemenangan.
12. Jawaban: c 1) Hari itu juga kemenangan tersebut dirayakan
Aspek yang membedakan konversi teks cerita dengan pesta.
sejarah ke puisi dengan konversi teks cerita sejarah 18. Jawaban: b
ke teks drama adalah teks puisi mengandung Paragraf tersebut merupakan pengenalan tokoh
metafora. Metafora adalah pemakaian kata atau Pangeran Diponegoro. Dalam struktur teks cerita
kelompok kata bukan dengan arti yang sebenar- sejarah, bagian yang menggambarkan tokoh atau
nya, melainkan sebagai lukisan berdasarkan
tempat terjadinya peristiwa disebut orientasi.
persamaan atau perbandingan.
19. Jawaban: a
13. Jawaban: e
Verba transitif adalah verba yang memerlukan
Dalam teks cerita sejarah, ada beberapa unsur
nomina atau frasa nominal sebagai objek dalam
nyata, misalnya, tokoh, nama tempat, dan
kalimat aktif dan dapat berfungsi sebagai objek
peristiwa. Namun, dalam teks cerita sejarah
terdapat pula cerita rekaan, misalnya mitos dalam kalimat pasif.
asal-usul raja, mitos pembukaan negeri, mitos 20. Jawaban: b
kedatangan sebuah agama, dan mitos alegori. Verba berpreposisi adalah verba yang selalu
Jadi, pilihan jawaban e tidak mengandung cerita diikuti oleh preposisi tertentu. Frasa berdiskusi
rekaan. tentang pada pilihan jawaban b merupakan
14. Jawaban: c verba berpreposisi karena kata diskusi mendapat
Teks cerita sejarah termasuk karangan yang preposisi ber- dan memiliki nomina di belakang
berbentuk narasi ekspositorik karena bermaksud kata tentang.

13 Kunci Jawaban dan Pembahasan Bahasa Indonesia Kelas XII Semester 2


B. Uraian Ia ingin berkuasa sepanjang masa. Untuk itu, ia
senantiasa menjaga kesehatan badannya dengan
1. Jawaban:
cara berolahraga, berburu, dan meramu jamu
Teks cerita sejarah mempunyai struktur yang
agar panjang umur.
membedakannya dengan jenis karangan lain.
Struktur teks cerita sejarah terbagi menjadi enam, 5. Contoh jawaban:
yaitu abstrak, orientasi, komplikasi, klimaks, a. Verba turunan yang dibentuk melalui trans-
resolusi, dan koda atau amanat. posisi:
2. Jawaban: Dasar Verba Turunan
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar cangkul cangkul
teks cerita sejarah. Akan tetapi, unsur ekstrinsik
tersebut tidak secara langsung memengaruhi Contoh kalimat:
bangunan atau sistem organisme dalam teks Cangkul tanah itu agar dapat ditanami!
cerita sejarah. b. Verba turunan yang dibentuk melalui afik-
sasi:
3. Jawaban: Dasar Verba Turunan
Penyuntingan naskah dapat dilakukan dengan
temu bertemu
beberapa langkah berikut.
a. Penyunting harus membaca cermat kalimat Contoh kalimat:
demi kalimat dalam naskah untuk menemu- Mereka tidak sengaja bertemu di jalan.
kan kesalahan-kesalahan. c. Verba turunan yang dibentuk melalui redup-
b. Penyunting membenarkan kesalahan-kes- likasi:
alahan yang terdapat dalam naskah.
Dasar Verba Turunan
c. Penyunting memeriksa keterpaduan antar-
tembak tembak-menembak
paragraf.
d. Penyunting memeriksa kebenaran data dan Contoh kalimat:
teori jika ada. Polisi dan pemberontak tembak-menembak
di perbatasan.
4. Jawaban:
d. Verba turunan yang dibentuk melalui pema-
Di sebuah bukit bernama Napo, darah Tammajarra,
jemukan:
Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar,
Sulawesi Barat berdiri sebuah kerajaan bernama Dasar Verba Turunan
Kerajaan Balanipa. Kerajaan Balanipa dipimpin campur, tangan campur tangan
oleh Raja Balanipa. Sudah tiga puluh tahun raja Contoh kalimat:
berkuasa, tetapi ia tidak mau turun dari tahtanya. Pemerintah campur tangan dalam kejadian
itu.

Kunci Jawaban dan Pembahasan Bahasa Indonesia Kelas XII Semester 2 14

Anda mungkin juga menyukai