LINEAR SEMESTER 1
1
DAFTAR ISI
Cover..................................................................................................................... i
Tim Penyusun........................................................................................................ 1
Daftar Isi................................................................................................................ 3
Pendahuluan.......................................................................................................... 4
Bab I ...................................................................................................................... 5
Matriks
Bab II..................................................................................................................... 15
Vektor
Bab III.................................................................................................................... 29
2
Determinan Matriks
Bab IV................................................................................................................... 40
Invers Matriks
Bab V..................................................................................................................... 51
Rank Matriks
Bab VI.................................................................................................................... 60
Sistem Persamaan Linear
Bab VII.................................................................................................................. 76
Matriks Kebalikan Umum
Bab VIII................................................................................................................. 104
Matriks Kebalikan Bersyarat
Bab IX................................................................................................................... 114
Akar Ciri dan Vektor Ciri
PENDAHULUAN
A. Maksud
Penyusunan rangkuman materi mata kuliah Aljabar Linear yang telah disusun
ini di maksudkan sebagai tugas akhir semester ganjil bagi para mahasiswa STIS
tingkat I, untuk melengkapi segala aturan yang ada dalam kegiatan belajar-mengajar
di dalam kelas. Selain itu juga tugas yang telah disusun oleh mahasiswa/ mahasiswi
STIS kelas IC ini di maksudkan sebagai Nilai Terstruktur bagi mata kulaih Aljabar
Linear.
3
Dengan maksud tersebut, maka kami- mahasiswa/mahasiswi STIS Kelas IC-
menyusun Rangkuman Materi Aljabar Linear selama 1 semester ini dengan segenap
hati.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan Materi Aljabar Linear ini adalah sebagai
berikut:
1. Agar mahasiswa/ mahasisiwi dapat lebih memahami materi Aljabar Linear dari
awal semester hingga akhir semester.
2. Agar tersedia beberapa referensi catatan rangkuman mata kuliah Aljabar
Linear yang dapat di manfaatkan oleh mahasiswa lainnya.
3. Sebagai nilai terstruktur dari mata kuliah Aljabar Linear
Demikian tujuan dari penyusunan Rangkuman Materi Aljabar Linear selama
satu semester ini.
BAB I
MATRIKS
A Definisi
Kajian mengenai matriks, penyelesaian, serta penerapannya, merupakan salah
satu topik yang akan sering didiskusikan dalam persoalan aljabar linier. Matriks biasa
digunakan dalam penyelesaian suatu sistem persamaan linier dan berbagai masalah
mengenai vektor. Tak hanya itu, matriks juga dapat dijumpai melalui berbagai konteks
dalam kehidupan sehari-hari.
4
Salah satu fungsi suatu matriks adalah sebagai penyederhanaan suatu bentuk
informasi terutama mengenai data secara kuantitatif, tapi bisa juga terkombinasikan
dengan data kualitatif, misalnya daftar klasemen pertandingan, daftar harga barang,
daftar nilai murid sejumlah kelas, dll.
Definisi MATRIKS :bangun matematika yang berisi bilangan, fungsi, atau unsur-
unsur lain yang tersusun atas baris-baris dan kolom-kolom
sehingga membentuk suatu segi empat. Unsur-unsur di
dalam matriks disebut anggota matriks.
B Operasi Matriks
1. Kesamaan Matriks
5
Dua buah matriks A dan B dikatakan sama jika dan hanya jika Aij= Bij untuk
setiap i dan j.
b11 b12
A=B=
b13 b 22
Jawab:
1 x 2y 1 6
A=B → =
2x y 4 8 4
x- 2y= -6 .........(i)
2x+ y = 8..........(ii)
Kemudian buat eliminasi:
(i) x – 2y= -6 x2 2x – 4y = -12
(ii) 2x + y =8 x1 2x + y =8
-5y = -20
Y=4
Subtitusi y = 4 , ke persamaan (i):
x – 2y = -6
x – 2.4= -6
x – 8 = -6 + 8
x=2
jadi,dari kedua persamaan dapat di peroleh: x = 2 , dan y = 4
6
4. Jika A = B dan B = C maka A = C (sifat Transitive)
2. Penjumlahan Matriks
saja yang di Untuk di ketahui, hanya elemen –elemen yang korespondensi jumlahkan.
Sifat – sifat pada operasi ini,antara lain:
1. Komutatif ( A + B ) =( B + A )
2. Assosiatif ( A + B ) + C = A + ( B + C )
3. Berlaku hukum penghapusan A + B = A + C → A = B, dimana A = B
dinamakan hukum penghapusan untuk penjumlahan.
3. Pengurangan Matriks
4. Perkalian Matriks
7
kolom matriks yang dikalikan sama dengan jumlah baris matriks pengali dan di sebut
compormable.
A(mxn) x B(nxp)= C(mxp)
AB disebut compormable, dan BA tidak compormable.
Adapun banyak kolom matriks A = banyak kolom matriks B.
Baris C = baris matriks A, kolom matriks B = kolom matriks C.
Atau secara umum dapat dituliskan : Cij =
Sifat – sifatnya, antara lain:
1. Tidak komutatif : AB ≠ BA
2. A x B = 0, tidak harus A atau B sama dengan nol matriks.
3. Tidak berlaku hukum penghapusan : AB = BC ,dimana tidak harus B = C
4. Assosiatif, artinya (AB )C = A(BC)
5. Distributif ,artinya A(B + C ) = AB + BC
Skalar matriks adalah matriks yang elemen –elemennya merupakan hasil kali antara
skalar dengan elemen- elemen matriks semula.
Adapun sifat-sifatnya yaitu:
1. I.A = A
2. (α + β)A = αA + βA
3. ( A + β)A = αA + βA
4. α (βA)= (αβ)A
Transformasi atau operasi elementer merupakan suatu operasi yang dilakukan pada
suatu matriks dasar dengan sedemikian rupa yang dilakukan dengan tujuan agar
matriks tersebut dapat digunakan untuk fungsi tertentu atau untuk mengubah jenis
suatu matriks dasarkedalam jenis matriks yang lain. Operasi ini merupakan salah satu
operasi matriks dasar yang akan banyak digunakan dalam berbagai penggunaan
matriks seperti mengubah suatu matriks dasar menjadi matriks identitas,matriks
8
hermit, dan biasanya diterapkan pada metode eliminasi yang akan diijelaskan pada
bab-bab berikutnya.
Operasi elemen dapat dilakukan dengan cara – cara berikut:
1. Menukarkan suatu baris dengan baris yang lain pada suatu matriks atau suatu
kolom dengan kolom yang lain pada suatu matriks, baik yang letaknya
berdekatan atau tidak.
Contohnya :
1 2 1 4
5 7 5 1 b1b 4
2 Pertukaran baris
3 3 3
0 0 1 0
6 3 2 4 1
7 1 1 1 0 k 3 k 5
2 Pertukaran kolom
1 0 3 4
5 6 8 1 0
2. Mengalikan semua elemen dari suatu kolom atau suatu baris sebuah matriks
dengan sebuah konstanta bukan nol.
Contohnya :
3. Menambahkan hasil kali semua elemen dalam suatu baris ke baris lainnya atau
hasil kali semua elemen dalam suatu kolom ke kolom lainnya.
Contohnya :
Keterangan :
© Baris ketiga ditambah dengan perkalian antara baris satu dengan bilangan (-
2)
© kolom pertama ditambah dengan perkalian antara kolom ketiga dengan
bilangan (-5)
Tidak semua cara diatas dapat selalu digunakan. Hal itu bergantung pada
syarat-syarat suatu metode serta kebutuhannya.
9
2 3 4
2 1
A= ; B= 7 1 2
3 4 3 1 5
3. Matriks diagonal, yaitu matriks bujur sangkar yang semua elemen di luar
diagonal utamanya adalah nol.
Contoh :
1 0 0
2 0
A = ; B= 0 5 0
0 3 0 0 3
D Latihan soal
1 Tunjukkan bahwa A adalah matriks idempotent!
1 3 5
A = 1 3 5
1 3 5
10
4. Diketahui matriks
1 3 2 2 1 3
A= 2 0 7 dan B = 4 1 0
2 3 1 1 3 2
Carilah:
a. 3A-B
b. (3A-B)(2B-A)
Jawaban
1 Syarat untuk matriks idempotent adalah
A2=AA=A
1 3 5 1 3 5
1 3 5 1 3 5 =
1 3 5 1 3 5
1 3 5
= 1 3 5 terbukti
1 3 5
2. Jika
x y x y 1 5 2 y
3 = +
z u 5 z 1 z 4
Maka
3x x 5
2x 5
(i)
5
x
2
3y y 1 2 y
3y 2 y 3 (ii)
y3
3z 5 z
2z 5
(iii)
5
z
2
11
3u z 1 4
5
3u 5
2
15
3u
5
5
u
2
5 5 5
Jadi x = , y = 3, z = dan u =
2 2 2
2 misalkan matriks P adalah
p1 p2 1 3 p1 p2 5 13
, maka =
p3 p 4 1 2 p3 p 4 4 10
p1 3 p3 p2 p4 5 13
=
p1 2 p3 p 2 3 p 4 4 10
p3 =1
Maka p1 2
Untuk mencari p12 dan p22:
p 2 3 p 4 13
p 2 2 p 4 10
p4 = 3
Maka p 2 4
2 4
Jadi matiks P adalah :
1 3
12
2 1 3 1 3 2 5 5 8
24 1 0 - 2 0 7 =6 2 7
1 2 1 4 3
3 2 3 3
BAB II
VEKTOR
13
A. Pengertian Vektor
Secara geometris vector disajikan sebagai ruas garis berarah atau panah
dalam ruang berdimensi-2 dan ruang berdimensi-3. Arah panah menentukan arah
vector, dan panjang panah menentukan besarnya. Ekor dari panah tersebut disebut
titik pangkal vector, dan ujung panah disebut titik ujung vector.
Untuk menyatakan vector secara geometris sebagai sepotong garis berarah,
digunakan suatu sistem koordinat sebagai penunjuk untuk arahnya dan sebagai
skala untuk besarnya.
Simbol untuk menyatakan sebuah vector biasanya cetakan tebal, garis di atas
maupun garis dibawah.
B
A Gambar 1
Dari Gambar 1 titik pangkal v adalah A dan titk ujungnya adalah B maka
dapat dituliskan :
uuur
v = AB
B. Operasi Vektor
1. Penjumlahan dan pengurangan
a) Jika v dan w adalah dua vektor sembarangan, maka jumlah v + w adalah
v + w w
v Gambar 2
Resultan v + w diperoleh dengan hukum jajar genjang, yaitu v dan w adalah
14
b) Jika v adalah sembarang vektor tak nol, maka - v (negatif dari v ),
-v Gambar 3
Sifat vektor ini : v + (- v ) = 0
v - w = v + (- w )
v v- w
v- w v
-w w w
Gambar 4
15
Definisi : Jika v adalah suatu vektor tak nol dan k adalah suatu bilangan real tak
nol (skalar), maka hasil kali k v didefinisikan sebagai vektor yang panjangnya k
kali panjang v , arahnya sama dengan v jika k > 0 dan berlawanan arah dengan v
v -v 2v
a) Cross Product
Jika diketahui vektor u = (u1, u2, u3) dan vektor v = (v1, v2, v3), maka cross
u x v = (u2 v3 - u3 v2 , u3 v1 - u1 v3 , u1 v2 - u2 v1)
�u1 u2 u3 �
� �
�v1 v2 v3 �
�u2 u3 u1 u3 u1 u2 �
u x v = �v ; ; �
�2 v3 v1 v3 v1 v2 �
16
b) Dot Product
Jika diketahui vektor u = (u1, u2, u3) dan vektor v = (v1, v2, v3), vektor u
diubah menjadi matrik 1 x 3 (u1, u2, u3), dan vektor v diubah menjadi matriks
�v1 �
� �
3 x 1. �v2 �
�v �
�3 �
Maka :
�v1 �
� �
u . v = (u1 u2 u3) �v2 �
�v �
�3 �
u u12 u2 2
u u12 u2 2 u32
17
Contoh Soal dan Penyelesaian :
Carilah :
a. u + w d. p + r
b. v + w e. p + q
c. u + v + w f. p + q + r
Penyelesaian:
a. a. b c. (2 a + b ) . ( a - 2 b )
b. 3 a . 2 b d. ( a + b ) . ( a - b )
Penyelesaian:
18
�4 �
� �
a. a . b = ( 1 3 2 ) �2 �= 4 – 6 – 8 = -10
�4 �
� �
�4 �
� �
b. 3 a . 2 b = 3 ( 1 3 2 ) .2 �2 �= 24 – 36 – 48 = -60
�4 �
� �
c. (2 a + b ) . ( a - 2 b )
2 a = 2 ( 1 3 2 ) = ( 2 6 4 )
2 b = 2 ( 4 2 4 ) = ( 8 4 8 )
(2 a + b ) = ( 6 4 0 )
( a - 2 b ) = ( 7 7 10 )
�7 �
� �
(2 a + b ) . ( a - 2 b ) = ( 6 4 0 ) �7 �= -42 + 28 = -14
�10 �
� �
d. ( a + b ) . ( a - b )
a + b = ( 5 1 2)
a - b = ( 3 5 6 )
�3 �
� �
( a + b ) . ( a - b ) = ( 5 1 2 ) �5 �= -22
�6 �
� �
19
3. Dik : a = 2i + 5j + k dan b = i – 2j – k
Tentukan :
a. a . b c. a . a
b. b . a d. b . b
Penyelesaian:
a = ( 2 5 1) b = ( 1 2 1)
�1 �
� �
a. a . b = ( 2 5 1) �2 �= 2 – 10 – 1 = -9
�1 �
� �
2
��
��
b. b . a = ( 1 2 1) ��
5 = 2 – 10 – 1 = -9
��
1
��
2
��
��
c. a . a = ( 2 5 1) ��
5 = 4 + 25 + 1 = 30
��
1
��
�1 �
� �
d. b . b = ( 1 2 1) �2 �= 1 + 4 + 1 = 6
�1 �
� �
4. Diketahui : p = ( 2 3 5 ) ; q = ( 1 4 6 ) ; r = ( 3 5 6 )
Carilah :
a. p x q c. ( p x q ) x r
b. q x r d. p x ( q x r )
20
Penyelesaian:
�3 5 2 5 2 3 �
a. p x q =� ; ; �= ( 2 7 5 )
�4 6 1 6 1 4 �
�4 6 1 6 1 4 �
b. q x r = � ; ; �= ( 6 12 7 )
�6 6 3 6 3 5 �
�7 5 2 5 2 7 �
c. ( p x q ) x r = � ; ; �= ( 67 27 11)
� 5 6 3 6 3 5 �
�3 5 2 5 2 3 �
d. p x ( q x r ) = � ; ; �= ( 81 16 42 )
�12 7 6 7 6 12 �
Carilah nilai x, y, z!
Penyelesaian:
u= v
�x y � � 8 �
� �� �
� 6 �= � y �
�2 z 1� �x z �
� �� �
Maka :
y=6
x+y=8
x=8–y
x=8–6
x=2
21
2z + 1 = x + z
2z + 1 = 2 + z
z=2–1
z=1
�x � ��
2
� � ��
jadi, �y �= ��
6
�z � ��
1
� � ��
6. Anggap u = ( 2 2 3) , v = ( 1 3 4 ) , w = ( 3 6 4 ) , hitunglah:
a. uv
b. u v
c. 3u 5v w
Penyelesaian:
a. u v ( 2 1 2 (3) 3 4 ) ( 3 5 7 )
uv = 32 (5)2 72 9 25 49 83
b. u = 22 (2) 2 32 4 4 9 17
v 12 (3) 2 42 1 9 16 26
u v 17 26
c.
22
3u 3 ( 2 2 3) ( 6 6 9 )
5v 5 ( 1 3 4 ) ( 5 15 20 )
3u 5v w ( 6 5 3 6 15 6 9 20 4 ) ( 4 15 15 )
3u 5v w 42 152 (15) 2 16 225 225 466
a. P1 ( 3 4 ) , P2 ( 5 7 )
b. P1 ( 3 3 3) , P2 ( 6 0 3 )
Penyelesaian:
( 5 3) ( 7 4)
2 2
a. P1 , P2
= 4 9 13
( 6 3) ( 0 3) ( 3 3)
2 2 2
b. P1 , P2
= 99 3 2
Kita dapat menunjukkan bahwa definisi ini sesuai dengan masalah jarak yang
biasa pada bidang Eucllidean R3.
23
Sudut antara dua vektor-vektor bukan nol u, v, pada Rn didefinisikan sebagai
Perhatikan bahwa jika u.v =0, maka = 90 ( atau = ). Maka ini bersesuaian
Maka
24
Jadi besar sudut yang dibentuk oleh kedua vektor tersebut adalah (arc cos
Penyelesaian:
Garis g: = B – A = ( 2, -3, 1)
= =
Garis h; = D –C = (1, 2, 3)
| |=
Cos =
Jadi = 120
E. Vektor Proyeksi
Pengertian:
b
c
Proyeksi vektor a pada vektor b adalah vektor c, sehingga vektor c disebut vektor
proyeksi dari vektor a pada vektor b. Di mana vektor c tersebut diperoleh dengan
menarik garis dari ujung-ujung vektor a tegak lurus ke vektor b.
25
Rumus:
a.b
Vektor proyeksi/ Proyeksi vektor: c b 2 .b
a.b
Panjang proyeksi/ Proyeksi scalar: c b
G F
D E
C B
26
O A
Penyelesaian:
= + + = (1,1,1)
= + = (0,1,1)
Maka
27
BAB III
DETERMINAN
A. Pengertian Determinan
B. Sifat-sifat Determinan
ae b f a b e f
1 atau
c d c d c d
28
7. Suatu matriks A nxn memiliki sebuah baris atau kolom dimana pada nilai-
nilai pada sebuah baris atau kolom tsb bias dibagi oleh suatu konstanta maka
determinan matriks tersebut akan sama dengan konstanta itu dikalikan det(A).
ka kb a b
k
c d c d
8. Bila ada suatu matriks A adalah matriks segitiga atas atau matriks segitiga
bawah, maka determinan matriks tersebut akan sama dengan hasil kali
anggota-anggota pada diagonal utamanya.
Metode Eliminasi
Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai ketiga penggunaan metode ini
1. Metode Sorus
a11
� a12 a13 �a11 a12
�
a21 a22 a23 �
� �a21 a22
�
a31
� a32 a33 �
�a31 a32
- - -
Jika kita mengamatinya lebih lanjut a11 , a21 , dan a31 merupakan elemen dalam satu
kolom dan ( a22 a33 a23a32 ) , ( a12 a33 a13a32 ) , dan ( a12 a23 a13 a22 ) merupakan
submatriks A. a11 , a21 , dan a31 merupakan kofaktor dari matriks A sedangkan elemen
30
matriks yang tidak sebaris dan tidak sekolom dengan kofaktornya disebut mnor dari
kofaktor tersebut. Singkatnya metode minor kofaktor dapat dituliskan sebagai berikut
n
�( 1)
i j
det(A) = aij M ij
i 1
atau
n
det(A) = �( 1)
i j
aij M ij
j 1
3. Metode Eliminasi
Contoh Soal:
Carilah determinan dari matriks di bawah ini!
4 3 2
1
1. A = 2 1
1 2 2
31
Cara sorus
4 3 2 4 3
A = 2 1 1 2 1
1 2 2 1 2
0 1
A = 3 1
= -3
1 2 3
5
2. B = 2 0
3 2 7
Cara sorus
1 2 3 1 2
5 2 0
B = 2 0
3 2 7 3 2
= 30 + 12 – 10 – 28 = 4
0 2 3
2 3
3. A= 4
2 5 1
Metode Sorus ;
|A| = (0.-2.1)+(-2.3.2)+(3.4.5)-(3.-2.2)-(3.5.0)-(-2.4.1)
= 0 – 12 + 60 + 12 – 0 + 8
= 68
Metode Kofaktor Minor ;
2 3 4 3 4 2
|A|= 0 ( 2) 3
5 1 2 1 2 5
= 0 + (2)(4-6) + (3)(20+4)
= 0 – 4 + 72
32
= 68
Metode Eliminasi
0 2 3 4 0 0
4 2 3 b1.b2(1) 4 2 3 42
b 2.b 3( 3)
0 0
17 0
3 5 1
3 5 1 3 5 1
|A|= -4 x -17 x 1 (sesuai dengan sifat 3.2.8)
|A|= 68
2 2 1
1
3. A = 2 5
1 1 2
a) Cara Sorus
2 2 1
2 5 1 (2.5.2) + ((-2).(-1).1) + (1.(-2).(-1) – (2.(-2).(-2)) – (1.5.1)- ((-1).(-
1 1 2
1).2)
= 20 + 2 + 2 – 8 – 5 - 2
=9
2 2 1
Jadi 2 5 1 9
1 1 2
33
2 2 1
5 1 2 1 2 5
2 5 1 2 2 1
1 2 1 2 1 1
1 1 2
c) Cara Eliminasi
2 2 1 k1.k3(2) 0 0 1
2 5 1 k2.k3(2) 0 3 1
1 1 2 3 3 2
0 0 1
0 3
0 3 1 =1 = 1((0.3) – ((-3).3)) = 9
3 3
3 3 2
2 2 1
Jadi 2 5 1 9
1 1 2
1 1 1 1
2 3 1 4
5. B
5 1 3 1
1 1 1 1
a) Cara Sorus
Matriks yang berukuran 4 x 4 tidak bisa langsung mencari determinan dengan cara
sorus harus menggunakan eliminasi terlebih dahulu baru kemudian menggunakan cara
minor kofaktor.
34
b) Cara Minor Kofaktor
1 1 1 1
3 1 4 2 1 4 2 3 4 2 3 1
2 3 1 4
1 1 3 1 15 3 1 15 1 1 15 1 3
5 1 3 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1
3 1 4
1 1 3 1 = (3.3.(-1) + (1.(-1).(-1) + ((-4).(-1).1) – ((-1).(-1).1) – ((-1).3.(-4)) (1.
1 1 1
(-1).3)
= -9 + 1 + 4 – 1 – 12 + 3
= -14
2 1 4
-1 5 3 1 = -((2.3.(-1) + (1.(-1).1 + ((-4).5.1) – ((-1).5.1) – (1.3.(-4)) – (1.(-
1 1 1
1).2))
= -(-6 – 1 – 20 + 5 + 12 + 2)
=8
2 3 4
15 1 1 = (2.(-1).(-1)) + (3.(-1).1) + ((-4).5(-1)) – ((-1).5.3) – (1.(-1).(-4)-((-
1 1 1
1).(-1).2)
= 2 – 3 + 20 + 15 - 4 – 2
= 28
2 3 1
15 1 3 = -((2.(-1).1) + (3.3.1) + (1.5.(-1)) – (1.5.3) – (1.(-1).1) – ((-1).3.2))
1 1 1
35
1 1 1 1
2 3 1 4
Jadi 14 8 28 6 28
5 1 3 1
1 1 1 1
c) Cara Eliminasi
1 1 1 1 1 0 0 0
k 2.k1( 1)
2 3 1 4 kk34..kk19191010 2
1 1 6
5 1 3 1 5 6 2 6
1 1 1 1 1 2 0 2
1 0 0 0
1 1 6
2 1 1 6
1 6 2 6
5 6 2 6
2 0 2
1 2 0 2
1 1 1 1
2 3 1 4
Jadi 28
5 1 3 1
1 1 1 1
2 8 4�
�
�
2 5 1�
6. A � �
�
4
� 10 1�
�
Metode Sorus
36
2 8 4 �2 8
�
A�
2 5 1�
� �2 5
4 10 1�
�
� �410
1 4 ) (4 �2 �10) ( ( 4 �5 �4 ) ( 2 ��
A ( 2 �5 �1) ( 8 �� 1 10 ) ( 8 �2 �1) )
10 32 80 (80 20 16)
102 84
18
2 8 4�
�
�
2 5 1�
A� �
�
4
� 10 1�
�
Kolom satu menjadi kofaktor
5 1 8 4 8 4
A ( 1) ( 1) 2 ( 1) 4
11 2 1 31
2
10 1 10 1 5 1
2(5 10) 2(8 40) 4 ( 8 20 )
30 96 48
18
Metode Eliminasi
2 8 4�
�
A�
2 5 1�
� �
4 10 1�
�
� �
2 8 4�
� 2 8
� 4�
� � b 21( 1)
2 5 1 ����� �
0 3 3 �
� b 31( 2 ) � �
�
4
� 10 1�
� �
0
� 6 9 �
�
sehingga
3 3
A ( 1) 2 �( 27 18 ) 18
11
2
6 9
37
BAB IV
INVERS MATRIKS
38
C. Cara Mencari Invers Matriks
Metode Eliminasi
Metode ini dilakukan dengan cara mengolah matriks yang akan dicari
inversnya (kebalikannya) dan matriks identitas secara bersama-sama atau dengan kata
lain menggandeng matrik yang dicari inversnya dengan matriks identitas. Sehingga
matriks yang akan dicari identitasnya menjadi matriks identitas. Kemudian hasil
pengolahan matriks identitas merupakan inversnya (matrik kebalikannya).
AI I A 1
E1, E2, E3….Ep
Keterangan :
E = operasi baris atau kolom elementer. Apabila menggunakan operasi baris,
operasi baris semua, dan kolom, maka operasi kolom semua. Jangan dicampur antara
operasi kolom dan baris.
Contoh :
1 2 3
Jika diketahui A 2 1 4 , carilah Invers dari A dengan metode eliminasi!
3 4 5
Jawaban :
1 2 31 0 0 1 2 3 1 0 0
b 21( 2 )
2 1 40 1 0 b 31( 3) 0 3 2 2 1 0 b
23( 1)
3
4 50 0 1
0
2 4 3 0 1
1 2 3 1 0 0
0 1 2 1 1 1
0 2 4 3 0 1
39
1 0 7 3 2 1 0 7 3 2 1
b 2 ( 1)
0 1
b12 ( 2 )
b 32 ( 2 ) 0 1 2 1 1 1 1
1 2 1 1
0
b 3( )
0
3 5 1 3
8
0 8 5 2 0 1
8 4 8
11 1 37
1 0 0 8 4 8
b13( 7 ) 0 1 0 1
1 7
b 23( 2 )
4 2 4
0 0 1 5 1 3
8 4 8
A 1
11 1 37
8 4 8 11 2 37
Jadi, invers matrik A adalah
1
1 7 2 4 7 .
1
4
2 4 8
5 1 3 5 2 3
8 4 8
Metode Adjoint
Jika A merupakan matriks bujur sangkar berordo n, maka setiap elemen dari matriks A
( misal a ij ) akan mempunyai kofaktor ( K ij ). Apabila semua kofaktor dihitung untuk
setiap elemen dari A, kemudian di bentuk suatu matriks K yang elemennya merupakan
kofaktor dari semua elemen matriks A, maka:
40
K 11 K 12 ..... K 1n
K K 22 ..... K 2 n
K=
21
.. .. .. ..
K n1 K n2 .. K nn
Matriks K inilah yang di sebut matriks kofaktor. Sedangkan adjoint dari matriks A
adalah transpose dari matriks kofaktor.
Contoh :
1 2 3
Jika diketahui A 2 1 4 , carilah Invers dari A dengan metode eliminasi!
3 4 5
Penyelesaian:
Metode adjoint
1 2 31 2
A 2 1 42 1 (5 24 24) (20 16 9) 53 45 8
3 4 53 4
1 4 2 4 2 1
4 5 3 5 3 4
11 2 5
2 3 1 3 1 2
A* 2 4 2
4 5 3 5 3 4
5 2 3
2 3 1 3 1 2
1
4 2 4 2 1
11 2 5
Adjoint A= ( A )
* T
2 4 2
5 2 3
1
A 1 .adjo int A
A
41
11 2 5
11 2 5 8 8 8
1 2 4 2
= 2 4 2
8 8 8 8
5 2 3 5 2 3
8 8 8
Metode Dolittle:
Contoh :
1 2 3
Jika diketahui A 2 1 4 , carilah Invers dari A dengan metode eliminasi!
3 4 5
Penyelesaian:
1 2 3
A= 2 1 4
3 4 5
A|I
1
b2 ( )
1 2 31 0 0 b2 2b1
1 2 3 1 00 2
1 2 3 1 0 0 3
3
b3 b2 b3 ( )
b3 3b1
2 1 4R0 1 0 0 3 2 2 1 0 0 3 2 2 1 0 T
3 8
1 2
3
5 1
8 0 0 11 8 1 4 5 8
A 1 t t .T 0 1 1 2 1 0 1 1 1
3 4 4 2 4
0 0 3 3 5 2 5 1 3
3 8
1
8 4 8
42
SOAL-SOAL INVERS:
Latihan:
Carilah invers matriks-matriks berikut dengan metode eliminasi!
1 2 0 2
1 1 1
3 5 1 6
A 0 2 3 B
5 2 4 1 2
5 1
2
0 7 11
1. Metode Eliminasi
AI I A 1
1 1 11 0 0 1 1 1 1 0 0
1
= 0 2 30 1 0 b 0
31( 5) 2 3 0 1 0 b
3( )
4
5 5 10 0 1 0 0 4 5 0 1
1 1
0
1 1 11 0 0 1 1 0 4 4
0 15 3 b 2( 1 )
0
b13( 1)
0 2 0 4 1
2 30 1 23( 3)
5 1 b 4
2
0 0 1 0 0 1 5
4
0
4 1
0
4 4
1 1 13 1 1
0
1 1 0 4 4 1 0 0 8 2 8
0 1 0 15 1 3
0 1 0
12 ( 1)
b
15 1 3
8 2 8 8 2 8
0 0 1 5 1 0 0 1 5 1
0 0
4 4 4 4
43
13 1 1
8 2 8
15 1 3
Jadi A-1 adalah .
8 2 8
5 1
0
4 4
.BI I B 1
E1, E2, E3….Ep
1 2 0 2 1 0 0 0
b 21( 3)
3 5 1 6 0 1 0 0 b 31( 2 )
= 2 0 b 41( 2 )
2
1 1 2 0 0 1
0 7 11 0 0 0 1
1 2 0 2 1 0 0 0
0 1 1 0 3 1 0 0 b12 ( 2 )
0 b 42 ( 4 )
0 1 2 2 0 1 0
0 4 7 7 2 0 0 1
1 0 2 2 5 2 0 0
b13( 2 )
0 1 1 0 3 1 0 0 b 23(1)
0 0
0
0 1 2 2 0 1
b 43( 3)
0 3 7 10 4 0 1
1 0 0 2 9 2 2 0 1 0 0 0 1 6 8 2
b14 ( 2 )
0 1 0 2 5 1 1 0 b 24 ( 2 ) 0 1 0 0 3 7 7 2
0 0 0 2
0
0 1 2 2 0 1
b 34 ( 2 )
0 1 0 6 8 7
0 0 1 4 4 3 1 0
0 0 1 4 4 3 1
1 0 0 0 1 6 8 2
b 2 ( 1)
0 1 0 0 3 7 7 2 .
8 2
0
0 1 0 6 7
0 0 0 1 4 4 3 1
44
1 6 8 2
-1 3 7 7 2
Jadi B adalah .
6 8 7 2
4 4 3 1
Latihan:
Carilah invers matriks-matriks berikut dengan metode Adjoint!
1 3 1 1
2 5 5 2 5 2 2
A 1 1 0 , B=
1 3 8 9
2 4 3
1 3 2 2
Penyelesaian:
2 5 5
A 1 1 0 ( 6 0 20) ( 15 0 10) 26 25 1
2 4 3
1 0 1 0 1 1
4 3 2 3 2 4
3 3 2
5 5 2 5 2 5
A* = 5 4 2
4 3 2 3 2 4
5 5 3
5 5 2 5 2 5
1
0 1 0 1 1
3 5 5
Adjoint A= ( A ) 3 5
* T
4
2 2 3
1
A 1 .adjo int A
A
3 5 5 3 5 5
1
= 3 4 5 3 4 5
1
2 2 3 2 2 3
Penyelesaian B:
45
1 3 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1
2 B21(-2)
5 2 2 0
1 0 0B34(-7) 0
1 0 0
B31(-1)
1 3 8 9 0 0 7 8 0 0 0 1
B41(-1)
1 3 2 2 0 0 1 1 0 0 1 1
1 3 0 1
K34(-1) 0 1 0 0
0 0 1 1
0 0 0 1
B (1)(1)( 1)(1) 1
5 2 2 2 2 2 2 5 2 2 5 2
3 8 9 1 8 9 1 3 9 1 3 8
3 2 2 1 2 2 1 3 2 1 3 2
3 1 1 1 1 1 1 3 1 1 3 1
3 8 9 1 8 9 1 3 9 1 3 8 4 2 7 6
3 2 2 1 2 2 1 3 2 1 3 2 3 1 0 0
B*
3 1 1 1 1 1 1 3 1 1 3 1 0 0 1 1
5 2 2 2 2 2 2 5 2 2 5 2 1 0 8 7
3 2 2 1 2 2 1 3 2 1 3 2
3 1 1 1 1 1 1 3 1 1 3 1
5 2 2 2 2 2 2 5 2 2 5 2
3 8 9 1 8 9 1 3 9 1 3 8
4 8 0 1
2 1 0 0
Adjoint B= ( B )
* T
7 0 1 8
6 0 1 7
1
B 1 .adjo int B
B
46
4 3 0 1 4 3 0 1
1 0 2 1 0
1 2 0 0
=
1 7 0 1 8 7 0 1 8
6 0 1 7 6 0 1 7
Latihan:
Carilah invers matriks-matriks berikut dengan metode Dolittle!
1 2 1 0
1 2 3
2 4 0 1
A= 2 1 4 B
3 1 0 3 2
4 5
0
1 2 3
Metode Dolittle:
1 2 3
A= 2 1 4
3 4 5
A|I
1
b2 ( )
1 2 31 0 0 b2 2b1
1 2 31 00 2
1 2 3 1 0 0 3
3
b3 b2 b3 ( )
b3 3b1
2R 1 4 0 1 0 0 3 2 2 1 0 0 3 2T 2 1 0 3 8
1 3 24 520 10 1 0 00 2 4 3 0 1 0 0 8 5 2 1
0 1 2 2
3 3
1
3
0 3 3 3
0 0 1 5 1 3
8 4 8
r t
1 2
3
5 1
8 0 0 11 8 1 4 5 8
A 1 t t .T 0 1 1 2 1 0 1 1 1
3 4 4 2 4
0 0 3 5 3 2 3 1 5 1 3
8 8 4 8
47
1 2 1 01 0 0 0 12 1 0 1 0 00 1 2 1 0 1 0 0 0
2 4 0 10 1 0 0 bb32b21b1 0 0 2 1 2 1 0 0 b4 12b3 0 0 2 1 2 1 0 0
B I
1 0 3 20 0 1 0 02 2 21 0 10 0 2 2 21 0 1 0
0 1 2 3 0 1 0 20 1 1 0 0 11 2 05 0 00 0 01 0 0 1 1 4 212 0 1 12 011 0 0 0
1
b4 b2 0 0 2 1 2 1 0 0 tukarb denganb 0 2 2 2 1 0 1 0
2 3
2
0 2 2 2 1 0 1 0 0 0 2 1 2 1 0 0
0 0 0 7 1 1 1 1 0 0 0 7 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2
R
T
1
b2
2
1 1
b3
2
2 1 0 1 0 0 0
1 1
0 2
b4 1 1 1 2 0 2
0
7
0 0 1 1 1 1 0 0
2 2
0 0 0 1 1 1 1 2
7 7 7 7
r t
1
1
2
1 1 1 0
7 0 0 25 7 1514 4 7 17
0 0 1 1 1 0 1 0 15 4 1 1
B t T
1 t 2 7 14 7 14 7
0 1 0 1 2 1 0
0 4 1 4 1
2 7 7 14 7 7
0 0 0 2 2
1 1 1 1 1 1 1 2
7 2 2 7 7 7 7
48
BAB V
RANK MATRIK
Rank dari suatu matriks Am x n, ditulis ρ(A) adalah suatu bilangan tunggal yang
dapat diketemukan dengan menghitung banyak maksimum dari baris-baris atau
kolom-kolom yang bebas linear.
Suatu matriks tak nol A berordo mxn adalah matriks dengan baris m dan
kolom n yang mempunyai rank r jika paling sedikit satu dari minor bujur sangkar r x r
tidak sama dengan nol, sedangkan sekapminor bujur sangkar (r+1)x(r+1), jika ada
49
adalah nol. Matriks nol disebut mempunyai rank 0. Rank matriks menunjukkan
jumlah baris atau kolom yang tak semua unsur dalam baris atau kolom tidak sama
dengan nol setelah dilakukan operasi elementer.
Metode mencari rank suatu matriks:
1. Transformasi Elementer/Eliminasi
Transformasi elementer pada suatu matriks tidak akan merubah ordo
atau ranknya.
a. Pertukaran baris ke-i dengan baris ke-j dinyatakan oleh Hij. Pertukaran
kolom ke-i dengan kolom ke-j dinyatakan oleh Kij.
b. Pertalian setiap elemen baris ke-i dengan suatu skalar k yang tidak nol,
dinyatakan oleh Hi(k).
Perkalian setaip elemen kolom ke-i dengan suatu skalar yang tidak nol,
dinyatakan oleh Ki(k).
c. Penambahan pada elemen-elemen baris ke-i dengan k kali elemen-elemen
padanannya dari baris ke-j dimana k suatu skalar dinyatakan oleh Hij(k).
Penambahan pada elemen-elemen kolom ke-i dengan k kali elemen-elemen
padanannya dari kolom ke j dimana k suatu skalar, dinyatakan oleh Kij(k).
Transformasi H disebut transformasi elementer baris/eliminasi baris,
transformasi k disebut transformasi elementer kolom/eliminasi kolom.
2. Determinan
Matriks bujur sangkar Anxn disebut non-singular jika ranknya r=n, yaitu jika
IAI ≠ 0
Matriks bujur sangkar Anxn disebut singular jika IAI = 0. Rank dari matriks
A ini adalah r < n, maka rank harus dicari lagi pada ordo di bawahnya,
yaitu ordo n-1.
Teorema-teorema:
1. Rank hasil kali matriks A dan Matriks B tidak dapat lebih besar dari
rank terkecil dari A, B.
50
r(AB) ≤ min [ r(A), r(B)]
�2 1�
� � 1 1�
�
Contoh : A�
1 2� B� � C=AB
� 1 1�
�
�4 2�
�
�2 1� 3 3�
�
� �
�1 1� � �
Sehingga matriks C �
1 2�� � �3 3
� �
�1 1� � �
�4 2� 6 6�
� �
Berapa rank matriks A, B dan C ?
Untuk matriks A, jika kita ambil dua baris pertama dan dua kolom pertama,
maka kita dapat minor matrik sebagai berikut :
2 1�
�
A1 � det (A1) = 4 – 2 = 2
1 2�
� �
Det (A1) ≠ 0 rank A =2
1 1
B det (B) = 1-1 = 0
1 1
Jika kita ambil baris pertama dan kolom pertama, maka kita dapat minor
matriks sebagai berikut:
B1 = [1] det (B1) =1
Det (B1) ≠ 0 rank B1 = 2
C merupakan hasil kali dari matriks A dan matriks B maka rank dari matriks C
tidak dapat lebih besar dari rank terkecil matriks A, B yaitu rank C ≤ 1
3 3�
� b 21( 1)
3 3�
� k 21( 1)
3 0�
� 1 0�
k 1( 1 ) �
3
� �
3 3 �� � � �
0 0 �� � � �
0 0 �� � �
0 0�
� b 31( 2)
�
�
6
� 6 �
� �
0
� 0 �
� �
0
� 0 �
� �
0
� 0 �
�
2. Jika suatu matriks memiliki rank K dikalikan dengan suatu matriks non
singular, maka rank hasil kali kedua mariks tersebut adalah K.
Misalkan, kita mempunyai dua buah matriks dimana matriks A adalah
suatu matriks yang mempunyai rank k, dan matriks B adalah matriks non
singular, maka rank matriks A dikalikan matriks B sama dengan k.
Contoh:
51
�2 4� 1 2�
�
A� � B� �
�3 5� 3 4�
�
2 4 ��
� 1 2� �
14 20 �
C A.B � �� � �
3 5 ��
� 18 26 �
3 4� � �
Mencari rank (A) yaitu:
b 21( ) 3 1
2 4 �k 21( 2) �
� 2 0� 2 0 �b1( 2 ) �
2 � 1 0�
A � �� � �� � �0 1� Jadi rank A
3 5�
� 3 1�
� � 0 1�
� �b 2( 1) � �
=2
Mencari rank (C) yaitu:
14 20
C= det (C) = 364 – 360 = 4
18 26
Det (C) ≠ 0 rank C=2
Karena C merupakan hasil kali matriks A dan matriks B, dimana matriks B
adalah matriks nonsingular maka rank (C) sama dengan rank (A) yaitu 2.
52
II. Carilah range matrik di bawah ini dengan metode determinan
�3 4 2 7 � 1 2 1 3�
�
� � � �
6 14 9 13 � 2 1 1 2 �
7. G� 8. H �
�3 4 11 3 � �
1 1 2 1 �
� � � �
9 12 6 21 �
� �0 3 3 4�
PENYELESAIAN
SOAL I
�4 1 2 �
� �
1. A�2 5 1�
�3 2 0�
� �
a. Metode Eliminasi
4 1 2 � �
� 0 0 2 � 1 � 0 0 2 � 2 � 0 0 2 � 4 � 0 0 2 �
k 13(2) � �b 21( ) � �k 21( ) � �b 23( ) � �
�
A� �
2 5 1 �� � 4 5
1
1 �� �
2
4 5
1
0 �� �
3
4
17
0 �� �
3
0
17
0�
1 � 2 � � 2 � � 6 � � 6 �
�
3 2 0�
k 23( )
� � 2� 3
� 2 0� �
�
3
� 2 0� �
�
3 0
� 0� �
�
3 0
� 0��
b. Metode Determinan
4 1 2 0 0 2 1
0 0 2 2
0 0 2
b 21( ) k 21( )
k 13( 2)
1 2 1 3 17
A 2 5 1 �1 4 5 1 � 4 5 0 � 4 0
k 23( )
2 2 6
IAI =3-2.217 0.3 = -17
2
3 2 0 3 2 0 3 0 0
6
Karena det A ≠ 0, IAI = -17 maka ρ(A) adalah penuh (r=n). Jadi rank matriks A=3.
3 1 2�
�
2. B�
1 1 1�
� �
a. Metode Eliminasi
3 1
� 2�b12( 1) 1
� 0 1�b 21( 1) 1
� 0 1�k 13( 1) 0
� 0 1�
�
1 1
�
�
1� � �
�2 1 �
1� � �
�1 1 �
0� � �
0
k 12( 1) � 1 0�
�
ρ(B) =
2
Jadi, ρ(B) = 2 dan merupakan rank baris penuh.
b. Metode Determinan
53
3 1
B1 det (B1) = 3 – 1 = 2
1 1
Jadi, rank (B1) = 2
1
� 0 0 0 0�
� �
�4 4 6 8 1�
3. C �
9 0 1 2 0�
� �
�3 0 0 4 0�
�
1 3 5 7 0�
� �
a. Metode Eliminasi
1
� 0 0 0 0� 1
� 0 0 1 0� 1
� 0 0 0 0 �
� �b 21( 4) �
� 1 �
4
� 4 6 8 1� 0
b 31( 9) �
4 6 8 1��
1 0
b 34( ) �
4 6 8
� 1
b 53( )
2 2
�
9 0 1 2 0 � 0
� � 0 1 2 0 �� � 0 0 1 0 0 �
�
3 � � 1
C= �
3
� 0 0 4
�
0�
b 41( 3) �
0
b 51( 1) � 0 0 4 0�
�b 42( ) 0
4 �
0 0 4 0 � b 54( )
4
�
1 3 5 7 0� �
0 3 5 7 0� �
0 0 1 1 3 �
� � � � � 2 4�
1
� 0 0 0 0 � 1
� 0 0 0 0 �
�
0 4 6 8 1 �� �
0 4 0 0 0 �
� b 23( 6) � �
� 0 �
0
�
0 1 0
� � �0
b 24( 2) �
0 1 0 0 � ρ(C) = 5
�
0
� 0 0 4 0 � 4 � 0 0 0 4 0 �
b 25( )
3
�
0 0 0 0 3 � �
0 0 0 0 3 �
� 4� � 4�
1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0
4 4 6 8 1 b 21( 4)
0 4 6 8 1 b 34(
1
)
0 4 6 8 1 b 53(
1
)
b 31( 9) 2 2
0 0 1 0 0
9 0 1 2 0 �
b 41( 3)
0 0 1 2 0 � 3
� 1
3 0 0 4 0 b 51( 1) 0 0 0 4 0 b 42( )
4
0 0 0 4 0 b 54( )
4
1 3 5 7 0 0 3 5 7 0 0 0 1 1 3
2 4
1 0 0 0 0
0 4 6 8 1
0 0 1 0 0 ICI = 1.4.1.4.(-¾) = -12
0 0 0 4 0
0 0 0 0 3
4
Karena determinan C ≠ 0, ICI= -12 maka rank matriks C adalah penuh (r=n). Jadi
rank matriks C = 5.
54
�2 4 2�
� �
4. D�
1 2 1�
�3 6 3�
� �
a. Metode Eliminasi
2 4
� 2 �k 31( 1) �
2 0 0� 2 0
b 21( ) �
1 0�
2
�
1 2 �
1 �� � �
1 0 �
0 �� � �
0 0 0�
� � ρ(D)=1
k 21( 2) 3
�
3 6
� 3�� �
3 0
� 0�� 2 �
b 31( )
0 0
� 0�
�
Jadi, rank matriks (D) = 1
b. Metode Determinan
2 4 22 4
1 2 11 2
3 6 33 6
2 1
= 2.2 – 1.4 = 0
4 2
Karena determinan matriks dengan ordo di bawah D (n-1) tetap = 0, maka dapat
disimpulkan bahwa rank matriks D =1.
�2 1 2 1 �
� �
�2 3 0 0�
5. E
�
0 0 2 1 �
� �
0 0 2 1�
�
a. Cara Eliminasi
55
2 1 2
� 1� 2 1 2
� 1� 2 1 2
b14( 1 ) �
2 0�
�
2 3 0 0��b 21( 1) �
0 4 2 � b 24( 1 ) �
1� 2 � 0 4 2 0� b13(1)
� � �
�
0 0 2 1� �
b 43( 1) �
0 0 2 �
1�b 34( 1 ) �0 0 2 0� �
b 23( 1)
� � � � 2 � �
0 0
� 2 1� 0 0
� 0 2� 0 0
� 0 2�
2
� 1 0 0� 2
� 0 0 0�b1( 1 ) �
2 1 0 0 0�
�
0 4 0 0�b12( 1
4
)�
0 4 0 0�b 2( 1
4
)�
0 1 0 0�
� � � � � �
�
0 0 2 0� � �
0 0 2 0� �
b 3( 1 ) �0 0 1 0�
� � � � 2
� �
0
� 0 0 2� 0
� 0 0 2�b 4( 1 ) 0
2 � 0 0 1�
Jadi, rank (E) = 4
b. Cara Determinan
2 1 2 1 2 1 2 1
2 3 0 0 b 21( 1) 0 4 2 1
0 0 2 1 b�
43( 1) 0 0 2 1
0 0 2 1 0 0 0 2
Det (E) = 2 . 4 . 2 . 2 = 32
Det (E) = 32 ≠ 0 maka rank (E) = ordo (E) = 4
�1 0 2 �
� �
0 1 1 �
6. F �
�1 1 1 �
� �
�2 1 2 �
a. Cara Eliminasi
�1 0 2 � 1
� 0 2 � 1
� 0 2 � 1
� 0 0�
�0 1 1� b 31(1) �
0 1 1� b 32( 1) �
0 1 1� b14( 2
5
) �
0 1 0�
� � � � � � � �
�1 1 1 � �
b 41( 2) �
0 1 �
1�b 42(1) � 0 0 0� �
b 24( 1 ) �0 0 0�
� � � � � � 5
� �
�2 1 2� 0
� 1 6 � 0
� 0 5 � 0
� 0 5�
56
1
� 0 0� 1
� 0 0�
b 4( 1
5
) �
0 1 �
0�b 3�b 4 �
0 1 0�
� � �
� �
0 0 0� � �
0 0 1�
Jadi, rank (F) = 3
� � � �
0
� 0 1� 0
� 0 0�
b. Cara Determinan
Untuk mencari rank (F) diambil 2 baris pertama dan satu baris terakhir
sehingga menjadi matriks 3x3.
1 0 2
F1 0 1 1 menggunakan cara sarrus
2 1 2
Det (F1)= 2 + 0 + 0 – 0 – 1 + 4 = 5
Jadi, rank F = ordo F1 =3
SOAL II
3 4 2 7 �
�
� �
6 14 9 13 �
�
7. G
�
3 4 11 3 �
� �
9 12 6 21 �
�
a. Cara Determinan
3 4 2 7 b 21( 2) 3 4 2 7
6 14 9 13 b 31( 1) 0 6 5 1
3 4 11 3 b� 41( 3) 0 0 9 4
9 12 6 21 0 0 0 0
Karena IGI = 0, maka range G ≠ 4, atau range dibawah ordo 4.
Determinan 3x3:
3 4 2
G1 = 6 14 9
3 4 11
57
Karena IGI 3x3 ≠ 0 maka range (G) = 3
1 2 1 3�
�
� �
2 1 1 2 �
8. H �
�
1 1 2 1 �
� �
�0 3 3 4�
a. Cara Determinan
1 2 1 3 1 2 1 3 1 2 1 3
2 1 1 2 b 23( 2) 0 3 3 4 b 42( 1) 0 3 3 4
1 1 2 1 � 1 1 2 1 � 1 1 2 1
0 3 3 4 0 3 3 4 0 0 0 0
1 2 1 2 1 1
H 1 2 1 1 0 H 3 1 1 2 0
1 1 2 0 3 3
ρ(H) ≠ 3
2 1 3 1 1 2
H 2 1 1 2 0 H 4 1 2 1 0
1 2 1 3 3 4
�1 2 �
H 5 � � 1 4 3 karena IHI ≠ 0, maka range (H) = 2
�2 1 �
BAB VI
SISTEM PERSAMAAN LINIER
58
Misalnya suatu garis dalam bidang x1 dan x2 dapat dinyatakan sebagai persamaan
a1 x1 a2 x2 b
x1
x2
Begitu pula bila suatu garis dalam bidang koordinat dimensi tiga juga dapat
59
Sifat-Sifat Persamaan Linier
1. Tidak melibatkan hasil kali atau akar peubah, dimana sebuah peubah hanya
muncul sekali dengan pangkat satu dan tidak muncul sebagai peubah bebas dari
sebuah fungsi trigonometri, logaritma atau eksponensial.
2. Penyelesaian dari suatu persamaan linier a1 x1 a2 x2 a3 x3 .... an xn b adalah
menstubstitusikan x1 s1 , x2 s2 ,...., xn sn .
Himpunan dari dari semua penyelesaian yang ada disebut sebagai himpunan
penyelesaian.
60
Jadi, masalahnya sekarang adalah bagaimana mendapatkan jawaban x kira-kira
yang baik dan khas. Solusinya dengan pemakaian metode BSS dan LSS dalam
statistik untuk meminimalisir jawaban error. Namun dalam pembahasan kali ini
belum dapat dibahas lebih lanjut.
SPL homogen adalah SPL yang konstanta tiap persamaannya nol. SPL homogen
termasuk SPL yang konsisten. Sehingga SPL homogen memiliki penyelesaian yang
trivial dan non trivial. Penyelesaian SPL homogen trivial apabila SPL tersebut
1. Metode Invers
Dalam SPL nilai dari variable-variabel bebasnya (x) dalam sistem persamaan
tersebut dapat diketahui dengan menggunakan invers dari matrik yang dibentuk
61
oleh sistem persamaan linier tersebut dikali dengan konstanta dari setiap
persamaan (b).
Langkah-langkah mengerjakan dengan metode ini adalah :
1. tinjau sistem persamaan linier berikut
Contoh:
x1 x3 2
2 x1 x2 1
x2 x3 0
1 0 1 ��x1 � ��
� 2
� ��
2 1 0 �� � ��
x2 �= ��
1
�
0 1 1 ��
�
� x3 �
�� � ��
0
��
A x = y
2. Dari bentuk matrik tersebut didapat matrik A. Dari matrik A tersebut dapat
dicari invers dari matrik A. Tetapi invers dari matrik A tersebut bisa dicari
jika dan hanya jika matrik A adalah matrik non singular dan mempunyai
range penuh. Dengan demikian metode ini dapat digunakan pada suatu
1 1 1 1 0 0 �
� �1 1 1 1 0 0�
2 1 1 1 0 0 �
� � 2 2 2 � � 2 2 2 �
� � b1 ( 12) � b21(3) � 1 1 3 1 0 ������ b 21(1)
3 1 2 0 1 0 �����
� � 3 1 2 0 1 0 ������ � 0 �
� � b31( 1) � 2 2 2 � b32(5)
�
1
� 2 3 0 0 1 �
� 1
� 2 3 0 0 1 � � 5 7 1 0 1�
� � �0 2 �
2 2
� � � 1 1 1 �
1 0 1 1 1 0 �
� 1 0 1 1 1 0 1 0
� 0 6 6 6 �
� � b2(2) � �
1 1 3 � b13(
������ 1) � 11 7 1 �
0
� 2 2 2
1 0 ������ 1 � 0 1 1 3 2 0
� b23(1) �
� 0 1 0
6 6 6 �
� � b3( 6) � �
0
� 0 6 7 5 1 � 0
� 0 1 7 5
6 6
1
6 � 0 0 1 7 5 1 �
� � �
� 6 6 6 ��
1 1 1
6 6 6 1 1 1�
�
�
11 7 1�
Didapat A = 11 6 7 1 = 1
1
6 6 6 � �
7 5 1 �
�7 5 1 �
�
6 6 6
Maka
x
��
��
y = A 1 y
x = ��
��
z
��
1 1 1��
� 5 �
= 1 ��
11 7 1�� ��
8 �
6 �
�
�7 5 1
��
�� �
7 �
6 �
�
= 1 ��
6 �
6 �
�
� �
12 �
x
�� 1 �
�
��
y = �
1�
�� � �
��
z
�� �
��
2 �
Jadi solusi dari SPL tersebut adalah
x=1
y -1
z =2
A x = y
2 1 1 5 �
�
� �
3 1 2 8 �
�
�
1 2 3 7 �
� �
c) Kita lakukan operasi baris pada matriks tersebut
64
1 1
� 1 5 � 1 1
� 1 5 �
2 1 1 5 �
� � 2 2 2� � 2 2 2 �
� � b1 ( 12) � b21(3) � 1 1 1 �
3
� 1 2 8 ������ 3 1 2 8 ������ � 0
� � b31(1) � 2 2 2 �
�
1 2 3 7 �
� � 1 2 3 7 �
� � 5 7 19 �
� � 0
� 2 2 2�
�
1 0 1 3 � �
1 0 1 3 � �
1 0 0 1 �
b21(1) � � b 2(2) � � b13( 1) � �
����� 0 1
� � 1 1 ������ 0 1 0 1 �
1 � 0 1 1 1 ������
� � �
b32(5) 2 2 2 b23( 1)
� � b3( 6) �
0 0 1 2 � �
0 0 1 2 �
0 0 6 12 �
� � � � �
Dari hasil operasi baris yang telah diakukan, diketahui solusi dari sistem
persamaan linier tersebut
1 0 0� �
� 1 �
� � �
1�
0 1 0�= �
� �
�
0
� 0 1 �
� � �
�
2 �
x =1
y = -1
z =2
3. Metode Cramer
65
Contoh:
2 x - y + z =5
3 x - y + 2z =8
x + 2y - 3z =-7
Carilah solusi dari SPL tersebut!
Jawab:
a) Mengubah bentuk persamaan menjadi bentuk matriks, maka didapat
2 1 1 ���
� x �5 �
� ���
3 1 2 ���
y = �8 �
� � �
1 2 3���
�
� z
��� �
�7 �
�
A x = y
Didapat A = -6
66
5 1 1
A1 = 8 1 2
7 2 3
1 2 8 2 8 1
=5 +1 +1
2 3 7 3 7 2
= 5(-1) + 1(-10) + 1(9)
= -5-10+9
= -6
2 5 1
A2 = 3 8 2
1 7 3
8 2 5 1 5 1
=2 -3 +1
7 3 7 3 8 2
= 2(-10) - 3(-8) + 1(2)
= -20+24+2
=6
2 1 5
A3 = 3 1 8
1 2 7
1 8 1 5 1 5
=2 -3 +1
2 7 2 7 1 8
= 2(-9) - 3(-3) + 1(-3)
= -18+9-3
= -12
Sehingga
A1 6
x= = = -1
A 6
A2 6
y= = =1
A 6
A3 12
z= = =-2
A 6
67
x
�� 1 �
�
x = ��
y =
��
�
1�
� �
��
z
�� �
� �
2 �
A=
A:Y =
68
Karena dan tidak penuh maka SPL ini konsisten dan memiliki
Untuk mencari nilai X1, X2, X3 maka dapat digunakan metode Gauss Jordan sbb
X2 = 3X1 = 5X2 + 1
X1 =
X1 – 2X2 + 3X3 = 2
X1 + X3 = -6
X1 + 2X2 + 3X3 = -4
Jawab :
SPL tsb jika dinyatakan dalam bentuk perkalian matrik adalah sbb :
AX = Y
69
Untuk menunjukkan kekonsistenannya maka matriks A dan matriks (A:Y) perlu
kita cari rangenya terlebih dahulu :
A=
A:Y =
Karena dan penuh maka SPL ini konsisten dan memiliki vector
Untuk mencari nilai X1, X2, X3 maka dapat digunakan 3 metode sbb :
~ Metode Invers
Untuk mencari nilai vector X, maka kita harus mencari A-1 terlebih dahulu
A|I I| A-1
70
A-1 =
X = A-1Y
~ Metode Cramer
X1 = X1 = = =
X2 = X2 = = =
X3 = X3 = = =
71
~ Metode Eliminasi Gauss Jordan
X3 = 2X2 – 2( = -8 X1 - 2(- + 3( =2
2X2 – 5 = -8 X1 + 3 + =2
2X2 = -3 X1 = 2 -
X2 = - X1 = -
1. Carilah solusi dari sistem persamaan berikut dengan menggunakan 3 cara yang
berbeda!
x1 2 x2 x3 8
4 x2 2 x3 14
x1 4 x3 13
Jawab:
a) Cara Eliminasi
1 2 1 8 1 0 0 1 2 1 8 1 0 0
b 2( 1 ) b12(2)
0 4 2 14 0 1 0 ���� 4 � 0 1 1 14 0 1 0 ����� �
1
b3( ) 2 4 4
1 0 4 13 0 0 1 4 1 13 1
0 1 0 0
4 4 4
1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0
2 2
b31( 1 ) b 23( 1 )
0 1 1 14 0 1 0 ����� 4� 0 1 1 14 0 1 0 ����� 2�
2 4 4 2 4 4
1 0 1 13 0 0 1 0 0 1 3 1 1 1
4 4 4 4 8 4
72
1 1 0
1 0 0 1 2 �x1 � 1
��
0 1 0 2 1 3 1 x= �
x2 �
� �=
��
2
��
8 16 8
0 0 1 3 1 1 1 �
x3 �
� � ��
3
��
4 8 4
1
A
b) Cara Invers
x = A 1 y
�1 1 0 � � 87 �
� 2 ��8 � � � 1
��
x = �1 3 1 �� 14 �= �
1 42 26 �= ��
2
�8 16 8 �� � � 16 16 � ��
�
1 1 1 �� �13�� �
2 14 26 �
��
3
��
� 4 8 4 � � 8 8�
c) Cara Cramer
Mencari determinan dari A
1 2 1�
�
�
0 4 2�
A= � �
�
1
� 0 4 �
�
4 2 2 1
A =1 -1 = 16 - 0 = 16
0 4 4 2
8 2 1
14 4 2 2 1 8 1
13 4
13 0 4 4 2 14 4 (13 �0)+(4 �4) 16
x1 = = = = =1
16 16 16 16
1 8 1
0 14 2 14 2 8 1
1 1
1 13 4 13 4 14 2 (56 26)+(16-14) 32
x2 = = = = =2
16 16 16 16
1 2 8
0 4 14 4 14 2 8
1 1
1 0 13 0 13 4 14 52+(28-32) 48
x3 = = = = =3
16 16 16 16
73
2. Carilah solusi dari sistem persamaan berikut dengan menggunakan 3 cara
yang berbeda!
3 x1 5 x2 4 x3 62
2 x1 x2 3 x3 8
2 x2 x3 17
Jawab:
a) Cara Eliminasi
3 5 4 62 1 0 0 1 4 1 30 1 1 0
b12(1) b 21( 2)
2 1 3 32 0 1 0 ����� 2 1 3 32 0 1 0 ����� �
0 2 1 17 0 0 1 0 2 1 17 0 0 1
1 4 1 30 1 1 0 1 4 1 30 1 1 0
b 23( 1) b13(2)
0 7 1 28 2 3 0 ����� � 0 9 0 45 2 3 1 ����� �
b2( 1 )
0 2 1 17 0 0 1 0 2 1 17 0 0 1 9
1 0 1 4 11 2 1 0 1 4 1 1 2
2 3 b32(
1 ����� 1) 2 3 1 b13(1)
0 1 0 5 �0 1 0 5 ���� �
9 9 9 9 9 9
0 2 1 17 0 0 1 0 0 1 7 4 6 7
9 9 9
5 3 11
1 0 1 3 9 9 9 �x1 � 3
��
0 1 0 5 2 3 1 �
x2 �
x= � ��
9 9 9 �= 5
��
0 0 1 7 4 6 7 �
x3 �
� � ��
7
��
9 9 9
1
A
b) Cara Invers
x = A 1 y
c) Cara Cramer
Mencari determinan dari A
74
� 3 5 4�
�
A= � 2 1 3��
�
� 0 2 1��
3 4 3 5
A = -2 +1 = -2(9-8) + 1(3-10) = -2 -7 = -9
2 3 2 1
62 5 4
32 1 3 32 3 62 4 62 4
5 1 2
17 2 1 17 1 17 1 32 3 5(19) 6 2(58) 27
x1 = = = = =3
9 9 9 9
3 62 4
2 32 3 32 3 62 4
3 2
0 17 1 17 1 17 1 3(19) 2(6) 57 12 45
x2 = = = = = =3
9 9 9 9 9
3 5 62
2 1 32 1 32 5 62
3 2
0 2 17 2 17 2 17 3(47) 2(39) 141 78 63
x3 = = = = = =7
9 9 9 9 9
BAB VII
MATRIKS KEBALIKAN UMUM
Suatu matriks A dengan ordo m*n akan ada suatu matriks kebalikan umum
yang bersifat khas apabila memenuhi empat kriteria. Matriks yang khas tersebut
disebut MKU ( A )
75
Empat kriteria tersebut adalah
1. A A = menghasilkan matriks yang simetris
2. A A = menghasilkan matriks yang simetris
3. A A A = A
4. A A A = A
Untuk setiap matriks yang berordo m*n maka akan selalu ada A dengan ordo n*m.
1. Teorema partisi
B�
�
Jika ada suatu matriks A dapat dibagi / ditulis dalam bentuk partisi A � �maka
C�
�
B
akan mempunyai matriks kebalikan umum A �
� C �
�. Namun hal ini
berlaku hanya jika BC’=0
Misalnya:
1
� 1 1 0 0�
�
1 1 1 0 0�
� �
A= �
1 1 1 0 0�
� �
0
� 0 0 2 2�
�
0
� 0 0 2 2�
�
Maka MKU nya adalah
1 1 1 0 0�
�
� � 0 0 0 2 2�
�
A �
1 1 1 0 0 ��
0 0 0 2 2�
� �
�
1
� 1 1 0 0 �
�
76
2
� 3 4 6�
�
2 1 4 2�
A= � �
�
4 6 2 3�
� �
4
� 2 2 1�
2 3� �
� 1 2�
Matriks tersebut dapat ditulis dalam bentuk kronecker. Yakni: � ��� �
2 1� �
� 2 1�
Maka MKU matriks tersebut adalah
2 3� �
� 1 2�
A = � ��� �
2 1� �
� 2 1�
1
akan mempunyai matriks kebalikan umum A A'
n*m
1
Jika suatu matriks A = k B maka A B . Dimana k adalah konstanta skalar.
k
Misalnya:
4
� 4 4 4�
�
4 4 4 4�
A= � �
�
4 4 4 4�
� �
4
� 4 4 4�
1
� 1 1 1�
�
1 1 1 1�
Matriks tersebut dapat ditulis A 4 � �
�
1 1 1 1�
� �
1
� 1 1 1�
1 1
Rumus yang digunakan adalah A A'
k m*n
�1 1 1 1�
� 1�
1 1 1 1
Maka MKU nya adalah A � �
4�1 1 1 1�
� �
�1 1 1 1�
77
1
� 1 1 1�
�
1 1 1 1�
1 1 � �
Atau, A
4 4* 4 �
1 1 1 1�
� �
1
� 1 1 1�
a) Kanonik
A = BC
A- = C`(C.C`)-1 .B(B`.B)-1
MKU dari A` adalah tranpose dari MKU A,atau dapat di tulis (A`)- = (A-)
Keterangan:
P-1=B
K Q-1=C
78
2 4 1 1 0 1 0 1 0 b 21(1) 1 0 1 0
P
P` P` B
0 2 0 1 1 1 1 0 1 0 11 1
1 0 2 1
(Bt B) = 1 1 1 1
(Bt B)-1=
2 4 1 2 0 0
K
1
k 31( )
0 2 0 k 21( 22) 0 2 0
1 0 0 1
1 2
0 1 0 2
0 1 0 Q
0 0 1
0 0 1
1 1
1 2 1 0 0 1
1 0 01 2
2
k 13( )
2 2
Q-1 = 0 1 0 0 1 0 0
k 12 ( 2 )
1 00 1 0 Q-1
0 0 1 0 0 1 0 0 10 0 1
1
1 2
2 0 0 2 2 4 1
0 0 =
C = K Q-1 = 1
0 2 0 0 2 0
0 0 1
2 0
2 4 1 21 8
t
(C C ) = 4 2
= 8
0 2 0 4
1 0
(C Ct)-1=
Jadi:
A-= Ct (C Ct)-1 (Bt B)-1 Bt
2 0
1 4 8 1 1 1 1
= 4 2
20 8 21 1
2 0 1
1 0
8 16
1 1 0
= 0 10
20 1 1
4 8
24 16
1
= 10 10
20
12 8
79
1. Rank Baris Penuh
Dengan syarat matriks A memiliki rank penuh.untuk mencari MKU dari A dapat
didefinisikan sebagai:
A- = A`(A.A`)-1
Misalkan kita mempunya matriks A yang berordo 2x3
2 4 1
A=
2 6 1
2 2
2 4 1 21 29
A A` = 4 6 = det= 21.41-29.29=20
2 6 1 29
41
1 1
1 41 29
(A A`)-1 =
20 29 21
A-=A`(A .A`)-1
2 2 24 16
1 41 29 1
-
A = 4 6
20 29 = 10 10
21 20
1 1
12 8
Maka
A- = (A`.A)-1 A`
80
Contoh soal :
X1
2 3 1 1
2x1 + 2x2 + x3 = 1 3 X2 = 5 carilah MKU-nya!
1 2
X3
2 3 1 2 3 1 0 0 1 0 0 1
3 1 2 1 7 0 1 7 0 1 0 0
penyelesaian :
A- = A`(A.A`)-1
2 3
2 3 1 14 5
A.A` = . 3 1
= 5
3 1 2 14
1 2
1
(A.A`)-1 = adj A.A`
det( A.A`)
1 14 5
=
14(14) - 5(5) 5 14
1 14 5
=
171 5 11
2 3 13 32
1 14 5 1
A = 3
- 1
171 5 = 47 29
11 171
1
2 4 23
81
c) Cara Pen-rose
MULAI
p(A) = r
Keterangan : n = t = 1, 2, 3,…
B = A`.A
B = Simetris
i1 = 0 CtB
i n = i (n-1) + 1
( i n = r )?
Atau n = r ? Tidak
Ya
A- =
82
Penjelasan :
1. Mencari MKU dengan cara pen rose dimulai dengan mencari rank dari
suatu matriks persegi A (yang akan dicari MKU-nya). P(A) = r.
2. Mencari matriks B yaitu dengan membuat operasi perkalian matriks antara
A` dengan A. ( B = A`.A ).
3. Setelah berhasil mendapatkan sebuah matriks B sekarang kita buat sebuah
matriks identitas dengan nama C1 ( C1 = I ) dimana ordonya sama dengan ordo
matriks B. untuk C1, mempunyai nilai i sama dengan 0( i1 = 0) dan begitu pula
yang seterusnya, mengikuti pola tertentu (in = n-1 ; i = 1, 2,
3…)
4. Untuk melanjutkan ke tahap berikutnya, disini dibutuhkan dahulu sebuah
pengujian yaitu antara besar nilai i dengan rank dari matriks A (r), dengan
ketentuan in = i(n-1) + 1 dan in = r, dengan kata lain kita diharuskan mendapati
ir atau nilai untuk Cr. Apabila ketentuan/ persyaratan tersebut telah terpenuhi
maka kita bisa langsung ke tahap yang ke-6 dalam pencarian MKU ini, tapi
apabila ketentuan tadi masih belum terpenuhi, kita harus terlebih dahulu
melalui tahap 5 guna mencarai nilai ir/Cr
5. Untuk mencari nilai Cr, kita tidak selalu bisa langsung mendapatinya
dengan melakukan sebuah pengoprasian rumus tertentu. Pencarian nilai Cr ini
harus dikakukan secara bertahap. Misalkan r = 3, berarti dibutuhkan C3 dalam
perhitungan MKU-nya. Kemudian untuk mencari C3 dari C1 yang telah
didapati, cara pencariannya harus berurutan yaitu dari C1 kita cari C2-nya, dan
dari C2-lah kita cari C3-nya. Dalam proses-proses tersebut digunakan rumus :
C (t+1) = I (1/ it).tres (C t.B) – CtB
6. Untuk tahap terakhir pengerjaan menggunakan rumus :
r .Cr.A`
A- =
tres (Cr.B)
83
Contoh soal :
X1
2 3 1 1
2x1 + 2x2 + x3 = 1 3 X2 = 5 carilah MKU-nya!
1 2
X3
2 3 1 2 3 1 0 0 1 0 0 1
3 1 2 1 7 0 1 7 0 1 0 0
1 0 0 13 3 8 15 3 8
0 .28 - 3 1 = 3
1
C2 = 0 1 10 18
0 0 1
8 1 5
8 1 23
15 3 8 2 3 13 32
6) C2.A' = 3 18 1 3 1 = 47 29
8 1 23
1 2 4 23
15 3 8 13 3 8 122 7 77
1 11
7) C2.B = 3 18 3 10 1 =. 7 170
8 1 23
8 1 5
77 11 50
Trs (C2.B) = 122 + 170 + 50 = 242
13 32
r .C2.A` 2
A = -
= 47 29 =
tres (C2.B) 242
4 23
84
Contoh – Contoh Soal MKU (Matriks Kebalikan Umum) dan Penyelesaiannya:
�1 1 1�
1. A � �
�1 0 1 �
A* K
�
I Q
2 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0
1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1
kuu
12(
uuu
u1)
uu
r kuu
13(
uuuuu
1)
u
r kuu21(
uuuuu1)
ur
1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0
0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 2 0
0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1
1 1�
�
B = P 1 = �
0 1�
� �
�1 1 0�1 1
Q = �
�1 2 0 ��1 2
�
�1 1 1 ��1 0
Q = 2 1 = 1
85
2 1 1�
�
�
1 1 0�
Q* = � �
�
0
� 0 1 �
�
2 1 0�
�
Q 1 �
1 1 0�
= � �
�
1
� 0 1 �
�
2 1 0�
�
1 0 0� �
�
C = KQ 1
= � ��1 1 0�
�
0
� 0 1��1 0 1�
� �
2
� 1 0�
C = �
1
� 0 1�
�
A = Ct (CCt ) 1 (Bt B ) 1 Bt
1
� 2 1�
� � 1
�
�2 1 0 � � �
� �
�1 0 � �1 1�
� t
A = Ct �
� � 1 0�
� � �
� � � � B
�
�1 0 1� �
�1 1 � �
0 1��
�
� �
0 1
� � �
�
�
1 1
5 2 � �1 1� t
� t
A = C � � � B
2 2� �
� 1 2 �
�
2 1�
�
� 1 �2 2 � �
2 1� �1 0 �
A = �1 0� � � �
� 6 2 5
� � 1 1�
� �
�
1 1 �
� �
�
0 1�
� �
�2 1�
1 � 1 1�
�
A = 2 2 � �
6 � � 0 1�
� �
�
�2 5� �
�2 3�
1 �
A = 2 0�
A = A t (AA t )1 6 � �
1 �
�2 3�
�
� �1 1 ��
�
t �1 1 1� � �
�
A = A ��1 0 1 � �1 0 ��
�
� �� 1 1 �
�
� � �
�
1
�
t 3 0�
A = A � �
� 0 2� Dengan Pendekatan Rank Baris Penuh
�1 1 �
2 0�
� 1 �
A = �
�1 0� 6 � 0 3�
� �
�
� 1 1 �
�
86
�2 3�
1 �
A = � 2 0� �
6
�
� 2 3 �
�
Dengan Pendekatan Pen-rose
r ( A) = 2
B = At A
�1 1 � 2 1 0�
�
1
� 1 1�
B= � � �
1 1 1�
�1 0 ��1 0 1 �= � �
� 1 1 �� � �
0 1 2 �
� � � �
1 0 0�
�
�
0 1 0�
C1 = � �
�
0
� 0 1 �
�
87
1 0 0 ��
� 2 1 0� � 2 1 0�
C1 B = � �
0 1 0 �� �� �
1 1 1�= � �
1 1 1��
�
0
� 0 1 ��
0
�� 1 2 � �
0
� � 1 2 �
�
trss (C1 B) = 2+1+2 = 5
C2 = I ( 1 )
trss (C1 B) (C1 B)
1
1 0 0� �
� 2 1 0 � �3 1 0 �
C2 = 5 �
0 1 0�
�
�
1 1 1�
� �
�
1 4 1 �
�= � �
�
0
� 0 1 �
�� �
0 1 2 �
� ��0 1 3 �
�
�3 1 0 ��1 1 � �2 3 �
C2 A = �
t
�1 4 1 �� � �
��1 0 � �2 0 �
�
�
�0 1 3� ��
�1 1 �
� ��2 3 �
�
�3 1 0 �� 2 1 0� 5 2 1�
�
C2 B = � � �
1 4 1 �� �1 1 1� �
2 2 2 �
�= � �
�
�0 1 3� ���0 1 2 �
� �
1 2 5�
� �
trss (C2 B) = 5+2+5 = 12
r C2 A t
A =
trss (C2 B)
�2 3 �
2 �
�2 0 �
�
�2 3�
�2 3 � 1�
A = � � = �2 0 � �
12 6
�
�2 3 �
�
2
� 2 2 2�
�
2 2 2 2�
A = � �
2. �
2 2 2 2�
� �
2
� 2 2 2�
88
Dengan Pendekatan Pen-rose
r ( A) = 1
B = At A
2
� 2 2 2��
2 2 2 2� �16 16 16 16 �
�
2 2 2 ��
2��
2 2 2 �
2� ��
16 16 16 16 �
B= � �
�
2 2 2 2��
2 2 2 2� �16 16 16 16 �
� �� � � �
2
� 2 2 2��
2 2 2 2� �16 16 16 16 �
1
� 0 0 0�
�
0 1 0 0�
C1 = � �
�
0 0 1 0�
� �
0
� 0 0 1�
1
� 0 0 0 ��
16 16 16 16 � �16 16 16 16 �
�
0 1 0 ��
0 ��
16 16 16 �
16 � ��
16 16 16 16 �
C1 B = � �
�
0 0 1 0 ��
16 16 16 16 � �16 16 16 16 �
� �� � � �
0
� 0 0 1 ��
16 16 16 16 � �16 16 16 16 �
trss (C1 B) = 16+16+16+16 = 64
1
� 0 0 0 ��
2 2 2 2� �2 2 2 2�
�
0 1 0 ��
0 ��
2 2 2 �
2� ��
2 2 2 2�
C1 A t = � �
�
0 0 1 0 ��
2 2 2 2� �2 2 2 2�
� �� � � �
0
� 0 0 1 ��
2 2 2 2� �2 2 2 2�
r C1 At
A =
trss (C1 B)
2
� 2 2 2�
�
2 2 2 2�
1� �
�
2 2 2 2� 1 1
� 1 1�
� � �
2
� 2 2 2� 2 � 1 1 1 1�
�
A =
64 64 �
1 1 1 1�
� �
1 1
� 1 1�
1
� 1 1 1�
�
1 1 1 1�
1 � �
A =
32 �
1 1 1 1�
� �
1
� 1 1 1�
89
Pendekatan Rank Penuh
Karena rank A = 1 maka rank matriks A bukan merupakan rank baris penuh
atau rank kolom penuh, sehingga A-1 tidak bisa dikerjakan dengan cara ini.
2
� 2 2 2� � 1 1 1 1�
�
2 2 2 �
2� � �
1 1 1 1�
A = � 2 �
�
2 2 2 2� � 1 1 1 1�
� � � �
2
� 2 2 2� � 1 1 1 1�
1
� 1 1 1� 1
� 1 1 1�
�
1 1 1 �
1� 1 ��
1 1 1 1�
1 1 � �
A =
2 4x4 �
1 1 1 1� 32 �
1 1 1 1�
� � � �
1
� 1 1 1� 1
� 1 1 1�
�1 2 1�
3. A�
�2 4 2 �
�
�
�1 2 1 �
�
90
Dengan Pendekatan Pen-rose
r ( A) 1
B At A
�1 2 1��1 2 1� �6 12 6 �
� ��
B �2 4 2 ��2 4 2 � �� �
12 24 12 � �
�
� 1 2 1 �
�
�� 1 2 1 �
�
� � 6 12 6 �
�
�1 0 0�
�
C1 �0 1 0� �
�
�0 0 1 �
�
�1 0 0 ��6 12 6 � �6 12 6 �
�
C1 B �0 1 0 �� �� � �
12 24 12 �
12 24 12 � � �
�
�0 0 1 �
�
��6 12 6 �
� �
�6 12 6 �
�
trss ( C1 B ) 6 24 6 36
�
0 0 1�
� ��
�1 2 1 �
� �
�1 2 1 �
�
rC1 At
A
trss ( C1 B )
�1 2 1�
1�
�2 4 2 �
�
�1 2 1 �
A � �
36
�1 2 1�
1 �
A �2 4 2 � �
36
�
�1 2 1 �
�
91
Dengan Kronecker Product
A B �C
A B �C
�1 �
B� �
�2 �
�
�1�
�
C [ 1 2 1]
( )
1
B Bt B Bt
1
� �1 ��
� � ��
[ 1 2 1] �2 �� [ 1 2 1]
B �
� �1��
� � ��
B ( 6) [1 2 1]
1
1
B [ 1 2 1]
6
B �1 1 1 �
�6 3 6�
( )
1
C C t CC t
1
�1 �� �1 ��
� �� � ��
C �2 ��[ 1 2 1] �2 ��
�1�� �1��
� �� � ��
�1 �
C �
�6 1
�2 �( )
�
�1�
�
92
�1 �
1� �
C �2 �
6
�
�1�
�
�1 �
�6�
C �1 �
�3�
�1 �
� 6�
A B �C
�1 �
�6�
A �1 1 1 ���1 �
�6 3 6� � 3 �
�1 �
� 6�
�1 1 1 �
� 36 18 36 �
A �1
1 1 �
� 18 9 18 �
�1 1 1 �
� 36 18 36 �
�1 2 1�
1 �
A �2 4 2 � �
36
�
�1 2 1 � �
2
� 2 0 0�
�
2 2 0 0�
4. A = � �
�
0 0 1 2�
� �
0
� 0 2 4�
B At A
2
� 2 0 0 ��
2 2 0 0� 8
� 8 0 0�
�
2 2 0 0� �
2 2 0 0� �
8 8 0 0�
B� �� �= � �
�
0 0 1 2��0 0 1 2� �
0 0 5 10 �
� �� � � �
0
� 0 2 4��0 0 2 4� 0
� 0 10 20 �
93
1
� 0 0 8 0 0�0 ��
8 8
� 8 0 0�
�
0 1 0 8 0 0�0� �
8 �
8 8 0 0�
C1 B � ��
�= � �
�
0 0 1 0 ��
0 5 10 � 0 �
0 0 5 10 �
� ��
� � �
0
� 0 0 1 ��
0 10 20 �0 0
� 0 10 20 �
trssC1 B 8 8 5 20 = 41
1
� 0 0 0� 8
� 8 0 0� �33 8 0 0 �
�
0 1 0 0� �
8 8 0 0� �8 33 0 0 �
C 2 41 � �- � �= � �
�
0 0 1 0� �
0 0 5 10 � �0 0 36 10 �
� � � � � �
0
� 0 0 1� 0
� 0 10 20� �0 0 10 21 �
r C2 A t
A =
trss (C2 B)
�50 50 0 0 �
�50 50 0 0 �
2 � �
�0 0 16 32 � �25 25 0 0 �
� � �
� 0 0 32 64 � 1 �25 25 0 0 �
�
A = = 2
800 400 �0 0 8 16 �
� �
�0 0 16 32 �
�1 1 0 0 �
�8 8 �
�1 1 0 0 �
8 8
A
= � �
�0 0 1 2 �
� 25 25�
� 2 4 �
�0 0
25 25�
94
Dengan Partisi
P�
�
A �� � PQt 0
Q�
�
A �
P
� Q �
�
2 2 0 0�
� 0 0 1 2�
�
P� Q�
2 2 0 0�
� � 0 0 2 4�
� �
2 2 0 0�
�
P�
2 2 0 0�
� �
r ( P) 1
2
� 2� 8
� 8 0 0�
�
2 2� 2 2 0 0� �
8 8 0 0�
B Pt P � �� = � �
�
0 �
2 2 0 0�
0 �� �
0 0 0 0�
�
� � � �
0
� 0� 0
� 0 0 0�
1
� 0 0 0 ��
2 2� 2
� 2� 1 1�
�
�
0 1 0 ��
0 ��
2 2� �
2 �
2� �
1 1�
C1 P t � � = � = 2� �
�
0 0 1 0 ��
0 0� �
0 0� �
0 0�
� �� � � � � �
0
� 0 0 1 ��
0 0� 0
� 0� 0 0�
�
1
� 0 0 0 ��
8 8 0 0� 8 8 0
� 0�
�
0 1 0 ��
0 ��
8 8 0 �
0� �
8 8 0 0�
C1 B � = � �
�
0 0 1 0 ��
0 0 0 0� �
0 0 0 0�
� �� � � �
0
� 0 0 1 ��
0 0 0 0� 0 0 0
� 0�
trss (C1B) 8 8 = 16
1
� 1�
�
1 1�
rC1 P t 1
P 2� �
trss ( C1 B ) 16 �0 0�
� �
0
� 0�
1 1� �1 1 �
� �8 8�
�
1 1� �1 1 �
1 � �=
P �8 8�
8 �
0 0� �0
� � 0 �
0
� 0� � �
�0 0 �
95
� 0 0 1 2�
Q�
�0 0 2 4��
r (Q) 1
0
� 0� 0 0 0 0�
�
�
0 �
0 ��0 0 1 2� �
0 0 0 0�
M Qt Q = � �
� = �
�
�
1 2 ��
0
� 0 2 4 � 0 0 5 10 �
� � � �
2
� 4� 0 0 10 20 �
�
1
� 0 0 0 ��
0 0 0 0� 0
� 0 0 0�
�
0 1 0 ��
0 ��
0 0 0 0� �
0 0 0 0�
C1M � �= � �
�
0 0 1 0 ��
0 0 5 10 � �
0 0 5 10 �
� �� � � �
0
� 0 0 1 ��
0 0 10 20 � 0
� 0 10 20 �
trss (C1M ) = 5+20 = 25
1
� 0 0 0 ��
0 0� 0
� 0�
�
0 1 0 0� �
0 0� �
0 0�
C1Qt � �� �= � �
�
0 0 1 0 ��
1 2� �
1 2�
� �� � � �
0
� 0 0 1 ��
2 4� 2
� 4�
0
� 0�
�
0 0�
r C1Q t 1 � �
Q
trss ( C1M ) 25 �
1 2�
� �
2
� 4�
�0 0 �
�0 0 �
� �
Q �1 2 �
� 25 25�
�2 4 �
� 25 25�
A �
P Q �
� �
�1 1 0 0 �
�8 8 �
�1 1 0 0 �
� 8 8 �
A =
�0 0 1 2 �
� 25 25�
� 4 �
�0 0 2
25 25�
96
2 1 3�
�
�
2 1 3�
A�
5. �
�
4
� 2 6 �
�
B At A
2 2 4 ��
� 2 1 3� 24 12 36 �
�
�
B� ��
1 1 2 �� � �
12 6 18 �
2 1 3� = � �
�
3
� 3 6 ��
4
�� 2 6 �
� �
36
� 18 54 �
�
1 0 0 ��
� 24 12 36 � 24 12 36 �
�
�
C1 B �
0 1 0 �� � �12 6 18 � �
12 6 18 �
�= � �
�
0 0 1�
� ���36 18 54 �
� �
36 18 54�
� �
trss(C1B ) 24 6 54 = 84
1 0 0 ��
� 2 1 3� 2 1 3�
�
�
C1 A �
t ��
2 1 3�
0 1 0 �� �
2 1 3�
�= � �
�
0 0 1�
� ��
4 2 6�
� � �
4
� 2 6 �
�
rC1 At
A
trss ( C1 B )
2 1 3�
�
1 �
A � 2 1 3��
84
�
4
� 2 6 �
�
97
Dengan Kronecker Product
A B �C
A B �C
1
��
��
B ��
1 C = [ 2 1 3]
��
2
��
1
��
��
B ��
1 Rank kolom penuh
��
2
��
B ( B t B ) 1 B t
1
� 1 �
��
� �
[ 1 1 2] ��
B � 1 �
�� [1 1 2]
� 2 �
��
� ���
B [ 6] [1 1 2]
1
B �1 1 2 �
�6 6 6�
��
3
��
�2 �
�14�
C �1 �
�14�
�3 �
�14�
98
1 3�
�
A� �
6. 2 6�
�
B At A
1 2 ��
� 1 3� �5 15 �
B � �� � = �
3 6 ��
� 2 6� �10 45�
�
1 0�
� �5 15 � �5 15 �
C1 B � � � � � �
0 1�
� �10 45 � �10 45�
trss(C1B ) 5 45 = 50
1 0�
� �1 2� �
1 2�
C1 At � �� � � �
0 1�
� �3 6� �
3 6�
rC1 At
A
trss (C1 B )
1 �1 2�
A �
3 6�
50 � �
99
Dengan Kronecker
A B �C
1
��
B �� C = [ 1 3]
2
��
B ( B t B) 1 B t
1
� 1 �
��
[ 1 2] ��
B � � [ 1 2]
2 �
� ��
B [ 5] [1 2]
1
1
B [ 1 2]
5
C C t (CC t ) 1
1
1 �
�� 1 �
��
C �� �
3 �
[ 1 3] ���
3 �
�� ��
1
1 ��
C ��
3
10 ��
A B �C
1 �1 2�
A �
3 6�
50 � �
100
7. A [ 1 1 5 0]
1
1 �
�� 1 �
��
�� � ���
1 � 1 �
A ��
5 �
��
[ 1 1 5 0] ��
��
5 �
�� � ���
0 �
�� � 0 �
���
1
��
��
1
1 ��
A
27 ��
5
��
0
��
101
Dengan Pendekatan Pen-rose
r ( A) 1
B At A
1
��
��
1
B ��
��
5
[ 1 1 5 0] = [ 27]
��
0
��
C1 B [ 1] [ 27 ] = [ 27]
trss (C1B ) [ 27]
1
� 0 0 0���
1 1
��
�
0 1 0 0� ��
1 ��
1
C1 At � ��� = ��
�
0 0 1 0���
5 ��
5
� ��� ��
0
� 0 0 1 ���
0 0
��
rC1 At
A
trss (C1 B)
1
��
��
1
1 ��
A
27 ��
5
��
0
��
102
BAB VIII
MATRIK KEBALIKAN BERSYARAT
Jika ada matriks A(mxn) maka matriks kebalikan umum dari A itu adalah :
A(mxn) ↔ Ac(mxn) ↔ A . Ac . A = A
Karena hanya memiliki satu ciri diatas, maka sifatnya menjadi tidak khas atau tidak
unik, sedangkan untuk matriks kebalikan umum (MKU) sifatnya unik. Sehingga “
Kalau MKU pasti MKB, tapi MKB belum tentu MKU”.
Metode yang digunakan untuk mendapatkan matriks kebalikan bersyarat dari suatu
matriks adalah dengan mengubahnya menjadi bentuk hermit. Suatu matriks H disebut
berbentuk hermit apabila H(mxn) merupakan matriks segi yang memenuhi syarat :
1. H adalah matriks segitiga atas
2. Diagonal utamanya hanya bernilai nol atau satu
3. Apabila pada suatu baris dimana diagonal utamanya bernilai nol maka
pada baris tersebut bernilai nol
4. Apabila pada suatubaris dimana diagonal utamanya bernilai satu maka
unsure pada lajur tegak (kolom) bernilai satu
103
Maka Ao = [A(mxn) . O(mxn)] (mxm)
Dimana Bo . Ao = H
B ( nxm)
Bo → B ( m n) xm mxm
Adapun beberapa contoh soal yang berkaitan dengan matriks kebalikan umum sebagai
berikut :
1. Carilah matriks kebalikan bersyarat dari matriks dibawah ini dengan menggunakan
metode hermit.
1 2
2 1
A=
3 6
1 2
Penyelesaian :
1 2 1 2 0 0 1 0 0 0
2 1 2 1 0 0 0 1 0 0
3 → 21( 2 ), B 31( 3), B 41( 1)
B
6 3 6 0 0 0 0 1 0
1 2 1 2 0 0 0 0 0 1
1 0 1 0 1 2 0 0 1 0 0 0
2 0
0 0
2 1
0 5 0 0 2 1 0 0 0 1 0 0 0 0
5 5
1
12 ( 2 )
B 2( )
0 B
0 0 3 0
0 3
5
0 0 0 1 0 0 0 1 0
0 0 1 1 0
0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 1
1 2
1 0 0 0 0 0
5 5
0 1 0 0 2 1
0 0
0 0 0 0 5 5
3 0 1 0
0 0 0 0
1 0 0 1
104
2. carilah matriks kebalikan umum dari matriks B berikut dengan menggunakan
metode hermit
1 3 4
B = 1 5 1
3 13 6
Penyelesaian :
1 3 4 1 3 4 1 0 0
1 5 1 → 1 5 1 0 1 0 21( 1), B 31( 3)
B
3 13 6 3 13 6 0 0 1
1 3 4 1 0 0
0 2 3 1 1 0
0 4 6 3 0 1
17 5 3
1 3 4 1 0 0 1 0 0
2 2 2
3 1 1
3 1 1
B2(1
/ 2)
0 1 0 0
B12 ( 3 ), B 32 ( 4 )
1 0
2 2 2 2 2 2
0 4 6 3 0 1 0
0 0 1
2 1
Bc
Sehingga didapatlah matriks kebalikan bersyarat dari matriks B sebagai berikut :
5 3
0
2 2
1 1
Bc = 0
2 2
1 2 1
3.Selesaikan matriks berikut dengan mencari matriks kebalikan bersyaratnya dengan
menggunakan metoda hermit :
1 1 1 1
1 2 3 2
C=
2 5 6 4
2 6 8 5
Penyelesaian
105
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
1 2 3 2 1 2 3 2 0 1 0 0
2 → 21( 1), B 31( 2 ), B 41( 2 )
B
5 6 4 2 5 6 4 0 0 1 0
2 6 8 5 2 6 8 5 0 0 0 1
1 1 1 1 1 0 0 0
0 1 2 1 1 1 0 0 12 ( 1), B 32 ( 3), B 42 ( 4 )
0 B
3 4 2 2 0 1 0
0 4 6 3 2 0 0 1
1 0 1 0 2 1 0 0
0 1 2 1 1 1 0 0 B 3(
1
)
0 0 2 1 1 3 1 0
2
0 0 2 1 2 4 0 1
1 0 10 2 1 0
0
0 1 2 1 1 1 0 0
1 1 3 1
0 0
13(1), B 23 ( 2 ), B 43( 2 )
B
0 1
2 2 3 2
0 0 2 1 2 4 0 1
1 3 1 1
1 0 0 0
2 2 2 2
0 1 0 0 0 2 1 0
0 1 1 3 1
0 1 0
2 2 3 2
0 0 0 0 1 1 1 1
Cc
Sehingga didapatlah matriks kebalikan umum dari matriks C, yaitu :
3 1 1
0
2 2 2
0 2 1 0
1 3 1
0
2 3 2
1 1 1 1
106
4. Berikut sebuah matriks D dengan ordo 2x5;
1 0 0
2 0 0
D = 2 1 2
1 2 4
3 2 4
Carilah matriks kebalikan umum dari matriks D diatas dan buktikan kebenarannya !
Penyelesaian :
1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
2 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2 1 2 2 1 2 0 0 0 0 1 0 0
→
1 2 4 1 2 4 0 0 0 0 0 1 0
3 2 4 3 2 4 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 2 1 0 0 0
0
B 21( 2 ), B 31( 2 ), B 41(1), B 51( 3) 1 2 0 0 2 0 1 0 0
0 2 4 0 0 1 0 0 1 0
0 2 4 0 0 3 0 0 0 1
1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 2 1 0 0 0
1 0 1 1 0 0 1 0
1
0 0 43( 4 ), B 53( 4 )
B 3( )
2
B
2 2
0 2 4 0 0 1 0 0 1 0
0 2 4 0 0 3 0 0 0 1
1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 2 1 0 0 0
0 1 1
1 0 0 1 0 0 0
2 2
0 0 0 0 0 5 0 2 1 0
0 0 0 0 0 7 0 2 0 1
Maka didapatlah matriks kebalikan bersyarat dari D adalah
107
1 0 0 0 0
2 1 0 0 0
1
1 0 0 0
2
Maka pembuktian dari matriks kebalikan umum yang didapat diatas menggunakan
cirri matriks kebalikan umum dimana :
A . Ac . A = A
1 0 0 1 0 0
2 0 0 1 0 0 0 0 2 0 0
2 0
= 2 1 2
1 0 0
2
1 2
1
1 2 4 1 0 0 0 1 2 4
3
4 3 4
2
2 2
1 0 0 0 0 1 0 0
2 0 0 0 0 2 0 0
= 2 1 1 0 0
2
1 2
9 2 2 0 0 1 2 4
11 2 2 0 0 3 2 4
1 0 0
2 0 0
= 2 1 2
1 2 4
3 2 4
Maka terbukti jika A . Ac . A = A
1 2 1�
�
� �
5. A = �2 3 1 �,carilah Ac !
�
1 1 0�
� �
1 2 1�
� �1 0 0� 1 2 1�
� �1 0 0 �
� �
� � b 21( 1) � �
� �
�2 3 1�
�0 1 0 ����� � �1 1 0 �
1 1 0�
�
1 1 0��0 0 1� �
1 1 0�
�0 0 1 �
� �
� � � �
� �
1 2 1�
� �1 0 0 �
� �
�
b 32( 1) �
���� �
1 1 0�
�1 1 0 �
�
0 0 0�
�1 1 1 �
� �
� �
1 2 1�
� �1 0 0�
b 21( 1) � �
� �
���� 0 1 1�
� �2 1 0�
�
0 0 0� �1 1 1 �
� �
� �
108
1 2 1�
� �1 0 0�
b 2( 1) � �
� �
��� ��
0 1 1�
�2 1 0 �
�
0 0 0�
�1 1 1 �
� �
� �
1 0 1�
� �3 2 0 �
�
b12( 2) �
� �
���� �
0 1 1��2 1 0 �
�
0 0 0��1 1 1 �
� �
� �
�3 2 0 �
� �
Ac = �2 1 0 �
�1 1 1 �
� �
�1 2 �
� �
6. A = �1 1 �,Carikah Ac
�
�10 �
�
�1 2 0 ��1 0 0� �1 2 0 ��1 0 0�
� �
� � b 23(1) � �
� �
�1 1 0 ��0 1 0 ���� � �0 1 0 ��0 1 1�
�1 0 0 �
�0 0 1� �1 0 0 �
�0 0 1�
� �
� � � �
� �
�1 0 0 ��1 2 2 �
�
b12( 2) �
� �
���� �0 1 0 ��0 1 1�
�1 0 0 �
�0 0 1�
� �
� �
1 0 0�
� �1 2 2 �
�
b 31(1) �
� �
���
��0 1 0�
�0 1 1�
�
0 0 0�
�1 2 1 �
� �
� �
1 2 2 �
�
Ac = � �
0 1 1�
�
3 2 1�
�
� �
1 1 1 �,carilah Ac
7. A = �
�
3 1 1�
� �
3 2 1�
� �1 0 0� �3 2 1� �1 0 0 �
� �
� � b 31( 1) � �
� �
1 1 1�
� �0 1 0 ����� � 1 1 1� �0 1 0 �
�
3 1 1 �
�0 0 1� �
0 1 2 �
�1 0 1 �
� �
� � � �
� �
109
�3 2 1 � �1 0 0�
� �
� �
b 21( 1/3)
���� 0 1 / 3 2 / 3�
�� �1 / 3 1 0 �
�
0 1 2 � � 1 0 1 �
� �
� �
3 2 1 �
� �1 0 0 �
� �
� �
���b 2(3)
��0 1 2� �1 3 0 �
�
0 1 2 �
�1 0 1 �
� �
� �
�3 2 1�
�1 0 0 �
� �
� �
0 1 2��1 3 0 �
b 32(1)
��� ��
�
0 0 0��2 3 1 �
� �
� �
3 0 4 �
� �3 6 0 �
�
b12( 2) �
� �
���� �
0 1 2� �1 3 0 �
�
0 0 0� �2 3 1 �
� �
� �
1 0 1 / 3 �
� �1 2 0 �
� �
� �
�1 3 0 �
b1(1/3)
��� ��
0 1 2 �
�
0 0 0 � �2 3 1 �
� �
� �
�1 2 0 �
� �
Ac = �1 3 0 �
�2 3 1 �
� �
8.
Jadi, AC =
110
9.
10.
111
Jadi, AC =
1 2 1
A 2 3 1
1 4 4
1 2 1 1 0 0 b 2.1 ( 2) 1 2 1 1 0 0
b3.1 ( 1)
2 3 1 0 1 0 0 1 1 2 1 0
1 4 4 0 0 1 0 6 5 1 0 1
1 2 1 1 0 0 b1.3 ( 1) 1 2 0 10 6
b 2.3 (1)
0 1 1 2 1 0 0 1 0 9 5
0 0 1 11 6 1 0 0 1 11 6
1 0 0 8 4 1
0 1 0 9 5 1
0 0 1 11 6 1
8 4 1
c
A 9 5 1
11 6 1
112
12. Tentukan MKB dari matriks berikut!
2 3 1
2 3 1 B0 1 1 2
B
1 1 2 0
0 0
2 3 1 1 0 0 2 3 1 1 0 0
b2.1 ( 1 ) b1.2 ( 6 )
1 0 2 0 52 3 1 0 5
1 20 1 2 2 1
0 0 00 0 1 0 0 0 0 0 1
0 b1( 2 )
1
2 0 14 2 6 1 0 7 1 3 0
5 5 5 b2 ( 2 ) 5 5 5
0 5 3 1 1 0 5 0
1 3 1 2 0
2 2 2 5 5 5
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
15 3 5 0
C 0 15 2 5 0
0 0 1
BAB IX
AKAR CIRI DAN VEKTOR CIRI
Kita dapat 1menggunakan varians untuk mengetahui tingkat keragaman data dengan
5 35
satu variabel. untuk mengetahui tingkat keragaman data dengan dua variabel
Namun
B c 15 2 5
atau lebih, kita
0 0
menggunakan akar ciri.
dapat
Definisi
Misalkan A adalah suatu matriks nxn. Skalar disebut sebagai suatu akar ciri (nilai
eigen) atau nilai karakteristik (characteristic value) dari A jika terdapat suatu vektor
taknol x, sehingga Ax = x
Vektor x disebut vektor ciri (vektor eigen) atau vektor karakteristik dari . Akar ciri
akan menghasilkan vektor-vektor ciri pada setiap nilai
113
Persamaan Ax = x dapat menghasilkan fungsi polinom akar ciri yaitu Q( ), yang
mana selanjutnya digunakan untuk mendapatkan akar ciri.
Ax = x
Ax – x = 0 sistem persamaan linier homogen maka pasti mempunyai penyelesaian
(A– I) x = 0 x merupakan vektor taknol, maka A – I adalah singular
A– I = 0
x 0
Jika determinan Ax – I diuraikan, maka akan kita dapatkan suatu polinom berderajat
ke-n dalam peubah
Q( ) = x
Q( ) = 0
a n n a n 1n 1 a n 2 n 2 a 0 0 persamaan akar ciri
Contoh:
3 2
4 1
Tentukanlah :
a Fungsi polinom
b Persamaan akar ciri
c Nilai akar ciri
d Vektor akar ciri untuk nilai akar ciri terbesar
Penyelesaian:
114
3 2 1 0 3 2
a
4 1 0 1 4 1
Q( ) ( 3 )(1 ) 2.4
Q ( ) 3 3 2 8
3 2 x1
0
4 1 x 2
2 2 x1
0
4 4 x 2
2 x1 2 x 2 0
4 x1 4 x 2 0
x1 x 2
x1 t
x2 t
t 1
x t
t 1
1
Untuk t = 1 x
1
2
Untuk t = 2 x dst.
2
Contoh Soal :
3 0 0 0
4 1 0 0
1) A
0 0 2 1
0 0 0 2
Tentukan:
a Fungsi polinom
b Persamaan akar ciri
115
c Nilai akar ciri
d Vektor ciri dengan nilai akar ciri maksimum
3 0 0 0 1 0 0 0 3 0 0 0
4 1 0 0 0 1 0 0 4 1 0 0
A
0 0 2 1 0 0 1 0 0 0 2 1
0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 2
1 0 0
A ( 3 ) 0 2 1 ( 3 )(1 )( 2 )( 2 )
0 0 2
Q( ) ( 2 4 3)( 2 4 4 )
Q( ) 4 83 232 28 12
3 0 0 0 x1
4 1 0 0 x 2
0
0 0 2 1 x3
0 0 0 2 x
4
116
0 0 0 0 x1
4 2 0 0 x 2
0 0 1 1 x 0
3
0 0 0 1 x 4
4 x1 2 x 2 0
1x3 x 4 0
x4 0
x4 0
x3 0
4 x1 2 x 2 x 2 2 x1
x1 t
x 2 2t
t 1
2t 2
x t
0 0
0 0
1
2
Untuk t = 1 x
0
0
2
4
Untuk t = 2 x dst.
0
0
1 2�
� 0 3�
�
A� � , B= � �
1 0�
� 1 2�
�
117
Jawab
1 2� �
� 1 2� � 1 0� 1 2
A � �, � � � � 2 2
1 0� �
� 1 0� � 0 1� 1
1. 2 2
2. 2 2 0
3. 2 , atau 1
4. Untuk 2
�1 2 ��x1 � ��
0
�1 2 �� � ��
� x2 � ��
�� 0
1
x1 2 x2 0 , misal x1 t , maka x2 t
2
0 3� �
� 0 3� � 1 0 � 3
B= � � , � � � � 2 2 3
1 2 1 2
� � � � � � 0 1 1 2
1. 2 2 3
2. 2 2 3 0
3. 3 , atau 1
4. Untuk 3
�3 3 �� x1 � ��0
�1 1�� � ��
� �� x2 � ��0
3 x1 3 x2 0 , misal x1 t , maka x2 t
6 4 �
�
3) �
3 1�
� �
118
6 4 � �
� 6
1 0� � 4 �
� �- � �= � = (6- )(-1- )+12
3 1� �
� 0 1� � 3 1 �
�
= -6-6 2 12
Q(x)= 2 -5 6
�6 4 �� x1 � 3 4 ��
� x1 �
� �= 0 � � =0
�3
� 1 �
��x2 � �
3 4 �
� ��x2 �
�
3x1 4x 2 0
3x1 4x 2 0
Misal x1 = t, x 2 3 4 t
t � �
� 1 �
Sehingga x = � �=
3 t� �t �
3 �
�
�4 � �
�4�
1 �
�
Untuk t = 1, x = �
3 �
�
�4�
�
2 �
�
Untuk t = 2, x = �
3 �
�
�2�
�
3 1�
�
4) �
1 1�
� �
119
3 1� �
� 3 1 �
1 0� �
� �- � �= � = (3- )(1- )+1
1 1� �
� 0 1� � 1 1 �
�
= 3-4 2 1
Q(x)= 2 -4 4
3 1 ��
� x1 � 1 1��
� x1 �
� = 0� =0
�1
�
�
1 ��x2 �
�
�
�
��
1 1��x2 �
�
x1 x 2 0
x1 x 2 0
Misal x1 = x 2 =t
�t� � 1�
Sehingga x = ��= t ��
�t� � 1�
1�
�
Untuk t = 1, x = ��
1�
�
2
��
Untuk t = 2, x = ��
2
��
4 5 1 �
�
�
1 0 1�
5) � �
�
0
� 1 1�
�
120
4 5 1 � �
� 1 0 0� � 4 5 1 �
� � �
1 0 1�- � � � 1 �
� 0 1 0 �= � 1 �= (4- )(- )(-1- )+1+(4- ) 5 ( 1 )
0 1 1�
�
� � � �
0 0 1�� ��0 1 1 �
�
= (4 4 2 2 3 ) (6 )
Q(x)= - 3 3 2 2
Akar ciri: - 3 3 2 2 =0
( 2 3 2)=0
0 � 1 � 2
Vektor ciri untuk maks=2.
�4 5 1 ��x1 � 2 5 1 ��
� x1 �
�1 ��
1 ��x2 � � ��
1 2 1��x2 �
� �= 0 � � �= 0
�
�0 1 1 � ��
�x3 �
� 0 1 3�
�
� ��
�x3 �
�
2x1 5x 2 x 3 0
x1 2x 2 -x 3 0
x 2 - 3x 3 0
x 2 = 3x 3
Misal x 2 =3t, x 3 =t
x1 6t t 0
x 1 7t
7t � ��
� 7
� � ��
Sehingga x = �
3t �= t ��
3
�
t �
� � �� 1
��
7
�� 14 �
�
�� �
6 �
Untuk t = 1, x = ��
3 Untuk t = 2, x = � �
��
1
�� �
��
2 �
121
6) A=
Penyelesaiannya :
a. Fungsi Polinom Akar Ciri
Q( ) = A =
6x1 – 9x2 = 0
122
4x1 – 6x2 = 0
Misal : x1 = t
x
X2 = - t =t
7) B=
Penyelesaiannya :
a. Fungsi Polinom Akar Ciri
B
Q( ) = =
= (5 - ) +1
2
= (5 – )(- + – 0) + 1(1 +7 - 7 )
2
= (5 – )(- + ) + (8 - 7 )
2 2 3
= -5 + 5 + – +8-7
3 2
Q( ) = - +6 - 12 + 8
123
3 2
- +6 - 12 + 8 = 0
Dengan menggunakan cara “Horner” maka
( - 2) 2 -1 6 -12 8
-2 8 -8
-1 4 -4 0
2
( - 2)(- + 4 – 4) = 0
( - 2)(- + 2)( - 2) = 0
1= 2= 3= 2
(B – I) x = 0
3x1 +x3 = 0
x1 – x2 =0
-7x1 + x2 – 2x3 = 0
x3 = -3x1
x1 = x2
misal : x1 = t
x2 = t
x3 = -3t
x
=t
3 5 3 8
0 4 6 2
8) C
0 0 1 1
0 0 0 7
124
Dari matriks C tersebut, carilah :
a. Fungsi Polinom Akar Ciri
b. Persamaan Akar Ciri
c. Nilai Akar Ciri ( )
d. Vektor Ciri ( x ) dari terbesar
Penyelesaiannya :
3 5 3 8 1 0 0 0 3 5 3 8
0 4 6
2 0 1 0
0 0 4 6 2
0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1
0 0 0 7 0 0 0 1 0 0 0 7
= (-7 – )
= (-7 – )(1 – )
125
1 = -7, 2 = 1, 3 = 3, 4 = -4
0 5 3 8 x1 0
0 7 6 2 x2 = 0
0 0 2 1 x3 0
0 0 0 10 x 0
4
1
0
x = t
0
0
126