Anda di halaman 1dari 14

BUKU SAKU

PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

DISUSUN OLEH

TIM PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA SELATAN


KATA PENGANTAR Pengelolaan Keuangan Desa ini dapat menjadi modal bagi para
mahasiswa KKN yang melakukan pendampingan.

Buku pedoman ini merupakan penyederhanaan Petunjuk Pelaksanaan


Dengan disahkannya UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Bimbingan dan Konsultasi Pengelolaan Keuangan Desa yang
pemerintahan desa mendapat kewenangan dalam penyelenggaraan diterbitkan oleh Deputi Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan
pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan, pembinaan Daerah, BPKP. Muatan dalam buku pedoman ini mefokuskan pada
kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Sejalan dengan itu, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa
pemerintahan desa mendapatkan pendanaan program dan kegiatan karena tahapan ini merupakan kebutuhan minimal dan krusial untuk
dari berbagai sumber (APBN dan APBD Provisi/Kabupaten) yang meminimalkan risiko kesalahan dan penyelahgunaan keuangan desa.
mengandung konsekuensi harus mampu mengelola secara transparan,
akuntabel, dan bebas dari penyalahgunaan. Kami mengharapkan buku pedoman ini dapat diimplementasikan
dengan baik dan bermanfaat bagi akuntabilitas pengelolaan keuangan
Dalam hal pengelolaan dana desa, kami mengidentifikasi adanya risiko desa dan mendukung keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan
terjadinya kesalahan baik bersifat administratif maupun substantif yang desa.
dapat mengakibatkan terjadinya permasalahan hukum mengingatkan
belum memadainya kompetensi kepala desa dan aparat desa dalam Kami menyadari bahwa buku pedoman ini belum sempurna dan
hal penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan memerlukan penyempurnaan sesuai dengan kondisi di desa binaan
desa. Adanya risiko tersebut mendorong Perwakilan BPKP Provinsi masing-masing. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak yang
Sumatera Selatan berinisiatif melakukan pembinaan kepada kepala terkait sangat kami harapkan.
desa dan aparat desa. Namun demikian, dengan jumlah desa sebanyak
2.817 yang tersebar pada 14 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera
Selatan, Perwakilan BPKP tidak dapat bekerja sendiri tanpa kerjasama
Palembang, 11 Mei 2015
dengan pihak lain yang mempunyai kepentingan sejalan dalam
pemberdayaan pemerintahan desa. Kepala Perwakilan

Kami menyambut positif atas kesepahaman dengan pihak Universitas BPKP Provinsi Sumatera Selatan
Sriwijaya untuk memberdayakan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN)
guna memberikan pendampingan dan pembinaan kepada para kepala
desa dan aparat desa pada lokasi KKN dalam penatausahaan,
pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa. Untuk itu,
pembekalan dari Perwakilan BPKP dan Buku Saku Pedoman IGB Surya Negara
NIP 19570311 197803 1 001
DAFTAR ISI

Hal
A. Pendahuluan
B. Dasar hukum
C. Aturan pelaksana yang seharusnya dibuat oleh
Bupati/Walikota
D. Perencanaan dan Penganggaran
E. Pelaksanaan
F. Penatausahaan
G. Pelaporan dan Pertanggungjawaban
H. Penutup

LAMPIRAN:
Lampiran 1: Buku Kas Pembantu Kegiatan
Lampiran 2: Laporan Kegiatan
Lampiran 3: Pernyataan Tanggung Jawab Belanja
Lampiran 4: Kuitansi Pengeluaran
Lampiran 5: Laporan Pertanggungjawaban
Bendahara Desa
Lampiran 6: Laporan Realisasi Pelaksanaan
Buku saku/pedoman singkat pengelolaan keuangan desa C. Ketentuan pelaksana UU nomor tahun 2014 di tingkat
Kabupaten/Kota
Untuk mendukung pelaksanaan UU nomor tahun 2014, pemerintah
kabupaten/kota diamanahkan untuk menetapkan berbagai
A. Pendahuluan
peraturan pelaksanaan baik dalam bentuk peraturan daerah
Pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang
maupun peraturan bupati/walikota.
meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
1. Pengalokasian dan penyaluran dana yang ditransfer ke desa
dan pertanggungjawaban keuangan desa
yang dialokasikan dalam APBD
2. Penetapan Peraturan Pelaksanaan
B. Dasar hukum
Sebagai pelaksanaan dari UU Desa, maka pemerintah
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan kabupaten/kota harus menyusun dan menetapkan Peraturan
Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; Daerah mengenai hal-hal sebagai berikut:
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana a. Pembentukan Desa;
b. Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan, dan/atau
Desa yang Bersumber dari APBN;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan atau Kelurahan
Pedoman Teknis Peraturan di Desa; Menjadi Desa;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 c. Perangkat Desa;
d. Badan Permusyawaratan Desa;
tentang Pengelolaan Keuangan Desa;
e. Perencanaan, Pelaksanaan Pembangunan Kawasan
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014
Perdesaan;
tentang Pedoman Pembangunan Desa;
f. Penataan Desa Adat;
7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penyerahan Urusan Selain itu juga, Pemerintah Kabupaten/Kota harus menyusun
Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Peraturan Bupati/Walikota mengenai hal-hal sebagai berikut:
Kewenangan Lokal Berskala Desa; a. Batas Wilayah Desa yang Dinyatakan Dalam Bentuk Peta
8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Desa,
Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Tertib b. Besaran Penghasilan Tetap, Tunjangan serta Penerimaan
dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa; Lain Yang Sah Kepala Desa dan Perangkat Desa,
9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan c. Daftar Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan
Transmigrasi Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pendampingan Kewenangan Lokal Berskala Desa
Desa; d. Tata Cara Pembagian dan Penetapan Besaran Dana Desa
10. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Setiap Desa,
Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas e. Tata Cara Pengalokasian Alokasi Dana Desa,
Penggunaan Dana Desa Tahun 2015; f. Tata Cara Pengalokasian Bagian dari Hasil Pajak dan
Retribusi Daerah Kabupaten/Kota Kepada Desa,
g. Pengadaan Barang dan/atau Jasa di Desa, TAHAP
Sekretaris TAHAP PERENCANAN
PERENCANAN Bupati/Walikot
h. Pedoman Teknis Kegiatan Yang Didanai Dari Dana Desa, Kepala Desa
i. Pengenaan Sanksi Administratif Atas SILPA Dana Desa Menyusun
Desa
Menyusun a
yang Tidak Wajar, raperdes
raperdes
j. Pendelegasian Evaluasi Rancangan Peraturan Desa APBDesa
APBDesa
Raperdes Raperdes
Raperdes Raperdes
Tentang APB Desa Kepada Camat, APBDesa
APBDesa APBDesa
APBDesa
Menyetujui
Menyetujui
k. Pengaturan Besaran Jumlah Uang Dalam Kas Desa,
l. Pengelolaan Keuangan Desa, raperdes
raperdes
Pembahasa
Pembahasa
m. Pembekalan Pelaksana Kegiatan, APBDesa
APBDesa
nn bersama
bersama
n. Petunjuk Teknis Penyusunan RPJM Desa Dan RKP Desa dengan
dengan
serta Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Raperdes
Raperdes
BPD Raperdes
Raperdes
BPD
Desa APBDesa
APBDesa APBDesa
APBDesa
Evaluasi
Evaluasi
Hasil
Hasil Hasil
Hasil
evaluasi
evaluasi evaluasi
evaluasi
Perbaikan
Perbaikan
Perdes
Perdes
APBDesa
APBDesa

2. Struktur APBDes
APBDesa, terdiri atas:
a. Pendapatan Desa;
b. Belanja Desa; dan
c. Pembiayaan Desa

D. Perencanaan dan Penganggaran 3. Kode Rekening APBDes

1. Proses perencanaan dan penganggaran Kode rekening terdiri dari kumpulan akun secara lengkap yang
Proses perencanaan dan penganggaran dapat dijelaskan dalam digunakan di dalam pembuatan proses perencanaan,
grafik berikut: pelaksanaaan, penatusahaan hingga pelaporan. Kode rekening
merupakan alat untuk mensinkronkan proses perencanaan
hingga pelaporan.
Mengingat pentingnya peran kode rekening tersebut maka Kode Rekening Belanja Desa
diperlukan standarisasi kode rekening sehingga akan dicapai
keseragaman dalam pemakaiannya khususnya di wilayah suatu Belanja Desa sebagaimana diatur dalam Pasal 8 Permendagri
kabupaten/kota. 113/2014 diklasifikasikan menurut kelompok, kegiatan dan jenis.
Belanja Desa terdiri atas kelompok: 1) Penyelenggaraan
Kode rekening disajikan dengan menggunakan istilah level Pemerintahan Desa; 2) Pelaksanaan Pembangunan Desa; 3)
akun. Level akun yang dimaksud dapat diuraikan sebagai Pembinaan Kemasyarakatan Desa; 4) Pemberdayaan
berikut: Masyarakat Desa; dan 5) Belanja Tak Terduga.
Level 1 : Kode Akun
Level 2 : Kode Kelompok Kelompok belanja tersebut selanjutnya dibagi dalam kegiatan
Level 3 : Kode Jenis sesuai dengan kebutuhan Desa yang telah dituangkan dalam
Level 4 : Kode Objek => Bersifat tambahan RKPDesa. Kelompok Belanja yang terdiri dari Bidang dan
(diatur dalam Perkada) Kegiatan tersebut lebih lanjut dibagi dalam jenis belanja yang
terdiri dari: 1) Belanja Pegawai; 2) Belanja Barang dan Jasa;
Kode Rekening Pendapatan Desa dan 3) Belanja Modal.

Pendapatan Desa sebagaimana diatur dalam Pasal 8 Kode Rekening Pembiayaan Desa
Permendagri 113/2014 diklasifikasikan menurut kelompok dan
jenis. Pendapatan Desa terdiri atas kelompok: 1) Pendapatan Pembiayaan Desa sebagaimana diatur dalam Pasal 8
Asli Desa (PADesa); 2) Transfer; dan 3) Pendapatan Lain-Lain. Permendagri 113/2014 diklasifikasikan menurut kelompok dan
jenis. Pembiayaan Desa terdiri atas kelompok: 1) Penerimaan
Kelompok PADesa terdiri atas jenis: 1) Hasil usaha; 2) Hasil Pembiayaan; dan 2) Pengeluaran Pembiayaan.
aset; 3) Swadaya, partisipasi dan Gotong royong; dan 4) Lain-
lain pendapatan asli desa. Kelompok Penerimaan Pembiayaan terdiri atas jenis: 1) Sisa
lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya; 2)
Kelompok Transfer terdiri dari jenis: 1) Dana Desa; 2) Bagian Pencairan Dana Cadangan; dan 3) Hasil penjualan kekayaan
dari Hasil Pajak Daerah Kabupaten/Kota dan Retribusi Daerah; desa yang dipisahkan.
3) Alokasi Dana Desa (ADD); 4) Bantuan Keuangan dari APBD
Provinsi; dan 5) Bantuan Keuangan APBD Kabupaten/Kota. Kelompok Pengeluaran Pembiayaan terdiri dari jenis: 1)
Pembentukan Dana Cadangan; dan 2) Penyertaan Modal Desa.
Kelompok Lain-Lain Pendapatan Asli Desa terdiri dari jenis: 1)
Hibah dan Sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat; Kode Rekening lebih lengkap hingga ke level objek Pendapatan,
dan 2) Lain-lain pendapatan Desa yang sah. Belanja, dan Pembiayaan diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Bupati/Walikota.
- Pelaksana kegiatan meminta mengajukan Surat Permintaan
E. Organisasi Pembayaran (SPP) dan pendukungnya atas beban kegiatan
Organisasi pengelolaan keuangan desa dapat digambarkan dalam kepada Sekdes untuk diverifikasi dan disetujui oleh Kades
grafik berikut ini: - Meminta pembayaran kepada bendahara desa sesuai SPP,
STRUKTUR
STRUKTUR diarsipkan serta dicatat di buku pembantu kegiatan
ORGANISASI
ORGANISASI - Pelaksana kegiatan membuat laporan kegiatan
Kepala PENGELOLAAN
KepalaDesa
PENGELOLAAN
Desa Contoh formulir RAB:
Pemegang KEUANGAN
KEUANGAN DESA
Pemegangkekuasaan
kekuasaan DESA
pengelolaan
pengelolaan Bendahara
Bendahara Desa Desa
keuangan desa
keuangan desa Urusan Keuangan
Urusan Keuangan
Sekretaris
Sekretaris Desa
Desa ..........
..........
Keuangan

Kepala
KepalaSeksi Urusan
Urusan Umum
Pengelolaan Keuangan

Koordintaor
Koordintaor PTPKD
Seksi
PTPKD Umum
Teknis

Pelaksana Kegiatan ..........


Pelaksana Teknis

Pelaksana Kegiatan ..........


(PTPKD ))
Desa (PTPKD

Bidang
Bidang Urusan
Urusan
Kepala
KepalaSeksi
Penyelenggaraan
Seksi
Penyelenggaraan
Pelaksana
Pengelolaan

Pelaksana
Pemerintahan
Pemerintahan Kegiatan
Desa*)
Pelaksana Kegiatan
Desa*)
Desa

Kepala
BidangKepala
Bidang Seksi
Pelaksanaan
Seksi
Pelaksanaan
Pelaksana
Pelaksana Kegiatan
Pembangunan
Pembangunan Desa*)
Kegiatan
Desa*)
Bidang
Bidang Pembinaan dan
Pembinaan dan
Pemberdayaan
Pemberdayaan
Kemasyarakatan
Kemasyarakatan Desa*)
Desa*)
*) Permendagri No. 113/2014 Psl
13 3. Apa bukti yang dilampirkan dalam pendukung SPP
Permendagri No. 114/2014 Psl 3 SPP dilampirkan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja
dan Psl 6 (SPTB) dan bukti yang lengkap dan sah sesuai subtansi dan
F. Pelaksanaan
prosedur yang harus dijalankan. Misalnya belanja pegawai akan
1. Pendapatan
- Petugas memungut pendapatan desa, disetorkan ke berbeda dengan belanja pembelian barang/bahan. Belanja
bendahara desa/kas desa barang terikat dengan aturan pengadaan barang dan jasa di
2. Belanja desa.
- Pelaksana kegiatan mengajukan RAB kepada Sekretaris Contoh formulir SPP:
desa (Sekdes) untuk diverifikasi dan disahkan oleh kepala
desa (Kades)
- RAB sudah disahkan dijadikan dasar pelaksanaan kegiatan
baik meminta uang muka atau pembayaran ke pihak ketiga
1. Penatausahaan Penerimaan Desa
Penerimaan yang bersifat tunai yang diterima oleh Bendahara
Desa dibuatkan bukti kuitansi tanda terima dan dicatat oleh
G. Penatausahaan Bendahara Desa pada Buku Kas Umum.
Penatausahaan merupakan kegiatan pencatatan yang khususnya
dilakukan oleh bendahara desa. Media penatausahaan berupa buku Sedangkan untuk penerimaan yang bersifat transfer, Bendahara
kas umum, buku pajak, buku bank serta setiap bulan membuat Desa akan mendapat informasi dari bank berupa Nota Kredit
laporan pertanggungjawaban bendahara atas dana-dana yang masuk ke dalam Rekening Kas Desa.
Berdasarkan nota kredit ini selanjutnya Bendahara Desa
Contoh buku kas umum: melakukan pencatatan ke dalam Buku Bank. Pencatatan
penerimaan baik kas maupun transfer harus disertai dengan
bukti yang lengkap dan sah serta dicatat secara benar dan
tertib.
Selain pencatatan pada Buku Kas Umum atau Buku Bank,
Bendahara Desa juga membukukan realisasi pendapatan ke
dalam Buku Rincian Pendapatan.

2. Penatausahaan Belanja Desa


Belanja Kegiatan yang bersifat tunai yang dikeluarkan oleh mencatat dalam Buku Pembantu Pajak pada kolom
Bendahara Desa dibuatkan bukti kuitansi pengeluaran dan Pengeluaran.
dicatat oleh Bendahara Desa pada Buku Kas Umum.
Sedangkan untuk Belanja yang bersifat transfer langsung ke Contoh Buku pajak:
pihak ketiga, Bendahara Desa melakukan pencatatan ke dalam
Buku Bank (tidak dicatat di BKU, karena BKU untuk transaksi
tunai). Pencatatan penerimaan baik kas maupun transfer harus
disertai dengan bukti yang lengkap dan sah serta dicatat secara
benar dan tertib.
Contoh formulir Buku bank:

3. Penatausahaan Pembiayaan Desa


Seperti halnya pencatatan Pendapatan pada BKU/Buku Bank,
untuk membukukan Realiasi Pembiayaan, baik penerimaan
pembiayaan maupun pengeluran pembiayaan dicatat dalam
Buku Rincian Pembiayaan. Pencatatan dalam Buku Rincian
Selain pencatatan transaski pada Buku Kas Umum atau Buku Pembiayaan berguna untuk mengklasifikasi rincian dari realisasi
Bank, Bendahara Desa juga mencatat kewajiban perpajakan pembiayaan. Pencatatan ini diperlukan agar dapat dilaporkan ke
yang dipotong/dipungut atas transaksi belanja yang dilakukan. dalam Laporan Realisasi APB Desa. Pencatatan seluruh
Atas pemotongan/pungutan pajak yang dilakukan, Bendahara penerimaan pembiayaan maupun pengeluaran pembiayaan
Desa mencatat dalam Buku Pajak pada kolom penerimaan. tersebut dilakukan secara benar dan tertib.

Ketika Bendahara Desa melakukan penyetoran ke Kas Negara 4. Dokumen Penatausahaan Oleh Bendahara Desa
dengan batasan waktu yang diatur dalam ketentuan perpajakan Bendahara Desa tidak menggunakan buku pembantu lain
melalui form Surat Setoran Pajak (SSP) maka Bendahara Desa berupa Buku Pembantu Panjar dan Buku Pembantu Rincian
Objek Belanja, karena telah dilaksanakan oleh fungsi yang lain. swadaya berupa barang dan daftar hadir untuk tenaga/gotong
Buku Pembantu Panjar secara sederhana telah digantikan royong.
dengan Buku Pembantu Kegiatan yang dikelola Pelaksana
Kegiatan. Buku Pembantu Rincian Objek Belanja yang H. Laporan dan Pertanggungjawaban
Kepala desa memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan.
menggambarkan akumulasi realisasi belanja dapat dilihat pada
Laporan tersebut bersifat periodik semesteran dan tahunan, yang
dokumen SPP terakhir yang juga didokumentasikan oleh
disampaikan ke Bupati/Walikota dan ada juga yang disampaikan ke
Pelaksana Kegiatan. Buku Pembantu Kas Tunai tidak ada
BPD. Rincian laporan sebagai berikut:
karena telah digantikan dengan Buku Kas Umum.
Laporan kepada Bupati/Walikota (melalui camat):
5. Laporan Bendahara Desa
Bendahara Desa wajib mempertanggungjawabkan uang melalui  Laporan Semesteran Realiasasi Pelaksanaan APB Desa;
 Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB
laporan pertanggungjawaban. Laporan Pertanggungjawaban ini
Desa kepada Bupati/Walikota setiap akhir tahun anggaran.
disampaikan setiap bulan kepada Kepala Desa paling lambat
 Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa
tanggal 10 bulan berikutnya. Sebelumnya, Bendahara Desa
melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib, meliputi Laporan kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Buku Kas Umum, Buku Bank, Buku Pajak dan Buku Rincian  Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Realisasi
Pendapatan. Penutupan buku ini dilakukan bersama dengan Pelaksanaan APB Desa terdiri dari Pendapatan, Belanja, dan
Kepala Desa. Pembiayaan.
6. Penatausahaan oleh Pelaksana Kegiatan
Penatausahaan yang dilakukan oleh Pelaksana Kegiatan 1. Laporan Realisasi Pelaksanaan APB Desa
berupa pencatatan dalam Buku Kas Pembantu Kegiatan dan Laporan Realiasasi Pelaksanaan APB Desa disampaikan
Laporan Kegiatan ketika kegiatan telah selesai. kepada Bupati/Walikota melalui camat, terdiri dari:
Buku Kas Pembantu Kegiatan mencatat penerimaan yang  Laporan Semester Pertama, disampaikan paling lambat pada
diperoleh dari Bendahara Desa (panjar) atau dari masyarakat akhir bulan Juli tahun berjalan;
(swadaya) yang telah dirupiahkan.  Laporan Semester Akhir Tahun, disampaikan paling lambat
Pengeluaran dicatat oleh Pelaksana Kegiatan atas belanja- pada akhir bulan Januari tahun berikutnya.
belanja yang telah dilakukan baik berupa belanja barang/jasa
maupun belanja modal. Atas saldo yang masih tersisa dan
berada di pelaksana kegiatan, maka dilakukan penyetoran 2. Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB
kepada Bendahara Desa. Hal yang perlu menjadi catatan Desa
adalah semua penerimaan dan pengeluaran tersebut didukung Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB
dengan bukti yang sah danlengkap, tidak hanya pengeluaran Desa Setiap Akhir Tahun Anggaran disampaikan kepada
tetapi termasuk juga penerimaan. Contoh bukti penerimaan Bupati/Walikota melalui camat setelah Pemerintah Desa dan
yang perlu dibuat oleh pelaksana kegiatan adalah tanda terima BPD telah sepakat terhadap Laporan Pertanggungjawaban
Realisasi Pelaksanaan APB Desa dalam bentuk Peraturan dihasilkan dari suatu siklus pengelolaan keuangan desa, yang
Desa. Selanjutnya Perdes ini disampaikan kepada dimulai dari tahapan perencanaan dan penganggaran; pelaksanaan
Bupati/Walikota sebagai bagian tidak terpisahkan dari Laporan dan penatausahaan; hingga pelaporan dan pertanggungjawaban
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. pengelolaan keuangan desa, dan dilaksanakan secara tertib,
Laporan disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun transparan, dan akuntabel.
anggaran berkenaan.
3. Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa Pada akhirnya, Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Desa tetap
Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa disampaikan harus mengacu pada Peraturan Bupatu/Walikota. Penyusunan
kepada bupati/walikota setiap semester. Penyampaian laporan Peraturan Bupati/Walikota tersebut dengan pengembangan-
realisasi penggunaan Dana Desa dilakukan: pengembangan yang seyogyanya disesuaikan dengan kondisi dan
 Untuk semester I paling lambat minggu keempat bulan Juli kebutuhan daerah masing-masing.
tahun anggaran berjalan.
 Untuk semester II paling lambat minggu keempat bulan
Januari tahun anggaran berikutnya.
4. Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB
Desa
Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB
Desa merupakan laporan yang disampaikan secara periodik
kepada BPD terhadap pelaksanaan APB Desa yang telah
disepakati di awal tahun dalam bentuk Peraturan Desa.
Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB
Desa dilampiri:
 Format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi
Pelaksanaan APB Desa Tahun Anggaran berkenaan;
 Format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember
Tahun Anggaran berkenaan; dan
 Format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Lampiran 1
Daerah yang Masuk ke Desa.

I. Penutup

Buku saku ini diharapkan dapat membantu pemerintah desa dalam


menyusun Laporan Realisasi Pelaksanaan APB Desa dan Laporan
Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa, yang
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4

Lampiran 5
Lampiran 6

Anda mungkin juga menyukai