Anda di halaman 1dari 48

 

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROJECT (USDRP)
JL. Mendawai IV No 10 Bulungan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110 Telp. 021-7269011,

DRAFT LAPORAN AKHIR

IBRD LOAN NO. 4786 – IND / PHRD TF – 053555


URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROJECT

Project Management Unit (PMU) Parepare


PEMBARUAN
PENGADAAN BARANG DAN JASA

Lokasi : Kota Parepare

KONSULTAN
INDIVIDU

Oleh : Nasar Mansur

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

Kata Pengantar

Konsultan individu bidang Procurment Reform telah berusaha secara maksimal untuk
melaksanakan pendampingan program Urban Institutional Development Program (UIDP) di Kota
Parepare Dengan segala keterbatasan akan memberikan mamfaat semaksimal mungkin dalam
reformasi yang sesuai dengan kerangka acuan kerja Urban Sector Development Reform
Project.

Dalam realisasi di lapangan sampai Agustus 2009, Konsultan individu telah melihat suatu
kemajuan agenda reformasi, koordinasi, informasi, serta pengumpulan data, kajian serta
wawancara, tidak begitu banyak kendala yang konsultan Individu hadapi, baik itu Procurement
Anchor Unit (PAU) sendiri, Project Management Unit (PMU) serta SKPD yang kami temui
semuanya berjalan normal, laporan akhir ini kami harapkan dapat mensinergikan dan
mengintegrasikan pergeseran perilaku dan sistim pemerintahan yang transparan dan
akuntabilitas dalam pengembangan pembangunan berbagai sektor dan menjadi sesuai dengan
kebijaksanaan serta kebutuhan pembangunan Kota Parepare secara umum dengan kemampuan
sumber daya manusia yang ada, sehingga mampu menghasilkan produk pemerintahan yang
berkualitas.

Dengan selesainya laporan Akhir ini dapat berguna bagi PMU, Tim PAU, serta yang ingin
adanya reformasi, utamanya pada lingkungan pemerintah Kota Parepare yang menghargai arti
penting dari reformasi Pengadaan barang dan jasa. Dan yang lebih penting lagi semoga laporan
ini dapat memberi spirit bagi pemerintah Kota Parepare untuk bersama-sama menyatukan
langkah dalam pembangunan daerah

Parepare, 25 Agustus 2009

Konsultan Individu
Pengadaan barang dan jasa

Ir.NASAR MANSUR

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

Daftar Isi

Halaman
Kata Pengantar .............................................................................................................. i
Daftar Isi .......................................................................................................................... ii
Daftar Tabel ..................................................................................................................... iii
Daftar Gambar ................................................................................................................. vi

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................. I-1


1.1. Latar Belakang ......................................................................................... I-1
1.2. Tujuan dan Sasaran ................................................................................ I-2
1.3. Lingkup Pekerjaan ................................................................................. I-3
1.4. Stakeholder Yang Dilibatkan ................................................................... I-4
1.5. Struktur Pelaporan ................................................................................. I-5

BAB II. PROFIL DAERAH ................... ................................................................................ II - 1


2.1. Profil Daerah Kabupaten Parepare ......................................................... II - 1
2.2. Profil Status Project ................................................................................ II - 1

BAB III. RINGKASAN TENTANG PENCAPAIAN PEMDA DALAM AGENDA REFORMASI ................ III - 1
3.1. Hasil pencapaian agenda reformasi tata pemerintahan dasar......................... III - 1
3.2. Analisis Terhadap Kemajuan dan Perubahan yang terjadi………………. III - 3

BAB IV. PELAKSANAAN KEGIATAN PENDAMPINGAN ........................................................... IV - 1


4.1. Ringkasan Kegiatan ................................................................................ IV - 1
4.2. Pembahasan Tentang Proses dan hasil Kegiatan kemajuan Kegiatan ... IV - 1
4.3. Deskripsi Mengenai Isu2 Utama ............................................................ IV - 2

BAB V. PERMASALAHAN, DAN TINDAK LANJUT .................................................................. V-1


5.1. Kendala yang dihadapi oleh Konsultan dengan Pemda .......................... V-1
5.2. Analisis terhadap peran Pemda ............................................................... V-1
5.3. Tindak lanjut ............................................................................................ V-1

BAB VI. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

Daftar Tabel

Tabel Teks Halaman

Tabel II-1 Luas daerah menurut Kecamatan tahun 2005 ............................................ II - 3


Tabel II-2 Kondisi awal (Baseline) rencana tindak reformasi....................................... II - 5
Tabel II-3 status kemajuan pencapaian agenda pembaharuan tata pemerintahan
Dasar ......................................................................................................... II - 8
Tabel II-4 Ringkasan kegiatan ................................................................................... II - 12

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

Daftar Gambar

Gambar 1 : Kondisi Permukaan laut .................................................................................II - 4


Gambar 2 : Diagram ..........................................................................................................II - 14
Gambar 3 : Kondisi jalan Hot Mix ......................................................................................II - 15
Gambar 4 : Kegiatan konsultan selama Agustus 2008 sampai agustus2009....................IV- 4

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

Bab I Pendahuluan

1. Latar Belakang
Urban Sector Development Reform Project (USDRP) adalah program yang disiapkan
Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Bank Dunia (The World Bank) dalam rangka
mewujudkan kemandirian daerah dalam penyelenggaraan pembangunan kawasan perkotaan
yang layak huni, berkeadilan sosial, berbudaya, produktif dan berkelanjutan serta saling
memperkuat dalam mendukung keseimbangan pengembangan wilayah.

Untuk mewujudkan kemandirian daerah adalah dalam menyelenggarakan pembangunan


kawasan perkotaan seperti yang dicita-citakan, USDRP mengadopsi pendekatan holistik yang
melibatkan 3 (tiga) strategi pembangunan dengan fokus pada strategi pengentasan
kemiskinan, strategi pengembangan ekonomi lokal, dan strategi peningkatan pelayanan publik.
Kegiatan tersebut meliputi dua (2) komponen utama yaitu :
Komponen A :
Perubahan tata Pemerintahan dasar, Perubahan Tata Pemerintahan Dasar meliputi 3 (tiga)
bidang :
a. Bidang Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas (TPA)
b. Bidang Pengadaan Barang dan Jasa
c. Bidang Pengelolaan Keuangan atau Reformasi Pengelolaan Keuangan
Komponen B :
Investasi Infrastruktur Perkotaan, komponen ini digunakan untuk membiayai investasi
pembangunan perkotaan yang diusulkan pemerintah kota/kabupaten peserta USDRP dalam
rangka memperbaiki/meningkatkan pelayanan perkotaan.

Konsultan individual bidang Pembaruan Pengadaan Barang dan Jasa telah


melaksanakan perjanjian kontrak dengan pihak CPMU pada program Pembangunan
Kelembagaan Perkotaan (UIDP). Pelaksanaan kegiatan lapangan dilaksanakan terhitung
tanggal 15 Agustus 2008 dengan nomor kontrak PHRD TF 0535555, seiring dengan
pelaksanaan proyek Urban Sector Development Reform Project (USDRP) yang dimulai sejak
tanggal 18 Januari 2006 di beberapa kabupaten/kota seluruh Indonesia. Salah satu aktivitas

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

yang akan dilaksanakan oleh konsultan individual bidang reformasi pengadaan guna mencapai
tujuan reformasi atau perubahan di tata pemerintahan Kota Parepare diantaranya yaitu
memperkuat kapasitas kelembagaan pemerintah kota Parepare dalam merumuskan rencana
dan strategi jangka panjang pembangunan perkotaan, termasuk strategi pembangunan
ekonomi dan pengentasan kemiskinan di daerah perkotaan, membangun kapasitas
kelembagaan pemerintah kota dan meningkatkan profesionalisme para pimpinan di jajaran
pemerintah kota, memperbaiki tata kelola pemerintah kota melalui:
(i) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengambilan keputusan penting yang
dilakukan oleh pemerintah kota dan memantau/mengawasi pelaksanaan dari
keputusan yang telah diambil tersebut;
(ii) Menerapkan kebijakan pengungkapan informasi publik secara luas; dan
(iii) Melakukan pembaharuan terhadap praktik-praktik pengadaan dan pengelolaan
keuangan. Hal tersebut merupakan langkah awal dari pencapaian tujuan reformasi
Pengadaan guna menuju Perkotaan yang mandiri.

Pemerintah Kota Parepare sebagai peserta USDRP telah mengembangkan rencana


tindak pembaharuan lima tahunan. Agenda reformasi tersebut sementara di godok dan
dikonsultasikan dengan Walikota dalam Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas,
Pengelolaan Keuangan, dan Pembaruan Pengadaan barang dan jasa Ketiga agenda
reformasi tersebut saling melengkapi satu sama lain. Pemerintah Kota Parepare sebagai
peserta USDRP melaksanakan agenda reformasi mereka dengan tahapan kemajuan dan hasil
yang berbeda-beda. Kendati demikian, tingkat keberhasilan dan pelaksanaan dari agenda
reformasi tersebut perlu ditingkatkan dan perkembangannya perlu dipercepat lagi. Pemerintah
Kota Parepare diharapkan dapat membentuk sebuah tim gugus tugas yang bertanggung
jawab untuk mengkoordinasikan pelaksanaan agenda reformasi Pengadaan barang dan jasa

2. Tujuan dan Sasaran


- Tujuan
a. Meningkatnya pemahaman dan visi reformasi pengadaan kepada pengambil keputusan
(Walikota) karena hal ini akan terkait dengan kebijakan yang akan diambil setelah
kegiatan ini dilakukan
b. Tercapainya persamaan persepsi mengenai kegiatan reformasi pengadaan barang dan
jasa di lingkungan Pemkot Parepare

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

c. Meningkatnya pemahaman mengenai reformasi pengadaan barang dan jasa kepada staf
pemda, auditor, sehingga mereka diharapkan dapat melaksanakan pengadaan barang dan
jasa sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
d. Teridentifikasinya baseline Pemda dalam reformasi pengadaan barang dan jasa. Sebagian
besar Pemda telah melakukan agenda reformasi, tetapi hal ini belum terinformasikan
secara luas kepada kelompok penyusun kebijakan, pengguna, dan kelompok pemantau.
e. Terdapatnya kebijakan, rekomendasi dan atau rencana tindak reformasi dalam enam (6)
bulan mendatang, dengan dilandasi kesepakatan dan koordinasi dari berbagai pihak yang
terkait dalam penyusun kebijakan, pelaksanaan proses, audit dan pemantau.
f. Untuk mendapatkan pengalaman (best practices) dari Pemda lainnya yang sudah
melaksanakan reformasi pengadaan barang dan jasa
g. Meningkatnya wawasan pelaku usaha, kelompok masyarakat dan wakil pengamat
masyarakat terhadap kegiatan reformasi pengadaan barang dan jasa, sehingga kelompok
ini dapat berperan dalam memberikan umpan balik kepada Pemda secara tepat.
h. Terdapatnya agenda rencana tindak pelaksanaan pengadaan barang dan jasa untuk (6)
bulan kedepan yang dilengkapi dengan penanggung jawab dari masing-masing kegiatan,
cara memonitor indikator dan cara mencapai outcome
- Sasaran
Sasaran yang diharapkan pada program UIDP dengan keberadaan konsultan individu
bidang Pengadaan barang dan Jasa, yaitu membangun kepercayaan pemerintah dimata
publik tentang sistim pemerintahan yang bersih dan akuntabel, khususnya dalam Proses
tender Pengadaan yang murni. Selain sasaran tersebut diatas, program ini akan ditujukan
pada pemerintah, khususnya yang berhubungan erat dengan penggunaan anggaran baik
APBD , APBN maupun Loan agar kiranya dalam penggunaannya dapat di publikasikan secara
transparan ke salah satu media yang informasi yang disepakati.

Sistim Reformasi pengadaan di Kota Parepare perlu adanya regulasi atau payung hukum
yang menjamin keberlanjutannya (SK Bupati atau PERDA) yang dapat dijadikan pedoman
pada pengambil kebijakan, agar jangan hanya berlaku pada saat adanya pertemuan
pembahasan, artinya hanya berlaku pada saat program UIDP berjalan, tapi setelah program ini
ditinggalkan mungkin hanya meninggalkan kenangan saja

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

3. Lingkup Pekerjaan
Mengkoordinasikan dan membantu Pemkot dalam melakukan review dan pemutakhiran
rencana tindak reformasi pengadaan barang dan jasa, melakukan review atas kemajuan yang
dicapai hingga saat ini guna mengidentifikasi hambatan-hambatan dan strategi untuk lebih
mempercepat laju pelaksanaan agenda reformasi pengadaan. Langkah-langkah yang
diterapkan antara lain :
a. Membantu dan memfasilitasi pemda dan pemkot dalam pembentukan Procurment Anchor
Unit hal mana peranan dari unit tersebut akan diperluas untuk memimpin dan
mengkoordinasikan upaya-upaya reformasi pengadaan.
b. Membantu dan memfasilitasi pemda dan pemkot dalam mereformasi peraturan daerah
yang terkait dengan pengadaan dan praktik pengadaan publik dan memastikan
bahwa tidak ada peraturan daerah yang bertentangan dengan peraturan pemerintah
pusat dalam hal pengadaan publik.
c. Membantu dan memfasilitasi pemda dan pemkot dalam meningkatkan system informasi
pengadaan mengenai kontrak yang diberikan termasuk nama kontraktor/pemasok dan nilai
kontrak, kinerja SKPD dalam pengadaan barang dan jasa paling efisien dengan kualitas
kerja yang baik, kinerja kontraktor dalam penyelesaian dengan tepat waktu, daftar
lamanya waktu proses evaluasi tender, daftar kontrak, dan daftar status keluhan dan saksi
yang dikenakan.
d. Membantu dan memfasilitasi PAU untuk meningkatkan sistem pengendalian audit, umpan
balik antara lain survey tahunan atas pengalaman para peserta tender pengadaan,
database harga unit yang dikontrakkan setidaknya tiga tahun terakhir.
e. Meningkatkan kapasitas pengelolahan pengadaan memastikan bahwa petugas yang
terlibat dalam pengambilan keputusan, review, audit pengadan barang dan jasa telah
terlatih dengan baik.

4. Stakeholder Yang Dilibatkan


Walikota dan Wakil walikota, Sekda dan asisten Sekda, Kepala Bapeda dan Kepala
SKPD (Dinas PU/Kimprasda/DTK, Dinas Pertanian, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan,
Dinas Infokom sera Ka.Bag Sekretariat Daerah), Bawasda, Wakil Pengamat Masyarakat
Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) dan Organisasi Masyarakat serta Perwakilan assosiasi
konstruksi/pengadaan.

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

5. Struktur Laporan
Bab 1. Pendahuluan
Bab 2. Profil Daerah
Bab 3. Ringkasan ttg pencapaian pemda dalam agenda reformasi
Sub-bab 3.1. Hasil pencapaian agenda reformasi tata pemerintahan
dasar.(Menyajikan tabel kondisi awal (baseline) sebelum
dan sesudah pelaksanaan agenda reformasi oleh USDRP.
Sub-bab 3.2. Analisis terhadap kemajuan dan perubahan yang terjadi.
Bab 4. Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan
Sub-bab 4.1. Ringkasan Kegiatan(Tabel berisi rencana dan realisasi dari
proses dan pelaksanaan kegiatan konsultan.
Sub-bab 4.2. Pembahasan ttg proses dan hasil kemajuan kegiatan.
Sub-bab 4.3. Deskripsi mengenai isu2 utama.
Bab 5. Permasalahan dan Tindak Lanjut
Sub-bab 5.1. Kendala yang dihadapi oleh konsultan dan Pemda.
Sub-bab 5.2. Analisis thd. Peran pemda.
Sub-bab 5.3 Tindak lanjut.
Bab 6. Kesimpulan dan Rekomendasi
Lampiran. Berupa dokumen pendukung kegiatan. Misal: notulensi, berita acara,
materi presentasi, foto/gambar, laporan yang berkaitan dgn hasil kegiatan pendampingan.

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

Bab II Profil Daerah

GEOGRAFIS
Kota Parepare terletak antara 3o 57’ 39” – 4o 04’ 49” Lintang Selatan dan 119o 36’ 24” – 119o
43’ 40” Bujur Timur dengan ketinggian bervariasi antara 0 – 500 m di atas permukaan laut dan
berbatasan dengan Kab. Pinrang di sebelah Utara, Kab. Sidrap di sebelah Timur dan Kabupaten
Barru di sebelah Selatan serta Selat Makassar di sebelah

Iklim
Berdasarkan catatan Stasiun Klimatologi, rata-rata temperatur kota Parepare sekitar 28,5oc
dengan suhu minimum 26,6oc dan suhu maksimum 31,5oc, Kora Parepare beriklim Tropis dengan
dua musim yaitu musim kemarau pada bulan Maret sampai bulan September dan musim hujan
pada bulan Oktober sampai bulan Februari.

Demografi
Dengan luas 99,33 km2, kota Parepare terbagi atas 3 Kecamatan yaitu kecamatan Bacukiki
dengan luas sekitar 79,70 km2 atau 80% total luas wilayah kota Parepare dengan 9 Kelurahan,
Kecamatan Ujung dengan luas 11,30 km2 terdiri atas 5 kelurahan dan Kecamatan Soreang seluas
8,33 km2 dengan 7 kelurahan.

Luas daerah Menurut Kecamatan di Kota Parepare Keadaan Tahun 2005


Persentase Thd Luas
Kecamatan Luas (Km2)
Parepare
Bacukiki 79,70 80,24
Ujung 11,30 11,38
Soreang 8,33 8,38
Kota Parepare 99,33 100,00

Topografi / Geologi
Ditinjau dari aspek topografi wilayah, lebih dari 85% wilayah kota Parepare merupakan areal
yang bergelombang (15-40%) dengan luas keseluruhan 5621 Ha, berbukit-bukit sampai bergunung

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

(>40%) dengan luas 3215,04 Ha, sehingga untuk pengembangan fisik kota akan sangat
dipengaruhi oleh kondisi topografi ini.

Formasi perbukitan ini pada bagian selatan kota mendekat ke arah pantai dengan jarak
terdekat 400 meter, sedangkan jajrak terjauh berada di pusat kota yaitu sekitar 1,2 jm. Dengan
kondisi topografi seperti ini, maka wilayah yang rata atau landai terdapat pada bagian bata dengan
luas keseluruhan ±1097,04 Ha, dimana areal ini merupakan pusat kegiatan penduduk dan
kegiatan perkotaan lainnya.

Sedangkan berdasarkan ketinggian dari permukaan laut, kota


Parepare dengan wilayah yang bergelombang sampai bergunung,
maka 87% dari luas wilayahnya terletak pada ketinggian di atas 25
meter dpl, bahkan sampai mencapai ketinggian 500 meter dpl.
Daerah dengan ketinggian 0-25 meter dpl, berada dekat dengan pesisir pantai yang merupakan
pusat kegiatan dan pemukiman penduduk.

Sedangkan formasi geologi yang terdapat di kota Parepare sebagai pembentuk struktur
batuan di wilayah kota Parepare, antara lain : endapan alluvial dan pantai, kerikil, pasir, lempung
dan batu gamping koral, selain itu terdapat juga batu gunung api di kota Parepare seperti : Tufu,
breksi, konglomerat, dan lava. Jenis tanah yang terdapat antara lain : Tanah regosol adalah tanah
yang memiliki tekstur kasar dengan tanah kadar pasir yang lebih dari 60% dan memiliki solum
yang dangkal serta tanah Alluvial yaitu tanah endapan yang memiliki horizon yang lengkap karena
kerap kali tercuci akibat erosi pada daerah kemiringan.

Sektor pertambangan merupakan bagian dari sub sector pembangunan yang memberikan
masukan penerimaan daerah terhadap kota Parepare, walaupun kota Parepare sendiri bukan kota
pertambangan bahan galian, akan tetapi kota Parepare memiliki potensi penghasil sumber daya
mineral dan galian yang dapat diandalkan seperti : pasir, kerikil, dan batu kali. Berdasarkan pola
pemanfaatan lahan masih didominasi kawasan hutan yaitu ± 4363,83 ha atau 43,935% dari luas
Kota Parepare, sedangkan pemanfaatan lahan untuk pemukiman sebagai lokasi hunian bagi
penduduk luasnya berkisar 545,10 ha (5,49%) dan terjadi peningkatan pada setiap tahunnya.
Sebagian besar produksi padi di kota Parepare dihasilkan oleh jenis padi sawah. Padi sawah

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 
menyumbang sekitar 99,33% dari seluruh produksi padi atau sekitar 4.697,43 ton. Sedangkan
sisanya dihasilkan oleh padi lading.

Populasi ternak terbesar pada tahun 2005 masing-masing tercatat sapi 1.602 ekor, Kerbau
194 ekor dan Kuda 150 ekor. Sedangkan populasi ternak kecil yaitu kambing tercatat 5.961 ekor.
Kemudian populasi unggas masing-masing berjumlah ayam kampung berjumlah 297.931 ekor,
ayam ras 154.100 ekor dan itik berjumlah 5.151 ekor. Ikan sebagai salah satu bahan makanan
untuk memenuhi kebutuhan protein hewani merupakan komoditas yang melimpah di kota
Parepare. Produksi perikanan pada tahun 2005 sebesar 3.824 ton, terdiri dsri 3.795,9 ton produksi
perikanan laut dan 28,10 ton produksi perikanan darat (air tawar).

SUMBER DAYA ALAM


Jumlah penduduk Kota Parepare berdasarkan data Badan Pusat Statistik Tahun 2004 adalah
115.406 jiwa yang tersebar pada 3 (tiga) Kecamatan. Penduduk Kota Parepare yang tercatat di
data Statistik pada awal tahun 2005 mencapai 118.266 Jiwa dengan jumlah Penduduk yang
terbanyak adalah kecamatan Bacukiki yang berjumlah 45.414 Jiwa dan secara keseluruhan jumlah
penduduk Perempuan 59.853 jiwa dan penduduk laki-laki sebanyak 58.413 jiwa. Penduduk Kota
Parepare sebagian besar adalah menganut agama Islam, namun sebahagiannya menganut
agama Nasrani, Hindu dan Budha, selain itu di Kota Parepare terdapat empat etnis/suku yang
dominan yaitu etnis bugis, makassar, toraja, dan mandar, selain itu ada beberapa etnis yang
sudah berbaur dengan penduduk setempat dan menjadi warga Kota Parepare seperti jawa, sunda,
bali, tionghoa, dan lain-lain.

Secara keseluruhan jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari
jenis kelamin laki-laki, yang tercermin dari angka rasio jenis kelamin kurang dari 100. penduduk
usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berumur 10 tahun ke atas, dimana penduduk usia
kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Mereka yang termasuk angkatan kerja
adalah penduduk yang bekerja atau yang sedang mencari pekerjaan, sedangkan bukan angkatan
kerja adalah mereka bersekolah, mengurus rumah tangga dan melakukan kegiatan lainnya.

Sektor kegiatan perdagangan merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang memegang
peranan penting dalam pembangunan dan perekonomian di kota Parepare. Pengembangan
potensi perdagangan yang ada di Kota Parepare yaitu usaha pembangunan Trade Centre dan
Pusat Informasi Bisnis serta pembangunan Kawasan Pergudangan dan Kawasan Industri. Namun
masyarakat kota Parepare pada umumnya bergerak disektor perdagangan, sehingga penghasilan
yang terbesar di kota ini berasal dari sektor perdagangan dan jasa, adapun komoditi perdagangan

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

antar pulau antara lain beras, coklta, kopi, gaplek dan buah-buahan. Sedangkan rumput laut
merupakan komoditas ekspor dominan. Disamping itu perdagangan jasa yang menempati urutan
kedua di kota ini juga merupakan sektor dominan yang berpengaruh pada pendapatan daerah di
kota ini.

PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) kota Parepare, berdasarkan harga berlaku tahun
2005 sebesar 786.090,78 juta rupiah dengan kontribusi terbesar diberikan oleh sektor
perdagangan dan Pariwisata yakni sebesar 29,92% kemudian disusul oleh sektor angkutan &
komunikasi dengan sumbangan sebesar 24,23%. PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) kota
Parepare atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2005 sebesar 532.893,08 juta rupiah.

PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) perkapita berdasarkan harga konstan 2000 Kota
Parepare pada tahun 2005 sebesar Rp. 6.816.722 sedangkan PDRB (Produk Domestik Regional
Bruto) perkapita dasar harga berlaku tahun 2005 sebesar Rp. 6.163.974.

Perkembangan perekomian Kota Parepare seiring dengan pesatnya kemajuan kota yang
didukung dengan sistem perbankan yang ada di Kota Parepare, masyarakat pada umumnya
sangat merasakan manfaatnya sistem perbankan yang ditawarikan oleh pihak perbankan, baik dari
Bank Pemerintah maupun Bank Swasta yang secara bersama-sama menawarkan fasilitas sistem
on-line dan fasilitas lainnya yang telah diterapkan oleh pihak perbankan dan program ini sangat
mempermudah pelayanan pada masyarakat. Selain Bank Pemerintah dan Bank Swasta juga
terdapat sebuah tempat penukaran Uang (Mobney Changer).

Rangkaian kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah yang dimaksudkan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat/penduduk. Meningkatnuya pendapatan masyarakat
memberikan gambaran serta umum bahwa tingkat kemakmuran di suatu wilayah semakin
membaik. Produk Domestic Regional Bruto (PDRB) Kota Parepare pada tahun 2005 sebesar
Rp.6.816.722 atau 10,59% di atas Sulawesi Selatan pada Tahun 2005 dengan perubahan 14,83%,
Tahun 2004 PDRB Perkapita sebesar Rp. 5.936.172 dan dengan perubahan 12,90%.

PERDAGANGAN
Sektor kegiatan perdagangan merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang memegang
peranan penting dalam pembangunan dan perekonomian di kota Parepare, pengembangan
potensi perdagangan yang ada di Kota Parepare yaitu usaha pengembangan trade centre dan

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

pusat informasi bisnis serta pembangunan kawasan pergudangan. Selain itu sarana penting pada
sektor perdagangan yang harus dimanfaatkan dalam memperlancar kegiatan pengadaan dan
penyaluran barang serta kebutuhan pokok masyarakat lainnya adalah pasar. Jumlah pasar induk
di kota Parepare yang ada saat ini 3 (tiga) unit yang masing-masing berada di setiap kecamatan
antara lain Pasar Lakesse, Pasar Labukkang dan Pasar Sumpangminangae, dengan luas areal
keseluruhan adalah ± 15,966Ha.

KOPERASI
Sebagai salah satu penggerak roda ekonomi berbasis kerakyatan perlu diketahui bahwa saat
ini di Kota Parepare pada Tahun 2005 ada sebanyak 169 koperasi yang terdiri dari 165 non KUD
dan 4 KUD. Volume bahan bakar minyak yang disalurkan pada depot Pertamina Parepare sebesar
137.812 KL Bensin, 74.130 KI Minyak Tanah dan 91,191 KL Solar, namun yang dikonsumsi
khusus Kota Parepare hanya sebesar 12,347 KL (8,96%) bensin, 6,480 (8,74%) Minyak Tanah
dan 8.174 (8,96%) Solar. Untuk tahun 2005 ini pengadaan beras sebesar 36.455 ton yaitu untuk
KUD sebesar 2.175 ton (5,96%), non KUD sebesar 32.877 ton (90,18%), dan satgas sebesar
1.403 ton (3,85%).

KEBUDAYAAN
Masyarakat Kota Parepare yang terkenal Heterogen memiliki kebudayaan yang beragam,
meski suku Bugis adalah suku yang dominan namun dalam keseharian masyarakat kota ini sangat
terbuka dengan kebudayaan atau kebiasaan baru dari komunitas lain. Hal ini dikuatkan oleh
keadaan kota yang relatif aman meski banyak komunitas yang berdiam di kota Parepare. Pada
dasarnya masyarakat telah menyadari akan pentingnya menjaga keamanan dan kenyamanan kota,
karena kota Parepare adalah kota transit dimana ada 2 pelabuhan besar yang mempunyai peran
yang besar dalam mobilitas penduduk dari dan ke daerah lain khususnya Indonesia Timur dan
Nusantara sehingga atas dasar saling membutuhkan inilah yang mempunyai andil besar dalam
menciptakan kebudayaan masyarakat untuk saling menghargai satu sama lain untuk menuju hidup
yang lebih baik di masa yang akan datang. Secara khusus kebudayaan Bugis adalah gambaran
masyarakat kota ini meski tidak menutup adanya kebiasaan atau kebudayaan dari etnis dan
komunitas lain, namun budaya sipakatau (Bahasa Bugis:saling menghormati) sangat dijunjung
oleh masyarakat kota Parepare dalam segala bidang, hal inilah yang diharapkan dapat memancing
investor atau wisatawan untuk dapat mengenal Kota Parepare lebih jauh dan melihat peluang-
peluang investasi yang dapat dikembangkan kelak.

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

AGA
AMA
Penduduk Kota
K Parepaare yang terccatat di dataa Statistik paada awal taahun 2005 mencapai
m
118..266 Jiwa yaang sebagiann besar adalah menganuut agama Islaam yaitu sebbanyak 103.2216 jiwa,
nam
mun sebahaggiannya menganut agaama Kristen Protestan sebanyak 33.945 jiwa, Katholik
sebaanyak 1.205 jiwa, Hindu sebanyak
s 178 jiwa dan Budha sebanyyak 530 jiwa.

mbar 1 Diagram
Gam m

% 4%
3%
5%
Islam

Protestan
88% Khatolik

Hindu/Budha

Sedangkan untuuk rumah ibaadah yang adda dalam wilayah kota Parepare
P dappat dibagi daalam tiga
kecaamatan massing-masing kecamatan Bacukiki, teerdapat 42 (empat puluh dua) Meesjid, 12
(Duaabelas) Mushhollah, 1 (saatu) Gereja Protestan,
P unntuk Kecamaatan Ujung teerdapat, 23 (dupuluh
tiga)) Mesjid, 9 (S
Sembilan) Muushollah, 6 (E
Enam) Gereja Protestan, 1 (Satu) Gereja Katholikk,1 (Satu)
Puraa dan 1 (satuu) Vihara. Unntuk kecamattan Soreang terdapat, 30 (Tiga puluh)) Mesjid, 11 (Sebelas)
(
Musshollah, 2 (duua) Gereja Prrotestan dan 2 (dua) Vihaara.

Kondisi jalan di
d kota Pareepare adalaah 90 perseen
konsstruksi hotm
mix dalam koondisi baik, dilewati jalaan
Nasional Trans Sulawesi daan memiliki jalan lingkar
luar (Outer Ringrroad) lalu linttas regional. Transportasi

di koota Pareparee tersedia deengan jumlahh yang memaadai, di kota Parepare terrdapat angkuutan kota
yangg disebut peete-pete yaituu sejenis kenndaraan roda empat anggkutan kota yang dapat memuat
hinggga 10 orangg penumpangg, juga terdaapat angkutaan umum denngan segmen tertentuseperti taxi
dan ojek motor, serta kapal motor tempeel yang melaayani jalur khhusus ke Ujuunglero yaituu wilayah
pesisir yang letaaknya beradaa di sebelah barat kota Parepare
P nam
mun menjadi wilayah adm
ministrasi
kabuupaten Pinrang, semua jeenis angkutan tersebut beeroperasi denngan lancar, baik penganngkutan

drafft Laporan Akkhir Procurem


ment Reform Parepare
P
 

yang dikelola oleh pemerintah seperti Patas yang khusus melayani rute Parepare – Makassar
Pulang Pergi maupun pengangkutan yang dikelola oleh swasta dalam rangka menghubungkan
beberapa provinsi dan antar daerah di Sulawesi Selatan dan Barat, yang perlu untuk menjadi
catatan adalah Kota Parepare adalah salah satu peraih penghargaan Wahana Tata Nugraha yaitu
penghargaan Pemerintah Pusat dalam bidang pengelolaan lalu lintas dan transportasi.

Prasarana transportasi laut di kota Parepare terdapat beberapa unit pelabuhan yaitu :
1. Pelabuhan Nusantara yaitu sebagai pelabuhan utama yang merupakan pelabuhan kedua
terbesar di Sulawesi Selatan setelah Makassar yang disinggahi oleh kapal berbobot mati 1000-
2000 ton. Pelabuhan ini berfungsi sebagai tempat bongkar muat barang dan orang, melayani
pelayaran Nusantara (antar pulau) dan samudra (antar negara).
2. Pelabuhan Lontangnge dan Pangkalan Cappa Ujung yang merupakan pelabuhan perahu
motor atau kapal kayu yang berfungsi sebagai tempat bongkar muat barang dan orang yang
melayani pelayaran lokal (antar daerah) dan pelayaran nusantara terutama kawasan Timur
Indonesia dan Kalimantan.
3. Pelabuhan Pertamina yaitu pelabuhan yang khusus melayani kapal tengker yang memuat
bahan bakar. Fasilitas pelabuhan yang ada seperti dermaga, tempat penambahan tangker
sebesar 6.500 dwt, depot pertamina dalam bentuk tangki raksasa sebagai tempat
penampungan bahan bakar untuk didistribusikan di daerah pemasaran.

TELEKOMUNIKASI
Pembangunan sarana pos dan telekomunikasi diarahkan untuk meningkatkan kelancaran
arus informasi dari suatu daerah ke daerah lainnya, kelancaran informasi ini diharapkan mampu
memacu perekonomian daerah. Dalam hal telekomunikasi Pihak Telkom telah menyiapkan
kapasitas jaringan yang sudah terpasang adalah 5.960 SST, kapasitas yang terpakai adalah 5.526
SST dan kapasitas yang tersisa adalah 434 SST. Disamping itu masyarakat pada umumnya juga
menggunakan layanan telepon seluler yang telah dioperasikan oleh beberapa operator Nasional
seperti Telkomsel, Indosat, Exelindo, dll.

PENDIDIKAN
Fasilitas pendidikan merupakan indikator untuk mengukur tingkat intelektual penduduk dalam
suatu kota. Pembangunan Pendidikan mempunyai sasaran yang diarahkan pada meningkatnya
angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan angka partisipasi sekolah, meningkatnya kualitas

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

lembaga pendidikan, tersedianya tenaga pendidikan dalam jumlah yang cukup dan bermutu,
meningkatnya kualitas manajemen lembaga-lembaga pendidikan dan meningkatnya peran serta
masyarakat dalam bidang pendidikan. Sedangkan program pendidikan sejak lama telah
dilaksanakan berbagai kegiatan, antara lain, peningkatan dan perbaikan kualitas prasarana
pendidikan, hal ini dilaksanakan melalui pemberian bantuan/subsidi serta pembangunan
rehabilitasi sekolah.

Program pendidikan dasar yang dilaksanakan di kota Parepare bertujuan untuk meningkatkan
mutu pendidikan dan sekaligus mewujudkan visi kota Parepare sebagai kota pendidikan. Dan
sejak tahun 2002 telah terbentuk Dewan Pendidikan Kota sebagai wahana yang memfasilitasi
berbagai kepentingan untuk pengembangan pendidikan.

Adapun fasilitas pendidikan yang terdapat di kecamatan Soreang yang berjumlah 65 Unit atau
37,38% dari keseluruhan fasilitas pendidikan yang ada di kota Parepare. Sedangkan Kecamatan
Ujung merupakan kecamatan yang memiliki jumlah fasilitas pendidikan yang paling sedikit yaitu 46
unit atau 26,7% dan kecamatan Bacukiki terdapat 61 unit atau 35,92% dari keseluruhan fasilitas
pendidikan yang ada di Kota Parepare.

Saat ini di Kota Parepare juga terdapat sekolah unggulan yaitu sekolah menengah umum
(SMU) 5 Parepare, serta terdapat beberapa perguruan tinggi setingkat strata satu dan Diploma
antara lain Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam Negeri (STAIN), PGSD UNM, Universitas
Muhammadiyah Parepare (UMPAR), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE), Sekolah Tinggi Ilmu
Hukum (STIH) Amsir, STAI DDI, AKPER Fatima dan AKPER Dinkes di samping itu juga terdapat
lembaga-lembaga pendidikan yang membuka program-program pendidikan dengan jangka waktu
tertentu yang tentunya dapat meningkatkan pendidikan dan daya saing SDM khususnya di kota
Parepare.

DRAINASE
Air buangan yang ada di kota Parepare antara lain berasal dari air hujan dan air kotor/limbah
yang berasal dari hasil buangan kegiatan kota (pemukiman, perdagangan, jasa dan industri) yang
terus mendapatkan perhatian dan penanganan serius agar tidak menimbulkan masalah lingkungan
perkotaan. Kondisi drainase yang ada di kota Parepare dengan total panjang drainase adalah
48.659 m atau 0,45 m/kapita yang terdiri dari saluran premier dengan panjang 6.992 m, saluran
sekunder 28.135 m dan saluran tersier sepanjang 13.602 m.

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

AIR BERSIH
Masyarakat kota Parepare pada umumnya menggunakan air bersih yang dikelola oleh PDAM
kota Parepare, hanya sebagian kecil masyarakat yang tidak tersentuh dengan jaringan air bersih
PDAM ini karena telah terpasang disetiap kecamatan, kelurahan diseluruh kota Parepare dan hal
ini dapat terjangkau dengan mudah. Kapasitas terpasang untuk saat ini adalah 205 L/detik,
sementara kapasitas yang terpakai adalah 165 L/detik dan yang tersisa adalah 40 L/detik.
Berdasarkan pemetaan hidrogeologi maka kota Parepare termasuk air tanah dataran rendah,
akuifer mempunyai aktifitas sedang serta ditutupi batuan semi padu dengan kelulusan sedang,
batuan tersebut berukuran butir pasiran sampai kerikil.

Sumur air tanah dalam yang saat ini dalam yang saat ini masih berfungsi yaitu sumur
dalam P-2B Soreang, P-1D Harapan, P-5B Ukke’e dan P-4B Takkalao serta P-2C Soreang yang
jumlah seluruh kapasitas mencapai 100 liter/detik. Untuk tanah dangkal berasal dari sumur Labatu
dengan kapasitas 145 liter/detik.

II.2 Profil dan status Sub Proyek


Program USDRP Kota Parepare yaitu Pembangunan baru Pasar Sentral Lakessi 1 Unit
lokasinya sangat strategis masih dapt ditempuh dari segalah arah dari Kota Parepare dan sangat
membantu dalam pertumbuhan perekonomian Kota Parepare.

Agar program investasi berkelanjutan (sustainability), harus juga didukung dengan tata
kelola pemerintahan didaerah ini sendiri dengan baik melalui partisipasi public yang lebih luas
serta akuntabilitas yang memadai. Melalui program USDRP, tata kelola pemerintahan akan
menjadi pusat perhatian di dalam reformasi pemerintah daerah melalui 3 pilar yaitu; reformasi
pengadaan barang dan jasa, transparansi dan akuntabilitas serta reformasi sektor keuangan
daerah.

Program USDRP menyediakan bantuan untuk membiayai investasi pembangunan


infrastruktur perkotaan yang disulkan oleh pemerintah Kota Parepare dalam rangka memperbaiki
atau meningkatkan pelayanan umum perkotaan. Pembiayaan kegiatan USDRP yang utama
bersumber dari Pinjaman Bank Dunia dan hibah Pemerintah Jepang–Policy and Human
Resources Developmen (PHRD) Fund. Namun dalam pelaksanaanya program USDRP
mendorong pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk bersama-sama menyediakan dana

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

pendamping guna mencapai hasil pelaksanaan yang lebih optimal. Status sub proyek di Kota
Parepare adalah :

a. Pembangunan Pasar Sentral Lakessi


Paket pembangunan pasar sentral Lakessi memerlukan kelengkapan atau persiapan
sebelum proyek di kerjakan diantaranya FS, DED, LARAP, AMNDAL. Status kegiatan tersebut
yaitu : Status Pelaksanaan FS, selesai tahun 2004, Status Pembuatan DED, selesai tahun
2005/2006, Status Persiapan LARAP, selesai tahun 2005/2006, Status Studi UKL/UPL selesai
tahun 2004) dan AMNDAL selesai tahun 2006, Status Pembuatan Dokumen Lelang selesai tahun
2006/2007 dan pembuatan RAB rampung tahun 2006/2007. dan pelaksanaannya dimulai pada 22
pebruari 2008 oleh :

- PT. Hutama Karya dengan No kontrak: 11/PPK-USDRP/KONTRAK/II/2008 biaya


fisik Rp. 36.562.136.236,45 dan

- Pengawasannya oleh PT.Pradipta Raya Sejahtera No Kontrak 10.A/PPK-


USDRP/II/2008 dengan nilai Rp. 1.151.707.291,45

Pembangunan Pasar Sentral Lakessi seluas 15.000 M² diatas lahan seluas 1,8 hektar. Yang
akan menampung 1734 tempat jualan kios dan lods sebelum rehabilitasi 1678 unit kios dan 1600
orang penjual lapak Pedagang Kaki Lima (PKL). Dilengkapi dengan fasilitas bangunan kantor
pengelola pasar, tempat parkir, jalan, MCK, Tempat Pembuangan sampah sementara (TPS) dan
saluran drainase.
Dasar hukum pembangunan pasar sentral Lakessi yaitu,
1. Surat Walikota Kesediaan Pemerintah Kota Parepare mengenai keikutsertaan dalam
USDRP.
2. Persetujuan DPRD untuk mendapatkan pinjaman dana IBRD Loan No.4786-IND
3. SK Walikota Parepare tentang pembentukan TIM KOORDINASI-USDRP Kota
Parepare
4. SK Walikota Parepare tentang pembentukan PMU-USDRP
5. SK Walikota Parepare tentang Pembentukan PAU-USDRP
6. SK Walikota Parepare tentang Pembentukan Panitia Pelelangan USDRP
7. SK Walikota Parepare tentang Rencana 3 Agenda Tindak Reformasi
8. Perda Pemerintah Kota Parepare tentang RRPJMD masih dalam bentuk Renstra
Kota Parepare

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

Bab III Ringkasan Tentang Pencapaian Pemda Dalam Agenda Reformasi

System pengaduan untuk meningkatkan kualitas pelayanan public Surat Dirjen


Pemerintahan Umum Depdagri RI No 005/163/PIN tanggal 5 Pebruari 2009 pebruari di Kota
parepare ditetapkan sebagai “ Case Studi “ penerapan System Pelayanan Informasi dan
Pengaduan Masyarakat (SPIPM) berhasil menerapkan best practice yang terlihat dari
meningkatnya kwalitas pelayanan public di Kota Parepare.

Governence Advisor LGSP Mr Hans Antlov beliau menyimpulkan nilai pelayanan public di
parepare adalah terbaik diantara 10 Kab/Kota yang perna dikunjungi di Indonesia, jumlah simple
yang digunakan sebanyak 400 orang pada 3 pelayanan public yaitu bidang kesehatan, pendidikan
dan PDAM dengan menggunakan teknik wawancara dan kuisioner dan Parepare masih kurang 20 %
Ditambahkan oleh beliau bahwa survey tersebut dilaksanakan LGSP.-USAID bekerja sama
dengan Forum layanan warga (Ruang)

Survey konsultan pada beberapa aspek pemkot secara umum, ada 4 lembaga
memberikan penghargaan kepada Kota Parepare antara lain :
1. World Bank memasukkan walikota Parepare dalam jajaran 15 Pemimpin
(bupati/Walikota) di Indonesia yang memiliki komitmen besar dalam peningkatan
pelayanan public
2. Transparancy Internasional Indonesia (TIT) Pimpinan Todung Mulya Lubis menetapkan Kota
Parepare terbaik ke 4 di Indonesia dalam pengelolaan tata pemerintahan yang baik
3. KPK pimpinan Antasari Azhar menilai kota Parepare telah menerapkan asas
efisiensi,Akuntabilitas serta Transparansi dalam pengelolaan Pemerintahan
4. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara RI bekerja sama dengan Leadership Park
( Institude for Leaders ) 23 Desember 2008 , Menpan RI Taufik Effendy Menganugerahkan
Leadership Award 2008 kepada Wali Kota yang berhasil meningkatkan daya saing daerah.
Keluaran : Memberi acuan kepada konsultan individu agar agenda reformasi pengadaan usdrp
dapat berjalan lancar

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

Sub-bab 3.1. Hasil pencapaian agenda reformasi tata pemerintahan dasar.

Tabel 1. Kondisi Awal (baseline) sebelum dan sesudah pelaksanaan agenda reformasi

No Rencana Tindak Reformasi Kondisi Saat ini Kondisi yang


2005 Diinginkan 2009
1. Tahap Persiapan
1.1. Pembentukan Tim Pengadaan Barang
dan jasa
a. Sertifikasi Panitia Pengadaan Belum ada Panitia Pengadaan Barang dan
Barang dan Jasa Jasa benar-benar yang
mengetahui tehnis dan
mempunyai pengetahuan yang
cukup
Yang mempunyai sertifikat nasinal
pengadaan barang dan jasa telah
melampaui 50 % PPK dan Panitia
pengadaan telah memiliki
sertifikat. Ada sekitar 261 orang
staf yang sudah mempunyai
sertifikat pengadaan lulus L4 15
orang selebihnya L2 (data 1
terlampir) Realisasi 100 %

Pelatihan serifikasi 2009 rencana


akan diusulkan kembali pada
bulan agustus

b. Penunjukan Tim Panitia Pengadaan Belum ada Untuk tahun anggaran 2008
Barang dan Jasa melalui keputusan Sudah ada setiap SKPD (data 2
Walikota Parepare terlampir ) Realisasi 100 %

1.2. Sosialisasi Pengadaan Barang dan Baru dilaksanakan Masyarakat dunia usaha penyedia
Jasa ( Kepres 80/2003 dan kepres dalam lingkup barang dan jasa serta masyarakat.
61/2004) aparat Pemerintah Sudah dilibatkan Realisasi 100 %
Daerah

2. Reformasi Regulasi-regulasi Pengadaan


Barang dan Jasa
2.1. Penerbitan Keputusan Walikota
tentang:
a. Penetapan kriteria profesionalis yang Belum ada Proses pengadaan barang dan
terlibat dalam pengadaan barang jasa benar-benar terbuka, trans
dan jasa serta audit paran dan jauh dari KKN

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 
Sanggahan dapat ditanggapi,
diselesaikan
Secara efektif dan tepat waktu
serta penanganannya akan
dipublikasikan
Realisasi 100 %

b. Pembentukan tim untuk menampung Belum ada Akan ditampung ditanggapi dan
keluhan dan keberatan-keberatan diselesaikan tepat waktu dari segi
yang terkait dengan proses standar keluhan, penanganan
pengadaan barang dan jasa serta keluhan, dan tindak lanjut keluhan
menindaklanjuti sesuai dalam keseluruhan sistem
penanganan keluhan pemda
sesuai PP41/2007

Penanganan sudah berjalan, sudah


ada 3 media layanan pengaduan
yaitu SMS senter 0812 413 500 77
facebook, dan email humas @
pareparekota.go.id Diharapkan
keberadaan layanan pengaduan
tersebut dapat mewujudkan clean
and good governance hanya belum
terfokus pada penanganan
pengadaan
(data 3 pengaduan terlampir)
Realisasi 100 %

c. Penerbitan bulletin / media informasi Media informasi Untuk bulettin dalam proses
pengadaan barang dan jasa yang digunakan penyelesaian rencana edisi
papan info dan pertama akan terbit bulan Juni
media cetak lokal 2009
dan nasional Informasi pengadan barang dan
jasa proses tender sudah berjalan
sesuai dengan mekanisme bentuk
pelelangan sudah melalui media
(data 4 terlampir) Realisasi 100 %

2.2. Penerbitan Peraturan Daerah tentang :


a. Penetapan dan kriteria Belum ada Wakil Pengamat Masyarakat
keanggotaan masyarakat yang (WPM) dalam proses
terlibat dalam tim pengadaan pembentukan, tapi keterlibatan
barang dan jasa masyarakat lainya dalam proses
tender pada setiap SKPD sudah
dilakukan, Realisas 20 %

b. Rencana pengadaan barang dan Memonitor harga Sudah dilakukan


jasa sesuai dengan penganggaran satuan Sudah Harga unit termonitor serta
dan pembiayaan APBD dilakukan kecenderungan untuk komponen
- Penetapan harga standar dalam lingkup utama kontrak pekerjaan

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 
barang yang akuntabel dan panitia penyusun konstruksi dan harga barang.
sesuai dengan harga pasar standar barang, Database harga unit yang
- Prosedural panitia anggaran dikontrakkan akan dimuktahirkan
penetapan/estimasi/analisis eksekutif, setiap tahun Realisasi 100%
biaya
- Penetapan rencana
pengadaan barang dan jasa

3. Penyebarluasan informasi Pengadaan


barang dan jasa
3.1. Memberikan informasi dan
kesempatan untuk berkompetisi
kepada para penyedia barang dan jasa
baik di daerha maupun di luar daerah,
melalui:

a. Media surat kabar lokal maupun Informasi melalui Sudah dilakukan Memberikan
regional media surat kabar kesempatan dan peluang yang
sudah dilakukan, sama kepada para penyedia
tetapi melalui barang dan jasa, baik yang
website belum berasal dari daerah maupun luar
dilaksanakan. daerah agar dapat bersaing
Website dalam secara profesional (data 5
pengembangan terlampir) Realisasi 100%

b. Website Parepare.go.id - Dalam proses pembentukan dan


Akan mengembangkan e-
Procurement dengan pelaksanaan
studi yang terkait dengan LPKPP
dan media informasi, operasional
system Realisasi 20 %

3.2. Informasi tentang pengadaan barang


dan jasa lingkup pemerintah daerah
kota Parepare,melalui:
a. Media surat kabar lokal maupun Informasi melalui Sudah diinformasikan melalui
regional media surat kabar media lokal dan regional (data 6
sudah dilakukan, terlampir) realisasi 100%
media lokal dan
nasional
b. Website parepare.go.id Akan dikembangkan melalui e-
Procuremen dan dalam proses
persiapan 2010 Realisasi 10%

4. Sistem pengendalian, Audit dan Umpan


Balik
4.1 Pembentukan lembaga pengawasan
yang kredibel,akuntabel dan transparan
a. Perumusan bentuk kelembagaan Belum ada Sudah dilakukan Pemberdayaan

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 
yang dapat melibatkan komponen bawasda diharapkan adanya
masyarakat dalam pengawasan, penerbitan Standar operasi dan
melalui pertemuan antar prosedur, perbaikan dan
stakeholder peningkatan fasilitas pendukung
dan perbaikan kafasitas staf
bawasda Realisasi 100%

b. Penyusunan aturan dan - Sudah dilakukan Realisasi 100 %


ketetapan pengawasan

c. Implementasi lembaga - Sudah dilakukan Realisasi 100 %


pengawasan

4.2. Pembentukan dan pengaturan tentang


penanganan terhadap penyimpangan,
keluhan maupun keberatan-keberatan
yang terkait dengan pengadaan barang
dan jasa
a. Perumusan bersama dengan Belum ada Sudah dilakukan Penyimpangan-
segenap stakeholder tentang penyimpangan yang ditemukan
metode penanganan segera mendapat tindak lanjut
Realisasi 100%

b. Pengaturan mekanisme pelaporan - Sudah dilakukan Realisasi 100%


penyimpangan, keluhan dan
keberatan dari masyarakat
(penyedia barang dan jasa)

c. Pengaturan dan penyusunan aturan - Sudah dilakukan Realisasi 100%


penanganan

d. Implementasi penanganan - Sudah dilakukan Realisasi 100%

4.3. Penetapan Standar pelelangan dan


informasi iklan

a. Mengacu kepada Kepres 80/2003 Belum ada Semua unit pengguna barang jasa
dan 61/2004 mempunyai keseragaman dalam
pengadaan barang dan jasa
Realisasi 100%

b. Penyusunan dan perumusan - Sudah dilakukan Realisasi 100%


standar dokumen lelang dan
standar penyebarluasan informasi
melalui iklan

c. Sosialisasi standar pelelangan dan - Sudah dilakukan Realisasi 100%


standar periklanan

d. Implementasi standar - Sudah dilakukan Realisasi 100%

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

4.4. Penyusunan standar penilaian terhadap


sistem, prosedur dan indikator untuk
monitoring pelaksanaan pengadaan
barang dan jasa
a. Melakukan studi / perumusan Belum ada Sudah dalam pelaksanaan
kriteria penilaian bersama dengan prosedur dalam pengadahan
lembaga penilai barang dan jasa serta penilaian
terhadap kinerja pengadaan
barang dan jasa semakin
kompetitif, terbuka dan transparan
Realisasi 100%

b. Penerapan sanksi dan hukuman - Temuan Bawasda Kota Parepare,


terhadap pelanggaran pengadaan Bawasda Provinsi dan BPK Tahun
barang dan jasa dan 2004 sampai 2008 mengenai
dipublikasikan serta penberian kewajiban dan kelalaian pihak
insentif terhadap pelaksanaan beberapa rekanan pengadaan
pengadaan barang dan jasa barang dan jasa kegiatan Pemkot
kepada penyedia yang berprestasi Parepare. Dari surat edaran
dan baik tersebut, ada beberapa rekanan
- Sosialisasi kebijakan yang tidak menyelesaikan
penilaian, pemberian pekerjaannya dengan tuntas.
sanksi dan insentif Temuan tahun 2004 ada dua
terhadap pelaksanaan rekanan yang di black list
pengadaan barang dan kemudian tahun 2005 tiga
jasa rekanan, tahun 2006 meningkat
- Implementasi kebajikan menjadi 11 rekanan, dan pada
tahun 2007 ini peningkatannya
sangat drastis sekitar 40 rekanan
sedang tahun 2008 menjadi 53
rekanan.(data 8 terlampir)
Realisasi 100%

4.5. Penguatan lembaga pengawasan Belum semua SDM Sudah dilakukan staf yang andal
daerah (Bawasda) Aparatur dalam pengadaan, Kualitas
a. Pengenbangan SDM Aparatur Pengawasan pengawasan semakin meningkat
Pengawasan mendapatkan dan semakin tajam dalam penilaian
b. Peningkatan Kapasitas SDM pengetahuan dan Realisasi 100%
Aparatur Pengawasan wawasan yang
c. Pengembangan Sisten cukup memadai
Pengawasan melalui Penetapan untuk menunjang
standar Operating Procedure fungsi pengawasan
(SOP) Bawasda yang semakin
d. Peningkatan sarana dan prasarana kompleks
pengawasan Anggaran pengemb
SDM Pengawasan
bertambah dalam
APBD 2006

5. Peningkatan Peran dan Fungsi Lembaga Belum ada staf yang andal dalam pengadaan

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 
Pengadaan Barang dan Jasa barang dan jasa, serta terjalin
5.1. Peningkatan Capacity Building individu - hubungan antara Pemda dan
yang terlibat dalam pengadaan barang Pusat dalam pengembangan
dan jasa kebijakan pengadaan barang dan
jasa pemerintah Realisasi 100%

5.2. Pembentukan jaringan dengan - Bekerjasama dengan LKPP, untuk


Lembaga Pengembangan Kebijakan mengadopsi program pelatihan
Pemerintah nasional untuk berbagai kelompok
sasaran

Pemerintah Kota Parepare sudah


bekerja sama dengan Bappenas
sejak 3 tahun belakangan dalam
mengadakan pelatihan sertifikat
nasional pengadaan

Kerjasama LKPP pelatihan


sertifikasi bulan maret 2009
tanggal 11 s/d 13 akan diadakan
pelatihan sertifikasi nasional
pengadaan yang diadakan oleh
Bapenas yang diikuti oleh 150
pegawai pemkot, hanya tingkat
kelulusan sangat minim 40 staf
pengawai pemkot Parepare
dinyatakan lulus dengan L4 hanya
6 orang selebihnya L2
(data terlampir) Realisasi 100%

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


Tabel 2. STATUS KEMAJUAN PENCAPAIAN AGENDA PEMBARUAN TATA PEMERINTAHAN DASAR
BIDANG : PENGADAAN BARANG DAN JASA
KOTA/KABUPATEN : Parepare
PERIODE : Agustus 2009 Tugas Akhir

STATUS
STATUS
PENCAPAIAN TARGET PENCAPAIAN
No. RENCANA TINDAK / KEGIATAN PERIODE
PENCAPAIAN
PERIODE BERIKUTNYA
PERIODE SAAT INI
SEBELUMNYA
1 Pembaharuan Kelembagaan

a. Pelaksanaan lokakarya pembentukan TPPP / PAU; Sudah dilakukan Sudah dilakukan


b. Perumusan struktur organisasi dan kerangka acuan kerja (KAK),dan kriteria staf TPPP / PAU; Sudah dilakukan SK/Dokumen

c. Penyiapan materi dan penerbitan SK Walikota/Bupati pembentukan TPPP / PAU; Sudah dilakukan SK/Dokumen

d. Rekruitmen staf dan orientasi staf TPPP / PAU; Sudah dilakukan SK/Dokumen
e. Penyiapan logistik organisasi TPPP / PAU; Sudah dilakukan SK/Dokumen
f. Penyiapan materi draft Perda, pembahasan di DPRD dan penerbitan Perda tentang TPPP / Proses Akan ditindak lanjuti
PAU
g. Operasionalisasi TPPP/PAU Sudah dilakukan SK/Dokumen
2 Pembaruan Regulasi tentang Pengadaan

a. Penggunaan standar dokumen tender untuk pengadaan di daerah tanpa membedakan Sudah dilakukan Sudah dilakukan
sumber pembiayaan kegiatan / barang yang ditenderkan;

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


b. Pemberlakuan mekanisme pencatatan dan penanganan keluhan bidang pengadaan Sudah dilakukan Sudah dilakukan
c. Pemberlakuan sanksi dan publikasi penerapan sanksi yang terkait dengan kecurangan / Sudah dilakukan SK/Dokumen
penyimpangan dalam pengadaan.
3 Peningkatan Sistem Informasi Pengadaan

a. Pengembangan e-procurement Proses Akan ditindak lanjuti


b. Mempublikasikan buletin pengadaan secara triwulanan yang antara lain memuat paling tidak Sudah dilakukan Bulleti edisi pertama
informasi sebagai berikut: Juni 09
c. Edisi pertama buletin pengadaan pada setiap tahunnya paling tidak memuat beberapa hal
berikut ini:
(i) Harga satuan dan trend harga satuan yagn telah termonitor, dan trend dari komponen-
Proses
komponen utama kontrak pekerjaan konsultansi, konstruksi dan pengadaan barang; Bulletin edisi ke 2
(ii) Daftar kontrak untuk pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan dan kualitas
barang/jasa/pekerjaan konstruksi yang dihasilkan, khususnya untuk tahun fiskal yang yang Proses Bulletin edisi ke 2
sedang berjalan; dan
(iii) Publikasi hasil survey tahunan secara terbuka mengenai pengalaman para peserta lelang
yang berpartisipasi dalam pengadaan di lingkungan pemerintah kota/kabupaten, demikian Proses Bulletin edisi ke 2
juga pandangan dan persepsi masyarakat terhadap praktik-praktik pengadaan yang
dilakukan oleh Pemda.

4 Perbaikan Sistem Pengendalian, Audit dan Sistem Umpan Balik tentang Pengadaan

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


a. Penggunaan standar dokumen tender yang berlaku di daerah yang didukung oleh landasan
hukum yang memadai Sudah dilakukan Sudah dilakukan
b. Menghilangkan sistem prakualifikasi untuk kontrak-kontrak yang bernilai ≤ Rp. 50 Milyar dan
melakukan sistem pasca kualifikasi; Sudah dilakukan Sudah dilakukan
c. Mencabut peraturan yang membatasi pelelangan hanya diperuntukkan bagi peserta yang
terdaftar di wilayah yang bersangkutan, dan membuka informasi kompetisi untuk
mendapatkan peserta yang berkualitas (qualified); Sudah dilakukan Sudah dilakukan
d. Memastikan bahwa hanya staf yang terlatih saja yang dilibatkan dalam pengambilan
keputusan/tindakan/monitoring pengadaan, termasuk PPK, anggota panitia lelang dan juga
staf Bawasda yang terlibat dalam audit pengadaan;
Sudah dilakukan SK/Dokumen
e. Memastikan bahwa terdapat setidaknya 1 (satu) perwakilan masyarakat terlibat dalam proses
evaluasi penawaran:
Proses Akan di tindak lanjuti
f. Mempublikasikan secara terbuka, hal-hal berikut :
- Hasil evaluasi penawaran, nama pemenang lelang, lingkup kegiatan dan nilai kontraknya;
Sudah dilakukan Sudah dilakukan
- Dokumen pengadaan yang mencakup: rencana pengadaan dari unit kerja Pemerintah
Sudah dilakukan Sudah dilakukan
- kota/kabupaten, daftar kontrak, dan laporan kemajuan proyek dari seluruh jajaran Pemda
Sudah dilakukan Sudah dilakukan
- Buletin pengadaan. Sudah dilakukan Sudah dilakukan

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


g. Melakukan survey tahunan mengenai pengalaman peserta yang berpartisipasi dalam
pengadaan Pemda, juga pandangan dan persepsi masyarakat terhadap praktik-praktik
pengadaan Pemda untuk mendapatkan umpan balik terhadap praktik-praktik pengadaan.
Hasil survey ini akan dipublikasikan pada masyarakat dan menjadi salah satu dasar
pengenaan sanksi dalam bidang pengadaan.
Proses Akan ditindak lanjuti
h. Pemberdayaan Bawasda yang antara lain mencaklup: penerbitan SOP, perbaikan dan
peningkatan fasilitas pendukung, dan perbaikan kapasitas staf Bawasda.
Sudah dilakukan SK/Dokumen
5 Pengembangan Kapasitas Jajaran Staf Pengadaan Pemerintah Daerah

a. Mengkaji kebutuhan pelatihan staf procurement SK/Sertifikasi


Sudah dilakukan
b. Pelatihan dan program Capacity Building untuk staf yang terlibat dalam pengadaan
Sudah dilakukan SK/Sertifikasi

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


Sub-bab 3.2. Analisis terhadap kemajuan dan perubahan yang terjadi.

Dalam agenda reform Peningkatan sistem Informasi pengadaan, daftar lamanya


waktu proses evaluasi penawaran setiap paket kontrak sudah melalui mekanisme
Monitoring ke panitia pengadaan pada beberapa SKPD pada hari itu tanggal 19
Mei 09, hari terakhir masa sanggah 5 hari setelah pengumuman pemenang pada
tanggal 13 Mei 2009, dimana tahapan proses aanwijzing (penjelasan proyek) di
Gedung Islamic Centre secara umum seluruh SKPD tanggal 27 April 09,
pembukaan penawaran berkas 4 Mei 09, pengumuman pemenang 13 mei 09
masa sanggah, 5 hari setelah pengumuman, setelah 6 hari tanggal 20 Mei 09
akan terbit Surat Penunjukan Penyedia jasa dan Kontrak.

Pemerintah Kota Parepare sedang menghadapi dilapangan tatangan, hal


tersebut penting menjadi perhatian pimpinan SKPD, mengingat peningkatan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Parepare setiap tahun
ternyata belum berdampak banyak terhadap upaya pemerintah daerah
menurunkan angka kemiskinan. hal ini ada kaitannya dengan penyusunan
prioritas program SKPD yang tidak sinkron dengan kebutuhan real masyarakat.
hal tersebut tidak perlu terjadi karena dalam visi misi Walikota dan Wakil Walikota
telah ada program prioritas yang bisa dijadikan pedoman bagi unit kerja dalam
penyusunan program dan anggaran. “Setiap tahun ada peningkatan APBD tapi
kemiskinan tetap saja ada. Berarti tidak ada artinya peningkatan APBD. Jadi
harus ada pedoman dalam penyusunan APBD. Seluruh program SKPD
senantiasa bermuara pada upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. dan
harus terus didorong sehingga program-program yang ada benar-benar memberi
dampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dia juga
meminta, setiap saat dilakukan evaluasi terhadap program kerja SKPD. Karena
itu, setiap SKPD harus memiliki program mingguan, bulanan, tahunan dan lima
tahunan.

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


Bab IV Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan

Bab 4. Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan

Penyiapan daftar kemajuan pelaksanaan paket-paket kegiatan yang


dilaksanakan selama TA 2008 dan membantu memfasilitasi PAU mempublikasikan harga satuan
kontrak untuk pekerjaan fisik dan barang langkah selanjutnya juga membantu dan memfasilitasi
PAU rencana pengadaan untuk tahun 2009, Mengumpulkan Informasi data daftar panitia
pengadaan, kontrak, nama pemenang tender realisasi pekerjaan keluhan dan sanggahan serta
mengidentifikasi data pengaduan yang terkait dengan barang/jasa dan pengadaannya pada
setiap SKPD.

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


Tabel 3. Sub-bab 4.1. Ringkasan Kegiatan

LAPORAN KEGIATAN
BIDANG : Pengadaan barang dan Jasa
KOTA/KABUPATEN : Parepare
PERIODE PELAPORAN : Agustus Laporan Akhir

NO. KEGIATAN KONSLTAN MENURUT PROSES KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN KETERANGAN


JENIS RENCANA TINDAK PEMBARUAN RENCANA PENCAPAIAN TARGET PENCAPAIAN
A. Mengumpulkan informasi/data jumlah staf Pemda Koordinasi Melakukan pendataan Membuat daftar dan 261 Staf yang
yang telah mempunyai sertifikat keahlian dengan PAU Staf yang mempunyai proses rpendataan mempunyai
pengadaan Staf yang mempunyai Sertifikasi pengadaan
sertifikasi
sertifikasi
Mengidentifikasi Peraturan LKPP/SE Meneg Pengumpulan Melakukan Minimal 50% Kerjasama dengan
Bapenas mengenai keharusan staf pengadaan data/diskusi diskusi/data PPK/PPKT,panitia LKPP, pelatihan
yang mempunyai sertifikat keahlian pengadaan pendukung pengadaan,bawasda serifikasi sudah 5 kali
nasional mempunyai sertifikasi

Mengumpulkan informasi data daftar Panitia Mengumpulkan Pendataan/pengumu SK Panitia pengadaan Data SK PPK/PPTK
Pengadaan di seluruh SKPD informasi data mpulan/diskusi SKPD
dengan SKPD
Membantu PAU dalam menyiapkan rencana Koordinasi dengan Diskusi/koordinasi Bulan September 2009 Persiapan/koordinasi Persiapan panitia/anggaran pelatihan
program peningkatan keahlian staf pengadaan, staf PAU/PMU dengan Sekda dan Akan diadakan dengan SKPD
Bawasda untuk TA. 2009 KPD pelatihan sertifikasi

B. Mereview SK Pembentukan Tim PAU dan Koordinasi/diskusiden Koordinasi/diskusi Mereview SK SK perubahan volume
substansi SK gan PAU dengan PAU/SKPD 3

Mensosialisasikan agenda reformasi pengadaan di Membantu Pemkot Diskusi Agenda Agenda reform berjalan Capaian/output agenda
Tim PAU mensosialisasikan reform dan out putnya Sesuai rencana reform
agenga reform Rapat/diskusi
Mereview Rencana Tindak Reformasi Pengadaan Koordinasi/membantu Dalam proses kajian Memberi Proses diskusi/kajian Dalam proses kajian/analisa
(yang ada di dalam SK) yang telah ditetapkan Pemkot pembuatan berjalan diskusi masukan,Mereview
tahun 2005 agenda reform PMU,PAU, World Rencana tindak 2010-
bank 2014
Memfasilitasi PAU dan atau Pemda dalam merevisi Koordinasi/membantu Diskusi dengan PAU, Akan dimasukan ke Capaian/output agenda
Perda tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemkot PMU dan SKPD Tupoksi PAU reform
(terkait dengan PP 41/2007) untuk memasukkan
Tupoksi PAU ke dalam salah satu instansi/bagian

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


NO. KEGIATAN KONSLTAN MENURUT PROSES KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN KETERANGAN
JENIS RENCANA TINDAK PEMBARUAN RENCANA PENCAPAIAN TARGET PENCAPAIAN
yang ada di Pemda

C. Memfasilitasi PAU dalam menyiapkan SOP Koordinasi dengan Data /SOP Data /mekanisme SOP Data /mekanisme
mekanisme penyampaian dan penanganan PAU mekanisme pengaduan rekanan penyampaian TOR penyampaian dan
pengaduan khususnya yang terkait dengan penyampaian dapat berjalan baik pengaduan di evaluasi
pengadaan barang/jasa pengaduan tepat waktu

Memfasilitasi PAU dalam mensosialisasikan SOP Koordinasi dengan Data /SOP Data /mekanisme Data penyampaian dan
mekanisme peyampaian dan penanganan PAU pengaduan rekanan sosilisasi SOP dapat penanganan masuk
pengaduan khususnya yang terkait dengan mensosialisasikan berjalan dengan baik pada SOP dan di
pengadaan barang/jasa pengaduan PBJ evaluasi

Mengidentifikasi data pengaduan yang terkait Koordinasi dan pengaduan rekanan Penanganan dapat Data tersimpan di
dengan pengadaan barang/jasa dan fasilitasi pemkot tiap SKPD berjalan baik dan tepat database
penanganannya pada setiap SKPD daftar pengaduan waktu

Memfasilitasi PAU dan Humas/Dinas Infokom Koordinasi dan Data pengaduan Data pada setiap SKPD Daftar pengaduan
untuk mempublikasikan daftar pengaduan dan fasilitasi pemkot rekanan dan Pengaduan dapat disimpan dalam data
penanganannya yang terkait dengan pengadaan daftar pengaduan masyarakat diselesaikan base pemkot
barang/jasa

D. Memfasilitasi PAU dalam menyiapkan Format Koordinasi/diskusi Pengumpulan Isi bulletin 80 % Bulletin Edisi pertama
Buletin Pengadaan volume 1 dengan PAU data/bahan bulletin mengenai pengadaan Juni 2009
pemkot/SKPD barang dan jasa
Memfasilitasi PAU dalam mengumpulkan daftar Koordinasi/diskusi Data pemenang Mengumpulkan semua 112 paket telah
pengumuman pemenang kontrak, lingkup kegiatan, tiap SKPD kontrak dan nilai daftar rekanan pada ditenderkan/dokumen
nilai pagu, nilai kontrak, Pagu setiap SKPD

Memfasilitasi PAU dalam menyiapkan daftar Koordinasi dengan Sebagian data Seluruh paket kegiatan Sebagian data Baru sebagian SKPD memasukan kemajuan pekerjaannya
kemajuan pelaksanaan paket-paket kegiatan yang PAU/SKPD terkumpul dari SKPD tersimpan pada PAU
dilaksanakan selama TA 2008

Memfasilitasi PAU dalam mempublikasikan harga Melakukan pendataan Sebagian data Daftar harga pekerjaan Mempublikasikan harga
satuan terkontrak untuk pekerjaan fisik dan barang terhadap kontrak tercapai dari beberapa kontrak satuan

Memfasilitasi PAU dalam mempublikasikan Koordinasi dengan Data dari beberapa Data terkumpul dari Disimpan dalam data
rencana pengadaan untuk TA. 2009 PAU dan SKPD SKPD semua SKPD base

E. Mengumpulkan data paket kegiatan yang Melakukan Koordinasi Data dari beberapa Seluruh paket kegiatan 112 paket telah
dilelangkan di seluruh SKPD dengan PAU dan SKPD dari SKPD ditenderkan/dokumen
SKPD 90 paket di PU

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


NO. KEGIATAN KONSLTAN MENURUT PROSES KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN KETERANGAN
JENIS RENCANA TINDAK PEMBARUAN RENCANA PENCAPAIAN TARGET PENCAPAIAN
Memfasilitasi PAU dalam memonitor proses Melakukan Koordinasi Monitoring Kegiatan Data Monitoring proses Data beberapa SKPD
pengadaan di masing2 SKPD dengan PAU dan beberapa SKPD pengadaan pada SKPD disimpan dalam
SKPD database
Bekerja sama dengan WPM dalam memonitor Penerimaan Proses penerimaan Calon WPM yang Calon WPM dalam WPM masih dalam penerimaan berkas/perekrutan
jadwal pelaksanaan pengadaan di masing2 SKPD WPM/spesifikasi WPM mempunyai krebilitas perekrutan
curriculum vitae
F. Memfasilitasi PAU untuk sosialisasi pelibatan WPM Koordinasi dengan Kajian dan Proses pembahasan /WPM Perekrutan WPM yang
dalam proses pengadaan barang/jasa PAU dan perekrutan WPM yang mempunyai mempunyai
SKPD/masyarakat pengetahuan PBJ pengetahuan PBJ
Memfasilitasi PAU dalam menyiapkan TOR, format Koordinasi dengan Kajian/diskusi/pemba Mempublikasikan calon Calon WPM dalam
pengamatan WPM, metode perekrerutan PAU/PMU hasan TOR WPM perekrutan

Memfasilitasi PAU dalam seleksi WPM Koordinasi dengan Kajian/ Proses Perekrutan WPM yang Calon WPM dalam Dalam proses penerimaan
PAU dan perekrutan WPM mempunyai perekrutan
SKPD/masyarakat pengetahuan PBJ
G Mereview dokumen lelang standar yang ada di Koordinasi/meriview Kajian/pengumpulan Data paket pada tiap Disimpan dalam data
tiap SKPD, apakah seluruh SKPD menggunakan dokumen lelang data tiap SKPD SKPD base dan dievaluasi
dokumen pengadaan yang sama

H Mereview substansi dokumen pengadaan yang Diskusi/wawancara Pengumpulan Monitoring/kajian/wawa Disimpan dalam data
digunakan di SKPD apakah terdapat Pasal atau Dengan SKPD data/kajian tiap SKPD ncara SKPD base dan dievaluasi
aturan yang membatasi peserta lelang atau Memberi masukan ke
ketidaktransparanan, dll pemkot

i Mereview pengumuman lelang, apakah terdapat Koordinasi dengan Kajian Mengkaji hasil survey Memberi masukan ke
informasi yang membatasi peserta lelang PAU/SKPD/Rekanan mengumpulkan data Yang dilaksanakan pemkot
Pada SKPD konsultan
J Mereview mekanisme penerapan sanksi yang Koordinasi/diskusi/mo Data/dokumen sanksi Tahun 2009 diharapkan Tahun 2004-2008
sudah diberlakukan di Pemda nitoring Rekanan/pengaduan ada lagi sanksi kepada sudah 109 rekanan
rekanan yang nakal yang di black list

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

Sub-bab 4.2. Pembahasan ttg proses dan hasil kemajuan kegiatan.

¾ Puluhan perusahaan kontraktor yang selama ini menjadi partner Pemerintah Kota
Parepare dalam pelaksanaan berbagai kegiatan pengadaan barang dan jasa,
masuk daftar ‘black list’. ‘Black list’ ini dilakukan Pemerintah Kota Parepare
sehubungan adanya berbagai masalah melilit perusahaan-perusahaan tersebut.
Kepastian kebijakan ‘black list’ terhadap ‘kontraktor nakal’ oleh Pemerintah Kota
Parepare tersebut, tertuang dalam surat edaran Wakil Walikota Parepare, Nomor
STT/6/Tl/Ek/IV/2009 perihal penyampaian rekanan yang belum menyelesaikan
temuan. Denda keterlambatan pekerjaan dan kekurangan volume fisik merupakan
dua hal umum yang menjadi dasar dimasukannya para rekanan dimaksud dalam
daftar ‘black list’.Dalam surat edaran yang ditandatangani langsung Wakil
Walikota Parepare tertanggal 14 April 2009 tersebut, meminta seluruh pimpinan
unit kerja lingkup Pemkot Parepare tidak mengikutsertakan rekanan yang masuk
dalam daftar rekanan bermasalah dalam kegiatan pengadaan barang/jasa tahun
anggaran 2009. Sesuai dengan pembaruan regulasi pengadaan barang dan jasa.

¾ Temuan Bawasda Kota Parepare, Bawasda Provinsi dan BPK Tahun 2004
sampai 2008 mengenai kewajiban dan kelalaian pihak beberapa rekanan
pengadaan barang dan jasa kegiatan Pemkot Parepare. Dari surat edaran
tersebut, ada beberapa rekanan yang tidak menyelesaikan pekerjaannya dengan
tuntas. Temuan tahun 2004 ada dua rekanan yang di black list kemudian tahun
2005 tiga rekanan, tahun 2006 meningkat menjadi 11 rekanan, dan pada tahun
2007 ini peningkatannya sangat drastis sekitar 40 rekanan sedang tahun 2008
menjadi 53 rekanan.

¾ System pengaduan untuk meningkatkan kualitas pelayanan public Surat Dirjen


Pemerintahan Umum Depdagri RI No 005/163/PIN tanggal 5 Pebruari 2009
pebruari di Kota parepare ditetapkan sebagai “ Case Studi “ penerapan System
Pelayanan Informasi dan Pengaduan Masyarakat (SPIPM) berhasil menerapkan
best practice yang terlihat dari meningkatnya kwalitas pelayanan public di Kota
Parepare.

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

¾ Pengembangkan komunikasi data berbasis internet dengan menggandeng


Telkomnet Speedy (paket unlimited) sebagai penyedia jasa. Menurut ketua Tim
Penyusun Master Plan Information Tecnology (IT) langkah awal menuju
penerapan E-Gov ( electronic government). Nantinya tender proyek oleh
pemerintah Kota Parepare dapat melalui internet pada tahun ini.

¾ Pelatihan sertifikasi Nasional Pengadaan barang dan jasa yang diselenggarakan


pemerintah kota parepare bekerjasama dengan Jenderal Pekerjaan Umum
pendidikan dan pelatihan (Diklat) Pemberlakuan Perpres no 8 tahun 2006 tentang
pengadaan barang dan jasa yang menggunakan dana APBD/APBN yang
merupakan salah satu aturan perubahan pada surat keputusan Presiden (Kepres)
RI no 80 tahun 2003, diklat ini selama 3 hari dari tanggal 11 – 13 maret 2009.
Pelatihan sertifikasi pemerintah kota Parepare sudah 5 kali melaksanakan dan
menghasilkan 261 staf yang mempunyai sertifikat L4 15 0rang dan L2 246 orang

¾ Pemkot Parepare juga membuka layanan pengaduan disitus jejaring sosial


facebook namanya ”Saran dan Pengaduan Pemkot Parepare” layanan pengaduan
di facebook ini dimaksudkan untuk menambah kran saluran pengaduan
masyarakat kepada pemerintah kota sudah ada 3 media layanan pengaduan
yaitu SMS senter 0812 413 500 77 facebook, dan email humas @
pareparekota.go.id Diharapkan keberadaan layanan pengaduan tersebut dapat
mewujudkan clean and good governance.

¾ Terbitnya bulletin PAU edisi pertama bulan Juni 2009 dan sudah didistribusikan ke
unit kerja dan masyarakat

Sub-bab 4.3. Deskripsi mengenai isu2 utama.

¾ Kurangnya informasi mengenai implementasi e-Government pada pemerintah


daerah mendorong dibentuknya Forum e-Government, yang dapat dijadikan
wadah antar daerah dapat bertukar informasi seputar pelaksanaan e-Gov ini, juga
tidak seimbangnya antara informasi yang diperoleh pemerintah daerah dan
pemerintah pusat menjadi hal utama yang menyebabkan kurang maksimalnya
pelaksanaan e-Government selama ini. diharapkan dapat menjadi jembatan

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

¾ penghubung antara pusat dan daerah. Nantinya, forum ini tidak hanya sebatas
tempat sharing berkeluh kesah antar anggota, tapi juga sebagai tempat
pelatihan,antara,anggota,forum.

¾ UU Nomor 8 tahun 2003 ketentuan lelang harus diumumkan di media massa


sementara Perpres Nomor 8 tahun 2006 menentukan kegiatan lelang harus
diumumkan dikoran skala Provinsi dan Nasional kalau nilai dibawah 1 Milyar
cukup diumumkan dikoran provinsi sementara lelang proyek barang dan jasa yang
nilainya melebihi 1 Milyar harus dikoran Nasional.

¾ Ketentuan sertifikasi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang memiliki sertifikat


tahun 2007 harus kembali melakukan sertifikasi ulang, karena masih minimnya
jumlah PNS yang menjadi PPK ketentuan itu diundur hingga tahun 2009
sementara PPK yang sertifikasinya berakhir 2008 diundur hingga 2010

¾ Beberapa rekanan yang ikut tender proyek fisik di Kota Parepare, mengeluhkan
rendahnya harga yang direncanakan oleh pihak perencana Pemerintah Kota
Parepare. Salah satunya adalah, Ketua Gapensi Kota Parepare, Amir M Diah,
mengemukakan bahwa rekanan mengeluh gara-gara harga bahan sangat tinggi di
pasaran. "Kita sulit bekerja dengan harga yang ditetapkan oleh Pemeirintah
daerah Kota Parepare. Kalau itu diikuti semua rekanan akan rugi," Pemerintah
Kota Parepare harus meninjau ulang harga tersebut karena sudah terlalu rendah
jika dibandingkan dengan harga di pasaran. Seperti harga bahan semisal semen
harga satu zak 50 Kg sudah Rp 50 ribuan ke atas, sedangkan harga pada
perencanaan pemerintah daerah Kota Parepare hanya Rp 43 ribu satu zak,"
Selisih harga tersebut menurutnya, sudah terlalu jauh belum lagi ditambah dengan
upah minimal provinsi (UMP) yang tak sebanding yang harus dibayarkan kepada
tukang. Sekretaris Daerah Kota Parepare, Drs H Rahim Rauf, mengakui adanya
tidak kesesuaian harga bahan diusulkan oleh pemerintah daerah pada jasa
konstruksi dengan harga barang dipasaran. Usulan dari asosiasi sudah di sikapi,
akan disesuaikan dengan harga bahan dan UMP dengan diterbitkan SK walikota,"
sebelum itu dilakukan, tim dari aset daerah akan turun ke pasaran mencari harga
selanjutnya akan ditindak oleh tim yang dibentuk oleh pemerintah

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

Bab V Permasalahan dan Tindak Lanjut

Bab 5. Permasalahan dan Tindak Lanjut

Masih terbatasnya pengetahuan USDRP pada SKPD sehingga pengumpulan data agenda
pembaruan barang dan jasa masih memerlukan waktu. Begitupun Sanggahan rekanan juga masih
sebagian tanggapan dari pihak terkait pada paket tahun anggaran 2008. Belum adanya
rekomendasi dari Walikota buat konsultan individu untuk memudahkan pengumpulkan data daftar
pengadaan pada setiap SKPD Masih minimnya sosialisasi Urban Sector Development Reform
Project pada masyarakat kota Parepare juga belum adanya kesepakatan Wakil Pengamat
Masyarakat untuk terlibat pada program USDRP

Sub-bab 5.1. Kendala yang dihadapi oleh konsultan dan Pemda.

™ Untuk pembuatan daftar monitor harga satuan dalam dokumen kontrak, konsultan
belum dapat mengumpulkan 3 dokumen kontrak yang berbeda setiap SKPDnya,
contoh : ada nilai tertinggi pada pekerjaan pengadaan pada SKPD kesehatan
tapi item Pekerjaannya nilai tertinggi pada SKPD lainnya tidak sama

™ Ada beberapa SKPD belum menyiapkan / membuat laporan Daftar Kemajuan


pelaksanaan paket-paket kegiatan yang dilaksanakan pada TA 2008. masih
dalam proses.

™ Dari 3 pengaduan rekanan yang tercatat 2 diantaranya secara resmi melalui surat
yaitu CV.Panda no : 10/sanggah/pd-Pre/x/2008 perihal : Sanggahan Keputusan
Pemenang Pembangunan Kantor Kecamatan Bacukiki TA 2008 tanggal
pengaduan 6 Oktober 2008, CV. Budi Mulya No : 09/BM-Pre/x/2008 perihal :
Penetapan pemenang Pembangunan kantor kecamatan tahap ke dua penawaran
terendah tidak sesuai standar harga pasaran setempat (HPS) kedua pengaduan
diatas belum mendapatkan data sanggahan dari Pejabat Pelaksana Teknis
kegiatan Pembangunan Kantor kecamatan, Pengaduan lainnya dari keluarga

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

rekanan melalui media Koran Tribun kamis, 15 januari 2009 hal 14 perihal :
Melaporkan kepala SD 27 Parepare menahan sisa uang rekanan Rp. 16 Juta
terkait proyek fisik sekolah yang dananya dari DAK dinas Pendidikan. Badan
Pengawasan Daerah sudah menurunkan tim ke SD 27 Parepare. Sanggahan juga
sudah disampaikan oleh kepala SD 27 parepare.

™ Pengaduan dari Masyarakat ada 11 melalui media koran local dan Koran propinsi
5 dari pengaduan tersebut sudah ditanggapi masalahnya melalui media sedang 6
pengaduan lainya belum ada dan dalam proses waktu. Materi aduan yang
disampaikan bervariasi 3 diantaranya menyangkut perda dan kesemberautan
lalulintas, 1 pengaduan mengenai menyangkut kekurangan tenaga kerja
pembangunan Pasar lakessi, sedang 7 pengaduan lainnya adanya indikasi
kerugian Negara misalnya alat kesehatan, dana pendampingan bencana alam,
kolam renang.

™ Belum selesainya Pemuktahiran agenda Reform, Wakil Pengamat Masyarakat


(WPM) dan Unit Layanan pengadaan (ULP)

Sub-bab 5.2. Analisis terhadap Peran pemda.

™ Pemerintah Kota Parepare perlu menata kembali mekanisme sistem pengawasan,


yang meliputi Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang dulu dikenal dengan
Pengawasan Melekat (Waskat), Pengawasan Fungsional (Wasnal), Pengawasan
Legislatif (Wasleg), dan Pengawasan Masyarakat (Wasmas). Lebih dari itu,
pemberantasan KKN perlu dilakukan dengan upaya terpadu secara terus menerus,
mulai dari penegakan hukum, jalur pendidikan, budaya, kelembagaan, manajemen,
dan keteladanan para pimpinan. Image Diingatkan, indikator akuntabilitas aparatur
dalam penyelenggaraan pemerintahan antara lain tercermin pada pengaduan
masyarakat dan pemberitaan di media massa. ”Semakin tinggi jumlah dan frekuensi
pengaduan masyarakat dan pemberitaan negatif dari media massa, mencerminkan
kinerja aparatur pemerintah yang belum memuaskan masyarakat,” Di pihak lain,

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

partisipasi aktif masyarakat dalam pengawasan terhadap penyelenggaraan


pemerintahan kota Parepare dapat memacu aparatur untuk bekerja lebih baik..
Dengan demikian aparatur pemerintah perlu terus menerus memperhatikan, menilai
dan memanfaatkan sebaik mungkin informasi atau keluhan masyarakat yang
diterimanya, serta menindaklanjuti dengan sungguh-sungguh.

Disayangkan kalau selama ini penanganan pengaduan masyarakat belum


dilaksanakan secara baik dan benar, dan belum dijadikan barometer untuk mengukur
baik buruknya kinerja aparatur pemerintah. Dengan diberdayakannya pengaduan
masyarakat sebagai kontrol masyarakat atas jalannya roda pemerintahan kota
parepare diharapkan para SKPD semakin berhati-hati. Hal itu diharapkan berdampak
pada percepatan penurunan angka penyimpangan, dan berpengaruh pada
peningkatan kinerja, serta meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada aparatur
pemerintah.

Sub-bab 5.3. Tindak lanjut.

™ Konsultan individu memaksimalkan dan melakukan koordinasi dan memfasilitasi


Procurement Ancor Unit (PAU) dalam menyiapkan SOP mekanisme penyampaian
dan penanganan pengaduan khususnya yang terkait dengan pengadaan
barang/jasa.

™ Akan melihat perkembangan dilapangan bilamana prosedur penyiapan data pada


setiap SKPD tidak maksimal mengupayakan rekomendasi dari Walikota dalam
menunjang aktifitas agenda reformasi pengadaan barang dan jasa

™ Koordinasi yang rutin tetap kami jalankan baik sosialisasi dengan masyarakat,
rekanan, aparat, maupun Lembaga Swadaya masyarakat dalam rangka percepatan
reformasi pengadaan .

™ Konsultan individu akan terus berkoordinasi dengan CPMU dan konsultan pusat
MTAS, UIDP Management, world bank, PMU, PAU dan setiap SKPD mengenai

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

pelaksanaan proyek USDRP di Kota Parepare dan dengan menerima kritikan saran
dalam mensukseskan reformasi Pembaruan Pengadaan barang dan jasa.

™ Penanganan keluhan juga akan dimaksimalkan untuk sanggahan dari rekanan dan
masyarakat telah dijadikan tabel pengaduan dan sanggahannya agar lebih ringkas
padat sehingga masyarakat dapat lebih cepat mencerna dan akan dipublikasikan
pada buletin pengadaan.

™ Penyiapkan/Pengumpulkan 3 Dokumen kontrakpekerjaan fisik dan pengadaan


SKPD yang berbeda termasuk dengan dinas pertanian untuk memasukan dalam
daftar monitor harga satuan dalam dokumen kontrak. Masih dalam
penyiapan/pengumpulan/survey dan mengkaji data harga satuan pekerjaan yang
mempunyai volume besar pada 3 SKPD yang berbeda

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

Bab VI Kesimpulan dan Rekomendasi

9 Diharapkan adanya koordinasi kepada semua unit kerja untuk melakukan


penyempurnaan manajemen PMU agar dapat berfungsi agar pelaksanaan program
USDRP dan agenda reformasi dapat berjalan sesuai yang diharapkan.

9 Rekomendasi dari Walikota kepada setiap SKPD dan Perlunya dukungan dari
instansi melalui SKPD untuk penyediaan data-data atau dimudahkan dalam
menyiapkan seluruh proses pelelangan, daftar nilai kontrak, pemenang tender,
sanggahan, waktu pelaksanaan,serta progres fisik apakah sesuai dengan jadwal.

9 Meningkatkan umpan balik bagi pemda /pemilik pekerjaan terhadap harga satuan
yang akan diajukan oleh rekanan apakah lebih murah atau lebih mahal dari harga di
pasaran dan atau harga satuan standar hal lain juga dapat meningkatkan
transparansi pengadaan.

9 Rancangan Peraturan Pemerintah tentang e-Government masih membutuhkan


Political Will dari pemimpin lembaga pemerintahan. Tanpa political will, Peraturan
Pemerintah ini hanya akan indah diatas kertas, namun tidak dapat
diimplementasikan di lapangan Pimpinan lembaga tinggi negara , Walikota, kepala
dinas, camat, sampai kepala desa harus menunjukkan political will dalam
menerapkan Peraturan Pemerintah"Jika aparat birokrasi tidak hirau terhadap
Peraturan Pemerintah ini maka nasibnya akan seperti peraturan - peraturan lainnya
yang indah di kertas, namun tidak dapat diimplementasikan di lapangan,".
Rancangan Peraturan Pemerintah tentang e-Gov akan menjadi payung hukum
berbentuk Peraturan Pemerintah pertama di Indonesia yang secara khusus
mengatur tentang implementasi e-Government. Sebelumnya, payung hukum yang
digunakan adalah Instruksi Presiden (Inpres) nomer 3 tahun 2003. Harapan besar
diletakkan pada Peraturan Pemerintah tersebut."Jika Peraturan Pemerintah tersebut
dapat berjalan sesuai dengan semangat reformasi birokrasi, kami rasa dalam waktu
tidak lama lagi, birokrasi pemerintah dari pusat sampai daerah, akan efektif efisien.
namu tentunya dengan asumsi semua aparatnya konsisten dan konsekuensi.

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

9 Adanya kebijakan ,rekomendasi dan rencana tindak reformasi dalam rencana kerja
kedepan dan dilandasi kesepakatan dan koordinasi dari beberapa SKPD,
begitupun proses leleng akan di publikasikan mengenai hasil evaluasi lelang
nama pemenang tender dan cakupan nilai kontrak. Penghapusan pembatasan
dalam tender hanya bagi peserta tender yang terdaftar dalam masing-masing
wilayah kota dan pembukaan persaingan bagi peserta tender yang memenuhi
syarat.

9 Sistim penanganan keluhan akan ditingkatkan termasuk desiminasi penahan


keluhan, insentif dan disinsentif atas penanganan keluhan,inventarisasi keluhan,
standar layanan penanganan keluhan serta tindak lanjut keluhan. Meningkatkan
komitmen pemerintah kota Parepare terhadap rencana tindak reformasi Dari
pelaksanaan koordinasi awal yang telah dilakukan. Begitupun PAU dan PMU
memberikan dukungan teknis bagi pelaksanaan tugas-tugas konsultan individu
dilapangan dalam rangka pelaksanaan agenda reformasi di Kota Parepare

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

Lampiran A

1. Surat Rekomendasi PMU


2. Lembar waktu (Time Sheet)
3. Kegiatan harian
4. Dokumentasi Foto kegiatan September 2008 – Agustus 2009

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

Lampiran B

Pembentukan Tim Pengadaan Barang dan jasa

, Sertifikasi Panitia Pengadaan Barang dan Jasa


, Penunjukan Tim Panitia Pengadaan Barang dan Jasa
melalui keputusan Walikota Parepare
, Sosialisasi Pengadaan Barang dan Jasa ( Kepres 80/2003 dan kepres 61/2004)

Reformasi Regulasi-regulasi Pengadaan Barang dan Jasa

, Penetapan kriteria profesionalis yang terlibat dalam pengadaan barang dan jasa serta
audit
, Pembentukan tim untuk menampung keluhan dan keberatan-keberatan yang terkait
dengan proses pengadaan barang dan jasa serta menindaklanjuti
, Penerbitan bulletin / media informasi pengadaan barang dan jasa
, Penetapan dan kriteria keanggotaan masyarakat yang terlibat dalam tim pengadaan
barang dan jasa
,
Penyebarluasan informasi Pengadaan barang dan jasa

, Memberikan informasi dan kesempatan untuk berkompetisi kepada para penyedia barang
dan jasa baik di daerah maupun di luar daerah, melalui: Media surat kabar lokal maupun
regional
, Website parepare.go.id
, Informasi tentang pengadaan barang dan jasa lingkup pemerintah daerah kota
Parepare,melalui:Media surat kabar lokal maupun regional
, Website parepare.go.id

Sistem pengendalian, Audit dan Umpan Balik

, Perumusan bentuk kelembagaan yang dapat melibatkan komponen masyarakat dalam


pengawasan, melalui pertemuan antar stakeholder
, Pembentukan dan pengaturan tentang penanganan terhadap penyimpangan, keluhan
maupun keberatan-keberatan yang terkait dengan pengadaan barang dan jasa
Implementasi penanganan
, Penetapan Standar pelelangan dan informasi iklan Implementasi standar
, Penerapan sanksi dan hukuman terhadap pelanggaran pengadaan barang dan jasa dan
dipublikasikan

Peningkatan Peran dan Fungsi Lembaga Pengadaan Barang dan Jasa

, Peningkatan Capacity Building individu yang terlibat dalam pengadaan barang dan jasa
, Pembentukan jaringan dengan Lembaga Pengembangan Kebijakan Pemerintah

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare


 

draft Laporan Akhir Procurement Reform Parepare

Anda mungkin juga menyukai