PENDAHULUAN
ini belum tercakup jumlah kematian ibu akibat komplikasi dari persalinan lama itu
sendiri (misalnya: sepsis, perdarahan ante partum, atau ruptur uterus). Selain itu,
bila ibu selamat, bukan berarti telah lepas dari masalah. Salah satu komplikasi
lanjut dari persalinan lama adalah terbentuknya fistula. Fistula memiliki efek
sosial dan psikis yang begitu besar, karena dapat mempengaruhi interaksi sosial,
Partus lama pada umumnya disebabkan oleh kelainan dari tiga aspek
seperti kelainan tenaga (kelainan his), kelainan janin, serta kelainan jalan lahir dan
dapat juga disebabkan oleh kesalahan yang multikompleks dalam memimpin dan
persalinan, ketrampilan yang kurang, sarana yang tidak memadai, masih tebalnya
1
bahwa dari seluruh persalinan, kejadian persalinan lama adalah sebesar 31%,
sebesar 5%. Sementara ibu yang tidak mengalami komplikasi selama persalinan
adalah sebesar 64%. Jumlah angka kematian ibu di Indonesia masih tergolong
Mengingat efek yang ditimbulkan oleh partus lama, maka yang terpenting
disini adalah pencegahan agar tidak terjadi partus lama sehingga angka morbiditas
dan mortalitas baik pada ibu maupun bayi dapat diturunkan. Peningkatan
pengetahuan dan keterampilan pada tenaga kesehatan merupakan salah satu cara
2
BAB II
Tinjauan Pustaka
Persalinan lama, yang disebut juga dengan istilah distosia secara umum
dimaksudkan untuk persalinan yang abnormal atau sulit. Sementara itu, WHO
terdapat sebuah sumber yang menyatakan bahwa batasan waktu dalam penentuan
Nullipara Multipara
Prolonged latent phase > 20 jam >14 jam
Protracted dilation < 1.2 cm/ jam < 1.5 cm/ jam
Protracted descent < 1 cm/ jam < 2 cm/ jam
Arrest of dilation >2 jam >2 jam
Arrest of descent >2 jam >1 jam
Prolonged second stage >2 jam >1 jam
Prolonged third stage >30 menit >30 menit
Tabel 2.1. Perpanjangan fase-fase persalinan4
waktu kala II dimana pada primigravida berlangsung lebih dari 2 jam dan pada
3
berlangsung lebih 3 jam dan multipara berlangsung lebih 2 jam, sedangkan untuk
persalinan tanpa anestesi epidural nullipara berlangsung lebih 2 jam dan multipara
berlangsung 1 jam.5,6
II.2 Insidensi
2003 melaporkan bahwa dari seluruh persalinan, 64% ibu tidak mengalami
berlebihan sebesar 7%, infeksi sebesar 5%. Pada ibu yang melahirkan melalui
bedah sesarea, 59% terjadi akibat persalinan yang mengalami komplikasi, dimana
dilaporkan bahwa bayi yang meninggal dalam usia satu bulan setelah dilahirkan,
39% terjadi akibat komplikasi termasuk persalinan lama (30%), perdarahan 12%
Berdasarkan data WHO tahun 2010 sebanyak 99% kematian ibu akibat
Ibu karena persalinan lama di Indonesia menempati urutan kelima (5%) setelah
perdarahan (28%), eklampsi (24%), infeksi (11%), komplikasi nifas (8%) dari
4
Tabel 2.2. Data persalinan Patologis Di RSUD Soewandhi Surabaya tahun 2009
hingga 2010.7
Faktor Resiko terjadinya kala II lama masih belum diketahui secara pasti,
beberapa hal yang mempengaruhi terjadinya variasi waktu dalam kala II, yaitu
posisi ibu pada kala II, posisi dari janin, penurunan pada saat pembukaan lengkap,
kualitas dari his, penggunaan oksitosin, kekuatan mengejan ibu dan penggunaan
II.3. Etiologi
faktor yaitu faktor tenaga (power), faktor panggul (passage), faktor anak
5
II. 3.1 Faktor Tenaga
His yang normal dimulai dari salah satu sudut di fundus uteri kemudian
multipara lebih banyak ditemukan kelainan yang bersifat inersia uteri. Peregangan
rahim yang berlebihan pada kehamilan ganda atau hidramnion juga dapat
1. Inertia uteri Kelainannya terletak dalam hal kontraksi uterus yaitu lebih
baik, dan rasa nyeri tidak seberapa. Selama ketuban masih utuh umumnya
tidak banyak bahaya, baik bagi ibu maupun bagi janin, kecuali jika persalinan
berlangsung terlalu lama. Keadaan ini dinamakan inersia uteri primer atau
untuk waktu yang lama, hal itu dinamakan inersia uteri sekunder. Hingga saat
ini etiologi dari inertia belum diketahui tetapi beberapa faktor dapat
6
Disini sifat his berubah sehingga tonus otot uterus meningkat, juga diluar his,
dan kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa karena tidak ada sinkronasi
bagian atas, tengah dan bawah menyebabkan his tidak efisien dalam
mengadakan pembukaan.
Selain 2 hal tersebut diatas, kurang adekuatnya mengejan dapat
menyebabkan terjadinya kala II. Kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi otot
abdomen dapat terganggu secara bermakna sehingga bayi tidak dapat lahir secara
spontan melalui vagina. Sedasi berat atau anestesia regional kemungkinan besar
sehingga kepala janin tidak dapat melewati panggul meskipun ukuran janin berada
dalam batas normal. Panggul sempit yang penting pada obstetric bukan sempit
antara kepala dan panggul. Selain panggul sempit dengan ukuran yang kurang dari
7
Pintu atas panggul dianggap sempit apabila conjugata vera kurang dari 10 cm
atau diameter transversa kurang dari 12 cm. Pada panggul sempit kepala
memiliki kemungkinan lebih besar tertahan oleh pintu atas panggul, sehingga
dan spina ischiadika tidak menonjol diharapkan bahwa panggul tengah tidak
akan menghalangi bagi lewatnya kepala janin. Ukuran terpenting yang hanya
Apabila ukuran ini kurang dari 9,5 cm maka perlu kita waspada terhadap
sagitalis posterior pendek. Pada panggul tengah yang sempit, lebih sering
ditemukan posisi kepala janin berupa posisi oksipitalis posterior persisten atau
maka sudut arkus pubis juga mengecil (<80º) sehingga timbul kemacetan pada
menerus pada kala II. Selain itu, kemungkinan adanya edema juga bisa
8
Disebabkan oleh adanya perlukaan maupun radang yang menyebabkan
disebabkan oleh adanya septum tidak lengkap pada vagina. Septum tidak
bagi lahirnya janin per vaginam. Adanya tumor vagina bisa pula
banyak resiko.
3. Serviks uteri
Distosia servikalis atau dysfungctional uterine action
Konglutio orifisii eksternii
Jarang terjadi, dimana kala I serviks uteri menipis akan tetapi
9
Kelainan yang dapat mengganggu persalinan adanya mioma uteri, dimana
Selain kelainan karena tenaga dan panggul, kala II lama dapat disebabkan
meliputi:
10
Presentasi muka dikatakan primer jika terjadi sejak masa kehamilan,
dan dikatakan sekunder jika baru terjadi pada masa persalinan. Pada
tonusnya.
Presentasi Dahi
Presentasi dahi adalah keadaan dimana kedudukan kepala berada
11
dengan tangan. Dalam pengertian presentasi majemuk tidak termasuk
yang lembek pada multipara atau kepala janin yang kecil dan bulat
sehingga tidak ada paksaan pada belakang kepala janin untuk memutar
ke depan.
c. Letak
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang
sementara pada bagian bawah uterus teraba bokong yang tidak dapat
uterus dengan kepala pada sisi yang satu dan bokong berada pada sisi
12
yang lain. Sebab tersering terjadinya letak lintang adalah multiparitas
dalam letak lintang. Kelainan bentuk rahim seperti uterus arkuatus atau
melebar dan fundus tampak lebih rendah tidak sesuai dengan usia
ventrikel otak, sehingga kepala menjadi besar dan terjadi pelebaran sutura
Karena kepala janin terlalu besar dan tidak dapat berakomodasi di bagian
Pada janin besar, faktor keturunan memegang peran penting. Selain itu
janin besar juga dijumpai pada wanita hamil dengan diabetes mellitus,
13
Dalam proses persalinan, selain faktor ibu dan janin, penolong persalinan
juga mempunyai peran yang sangat penting. Penolong persalinan bertindak dalam
ibu yang sedang dalam masa persalinan dan mengetahui kapan haruis memulai
persalinan. Selanjutnya melakukan perawatan terhadap ibu dan bayi. Oleh karena
itu, penolong persalinan seharusnya seorang tenaga kesehatan yang terlatih dan
terampil serta mengetahui dengan pasti tanda-tanda bahaya pada ibu yang
tidak berjalan dengan lancar, berlangsung lama, dan muncul berbagai macam
komplikasi.14
sedikit sekali dari dukun beranak ini yang telah ditatar sekedar mendapat kursus
dukun. Karenanya kasus-kasus partus kasep masih banyak dijumpai, dan keadaan
ini memaksa kita untuk berusaha menurunkan angka kematian ibu maupun anak.
Yang sangat ideal tentunya bagaimana mencegah terjadinya partus kasep. Bila
terhadap ibu maupun terhadap anak, dan dapat meningkatkan angka kematian ibu
dan anak. 2
kala II lama adalah penolong persalinan bukan dokter, sehingga selanjutnya perlu
14
persalinan tindakan di RS. Demikian pula hasil penelitan Rusydi di RSUP
operasi, merupakan kasus rujukan yang sebelumnya ditolong oleh bidan dan
yang luar biasa bagi seorang wanita. Aspek psikologis tidak dapat dipisahkan dari
aspek fisik satu sama lain. Bagi wanita kebanyakan proses persalinan membuat
mereka takut dan cemas. Ketakutan dan kecemasan inilah yang dapat
diharapkan wanita dapat melahirkan dengan mudah, tanpa rasa nyeri dan dapat
Gejala klinis terjadinya kala 2 lama dapat dijumpai pada ibu dan janin.
1. Tanda-tanda kelelahan dan dehidrasi dari ibu (nadi cepat dan lemah, perut
kembung, demam, nafas yang cepat dan his hilang dan lemah)
2. Vulva edema
3. Cincin retraksi patologi Brandl
Sering timbul akibat persalinan yang terhambat disertai peregangan dan
15
3. Kaput suksedaneum yang besar. Kaput ini dapat berukuran cukup besar dan
dan relaksasi. Kondisi metabolik ini dapat berlangsung jika energi ibu cukup, dan
akan timbul gangguan emosi dan kelelahan pada ibu yang mengakibatkan
cadangan glikogen pada uterus akan berkurang, sehingga ATP yang dihasilkan
juga akan berkurang. Selain itu juga dapat terjadi asidifikasi karena timbunan
asam laktat untuk memenuhi kebutuhan ATP. Timbunan asam laktat ini bisa
16
Gambar 2.1. Patofisiologi Uterus Pada Persalinan Lama1
1. Nullipara
Kala II lebih dari 2 jam tanpa pengaruh regional anestesi (AGOG 2003)
atau lebih dari 3 jam dengan pengaruh regional anestesi. (Kala II dimulai
17
Kala II lebih dari 1 jam tanpa pengaruh regional anestesis (AGOG 2003),
atau lebih dari 2 jam dengan pengaruh regional anestesi ((Kala II dimulai
mengurangi morbiditas maupun mortalitas ibu dan janin. Ketika Kala II lama
etiologi gangguan kemajuan proses persalinan saat kala II dapat segera diambil
18
Faktor Temuan Klinik Diagnosis
Jalan Lahir Palpasi luar menunjukkan Kesempitan pintu
bagian terbawah janin belum panggul atas
masuk PAP
Diameter anteropsoterior
lebih kecil dari normal
Promotorium menonjol
Dinding samping panggul Kesempitan panggul
menyempit dan krista iliaka tengah
sangat menonjol
Arcus pubis kurang 900
Sacrum melengkung ke Kesempitan pintu
depan dan cocygeus panggul bawah
mengarah pada sumbu jalan
lahir
Bayi Tafsiran berat badan ekstrim Makrosomia
Bagian terbawah muka Presentasi muka
Dagu dibelakang dan dasar Mentoposterior
panggul persisten
Sutura sagitalis melintang Asinklitimus
dan parietal tertahan di
promotorium
Teraba tangan atau lengan Presentasi Majemuk
disamping tangan atau
bokong
Teraba rusuk dan atau lengan Letak Lintang
dengan kepala di lateral
Bahu pada posisi Distosia Bahu
anteroposterior dan tertahan
pada dasar panggul
Tenaga Ekspulsi Kontraksi lemah dan tidak Inersia uteri
terkoordinasi
Ibu tidak mampu membuat Ibu kelelahan
posisi efektif mengejan
Lingkaran konstriksi CPD
Tabel 2.3. Hubungan faktor penyebab Kala II lama, temuan klinik dan Diagnosis15
1. Pada wanita dengan kondisi fisik yang lelah dan panik, klinisi dapat
19
dapat diberikan analgesik ataupun anestesi dan dilakukan rehidrasi maupun
pemberian kalori.
2. Pemberian oksitosin sesuai dengan indikasi adanya inersia uteri.
3. Pada distosia bahu dilakukan ALARM
4. Tindakan bedah baik per vaginam maupun Sectio Cesaria sesuai indikasi
5. Sectio Cesaria dilakukan pada keadaan yang tidak memungkinkan persalinan
II. 8. Komplikasi
20
Komplikasi pada persalinan dengan kala II lama dapat terjadi pada ibu
maupun pada bayi. Pada kala II lama dapat terjadi infeksi sampai sepsis. Infeksi
adalah bahaya serius yang mengancam ibu dan janinnya, terutama bila disertai
pecahnya ketuban. Bakteri didalam cairan amnion menembus amnion dan
menginvasi desidua serta pembuluh korion sehingga terjadi bakteremia dan sepsis
pada ibu dan janin.15
Selain itu dapat terjadi dehidrasi, syok, kegagalan fungsi organ-organ,
robekan jalan lahir, ruptur uteri. Penipisan abnormal segmen bawah uterus
menimbulkan bahaya serius selama partus lama, terutama pada wanita dengan
paritas tinggi dan pada mereka dengan riwayat bedah sesar. Robekan serta
pembentukan fistula pada buli-buli, vagina, uterus dan rektum. Apabila bagian
terbawah janin menekan kuat ke pintu atas panggul tetapi tidak maju untuk jangka
waktu yang cukup lama, bagian jalan lahir yang terletak di antaranya dan dinding
panggul dapat mengalami tekanan berlebihan. Karena gangguan sirkulasi, maka
dapat terjadi nekrosis yang akan jelas dalam beberapa hari setelah melahirkan
dengan munculnya fistula vesikovaginal, vesikoservikal, atau rektovaginal.
Umumnya nekrosis akibat penekanan ini terjadi setelah persalinan kala dua yang
sangat berkepanjangan.10,15
21
lama memiliki resiko 1,4 kali terjadinya inkontinesia urine dibandingkan ibu yang
tidak mengalami kala II lama, dalam 3 bulan postpartum.9,16
Komplikasi yang terjadi pada janin akibat kala II lama adalah gawat janin
dalam rahim sampai meninggal. Juga dapat terjadi kelahiran janin dalam asfiksia
akibat lain dari persalinan kala II lama yang dilakukan tindakan operastif per
subgaleal, ikterus neonatorum berat, dan nekrosis kepala yang akan diikuti
alopesia di kemudian hari. Selain itu dapat terjadi patah tulang dada, lengan, kaki,
II. 6 Prognosis
Prognosis dari partus kala II lama ini ditentukan oleh kecepatan dan
semakin banyak komplikasi yang ditimbulkan baik pada ibu maupun pada
BAB III
22
PENUTUP
waktu kala II dimana pada primigravida berlangsung lebih dari 2 jam dan pada
obstetric yang harus segera dilakukan intervensi. Pemeriksaan klinik yang baik
dan pemilihan intervensi yang tepat dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas
ibu dan janin. Prinsip penanganan Kala II lama adalah menyelesaikan Kala II
DAFTAR PUSTAKA
23
1. Anonymous. Managing Prolonged and Obstructed Labour. Education
for Safe Motherhood. Second edition. Geneva:Department of Making
Pregnancy safer WHO; 2006.
12. Joy, S., Thomas, P. 2011. Abnormal Labor. Emedicine (Serial Online),
2011. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/273053-
overview, Accesed on May 5, 2013.
24
13. Pernoll, M. L. Benson & Pernoll’s handbook of obstetrics and gynecology.
Tenth edition. New York: Mc Graw Hill, 2001.
14. Syakurah, Risma. Tinjauan Pustaka Partus Kasep (Serial Online), 2011.
http//www.wordpress.com. diakses tanggal 5 Mei 2012.
16. Brown, SJ., Gartland, D., Donath, S., MacArthurc, C., Effects of
prolonged second stage, method of birth, timing of caesarean section and
other obstetric risk factors on postnatal urinary incontinence: an Australian
nulliparous cohort study. International Journal of Obstetrics and
Gynaecology, 2011.
25