Anda di halaman 1dari 30

Nama Instansi SOP / PROTAP

RUJUKAN KLIEN/PASIEN HIV (+)

No Dokumen No Revisi Halaman

RS PKU ........ …. 1/1


Muhammadiyah
Mayong

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

KLINIK ………
HIV/IMS

Pengertian 1. Pasien Dirujuk adalah klien/pasien yang telah di tes HIV dengan hasil
positif (reaktif) dan memerlukan pelayanan di RS rujukan (CST) baik
untuk diagnostik penunjang atau terapi.

Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaran rujukan sampai ke rumah


sakit tujuan dengan cepat, nyaman dan aman

Kebijakan

Prosedur  Petugas Klinik HIV/IMS (konselor atau dokter) menyatakan pasien


perlu di rujuk ke rumah sakit rujukan (CST)
 Petugas Klinik HIV/IMS menjelaskan dan meminta persetujuan
kepada klien/pasien untuk dirujuk.
 Klien / pasien setuju.
 Petugas Klinik HIV/IMS membuat surat rujukan
 Petugas Klinik HIV/IMS menghubungi salah seorang konselor VCT
di rumah sakit rujukan.
 Sangat disarankan salah seorang petugas klinik IMS untuk
mendampingi atau mengantarkan klien/pasien sampai ke rumah sakit
rujukan.
 Setelah selasai mengantarakan dan kembali ke Puskesmas, Petugas
Klinik HIV/IMS menulis laporan kegiatan pada buku register dan
rujukan.
5.

Unit terkait Klinik HIV/IMS


Nama Instansi SOP / PROTAP
RUJUKAN BALIK

No Dokumen No Revisi Halaman

RS PKU ........ …. 1/1


Muhammadiyah
Mayong

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

KLINIK ………
HIV/IMS

Pengertian 1. Pasien Dirujuk adalah klien/pasien yang telah di tes HIV dengan hasil
positif (reaktif) dan memerlukan pelayanan di RS rujukan (CST) baik
untuk diagnostik penunjang atau terapi.

Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaran rujukan sampai ke rumah


sakit tujuan dengan cepat, nyaman dan aman

Kebijakan

Prosedur  Petugas Klinik HIV/IMS (konselor atau dokter) menyatakan pasien


perlu di rujuk ke rumah sakit rujukan (CST)
 Petugas Klinik HIV/IMS menjelaskan dan meminta persetujuan
kepada klien/pasien untuk dirujuk.
 Klien / pasien setuju.
 Petugas Klinik HIV/IMS membuat surat rujukan
 Petugas Klinik HIV/IMS menghubungi salah seorang konselor VCT
di rumah sakit rujukan.
 Sangat disarankan salah seorang petugas klinik IMS untuk
mendampingi atau mengantarkan klien/pasien sampai ke rumah sakit
rujukan.
 Setelah selasai mengantarakan dan kembali ke Puskesmas, Petugas
Klinik HIV/IMS menulis laporan kegiatan pada buku register dan
rujukan.
5.

Unit terkait Klinik HIV/IMS


Nama Instansi SOP / PROTAP
PELAYANAN KONSELING PRETES KLINIK VCT

No Dokumen No Revisi Halaman

RS PKU ........ …. 1/1


Muhammadiyah
Mayong

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

KLINIK ………
HIV/IMS

Pengertian 1. Memberikan informasi tentang HIV/AIDS kepada klien sebelum


pengambilan untuk tes

Tujuan  Klien mendapat pelayanan konseling di ruangan/tempat yang


nyaman dan aman
 Klien mendapat pelayanan konseling pre-test yang terjaga
kerahasiaan
 Klien mendapat pelayanan konseling pre-tes sesuai standar
 Klien dapat mengambil keputusan untuk melakukan tes HIV
dengan bantuan konselor
 Klien mendapatkan bantuan untuk dilakukan tes HIV
Alat & bahan Ruangan sesuai standar konseling
 1 Meja dan 2 kursi yang diatur menurut huruf L
 Almari File yang dapat dikunci
 Lampu/Penerangan cukup
 Sirkulasi Udara yang baik dan sejuk
 Alat peraga yang minimal terdiri dari:
 Leaflet kesehatan tentang IMS dan HIV-AIDS
 Dildo
 Kondom
 Poster
 Stiker
 Alat peraga jarum suntik
 Form Informed consent
 Formulir permintaan dan hasil testing
 Form VCT standart
 Alat tulis
 Tissue
 Kalendar
 Tempat sampah
Prosedur  Konselor memeriksa perlengkapan untuk konseling
 Konselor memanggil klien dan mempersilahkan masuk
keruangan
 Konselor mempersilahkan klien duduk dengan nyaman di kursi
yang telah tersedia
 Konselor memberi salam dan memperkenalkan diri
 Konselor memeriksa ulang nomor kode klien dalam formulir
dokumen klien.
 Konselor menanyakan latar belakang kunjungan dan alasan
kunjungan.
 Konselor memberikan informasi tentang HIV/AIDS sesuai
dengan ceklis.
 Konselor membantu klien untuk menilai risiko pada klien.
 Konselor membantu klien untuk membuat keputusan untuk
dilakukan tes HIV, antara lain dengan menjelaskan keuntungan
dan keterbatasan melakukan tes HIV.
 Konselor mendiskusikan prosedur test HIV/AIDS, waktu untuk
mendapatkan hasil dan arti dari hasil test
 Konselor mendiskusikan kemungkinan tindak lanjut setelah ada
hasil test
 Konselor menjelaskan implikasi terinfeksi atau tidak terinfeksi
HIV dan memfasilitasi diskusi tentang cara menyesuaikan diri
dengan status HIV.
 Konselor VCT menjajaki kemampuan klien dalam mengatasi
masalah.
 Konselor VCT melakukan penilaian sistem dukungan.
 Konselor VCT memberikan waktu untuk berfikir.
 Bila klien menyetujui untuk ditest, konselor memberikan form
informed consent kepada klien dan meminta tanda tangannya
setelah klien membaca isi form.
 Konselor mengisi dokumen klien dengan lengkap.
 Konselor meminta klien untuk menunggu hasil
 Konselor mengantar klien ke tempat pengambilan darah dan
menyerahkan form laboratorium kepada petugas laboratorium
 Sesudah dilakukan pengambilan darah dan klien menunggu hasil
 Bila klien tidak menyetujui untuk di test, konselor menawarkan
kepada klien untuk datang kembali sewaktu-waktu bila masih
memerlukan dukungan dan /atau untuk dilakukan tes.
 Konselor mengucapkan salam.

Unit terkait Laboratorium


Nama Instansi SOP / PROTAP
PELAYANAN LABORATORIUM KLINIK VCT

No Dokumen No Revisi Halaman

RS PKU ........ …. 1/1


Muhammadiyah
Mayong

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,


LABORATORI
UM ………
KLINIK
HIV/IMS
Pengertian Menyiapkan dan administrasi pemeriksaan laboratorium klinik VCT &
IMS sesuai prosedur

Tujuan  Klien mendapatkan pelayanan pemeriksaan HIV sesuai standar.


 Identitas klien terjaga kerahasiaannya
 Hasil test HIV didapatkan pada hari yang sama (one day service)

Alat & bahan  Buku Registrasi pemeriksaan laboratorium VCT


 Form permintaan pemeriksaan Laboratorium
 Form hasil pemeriksaan laboratorium
 Alat tulis
 Peralatan pengambilan sampel darah sesuai Protap Pengambilan
Darah (lihat brosur reagen)
 Peralatan Laboratorium sesuai Protap pemeriksaan anti-HIV

Prosedur  Petugas laboratorium menerima surat permintaan pemeriksaan


yang sudah ditandatangani dokter dari konselor
 Laboran mencatat dalam buku register laboratorium VCT
 Laboran menyiapkan alat pengambilan darah.
 Petugas menulis code ke tabung SST.
 Laboran memanggil klien/mendatangi klien di ruang/area
pengambilan darah menggunakan nomer registrasi klien dan
menyilahkan klien masuk
 Laboran menjelaskan secara singkat prosedur pengambilan darah
dan menyiapkan klien untuk diperiksa
 Laboran melakukan pengambilan sampel darah sesuai standar
yang berlaku. (lihat SOP pengambilan darah)
 Laboran menyatakan kepada klien bahwa pengambilan sampel
sudah selesai
 Laboran mempersilahkan klien menunggu di tempat yang sudah
ditentukan.
 Laboran melakukan pengolahan sampel sesuai dengan Protap
pengolahan sampel.
 Laboran melakukan pemeriksaan anti-HIV sesuai dengan Protap
pemeriksaan anti-HIV.
 Sesudah membaca hasil pemeriksaan, Laboran menuliskan hasil
pada buku register laboratorium VCT.
 Laboran menuliskan hasil pada formulir hasil test dengan dan
memasukkan dalam amplop tertutup
 Laboran menyerahkan amplop tertutup yang berisi hasil test pada
konselor yang mengirim klien dengan label CONFIDENTIAL
dan nomor ID Klien diatas kiri amplop.
Unit terkait Klinik VCT HIV & IMS
Nama Instansi SOP / PROTAP
PETUGAS LABORATORIUM KLINIK VCT

No Dokumen No Revisi Halaman

RS PKU ........ …. 1/1


Muhammadiyah
Mayong

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,


LABORATORI
UM ………
KLINIK
HIV/IMS
Pengertian 1. Memberikan pelayanan pemeriksaan HIV yang berkualitas dan aman
serta menjaga prinsip confidential

Tujuan Untuk petugas laboratorium mengetahui tugas dan tanggung jawabnya


serta melakukan pekerjaan penuh tanggung jawab dengan tetap
memenuhi kaidah – kaidah kewaspadaan universal.

Tugas &  Melakukan pengambilan darah.


tanggung jawab  Melakukan pemeriksaan anti HIV.
 Mencatat hasil pemeriksaan pada catatan medis dan buku register
HIV.
 Membuat permintaan reagensia ke Dinas Kesehatan.
 Membuat stock reagensia 1 bulan sekali dan mengecek stock
reagensia.
 Menjaga kebersihan ruang laboratorium.
 Memisahkan limbah infeksius dan non infeksius dan
mengaturnya sampai ke pembuangan
 terakhir.
 Selalu mengikuti prosedur kewaspadaan universal dan
menggunakan alat pelindung diri (APD)

Prosedur Sebelum Pemeriksaan :


 Gunakan jas laboratorium
 Gunakan sarung tangan.
 Catat suhu refrigerator
 Siapkan wadah limbah infeksius dan lapisi dengan kantong
plastic kuning
 Siapkan wadah limbah tahan tusukan (safety box)
 Siapkan wadah limbah non infeksius dan lapisi dengan kantong
plastic hitam.
 Buat larutan hipoklorit 0,5 % setiap harinya
 Lakukan desinfeksi meja pemeriksaan dengan menggunakan
larutan hipoklorit 0.5%.
 Diamkan selama 15 menit
 Bilas dengan air
 Keluarkan reagen pada suhu kamar
 Siapkan peralatan pengambilan darah

Selama Pemeriksaan :
 Cocokkan nomor ID sampel dengan catatan Medis
 Lakukan pengambilan darah
 Lakukan pemeriksaan ikuti sesuai prosedur tetap pemeriksaan.
 Buang tip bekas pakai ke larutan hipoklorit
 Buang jarum kedalam wadah tahan tusukan (safety box)
 Catat hasil pada buku register dan catatan medis
 Menyerahkan hasil pemeriksaan ke ruang konseling atau
konselor

Sesudah Pemeriksaan :
 Buang limbah kedalam wastafel pembuangan limbah.
 Masukkan reagen kedalam refrigerator.
 Lakukan desinfeksi meja pemeriksaan dengan menggunakan
larutan hipoklorit 0.5%.
 Diamkan selama 15 menit
 Bilas dengan air
 Catat suhu refrigerator

Unit terkait Klinik VCT HIV & IMS


Nama Instansi SOP / PROTAP
KEWASPADAAN STANDARD (UP) KLINIK VCT

No Dokumen No Revisi Halaman

RS PKU ........ …. 1/1


Muhammadiyah
Mayong

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,


LABORATORI
UM ………
KLINIK
HIV/IMS
Pengertian 1. Prosedur pelayanan standar untuk mencegah terjadinya infeksi silang
dari petugas ke klien, ataupun sebaliknya

Tujuan  Memberikan pedoman bagi pelaksana klinik VCT mengenai


kewaspadaan standar.
 Menghindari penularan infeksi dari pasien ke pasien dan dari
pasien ke petugas kesehatan

Alat & bahan  Air mengalir


 Sabun
 Sarung tangan bersih
 Wadah tahan tusukan (safety box)
 Tempat sampah infeksius
 Chlorin 0,5%
 Ember

Prosedur  Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah memeriksa


pasien.
 Memakai sarung tangan jika ada luka terbuka, dan saat
melakukan pekerjaan di
 laboratorium
 Membuat larutan chlorin 0,5% dengan benar.
 Membuang bahan-bahan infeksius ke tempat sampah untuk
membuang sampah infeksius.
 Membuang alat-alat suntikan ke wadah tahan tusukan.
 Wadah tahan tusukan tidak boleh dipakai ulang
 Lakukan meja pemeriksaan setiap pagi dan sore hari.

Unit terkait Klinik VCT HIV & IMS


Nama Instansi SOP / PROTAP
PENGAMBILAN DARAH VENA

No Dokumen No Revisi Halaman

RS PKU ........ …. 1/1


Muhammadiyah
Mayong

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,


LABORATORI
UM ………
KLINIK
HIV/IMS
Pengertian 1. Prosedur pengambilan darah melalui saluran vena klien/pasien sesuai
standar

Tujuan Pedoman pengambilan darah vena ini ditujukan agar petugas


laboratorium atau perawat dapat melakukan pengambilan sampel darah
vena.

Alat & bahan  Jarum vacuntainer


 Tabung vacuntainer Serum Clot Activator (SST)
 Alkohol swab 70%
 Kapas Kering
 Pipet tetes
 Torniquet

Prosedur  Siapkan tabung vacuntainer SST dan beri kode sesuai nomor ID.
 Siapkan jarum dan beri tahu pasien yang akan diambil darah
sebelum membuka jarum bahwa jarum baru dan steril.
 Pasang jarum pada holder, taruh tutup diatas meja pengambilan
darah.
 Letakan lengan penderita lurus diatas meja dengan telapak
tangan menghadap ke atas.
 Torniquet dipasang ± 10 cm diatas lipat siku pada bagian atas
dari vena yang akan diambil (jangan terlalu kencang).
 Penderita disuruh mengepal dan menekuk tangan beberapa kali
untuk mengisi pembuluh darah.
 Dengan tangan penderita masih mengepal, ujung telunjuk kiri
memeriksa/mencari lokasi pembuluh darah yang akan ditusuk.
 Bersihkan lokasi dengan kapas alkohol 70 % dan biarkan sampai
kering, kulit yang telah dibersihkan jangan dipegang lagi.
 Pegang holder dengan tangan kanan dan ujung telunjuk pada
pangkal jarum.
 Vena ditusuk pelan-pelan dengan sudut 30-45º.
 Bila jarum berhasil masuk vena, tekan tabung sehingga
vakumnya bekerja dan darah terisap kedalam tabung.
 Bila terlalu dalam, tarik sedikit atau sebaliknya)
 Bila darah sudah masuk buka kepalan tangan.
 Isi tabung vacuntainer sampai volume 3 ml.
 Setelah cukup darah yang diambil, torniquet dilepas.
 Keluarkan tabung dan keluarkan jarum perlahan-lahan.
 Klien/pasien diminta untuk menekan bekas tusukan dengan
kapas alkohol selama 1 -2 menit.
 Tutup bekas tusukan dengan plester.
 Buang bekas jarum kedalam wadah tahan tusukan (Safety box).
 Homogenkan darah dengan cara membolak – balikan secara
perlahan.

Unit terkait Klinik VCT HIV & IMS


Nama Instansi SOP / PROTAP
PELAYANAN KONSELING PASCA TES

No Dokumen No Revisi Halaman

RS PKU ........ …. 1/1


Muhammadiyah
Mayong

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,


LABORATORI
UM ………
KLINIK
HIV/IMS
Pengertian 1. Membuka status HIV klien setelah tes darah oleh konselor VCT

Tujuan  Klien mendapatkan hasil pemeriksaan test HIV dengan


penjelasan implikasinya dari konselor
 Klien mendapatkan dukungan sesuai dengan hasil test
 Klien mendapatkan dukungan tindak lanjut

Alat & bahan  Buku Registrasi


 Formulir Konseling Klien yang di test
 Formulir hasil testing dari laboatorium
 Formulir rujukan ke Manajer Kasus
 Alat tulis
 Alat peraga (sama dengan konseling pre-test)
 Ceklis konseling post-test

Prosedur  Konselor memanggil klien dengan menyebutkan nomer register


seperti prosedur pemanggilan konseling pre-test.
 Konselor memperhatikan komunikasi non verbal saat klien
memasuki ruang konseling
 Konselor mengkaji-ulang konseling pretes secara singkat dan
menanyakan keadaan umum klien
 Konselor memperlihatkan amplop hasil tes yang masih tertutup
kepada klien
 Konselor menanyakan kesiapan klien untuk menerima test.
 Apabila klien menyatakan sudah siap / sanggup menerima hasil
tes, maka :
 konselor menawarkan kepada klien untuk membuka
amplop bersama konselor
 Apabila klien menyatakan belum siap, konselor memberi
dukungan kepada klien untuk menerima hasil dan beri
waktu sampai klien menyatakan dirinya siap
 Konselor membuka amplop dan menyampaikan secara lisan hasil
testing HIV.
 Konselor memberi kesempatan klien membaca hasilnya.
 Sediakan waktu yang cukup untuk menyerap informasi tentang
hasil
 Konselor menjelaskan kepada klien tentang hasil testing HIV
yang telah dibuka dan yang telah dibaca bersama
 Konselor memberikan kesempatan dan ventilasikan keadaan
emosinya
 Konselor menerapkan manajemen reaksi

Bila hasil test positif:


 Konselor memeriksa apa yang diketahui klien tentng hasil test
 Konselor menjelaskan dengan tenang arti hasil pemeriksaan
 Konselor memberi kesempatan untuk memventilasikan emosi.
 Konselor memfasilitasi coping problem (kemampuan
menyelesaikan masalah)
 Setelah klien cukup tenang dan konseling dapat dilanjutkan,
konselor menjelaskan beberapa informasi sebagai berikut;
- Pengobatan ARV
- Kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual
- Menawarkan konseling pasangan
 Konselor menawarkan secara rutin klien mengikuti pemeriksaan
sifilis dan manfaat pengobatan sifilis.
 Untuk klien perempuan terdapat fasilitas layanan pemeriksaan
kehamilan dan rencana penggunaan alat kontrasepsi bagi laki-
laki dan perempuan.
 Memotivasi agar datang ke klinik untuk evaluasi awal secara
medis
 Konselor dan klien menyepakati waktu kunjungan berikutnya
 Apabila pada waktu yang ditentukan klien tidak bisa hadir,
disarankan untuk menghubungi konselor melalui telepon untuk
perjanjian berikutnya
 Konselor memberi kesempatan kepada klien untuk bertanya
mengenai hal-hal yang belum diketahui
 Konselor menawarkan pelayanan VCT pada pasangan klien
 Apabila klien sudah jelas dan tidak ada pertanyaan, maka
konseling pasca-testing ditutup
 Memotivasi agar bersedia didampingi oleh MK
 Konselor mengisi form pasca-konseling

Bila hasil test negatif:


 Konselor mendiskusikan kemungkinan klien masih berada dalam
periode jendela
 Konselor memastikan klien paham mengenai hasil test yang
diterima dan pengertian periode jendela
 Menjelaskan kebutuhan untuk melakukan tes ulang dan
pelayanan VCT bagi pasangan
 Menjelaskan upaya penurunan risiko yang dapat dilakukan
 Konselor memberi kesempatan kepada klien untuk bertanya
mengenai hal-hal yang belum diketahui
 Apabila klien sudah jelas dan tidak ada pertanyaan, maka
konseling pasca-testing ditutup
 Konselor memotivasi agar bersedia didampingi oleh MK untuk
mempertahankan perilaku yang aman.
 Membut perjanjian untuk kunjungan ulang bila dibutuhkan
 Konselor mengisi form pasca koseling

Unit terkait Klinik VCT HIV & IMS


Nama Instansi SOP / PROTAP
PROFILAKSIS PASCA PAJANAN

No Dokumen No Revisi Halaman

RS PKU ........ …. 1/1


Muhammadiyah
Mayong

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,


KLINIK
HIV/IMS ………

Pengertian 1. Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan akibat


kontak/pajanan dari bahan-bahan yang menyebabkan infeksi HIV dan
lain-lain.

Tujuan Menjelaskan proses tenaga kesehatan dalam menangani kontak dengan


bahan-bahan yang berpotensi infeksius.

Alur Pertolongan
PERTAMA

Penilaian
Penilaian risiko pajanan sumber
pajanan?

Konseling Profilaksis Pasca Pajanan

Konseling Pra-tes

Tes dasar HIV dan serologi


lain yg dibutuhkan

Dokumentasi Formal

Prosedur  Cuci area yang terpajan dengan cairan yang berpotensi infeksius
dengan sabun dan air.
 Bilaslah mukosa membran yang terpajan dengan air. Jika tersedia
lariutan saline, bilaslah mata dengan saline.
 Jangan menambahkan bahan yang dapat mengiritasi, termasuk
antiseptik dan desinfektan ke area yang terpajan.
Unit terkait Klinik VCT HIV & IMS

Nama Instansi SOP / PROTAP


PENANGANAN LIMBAH

No Dokumen No Revisi Halaman

RS PKU ........ …. 1/1


Muhammadiyah
Mayong

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,


LABORATORI
UM ………
KLINIK
HIV/IMS
Pengertian 1. Prosedur penanganan limbah medis yang aman dan tidak
membahayakan manusia atau lingkungan

Tujuan Prosedur pengelolaan limbah ini ditujukan kepada petugas laboratorium


agar dapat menjaga dirinya sendiri dan lingkungan.

Jenis Limbah Upaya pengelolaan limbah di klinik meliputi penanganan limbah cair
dan padat. Adapun teknik penanganan sampah meliputi pemisahan,
penanganan, penampungan sementara dan pembuangan.

Prosedur LIMBAH KLINIS :


Limbah klinis merupakan tanggung jawab klinik/sarana kesehatan lain
dan memerlukan perlakukan khusus. Karena dapat memiliki potensi
menularkan penyakit maka dikategorikan sebagai limbah berisiko tinggi.
Limbah Klinis antara lain :
1. Darah atau cairan tubuh lainnya, material yang mengandung
darah kering seperti perban, kassa dan benda – benda dari kamar
periksa.
2. Benda – benda tajam bekas pakai, misalnya jarum vacuntainer,
jarum suntik, tabung darah, cover gelas dan objek gelas yang
bersifat infeksius.

Cara Penanganan Limbah Klinis:


1. Untuk limbah benda tajam tempatkan wadah tahan tusukan
(Safety box).
2. Untuk limbah klinis lain sebelum dibawa ke tempat pembuangan
akhir/pembakaran (insinerator) semua jenis limbah klinis
ditampung dalam kantong kedap air, biasanya berwarna kuning.
3. Ikat rapat/tutup bila kantong plastik limbah kuning dan safety
box sudah berisi ¾ penuh.
LIMBAH LABORATORIUM
Setiap jenis limbah yang berasal dari laboratorium dikelompokkan
sebagai limbah berisiko tinggi.

Cara Penanganan limbah laboratorium:


1. Sebelum keluar dari ruang laboratorium dilakukan dekontaminasi
dengan hipoklorit selanjutnya ditangani secara prosedur
pembuangan limbah klinis.
2. Cara penanganan terbaik untuk limbah medis adalah dengan
insenerasi.
3. Satu – satu cara lain adalah menguburnya dengan metoda
kapurisasi.

WADAH LIMBAH PADAT


1. Selalu gunakan sarung tangan dan sepatu pada saat menangani
dan membawa limbah medis.
2. Gunakan wadah yang mudah dicuci, tidak mudah bocor, wadah
yang paling baik dapat dari jenis plastik atau logam galvanis
sebab tidak mudah bocor dan korosif.
3. Dilengkapi dengan tutup, lebih baik jika tersedia wadah yang
dilengkapi dengan pedal pembuka.
4. Tempatkan wadah limbah padat pada tempat yang sesuai, jauh
dari jangkauan anak – anak dan pasien serta tidak dekat dengan
ruang makan atau ruang tunggu.
5. Kosongkan wadah setiap hari atau saat 3/4 bagiannnya sudah
penuh walau belum 1 hari dan jangan memungut limbah medis
tanpa menggunakan sarung tangan.
6. Cucilah wadah limbah medis dengan larutan desinfektan dan
bilas dengan air minimal sekali setiap hari atau bila kelihatan
kotoran/kontaminan setelah dipakai.
7. Lepas sarung tangan can cuci tangan setelah melakukan
penanganan limbah.

WADAH PENAMPUNG LIMBAH BENDA TAJAM


1. Selalu gunakan sarung tangan dan sepatu pada saat menangani
dan membawa limbah medis.
2. Tahan bocor dan tahan tusukan.
3. Beri wadah dengan hipoklorit 0.5%.
4. Harus mempunyai pegangan yang dapat dijinjing dengan satu
tangan.
5. Mempunyai penutup yang tidak dapat dibuka lagi.
6. Bentuknya dirancang agar dapat digunakan dengan satu tangan.
7. Ditutup dan diganti setelah 3/4 bagian terisi limbah.
8. Ditangani bersama limbah medis.

PEMBUANGAN / PEMUSNAHAN
Seluruh sampah yang dihasilkan pada akhirnya harus dilakukan
pembuangan atau pemusnahan. Sistim pemusnahan yang dianjurkan
adalah dengan pembakaran (insenerasi). Pembakaran dengan suhu tinggi
akan membunuh mikroorganisme dan mengurangi volume sampah
sampai 90%.

A. Pembuangan Limbah Cair


Pengelolaan limbah cair harus tetap mendapat penanganan dengan
memperhatikan kaidah – kaidah dalam pengelolaan (pembuangan)
limbah cair antara lain:
a. Sistim penyaluran harus tertutup
b. Kemiringan 2-4° untuk menjaga agar tidak terjadi endapan dalam
saluran.
c. Belokan (elbow) saluran harus lebih besar dari 90°.
d. Bangunan penampung (septic tank) harus kedap air, kuat,
dilengkapi dengan main hole dan lubang hawa (ventilasi).
e. Penempatan lokasi harus mempertimbangkan keadaaan muka air
tanah dan jarak dari sumber air.

B. Pembuangan Benda Tajam


a. Wadah benda tajam merupakan limbah medis yang harus
dimasukkan kedalam kantong medis sebelum insenerasi.
b. Idealnya semua benda tajam dapat diinsinerasi, tetapi bila tidak
mungkin dapat dikubur dan dikapurisasi bersama limbah lain.
c. Namun apapun metoda yang digunakan jangan sampai
menimbulkan timbulnya luka.

C. Cara Menimbun Sampah Medis


Bila fasilitas insenerator tidak ada maka limbah medis dimusnahkan
dengan cara kapurisasi di halaman Puskesmas / sarana kesehatan sebagai
berikut:
a. Buatlah sumur dengan kedalaman 2.5 meter setiap tinggi sampah
75cm ditaburi dengan kapur sampai tertutup rata kemudian
ditambahkan sampah lagi setinggi 75 cm dan ditaburi lagi
dengan kapur secara merata kemudian dikubur.
b. Penguburan limbah medis sebaiknya menggunakan kaleng tidak
menggunakan kantong plastik.
c. Bila sampah menggunakan kantong plastik bakar dulu sampah
baru kemudian ditimbun.

Unit terkait Klinik VCT HIV & IMS


Nama Instansi SOP / PROTAP
PELAYANAN PITC

No Dokumen No Revisi Halaman

RS PKU ........ …. 1/1


Muhammadiyah
Mayong

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,

KLINIK ………
HIV/IMS

Pengertian 1. Inisiatif petugas kesehatan untuk memberikan informasi tentang


HIV/AIDS kepada klien sebelum penawaran untuk tes HIV

Tujuan  Klien mendapat informasi tentang HIV dan IMS yang


konprehensif.
 Klien dapat mengambil keputusan untuk melakukan tes HIV
 Klien mendapatkan bantuan untuk dilakukan tes HIV

Alat & bahan Ruangan sesuai standar penkes atau penyuluhan


 Alat peraga yang minimal terdiri dari:
 Leaflet kesehatan tentang IMS dan HIV-AIDS
 Dildo
 Kondom
 Poster
 Stiker
 Form Informed consent
 Formulir permintaan dan hasil testing
 Form PITC standart
 Alat tulis
 Kalendar
 Tempat sampah
Prosedur  Petugas memeriksa perlengkapan untuk penyuluhan termasuk
ruangan.
 Petugas mempersilahkan klien duduk dengan nyaman di kursi
yang telah tersedia
 Petugas memberi salam dan memperkenalkan diri
 Petugas memberikan informasi tentang HIV/AIDS dan IMS
 Petugas membantu memberikan informasi kemungkinan resiko
yang akan di dapat oleh klien dan keluarganya (ibu hamil)
 Petugas membantu klien untuk membuat keputusan untuk
dilakukan tes HIV, antara lain dengan menjelaskan keuntungan
dan keterbatasan melakukan tes HIV.
 Petugas menawarkan untuk tes HIV
 Petugas memberikan waktu untuk berfikir kepada klien

 Bila klien menyetujui untuk ditest, petugas memberikan form


informed consent kepada klien dan meminta tanda tangannya
setelah klien membaca isi form.
 Petugas mengisi dokumen klien dengan lengkap.
 Bila klien tidak menyetujui untuk di test, petugas menawarkan
kepada klien untuk datang kembali sewaktu-waktu bila masih
memerlukan dukungan dan /atau untuk dilakukan tes.
 Petugas mengucapkan salam.

Unit terkait Laboratorium


Nama Instansi SOP / PROTAP
PEMERIKSAAN ANTI HIV

No Dokumen No Revisi Halaman

RS PKU ........ …. 1/1


Muhammadiyah
Mayong

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,


LABORATORI
UM ………
KLINIK
HIV/IMS
Pengertian 1. Prosedur pemeriksaan anti-HIV

Tujuan Prosedur Tetap pemeriksaan anti-HIV ditujukan agar petugas


laboratorium dapat melakukan pemeriksaan anti-HIV Rapid.

Peralatan dan 1. Mikropipet 5 – 50 ul.


reagensia 2. Sentrifus
3. Sarung tangan
4. Tip kuning
5. Spuit 3 cc
6. Reagensia SD HIV 1/2 Bioline Multi
7. Reagensia ONCOPROBE HIV ½ 4th Generation
8. Reagensia Tri-line HIV INTEC
9. Reagensia VIKIA HIV

Persiapan a. Biarkan reagensia pada suhu kamar 30 menit sebelum digunakan.


b. Petugas ikuti prosedur tetap petugas laboratorium
c. Selalu perhatikan tanggal kadaluarsa
d. Penanganan limbah ikuti prosedur tetap Pengelolaan Limbah
e. Ikuti prosedur tetap kewaspadaan universal.
f. Alur dan Strategi pemeriksaan anti HIV menggunakan bagan alur
pemeriksaan anti HIV strategi III
g. Strategi III dengan kombinasi 3 reagen yang berbeda, yaitu :
1. Kombinasi I :
 SD HIV (R1)
 ONCOPROBE (R2)
 VIKIA (R3)
2. Kombinasi II :
 INTEC (R1)
 SD HIV (R2)
 ONCOPROBE (R3)
3. Kombinasi II :
 ONCOPROBE (R1)
 SD HIV (R2)
 INTEC (R3)

Alur pemeriksaan
Diagnosis HIV
Bersedia di tes HIV

Tes Antibodi HIV


A1

Nonreaktif Reaktif

Tes Antibodi HIV


A2

Nonreaktif Reaktif

Ulang tes HIV


A1 dan A2

Keduanya
Hasil Reaktif
Tes antibodi HIV
pengulangan
Keduanya Salah satu A3
Nonreaktif Reaktif

Nonreaktif Reaktif

Hasil
A1 (R) A1 (NR) A1 (R) A1 (NR) A1 (R) A1 (R)
A1 non Pengulangan
A1 (NR) A2 (NR) A2 (R) A2 (R) A2 (R) A2 (NR) A2 (R)
reaktif A3 (NR) A3 (NR) A3 (NR) A3 (R) A3 (R)
A2 (NR) A3 (R)

Laporan laboratorium

Lapo
Berisiko
HIV Negatif Indeterminate
HIV Positif
Tidak Ya

Keputusan klinis

Lapo
(Sumber: Algoritma pemeriksaan HIV Kemenkes 2014)

Prosedur PEMERIKSAAN ANTI-HIV SD HIV ½

Metoda : Rapid Test


Bahan Pemeriksaan : Darah / Serum / plasma
Peralatan : Adjustable Mikropipet ukuran 5 – 50 μl.

Cara kerja :

1. Biarkan reagen pada suhu kamar.


2. Buka kemasan lalu beri identitas sampel pada membrane.
3. Gunakan Mikropipet ukuran 5 – 50 μl.
4. Ambil serum/ plasma dengan menggunakan Mikropipet
sebanyak 10 μl., darah 20 μl, lalu teteskan ke lubang sampel.
5. Tunggu dan biarkan menyerap.
6. Lalu teteskan 4 tetes buffer
7. Baca Hasil dalam waktu 10 – 20 menit (jangan melebihi 20
menit).
8. Catat hasil pada formulir dan lembar hasil pemeriksaan
laboratorium
9. Bila REAKTIP lanjutkan ke Pemeriksaan Kedua

Interpretasi hasil :

Reaktip Non Raktip Invalid

C 2 1 S C 2 1 S C 2 1 S

C 2 1 S C 2 1 S

C 2 1 S C 2 1 S

C 2 1 S
PEMERIKSAAN ANTI HIV ONCOPROBE

Metoda : Rapid Test


Bahan Pemeriksaan : Darah / Serum / plasma
Peralatan : Sudah tersedia pada kit.

Cara kerja :

1. Biarkan reagen pada suhu kamar.


2. Buka kemasan lalu beri identitas sampel pada membrane.
3. Gunakan disposable dropper yang tersedia pada kit.
4. Untuk Sampel berupa serum/plasma :
 Teteskan 1 tetes serum / plasma (± 25 μl) ke
lubang sampel (S), Lalu teteskan 1 tetes buffer (±
40 μl)
5. Untuk Sampel berupa whole blood
 Teteskan 2 tetes darah (±50 μl) ke lubang sampel
(S), Lalu teteskan 2 tetes buffer (±80 μl)
6. Jalankan timer, tunggu dan biarkan menyerap.
7. Baca Hasil dalam waktu 15 – 30 menit (jangan melebihi 20
menit).
8. Catat hasil pada formulir dan lembar hasil pemeriksaan
laboratorium
9. Interpretasikan hasil ke Bagan Strategi III

Interpretasi hasil :

Reaktip Non Raktip Invalid

C 2 1 S C 2 1 S C 2 1 S

C 2 1 S C 2 1 S

C 2 1 S C 2 1 S

C 2 1 S
PEMERIKSAAN ANTI HIV INTEC

Metoda : Rapid Test


Bahan Pemeriksaan : Darah / Serum / plasma
Peralatan : Sudah tersedia pada kit.

Cara kerja :

1. Biarkan reagen pada suhu kamar.


2. Buka kemasan lalu beri identitas sampel pada membrane.
3. Gunakan Mikropipet ukuran 5 – 50 μl.
4. Ambil darah / serum/ plasma dengan menggunakan Mikropipet
sebanyak 1 tetes (30 μl), lalu teteskan ke lubang sampel.
5. Lalu teteskan 1 tetes buffer
6. Baca Hasil dalam waktu 15 menit (jangan melebihi 15 menit).
7. Catat hasil pada formulir dan lembar hasil pemeriksaan
laboratorium
8. Interpretasikan hasil ke Bagan Strategi III

Interpretasi hasil :

Reaktip Non Raktip Invalid

C 2 1 S C 2 1 S C 2 1 S

C 2 1 S C 2 1 S

C 2 1 S C 2 1 S

C 2 1 S
PEMERIKSAAN ANTI HIV VIKIA

Metoda : Rapid Test


Bahan Pemeriksaan : Darah / Serum / plasma
Peralatan : Sudah tersedia pada kit.

Cara kerja :

1. Biarkan reagen pada suhu kamar.


2. Buka kemasan lalu beri identitas sampel pada membrane.
3. Gunakan Mikropipet ukuran 5 – 50 μl.
4. Untuk Sampel berupa serum/plasma :
 Teteskan 3 tetes serum / plasma (± 75 μl) ke
lubang sampel (S), tanpa meneteskan buffer
5. Untuk Sampel berupa whole blood
 Teteskan 3 tetes darah (±75 μl) ke lubang sampel
(S), Lalu teteskan 1 tetes buffer (±40 μl)
6. Baca Hasil dalam waktu < 30 menit.
7. Catat hasil pada formulir dan lembar hasil pemeriksaan
laboratorium
8. Interpretasikan hasil ke Bagan Strategi III

Interpretasi hasil :

Reaktip Non Raktip Invalid

C T S C T S C T S

C T S

Pembacaan hasil :
1. Positive bila muncul 2 garis. Garis pada C (control)
berwarna pink/ merah, sedangkan garis T (tes)
berwarna biru.
2. Negative bila hanya muncul garis pada C (control) dan
berwarna pink/ merah
3. Invalid apabila muncul garis pada C, atau muncul
kedua garis pada C atau T, tapi garis tersebut berwarna
biru.

Unit terkait Klinik VCT HIV & IMS


Nama Instansi

ALUR PELAYANAN PASIEN HIV RAWAT JALAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


RS PKU Muhammadiyah 1/2
Mayong

STANDAR
TANGGAL TERBIT
PROSEDUR
Disetujui oleh
OPERASIONAL

PENGERTIAN Merupakan alur pelayanan pada pasien HIV, untuk kunjungan rawat
jalan, di RS Budi Kemuliaan Batam.

TUJUAN Diketahui urutan kegiatan, sejak pasien HIV datang s.d pasien HIV
pulang, untuk memperoleh pelayanan rawat jalan, di RS Budi
Kemuliaan Batam.

KEBIJAKAN Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 tahun


2013 tentang Penanggulangan HIV & AIDS

1. Setiap pasien HIV yang akan memperoleh pelayanan di RS Budi


PROSEDUR
Kemuliaan Batam wajib melakukan pendaftaran di loket
pendaftaran rawat jalan, dengan prosedur sebagaimana
ditetapkan.
2. Setelah mendaftar pasien dipersilahkan menuju klinik SMF yang
sesuai dengan keluhan dan penyakit yang dideritanya.
3. Dilakukan prosedur penegakkan diagnosis terkait HIV termasuk
skrining TB.
4. Dilakukan prosedur pengobatan dan pencatatan / pelaporan:
4.1. Untuk pasien HIV yang mau berobat teratur di RS. Budi
Kemuliaan, maka diberikan resep ARV (anti retroviral)
program bantuan Kementrian Kesehatan.
4.2. Pasien membawa resep obat ke Klinik Konseling dan Tes
HIV, untuk di cap dan dicatat pada buku pengambilan obat
ARV.
4.3. Dilakukan konseling dan edukasi mengenai pengobatan
HIV (Konseling pra ART: manfaat, jenis, dosis, cara
menelan obat, efek samping), dan pentingnya kepatuhan
berobat dan minum obat ARV.
4.4. Pasien diberi Kartu Pasien yang berisi Nomor Registrasi
Nasional dan dilakukan pencatatan di Ikhtisar Perawatan
HIV dan Terapi ART.
4.5. Untuk pasien HIV yang mau pindah ke rumah sakit lainnya,
akan dibuatkan surat rujukan.
Nama Instansi
ALUR PELAYANAN PASIEN HIV RAWAT JALAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

RS PKU Muhammadiyah
Mayong
TANGGAL TERBIT Disetujui oleh

5. Pasien menuju ke Instalasi Farmasi untuk pengambilan obat.


PROSEDUR
6. Pasien pulang dengan anjuran untuk kontrol rutin sebelum obat
habis.
7. Dilakukan prosedur pemantauan pengobatan pasien

1. SMF Penyakit Dalam


UNIT TERKAIT
2. SMF Anak
3. SMF Kebidanan dan Kandungan
4. SMF Bedah
5. SMF Radiologi
6. SMF Laboratorium
7. IGD
8. Farmasi
9. Klinik Konseling dan Tes HIV
10. Rekam medik

Anda mungkin juga menyukai