Ditetapkan oleh RSUD PROF.Dr.H.M.ANWAR DIREKTUR Tanggal MAKKATUTU Terbit BANTAENG
STANDAR PROSEDUR dr. H. SULTAN, M.Kes
OPERASIONAL Nip 19710206 200312 1 011 (SPO) Konseling pra tes adalah diskusi antara klien dan konselor, bertujuan menyiapkan klien untuk testing HIV mengklarifikasi pengetahuan klien tentang HIV/AIDS menyampaikan prosedur PENGERTIAN tes dan pengelolaan diri setelah menerima hasil tes, menyiapkan klien menghadapi hari depan, membantu klien memutuskan akan tes atau tidak, mempersiapkan informed consent,dan konseling seks yang aman. Sebagai acuan : TUJUAN 1. Bagi petugas medis dan non medis di RSUD Prof. DR.H.M. Anwar Makkatutu Bantaeng dalam melaksanakan VCT 2. Sebagai acuan bagi orang yang akan menjalani tes HIV 3. Sebagai pedoman pelaksanaan pemeriksaan tes HIV di di RSUD Prof. DR.H.M. Anwar Makkatutu Bantaeng. Tujuan pelaksanaan konseling pra tes VCT adalah : 1. Klien mendapat pelayanan konseling di ruangan atau tempat yang nyaman dan aman. 2. Klien mendapat pelayanan konseling pre test yang terjaga kerahasiaannya. 3. Klien mendapat pelayanan konseling pre tes sesuai standar 4. Klien dapat mengambil keputusan untuk melakukan tes HIV dengan bantuan konselor. 5. Klien mendapatkan rujukan untuk dilakukan tes HIV.
KEBIJAKAN SK Direktur Nomor ................. Tentang Kebijakan pelayanan
VCT, di RSUD Prof. Dr. H. M. Anwar Makkatutu Bantaeng 1. Konselor menyiapkan perlengkapan untuk konseling. PROSEDUR 2. Konselor memanggil klien (dengan menyebutkan nomor registrasi) dan mempersilahkan masuk ke ruangan. 3. Konselor mempersilahkan klien dudukl dengan nyaman di kursi yang telah tersediaa 4. Konselor memberi salam dan memperkenalkan diri 5. Konselor memeriksa ulang nomor kode klien dalam formuler dokumen klien. 6. Konselor menanyakan latar belakang kunjungan dan alasan kunjungan. KONSELING PRA TEST VOLUNTARY CONSELING AND TESTING (VCT)
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
……… ……… 2 DARI 3
7. Konselor memberikan informasi tentang HIV/AIDS sesuai
dengan yang ada pada ceklist untuk konseling pre tes (ceklis pada lampiran). 8. Konselor mengklarifikasi tentang fakta dan mitos tentang HIV/AIDS, termasuk tentang IMS dan menawarkan pemeriksaan IMS secara rutin, khususnya bagi penasun (IDU). 9. Konselor membantu klien untuk menilai resiko dari klien 10. Konselor membantu klien untuk membuat keputusan untuk dilakukan tes HIV, antara lain dengan menjelaskan keuntungan dan akibat melakukan tes HIV. 11. Konselor mendiskusikan prosedur tes HIV/AIDS, waktu untuk mendapatkan hasil dan arti dari hasil tes. 12. Konselor mendiskusikan kemungkinan tindak lanjut setelah ada hasil tes. 13. Konselor menjelaskan implikasi terinfeksi atau tidak terinfeksi HIV dan memfasilitasi diskusi tentang cara menyesuaikan diri dengan status HIV. 14. Konselor VCT menjajaki kemampuan klien dalam mengatasi masalah . 15. Konselor VCT melakukan penilaian sistem dukungan. 16. Konselor VCT memberikan waktu untuk berfikir. Bila klien menyetujui untuk dites konselor. 17. Memberikan for informed consent kepada klien dan meminta tanda tangannya setelah klien membaca isi form HIV/AIDS. 18. Konselor mengisi dokumen klien dengan lengkap dan mengisi form rujukan ke laboratorium. 19. Konselor mengantar klien ke tempat pengambilan darah dan menyerahkan form laboratorium kepada petugas pengambilan darah 20. Bila klien tidak menyetujui untuk dites, konselor menawarkan kepada klien untuk datang kembali sewaktu-waktu bila masih memerlukan dukungan dan/atau untuk dilakukan tes. 21. Konselor mengucapkan salam dan mengakhiri proses. - IRD - Instalasi Rawat Inap UNIT TERKAIT - Instalasi KIA - Instalasi rawat jalan - Instalasi laboratorium - UTDRS - Instalasi RPK Kardiologi