Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Jantung adalah organ tubuh yang dibentuk oleh berbagai komponen
yaitu pembuluh darah, otot, selaput, katup, sistem saraf dan sistem
listrik jantung. Pada keadaan normal seluruh komponen pembentuk
jantung bekerja saling melengkapi agar jantung berfungsi memompa
darah secara memadai dan tanpa berhenti. Kerusakan di setiap
komponen jantung akan menyebabkan penyakit jantung yang berbeda-
beda. Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang
mengenai pembuluh darah arteri koroner yang memperdarahi jantung.
PJK terjadi akibat menyempit atau tersumbatnya lumen arteri koroner.
PJK merupakan penyakit jantung yang paling populer karena
insidensinya yang tinggi.1 Penyakit di otot jantung yang bersifat primer
dan banyak di Indonesia adalah kardiomiopati dilatasi yaitu kelemahan
otot jantung secara menyeluruh sehingga menimbulkan sindrom gagal
jantung yang menahun. Penyakit katup jantung akibat infeksi
streptokokus hemolitikus grup A masih sering didapatkan di daerah
perifer dan umumnya bermanifestasi sebagai stenosis mitral. Lalu apa
yang disebut dengan aritmia? Aritmia adalah penyakit sistem listrik
jantung. Sistem listrik jantung terdiri atas generator listrik alami yaitu
nodus sinoatrial (SA) dan jaringan konduksi listrik dari atrium ke
ventrikel. Gangguan pada pembentukan dan atau penjalaran impuls
listrik menimbulkan gangguan irama jantung; disebut aritmia. Spektrum
gejala aritmia cukup luas mulai dari berdebar, keleyengan, pingsan,
stroke bahkan kematian mendadak namun berdebar adalah gejala
aritmia tersering. Sekalipun berdebar merupakan alasan kedua
tersering pasien berobat ke dokter spesialis jantung2 dan sedikitnya
41% pasien yang mengeluh berdebar terbukti memiliki aritmia,3
penyakit aritmia tidak sepopuler PJK atau sindrom gagal jantung. Hal

1
itu terjadi karena pemahaman masyarakat yang masih rendah, dokter
ahli aritmia masih sedikit, dan fasilitas kesehatan yang menyediakan
pelayanan khusus aritmia masih terbatas.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
mengetahui nama dan prinsip kerja dari alat-alat yang digunakan dalam
pemeriksaan ARITMIA serta prosedur dan teknik-teknik yang
digunakan pada pemeriksaan tersebut.

C. MANFAAT
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah
mahasiswa dapat lebih memahami tentang nama dan prinsip kerja dari
alat-alat yang digunakan dalam pemeriksaan ARITMIA serta prosedur
dan teknik-teknik yang digunakan pada pemeriksaan tersebut.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFENISI
Aritmia adalah gangguan atau abnormalitas penjalaran impuls listrik ke
miokardium. Sistem konduksi jantung yang berawal dari otomatisitas
sel-sel P di nodus SA, depolarisasi atrium, depolarisasi nodus
atrioventrikular (AV), propagasi impuls sepanjang berkas His dan
sistem Purkinje hingga depolarisasi ventrikel merupakan rangkaian
konduksi impuls yang teratur dan presisi. Secara garis besar aritmia
terdiri atas dua kelompok besar, yaitu bradiaritmia yang dicirikan
dengan laju jantung yang terlalu lambat (kurang dari 60 kali per menit/)
dan takiaritmia yang dicirikan dengan laju jantung yang terlalu cepat
(lebih dari 100 kpm). Masing-masing kelompok terdiri atas berbagai
jenis aritmia. Berdebar berasal dari kata debar yang menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia berarti “bergerak-gerak atau berdenyut lebih
kencang dari biasanya”. Dalam Bahasa Inggris, berdebar adalah
palpitation yang menurut kamus Merriam-Webster berarti “a rapid
pulsation; especially: an abnormally rapid or irregular beating of the
heart (such as that caused by panic, arrhythmia, or strenuous physical
exercise)”. Baik berdebar maupun palpitation lebih ditujukan untuk
menggambarkan denyut jantung yang lebih cepat yang dikaitkan
dengan keadaan fisik atau psikis tertentu. Berdebar tidak hanya
terbatas pada denyut jantung yang cepat. Pasien dapat mengeluh
berdebar ketika denyut jantungnya cepat maupun
B. ETIOLOGI
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko t erjadinya aritmia,
di antaranya:
1. Ketidak seimbangan kadar elektrolit dalam darah. Kadar elektrolit se
perti kalium, natrium, kalsium, dan magnesium mampu mengganggu

3
konduksi impuls listrik di jantung, sehingga meningkatkan risiko ter
jadinya aritmia.
2. Penggunaan narkoba, Penggunaan obat-obatan terlarang seperti
amfetamin dan kokain dapat memengaruhi kinerja jantung secara
langsung sehingga meningkatkan risiko untuk terjadinya fibrilasi
ventrikel dan jenis-jenis aritmia yang lain.
3. Efek samping obat-obatan. Beberapa obat batuk dan pilek yang
dijual bebas di apotek dapat meningkatkan risiko seseorang untuk
mengalami aritmia.
4. Terlalu banyak mengonsumsi alcohol, Konsumsi alkohol dalam
jumlah yang berlebihan mampu memengaruhi impuls listrik jantung
sehingga meningatkan risiko terjadinya fibrilasi atrium.
5. Terlalu banyak mengonsumsi kafein maupun nikotin (merokok)
Kafein dan nikotin menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dari
normal, dan dapat berkontribusi terjadap terjadinya aritmia.
6. Gangguan kelenjar tiroid, Kelenjar tiroid yang terlalu
aktif atau kurang aktif mampu meningkatkan risiko terjadinya aritmia.
7. Sleep apnea obstruktif, Kelainan ini, di mana pernapasan menjadi
terganggu pada saat tidur, dapat meningkatkan risiko bradikardia,
fibrilasi atrium, serta jenis aritmia yang lainnya.
8. Diabetes, Selain meningatkan risiko aritmia, diabetes yang tidak
terkontrol juga mampu meningkatkan risiko penyakit jantung
koroner dan tekanan darah tinggi.
9. Hipertensi atau tekanan darah tinggi, Hipertensi akan menyebabkan
dinding bilik kiri jantung menebal dan menjadi kaku, sehingga aliran
listrik jantung akan terganggu.
10. Penyakit jantung koroner, gangguan lain pada jantung, atau riwayat
operasi jantung, Penyempitan pembuluh darah arteri jantung,
serangan jantung, kelainan pada katup jantung, gagal jantung, dan
kerusakan jantung lainnya merupakan faktor risiko dari hampir
segala jenis aritmia.

4
C. PATOFISIOLOGI
1. Aritmia Nodus Sinus
a. Stimulasi vagal digitalis, peningkatan TIK, MI, Olahragawan
berat, orang kesakitan, orang yang mendapatkan pengobatan
(propanolol, reserpin, metildopa). Pada keadaan
hipoendokrin, anoreksia nervosa, hipotermia, setelah
kerusakan bedah SA- stimulasi saraf parasimpatis-
perlambatan denyut jantung (40-60x/menit) Sinus bradikardi.
b. Demam, kehilangan darah akut, anemia, syok, latihan, CHF,
nyeri, keadaan hipermetabolisme, kecemasan, simpatomi
metika atau pengobatan parasimpatik, stimulus saraf
simpatis, percerpatan denyut jantung (100-180x/menit)
2. Aritmia Atrium
a. Iritabilitas otot atrium karena kafein, alkohol, nikotin,
miokardium atrium, stress, hipokalemia, cedera, infark,
keadaan hipermetabolik. Peningkatan otomatisasi melepas
kan impuls sebelum SA melepaskan impuls kontraksi
prematur atrium, berkurangnya denyut nadi (perbedaan
antara frekuensi denyut nadi dan apeks), bisa terjadi
kemudian pasien mengatakan berdebar-debar.
b. Emosi, tembakau, kafein, kelelahan, pengobatan simpato
mimetik, alkohol. Peningkatan frekuensi jantung (150-
250x/menit), penurunan pengisian arteri koroner, angina
pektoris, penurunan curah jantung, gagal jantung.
c. Titik fokus di atrium yang menghasilkan impuls dan terdapat
penyekat terapi pada AV, mencegah penghantaran,
peningkatan frekuensi atrium (250-400x/menit) kemudian
akan menimbulkan fibrilasi ventrikel dan atrial flutter.
d. Berhubungan dengan penyakit jantung aterosklerotik,
penyakit katup jantung, CHF, tirotoksikosis, cor pilmonale,

5
penyakit jantung kongenital. Dan meningkatkan kontraksi otot
atrium yang tidak terorganisasi (350-600x/menit) dan
peningkatan respon ventrikel, mengurangi waktu pengisian
volume sekuncup (denyut defisit perbedaan jumlah antara
nadi dan apeks).
3. Aritmia ventrikel
Toksisitas digitalis, hipoksia, hipokalemia, demam, asidosis,
latihan peningkatan sirkulasi katekolamin. Peningkatan
otomatisasi sel otot ventrikel, kontraksi prematur ventrikel (
premature ventrikel contraction)

D. MANIFESTASI KLINIK
1. Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak
teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra,
denyut menurun; kulit pucat, sianosis, berkeringat; edema;
haluaran urin menurun bila curah jantung menurun berat.
2. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung,
letargi, perubahan pupil.
3. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan
obat antiangina, gelisah
4. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan
bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada
menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri
(edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal;hemoptisis
5. demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema
(trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan

E. KOMPLIKASI
Komplikasi terjadi jika aritmia membuat jantung tidak mampu
memompa darah secara efektif. Jika aritmia tidak segera ditangani
atau tidak mendapat penanganan yang tepat, maka dalam jangka

6
panjang pasien bisa mengalami gagal jantung, stroke, bahkan bisa
berujung kematian.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Adapun pemeriksaan penunjang pada penyakit jantung
aritmia adalah:
1. Elektrokardiogram (EKG atau ECG)Tes ini mencatat aktivitas listrik
jantung. Anda akan memakai patch elektroda kecil di dada, lengan,
dan kaki. Tes ini tidak menyakitkan dan cepat diaplikasikan, yang
dapat dilakukan di tempat praktik dokter.
2. Monitor Holter Ini adalah EKG portabel yang akan Anda gunakan
selama 1 sampai 2 hari. Anda akan menggunakan elektroda yang
ditempelkan di kulit. Hal ini menyakitkan dan Anda dapat melakukan
segala sesuatu meski mengenakan elektroda.
3. Tes stress Ada berbagai jenis tes stres. Tujuannya adalah untuk
memeriksa berapa banyak stres jantung yang dapat terjadi sebelum
memiliki masalah pada irama jantung atau ketika tidak mendapatkan
aliran darah ke jantung. Jenis dari tes stres yang paling sering adalah
Anda akan berjalan di atas treadmill atau mengayuh sepeda
stasioner untuk meningkatkan kinerja jantung kemudian Anda
diperiksa EKG.
4.Echocardiogram Tes ini menggunakan ultrasound untuk mengevalu -
asi otot jantung dan katup jantung.
5. Kateterisasi jantung Dokter Anda akan memasukkan kateter atau
tabung panjang yang tipis ke dalam pembuluh darah di lengan atau
kaki. Ini akan memandunya ke jantung Anda dengan bantuan dari
mesin X-ray khusus. Kemudian akan menyuntikkan pewarna melalui
kateter untuk membantu membuat video X-ray dari katup jantung
Anda, arteri koroner, dan ruang-ruang jantung.
6. Studi elektrofisiologi Tes ini mencatat aktivitas listrik dan jalur
kelistrikan jantung. Ini dapat membantu mencari tahu apa yang

7
menyebabkan masalah irama jantung dan menemukan pengobatan
terbaik. Selama tes, dokter akan mencatat irama jantung yang
abnormal kemudian mungkin memberikan obat yang berbeda untuk
mencatat obat terbaik, atau untuk melihat prosedur atau perangkat
terbaik yang dibutuhkan pasien.
7. Test head tilt up Dokter menggunakan tes ini untuk mencari tahu apa
yang menyebabkan pasien pingsan. Mengukur perbedaan dalam
denyut jantung dan tekanan darah ketika pasien berdiri dan
berbaring. Pasien akan berbaring di tempat tidur dengan posisi
miring pada sudut yang berbeda saat diperiksa EKG dan tekanan
darah, serta tingkat oksigen.

G. PENCEGAHAN
Aritmia dapat dicegah melalui langkah-langkah berikut ini:
1. Menghindari atau mengurangi stres.
2. Mengonsumsi makanan sehat.
3. Menjaga berat badan ideal.
4. Tidak sembarangan mengonsumsi obat tanpa petunjuk obat dari
dokter, terutama obat batuk dan pilek yang mengandung zat stimulan
pemicu jantung berdetak cepat.
5. Membatasi konsumsi minuman keras dan berkafein.
6. Tidak merokok dan berolahraga secara teratur.

8
BAB III

PEMBAHASAN

A. ALAT HOLTER

Gambar 1. Alat Holter Monitoring


Nama Alat : Holter
Merk : Edan
Type : SE-2003

B. PRINSIP KERJA DARI ALAT HOLTER


Ketika digunakan untuk jantung, (seperti elektrokardiografi
standar) monitor Holter merekam sinyal listrik dari jantung melalui
serangkaian elektroda yang melekat pada dada. Elektroda ditempatkan
di atas tulang untuk meminimalkan artefak dari aktivitas otot. Jumlah
dan posisi elektroda bervariasi tergantung model, tetapi kebanyakan
Holter monitor mempekerjakan antara tiga dan delapan. Elektroda ini
terhubung ke sepotong kecil peralatan yang terpasang pada sabuk
pasien atau digantung di leher, dan bertanggung jawab untuk menjaga
log aktivitas listrik jantung selama periode perekaman. (Hilbel, Thomas;
Thomas M Helms; Gerd Mikus; Hugo A Katus; Christian Zugck
(2008/01/10)

9
C. TEKNIK-TEKNIK PEMERIKSAAN HOLTER

Gambar 2. Penempatan elektroda pada holter monitoring

Pada dasarnya, untuk mengikuti pemeriksaan holter EKG pasien


tidaklah diharuskan untuk melakukan persiapan khusus. Persiapan
yang perlu dilakukan hanyalah pasien bisa mengenakan pakaian model
longgar saja untuk mendukung proses pemeriksaan dan pakaiannya
pun sudah disediakan oleh pihak rumah sakit sehingga tak lagi perlu
bingung-bingung. Bila pun tak tahu bagaimana cara memasang alat
atau perangkatnya saat sudah berada di tempat pemeriksaan, ada
petugas yang selalu siap membantu pasien dan petugas tersebut pun
dapat dipercaya karena sudah terlatih. Sama halnya dengan prosedur
tes elektrokardiografi atau EKG biasa, ada bantalan elektroda pada
monitor holter tersebut untuk dilekatkan pada dada secara langsung.
Bagaimana kalau pada dada pasien terdapat bulu dada atau rambut?
Petugas atau teknisi biasanya akan mencari solusinya di mana daerah
tersebut perlu dicukur supaya alat bisa menempel dengan baik dan
pemeriksaan bisa berjalan sebagaimana mestinya.
Persiapan Alatnya:
1. Satu set alat Holter
2. Baterai Alkaline Energizer size AAA 2 buah

10
3. Elektroda 5 buah, untuk 2 channel dan 7 buah untuk 3 channel.
4. Kasa alkohol
5. Dan Plester.

11
BAB IV

PENUTUP

Aritmia/disritmia merupakan salah satu gangguan dari sistem


kardiovaskuler. Aritmia disebabkan karena terganggunya mekanisme
pembentukan impuls dan konduksi. Gangguan irama jantung atau aritmia
merupakan komplikasi yang sering terjadi pada infark miokardium. Aritmia
atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang
disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis (Doenges,
1999).
Etiologi aritmia pada umumnya disebabkan oleh peradangan jantung,
gangguan sirkulasi koroner, gangguan keseimbangan elektrolit, gangguan
pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan
irama jantung.
Dalam aritmia penatalaksanaan medis dibagi menjadi yaitu terapi
medis dan terapi mekanis. Dalam terapi medis obat-obat antiaritmia dibagi
4 kelas yaitu anti aritmia kelas 1 (sodium channel blocker), anti aritmia kelas
2 (beta adrenergik blokade), anti aritmia kelas 3 (prolong repolarisation),
anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker). Dalam terapi
mekanis terdapat kardioversi, defibrilasi, defibrillator, kardioverter
implantable dan, terapi pacemaker.

12
DAFTAR PUSTAKA
Alodokter. 2018. Pengertian Aritmia. ( https://www.alodokter.com/aritmia.
Diakses pada 03 Agustus 2018).
Dokter Sehat. 2018. Aritmia-Penyebab, Gejala, Dan Diagnosis.
(https://doktersehat.com/aritmia/ Diakses 03 Agustus 2018).
Hidayah Andi Himyatul. 2015. Aritmia. (http:// andi himyatul hidayah. Blogs
pot.com/2015/12/aritmia-gangguan-irama-jantung.html. Diakses 31
Juli 2018.
Scribd. 2016. Etiologi Aritmia. (https://www.scribd. com/doc/282560482
/DEFINISI-ETIOLOGI-ARITMIA. Diakses 30 Juli 2018).
Scribd. 2016. Patofisiologi Aritmia. (https://www. scribd.com/ doc/ 31555
9518/PATOFISIOLOGI-ARITMIA. Diakses 31 Juli 2018).
Wikipedia. 2018. Aritmia. (https://id.wikipedia.org/wiki/Aritmia . Diakses 03
Agustus 2018).

13
LAMPIRAN 1

RESUME KASUS

A. DESKRIPSI PASIEN
1. Identitas
Nama : Tn. AY
Tanggal Lahir : 16-02-1973
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan: Menikah
Alamat : Jl. Ap Pettarani 6 No 91- Panakkukang.
Ruang: Poli Jantung
No.Rekam Medis: 84xxxx

2. Riwayat Penyakit:
Pasien mengatakan Berdebar-debar sejak dua minggu lalu.
3. Data Fokus
a. Data Subjektif: Pasien mengatakan Berdebar-debar sejak
dua minggu lalu, riwayat sesak tidak ada, riwayat nyeri
dada tidak ada.
b. Data Objektif: BP:121/79mmHg N: 70x/menit 20x/m
Suhu: 36ºC Kesadaran: Compesmentis
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Echocardiography
1. Fungsi sistolik LV baik, EF 65%
2. Dimensi ruang jantung dalam batas normal
3. LVH(-)
4. Global normokinetik
5. Fungsi sistolik RV baik, TAPSE 1,8 cm
6. Katup-katup dalam batas normal
7. E/A>1

14
8. eRAP 8 mmHg

B. ANALISIS DATA FOKUS DAN ETIOLOGI


1. Keluhan Utama: Berdebar-debar
2. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien mengatakan Berdebar-
debar sejak dua minggu lalu, riwayat sesak tidak ada, riwayat
nyeri dada tidak ada
3. Pemeriksaan fisik
a. Anemia : Tidak ada
b. Ikterus: Tidak ada
c. Edema: Tidak ada
d. Banyi jantung S1S2 : Reguler
e. Tanda-tanda vital :
TD : 121/79mmHg
N : 70x/menit
P : 20x/menit
S : 36oC
f. . Keadaan Umum: Baik

C. DIAGNOSIS HASIL PEMERIKSAAN DAN TINDAK LANJUT


Diagnosis Medis : Aritmia
Tindak Lanjut : Holter
D. MENENTUKAN TUJUAN OUT COME KETEKNISIAN
Rencana terapi yaitu pemasangan Holter, pemasangan Holter
dilakukan untuk melihat gangguan irama karna pada hasil EKG
istirahatnya di dapatkan normal.
E. INTERVENSI KETEKNISIAN
1. Definisi
Pemantauan Holter adalah tes diagnostik non-invasif yang
menggunakan alat portabel yang disebut holter monitor. Tidak
seperti alat umum Elektrokardiogram yang merekam aktivitas

15
listrik jantung selama beberapa detik, holter monitor
memungkinkan aktivitas listrik jantung direkam secara terus-
menerus selama 24 hingga 48 jam. Biasanya, Anda diminta
untuk membawa holter monitor bersama Anda sepanjang
waktu sementara melakukan aktivitas rutin sehari-hari, dan
menyimpan catatan aktivitas Anda. Ahli jantung akan meneliti
laporan holter monitor terhadap aktivitas fisik Anda sehari-hari
untuk menentukan setiap detak jantung abnormal dan
gangguan apa pun.
2. Tujuan
a. Mengetahui irama dan detak jantung karena dengan begitu,
akan dapat terindikasikan ada tidaknya gangguan atau
kelainan pada jantung.
b. Mendeteksi ada tidaknya efek obat yang sedang dikonsumsi
dan apakah obat tersebut memengaruhi fungsi kerja jantung.
c. Mendeteksi ada tidaknya hipertrofiatau keadaan
bertambahnya massa otot jantung sehingga berakibat pada
kemunculan jantung bengkak.
d. Mengetahui irama dan pola denyut jantung yang menjadi
indikator ada tidaknya kelainan atau gangguan pada irama
dan pola denyut jantung tersebut.
e. Mengetahui ada tidaknya kelainan lain di organ jantung,
seperti misalnya mendeteksi serangan jantung.

3. Hasil Holter

16
Gambar 3. Hasil pemeriksaan holter monitoring

a. Total perekaman adalah 24 jam, rata-rata denyut jantung 77


bpm, minimun hate rate 50 bpm pada jam 00.15 dan
maximum hate rate 126 bpm pada jam 11.09.
b. Ada dimana jeda 2.0 detik.
c. Total VE 22
d. Bigeminy dan trigeminy tidak di temukan
e. Total SVE 24
f. Ada dimana 1 SVE runs
g. Atrial Fibrilasi dan Atrial Flutter tidak ditemukan
h. Total panjang acara ST 1 detik 2631 detik

17
LAMPIRAN 2

Asuhan Praktek Keteknisian Kardiovaskuler

A. Pengkajian
1. Identitas pasien:
Nama : Tn. AY
Tanggal Lahir : 16-02-1973
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan: Menikah
Alamat : Jl. Ap Pettarani 6 No 91- Panakkukang.
Ruang: Poli Jantung
No.Rekam Medis: 84xxxx

2. Keluhan Utama: Berdebar-debar


Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien mengatakan
Berdebar-debar sejak dua minggu lalu, riwayat sesak
tidak ada, riwayat nyeri dada tidak ada.
3. Pemeriksaan Fisik:
a. Anemia : Tidak ada
b. Ikterus: Tidak ada
c. Edema: Tidak ada
d. Banyi jantung S1S2 : Reguler
.e. Tanda-tanda vital :
TD : 121/79mmHg
N : 70x/menit
P : 20x/menit
S : 36oC
f. Keadaan Umum: Baik

B. ANALISI DATA

18
1. Data fokus :
a. Data Subjektif: Pasien mengatakan Berdebar-debar sejak
dua minggu lalu, riwayat sesak tidak ada, riwayat nyeri
dada tidak ada.
b. Data Objektif: BP:121/79mmHg N: 70x/menit 20x/m
Suhu: 36ºC Kesadaran: Compesmentis

2. Pemeriksaan Penunjang
b. Elektrocardiogram:

Gambar 4. Hasil EKG

c. Echocardiography
9. Fungsi sistolik LV baik, EF 65%
10. Dimensi ruang jantung dalam batas normal
11. LVH(-)
12. Global normokinetik
13. Fungsi sistolik RV baik, TAPSE 1,8 cm
14. Katup-katup dalam batas normal
15. E/A>1
16. eRAP 8 mmHg

19
C. Web Of Caution

Gambar 5. Bagan WOC Aritmia

D. Diagnosa Medis:
1. Diagnosa Utama: Aritmia

E. Rencana Terapi:
1. Pemasangan Holter

F. Implementasi
Melakukan pemasangan Holter untuk melihat gangguan irama,
karena pada hasil EKG istirahatnya di dapatkan normal

20
G. Evaluasi

Gambar 6. Hasil pemeriksaan holter monitoring

a. Total perekaman adalah 24 jam, rata-rata denyut jantung


77 bpm, minimun hate rate 50 bpm pada jam 00.15 dan
maximum hate rate 126 bpm pada jam 11.09.
b. Ada dimana jeda 2.0 detik.
c. Total VE 22
d. Bigeminy dan trigeminy tidak di temukan
e. Total SVE 24
f. Ada dimana 1 SVE runs
g. Atrial Fibrilasi dan Atrial Flutter tidak ditemukan
h. Total panjang acara ST 1 detik 2631 detik

21

Anda mungkin juga menyukai