PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemajuan disegala bidang kehidupan terutama teknologi menyebabkan
perubahan perilaku gerak manusia. Baik muda maupun tua, sekarang sudah
mulai berkurang tingkat kesadaran akan pentingnya olahraga dan salah satu
indikator utama tingkat kesehatan masyarakat adalah meningkatnya usia
harapan hidup seseorang. Keadaan ini makin diperburuk oleh perilaku yang
kurang sehat yang secara tidak langsung akan menurunkan derajat kesehatan
seseorang (khususnya kelompok usia 40-50 tahun). Pentingnya menjaga
tekanan darah dapat mencegah dan menghindarkan seseorang khususnya disini
wanita usia 40-50 tahun dari berbagai penyakit akibat tidak stabilnya tekan
darah. Penyakit jantung, stroke bahkan resiko kematian dapat menghinggapinya.
Ini bisa disebabkan elastisitas pembuluh darah menurun, katub jantung menebal
dan menjadi kaku, faktor usia, faktor keturunan, jenis kelamin, obesitas dll.
Tekanan darah yang normal tekanan sistolenya berkisar 110-140 mm Hg
(tekanan tertinggi yang dihasilkan oleh jantung pada waktu jantung memompa
darah ke dalam pembuluh arteri di saat jantung berdenyut) dan diastolenya
berkisar antara 70-90 mm Hg (saat jantung berelaksasi) Beberapa hal yang
diduga menjadi penyebabnya kenaikan tekanan darah pada usia 40-50 tahun
atau masa paruh baya adalah kurang pengetahuan tentang manfaat aktifitas
fisik, seberapa banyak dan apa jenis aktifitas fisik yang harus dilakukan, terlalu
sibuk sehingga tidak mempunyai waktu untuk melakukan olahraga, serta
kurangnya dukungan dari lingkungan sosial sehingga menjadi salah satu pemicu
meningkatnya tekanan darah yang merupakan faktor penyebab terjadinya
serangan jantung dan stroke (Panjaitan; 1991:25).
Menurut McGowan (2001:180) bahwa latihan itu sama baiknya dengan
obat – obatan tekanan darah dan tidak memiliki efek samping yang merugikan.
Dengan kita berolahraga maka jantung dan tekanan darah dapat bekerja dengan
baik karena jantung merupakan organ vital yang memasok kebutuhan darah di
1
seluruh tubuh. Dengan meningkatnya aktivitas fisik seseorang maka kebutuhan
darah yang mengandung oksigen akan semakin besar. Kebutuhan ini akan
dipenuhi oleh jantung dengan meningkatkan aliran darahnya. Hal ini juga
direspon pembuluh darah dengan melebarkan diameter pembuluh darah
(vasodilatasi) sehingga akan berdampak pada tekanan darah individu tersebut
(Rai; 2012:29).
Treadmiil, sebagai salah satu olahraga yang bersifat kardiovaskular
sangat baik digunakan untuk alternative pilihan dalam mengatur tekanan darah
yang gunanya adalah untuk menilai kondisi jantung dengan cara merekam
jantung disertai latihan fisik . Latihan dengan treadmill bekerja otot paha, pinggul,
otot betis, pantat, perut dan dada. Orang yang menderita penyakit seperti
osteoporosis, hipertensi dan sakit punggung kronis dapat mencoba latihan
dengan treadmill dan mendapatkan hasil yang mereka inginkan. Dengan
treadmill kita bisa mengatur latihan sesuai selera seperti jalan santai, jalan cepat,
joging ringan, sampai lari cepat atau lari menanjak. Dengan kata lain kontrol
sepenuhnya berada di tangan. Selain itu dengan berlatih treadmill kita bisa
mengetahui kalori yang terbakar, jarak yang ditempuh, kecepatan berlari/berjalan
dan memantau detak jantung lewat monitor.(Enggel Bayu Pratama, 2013)
2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari treadmill test?
2. Apa saja tujuan dan manfaat dari treadmill test?
3. Apa saja persiapan dan bagaiman cara kerja dari persiapan treadmill test?
4. Bagaiman tahap recovery dari treadmill test?
5. Apa sajakah indikasi dan kontra indikasi dari treadmill test?
6. Apa sajakah komplikasi dari treadmill test?
7. Apa saja indikasi penghentian dari treadmill test?
C. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah treadmill test ini adalah untuk
mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud treadmill test, bagaiman cara kerja,
cara persiapan alat dan pasien serta indikasi dan kontra indikasi dari
pemeriksaan treadmill test dan sampai kepada komplikasi apa saja yang akan
timbul pada pemeriksaan teradmil test ini.
D. MANFAAT
Kita dapat mengetahui tentang treadmill test, dapat lebih memahami
pengguaan alat treadmill test dan apa saja yang tidak boleh dilakukan pada
pemeriksaan treadmill test ini.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
B. MANFAAT DAN TUJUAN TRIDMIL TEST
Test toleransi latihan dilakukan untuk mendeteksi secara dini kelainan-
kelainan jantung, seperti pada keadaan-keadaan:
1. dimana aterosklerosis menimbulkan gejala dan komplikasi sebagai akibat
penyempitan lumen arteri dan penyumbatan aliran darah kejantung. Suplay
darah yang tidak adekuat (iskemik) yang ditimbulkan sesl-sel otot kekurangan
komponen darah. manifestasi utama iskemia miokardium adalah nyeri dada.
Salah-satu faktor yang dapat menimbulkan nyeri angina adalah latihan fisik
karena kebutuhan oksigen jantung meningkat. Diagnose ini dapat ditegakkan
dengan stress tes, terutama pada iskemia tersamar.
2. Pasien dengan faktor resiko terhadap coronary arteri disease dapat ditelusuri
dari riwayat kesehatan, sebagai bagian dari pengkajian kardiovaskuler
terutama faktor resiko. Faktor resiko dibedakan menjadi dua yaitu tidak dapat
diubah (riwayat keluarga dengan masalah jantung, peningkatan usia, jenis
kelamin dan ras) dan dapat diubah (kadar kolesterol, tekanan darah tinggi,
merokok, kadar gula darah, obesitas, inaktivitas fisik, stress, penggunaan
kontrasepsi oral). Untuk meyakinkan kondisi pasien dengan riwayat tersebut
tersebut maka diperlukan diagnose dini untuk menentukan kesehatan pasien.
3. Mengevaluasi kemampuan latihan ketika pasien tidak dapat menjelaskan
tentang kelelahan dan nafas pendek, pada keadaan ini pasien kadang tidak
dapat menentukan penyebab dari adanya perubahan dalam tubuhnya hal
akan mempersulit dalam menegakkan diagnose. Untuk membantu
menegakkan diagnose maka dokter akan melakukan salah satu tes diagnose
yaitu stress tes.
4. Mengevaluasi respon tekanan darah terhadap latihan pada pasien dengan
borderline hipertensi. Tes toleransi latihan pada kasus ini digunakan untuk
membedakan bahwa peningkatan tekanan darah itu disebabkan oleh
rangsangan aktivitas fisik atau keadaan patologi pada system kardiovaskular.
5. Mengidentifikasi kelainan irama jantung berupa disritmia, disritmia adalah
kelainan denyut jantung yang meliputi gangguan frekuensi atau irama atau
keduanya. Disritmia dapat diidentifikasi dengan menganalisa EKG. Disritmia
5
dapat muncul, apabila terjadi ketidakseimbangan pada salah satu sifat dasar
jantung. Ketidakseimbangan ini dapat disebabkan oleh aktivitas normal
seperti latihan atau stress tes, hal ini terjadi karena peningkatan respon
miokardium terhadap stimulus terutama syaraf simpatik yang menyebabkan
peningkatan eksitabilitas.
6. Membantu mengembangkan program latihan yang aman selama rehabilitasi.
Pasien yang mengalami serangan miokard infark akut dan bebas dari gejala
maka program rehabilitasi aktif harus dimulai. Tujuan rehabilitasi adalah
mengembangkan dan memperbaiki kualitas hidup serta menolong aktivitas
fisik dan penyesuaian fisik.
7. Mengevaluasi efektifitas pengobatan pada angina dan iskemik. Obat-obatan
yang biasa digunakan untuk meningkatkan suplai oksigen, vasodilor,
antikoagulan dan trombotik. Nitrogliserin menyebabkan dilatasi arteri dan
vena mengakibatkan pengumpalan darah perifer, sehingga menurunkan
jumlah darah yang kembali kejantung dan mengurangi beban kerja jantung.
6
c) Tidak diinstruksikan untuk berhenti merokok, makan atau minum 4 jam
sebelum latihan.
Makan dan minum akan meningkatkan aliran darah kedaerah
mesentrik untuk pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaan darah
untuk suplai jantung. Kondisi ini akan mengakurkan hasil stress tes.
d) Tidak makan atau minum bahan-bahan yang mengandung kafein selama
12 jam sebelum latihan
Bahan-bahan yang mengandung kafein akan menimbulkan
stimulasi terhadap saraf simpatik, hal ini akan mempengaruhi frekuensi
jantung, irama dan tekanan darah.
e) Obat-obatan yang dikonsumsi menjelang latihan dapat memberikan hasil
yang meragukan.
Jika pasien menggunakan inhaler, maka dianjurkan untuk dibawah
pada saat tes. Demikian juga pada pasien diabetes jika pasien
mendapatkan insulin untuk mengontrol gula darah, dianjurkan dosis
setengahnya pada pagi hari dan makan 4 jam sebelum latihan. Jika
pasien mendapatkan pil untuk mengontrol gula darah, maka jangan
minum obat sampai latihan selesai. Jika pasien dimonitor glukosanya,
maka glukosa harus dicek sebelum dan sesudah latihan. (Susmadi, 2008)
2. Persiapan alat
a. Satu set alat tridmil
b. Kertas printer treadmill
c. Emergency lengkap dan defibrillator
d. Plester
e. Electrode
f. Oksigen
g. Tensimeter dan stetoskop
h. Jelly
i. Alcohol 70% dan kassa non steril
j. Tissue atau handuk kecil
k. Celana, baju dan sepatu yang layak dipakai untuk teadmil
7
3. Cara Kerja
Adapun cara kerja atau penatalaksanaan treadmill test yaitu:
a. Pasien di anamnesa dan menjelaskan tentang tata cara, maksud, manfaat
dan resiko treadmill.
b. Menentukan target HR submaximal dan maximal (target HR max:220
dikurang umur dan target submaximal adalah 85% dari target HR max)
c. Pasien menandatangani formulir informed konsen
d. Pasien dipersilahkan ganti pakaian, celana dan sepatu treadmill yang
telah disediakan.
e. Pasien berbaring dengan tenang ditempat tidur
f. Bersihkan tubuh pasien pada lokasi pemasangan electrode sesuai
dengan menggunakan kassa alcohol
g. Tempelkan electrode sesuai dengan tempat yang sudah ditentukan
h. Sambungkan dengan kabel treadmill
i. Fiksasi electrode dengan sempurna
j. Masukkan data pasien ke alat tridmil
k. Ukur tekanan darah
l. Rekam EKG 12 leads
m. Jalankan alat treadmill dengan kecepatan sesuai prosedur
n. Setiap tiga menit dan elevation bertambah sesuai dengan prosedur yang
sudah ditentukan
o. Pantau terus perubahan EKG dan keluhan pasien selama test.
p. Rekam EKG 12 leads dan BP setiap tiga menit
q. Hentikan test sesuai dengan prosedur
8
D. TAHAP RECOVERY
1. Rekam EKG 12 leads dan ukur tekanan darah setelah test dihentikan
2. Persilahkan pasien untuk duduk atau berbaring
3. Pantau terus gambaran EKG selama pemulihan
4. Rekam EKG 12 leads dan ukur tekanan darah setiap tiga menit
5. Pemulihan biasanya berlangsung selama enam menit atau Sembilan menit
(hingga gambaran EKG,HR, dan tekanan darah kembali seperti semula)
6. Memberitahukan pada pasien bahwa test sudah selesai
7. Lepaskan electrode dan manset BP
8. Bersihkan jelly yang menempel didada pasien
9. Merapihkan kembali alat-alat pada tempatnya
10. Sebaiknya 15 menit pasca treadmill test pasien masih berada pada
pengawasan petugas. (Anonim, 2013)
9
F. KOMPLIKASI
Adapun komplikasi yang dapat terjadi yaitu:
1. Hipotensi
2. Disritmia yang berat
3. Infark miokard akut
4. Syncope dan stroke
5. Trauma fisik (jatuh saat test)
6. Henti jantung ( cardiac arrest)
7. Kematian
10
BAB III
PENUTUP
11
DAFTAR PUSTAKA
12