Oleh:
Bertha Simarmata
P0 5130116 004
I. TUJUAN INTRUKSIONAL
Konsultasi ini bertujuan untuk menjelaskan kepada klien tentang pola makan
menurut pedoman gizi seimbang pada masa kehamilan trimester yang ketiga.
II. SASARAN
Klien Ibu hamil trimester ketiga
III.METODE
Diskusi dua arah dengan klien
Penilaian
1 Afektif Persiapan:
dll
b. Pengkajian
1. Antropometri (TB, BB, LILA)
2. Fisik/klinis
3. Riwayat diet
4. Riwayat personal:
5. Riwayat obat/suplemen yang
dimakan
6. Social budaya
7. Riwayat penyakit meliputi:
kesehatan emosional,
kemampuan kognitif
c. Diagnosa Gizi
d. Intervensi Gizi
3. Evaluasi
a. Monitoring berat badan
b. Monitoring asupan makanan
c. Monitoring pemeriksaan fisik dan
B. Melakukan Konsultasi
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Tujuan konsultasi
4. Penampilan
5. Mengucapkan salam dan terima kasih selesai
melakukan konsultasi
2 Kognitif 1. Persiapan
2. Pembukaan
3. Memulai proses
- Proses pembukaan
- Kesiapan klien untuk memulai proses
konsultasi
- Konsultan memulai dengan menanyakan
permasalahanya
- Sikap Konsultan mendengarkan
4. Mendengarkan dengan aktif
- Konsultan selalu merespon apa yang
disampaikan klien
- Konsultan dapat melakukan pengamatan
permasalahan klien
- Konsultan meringkas apa yang menjadi
permasalahan klien
- Apabila klien telah membenarkan apa
selanjutnya
6. Memfasilitasi perubahan perilaku
- Konsultan harus menjajaki apakah klien
konsultasi
8. Terminasi
- Mengakhiri pertemuan konsultasi
- Sebelumnya, Konsultan menyampaikan
orang lain
- Topic mudah dan tidak pribadi
- Tidak ada lagi objek yang dilihat
- Perhatian individu tertarik pada
kepribadian terbuka
- Seseorang ingin terlibat dalam
diskusi
- Menghadapi klien yang bersikap
dan berbicara
MATERI KONSULTASI
I. Latar Belakang
Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat
gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memenuhi kebutuhan zat gizi untuk dirinya dan untuk pertumbuhan serta
pangannya tetap beraneka ragam dan seimbang dalam jumlah dan proporsinya.
Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi
oleh ibunya dan dari simpanan zat gizi yang berada di dalam tubuh ibunya.
Selama hamil seorang ibu harus menambah jumlah dan jenis makanan yang
yang sedang mengandung bayinya. Bila makanan ibu sehari-hari tidak cukup
mengandung zat gizi yang dibutuhkan, maka janin atau bayi akan mengambil
persediaan yang ada didalam tubuh ibunya, seperti sel lemak ibu sebagai
sumber kalori; zat besi dari simpanan di dalam tubuh ibu sebagai sumber zat
besi janin/bayi. Demikian juga beberapa zat gizi tertentu tidak disimpan di
dalam tubuh seperti vitamin C dan vitamin B yang banyak terdapat di dalam
mempunyai status gizi kurang, misalnya kurus dan menderita anemia. Hal ini
mencukupi untuk kebutuhan dirinya sendiri dan bayinya. Selain itu kondisi ini
dapat diperburuk oleh beban kerja ibu hamil yang biasanya sama atau lebih
perkembangannya.
II. Kebutuhan Gizi Seimbang untuk Ibu Hamil
Menurut Huliana (2001) peningkatan kebutuhan gizi untuk ibu hamil sebesar 15
air ketuban dan pertumbuhan rahim. Makanan yang dikonsumsi ibu hamil
kebutuhan ibu sebesar 60 %. Peningkatan kebutuhan makanan bergizi ini tentu juga
akan berdampak pada kenaikan berat badan si Ibu, biasanya kenaikan berat badan
kandungan zat-zat gizi yang berbeda-beda. Pada trimester pertama, saat kehamilan
mencapai usia 1 - 3 bulan, adalah masa penyesuaian tubuh ibu terhadap awal
kehamilannya. Karena pada tiga bulan pertama ini pertumbuhan janin masih lambat,
penambahan kebutuhan zat-zat gizinya pun masih relatif kecil. Pada tahap ini ibu
hamil memasuki masa anabolisme yaitu masa untuk menyimpan zat gizi sebanyak-
banyaknya dari makanan yang disantap setiap hari untuk cadangan persediaan pada
trimester berikutnya. Dalam keadaaan ini biasanya ibu hamil mengalami mual, muntah-
muntah, dan tidak berselera makan, sehingga asupan makanan perlu diatur. Makanan
sebaiknya diberikan dalam bentuk kering, porsi kecil, dan frekuensi pemberian yang
sering.
Memasuki trimester kedua, saat kehamilan berusia 4 - 6 bulan, janin mulai
mencapai 10 gram per hari. Tubuh ibu juga mengalami perubahan dan adaptasi,
misalnya pembesaran payudara dan mulai berfungsinya rahim serta plasenta. Untuk
itu, peningkatan kualitas gizi sangat penting karena pada tahap ini ibu mulai
menyimpan lemak dan zat gizi lainnya untuk cadangan sebagai bahan pembentuk ASI
janin dan pembentukan otak. Kebutuhan energi janin didapat dari cadangan energi
yang disimpan ibu selama tahap sebelumnya. Dengan kondisi semacam itu, pola
konsumsi ibu hamil mengandung tiga golongan utama makanan yang sangat
diperlukan oleh tubuh. Yaitu sumber zat tenaga yang didapat dari makanan sumber
tepung-tepungan, roti, mie, minyak, mentega; sumber zat pembangun berasal dari
konsumsi protein seperti telur, daging, tahu, tempe, ikan, dan kacang-kacangan;
kemudian sumber zat pengatur yang berasal dari vitamin dan mineral didapat dari
sayuran dan buah-buahan. Untuk memenuhi ketiga unsur gizi penting itu, ibu hamil
padian atau serelia, kacang-kacangan, daging, ikan, telur, sayur, buah, susu, dan lemak.
sekitar 80.000 Kkal atau membutuhkan tambahan 300 Kkal sehari. Kebutuhan
lemak.
3. Trimester III, kebutuhan kalori akan meningkat untuk pertumbuhan janin
dan plasenta.
B. Protein
Ibu hamil membutuhkan sekitar 60 gram setiap harinya atau 10 gram lebih
banyak dari kondisi sebelum hamil. Kebutuhan protein bisa didapat dari nabati
maupun hewani. Sumber protein hewani seperti daging tak berlemak, ikan,
telur, susu. Sedangkan sumber nabati seperti tahu, tempe dan kacang-
dalam kandungan sebagai kalori utama. Lemak merupakan sumber tenaga dan
nasi dan pasta. Karbohidrat kompleks mengandung vitamin dan mineral serta
trimester pertama janin akan membutuhkan 400 mikrogram asam folat per hari.
asam folat bisa diperoleh dari buah-buahan, beras merah, kacang-kacangan dan
mencegah osteoporosis pada ibu hamil. Sumber zat kalsium diantaranya adalah
dan mengurangi resiko anemia pada ibu hamil. Zat besi yang dibutuhkan ibu
hamil setelah usia kehamilan 20 minggu sebanyak 30 mg per harinya, dan dapat
menyerap zat besi, kesehatan gusi dan gigi, melindungi jaringan dari organ
tubuh dari berbagai kerusakan dan memberikan otak berupa sinyal kimia, hal