Anda di halaman 1dari 22

Pengertian dan Fungsi Sel Darah Merah

(eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan


keping darah (trombosit)
Berikut ini adalah pembahasan tentang sel darah yang meliputi komposisi sel darah, sel darah

merah, sel darah putih, keping darah, pengertian sel darah merah, fungsi sel darah merah,

pengertian sel darah putih, fungsi sel darah putih, pengertian keping darah, fungsi keping darah,

fungsi eritrosit, fungsi leukosit, fungsi trombosit yaitu membantu mempercepat proses pembekuan

darah.

Sel Darah

Sel-sel darah pada manusia, terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan

keping darah (trombosit). Dalam sel-sel darah, kandungan sel darah putih dan keping darah

sebanyak 1%, sedangkan sel darah merah sebanyak 99%.

1) Sel darah merah (eritrosit)

Pernahkah kamu melihat darah? Darah berwarna merah. Tahukah kamu mengapa darah berwarna

merah? Darah berwarna merah karena adanya sel-sel darah merah. Sel darah merah berbentuk

bulat gepeng yang kedua permukaannya cekung.

Sel darah merah atau eritrosit adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa

oksigen ke jaringan - jaringan tubuh lewat darah.

Sel darah merah tidak memiliki inti sel dan mengandung hemoglobin. Kamu masih ingat apa itu

hemoglobin? Hemoglobin (Hb) merupakan protein yang mengandung zat besi.


1) Sel darah merah (eritrosit)

Pernahkah kamu melihat darah? Darah berwarna merah. Tahukah kamu mengapa darah berwarna

merah? Darah berwarna merah karena adanya sel-sel darah merah. Sel darah merah berbentuk

bulat gepeng yang kedua permukaannya cekung.

Sel darah merah atau eritrosit adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa

oksigen ke jaringan - jaringan tubuh lewat darah.

Sel darah merah tidak memiliki inti sel dan mengandung hemoglobin. Kamu masih ingat apa itu

hemoglobin? Hemoglobin (Hb) merupakan protein yang mengandung zat besi.

Fungsi hemoglobin adalah untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida dalam darah. Hemoglobin

berwarna merah, karena itu sel darah merah berwarna merah.

Jumlah sel darah merah yang normal kurang lebih adalah 5 juta sel/mm3 darah. Sel darah merah
dibentuk pada tulang pipih di sumsum tulang dan dapat hidup hingga 120 hari.

Jika sel darah merah rusak atau sudah tua maka sel ini akan dirombak dalam limfa. Hemoglobin dari
sel darah merah yang dirombak akan terlepas dan dibawa ke dalam hati untuk dijadikan zat warna
empedu.

Sel darah merah baru akan dibentuk kembali dengan bahan zat besi yang berasal dari hemoglobin
yang terlepas tadi.

2) Sel darah putih (leukosit)

Sel darah putih sesungguhnya tidaklah berwarna putih, tetapi jernih. Disebut sel darah putih untuk

membedakannya dari sel darah merah yang berwarna merah. Sel darah putih bentuknya tidak

teratur atau tidak tetap.

Sel darah putih atau leukosit adalah sel yang membentuk komponen darah.

Sel darah putih berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian

dari sistem kekebalan tubuh. Tidak seperti sel darah merah yang selalu berada di dalam pembuluh

darah, sel darah putih dapat keluar dari pembuluh darah. Kemampuan untuk bergerak bebas

diperlukan sel darah putih agar dapat menjalankan fungsinya untuk menjaga tubuh.
Sel darah putih memiliki inti sel tetapi tidak berwarna atau tidak memiliki pigmen. Berdasarkan zat

warna yang diserapnya dan bentuk intinya sel darah putih dibagi menjadi lima jenis, yaitu basofil,

neutrofil, monosit, eosinofil, dan limfosit.

Secara normal jumlah sel darah putih pada tubuh kita adalah kurang lebih 8.000 pada tiap 1 mm3

darah. Sel darah putih hanya hidup sekitar 12 – 13 hari. Fungsi sel darah putih sebagai pertahanan

tubuh dari serangan penyakit.

Jika tubuhmu terluka dan ada kuman yang masuk, selsel darah putih akan menyerang atau memakan

kumankuman tersebut. Ibarat sebuah negara, sel darah putih adalah pasukan tempur. Jika seseorang

diserang penyakit. Tubuh akan memproduksi lebih banyak sel-sel darah putih untuk melawan bibit

penyakit tersebut.

3Keping darah berbentuk bulat atau lonjong. Ukuran keping darah lebih kecil daripada sel

darah merah. Jumlahnya kurang lebih 300.000 pada tiap 1 mm3 darah. Keping darah

hidupnya singkat, hanya 8 hari.

Trombosit (juga disebut Platelet atau keping darah) adalah sel-sel berbentuk oval kecil
yang dibuat di sumsum tulang.
Keping darah berfungsi pada proses pembekuan darah.
Saat terjadi luka, darah keluar melalui luka tersebut. Keping darah menyentuh permukaan
luka, lalu pecah dan mengeluarkan trombokinase. Masih ingatkah kamu tentang plasma darah
yang mengandung zat untuk proses pembekuan darah, yaitu protrombin dan fibrinogen?
Trombokinase dibantu dengan ion kalsium akan mengubah protrombin menjadi trombin.
Trombin diperlukan untuk mengubah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin. Luka akan
ditutup oleh benang fibrin yang berupa benang-benang halus, sehingga darah berhenti keluar.
) Keping darah (trombosit)

Sel Darah Abnormal


Disini akan sedikit kita bahas beberapa gambaran abnormal dari sel darah merah
atau eritrosit yang bisa kita temukan pada saat pemeriksaan hapusan darah.

Akantosit

Akantosit (Spurr cell) adalah eritrosit yang pada dinding terdapat tonjolan–tonjolan
sitoplasma yang berbentuk duri (runcing), disebut tidak merata dengan jumlah 5 – 10 buah,
panjang dan besar tonjolan bervariasi, ditemukan pada:

– Abetalipoproteinemia herediter

– Pengaruh pengobatan heparin

– ‘Pyruvate kinase deficiency’

– Peny. Hati dengan anemia hemolitik

– Pasca splenektomi

b. sel sabit
Eritrosit berbentuk bulan sabit atau arit . Kadang-kadang bervariasi berupa lanset huruf “L”, “V”,
atau “S” dan kedua ujungnya lancip. Terjadi oleh karena gangguan oksigenasi sel. Ditemukan pada
penyakit-penyakit Hb-pati seperti Hb S dan lain-lain

Sferosit

Eritrosit tidak berbentuk bikonkaf tetapi bentuknya sferik dengan tebal 3 mikron atau lebih.
Diameter biasanya kurang dari 6.5 mikron dan kelihatan l;ebih hiperkromik daqn tidak
mempunyai sentral akromia. Ditemukan pada:

– Sferositosis herediter

– Luka bakar

– Anemia hemolitik
Howel Jolly Bodies

Merupakan sisa pecahan inti eritrosit , diameter pecahan rat-rata 1 mikron, berwarna ungu
kehitaman,biasanyatunggal.Ditemukanpada:
– Pascasplenektomi
– Anemiahemolitik
– Anemiamegaloblastik
– Kelainan metabolismehemoglobin
– Steatorrhoe
– Osteomyelodisplasia
– Talasemia

Skistosit

Merupakan suatu pecahan eritrosit dengan berbagai macam bentuk. Ukurannya lebih kecil
dari eritrosit normal. Bentuk fragmen dapat bermacam-macam seperti helmet cell,
triangular cell, dan sputnik cell. Ditemukan pada:

– Anemia hemolitik

– Purpura trombotik trombosistik


– Kelainan katup jantung

– Talasemia Major

– Penyakit keganasan

– Hipertensi maligna

– Uremia

Hipochrome
Gambaran sel darah merah yang hipokrom dapat ditemukan pada anemia kurang
besi (defisiensi fe), sickle cells anemia, thalassemia, atau anemia karena penyakit
kronis. Selain dari hapusan, dapat juga kita lihat dari hasil pemeriksaan darah MCH
< 26 pg dan MCHC < < 32%.
Makrositik
Gambaran makrositik berarti volume eritrosit lebih besar dari normal. Dapat
ditemukan pada penyakit anemia megaloblastik karena kurang vit.B12 atau asam
folat, anemia setelah perdarahan akut, atau anemia karena penyakit hati kronik. Dari
data pemeriksaan darah ditemukan MCV > 94 fl.

Diameter rata-rata > 8 mikron. MCV lebih dari normal dan MCH biasanya tidak berubah.
Ditemukan pada:

– Anemia megaloblastik

– Anemia aplastik/hipoplastik

– Hipotiroidisme

– Malnutrisi

– Anemia pernisiosa

– Leukimia

– Kehamilan
Target Cell
Gambaran ini dinamakan sel target karena bentukannya mirip dengan sasaran
tembak. Dapat ditemukan pada Thalassemia disertai gambaran aniso-poikilositosis,
polikromasi, hipokrom-mikrositik, dan bintik basofil

Bintik basofil
Poikilositosis
Seperti telah dibahas di atas, dua gambaran ini bisa ditemukan di thalassemia. Selain
itu, bintik basofil dapat ditemukan pada anemia sideroblastik dan keracunan timbal.
Sedangkan poikilositosis merupakan kondisi kelainan bentuk baik sebagian bentuk
dari eritrosit normal atau bentuk yang benar-benar berbeda. Kondisi ini bisa
ditemukan pada berbagai kelainan karena tidak spesifik, seperti pada thalassemia,
anemia karena defisiensi vitamin B12 atau asam folat, atau bisa juga pada coeliac
disease.

Gametosit
Ring Form
Kedua gambaran ini dapat ditemukan pada pasien malaria. Prosedur
pemeriksaannya dengan tetes tebal dan tetes tipis. Pada pemeriksaan ini dapat juga
ditemukan skizon dan eritrosit yang telah pecah karena hemolisis.

Agluitnasi
Sel Darah Normal
1. Eritrosit (Sel Darah Merah)

Eritrosit berasal dari kata Erythros yang berarti merah dan kytos yang berarti ruang sel.

Eritrosit merupakan bagian utama dari darah, selnya kompleks, membrannya terdiri dari lipid

dan protein. Pada dasarnya merupakan suatu kantung yang mengangkut O 2 dan CO2 (dalam

tingkat rendah ) di dalam darah. Jumlahnya pada pria dewasa sekitar 5 juta/cc dan pada

wanita dewasa sekitar 4,5 juta/cc. Sel darah merah tidak memiliki nucleus, organel, atau

ribosom, tetapi dipenuhi hemoglobin. Bentuknya bikonkaf, berdiameter sekitar 7,5 µm dan
tebal 2 µm. Namun dapat berubah bentuk sesuai diameter kapiler yang dilaluinya serta

berwarna merah disebabkan oleh hemoglobin(Hb). Hemoglobin merupakan protein yang

berperan paling besar dalam transport oksigen ke jaringan dan karbondioksida ke paru-paru.

Karena tidak mampu mengganti komponen-komponennya, sel darah merah memiliki usia

yang terbatas yaitu sekitar 120 hari. Setelah itu akan dihancurkan di hati. Fungsi utamanya

adalah sebagai pengangkut hemoglobin yang akan membawa oksigen dari paru-paru ke

jaringan.

Ciri-ciri eritrosit :

 Ukuran: 6 – 9 mm
 Bentuk: bulat
 Warna sitoplasma: merah jambu atau abu-abu
 Granularitas: tidak ada
 Distribusi dalam darah: > 90 % dari eritrosit normal dalam darah

Trombosit merupakan fragmen sel yang berasal dari megakariosit besar di sumsum tulang.
Trombosit berperan penting dalam hemostatis, penghentian pendarahan (pembekuan darah) dari
pembuluh yang cidera. Trombosit disebut juga sel darah pembeku, jumlahnya pada orang dewasa
kira-kira 200.000-500.000/cc. berbentuk bulat, bulat lonjong atau spindle maupun cakram. Di dalam
trombosit terdapat banyak sekali faktor pembekuan (hemostasis), diantaranya adalah faktor VIII
(antiheamophillic factor). Berfungsi untuk menyembuhkan daerah yang terinfeksi dan mengalami
peradangan serius. Umurnya sekitar 5-9 hari.

Ciri-ciri dari trombosit :

 Ukuran: 1 – 4 mm
 Bentuk: bulat atau oval, dengan pinggir tidak teratur
 Warna sitoplasma: biru
 Granularitas: granul ungu halus mengisi bagian tengah trombosit Pinggir tipis
tanpa granul pada bagian tepi sel

3. Limfosit

Limfosit adalah jenis sel darah putih, yang merupakan bagian penting dari sistem kekebalan
tubuh. Limfosit dapat mempertahankan tubuh terhadap infeksi karena mereka bisa
membedakan sel-sel tubuh sendiri dari sel-sel asing. Setelah mereka mengenali sel asing
dalam tubuh, mereka memproduksi bahan kimia untuk menghancurkan sel asing tersebut.

Ada dua jenis limfosit yang diproduksi di sumsum tulang sebelum kelahiran, yaitu limfosit B
dan limfosit T. Limfosit B, juga disebut sel B, ada di dalam sumsum tulang sampai mereka
dewasa. Setelah matang, mereka menyebar ke seluruh tubuh dan berkonsentrasi dalam limpa
dan kelenjar getah bening.

Limfosit T, atau sel T, meninggalkan sumsum tulang dan matang dalam timus, kelenjar yang
ditemukan di dada. Dan Hanya limfosit dewasa dapat melakukan respon imun.

Limfosit merupakan pusat dari sistem kekebalan yang berfungsi melindungi tubuh dari
infeksi virus, bakteri dan jamur serta melawan kanker. Selain itu, limfosit juga membantu
mengatur aktivitas sel lainnya.

Semua limfosit mampu memproduksi bahan kimia untuk melawan molekul asing. Setiap
molekul yang di deteksi oleh tubuh sebagai benda asing disebut antigen. setiap limfosit,
apakah B atau T, spesifik hanya untuk satu jenis antigen. Hanya ketika antigen yang sesuai
ditemui tidak sel menjadi dirangsang.

Ada dua jenis utama dari limfosit T dan masing-masing memainkan peran yang terpisah
dalam sistem kekebalan tubuh. Sel T pembunuh mencari sel tubuh yang terinfeksi oleh
antigen. Ketika pembunuh mengenali antigen yang melekat pada sel tubuh, itu menempel
pada permukaan sel sel T yang terinfeksi. Kemudian mengeluarkan bahan kimia beracun ke
dalam sel, membunuh kedua antigen dan sel yang terinfeksi

Sel T helper melepaskan bahan kimia, yang disebut sitokin , ketika diaktifkan oleh antigen.
Bahan kimia ini kemudian merangsang limfosit B untuk memulai respon kekebalan tubuh
mereka. Ketika sel B diaktifkan, menghasilkan protein yang melawan antigen, yang disebut
antibodi . Antibodi yang spesifik untuk satu antigen, sehingga ada banyak jenis sel B dalam
tubuh.

Pertama kali antigen ditemui, respon imun primer, bereaksi lambat. Setelah dirangsang oleh
sel T helper, sel B mulai meniru dan menjadi sel plasma atau sel memori. Sel plasma
menghasilkan antibodi untuk melawan antigen, tetapi antigen juga memiliki waktu untuk
berkembang biak. Pengaruh antigen pada sel-sel tubuh yang menyebabkan gejala penyakit.
Pada awalnya, antigen dapat berkembang biak selama berhari-hari atau bahkan berminggu-
minggu menjadi antibodi yang cukup untuk diproduksi untuk mengalahkan molekul asing.

Sel plasma terus berkembang biak dan menghasilkan antibodi selama infeksi, tapi tidak hidup
lama. Sel plasma mati dalam beberapa hari. Antibodi tetap berada dalam sistem untuk hidup
sedikit lebih lama, tetapi biasanya kerusakan dalam waktu seminggu. Sel-sel memori tetap
dalam tubuh lebih lama dari sel plasma dan antibodi, bisa bertahun-tahun. Mereka penting
untuk memberikan kekebalan.

Jika antigen menginfeksi tubuh lagi, sel-sel memori segera merespon. Mereka mulai
berkembang biak segera dan menjadi sel plasma. Hal ini menyebabkan antibodi praktis akan
diproduksi seketika. Dalam infeksi, respon kemudian sangat cepat bahwa gejala dapat
dicegah. Hal ini dikenal sebagai respon imun sekunder dan yang memberikan kekebalan
orang terhadap suatu penyakit

Limphosit ini hampir menyerupai monosit, hanya ukuran lebar sitoplasma limphosit lebih kecil
dibandingkan dengan monosit. Selain itu limphosit berinti satu dan berfungsi untuk kekebalan.
Limfosit membentuk 25% dari seluruh jumlah sel darah putih. Sel ini dibentuk di dalam kelenjar limfa
dan dalam sumsum tulang. Nilai normal limphosit dalam apusan darah tepi adalah 20-40%.

Ciri-ciri dari limfosit :

 Ukuran: 10 – 15 mm
 Bentuk: bulat, kadang-kadang oval
 Warna sitoplasma: biru
 Granularitas: tidak ada
 Bentuk inti: bulat atau agak oval
 Tipe kromatin: homogen, padat
 Rasio inti/sitoplasma: tinggi atau sangat tinggi
 Nukleolus: tidak terlihat, kadang-kadang hampir tidak terlihat , satu nukleolus
kecil
 Distribusi: darah: 25 – 40 % ; sumsum tulang: 5 – 20 %

4. Netrofil Stab

Neutrofil stab mempunyai inti yang melengkung seperti tapal kuda. Peningkatan neutrofil stab
berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil
lainnya, serta biasanya juga yang memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri; aktivitas
dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah. Nilai normal neutrofil
stab dalam apusan darah tepi adalah 2-6%.
 Ukuran sel: 14 – 20 mm
 Bentuk sel: oval atau bulat
 Warna sitoplasma: pink
 Granularitas: a few azurofilik and neutrofilik, different in number
 Bentuk inti: semicircular
 Tipe kromatin: condensed
 Ratio inti/sitoplasma: low or very low
 Nukleolus: not visible
 Keberadaan: darah: < 5% ; sumsum tulang: 5 – 20 %

5. Netrofil Segmen
Neutrofil segmen mempunyai inti yang berlobus, jumlah lobusnya mulai dari 3-5 lobus. jika lobus
kurang atau melebihi jumlah normal maka diindikasikan adanya kelainan. Neutrofil segmen berperan
dalam pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri dan proses peradangan, serta menjadi sel yang
pertama hadir ketika terjadi infeksi di suatu tempat. Nilai normal neutrofil segmen dalam apusan
darah tepi adalah 50-70%.
 Ukuran sel: 14 – 20 mm
 Bentuk sel: oval atau bulat
 Warna sitoplasma: pink
 Granularitas: a few azurofilik and neutrofilik, different in number granulation
 Bentuk inti: lobulated (normally less than 5 lobes)
 Tipe kromatin: condensed
 Ratio inti/sitoplasma: low or very low
 Nukleolus: not visible
 Keberadaan: darah: 40 – 75 % ; sumsum tulang: 5 – 20 %

6. Eosinofil

Bersifat fagosit dan cenderung berwarna merah. Sel eosinofil hanya sedikit dijumpai pada sel darah
putih. Sel ini menyerap pewarna yang bersifat asam (eosin) dan kelihatan merah. Mempunyai
sepasang inti yang berbentuk ginjal atau kacang merah. Peningkatan leukosit dalam darah
menunjukkan adanya reaksi alergi seperti asma, dan demam. Dapat pula sebagai indikasi infeksi
parasit dalam tubuh. Nilai normal eosinofil dalam apusan darah tepi adalah 1-2%.
 Ukuran sel: 15 – 25 mm
 Bentuk sel: oval atau bulat
 Warna sitoplasma: pale, covered by granules
 Granularitas: abundant eosinofilik (orange-red)
 Bentuk inti: lobulated, semicircular
 Tipe kromatin: condensed
 Ratio inti/sitoplasma: low or very low
 Nukleolus: not visible
 Keberadaan: darah: 2 – 4 %; sumsum tulang: < 2 %

7. Monosit
Monosit adalah jenis sel darah putih dan merupakan bagian dari sistem respon imun. Fungsi monosit
adalah melaksanakan proses fagositosis. Selama proses ini, molekul besar ditemukan dalam darah
yang tertelan dan kemudian dipecah. Dua tujuan utama fagositosis adalah untuk melindungi
organisme dari serangan patogen berbahaya, dan untuk menghilangkan sel mati, sekarat atau rusak
dari darah. Nilai normal monosit dalam apusan darah tepi adalah 2-8%.
 Ukuran: 15 – 25 mm
 Bentuk: bulat, oval atau tidak teratur
 Warna sitoplasma: abu-abu biru
 Granularitas: tidak ada atau sedikit granul azurofilik halus
 Bentuk inti: biasanya tidak teratur
 Tipe kromatin: kromatin kasar, berkelompok
 Rasio inti/sitoplasma: sedang atau rendah
 Nukleolus: tak terlihat
 Distribusi: Darah: 4 – 8 % ; sumsum tulang: < 2 %

8. Basofil

Basofil bersifat fagosit dan mempunyai granula kasar yang menutupi inti dan sitoplasmanya, yang
cenderung berwarna biru. Warna biru ini disebabkan karena sel basofil menyerap pewarna basa.
Keberadaan basofil yang meningkat dalam peredaran darah menunjukkan bahwa adnya reaksi
alergi. Nilai normal basofil dalam apusan darah tepi adalah 0-1%.
 Ukuran sel: 12 – 18 mm
 Bentuk sel: round or oval
 Warna sitoplasma: light-pink, mostly covered by granules and nucleus
 Granularitas: veri dark, basofilik, granules of various size. The amount varies
 Bentuk inti: oval shaped in not mature forms; lobular shaped in mature forms
 Tipe kromatin: condensed, pale
 Ratio inti/sitoplasma: low or very low
 Nukleolus: not visible
 Keberadaan: darah: < 1 % ; sumsum tulang: < 1 %

Anda mungkin juga menyukai