Anda di halaman 1dari 10

BAB II

KERANGKA EVALUASI

2.1 Kerangka Evaluasi


Kerangka evaluasi yang digunakan Puskesmas adalah pendekatan sistem yang
digambarkan dalam skema berikut:

UMPAN BALIK

DAMPAK KELUARAN PROSES MASUKAN

LINGKUNGAN

Gambar 2.1. Kerangka Evaluasi Puskesmas

2.2 Indikator Program KB


2.2.1 Keluaran (Output)
Variabel Indikator Target
Cakupan akseptor KB 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝐾𝐵 𝑏𝑎𝑟𝑢
𝑥100%
70 %
Baru 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑈𝑆 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒 𝑃𝑢𝑠𝑘𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠

Cakupan akseptor KB 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝐾𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓


𝑥100%
65 %
Aktif (Contraceptive 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑈𝑆 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒 𝑃𝑢𝑠𝑘𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠

Prevalence Rate)
Persentase Komplikasi KB 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 𝐾𝐵 <3,5 %
𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑘𝑠𝑒𝑝𝑡𝑜𝑟 𝐾𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓

Persentase Kegagalan KB 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 𝑘𝑒𝑔𝑎𝑔𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐾𝐵 <0,2 %


𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑘𝑠𝑒𝑝𝑡𝑜𝑟 𝐾𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓

Persentase Drop-out KB 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 𝑑𝑟𝑜𝑝 𝑜𝑢𝑡 0%


𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑘𝑠𝑒𝑝𝑡𝑜𝑟 𝐾𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓

Cakupan PUS “4T” ber- 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑈𝑆 “4𝑇” 𝑏𝑒𝑟 − 𝐾𝐵 100 %


𝑥100%
KB 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑈𝑆 “4𝑇” 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒 𝑃𝑢𝑠𝑘𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠

5
Cakupan KB pasca 𝑃𝑈𝑆 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 𝐾𝐵 𝑝𝑎𝑠𝑐𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑙𝑖𝑛𝑎𝑛 100 %
𝑥100%
persalinan 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑖𝑏𝑢 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑙𝑖𝑛

Cakupan PUS dengan 𝑃𝑈𝑆 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑘𝑟𝑜𝑛𝑖𝑠 𝑏𝑒𝑟 − 𝐾𝐵 100%


𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑈𝑆 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑘𝑟𝑜𝑛𝑖𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒 𝑃𝑢𝑠𝑘𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠
penyakit kronis ber-KB

Cakupan PUS miskin ber- 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑈𝑆 𝑚𝑖𝑠𝑘𝑖𝑛 𝑏𝑒𝑟 − 𝐾𝐵 100%


𝑥 100%
KB 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑈𝑆 𝑚𝑖𝑠𝑘𝑖𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒 𝑃𝑢𝑠𝑘𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠

2.2.2 Proses

Variabel Indikator

1. Perencanaan
Terdapat perencanaan pelayanan medis mengenai:
a. Rencana pendataan jumlah sasaran PUS
b. Deteksi dini masalah kesehatan yang dapat menjadi risiko
tinggi kehamilan dan persalinan
c. Deteksi dini masalah kesehatan reproduksi lainnya
Perencanaan Pelayanan
d. Deteksi dini komplikasi, efek samping, dan kegagalan
Medis
penggunaan alat kontrasepsi
e. Pemasangan / pemberian alat kontrasepsi
f. Rujukan masalah kesehatan tidak dapat ditangani
puskesmas
g. Pembinaan akseptor KB
Terdapat perencanaan penyuluhan yang dilakukan di
posyandu dan puskesmas secara berkelompok kepada wanita
Perencanaan Penyuluhan
usia subur, dilakukan oleh bidan atau petugas lapangan KB
(PLKB) dan kader pada saat diadakan kegiatan posyandu.
a. Struktur organisasi jelas dan tertulis
b. Pembagian tugas tenaga kesehatan jelas dan tertulis
2.Pengorganisasian
c. Seluruh kegiatan program KB dilaksanakan oleh bidan di
bawah pengawasan dokter puskesmas
a. Dilakukan penyuluhan KB tiap bulan
3. Pelaksanaan
b. Dilakukan pembinaan peserta KB pil

6
c. Dilakukan pembinaan peserta KB suntik 1 bulan dan 3
bulan
d. Dilakukan pelayanan medis
e. Dilakukan pemberian alat kontrasepsi
f. Dilakukan rujukan kasus tidak dapat ditangani di
Puskesmas
g. Dilakukan pembinaan peran serta masyarakat
h. Dilakukan kunjungan ke rumah PUS
a. Dilakukan pencatatan peserta KB pada status pasien
b. Dilakukan pencatatan peserta KB baru dan aktif secara
harian, bulanan, dan tahunan
4. Pencatatan dan
c. Dilakukan pencatatan dan pelaporan alat kontrasepsi dan
Pelaporan
bahan habis dipakai secara harian, bulanan, dan tahunan
d. Dilakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan yang
berkaitan dengan KB secara harian, bulanan, dan tahunan
Dilakukan pengawasan dari kepala Puskesmas, minimal 1x /
5. Pengawasan
bulan

2.2.3 Masukan (Input)

Variabel Indikator

1. Sumber Daya Manusia


Minimal tersedia 1 orang dokter umum dan 1 bidan:
a. Dokter umum :
bertugas sebagai pengawas dan penanggung jawab
kegiatan puskesmas, pelaksana kegiatan pelayanan
kesehatan umum di puskesmas.
b. Bidan :
bertugas melaksanakan pelayanan KB, pelayanan ibu
hamil, menyusui, dan nifas, membuat pelaporan bulanan,
imunisasi pada ibu hamil dan bayi, melakukan
penyuluhan, memiliki kemampuan sesuai dengan standar,
mendapat pelatihan dan bersertifikasi untuk pelayanan
KB.

7
c. Perawat :
bertugas untuk membantu bidan dan dokter dalam
melakukan pelayanan KB.
d. Petugas administrasi :
bertugas untuk melakukan pendataan seluruh pasien yang
datang ke Puskesmas Kelurahan Pejagalan dan melakukan
pencatatan laporan harian / bulanan puskesmas.
e. Apoteker :
Bertugas untuk memberikan obat sesuai resep kepada
pasien.
2. Sarana Prasarana
Sarana Medis Inventaris :
a. Ruang tindakan
b. Meja ginekologis, 1 buah
c. Implant kit, 1 set
d. IUD kit, 1 set
e. Tensimeter, 1 set
f. Stetoskop, 1 buah
g. Timbangan dewasa, 1 buah
h. Pengukur tinggi badan, 1 buah
Sarana medis
Sarana Medis Habis Pakai:
a. Pil KB
b. Hormon untuk KB suntik
c. Kondom
d. IUD
e. Implan
f. Alat suntik
g. Kapas dan cairan antiseptik
Sarana non-Medis Inventaris:
a. Poster tentang kesehatan reproduksi
Sarana non medis b. Poster tentang kesiapan untuk hamil dan melahirkan
c. Poster tentang risiko tinggi kehamilan
d. Poster tentang metode dan alat kontrasepsi

8
e. Poster tentang tindak lanjut dari metode kontrasepsi yang
dipilih
f. Poster tentang NKKBS
g. Panduan tentang pelayanan KB
h. Alat transportasi
i. Ruangan khusus/gedung
Sarana non-Medis Habis Pakai:
a. Alat administrasi
b. Kartu status KB
c. Kartu akseptor KB
d. Kertas resep
e. Kertas rujukan
3. Dana
Dana diperoleh dari APBN dan APBD. Pendanaan dikatakan
baik apabila dana diturunkan sesuai jadwal, digunakan untuk
Sumber Dana memenuhi kegiatan pelaksanaan program KB sesuai dengan
kriteria yang terdapat pada Dana Alokasi Khusus KB (DAK
KB).
4. Metode
a. Terdapat metode pemeriksaan status kesehatan peserta
KB
b. Terdapat metode deteksi masalah reproduksi lain
Metode medis
c. Terdapat metode deteksi dini komplikasi, efek samping,
dan kegagalan penggunaan alat kontrasepsi
d. Terdapat metode pemberian/pemasangan alat kontrasepsi
a. Terdapat metode rujukan masalah kesehatan untuk
mencegah adanya risiko tinggi kehamilan
b. Terdapat metode rujukan kasus yang berhubungan dengan
kesehatan reproduksi
Metode non medis
c. Terdapat metode rujukan kasus masalah kesehatan yang
tidak dapat ditangani
d. Terdapat metode penyuluhan tentang kesehatan
reproduksi

9
e. Terdapat metode penyuluhan tentang kesiapan untuk
hamil dan melahirkan
f. Terdapat metode penyuluhan tentang risiko tinggi
kehamilan
g. Terdapat metode pengenalan metode dan alat KB serta
keuntungan dan kerugiannya

2.2.4 Lingkungan

No. Variabel Indikator

Lingkungan Fisik
1. Lokasi Mudah dicapai dengan berjalan kaki maupun dengan
menggunakan kendaraan umum dan pribadi, terdapat
tanda/petunjuk di jalan menuju Puskesmas, jauh dari tempat
yang berbau, ramai/hiruk pikuk dan bebas banjir
2. Transportasi Mudah didapat, terdapat berbagai mode transportasi umum
dengan tarif yang terjangkau
3. Fasilitas Kerja sama dengan fasilitas kesehatan lain di sekitar Puskesmas
Kesehatan Lain terkoordinasi dengan baik
Lingkungan Non-Fisik
1. Pendidikan Dapat dikoordinasikan dengan baik pada semua masyarakat,
baik berpendidikan rendah maupun yang tinggi
2. Sosial Ekonomi Dapat dikoordinasikan dengan baik dengan warga sekitar, baik
yang berstatus sosio-ekonomi mampu sampai yang kurang
mampu
3. Agama Tidak menimbulkan masalah karena tidak bertentangan dengan
ajaran agama atau sesuai dengan kepercayaan masing-masing
4. Adat Istiadat Tidak menimbulkan masalah karena tidak bertentangan dengan
adat istiadat yang berlaku di masyarakat

10
2.2.5 Umpan Balik (Feed Back)

No. Variabel Indikator

1. Rapat Evaluasi Program KB Terlaksananya rapat kerja evaluasi membahas


kegiatan KB yang dilaksanakan di Puskesmas.
Indikator dikatakan baik jika rapat kerja dilakukan
sebanyak satu kali per tiga bulan secara rutin.
2. Rapat Kerja Membahas Terlaksananya rapat kerja evaluasi yang membahas
Laporan Masyarakat/Instansi laporan masyarakat/instansi lain dilakukan sesuai
keperluan

2.2.5 Dampak
No Variabel Indikator

1. Peserta KB dan CPR a. Peningkatan jumlah peserta KB aktif dan baru


b. Peningkatan angka cakupan akseptor KB aktif/
Contraceptive Prevalence Rate (CPR)
2. AKB, AKABA, AKI dan TFR a. Penurunan AKB, AKABA, dan AKI
b. Penurunan angka fertilitas total/ Total Fertility
Rate (TFR)

2.3 Kerangka Pikir


Alur pemikiran dalam evaluasi program KB di Puskesmas Kelurahan Pejagalan
adalah sebagai berikut:
1. Membaca pedoman mengenai Manejemen Pelayanan Keluarga Berencana (KB).
2. Mengumpulkan data primer mengenai cakupan peserta KB baru, cakupan
peserta KB aktif/CPR, persentase komplikasi, persentase kegagalan kontrasepsi,
cakupan PUS miskin ber-KB, cakupan PUS “4T” ber-KB, persentase drop out,
cakupan PUS dengan penyakit kronis ber-KB dan cakupan KB pasca persalinan
dalam periode Mei 2017 – April 2018 di Puskesmas Kelurahan Pejagalan. Data
primer didapatkan dari buku registrasi (BPU, BPG, KB dan ANC), rekam medis
(BPU dan BPG), kartu status pasien (KB dan ANC) dan buku kohort (KB dan
ANC).

11
3. Mencari data primer dan sekunder mengenai indikator proses, lingkungan,
umpan balik dan masukan program KB di Puskesmas Kelurahan Pejagalan
dalam periode Mei 2017 – April 2018. Data primer didapatkan melalui
pengamatan secara observasi dan wawancara.
4. Mencari data sekunder mengenai data umum yang meliputi data geografis yang
berhubungan dengan akses ke Puskesmas Kelurahan Pejagalan dan data
demografis yang meliputi kepadatan penduduk, jumlah penduduk Kelurahan
Pejagalan sebagai data penunjang evaluasi program. Data sekunder didapatkan
dari kantor Kelurahan Pejagalan.
5. Menganalisis indikator keluaran berdasarkan data primer dan data sekunder yang
didapatkan. Hasil analisis indikator keluaran lalu dibandingkan dengan target
tiap indikator. Jika terdapat indikator keluaran yang tidak mencapai target, maka
dilakukan analisis data untuk menemukan masalah pada indikator proses. Jika
terdapat masalah pada indikator proses, maka dilakukan analisis data untuk
menemukan masalah pada indikator lingkungan, umpan balik dan masukan.
6. Menggunakan sistem skoring untuk mengurutkan prioritas masalah.
7. Menyimpulkan penyebab masalah utama yang mengakibatkan tidak
terpenuhinya target indikator keluaran dari segi kinerja Puskesmas.
8. Memberikan saran yang mampu diterapkan oleh tenaga kesehatan Puskesmas
Kelurahan Pejagalan untuk memperbaiki kinerja program KB di Puskesmas
Kelurahan Pejagalan.

2.3 DefinisI Operasional


1. Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan yang istrinya berumur antara 15 – 49 tahun, dalam hal ini termasuk
pasangan yang istrinya berusia lebih dari 49 tahun, tetapi masih mendapatkan
menstruasi.
2. Cakupan Peserta KB Baru
PUS yang baru pertama kali menggunakan metode kontrasepsi termasuk mereka
yang pasca keguguran, sesudah melahirkan atau pasca istirahat minimal 3 bulan.
3. Cakupan Peserta KB Aktif/Contraceptive Prevalence Rate (CPR)
Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai alokon (alat dan/ obat
kontrasepsi) terus-menerus hingga saat ini untuk menjarangkan kehamilan atau
yang mengakhiri kesuburan.

12
4. Persentase Komplikasi
Peserta KB baru atau lama yang mengalami gangguan kesehatan mengarah pada
keadaaan patologis, sebagai akibat dari proses tindakan/ pemberian/pemasangan
alat kontrasepsi yang digunakan, seperti perdarahan, infeksi/abses, fluor albus
bersifat patologis, perforasi, translokasi, hematoma, tekanan darah meningkat,
perubahan Hb, ekspulsi.
5. Persentase Kegagalan Kontrasepsi
Kasus terjadinya kehamilan pada akseptor KB aktif yang pada saat tersebut
menggunakan metode kontrasepsi.
6. Cakupan PUS Miskin Ber-KB
PUS yang memenuhi kriteria sebagai keluarga miskin (gakin) menurut BPJS.
7. Cakupan PUS “4T” Ber-KB
PUS dimana istrinya memiliki salah satu kriteria “4T” yaitu:
1. berusia kurang dari 20 tahun,
2. berusia lebih dari 35 tahun,
3. telah memiliki anak hidup lebih dari 3 orang,
4. jarak kelahiran antara satu anak dengan anak lainnya kurang dari 2 tahun.
8. Persentase Drop Out KB
Peserta yang tidak melanjutkan penggunaan kontrasepsi (drop out) dalam
satu tahun kalender dibandingkan jumlah peserta aktif di wilayah kerja tertentu.
Kasus drop out tidak termasuk mereka yang ganti cara.
Definisi operasional drop out per metode:
 Pil
PUS yang menggunakan metode pil dikatakan drop out jika PUS
tersebut tidak dalam status aktif menggunakan pil sebagai metode
kontrasepsi sampai pada akhir periode evaluasi.
 Suntik 1 bulan
PUS yang menggunakan metode suntik 1 bulan dikatakan drop out jika
PUS tersebut tidak dalam status aktif menggunakan suntik 1 bulan
sebagai metode kontrasepsi sampai pada akhir periode evaluasi.
 Suntik 3 bulan
PUS yang menggunakan suntik 3 bulan dikatakan drop out jika PUS
tersebut tidak dalam status aktif menggunakan suntik 3 bulan sebagai
metode kontrasepsi sampai pada akhir periode evaluasi.
13
 Implan
PUS yang menggunakan implan dikatakan drop out jika PUS tersebut
tidak dalam status aktif menggunakan implan sebagai metode
kontrasepsi sampai pada akhir periode evaluasi.
 IUD (Intra Uterine Device)
PUS yang menggunakan IUD dikatakan drop out jika PUS tersebut
tidak dalam status aktif menggunakan IUD sebagai metode kontrasepsi
sampai pada akhir periode evaluasi.
 Kontrasepsi Mantap (MOP/MOW)
PUS yang menggunakan kontap dikatakan drop out jika PUS tersebut
tidak dalam status aktif menggunakan kontap sebagai metode
kontrasepsi sampai pada akhir periode evaluasi
9. Cakupan PUS dengan Penyakit Kronis Ber-KB
PUS yang istrinya menderita salah satu penyakit kronis berikut: kencing manis,
jantung, asma berat, malaria, TBC, anemia, KEK (kurang energi kronik)/ LILA
<23,5 cm, atau infeksi menular seksual/infeksi saluran reproduksi/HIV-
AIDS/Hepatitis B.
10. Cakupan KB Pasca Persalinan
PUS yang mulai menggunakan alat kontrasepsi langsung sesudah melahirkan
(sampai dengan 42 hari sesudah melahirkan).

14

Anda mungkin juga menyukai