Anda di halaman 1dari 9

2017 PANDUAN

PENGGUNAAN
QGIS BAGI
PEMERIKSA
Chapter 1

Abu Tashim
AKN IV.B.2 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Segala puja dan puji hanya kepada Allah Azza wa Jalla, Tuhan yang Maha Perkasa dan Maha Agung.
Hanya Allah, Tuhan yang berhak disembah dengan benar sesuai dengan syariat yang disampaikan
oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

In syaa Allah, penyusun telah merangkai panduan ini dari berbagai sumber untuk membantu para
pembaca, khususnya pemeriksa di lingkungan BPK-RI, guna memanfaatkan aplikasi Quantum GIS
(QGIS) dalam menunjang tugas-tugas pemeriksaan.
Pada chapter 1 ini, pembahasan hanya difokuskan pada cara memasukkan shapefile ke QGIS, baik
yang diperoleh secara manual maupun diambil dari website entitas lain.

A. Persiapan Data
Sebagai standarisasi penggunaan QGIS, setiap kali memulai suatu project, kita sebaiknya
memastikan bekerja pada sistem koordinat WGS 84 (kecuali dibutuhkan lain). Adapun langkah
persiapan yang perlu dilakukan dalam penggunaan QGIS adalah:

Pilih menu Project → Project Properties atau dengan


shortcut Ctrl + Shift + P
Pilihan ini akan memunculkan windows Project Properties
dimana kita dapat mengubah pilihan sistem referensi peta
menjadi WGS 84 (EPSG:4326).

Setiap proyek QGIS memiliki sebuah CRS (coordinate


reference system) dan setiap layer data memiliki CRS juga.
Sering kali memiliki CRS yang sama. Proyek Anda mungkin
dalam WGS84, dan layernya juga. Tetapi kadang Anda akan
menambah layer tersebut tidak pada CRS yang sama dengan
proyek ini, dan Anda butuh QGIS untuk mengubahnya sehingga dapat ditampilkan bersama
dengan data lainnya. Istilah yang kita gunakan untuk hal ini adalah proyeksi ulang ‘on the fly’.

Pilih menu CRS→ beri tanda (x) pada Enable ‘on the fly’ CRS Transformation
(OTF) → pilih WGS 84

1
B. Shapefile
ESRI Shapefile atau lebih dikenal dengan nama Shapefile, mungkin saat ini merupakan format
data geospasial dalam bentuk vektor yang paling populer di kalangan orang-orang yang
khususnya berkecimpung di dunia penginderaan jauh dan sistem informasi geografis. Format data
yang dikembangkan oleh perusahaan ESRI ini, merupakan format data non topologi yang
sederhana dengan fungsi untuk menyimpan data lokasi geometrik dan atribut informasi dari
sebuah data geografis. Data geografis pada format data ini direpresentasikan oleh titik (points),
garis (lines), atau area (polygon). Format data ini sendiri mulai dikenalkan pada awal tahun 1990-
an pada software ArcView GIS versi 2, dimana pada saat sekarang ini format data shapefile sudah
dapat dibaca dan diedit pada berbagai software–software geospasial baik yang berbayar maupun
yang gratis.

Data-data yang seringkali dibutuhkan dalam rangka pemeriksaan berupa peta kawasan hutan,
peta areal konsesi, peta DAS, peta RHL, dan lain-lain. Peta atau data tersebut dalam bentuk
shapefile. Sebelum mulai mengolah data shapefile yang diterima, kita harus memastikan data
tersebut lengkap. Ada 3 file yang harus ada berupa:
 *.shp, yaitu file ini mengandung fitur geometri
 *.dbf, yaitu file ini mengandung informasi atribut dari masing-masing fitur
 *.shx, yaitu file ini mengandung index dari shapefile
Selain ketiga file tersebut, kadangkala terdapat juga file *.prj yang mengandung informasi sistem
proyeksi yang digunakan oleh shapefile, jika file ini tidak tersedia kita dapat menambahkan file
tersebut ke shapefile yang akan dianalisa.
Tambahkan shapefile yang akan dianalisa dengan cara pilih menu Layer → Tambah Layer
Vektor (Add Vector Layer) atau dengan shortcut Ctrl + Shift + V

Setelah windows “Menambahkan layer vektor” (Add vector layer) terbuka, kita dapat memilih file
*.shp yang akan ditampilkan. Kemudian isi dan pilih menu, yaitu:

2
 Jenis Sumber (Source type) = Arsip (File)

 Pengkodean (Encoding) = System


 Sumber (Source) = arahkan ke folder tempat
menyimpan file dengan menekan tombol
Navigasi (Browse) pastikan file yang dipilih
adalah file dengan extensi *.shp.

Pada contoh, kita gunakan file


Muara_PTFI.shp.
Kita dapat menambahkan
informasi proyeksi dengan meng-
klik kanan tombol mouse pada
layer yang diinginkan dan memilih
menu Simpan Sebagai
(Save As) atau dengan
shortcut Ctrl + Shift + S.

Setelah muncul window “Simpan layer vektor sebagai...” (Save vector layer as...) muncul, kita
dapat menyimpan layer tersebut
dengan cara, yaitu:

 Menu Format dipilih ESRI


Shapefile
 Menu File name diisi dengan
nama dan lokasi
penyimpanan sesuai
keinginan. Pada contoh ini,
layer kita simpan dengan
nama Muara_PTFI_Baru.shp
 Menu CRS dipilih Selected
CRS (EPSG:4326, WGS 84)
 Untuk informasi lainnya
biarkan dalam kondisi asal.

3
Maka dalam Layers Panel akan muncul layer baru bernama “Muara_PTFI_Baru”. Kemudian simpan
project tersebut dengan nama “Latihan.qgs”.

C. Shapefile dari data KLHK


Saat ini, untuk memperoleh data-data yang berhubungan dengan masalah kehutanan sudah lebih
mudah. Salah satu cara yang dapat kita gunakan berupa menghubungkan QGIS ke alamat resmi
milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan alamat http://geoportal.menlhk.go.id.
Cara ini dapat dengan berjalan lancar bila didukung dengan koneksi internet yang kuat. Adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Menambahkan plugins
Plugins dalam QGIS adalah fitur-fitur yang ditulis oleh developer QGIS dan pemakai
independen yang ingin menambah fungsi inti dari software QGIS, sehingga kemampuan olah
data dan analisa QGIS menjadi lebih baik dan beragam. Plugins yang digunakan untuk dapat
terkoneksi dengan situs resmi KLHK adalah ArcGIS REST API Connector. Ini adalah plugins
yang harus ditambahkan (instal) sendiri ke dalam QGIS, karena tidak terdapat dalam paket
instalasi QGIS.

Plugins ArcGIS REST API Connector dapat didapatkan dengan cara mendownload di situr
https://plugins.qgis.org/plugins/connector/. Setelah mendapatkan plugins tersebut, kemudian
kita extract, lalu copy ke folder C:\Program Files\QGIS
2.18\apps\qgis\python\plugins\.
Selanjutnya kita buka QGIS untuk mengecek apakah plugin anda sudah masuk list-name
plugin atau belum, dengan cara klik menu Project → Manage Plugin, lihat list-name
QGIS Plugin Manager.

4
Untuk mengaktifkan plugin, caranya beri tanda silang pada kotak di samping kiri nama
plugin. Icon tool plugin anda akan muncul. Tutup plugin list-name windows, dan klik icon
tersebut untuk memastikan bahwa plugin yang anda install dapat dijalankan dan
digunakan.

2. Menambahkan shapefile dari KLHK


Untuk memulai mengambil data shapefile, pastikan koneksi internet baik dan lancar. Adapun
tahapannya sebagai berikut:

a. Buka internet browser kemudian masukkan alamat situs resmi KLHK berikut ini:

http://geoportal.menlhk.go.id/arcgis/rest/services
Setelah masuk, lalu pilih Folder KLHK, maka akan muncul daftar bermacam-macam
areal kawasan hutan maupun areal kawasan lainnya.

5
Dalam contoh, kita pilih peta kawasan hutan. Silakan pilih kawasan hutan. Atau bisa dengan
cara memasukkan alamat:
http://geoportal.menlhk.go.id/arcgis/rest/services/KLHK/Kawasan_Hutan/MapServer

Sampai dengan tahap ini, silakan copy alamat situs tersebut dan perhatikan angka di
belakang Layers “Kawasan Hutan”. Dalam gambar terlihat angka “0”. Alamat situs tersebut
dan angka “0” akan berguna nanti.

b. Buka QGIS dan project sebelumnya, “Latihan.qgs”

Pilih menu Vektor → arcgiscon → arcgiscon. Setelah muncul window ArcGIS REST
API Connector, kemudian paste-kan alamat situs tadi (http://geoportal....MapServer) ke kolom
“Layer URL” dan ditambahkan karakter “/0”, sehingga menjadi
http://geoportal....MapServer/0. Karekter “/0” disesuaikan dengan angka di belakang nama
Layers.

Kolom “Layer Name” akan terisi secara otomatis ketika koneksi internet ke geoportal telah
berhasil. Sedangkan kolom “Filter” biarkan kosong.

Pada bagian kiri bawah terdapat check box yang bertuliskan “Only requests features
overlapping the current view extent”. Bila tidak diberi tanda silang (x) maka file shapefile yang
diunduh adalah semua shapefile. Sedangkan bila diberi tanda silang maka hanya shapefile
yang berada di sekitar area yang terlihat sedang aktif di layer QGIS. Lalu klik Connect, maka
proses pengunduhan akan berjalan.

6
Sebelum proses pengunduhan selesai akan muncul window Coordinate Reference System
Selector. Melalui window ini kita pilih sistem referensi koordinat sesuai sumbernya. Untuk
mengetahui hal tersebut, maka cari kata “Spatial Reference” di halaman situs tersebut. Pada
layer Kawasan Hutan, Spatial Reference tertulis 102100 (3857). Angka 3857 merupakan
Authority ID untuk sistem referensi koordinat WGS 84/Pseudo Mercartor EPSG:3857. Maka
selanjutnya, pada window Coordinate Reference System Selector kita pilih WGS 84/Pseudo
Mercartor EPSG:3857.

Hasilnya seperti di bawah ini:

7
D. Sumber:
1. I Gede Wiprada Pasupati dan Dony Hernawan, Panduan Penggunaan QGIS Dalam
Pemeriksaan
2. https://citrasatelit.wordpress.com/2014/04/16/mengenal-shapefile/
3. http://komunitasgis.com/?p=246
4. http://docs.inasafe.org/id/training/old-training/beginner/qgis-inasafe/205-map-projection-
basics.html
5. http://www.qgistutorials.com/id/docs/georeferencing_basics.html

© Copyright

Hanya dengan izin dari Allah Azza wa Jalla, penyusun dapat menyelesaikan panduan ini. Alhamdulillah.
Panduan ini dapat diperoleh secara gratis bukan untuk tujuan komersial.

Pembaca dapat mengubah, menambah dan mengembangkan isi panduan ini tanpa sepengetahuan
penyusun. Bila ada pertanyaan atau hal-hal yang perlu didiskusikan, pembaca dapat menghubungi
penyusun melalui email pemeriksa.bpkri@gmail.com. Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai