Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

HUBUNGAN AGAMA DENGAN NILAI MORAL DAN ETIKA KEBIDANAN

Dosen pengampu : Moh. Suparno,S.Ag

Disusun Oleh : 1. Diah ayu Sulastri

2. Febyola Shiskhi Amanda

3. Ira Alfiyani

4. Krisna Angelia Rahman

5. Tiara Madu Aprilia

AKADEMIK KEBIDANAN BAKTI UTAMA PATI

TAHUN AKADEMIK 2017/2018

SEMESTER 2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga Penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
tetap tercurahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Berikut ini, kami mempersembahkan sebuah makalah yang berjudul “Hubungan Agama
dengan Nilai Moral dan Etika Kebidanan ”. Dasar penulisan dilakukan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Studi Pendidikan Agama pada semester

Dalam penyelesaian makalah ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen yang
telah membantu. Ucapan terima kasih kami tujukan kepada Bapak Moh. Suparno, S.Ag

Akhirnya, Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran untuk membangun demi kesempurnaan makalah ini, semoga
makalah ini bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua serta memperoleh ridho dari Allah SWT. Amin

Pati, Maret 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ....................................................................................................... 1


2. Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
3. Tujuan .................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

1. Pandangan Agama di Indonesia Terhadap ............................................................. 3


a. Aborsi ......................................................................................................... 3
b. Transplantasi ............................................................................................... 4
c. Bayi Tabung ............................................................................................... 5
d. Bedah Plastik ............................................................................................. 7
e. Keluarga Berencana ( IUD ) ....................................................................... 8
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ajaran syariat islam mengajarkan kita untuk tidak boleh berputus asa dan
menganjurkan untuk senantiasa berikhtiar (berusaha) dalam menggapai karunia Allah
SWT. Demikian halnya di antara panca maslahat yang diayomi oleh maqashid asy-
syari’ah (tujuan filosofis agama islam) adalah hifdz an-nasl (memelihara fungsi dan
kesucian reproduksi) bagi kelangsungan dan kesinambungan generasi umat manusia.
Teknologi bayi tabung dan inseminasi buatan merupakan hasil terapan sains modern
yang pada prinsipnya bersifat netral sebagai bentuk kemajuan ilmu kedokteran dan
biologi. Sehingga meskipun memiliki daya guna tinggi, namun juga sangat rentan
terhadap penyalahgunaan dan kesalahan etika bila dilakukan oleh orang yang tidak
beragama, beriman dan beretika, sehingga sangat potensial berdampak negatif dan
fatal. Oleh karena itu kaedah dan ketentuan syari’ah merupakan pemandu etika dalam
penggunaan teknologi ini, sebab penggunaan dan penerapan teknologi belum tentu
sesuai menurut agama, etika dan hukum yang berlaku di masyarakat.
Tak sampai disitu saja, perkembangan ini juga memiliki pengaruh yang sangat besar
terhadap pola pikir dan pilihan yang diambil oleh mereka, bentuk dan perkembangan
moral dan etika yang terjadi di masyarakat bermacam-macam dan salah satunya
adalah bedah plastik .
Membahas persoalan aborsi sudah bukan merupakan rahasia umum dan hal
yang tabu untuk dibicarakan. Hal ini dikarenakan aborsi yang terjadi dewasa ini sudah
menjadi hal yang aktual dan peristiwanya dapat terjadi dimana-mana dan bisa saja
dilakukan oleh berbagai kalangan, apakah hal itu dilakukan oleh remaja yang terlibat
pergaulan bebas ataupun para orang dewasa yang tidak mau dibebani tanggung jawab
dan tidak menginginkan kelahiran sang bayi ke dunia ini. Data WHO (World Health
Organization) menyebutkan bahwa 15-50% kematian ibu disebabkan oleh
pengguguran kandungan yang tidak aman. Dari 20 juta pengguguran kandungan tidak
aman yang dilakukan tiap tahun, ditemukan 70.000 perempuan meninggal dunia.
Dengan kata lain, 1 dari 8 ibu meninggal dunia akibat aborsi yang tidak aman.

B. Rumusan masalah
1. Apakah pengertian dari Aborsi,Transplansi,Bayi Tabung ,Bedah plastic dan
Keluarga Berencana IUD?
2. Bagaimanakah pandangan berbagai agama terhadap berbagai tindakan medis
tersebut?

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari berbagai tindakan medis yang
berkembang sekarang ini seperti : Aborsi, Transplantasi, ,Bayi Tabung ,Bedah plastic
dan Keluarga Berencana IUD.
2.Agar mahasiswa mengetahui pandangan berbagai agama terhadap beberapa
tindakan medis.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Aborsi

1. Pengertian

Aborsi dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah “abortus”. Menurut Fact About
Abortion, Info Kit on Women’s Health oleh Institute for Social, Studies and Action, Maret
1991, dalam istilah kesehatan aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan setelah
tertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum usia janin (fetus)
mencapai 20 minggu. Aborsi atau gugur kandungan dapat dilakukan secara sengaja maupun
tidak sengaja. Alasan Wanita Melakukan Aborsi :

1. Pemerkosaan.

2. Incest.

3. Alasan medis.

4. Alasan ekonomi.

5. Alasan sosial

2. Pandangan Agama terhadap Aborsi

1. Islam

Tidak ada satupun ayat didalam Al-Quran yang menyatakan bahwa aborsi boleh dilakukan
oleh umat Islam. Sebaliknya, banyak sekali ayat-ayat yang menyatakan bahwa janin dalam
kandungan sangat mulia. Dan banyak ayat-ayat yang menyatakan bahwa hukuman bagi
orang-orang yang membunuh sesama manusia adalah sangat mengerikan.

Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang. Menyelamatkan satu
nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua orang.setiap tingkah laku kita terhadap
nyawa orang lain, memiliki dampak yang sangat besar. Firman Allah: “Barang siapa yang
membunuh seorang manusia, bukan karena sebab-sebab yang mewajibkan hukum qishash,
atau bukan karena kerusuhan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia
seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka
seolah-olah dia telah memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya.” (QS 5:32)

Tidak ada kehamilan yang merupakan “kecelakaan” atau kebetulan. Setiap janin yang
terbentuk adalah merupakan rencana Allah. Semua ini tidak terjadi secara kebetulan. Al-
Quran mencatat firman Allah: “Selanjutnya Kami dudukan janin itu dalam rahim menurut
kehendak Kami selama umur kandungan. Kemudian kami keluarkan kamu dari rahim ibumu
sebagai bayi.” (QS 22:5) Dalam ayat ini malah ditekankan akan pentingnya janin dibiarkan
hidup “selama umur kandungan”.
2. Kristen Protestan & Kristen Katolik

Hukuman bagi para pelaku aborsi sangat keras. Apabila ada orang berkelahi dan seorang dari
mereka tertumbuk kepada seorang perempuan yang sedang mengandung, sehingga keguguran
kandungan, tetapi tidak mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka pastilah ia didenda
sebanyak yang dikenakan oleh suami perempuan itu kepadanya, dan ia harus membayarnya
menurut putusan hakim. Tetapi jika perempuan itu mendapat kecelakaan yang membawa
maut, maka engkau harus memberikan nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi,
tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, lecur ganti lecur, luka ganti luka, bengkak ganti
bengkak. Kej 19:36-38 .

3. Budha

Dalam pandangan agama budha aborsi adalah suatu tindakan pengguguran kandungan atau
membunuh mahluk hidup yang sudah ada dalam Rahim seorang ibu.Dari sudut pandang
Budhis aborsi bisa di toleransi dan dipertimbangkan untuk dilakukan.

Aborsi bisa dilakukan dengan alasan yang kuat ,misalnya janin dalam kandungan dalam
kondisi abnormal yang membahayakan kesehatan ibu dan mengancam keselamatan ibu dan
bayi dalam kandunganya.Aborsi dalam agama budha merupakan suatu pembunuhan yang
tidak di perbolehkan dan menimbulkan karma buruk.Tetapi agama budha tidak melarang
secara mutlak orang yang melakukan aborsi dengan suatu alasan yang kuat.

4. Hindu

Aborsi dalam Theology Hinduisme tergolong dalam perbuatan Himsa karma”yang sejajar
dengan membunuh,menyakiti dan menyiksa.Membunuh dalam pengertian yang lebih dalam
sebagai menghilangkan nyawa janin yang tidak berdosa.

Kitab-kitab suci hindu tentang larangan Aborsi antara lain Rgveda 1.114,7 menyatakan “Ma
no mahantam uta ma no abrakham”,artinya janganlah mengganggu ataupun mencelakkan
bayi.

B. Transplansi

1. Pengertian

Transplansi organ adalah pemindahan seluruh atau sebagian organ dari satu ketubuh ke satu
tubuh yang lain,atau dari suatu tempat ke tempat lain pada tubuh yang sama.Transplansi
ditunjukan untuk menggantikan organ yang rusak atau tak berfungsi pada penerima dengan
organ lain yang masih berfungsi dari donor.Donor organ dapat berdasarkan orang yang masih
hidup ataupun sudah meninggal dunia.
2. Pandangan berbagai agama terhadap Transplansi

a. Islam

Dalam Perspektif global,khusus di Negeri muslim,memperbolehkan melakukan


transplansi organ sesuai dengan ketentuan dan kondisi darurat dan tidak untuk diperjual
belikan.Pada umumnya syarat diperbolehkanya transplansi organ terdiri atas:

1. Jika seorang pendonor telah meninggal maka,harus dengan persetujuanorang tua mayit
atau walinya dan juga sesuai wasiat almarhum/almarhumah.

2. Hanya boleh dilakukan dalam kondisi yang yang benar-benar memerlukan atau
darurat(mendesak)

3.Tidak menginginkan imbalan berupa materi,harta karena islam melarang menjualbelikan


organ tubuh.

b. Kristen Katolik

Dalam ajaran katolik menganjurkan organ tubuh sekalipun jantung mereka untuk di
donorkan,asalkan ketika menjadi pendonor keadaan pendonor sudah benar-benar mati
artinya bukan mati secara medis(koma).

Sesuai oleh ajaran Gereja Katolik umat katolik yang ingin mendonorkan organ tubuhnya
harus menunggu ketika ia sudah wafat dan benar-benar ingin menyumbangkan organ
tubuhnya untuk orang lain.

c. Kristen Protestan

Di Alkitab tidak dituliskan mengenai mendonorkan organ tubuh,selama niatnya tulus dan
tujuannya kebaikan itu boleh-boleh saja terutama untuk membantu kelangsungan hidup suatu
nyawa (nyawa orang yang membutuhkan donor organ) bukan karena mendonorkan untuk
suatu imbalan berupa materi,uang untuk si pendonor organ.Dianjurkan apabila si pendonor
wafat daripada saat pendonor belum mati karena saat masih hidup organ tubuh sangatlah
penting.

d. Hindu

Transplantasi organ tubuh dapat dibenarkan,dengan alasan ,bahwa pengorbanan(yajna)


kepada orang yang menderita,agar ia bebas dari penderitaan dan dapat menikmati kesehatan
dan kebahagiaan,jauh lebih penting utama,mulia,dan luhur dari keutuhan organ tubuh
manusia yang telah wafat.Tetapi sekali lagi,perbuataan ini harus dilakukan diatas prinsip
yajna yaitu pengorbanan tulus ikhlas,tanpa pamrih dan bukan dilakukan untuk maksud
mendapatkan keuntungan material.

Kepentingan kemanusiaan ajaran agama hindu tidak melarang bahkan menganjurkan


umatnya untuk melaksanakan transplantasi organ tubuh dengan dasar yajna(pengorbanan
tulus ikhlas tanpa pamrih)dan untuk kesejahteraan umat manusia.
e.Budha

Dalam pengertian budhis,seseorang terlahir kembali dengan badan yang baru,oleh karena itun
patilah organ tubuh yang telah di donorkanpada kehidupan yang lampau tidak lagi
berhubungan dengan tubuh yang sekarang.Artinya yaitu seseorang yang telah mendonorkan
anggota tubuh tertentu tetap akan terlahir kembali dengan organ tubuh yang lengkap dan
normal.

Dalam ajaran budha seseorang pendonor adalah salah satu bentuk kamma baik,ketika
seseorang yang meninggal dunia mendonorkan kedua kornea matanya maka dipercaya dalam
kelahiran berikutnya(Akhirat),maka seseorang itu akan mempunyai mata yang lebih sehat
dan indah dari pada mata yang ia miliki dalam kehidupan sekarang.

C.Bayi Tabung

Pandangan Agama Terhadap Bayi Tabung


a. Pandangan Agama Islam
Bayi tabung atau pembuahan in vitro adalah sebuah teknik pembuahan yang sel telur (ovum)
dibuahi di luar tubuh wanita. Ini merupakan salah satu metode untuk mengatasi masalah
kesuburan ketika metode lainnya tidak berhasil. Proses bayi tabung adalah proses dimana sel
telur wanita dan sel sperma pria diambil untuk menjalani proses pembuahan. Proses
pembuahan sperma dengan ovum dipertemukan di luar kandungan pada satu tabung yang
dirancang secara khusus. Setelah terjadi pembuahan lalu menjadi zygot kemudian
dimasukkan ke dalam rahim sampai dilahirkan.
1. Pendapat ulama
a. Ulama Malikiyah, Syafi’iyah, Zaidiyah, mengharamkan secara multak berdasarkan
Al-Qur’an surat Al- Mu’minun ayat 5-7, dimana Allah telah memerintahkan manusia
untuk menjaga kehormatan kelamin dalam setiap keadaan, kecuali terhadap istri dan
budak.
b. Ulama Hanabilah mengharamkan onani, kecuali khawatir berbuat zina atau
terganggu kesehatannya, sedang ia tidak punya istri atau tidak mampu kawin. Yusuf
Qardawi juga sependapat dengan ulama Hanabilah.
c. Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa istimna’ pada prinsipnya diharamkan, namun
istimna’ diperbolehkan dalam keadaan tertentubahkan wajib, jika dikhawatirkan jatuh
kepada perbuatan zina.

b. Pandangan Agama Kristen Katolik


Gereja katolik tidak mengijinkan bayi tabung. Sebab bayi tabung merupakan
teknologi fertilisasi atau Konsepsi yang dilakukan oleh para ahli. Jika manusia
mengolah bayi tabung, artinya manusia itu sudah melampaui kewajaran atau melebihi
kuasa Allah Bapa yang sudah menciptakan manusia. Fertilisasi in vitro
menghapuskan tindakan kasih perkawinan sebagai sarana terjadinya kehamilan, dan
bukannya membantu tindakan kasih suami isteri itu mencapai tujuannya yang alami.
Kehidupan baru tidak dibuahkan melalui suatu tindakan kasih antara suami dan isteri,
melainkan melalui suatu prosedur laboratorium yang dilakukan oleh para dokter atau
ahli medis. Suami dan isteri hanya sekedar sebagai sumber “bahan baku” telur dan
sperma, yang kemudian dimanipulasi oleh seorang ahli sehingga menyebabkan
sperma membuahi telur.

c. Pandangan Agama Kristen Protestan


Menurut pandangan agama Kristen protestan, program bayi tabung diizinkan untuk
dilaksanakan. Asalkan, dalam konteks yang melaksanakannya adalah pasangan suami
isteri yang sudah diberkati atau dinikahi. Program ini dilaksanakan karena banyak
orang yang masih mendambakan anak yang lahir dari rahimnya sendiri. Tuhan
berfirman "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu
berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu
membangun. (l korintus 10:23). Program bayi tabung merupakan hasil pemikiran
manusia. TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan
menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya,- demikian manusia itu menjadi
makhluk yang hidup (Kejadian 2:7). Bayi tabung boleh dilakukan asalkan dilakukan
oleh pasangan suami isteri yang sah dan tidak melibatkan orang lain. Maksudnya
tidak menyewa rahim atau mengambil sel telur milik wanita lain selain isterinya. Dan
tidak mengambil atau menggunakan sperma laki-laki lain selain suaminya.

d. Pandangan Agama Hindu


Embrio adalah mahluk hidup. Sejak bersatunya sel telur dan sperma, ruh Brahman
sudah ada didalamnya, tanda-tanda kehidupan ini jelas terlihat. Karena itu, embrio
yang dihasilkan baik secara alarm" (hamil karena hubungan seks/tanpa menggunakan
teknologi fertilisasi), dan kehamilan non alami (hamil karena menggunakan teknologi
fertilisasi; Bayi tabung) merupakan suatu hasil ciptaan Ranying Hatalla dan hasil
ciptaan manusia. Menurut agama Hindu program bayi tabung tidak disetujui karena
sudah melanggar ketentuan. Diartikan melanggar ketentuan karena sudah melanggar
kewajaran Tuhan (Ranying Hatalla) untuk menciptakan manusia.
Bayi Tabung:
1. Bayi tabung dapat diterima atas persetujuan suami-isteri.
Bayi tabung dilakukan oleh pasangan suami isteri yang siap dan mengingini
seorang anak. tidak ada satupun yang bisa meiarang termasuk hukum. Karena hak ini
terdapat dalam UUD bab XA Pasal 28B ayat l yaitu setiap orang berhak membentuk
keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah.
2. Insemi atau pembuahan secara suntik bagi umat hindu dipandang tidak sesuai
dengan tata kehidupan agama hindu, karena tidak melalui ciptaan Tuhan. Walaupun
bayi tabung bisa dilakukan oleh pasangan suami isteri yang siap dan mengingini anak,
Agama hindu kaharingan tidak mengizinkan atau memperbolehkan teknologi
fertilisasi ini. Karena perbuatan ini sudah melanggar hak cipta yang yang dilakukan
oleh Ranying Hatalla. Seperti yang diakui oleh umat hindu bahwa Ranying Hatala
Katamparan yaitu Ranyaing Hatala yang telah menciptakan manusia. Pada mulanya
ranying Menciptakan nenek moyang (disebut Raja Bunu) di Pantai danum Sangiang,
sebelum diturunkan ke Pantai Danum Kalunen Ranying Hatalla terlebih dahulu
membekali Raja Bunu dengan segala aturan, tata cara, bahkan pengalaman langsung
untuk menuju ke kehidupan sempurna yang abadi.

e. Pandangan Agama Budha


Ketika banyak agama merasa terancam dengan pemikiran modern dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, Agama Buddha justru sebaliknya mendapatkan
tempat untuk berjalan beriringan. Ketika banyak agama menolak teori evolusi,
perkembangan bioteknologi, maupun teori tanpa batas tepi (teori kosmologi mengenai
ketiadaan awal maupun akhir dari alam semesta oleh Stephen Hawking), agama
Buddha sebaliknya tidak langsung menolak hal-hal tersebut. Bagi ajaran Buddha,
perkembangan tekonologi bagaikan pisau yang di satu sisi dapat dimanfaatkan untuk
memotong di dapur, namun di sisi lain dapat dipakai untuk menusuk orang lain. Jadi,
alih-alih ajaran Buddha menolak pisau tersebut, melainkan alasan penggunaan pisau
tersebut yang ditolak oleh Beliau ketika dipakai untuk melukai.

D. Bedah Plastik
a. Pengertian
Bedah plastik berarti membentuk. Bedah plastik merupakan bagian dari ilmu
kedokteran bedah. Tujuan dari bedah plastik dilaksanakan untuk tujuan perbaikan
kecacatan fisik dan fungsi organ tubuh, dan untuk tujuan penyempurnaan bentuk
anggota tubuh yang secara fisik normal dan sehat menjadi lebih indah. Salah satu
contoh jelas kasus kecacatan fisik yang layak mendapat bantuan penanganan bedah
plastik, antara lain : kasus-kasus korban luka bakar dan luka trauma panas, anak-anak
bibir sumbing, kelainan bentuk dan jumlah jari-jemari.Tapi Kenyataanya sekarang
Bedah Plastic semata-mata digunakan wanita maupun laki-laki untuk mempercantik
diri dan membuat tubuh yang ideal .

b. Pandangan Agama Bedah Plastik


1. Islam
Operasi plastik yang diharamkan adalah yang bertujuan semata-mata untuk
mempercantik atau memperindah wajah atau tubuh tanpa ada hajat untuk pengobatan
atau untuk memperbaiki cacat seperti operasi untuk memperindah bentuk dagu,
hidung, buah dada, menghilangkan kerut-kerutan dan sebagainya. Sesuai firman Allah
SWT (artinya): ”dan akan aku (syaitan) suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu
benar-benar mereka mengubahnya” (QS.AN-NISA:119).
Dari firman Allah diatas dapat kita katan bahwa ayat tersebut adalah kecaman atas
bisikan syaitan yang selalu membujuk manusia untuk melakukan berbagai perbuatan
maksiat, diantaranya mengubah ciptaan Allah maka hukumnya haram.Secara umum
agama islam megharamkan operasi plastik tanpa indikasi yang secara umum bisa
merubah bentuk ciptaan Allah juga banyak mudharatnya dari pada manfaatnya ( QS.
An-Nisa 118-119).selain itu melakukan operasi plastic adalah menyebabkan
seseorang umat manusia tidak bersyukur atas karunia yang ALLAH swt.
2. Kristen Protestan
Ada 2 tujuan dilakukannya bedah plastik, agama Kristen melihatnya dengan bijak
yaitu:Bedah plastik Rekontruksi yang tujuan untuk memperbaiki dikarenakan cacat
tubuh dan fungsi organ tubuh. Agama Kristen sangat setuju sebab hal itu dilakukan
untuk memulihkan fisik dan trauma.
Bedah plastik Estetika yang tujuan untuk menyempurnakan bentuk tubuh atau agar
tampil cantik dengan cara bedah. Agama Kristen tidak setuju, karena diajarkan
bagaimana setiap manusia bisa menghargai tubuhnya sebagai anugerah Tuhan. Jikalau
seseorang tidak puas dengan keadaan fisiknya yang tidak sempurna maka sama saja ia
tidak menghargai apa yang di karuniakan Tuhan baginya.
3. Kristen Katolik
Ajaran agama katolik,sejujurnya gereja katolik tidak membahas hal bedah plastic
secara khusus di dalam dokumen-dokumen Magisetrum.Namun katekismus gereja
katolik hanya mengajarkan prinsip dasarnya,yaitu:KGK 2288:Kehidupan dan
kesehatan merupakan hal-hal yang bernilai,yang dipercayakan tuhan kepada kita,kita
harus merwatnya dengan cara bijaksana dan bersama itu juga memperhatikan
kebutuhan orang lain dan kesejahteraan umum.
Bedah plastic dapat dikatakan dibenarkan jika dapat menjadi langkah penyembuhan
,entah secara fisik maupun mental asal berdasarkan prosedr prosedur yang tepat dan
tidak menyakiti orang lain.
4. Budha
Pandangan buddhisme,bedah plastic tidak melanggar sila sepanjang memiliki tujuan
yang positifatau bukan untuk penipuan dan pengobatan, misalnya: bibir sumbing,luka
bakar,atau penyakit akibat dari kecelakaan bawaan.
Agama budha melarang operasi plastic atas dasar untuk mempercantik diri dan
membuat tubuh ideal karena menurut pandangannya hal tersebut lobha (keserakahan)
yang akan menimbulkan dosa(kebencian) jika operasi tidak berjalan dengan lancer
apabila hal tersebut telah terjadi akan timbul MOHA atau kebodohan batin yang
membuat manusia tidak pernah mensyukuri nikmatnya.
5. Hindu
Seperti agama yang lainya, sesungguhnya agama hindu tidak mengajurkan atau
memperbolehkan umatnya merubah apa yang telah di berikan brahma
kepadanya.kepercayaan itu berlangsung karena dalam theology hinduisme dilarang
untuk menyakiti tubuh sendiri atau merubah ciptaan tuhannya.
Bedah plastic dalam agama hindu dapat dilakukan asalkan benar-benar atas unsur
kesehatan seorang umat,mereka tidak akan melarang umatnya karena itu merupakan
suatu keadaan yang memang wajib dilakukan,jika tidak dilakukan akan
membahayakan kondisi seseorang umat.
E.Keluarga Berencana

1. Pengertian KB

Keluarga Berencana (KB) adalah istilah yang mungkin sudah lama dikenal. KB
artinya mengatur jumlah anak sesuai kehendak dan menentukan sendiri kapan ingin
hamil. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), KB adalah gerakan untuk
membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran.
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari
kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat
diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran
dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam
keluarga.
Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Keluarga berencana adalah suatu
usaha untuk menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.
Dengan kata lain KB adalah perencanaan jumlah keluarga. Pembatasan bisa dilakukan
dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti
kondom, spiral, IUD dan sebagainya. Diharapkan dengan adanya perencanaan
keluarga yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat
diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan
dengan aborsi.

2. Pandangan Agama Mengenai KB

a. Pandangan Agama Islam

KB secara prinsipil dapat diterima oleh Islam, bahkan KB dengan maksud


menciptakan keluarga sejahtera yang berkualitas dan melahirkan keturunan yang
tangguh sangat sejalan dengan tujuan syari`at Islam yaitu mewujudkan kemashlahatan
bagi umatnya. Selain itu, Kb juga memiliki sejumlah manfaat yang dapat mencegah
timbulnya kemudlaratan. Bila dilihat dari fungsi dan manfaat KB yang dapat
melahirkan kemaslahatan dan mencegah kemudlaratan maka tidak diragukan lagi
kebolehan KB dalam Islam.

1. Halal Kalau Motivasinya Benar

Motivasi yang melatar-belakanginya bukan karena takut tidak mendapat rezeki.


Karena bila motivasinya seperti ini, berarti kita telah kufur kepada salah satu sifat
Allah, yaitu Ar-Razzaq. Sifat Allah SWT yang satu ini harus kita imani dalam bentuk
kita yakin sepenuhnya bahwa tidak ada satu pun bayi lahir kecuali Allah telah
menjamin rezeki untuknya. Karena itu membunuh bayi karena takut kelaparan
dianggap sebagai dosa besar di dalam Al-Quran.
Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami
akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka. (QS. Al-An’am: 151)
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah
yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya
membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. (QS. Al-Isra’:31)
Motivasi yang dibenarkan adalah mencegah sementara kehamilan untuk mengatur
jarak kelahiran itu sendiri. Atau karena alasan medis berdasarkan penelitian para ahli
berkaitan dengan keselamatan nyawa manusia bila harus mengandung anak. Dalam
kasus tertentu, seorang wanita bila hamil bisa membahayakan nyawanya sendiri atau
nyawa anak yang dikandungnya. Dengan demikian maka dharar itu harus ditolak.

2. Halal Kalau Metodenya Dibenarkan Syariah

Metode pencegah kehamilan serta alat-alat yang digunakan haruslah yang sejalan
dengan syariat Islam. Ada metode yang secara langsung pernah dicontohkan langsung
oleh Rasulullah SAW dan para shahabat dan ada juga yang memang diserahkan
kepada dunia medis dengan syarat tidak melanggar norma dan etika serta prinsip
umum ketentuan Islam.
Contoh metode pencegah kehamilan yang pernah dilakukan di zaman Rasulullah
SAW adalah ‘azl (coitus interruptus).
Dari Jabir berkata:` Kami melakukan `azl di masa Nabi saw sedang Al-Qur`an turun
(HR Bukhari dan Muslim) Dari Jabir berkata: `Kami melakukan `azl di masa
Rasulullah saw, dan Rasul mendengarnya tetapi tidak melarangnya` (HR muslim).
Sedangkan metode di zaman ini yang tentunya belum pernah dilakukan di zaman
Rasulullah SAW membutuhkan kajian yang mendalam dan melibat para ahli medis
dalam menentukan kebolehan atau keharamannya.

b. Pandangan Agama Kristen


Pandangan tentang manusia menurut kristen harus menjadi acuan utama dalam
membangun keluarga sejahtera. Langkah awal mewujudkan keluarga sejahtera
menurut alkitabiah, tercermin dari perkawinan.
Perkawinan sebagai sebuah proses yang bertanggung jawab, selain itu kristen juga
menyebutkan kesejahteraan keluarga memiliki makna yang sangat penting dengan apa
yang disebut keluarga yang bertanggung jawab. Kepentingan tersebut terletak pada
tanggung jawab membawa bahtera rumah tangga dalam takut akan Allah. Karena itu,
kristen mendukung program KB.
Bagi agama kristen, program KB dapat menunjang terciptanya kebahagian keluarga,
dimana hak dan peran anggotanya dapat diwujudkan secara memadai. Secara filosofis
bertujuan untuk melindungi hidup. Pandangan ini didasarkaan antara lain baahwa
kebahaagiaan suatu keluarga bergantung dari tiap anggota, bagaimana ia memainkan
peranannya dengan tepat terhadap tiap anggota yang lain.
1. Kristen Protestan
Agama kristen protestan memandang kesejahteraan keluarga diletakkan dan
diwujudkan dalam pemahaman yang bersifat real sesuai dengan kehendak Allah dan
tidak melarang umatnya berKB.
2. Kristen Katolik
Menurut kristen katolik untuk mengatur kelahiran anak suami istri harus tetap
menghormati dan menaati moral katolik dan umat katolik dibolehkan berKB dengan
metode alami yang memanfaatkan masa tidak subur.

c. Pandangan Agama Budha


Masalah kependudukan dan keluarga berencana belum timbul ketika budha Gotama
maasih hidup. Tetapi kita bisa menelaah ajarannya yang relevan dengan makna
keluarga berencana. Kebahagiaan dalam keluarga adalah adanya hidup harmonis
antara suami istri dan antara orang tua dan anaknya. Kewajiban orang tua terhadap
anaknya adalah berusaha menimbulkan dan memperkembangkan kesejahteraan untuk
anak-anaknya.
Jadi, bila kita perhatikan kewajiban tersebut maka program KB patut dilaksanakan
karena KB menimbulkan kesejahteraan keluarga. Keluarga berencana dibenarkan
dalam agama budha dan umat budha dibebaskan memilih cara KB yang cocok.

d. Pandangan Agama Hindu


KB menurut Agama Hindu diperbolehkan karena Kb dapat membatasi jumlah anak
dengan tujuan agar sejahtera.
1. Tujuan Dari Ber-KB
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan:
a. Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk (LLP) dan hal ini tentunya akan diikuti dengan
menurunnya angka kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) dari 2,87 menjadi 2,69
per wanita. Pertambahan penduduk yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan
kesengsaraan dan menurunkan sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang
ditimbulkan dan kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah
penduduk. Hal ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan
bahwa pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur, sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung.
b. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.
c. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih
dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan untuk
tercapainya keluarga bahagia.
d. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang
akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia dan
berkualitas.
e. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia
dan Sejahtera) ,membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu
keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan
produktif dari segi ekonomi.

2. IUD
Ada beberapa jenis alat KB yang bekerja dari dalam rahim untuk mencegah
pembuahan sel telur oleh sperma. Biasanya alat ini disebut spiral, atau dalam bahasa
Inggrisnya Intra Uterine Devices, disingkat IUD. Tergantung jenis spiral apa yang
dipakai, spiral bisa bertahan dalam rahim dan terus menghambat pembuahan sampai
10 tahun lamanya. Setelah itu harus dikeluarkan dan diganti.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Tindakan medis adalah suatu cabang ilmu kedokteran tentang satu tindakan untuk
memperbaiki,mengubah,dan merekayasa tubuh maupun organ tubuh untuk
kepentingan kesehatan. macam macam tindakan medis yaitu: Aborsi
,Transplansi,Bayi Tabung ,bedah plastic,Keluarga Berencana ( IUD )
Setiap tindakan medis diperbolehkan dan dipandang baik bagi setiap agama asalkan
sesuai dengan kepentingan medis dan dipandang dari segi kesehatan pasien yang
dilakukan dengan prosedur yang baik (tidak menyalahi kodrat atau aturan dalam
agama maupun kesehatan) sesuai dengan kepentingan dan keperluan pasien .

B. Saran
Untuk masyarakat
Diharapkan masyarakat dapat mengetahui tentang tindakan medis yang
diperbolehkan dan tidak diperbolehkan dalam agama .

Untuk Tenaga Kesehatan


Diharapkan dapat meningkatakan tingkat moral tenaga kesehatan berdasarkan etika
profesi yang berlaku dan juga dapat melaksanannya sesuai dengan tugasnya masing-
masing .
Mengantisipasikan tindakan yang menyimpang dan tidak sesuai dengan kode etik
yang berlaku dalam ajaran islam, hukum dan juga masyarakat

/
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Umran, Islam dan KB. PT Lenteran Basritama: jakarta.2008.


http://raja-yati.blogspot.co.id//2014/03/pandangan-agama-kristen-tentang.html
http://kaahil.wordpress.com/2011/06/04/aborsi-definisi-cara-sejarah-pandangan-
islam-serta-agama-lain-tentang-hukum-aborsi-pengguguran-kandungan

Anda mungkin juga menyukai