Anda di halaman 1dari 27

 Home

 Tentang Kak Ajaz


 Daftar Isi
 Ebook
 Hubungi Kami
Tuesday, 31 October 2017

Pembahasan Kimia UN 2017 No. 1 - 5

Percobaan untuk mengetahui adanya muatan elektron

Pembahasan soal Kimia Ujian Nasional (UN) tahun 2017 nomor 1 sampai dengan nomor 5 tentang:
 teori atom,
 massa atom relatif,
 struktur atom,
 sistem periodik unsur, dan
 jenis ikatan kimia.

Soal No. 1 tentang Teori Atom


Perhatikan diagram percobaan Thomson berikut!
Berdasarkan diagram tersebut, pernyataan yang tepat tentang sinar katoda adalah ….

A. sinar katoda yang dihasilkan tergantung dari zatnya


B. sinar katoda dibelokkan ke pelat logam positif
C. sinar katoda bergerak dari S ke R
D. muatan elektron 1,6 × 10−9 Coulomb
E. sinar katoda tidak dibelokkan medan magnet

Pembahasan
Dari percobaan di atas, Thomson menemukan bahwa ada partikel lain yang lebih kecil dari atom dan bermuatan negatif. Adanya partikel
bermuatan negatif ini (sekarang disebut elektron) dibuktikan dengan adanya:
 Sinar katoda dibelokkan (tertarik) ke pelat logam positif. Hal ini berarti sinar katoda tersebut merupakan partikel yang
bermuatan negatif. [opsi B benar]
 Karena merupakan partikel bermuatan negatif maka sinar katoda bergerak menuju listrik positif, yaitu dari R ke S. [opsi C
salah]
 Karena dapat dibelokkan dalam medan listrik, maka sinar katoda juga dapat dibelokkan dalam medan magnet. [opsi E salah]
 Thomson hanya menemukan perbandingan antara muatan dengan massa elektron (e/m). Sedangkan muatan elektron
ditemukan oleh Robert Millikan. [opsi D salah]
Jadi, pernyataan yang tepat tentang sinar katoda adalah opsi (B).

Soal No. 2 tentang Massa Atom Relatif


Massa rata-rata satu atom unsur Q adalah 2,654 × 10−23 gram dan massa satu atom karbon (C-12) adalah 1,993 × 10 −23 gram. Massa atom
relatif (Ar) Q adalah ….
Pembahasan
Massa atom relatif suatu unsur merupakan perbandingan antara massa rata-rata 1 unsur dengan 1/12 massa 1 atom C-12.

Jadi, massa atom relatif unsur Q adalah opsi (C).

Soal No. 3 tentang Struktur Atom


Diagram susunan partikel dari unsur A dan B adalah sebagai berikut:
Berdasarkan diagram tersebut, notasi unsur A dan B yang benar adalah ….

A. 11A23 dan 15B30


B. 13A27 dan 17B35
26 34
C. 13A dan 17B
13 17
D. 27A dan 35B
13 30
E. 27A dan 15B

Pembahasan
Notasi unsur dirumuskan sebagai:

Z XA
dengan:
Z : nomor atom (= jumlah proton)
A : nomor massa (= jumlah proton + neutron)

Nah, sekarang kita perhatikan susunan partikel unsur A dan B.


 Unsur A:
p = 13
n = 14
Z = p = 13
A = p + n = 13 + 14 =2 7
Notasi unsur : 13A27
 Unsur B
p =1 7
n = 18
Z = p = 17
A = p + n = 17 + 18 =3 5
Notasi unsur : 17B35
Jadi, notasi unsur A dan B yang benar adalah opsi (B).

Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN: Struktur Atom.

Soal No. 4 tentang Sistem Periodik Unsur


Perhatikan data afinitas elektron berikut!
Unsur Afinitas Elektron

X 240 kJ.mol−1

Y −349 kJ.mol−1

Pernyataan yang tepat untuk kedua unsur tersebut dalam mencapai kestabilan adalah ….

A. ion X− lebih stabil daripada atom X


B. ion Y− lebih stabil daripada atom Y
C. Y lebih mudah melepas elektron daripada X
D. X lebih bersifat nonlogam daripada Y
E. X lebih mudah menarik elektron daripada Y

Pembahasan
Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dilepaskan oleh suatu atom ketika menangkap elektron (membentuk ion negatif). Unsur
yang memiliki afinitas elektron bertanda negatif, mempunyai kecenderungan lebih besar dalam membentuk ion negatif.

Berdasarkan keterangan di atas, unsur yang mempunyai afinitas elektron negatif, yaitu Y, bersifat:
 lebih mudah menangkap elektron
 lebih stabil membentuk Y−
 lebih bersifat nonlogam
Jadi, pernyataan yang tepat adalah opsi (B).

Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN: Sistem Periodik Unsur.

Soal No. 5 tentang Jenis Ikatan Kimia


Pasangan senyawa dari unsur-unsur berikut:
6K, 8L, 15M, 17Q, 9R, memenuhi aturan oktet, kecuali ….

A. KL2 dan KQ4


B. KQ4 dan Q2L
C. MQ5 dan KL
D. MQ3 dan KR4
E. KQ4 dan KL2

Pembahasan
Cara mudah untuk menentukan suatu senyawa memenuhi kaidah oktet atau bukan adalah dengan menghafal nomor atom gas mulia
berikut ini:

2, 10, 18 36, 54, 86

Misal senyawa KL2, nomor atom unsur K kita kurangi dengan nomor gas mulia di bawahnya sehingga hasilnya positif. Sedangkan
nomor atom unsur L kita kurangi dengan nomor atom gas mulia di atasnya sehingga hasilnya negatif. Hasil negatif ini kemudian kita beri
harga mutlak sehingga menghasilkan nilai positif.

6 K:6–2=4
8 L : |8 – 10| = 2

Selanjutnya, nilai tersebut kita jumlahkan sesuai jumlah unsur. Jika hasilnya 8 maka memenuhi kaidah oktet.

KL2 : 4 + 2×2 = 8 [oktet]

Mari kita periksa untuk senyawa yang lain!

K :6–2=4
6
Q : |17 – 18| = 1
17
KQ4 : 4 + 4×1 = 8 [oktet]

L :8–2=6
8
Q : |17 – 18| = 1
17
Q2L : 2×1 + 6 = 8 [oktet]

M : 15 – 10 = 5
15
Q : |17 – 18| = 1
17
MQ5 : 5 + 5×1 = 10 [bukan oktet]

K :6–2=4
6
L : |8 – 10| = 2
8
KL : 4 + 2 = 6 [bukan oktet]

M : 15 – 10 = 5
15
Q : |17 – 18| = 1
17
MQ3 : 5 + 3×1 = 8 [oktet]

K :6–2=4
6
R : |9 – 10| = 1
9
KR4 : 4 + 4×1 = 8 [oktet]

K :6–2=4
6
Q : |17 – 18| = 1
17
KQ4 : 4 + 4×1 = 8 [oktet]

Jadi, pasangan senyawa yang tidak memenuhi kaidah oktet adalah MQ5 dan KL (C).
Pembahasan soal Kimia Ujian Nasional (UN) tahun 2017 nomor 6 sampai dengan nomor 10 tentang:

 sifat ikatan kimia,


 jenis ikatan kimia [kovalen koordinasi],
 bentuk molekul,
 reaksi reduksi dan oksidasi, serta
 reduktor dan oksidator.

Soal No. 6 tentang Sifat Ikatan Kimia


Perhatikan data hasil percobaan berikut!

Daya Hantar
Zat Titik leleh (℃) Kelarutan dalam air
Padatan Lelehan

V 1.070 tidak larut menghantarkan menghantarkan

X −6 tidak larut tidak menghantarkan tidak menghantarkan


Jenis ikatan yang terdapat pada zat V dan X secara berturut-turut adalah ….

A. ikatan logam dan ikatan ion


B. ikatan logam dan kovalen polar
C. ikatan kovalen polar dan kovalen nonpolar
D. ikatan logam dan ikatan kovalen nonpolar
E. ikatan ion dan kovalen nonpolar

Pembahasan

Perhatikan sifat senyawa yang disajikan dalam tabel berikut ini!

ion kovalen polar kov. nonpolar logam

titik leleh > 800 ℃ < 800 ℃ < 800 ℃ > 800 ℃

dalam air larut larut tak larut tak larut

padatan isolator isolator isolator konduktor

lelehan konduktor isolator isolator konduktor

larutan konduktor konduktor isolator konduktor

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa zat V berikatan logam karena titik lelehnya di atas 800 ℃, tidak larut dalam air, dan
bersifat konduktor pada semua fase.

Sedangkan zat X berikatan kovalen nonpolar karena titik lelehnya kurang dari 800 ℃, tidak larut dalam air, dan bersifat isolator pada
semua fase.

Jadi, jenis ikatan yang terdapat pada zat V dan X secara berturut-turut adalah ikatan kovalen polar dan kovalen nonpolar (C).

Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN: Sifat Ikatan Kimia.

Soal No. 7 tentang Jenis Ikatan Kimia [kovalen koordinasi]


Gambar struktur Lewis senyawa SO2 yang paling tepat adalah … (nomor atom S = 16; O = 8).
Pembahasan
Elektron terluar dari unsur S dan O adalah:

16S : 286
8O : 2, 6

Unsur S dan O mempunyai jumlah elektron terluar yang sama, yaitu 6. Berarti keduanya membutuh 2 elektron lagi agar terpenuhi kaidah
oktet.
Oleh karena itu, 2 elektron S melakukan kerja sama (kovalen) dengan 2 elektron O (sebelah kanan). Dengan kerja sama ini, elektron
terluar S menjadi 8, demikian juga dengan elektron terluar dari O sebelah kanan.

Sementara itu, untuk mengikat O sebelah kiri, unsur S hanya memberikan 2 elektronnya tanpa menarik elektron dari O (kovalen
koordinasi). Hal ini karena elektron valensi S sudah memenuhi kaidah oktet.

Jadi, gambar struktur Lewis senyawa SO2 yang paling tepat adalah opsi (B).

Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN: Jenis Ikatan Kimia.

Soal No. 8 tentang Bentuk Molekul


Konfigurasi elektron dari unsur D dan E.

D = [He] 2s2 2p5


E = [Ne] 3s2 3p3

Rumus kimia dan bentuk molekul yang terbentuk jika kedua unsur tersebut berikatan adalah ….

A. ED, linear
B. ED5, bipiramida trigonal
C. E2D, linear
D. ED2, planar bentuk V
E. E4D, tetrahedron

Pembahasan
Elektron valensi (elektron terluar) dari unsur D dan E adalah:

D = [He] 2s2 2p5 [7 elektron valensi]


E = [Ne] 3s2 3p3 [5 elektron valensi]

Agar terpenuhi kaidah oktet (jumlah valensi 8) maka unsur D membutuhkan 1 elektron dari E sedangkan unsur E membutuhkan 3
elektron dari D. Sehingga terbentuk ikatan ED3.

Ternyata senyawa ED3 tidak terdapat pada opsi jawaban. Berarti terbentuknya ikatan tidak berdasarkan kaidah oktet, tetapi berdasarkan
kesimetrisan bentuk molekul.

Agar terbentuk molekul yang simetris maka kelima elektron valensi E berikatan dengan elektron D membentuk molekul ED 5.
Karena semua elektron valensi dari unsur E berikatan maka tidak terdapat elektron bebas sehingga mempunyai tipe molekul AX 5 dengan
bentuk molekul segitiga bipiramida atau trigonal bipiramida.

Jadi, rumus kimia dari terbentuk dari kedua unsur tersebut adalah ED 5 dengan bentuk molekul bipiramida trigonal (B).

Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN: Bentuk Molekul.

Soal No. 9 tentang Reaksi Reduksi dan Oksidasi


Diberikan lima persamaan reaksi oksidasi atau reduksi yang belum setara.
1. MnO4− → MnO42−
2. SO2 → SO3
3. C2H4 → C2H6
4. FeO → Fe2O3
5. Cl2 + 2e → 2Cl−
Kelompok persamaan reaksi yang mengalami reduksi ditunjukkan oleh nomor ….

A. (1), (2), dan (3)


B. (1), (3), dan (4)
C. (1), (3), dan (5)
D. (2), (3), dan (4)
E. (2), (3), dan (5)

Pembahasan
Mari kita tentukan perubahan biloks (selain H dan O) pada masing-masing reaksi!
Jadi, kelompok persamaan reaksi yang mengalami reduksi ditunjukkan oleh nomor 1, 3, dan 5 (C).

Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN: Reaksi Redoks dan Elektrokimia.

Soal No. 10 tentang Oksidator dan Reduktor


Perhatikan persamaan reaksi redoks berikut!

Sn(s) + 4HNO3(aq) → SnO2(s) + 4NO2(g) + 2H2O(l)

Bilangan oksidasi dari zat oksidator dan hasil reduksinya berturut-turut adalah ….

A. +1, Sn
B. +1, SnO2
C. +4, NO2
D. +5, NO2
E. +5, HNO3

Pembahasan
Mari kita perhatikan perubahan biloks masing-masing unsur (selain H dan O).

Sn mengalami oksidasi menjadi SnO2 sehingga Sn disebut reduktor sedangkan SnO2disebut hasil oksidasi.

Sementara itu, HNO3 mengalami reduksi menjadi NO2 sehingga HNO3 disebut oksidator sedangkan NO2 disebut hasil reduksi.
Jadi, bilangan oksidasi dari zat oksidator adalah +5 dan hasil reduksinya adalah NO2 (D).

Pembahasan soal Kimia Ujian Nasional (UN) tahun 2017 nomor 11 sampai dengan nomor 15 tentang:

 tata nama senyawa organik dan anorganik,


 hukum dasar kimia [hukum Dalton],
 hukum dasar kimia [hukum Proust],
 hukum dasar kimia [hukum Gay-Lussac], serta
 senyawa hidrokarbon.

Soal No. 11 tentang Tata Nama Senyawa Organik dan Anorganik


Tabel berikut menyatakan rumus dan nama senyawa.

No. Rumus Senyawa Nama Senyawa

(1) Al(OH)3 Aluminium(III)hidroksida

(2) Cr(OH)3 Krom(III) hidroksida

(3) Hg2Cl2 Raksa(II)klorida

(4) PbSO4 Timbal(II)sulfat

(5) ZnO Seng(II)oksida

Pasangan yang tepat antara rumus dan nama senyawanya adalah ….

A. (1) dan (3)


B. (1) dan (4)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (4)
E. (3) dan (5)

Pembahasan
Semua senyawa di atas tersusun dari unsur logam dan nonlogam. Logam yang hanya mempunyai satu bilangan oksidasi (semua logam
golongan utama + Hg, Zn), penamaannya cukup dengan menyebut nama logam diikuti nama nonlogam dengan akhiran -ida.

Al(OH)3 : aluminium hidroksida


Hg2Cl2 : raksa klorida
ZnO : seng oksida

Akan tetapi jika unsur logam mempunyai lebih dari bilangan oksidasi, maka nama senyawa diberikan dengan menyebut nama logam +
(huruf romawi biloks logam) + nama nonlogam dengan akhiran -ida.
Cr(OH)3 : krom(III)klorida
PbSO4 : timbal(II)sulfat

Jadi, pasangan yang tepat antara rumus dan nama senyawanya adalah 2 dan 4 (D).

Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN: Tata Nama Senyawa Organik dan Anorganik.

Soal No. 12 tentang Hukum Dasar Kimia [Hukum Dalton]


Unsur belerang (S) dan unsur oksigen (O) dapat membentuk dua macam senyawa. Persentase unsur
penyusun senyawa disajikan dalam tabel berikut.

Persentase
Senyawa
S O

I 50 0

II 40 60

Perbandingan massa unsur oksigen dalam dua senyawa tersebut sesuai Hukum Dalton adalah ….

A. 1:1
B. 1:2
C. 2:1
D. 2:3
E. 3:2

Pembahasan
John Dalton (1766 – 1844) merumuskan Hukum Kelipatan Perbandingan (Hukum Dalton) sebagai berikut:

Jika dua jenis unsur bergabung membentuk lebih dari satu macam senyawa maka perbandingan massa unsur dalam senyawa-senyawa
tersebut merupakan bilangan bulat sederhana.
Perhatikan perbandingan persentase unsur S dan O pada senyawa I dan II berikut:

Senyawa I = 50 : 50 = 1 : 1 [dibagi 50]


Senyawa II = 40 : 60 = 1 : 3/2 [dibagi 40]

Sehingga perbandingan massa unsur O dalam senyawa I dan II adalah:

1 : 3/2 = 2 : 3 [masing-masing dikalikan 2]

Jadi, perbandingan massa unsur oksigen dalam dua senyawa tersebut sesuai Hukum Dalton adalah 2 : 3 (D).

Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN: Hukum Dasar Kimia.


Soal No. 13 tentang Hukum Dasar Kimia [Hukum Proust]
Perhatikan tabel berikut ini!

Massa (gram)
No.
Pb S PbS

1. 10 1,6 11,6

2. 15 15 17,4

3. 30 4,8 34,8

Jika massa Pb yang digunakan sebanyak 25 g, massa S yang diperlukan sebanyak ….

A. 1 gram
B. 2 gram
C. 4 gram
D. 5 gram
E. 6 gram

Pembahasan
Tahun 1799 Joseph Proust merumuskan Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust) yang berbunyi:

Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tetap.


Berdasarkan hukum tersebut, mari kita cari pada tabel, reaksi mana penjumlah massa Pb dan S
yang hasilnya sama dengan massa PbS. Ya, reaksi nomor 1 dan 3. Kita ambil saja reaksi nomor
1.

Pb : S : PbS

10 : 1,6 : 11,6

100 : 16 : 116 [kali 10]


25 : 4 : 29 [bagi 4]

Jadi, jika massa Pb yang digunakan sebanyak 25 gram, massa S yang diperlukan sebanyak 4 gram (C).

Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN: Hukum Dasar Kimia.

Soal No. 14 tentang Hukum Dasar Kimia [Hukum Gay-Lussac]


Sebanyak 20 L campuran gas propana (C3H8) dan butena (C4H8) dibakar pada (T, P) sesuai persamaan:
C3H8(g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4H2O(l)
C4H8(g) + 6O2(g) → 4CO2(g) + 4H2O(l)

Volume gas CO2 setelah pembakaran adalah 68 L. volume gas propana dan butena dalam campuran berturut-turut adalah ….

A. 8 L dan 12 L
B. 10 L dan 10 L
C. 12 L dan 8 L
D. 14 L dan 6 L
E. 16 L dan 4 L

Pembahasan
Pada tahun 1808 Joseph Louis Gay-Lussac (1778 –1850) mengemukakan Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay-Lussac) yang
berbunyi:

Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi merupakan bilangan
bulat sederhana.
Perbandingan volume tersebut setara dengan perbandingan koefisien masing-masing zat.

Volume 20 L merupakan volume campuran gas propana dan butena. Misal volume gas propana
adalah x maka volume butena adalah 20 − x.

C3H8(g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4H2O(l)


x 5x 3x 4x

C4H8(g) + 6O2(g) → 4CO2(g) + 4H2O(l)


20 − x 6(20 − x) 4(20 − x) 4(20 − x)

Diketahui bahwa volume gas CO2 setelah pembakaran adalah 68 L. Artinya, volume gas CO2 hasil pembakaran propana dijumlah
dengan volume gas CO2 hasil pembakaran butena sama dengan 68 L.

3x + 4(20 − x) = 68
3x + 80 − 4x = 68
80 − 68 = 4x − 3x
x = 12

Dengan demikian,

Volume C3H8 = x
= 12

Volume C4H8 = 20 − x
= 20 − 12
=8

Jadi, volume gas propana dan butena dalam campuran berturut-turut adalah 8 L dan 12 L (A).

Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN: Hukum Dasar Kimia.

Soal No. 15 tentang Senyawa Hidrokarbon


Berikut ini grafik titik didih 3 buah isomer dari senyawa C 5H12.
Berdasarkan grafik dapat diprediksi senyawa P, Q, dan R tersebut berturut-turut adalah ….

P Q R

A n-pentana 2-metilbutana 2,2-dimetilpropana

B n-pentana 2,2-dimetilpropana 2-metilbutana

C 2-metilbutana 2,2-dimetilpropana n-pentana

D 2,2-dimetilpropana n-pentana 2-metilbutana

E 2,2-dimetilpropana 2-metilbutana n-pentana

Pembahasan

Senyawa C5H12 adalah pentana dan isomernya, termasuk dalam golongan alkana. Alkana rantai lurus mempunyai titik didih lebih tinggi
dibanding alkana rantai bercabang. Semakin banyak cabang, titik didih makin rendah.

Mari kita perhatikan rumus struktur ketiga senyawa tersebut!


Berdasarkan rumus struktur di atas dapat disimpulkan bahwa:

 Senyawa P adalah 2,2-dimetilpropana karena cabangnya paling banyak sehingga titik didihnya paling rendah.
 Senyawa Q adalah 2-metilbutana karena cabangnya lebih sedikit sehingga titik didihnya lebih tinggi.
 Senyawa R adalah n-pentana karena rantainya lurus tak bercabang sehingga titik didihnya paling tinggi.
Jadi, senyawa P, Q, dan R yang tepat adalah opsi (E).

Pembahasan soal Kimia Ujian Nasional (UN) tahun 2017 nomor 16 sampai dengan nomor 20 tentang:

 minyak bumi,
 kimia lingkungan,
 termokimia [jenis reaksi],
 termokimia [energi ikat], dan
 pergeseran kesetimbangan.

Soal No. 16 tentang Minyak Bumi


Tabel berikut berisi data hasil penyulingan fraksi-fraksi minyak bumi.

No Jumlah Atom C Titik Didih (℃) Kegunaan

(1) 3 – 12 30 – 200 bahan bakar mobil

(2) 12 – 18 175 – 325 bahan bakar pesawat jet

(3) 18 – 20 250 – 350 bahan bakar industri

(4) 20 – 36 200 – 370 pengeras jalan

Pasangan data yang berhubungan dengan tepat adalah ….

A. (1) dan (2)


B. (1) dan (3)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (4)
E. (3) dan (4)

Pembahasan
Mari kita satu per satu setiap pernyataan di atas!

 Bahan bakar mobil adalah bensin. Bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus mulai dari C7 (heptana) sampai C11. [nomor
1 salah karena C3 dan C4 berwujud gas]
 Bahan bakar pesawat jet adalah avtur (aviation turbine). Bahan bakar jet merupakan campuran dari beberapa senyawa
hidrokarbon yang berbeda. Kisaran jumlah atom C adalah 8 – 16 (jenis kerosin) dan 5 – 15 (jenis nafta). [nomor 2 salah]
 Bahan bakar industri yang umumnya menggunakan mesin diesel adalah solar. Solar mempunyai kisaran jumlah atom C antara
16 – 20. [pernyataan 3 benar]
 Pengerasan jalan biasanya menggunakan aspal. Aspal merupakan fraksi minyak bumi yang paling akhir (residu) dengan
jumlah atom C di atas 20. [nomor 4 benar]
Jadi, pasangan data yang berhubungan dengan tepat adalah nomor 3 dan 4 (E).

Soal No. 17 tentang Kimia Lingkungan


Tabel berikut ini berisi polutan/zat pencemar di udara dan dampak yang ditimbulkannya.

No. Polutan/Zat Pencemar Dampak yang Ditimbulkan

(1) Oksida nitrogen, NOx mengurangi kadar O2 dalam darah

(2) Oksida belerang, SOx sesak napas, hujan asam

(3) Karbon monoksida pemanasan global, hujan asam

(4) Karbon dioksida efek rumah kaca

Pasangan yang berhubungan dengan tepat antara polutan dan akibat yang ditimbulkannya adalah nomor ….

A. (1) dan (2)


B. (1) dan (3)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (4)
E. (3) dan (4)

Pembahasan
Dampak yang ditimbulkan oleh polutan udara sebagaimana yang disebutkan dalam soal adalah sebagai berikut:

 Oksida nitrogen (NOx): di antara oksida nitrogen yang berbahaya adalah NO2 (nitrogen dioksida). Polutan ini dapat
menyebabkan penyakit paru-paru, gejala pernapasan, serta infeksi pernapasan. [no. 1 salah]
 Oksida belerang (SOx): Senyawa oksida belerang bisa berupa SO, SO2, atau SO2. Oksida belerang sangat berbahaya bagi
saluran pernapasan. Jika oksida belerang bereaksi dengan oksida nitrogen dan uap air maka dapat membentuk hujan asam. [no. 2 benar]
 Karbon monoksida (CO): Gas CO sangat reaktif terhadap haemoglobin sehingga dapat mengurangi kandungan O 2 dalam
darah. Akibatnya kepala terasa pusing dan dapat menimbulkan keracunan. [no. 3 salah]
 Karbon dioksida (CO2): Gas ini di udara dapat melapisi bumi yang seolah-olah bertindak sebagai kaca (efek rumah kaca).
Akibatnya di udara di permukaan bumi menjadi panas (global warming). [no. 4 benar]
Jadi, pasangan yang berhubungan dengan tepat antara polutan dan akibat yang ditimbulkannya adalah nomor 2 dan 4 (D).

Soal No. 18 tentang Termokimia [jenis reaksi]


Berikut ini beberapa peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.
1. Pembakaran sampah.
2. Es mencair.
3. Memasak air.
4. Pembuatan garam dari air laut.
5. Respirasi.
Pasangan peristiwa yang termasuk reaksi eksoterm adalah ….

A. (1) dan (2)


B. (1) dan (5)
C. (2) dan (5)
D. (3) dan (4)
E. (4) dan (5)

Pembahasan
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan, membebaskan, mengeluarkan, memberikan, atau menghasilkan panas dari sistem ke
lingkungan. Kebalikan dari reaksi ini adalah reaksi endoterm.

Mari kita analisis kelima pernyataan di atas!

1. pembakaran sampah menghasilkan panas [eksoterm]


2. es mencair karena menyerap panas [endoterm]
3. memasak air membutuhkan panas api kompor [endoterm]
4. pembuatan garam dari air laut membutuhkan panas sinar matahari [endoterm]
5. respirasi menghasilkan panas/kalor/energi [eksoterm]
Jadi, pasangan peristiwa yang termasuk reaksi eksoterm adalah nomor 1 dan 5 (B).

Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN: Termokimia.

Soal No. 19 tentang Termokimia [energi ikat]


Diketahui data energi ikat beberapa ikatan sebagai berikut:
1. C ≡ C : +839 kJ.mol−1
2. C – C : +348 kJ.mol−1
3. C – H : +413 kJ.mol−1
4. H – H : +436 kJ.mol−1
Nilai ∆H untuk reaksi tersebut adalah ….

A. –2000 kJ.mol−1
B. –1652 kJ.mol−1
C. –826 kJ.mol−1
D. –348 kJ.mol−1
E. –289 kJ.mol−1

Pembahasan
Energi ikat adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan antaratom dalam suatu molekul.

ΔHr = energi ruas kiri – energi ruas kanan


= (4C–H + C≡C + C–C + 2H–H) – (8C–H + 2C–C)
= –4C–H + C≡C – C–C + 2H–H
= –4×413 + 839 – 348 + 2×436
= –1652 + 839 – 348 + 872
= –289

−1
Jadi, Nilai ∆H untuk reaksi tersebut adalah –289 kJ.mol (E).

Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN: Termokimia.

Soal No. 20 tentang Pergeseran Kesetimbangan


Diketahui reaksi kesetimbangan:

Cu2+(aq) + 4NH3(aq) ⇌ [Cu(NH3)4]2+(aq)

Jika volume diperkecil, sedangkan suhunya tetap, reaksi akan mengalami pergeseran kesetimbangan apabila terjadi perubahan jumlah
ion, yaitu ….

A. Cu2+ bertambah, Kc bertambah, warna [Cu(NH3)4]2+ pekat


B. Cu2+ bertambah, Kc berkurang, warna [Cu(NH3)4]2+ pekat
C. Cu2+ berkurang, Kc bertambah, warna [Cu(NH3)4]2+ pudar
D. Cu2+ berkurang, Kc tetap, warna [Cu(NH3)4]2+ pekat
E. Cu2+ berkurang, Kc berkurang, warna [Cu(NH3)4]2+ pudar

Pembahasan
Jika volume sistem diperkecil maka reaksi akan bergeser ke ruas yang mempunyai jumlah koefisien kecil.

Karena jumlah koefisien ruas kanan lebih kecil maka reaksi akan bergeser ke kanan sehingga:
 spesi ruas kiri (Cu2+ dan NH3) berkurang
 spesi ruas kanan, [Cu(NH 3)4]2+, bertambah sehingga warnanya yang semula biru muda menjadi semakin pudar.
Sedangkan harga Kc merupakan perbandingan konsentrasi hasil reaksi terhadap konsentrasi pereaksi pangkat koefisien masing-masing.

Karena harga Kc berbanding lurus dengan konsentrasi ruas kanan dan berbanding terbalik dengan konsentrasi ruas kiri maka ketika
konsentrasi ruas kanan bertambah dan konsentrasi ruas kiri berkurang, harga Kc akan bertambah.

2+ 2+
Jadi, pernyataan yang benar adalah Cu berkurang, Kc bertambah, warna [Cu(NH3)4] pudar (C).

Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN: Kesetimbangan Kimia.

Pembahasan soal Kimia Ujian Nasional (UN) tahun 2017 nomor 21 sampai dengan nomor 25 tentang:

 konstanta kesetimbangan,
 teori asam dan basa,
 pH asam dan basa,
 titrasi asam dan asam, serta
 hidrolisis garam.

Soal No. 21 tentang Konstanta Kesetimbangan


Diketahui reaksi sebagai berikut:

A2(g) + B2(g) ⇌ 2AB(g)

Mula-mula direaksikan 0,5 mol A2 dengan 0,5 mol B2 dalam ruang 1 liter pada suhu 27 ℃. Ternyata setelah kesetimbangan tercapai
terdapat 0,3 mol gas AB. Jika tekanan total gas pada reaksi itu adalah 10 atmosfer, nilai Kp untuk reaksi tersebut adalah ….

A. 0,30
B. 0,35
C. 0,73
D. 2,3
E. 3,5

Pembahasan

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

A2 + B2 ⇌ 2AB
mula-mula : 0,50 0,50 -
reaksi : 0,15 0,15 0,3
setimbang : 0,35 0,35 0,3
Tekanan parsial tiap zat dapat ditentukan berdasarkan perbandingan konsentrasi masing-masing.

Dengan demikian, nilai konstanta kesetimbangan tekanan, Kp, adalah:

Jadi, nilai Kp untuk reaksi tersebut adalah 0,73 (C).

Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN: Kesetimbangan Kimia.

Soal No. 22 tentang Teori Asam dan Basa


Perhatikan persamaan reaksi berikut!
1. NH3(g) + BF3(g) → NH3BF3(g)
2. H3PO4(aq) → H+(aq) + H2PO4−(aq)
3. PO43−(aq) + H2O(l) ⇌ HPO42−(aq) + H+(aq)
Urutan yang sesuai dengan konsep asam-basa Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis adalah ….

A. (1), (2), (3)


B. (2), (1), (3)
C. (2), (3), (1)
D. (3), (1), (2)
E. (3), (2), (1)
Pembahasan
Tiga teori asam-basa yang perlu kita ketahui adalah sebagai berikut:

Teori Arrhenius
+
Asam : zat yang melepas H

Basa : zat yang melepas OH

Contoh:
+ −
H3PO4(aq) → H (aq) + H2PO4 (aq)

+ − −
H3PO4 melepas ion H dan membentuk H2PO4 . Dengan demikian, H3PO4 bertindak sebagai asam sedangkan H2PO4 sebagai basa.

Teori Bronsted-Lowry
Asam : donor proton (kelebihan 1 H+ terhadap konjugatnya)
Basa : donor elektron (kekurangan 1 H+ terhadap konjugatnya)

Contoh:
3− 2− +
PO4 (aq) + H2O(l) ⇌ HPO4 (aq) + H (aq)

3− 2− 2− +
PO4 berkonjugat dengan HPO4 . Yang bertindak sebagai asam adalah HPO4 karena mempunyai kelebihan 1 H .

+ +
Sedangkan H2O berkonjugat dengan H . Yang bertindak sebagai asam H2O karena mempunyai kelebihan 1 H .

Teori Lewis
Asam : akseptor elektron (kekurangan elektron)
Basa : donor elektron (kelebihan elektron)

Contoh:
NH3(g) + BF3(g) → NH3BF3(g)

Atom N mempunyai 5 elektron valensi, 3 di antaranya digunakan untuk berikatan dengan atom H sehingga tersisa 2 elektron. Kelebihan
elektron ini digunakan untuk mengikat BF3.

Dengan demikian, NH3 bertindak sebagai basa karena menyumbangkan elektron, sedangkan BF 3 bertindak sebagai asam.

Jadi, urutan yang sesuai dengan konsep asam-basa Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis adalah nomor 2, 3, dan 1 (C).

Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN: Asam dan Basa.


Soal No. 23 tentang pH asam dan Basa
Perhatikan data hasil uji terhadap 2 jenis larutan dengan menggunakan 4 jenis indikator!

Pengamatan
No. Nama Indikator Trayek pH Perubahan Warna Hasil
Larutan X Larutan Y

(1) metil merah 4,2 – 6,3 merah – kuning kuning merah

(2) metil jingga 3,2 – 4,4 merah – kuning kuning jingga

(3) metil ungu 4,8 – 5,4 ungu – hijau hijau ungu

(4) lakmus 4,7 – 8,3 merah – biru biru merah

Perkiraan pH untuk larutan X dan larutan Y secara berurutan adalah ….

A. 3,2 – 4,4 dan 5,8 – 8,3


B. 4,4 – 4,8 dan 4,7 – 5,4
C. 4,8 – 5,4 dan 4,4 – 4,8
D. 4,7 – 8,3 dan 3,2 – 4,0
E. 8,3 – 14,0 dan 3,2 – 4,2

Pembahasan
Untuk menyelesaikan soal di atas, mari kita paham konsep berikut!

Misalkan suatu skala mempunyai batas terendah a dan batas tertinggi b:

 Jika pengujian menunjukkan a maka nilainya ≤ a.


 Jika pengujian menunjukkan b maka nilainya ≥ b.
Berdasarkan konsep di atas, mari kita tentukan kisaran pH larutan X dan Y!

Larutan X
metil merah : x ≥ 6,3
metil jingga : x ≥ 4,4
metil ungu : x ≥ 5,4
lakmus : x ≥ 8,3

kisaran pH : 8,3 – 14
Larutan Y
metil merah : y ≤ 4,2
metil jingga : 3,2 ≤ y ≤ 4,4
metil ungu : y ≤ 4,8
lakmus : y ≤ 4,7

kisaran pH : 3,2 – 4,2

Jadi, perkiraan pH untuk larutan X dan larutan Y secara berurutan adalah 8,3 – 14,0 dan 3,2 – 4,2 (E).

Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN: Asam dan Basa.

Soal No. 24 tentang Titrasi Asam dan Basa


Perhatikan data hasil titrasi antara Ba(OH)2 dengan larutan asam asetat 0,15 M berikut!

Percobaan Volume Ba(OH)2 Volume CH3COOH 0,15 M

1 30 mL 39,8 mL

2 30 mL 40,0 mL

3 30 mL 40,2 mL

Berdasarkan data tersebut, massa Ba(OH) 2 yang bereaksi adalah … (Ar Ba = 56 gram.mol−; O = 16 gram.mol−; H = 1 gram.mol−).

A. 0,54 gram
B. 0,30 gram
C. 0,27 gram
D. 0,15 gram
E. 0,10 gram

Pembahasan

Misalkan indeks (1) mewakili Ba(OH) 2 dan indeks (2) mewakili CH3COOH.

V1 = 30 mL
n1 = 2 [jumlah ion OH−]
Mr1 = 56 + 2(16 + 1) = 90

M2 = 0,15 M
V2 = (39,8 + 40 + 40,2)/3 = 40 mL
n2 = 1 [jumlah ion H+]
Pada titrasi asam dan basa berlaku hubungan:

M1 V1 n1 = M2 V2 n2
M1 ∙ 30 ∙ 2 = 0,15 ∙ 40 ∙ 1
60M1 = 6
M1 = 0,1

Nah, sekarang kita tentukan massa Ba(OH)2 dengan memanfaatkan rumus molaritas.

Jadi, massa Ba(OH)2 yang bereaksi adalah 0,27 gram (C).

Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN: Asam dan Basa.

Soal No. 25 tentang Hidrolisis Garam


Perhatikan tabel data yang belum lengkap dari hasil uji hidrolisis larutan garam berikut ini!

Uji Lakmus
No. Larutan Jenis Hidrolisis Persamaan Reaksi Hidrolisis
Merah Biru

(1) (NH4)2SO4 merah merah … NH4+ + H2O ⇌ NH4OH + H+

(2) NaF … biru parsial F− + H2O ⇌ HF + OH−

(3) HCOOK biru biru parsial …

Data yang tepat untuk mengisi bagian titik-titik pada nomor (1), (2), dan (3) berturut-turut adalah ….

A. parsial merah HCOO− + H2O ⇌ OH− + HCOOH

B. parsial biru HCOO− + H2O ⇌ OH− + HCOOH

C. total biru NH4OH + HCOOH ⇌ NH4+ + HCOO− + H2O

D. parsial merah NH4+ + H2O ⇌ NH4OH + H+

E. total merah HCOO− + H2O ⇌ OH− + HCOOH


Pembahasan
Mari kita periksa satu per satu sifat dari ketiga larutan garam di atas! Bagian yang bercetak warna biru merupakan jawaban.

(NH4)2SO4
 Berasal dari basa lemah NH4OH dan asam kuat H2SO4 sehingga bersifat asam. Pada uji lakmus akan menunjukkan warna
merah.
 Karena hanya basanya saja yang lemah maka termasuk hidrolisis parsial(sebagian).
 Reaksi hidrolisis terjadi pada ion NH4+ karena ion ini berasal dari basa lemah: NH4+ + H2O ⇌ NH4OH + H+

NaF
 Berasal dari basa kuat NaOH dan asam lemah HF sehingga bersifat basa. Pada uji lakmus akan menunjukkan warna biru.
 Karena hanya asamnya saja yang lemah maka termasuk hidrolisis parsial.
 Reaksi hidrolisis terjadi pada ion F− karena ion ini berasal dari asam lemah. F− + H2O ⇌ HF + OH−

HCOOK
 Berasal dari basa kuat KOH dan asam lemah HCOOH sehingga bersifat basa. Pada uji lakmus akan menunjukkan warna biru.
 Karena hanya asamnya saja yang lemah maka termasuk hidrolisis parsial.
 Reaksi hidrolisis terjadi pada ion HCOO− karena ion ini berasal dari asam lemah: HCOO− + H2O ⇌ OH− + HCOOH.
Jadi, jawaban yang tepat adalah opsi (B).

Anda mungkin juga menyukai