1 - 5
Pembahasan soal Kimia Ujian Nasional (UN) tahun 2017 nomor 1 sampai dengan nomor 5 tentang:
teori atom,
massa atom relatif,
struktur atom,
sistem periodik unsur, dan
jenis ikatan kimia.
Berdasarkan diagram tersebut, pernyataan yang tepat tentang sinar katoda adalah ….
Pembahasan
Dari percobaan di atas, Thomson menemukan bahwa ada partikel lain yang lebih kecil dari atom dan
bermuatan negatif. Adanya partikel bermuatan negatif ini (sekarang disebut elektron) dibuktikan dengan
adanya:
Sinar katoda dibelokkan (tertarik) ke pelat logam positif. Hal ini berarti sinar katoda tersebut
merupakan partikel yang bermuatan negatif. [opsi B benar]
Karena merupakan partikel bermuatan negatif maka sinar katoda bergerak menuju listrik positif,
yaitu dari R ke S. [opsi C salah]
Karena dapat dibelokkan dalam medan listrik, maka sinar katoda juga dapat dibelokkan dalam
medan magnet. [opsi E salah]
Thomson hanya menemukan perbandingan antara muatan dengan massa elektron (e/m). Sedangkan
muatan elektron ditemukan oleh Robert Millikan. [opsi D salah]
Jadi, pernyataan yang tepat tentang sinar katoda adalah opsi (B).
Soal No. 2 tentang Massa Atom Relatif
Massa rata-rata satu atom unsur Q adalah 2,654 × 10 −23 gram dan massa satu atom karbon (C-12) adalah
1,993 × 10−23 gram. Massa atom relatif (Ar) Q adalah ….
Pembahasan
Massa atom relatif suatu unsur merupakan perbandingan antara massa rata-rata 1 unsur dengan 1/12 massa 1
atom C-12.
Pembahasan
Notasi unsur dirumuskan sebagai:
A
ZX
dengan:
Z : nomor atom (= jumlah proton)
A : nomor massa (= jumlah proton + neutron)
Nah, sekarang kita perhatikan susunan partikel unsur A dan B.
Unsur A:
p = 13
n = 14
Z = p = 13
A = p + n = 13 + 14 =2 7
Notasi unsur : 13A27
Unsur B
p =1 7
n = 18
Z = p = 17
A = p + n = 17 + 18 =3 5
Notasi unsur : 17B35
Jadi, notasi unsur A dan B yang benar adalah opsi (B).
X 240 kJ.mol−1
Y −349 kJ.mol−1
Pernyataan yang tepat untuk kedua unsur tersebut dalam mencapai kestabilan adalah ….
Pembahasan
Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dilepaskan oleh suatu atom ketika menangkap elektron
(membentuk ion negatif). Unsur yang memiliki afinitas elektron bertanda negatif, mempunyai
kecenderungan lebih besar dalam membentuk ion negatif.
Berdasarkan keterangan di atas, unsur yang mempunyai afinitas elektron negatif, yaitu Y, bersifat:
lebih mudah menangkap elektron
lebih stabil membentuk Y−
lebih bersifat nonlogam
Jadi, pernyataan yang tepat adalah opsi (B).
Pembahasan
Cara mudah untuk menentukan suatu senyawa memenuhi kaidah oktet atau bukan adalah dengan menghafal
nomor atom gas mulia berikut ini:
Misal senyawa KL2, nomor atom unsur K kita kurangi dengan nomor gas mulia di bawahnya sehingga
hasilnya positif. Sedangkan nomor atom unsur L kita kurangi dengan nomor atom gas mulia di atasnya
sehingga hasilnya negatif. Hasil negatif ini kemudian kita beri harga mutlak sehingga menghasilkan nilai
positif.
6K:6–2=4
8L : |8 – 10| = 2
Selanjutnya, nilai tersebut kita jumlahkan sesuai jumlah unsur. Jika hasilnya 8 maka memenuhi kaidah oktet.
6K :6–2=4
17Q : |17 – 18| = 1
8L :8–2=6
Q : |17 – 18| = 1
17
15M : 15 – 10 = 5
17Q : |17 – 18| = 1
6K :6–2=4
8L : |8 – 10| = 2
KL : 4 + 2 = 6 [bukan oktet]
15M : 15 – 10 = 5
17Q : |17 – 18| = 1
6K :6–2=4
9R : |9 – 10| = 1
KR4 : 4 + 4×1 = 8 [oktet]
6K :6–2=4
17Q : |17 – 18| = 1
Jadi, pasangan senyawa yang tidak memenuhi kaidah oktet adalah MQ5 dan KL (C).
Pembahasan soal Kimia Ujian Nasional (UN) tahun 2017 nomor 6 sampai dengan nomor 10 tentang:
Daya Hantar
Zat Titik leleh (℃) Kelarutan dalam air
Padatan Lelehan
Jenis ikatan yang terdapat pada zat V dan X secara berturut-turut adalah ….
Pembahasan
Perhatikan sifat senyawa yang disajikan dalam tabel berikut ini!
ion kovalen polar kov. nonpolar logam
titik leleh > 800 ℃ < 800 ℃ < 800 ℃ > 800 ℃
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa zat V berikatan logam karena titik lelehnya di atas 800
℃, tidak larut dalam air, dan bersifat konduktor pada semua fase.
Sedangkan zat X berikatan kovalen nonpolar karena titik lelehnya kurang dari 800 ℃, tidak larut dalam air,
dan bersifat isolator pada semua fase.
Jadi, jenis ikatan yang terdapat pada zat V dan X secara berturut-turut adalah ikatan kovalen polar dan
kovalen nonpolar (C).
Pembahasan
Elektron terluar dari unsur S dan O adalah:
S:286
16
8O : 2, 6
Unsur S dan O mempunyai jumlah elektron terluar yang sama, yaitu 6. Berarti keduanya membutuh 2
elektron lagi agar terpenuhi kaidah oktet.
Oleh karena itu, 2 elektron S melakukan kerja sama (kovalen) dengan 2 elektron O (sebelah kanan). Dengan
kerja sama ini, elektron terluar S menjadi 8, demikian juga dengan elektron terluar dari O sebelah kanan.
Sementara itu, untuk mengikat O sebelah kiri, unsur S hanya memberikan 2 elektronnya tanpa menarik
elektron dari O (kovalen koordinasi). Hal ini karena elektron valensi S sudah memenuhi kaidah oktet.
Jadi, gambar struktur Lewis senyawa SO2 yang paling tepat adalah opsi (B).
Rumus kimia dan bentuk molekul yang terbentuk jika kedua unsur tersebut berikatan adalah ….
A. ED, linear
B. ED5, bipiramida trigonal
C. E2D, linear
D. ED2, planar bentuk V
E. E4D, tetrahedron
Pembahasan
Elektron valensi (elektron terluar) dari unsur D dan E adalah:
Agar terpenuhi kaidah oktet (jumlah valensi 8) maka unsur D membutuhkan 1 elektron dari E sedangkan
unsur E membutuhkan 3 elektron dari D. Sehingga terbentuk ikatan ED3.
Ternyata senyawa ED3 tidak terdapat pada opsi jawaban. Berarti terbentuknya ikatan tidak berdasarkan
kaidah oktet, tetapi berdasarkan kesimetrisan bentuk molekul.
Agar terbentuk molekul yang simetris maka kelima elektron valensi E berikatan dengan elektron D
membentuk molekul ED5.
Karena semua elektron valensi dari unsur E berikatan maka tidak terdapat elektron bebas sehingga
mempunyai tipe molekul AX5 dengan bentuk molekul segitiga bipiramida atau trigonal bipiramida.
Jadi, rumus kimia dari terbentuk dari kedua unsur tersebut adalah ED 5 dengan bentuk molekul bipiramida
trigonal (B).
Pembahasan
Mari kita tentukan perubahan biloks (selain H dan O) pada masing-masing reaksi!
Jadi, kelompok persamaan reaksi yang mengalami reduksi ditunjukkan oleh nomor 1, 3, dan 5 (C).
Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN: Reaksi Redoks dan Elektrokimia.
Bilangan oksidasi dari zat oksidator dan hasil reduksinya berturut-turut adalah ….
A. +1, Sn
B. +1, SnO2
C. +4, NO2
D. +5, NO2
E. +5, HNO3
Pembahasan
Mari kita perhatikan perubahan biloks masing-masing unsur (selain H dan O).
Sn mengalami oksidasi menjadi SnO2 sehingga Sn disebut reduktor sedangkan SnO2disebut hasil oksidasi.
Sementara itu, HNO3 mengalami reduksi menjadi NO2 sehingga HNO3 disebut oksidator sedangkan
NO2 disebut hasil reduksi.
Jadi, bilangan oksidasi dari zat oksidator adalah +5 dan hasil reduksinya adalah NO2 (D).
Pembahasan soal Kimia Ujian Nasional (UN) tahun 2017 nomor 11 sampai dengan nomor 15 tentang:
Pembahasan
Semua senyawa di atas tersusun dari unsur logam dan nonlogam. Logam yang hanya mempunyai satu
bilangan oksidasi (semua logam golongan utama + Hg, Zn), penamaannya cukup dengan menyebut nama
logam diikuti nama nonlogam dengan akhiran -ida.
Akan tetapi jika unsur logam mempunyai lebih dari bilangan oksidasi, maka nama senyawa diberikan dengan
menyebut nama logam + (huruf romawi biloks logam) + nama nonlogam dengan akhiran -ida.
Cr(OH)3 : krom(III)klorida
PbSO4 : timbal(II)sulfat
Jadi, pasangan yang tepat antara rumus dan nama senyawanya adalah 2 dan 4 (D).
Perdalam materi ini di Pembahasan Kimia UN: Tata Nama Senyawa Organik dan Anorganik.
Persentase
Senyawa
S O
I 50 0
II 40 60
Perbandingan massa unsur oksigen dalam dua senyawa tersebut sesuai Hukum Dalton adalah ….
A. 1:1
B. 1:2
C. 2:1
D. 2:3
E. 3:2
Pembahasan
John Dalton (1766 – 1844) merumuskan Hukum Kelipatan Perbandingan (Hukum Dalton) sebagai berikut:
Jika dua jenis unsur bergabung membentuk lebih dari satu macam senyawa maka perbandingan massa
unsur dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat sederhana.
Perhatikan perbandingan persentase unsur S dan O pada senyawa I dan II berikut:
Jadi, perbandingan massa unsur oksigen dalam dua senyawa tersebut sesuai Hukum Dalton adalah 2 : 3 (D).
Massa (gram)
No.
Pb S PbS
1. 10 1,6 11,6
2. 15 15 17,4
3. 30 4,8 34,8
A. 1 gram
B. 2 gram
C. 4 gram
D. 5 gram
E. 6 gram
Pembahasan
Tahun 1799 Joseph Proust merumuskan Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust) yang berbunyi:
Pb : S : PbS
10 : 1,6 : 11,6
100 : 16 : 116 [kali 10]
25 : 4 : 29 [bagi 4]
Jadi, jika massa Pb yang digunakan sebanyak 25 gram, massa S yang diperlukan sebanyak 4 gram (C).
Volume gas CO2 setelah pembakaran adalah 68 L. volume gas propana dan butena dalam campuran berturut-
turut adalah ….
A. 8 L dan 12 L
B. 10 L dan 10 L
C. 12 L dan 8 L
D. 14 L dan 6 L
E. 16 L dan 4 L
Pembahasan
Pada tahun 1808 Joseph Louis Gay-Lussac (1778 –1850) mengemukakan Hukum Perbandingan Volume
(Hukum Gay-Lussac) yang berbunyi:
Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil
reaksi merupakan bilangan bulat sederhana.
Perbandingan volume tersebut setara dengan perbandingan koefisien masing-masing zat.
Volume 20 L merupakan volume campuran gas propana dan butena. Misal volume gas propana
adalah x maka volume butena adalah 20 − x.
Diketahui bahwa volume gas CO2 setelah pembakaran adalah 68 L. Artinya, volume gas CO 2 hasil
pembakaran propana dijumlah dengan volume gas CO2 hasil pembakaran butena sama dengan 68 L.
3x + 4(20 − x) = 68
3x + 80 − 4x = 68
80 − 68 = 4x − 3x
x = 12
Dengan demikian,
Volume C3H8 = x
= 12
Volume C4H8 = 20 − x
= 20 − 12
=8
Jadi, volume gas propana dan butena dalam campuran berturut-turut adalah 8 L dan 12 L (A).
P Q R
Pembahasan
Senyawa C5H12 adalah pentana dan isomernya, termasuk dalam golongan alkana. Alkana rantai lurus
mempunyai titik didih lebih tinggi dibanding alkana rantai bercabang. Semakin banyak cabang, titik didih
makin rendah.
Senyawa P adalah 2,2-dimetilpropana karena cabangnya paling banyak sehingga titik didihnya
paling rendah.
Senyawa Q adalah 2-metilbutana karena cabangnya lebih sedikit sehingga titik didihnya lebih tinggi.
Senyawa R adalah n-pentana karena rantainya lurus tak bercabang sehingga titik didihnya paling
tinggi.
Jadi, senyawa P, Q, dan R yang tepat adalah opsi (E).
Pembahasan soal Kimia Ujian Nasional (UN) tahun 2017 nomor 16 sampai dengan nomor 20 tentang:
minyak bumi,
kimia lingkungan,
termokimia [jenis reaksi],
termokimia [energi ikat], dan
pergeseran kesetimbangan.
Pembahasan
Mari kita satu per satu setiap pernyataan di atas!
Bahan bakar mobil adalah bensin. Bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus mulai dari C7
(heptana) sampai C11. [nomor 1 salah karena C3 dan C4 berwujud gas]
Bahan bakar pesawat jet adalah avtur (aviation turbine). Bahan bakar jet merupakan campuran dari
beberapa senyawa hidrokarbon yang berbeda. Kisaran jumlah atom C adalah 8 – 16 (jenis kerosin) dan 5 –
15 (jenis nafta). [nomor 2 salah]
Bahan bakar industri yang umumnya menggunakan mesin diesel adalah solar. Solar mempunyai
kisaran jumlah atom C antara 16 – 20. [pernyataan 3 benar]
Pengerasan jalan biasanya menggunakan aspal. Aspal merupakan fraksi minyak bumi yang paling
akhir (residu) dengan jumlah atom C di atas 20. [nomor 4 benar]
Jadi, pasangan data yang berhubungan dengan tepat adalah nomor 3 dan 4 (E).
Pasangan yang berhubungan dengan tepat antara polutan dan akibat yang ditimbulkannya adalah nomor ….
Pembahasan
Dampak yang ditimbulkan oleh polutan udara sebagaimana yang disebutkan dalam soal adalah sebagai
berikut:
Oksida nitrogen (NOx): di antara oksida nitrogen yang berbahaya adalah NO 2 (nitrogen dioksida).
Polutan ini dapat menyebabkan penyakit paru-paru, gejala pernapasan, serta infeksi pernapasan. [no. 1 salah]
Oksida belerang (SOx): Senyawa oksida belerang bisa berupa SO, SO2, atau SO2. Oksida belerang
sangat berbahaya bagi saluran pernapasan. Jika oksida belerang bereaksi dengan oksida nitrogen dan uap air
maka dapat membentuk hujan asam. [no. 2 benar]
Karbon monoksida (CO): Gas CO sangat reaktif terhadap haemoglobin sehingga dapat mengurangi
kandungan O2 dalam darah. Akibatnya kepala terasa pusing dan dapat menimbulkan keracunan. [no. 3 salah]
Karbon dioksida (CO2): Gas ini di udara dapat melapisi bumi yang seolah-olah bertindak sebagai
kaca (efek rumah kaca). Akibatnya di udara di permukaan bumi menjadi panas (global warming). [no. 4
benar]
Jadi, pasangan yang berhubungan dengan tepat antara polutan dan akibat yang ditimbulkannya adalah nomor
2 dan 4 (D).
Pembahasan
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan, membebaskan, mengeluarkan, memberikan, atau
menghasilkan panas dari sistem ke lingkungan. Kebalikan dari reaksi ini adalah reaksi endoterm.
A. –2000 kJ.mol−1
B. –1652 kJ.mol−1
C. –826 kJ.mol−1
D. –348 kJ.mol−1
E. –289 kJ.mol−1
Pembahasan
Energi ikat adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan antaratom dalam suatu molekul.
Jika volume diperkecil, sedangkan suhunya tetap, reaksi akan mengalami pergeseran kesetimbangan apabila
terjadi perubahan jumlah ion, yaitu ….
Pembahasan
Jika volume sistem diperkecil maka reaksi akan bergeser ke ruas yang mempunyai jumlah koefisien kecil.
Karena jumlah koefisien ruas kanan lebih kecil maka reaksi akan bergeser ke kanan sehingga:
Karena harga Kc berbanding lurus dengan konsentrasi ruas kanan dan berbanding terbalik dengan konsentrasi
ruas kiri maka ketika konsentrasi ruas kanan bertambah dan konsentrasi ruas kiri berkurang, harga Kc akan
bertambah.
Jadi, pernyataan yang benar adalah Cu 2+ berkurang, Kc bertambah, warna [Cu(NH3)4]2+pudar (C).
Pembahasan soal Kimia Ujian Nasional (UN) tahun 2017 nomor 21 sampai dengan nomor 25 tentang:
konstanta kesetimbangan,
teori asam dan basa,
pH asam dan basa,
titrasi asam dan asam, serta
hidrolisis garam.
Mula-mula direaksikan 0,5 mol A2 dengan 0,5 mol B2 dalam ruang 1 liter pada suhu 27 ℃. Ternyata setelah
kesetimbangan tercapai terdapat 0,3 mol gas AB. Jika tekanan total gas pada reaksi itu adalah 10 atmosfer,
nilai Kp untuk reaksi tersebut adalah ….
A. 0,30
B. 0,35
C. 0,73
D. 2,3
E. 3,5
Pembahasan
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
A2 + B2 ⇌ 2AB
mula-mula : 0,50 0,50 -
reaksi : 0,15 0,15 0,3
setimbang : 0,35 0,35 0,3
Tekanan parsial tiap zat dapat ditentukan berdasarkan perbandingan konsentrasi masing-masing.
Pembahasan
Tiga teori asam-basa yang perlu kita ketahui adalah sebagai berikut:
Teori Arrhenius
Asam : zat yang melepas H+
Basa : zat yang melepas OH−
Contoh:
H3PO4(aq) → H+(aq) + H2PO4−(aq)
H3PO4 melepas ion H+ dan membentuk H2PO4−. Dengan demikian, H3PO4 bertindak sebagai asam sedangkan
H2PO4− sebagai basa.
Teori Bronsted-Lowry
Asam : donor proton (kelebihan 1 H+ terhadap konjugatnya)
Basa : donor elektron (kekurangan 1 H+ terhadap konjugatnya)
Contoh:
PO43−(aq) + H2O(l) ⇌ HPO42−(aq) + H+(aq)
PO43− berkonjugat dengan HPO42−. Yang bertindak sebagai asam adalah HPO42− karena mempunyai kelebihan
1 H+.
Sedangkan H2O berkonjugat dengan H+. Yang bertindak sebagai asam H2O karena mempunyai kelebihan 1
H+.
Teori Lewis
Asam : akseptor elektron (kekurangan elektron)
Basa : donor elektron (kelebihan elektron)
Contoh:
NH3(g) + BF3(g) → NH3BF3(g)
Atom N mempunyai 5 elektron valensi, 3 di antaranya digunakan untuk berikatan dengan atom H sehingga
tersisa 2 elektron. Kelebihan elektron ini digunakan untuk mengikat BF 3.
Dengan demikian, NH3 bertindak sebagai basa karena menyumbangkan elektron, sedangkan BF 3 bertindak
sebagai asam.
Jadi, urutan yang sesuai dengan konsep asam-basa Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis adalah nomor 2, 3,
dan 1 (C).
Pengamatan
No. Nama Indikator Trayek pH Perubahan Warna Hasil
Larutan X Larutan Y
Pembahasan
Untuk menyelesaikan soal di atas, mari kita paham konsep berikut!
Larutan X
metil merah : x ≥ 6,3
metil jingga : x ≥ 4,4
metil ungu : x ≥ 5,4
lakmus : x ≥ 8,3
kisaran pH : 8,3 – 14
Larutan Y
metil merah : y ≤ 4,2
metil jingga : 3,2 ≤ y ≤ 4,4
metil ungu : y ≤ 4,8
lakmus : y ≤ 4,7
Jadi, perkiraan pH untuk larutan X dan larutan Y secara berurutan adalah 8,3 – 14,0 dan 3,2 – 4,2 (E).
1 30 mL 39,8 mL
2 30 mL 40,0 mL
3 30 mL 40,2 mL
Berdasarkan data tersebut, massa Ba(OH)2 yang bereaksi adalah … (Ar Ba = 56 gram.mol−; O = 16
gram.mol−; H = 1 gram.mol−).
A. 0,54 gram
B. 0,30 gram
C. 0,27 gram
D. 0,15 gram
E. 0,10 gram
Pembahasan
Misalkan indeks (1) mewakili Ba(OH)2 dan indeks (2) mewakili CH3COOH.
V1 = 30 mL
n1 = 2 [jumlah ion OH−]
Mr1 = 56 + 2(16 + 1) = 90
M2 = 0,15 M
V2 = (39,8 + 40 + 40,2)/3 = 40 mL
n2 = 1 [jumlah ion H+]
M1 V1 n1 = M2 V2 n2
M1 ∙ 30 ∙ 2 = 0,15 ∙ 40 ∙ 1
60M1 = 6
M1 = 0,1
Nah, sekarang kita tentukan massa Ba(OH) 2 dengan memanfaatkan rumus molaritas.
Uji Lakmus
No. Larutan Jenis Hidrolisis Persamaan Reaksi Hidrolisis
Merah Biru
Data yang tepat untuk mengisi bagian titik-titik pada nomor (1), (2), dan (3) berturut-turut adalah ….
(NH4)2SO4
Berasal dari basa lemah NH4OH dan asam kuat H2SO4 sehingga bersifat asam. Pada uji lakmus akan
menunjukkan warna merah.
Karena hanya basanya saja yang lemah maka termasuk hidrolisis parsial(sebagian).
Reaksi hidrolisis terjadi pada ion NH4+ karena ion ini berasal dari basa lemah: NH 4+ + H2O ⇌
NH4OH + H+
NaF
Berasal dari basa kuat NaOH dan asam lemah HF sehingga bersifat basa. Pada uji lakmus akan
menunjukkan warna biru.
Karena hanya asamnya saja yang lemah maka termasuk hidrolisis parsial.
Reaksi hidrolisis terjadi pada ion F− karena ion ini berasal dari asam lemah. F− + H2O ⇌ HF + OH−
HCOOK
Berasal dari basa kuat KOH dan asam lemah HCOOH sehingga bersifat basa. Pada uji lakmus akan
menunjukkan warna biru.
Karena hanya asamnya saja yang lemah maka termasuk hidrolisis parsial.
Reaksi hidrolisis terjadi pada ion HCOO − karena ion ini berasal dari asam lemah: HCOO− + H2O ⇌
−
OH + HCOOH.
Jadi, jawaban yang tepat adalah opsi (B).