Anda di halaman 1dari 17

Nilai-Nilai Ketuhanan dan Toleransi

Beragama

Disusun Oleh :

Sofia Nabila Anwar 11160820000099

Sania Pricillya Gunawan 11160820000100

Fa’iq Baihaqi 11160820000112

Muhamad Kemal Sabarullah 11160820000113

Nurul Komariyah 11160820000118

Silvi Yuliani 11160820000119

Diajukan untuk memenuhi tugas Pancasila

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Jalan Ir. Haji Juanda No. 95, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten 15412

2016
Daftar Isi
Kata Pengantar…………………………………………………………....... 2

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….......... 3

A. Latar Belakang............................................................................. 3
B. Rumusan Masalah………………………………….................... 4
C. Tujuan dan Manfaat…………………………………………..... 4

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………...….... 5

A. Pengertian Toleransi...………..……………............................... 5
B. Landasan Hukum...........………...………………………........... 6
C. Kerukunan Umat Beragama di Indonesia.…………………....... 8

BAB III PENUTUP……………………………...……………………….... 13

A. Kesimpulan……………………………………………….......... 13
B. Saran………………………………………………………….... 13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….... 14

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Nilai-Nilai Ketuhanan dan Toleransi Beragama. Disamping itu, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga makalah ini dapat
selesai tepat waktu.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Nilai-Nilai Ketuhanan dan Toleransi
Beragama. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Jakarta, 4 November 2016

Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kerukunan umat beragama adalah suatu bentuk sosialisasi yang damai


dan tercipta berkat adanya toleransi dalam kehidupan beragama. Toleransi
adalah sikap saling pengertian dan menghargai tanpa adanya diskriminasi
dalam hal apapun, khususnya dalam masalah kehidupan beragama. Kerukunan
umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk mencapai sebuah
kesejahteraan hidup di negeri ini.

Sila Ketuhanan yang maha Esa mempunyai makna bahwa segala aspek
penyelenggaraan hidup bernegara harus sesuai dengan nilai-nilai yang berasal
dari Tuhan. Karena sejak awal pembentukan bangsa ini, bahwa negara
Indonesia berdasarkan atas Ketuhanan. Maksudnya adalah bahwa masyarakat
Indonesia merupakan manusia yang mempunyai iman dan kepercayaan
terhadap Tuhan, dan iman kepercayaan inilah yang menjadi dasar dalam hidup
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.

Kebebasan beragama pada hakikatnya adalah dasar bagi terciptanya


kerukunan antar umat beragama. Tanpa kebebasan beragama tidak mungkin
ada kerukunan antar umat beragama. Kebebasan beragama adalah hak setiap
manusia. Hak untuk menyembah Tuhan yang diberikan oleh Tuhan, dan tidak
ada seorang pun yang boleh mencabutnya.

Demikian juga sebaliknya, toleransi antar umat beragama adalah cara


agar kebebasan beragama dapat terlindungi dengan baik. Kebebasan dan
toleransi tidak dapat diabaikan.

3
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat dideskripsikan bahwa rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan nilai-nilai ketuhanan?
2. Apa arti dan makna sila pertama pada Pancasila
3. Apa fungsi dalam mengimplementasikan sila pertama bagi masyarakat
Indonesia?
4. Atas landasan apa adanya trilogi kerukunan umat beragama dan apa
yang dimaksud dengan itu?
5. Bagaimana penerapan sila pertama dan toleransi kerukunan beragama
dalam kehidupan berbangsa saat ini?

C. Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan


makalah ini sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui pengertian toleransi.


2. Dapat mengetahui makna dari trilogi kerukunan umat beragama secara
terperinci
3. Dapat mengetahui kerukanan umat beragama di Indonesia
4. Dapat mengetahui landasan hukum yang di gunakan
5. Dapat memahami bagaimana upaya mewujudkan kerukunan beragama

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Toleransi

Toleransi berasal dari kata “ Tolerare ” yang berasal dari bahasa latin
yang berarti dengan sabar membiarkan sesuatu. Jadi pengertian toleransi
secara luas adalah suatu sikap atau perilaku manusia yang tidak menyimpang
dari aturan, dimana seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan
yang orang lain lakukan. Toleransi juga dapat dikatakan istilah dalam konteks
sosial budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang
adanya deskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak
dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah
toleransi beragama dimana penganut mayoritas dalam suatu masyarakat
mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya. Istilah toleransi juga
digunakan dengan menggunakan definisi “kelompok” yang lebih luas ,
misalnya partai politik, orientasi seksual, dan lain-lain. Hingga saat ini masih
banyak kontroversi dan kritik mengenai prinsip-prinsip toleransi baik dari
kaum liberal maupun konservatif. Jadi toleransi antar umat beragama berarti
suatu sikap manusia sebagai umat yang beragama dan mempunyai keyakinan,
untuk menghormati dan menghargai manusia yang beragama lain.

Dalam masyarakat berdasarkan pancasila terutama sila pertama,


bertaqwa kepada tuhan menurut agama dan kepercayaan masing-masing
adalah mutlak. Semua agama menghargai manusia maka dari itu semua umat
beragama juga wajib saling menghargai. Dengan demikian antar umat
beragama yang berlainan akan terbina kerukunan hidup.

Sebagaimana dalam konsep hidup beragama mencakup tiga


kerukunan, yakni: Kerukunan intern umat beragama, Kerukunan antar umat
beragama dan, Kerukunan antara umat beragama dengan Pemerintah. Hal ini
harus dihormati,

5
ditaati dan dijalankan dengan kecerdasan hati, bukan dengan kekuatan
otot bahkan dengan cara anarkis.

Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk


mencapai sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini. Seperti yang kita ketahui,
Indonesia memiliki keragaman yang begitu banyak. Tak hanya masalah adat
istiadat atau budaya seni, tapi juga termasuk agama.

B. Landasan Hukum

Pancasila sebagai falsafah negara, ideologi negara, landasan dasar dan


pandangan hidup bangsa Indonesia, berarti Pancasila merupakan sumber nilai
bagi segala penyelenggaraan negara baik yang bersifat kejasmanian maupun
kerohanian. Hal ini berarti bahwa dalam segala aspek penyelenggaraan atau
kehidupan bernegara yang materiil maupun spiritual harus sesuai dengan nilai-
nilai yang terdapat dalam sila-sila Pancasila secara bulat dan utuh.

Dalam kaitannya dengan sila Ketuhanan yang maha Esa mempunyai


makna bahwa segala aspek penyelenggaraan hidup bernegara harus sesuai
dengan nilai-nilai yang berasal dari Tuhan. Karena sejak awal pembentukan
bangsa ini, bahwa negara Indonesia berdasarkan atas Ketuhanan. Maksudnya
adalah bahwa masyarakat Indonesia merupakan manusia yang mempunyai
iman dan kepercayaan terhadap Tuhan, dan iman kepercayaan inilah yang
menjadi dasar dalam hidup berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.

Agama merupakan salah satu hak yang paling asasi diantara hak-hak asasi
manusia, karena kebebasan beragama itu langsung bersumber kepada martabat
manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Oleh karenanya, agama tidak dapat
dipaksakan atau dalam menganut suatu agama tertentu itu tidak dapat
dipaksakan kepada dan oleh seseorang. Agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa itu berdasarkan atas keyakinan, karena menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan yang dipercayai dan diyakininya.

6
Yang ingin diwujudkan dan dikembangkan sila Ketuhanan Yang Maha
Esa dalam Pancasila adalah adanya sikap saling menghormati, menghargai,
toleransi, serta terjalinnya kerjasama antara pemeluk-pemeluk agama dan
penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga dapat tercipta dan selalu
terbinanya kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Untuk mewujudkannya, perlu adanya
pemahaman yang utuh dan menyeluruh terhadap Pancasila dan sila-sila yang
terkandung di dalamnya.

Toleransi dalam kehidupan beragama di lindungi oleh Negara Pancasila.


Hal tercermin dari Butir-butir pengamalan Pancasila, sila Ketuhanan Yang
Maha Esa :

1. Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Saling menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan
penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga
terbina kerukunan hidup.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya.
4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang
lain.
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan
Tuhan Yang Maha Esa.

7
Selain Pancasila, Negara juga mengatur kehidupan beragama dalam
Undang-Undang Dasar 1945 Bab XI, Pasal 29 yang mengatur tentang Agama

1. Pasal 29 Ayat (1) menyatakan : “Negara berdasar atas Ketuhanan


Yang Maha Esa”. Ayat ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia
berdasar atas kepercayaan dan keyakinan terhadap Tuhan.

6
2. Pasal 29 Ayat (2) menyatakan : “Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu”. Dalam
ayat ini, negara memberi kebebasan kepada setiap warga negara
Indonesia untuk memeluk salah satu agama dan menjalankan
ibadah menurut kepercayaan serta keyakinannya tersebut.

Untuk pelaksanaan lebih teknis mengenai kehidupan beragama maka


dikeluarkan Ketetapan MPR No. IV tahun 1999 tentang Garis-Garis Besar
Haluan Negara : Dalam GBHN dan Program Pembangunan Nasional
(PROPENAS) tahun 2000, dinyatakan bahwa sasaran pembangunan bidang
agama adalah terciptanya suasana kehidupan beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang penuh keimanan dan ketakwaan, penuh
kerukunan yang dinamis antar umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, secara bersama-sama memperkuat landasan spiritual,
moral dan etika bagi pembangunan nasional, yang tercermin dalam suasana
kehidupan yang harmonis serta dalam kukuhnya persatuan dan kesatuan
bangsa selaras dengan penghayatan dan pengamalan Pancasila.

C. Kerukunan Umat Beragama di Indonesia

Tiga kerukunan umat beragama merupakan konsep yang digulirkan oleh


pemerintah Indonesia dalam upaya menciptakan kehidupan masyarakat antar
umat beragama yang rukun. Istilah lainnya adalah “trilogi”.

Kemajemukan bangsa Indonesia yang terdiri atas puluhan etnis , budaya,


suku, dan agama. Membutuhkan konsep yang memungkinkan terciptanya
masyarakat yang damai dan rukun. Dipungkiri atau tidak, perbedaan sangat
beresiko pada kecenderungan konflik. Terutama dipacu oleh pihak-pihak yang
menginginkan kekacauan di masyarakat.

8
Perbedaan atau kebhinekaan Nusantara tidaklah diciptakan dalam satu
waktu saja. Proses perjalanan manusia di muka bumi Indonesia dengan
wilayah yang luas menciptakan keberagaman suku dan etnis manusia. Maka
lahir pula sekian puluh kepercayaan dan agama yang berkembang di setiap
suku -suku di Indonesia.

3.1 Kebijakan Pemerintah

Pemerintah sendiri telah menyadari resistensi konflik antar umat


beragama. Berbagai kebijakan pemerintah telah diterbitkan untuk
memperbaiki keadaan. Berbagai rambu peraturan telah disahkan agar
meminimalisir bentrokan-bentrokan kepentingan antar umat beragama.
Seluruh peraturan pemerintah yang membahas tentang kerukunan
hidup antar umat beragama di Indonesia. Mencakup pada empat pokok
masalah, yakni sebagai berikut.
1. Pendirian Rumah Ibadah .
2. Penyiaran Agama.
3. Bantuan Keagamaan dari Luar Negeri.
4. Tenaga Asing Bidang Keagamaan.

3.2 Konsep Trilogi Kerukunan

Tiga kerukunan umat beragama bertujuan agar masyarakat


Indonesia bisa hidup dalam kebersamaan, sekali pun banyak perbedaan.
Konsep ini dirumuskan dengan teliti dan bijak agar tidak terjadi
pengekangan atau pengurangan hak-hak manusia dalam menjalankan
kewajiban dari ajaran-ajaran agama yang diyakininya. Trilogi ini meliputi
tiga kerukunan, yaitu: Kerukunan intern umat beragama, Kerukunan antar
umat beragama, dan Kerukunan antara umat beragama dan pemerintah.

9
1. Kerukunan intern umat beragama

Perbedaan pandangan dalam satu agama bisa melahirkan


konflik di dalam tubuh suatu agama itu sendiri. Perbedaan
madzhab adalah salah satu perbedaan yang nampak dan nyata.
Kemudian lahir pula perbedaan ormas keagamaan. Walaupun satu
aqidah, yakni aqidah Islam, perbedaan sumber penafsiran,
penghayatan, kajian, pendekatan terhadap Al-Quran dan As-
Sunnah terbukti mampu mendisharmoniskan intern umat
beragama. Konsep ukhuwwah islamiyah merupakan salah satu
sarana agar tidak terjadi ketegangan intern umat Islam yang
menyebabkan peristiwa konflik . Konsep pertama ini
mengupayakan berbagai cara agar tidak saling klain kebenaran.
Menghindari permusuhan karena perbedaan madzhab dalam Islam.
Semuanya untuk menciptakan kehidupan beragama yang tenteram,
rukun, dan penuh kebersamaan.

2. Kerukunan antar umat beragama

Konsep kedua dari trilogi memiliki pengertian kehidupan


beragama yang tentram antar masyarakat yang berbeda agama dan
keyakinan. Tidak terjadi sikap saling curiga mencurigai dan selalu
menghormati agama masing-masing. Berbagai kebijakan dilakukan
oleh pemerintah, agar tidak terjadi saling mengganggu umat
beragama lainnya. Semaksimal mungkin menghindari
kecenderungan konflik karena perbedaan agama. Semua lapisan
masyarakat bersama-sama menciptakan suasana hidup yang rukun
dan damai di Negara Republik Indonesia.

3. Kerukunan antara umat beragama dan pemerintah

Pemerintah ikut andil dalam menciptakan suasana tentram,


termasuk kerukunan antara umat beragama dengan pemerintah
sendiri.

10
Semua umat beragama yang diwakili para pemuka dari
tiap-tiap agama dapat sinergis dengan pemerintah. Bekerjasama
dan bermitra dengan pemerintah untuk menciptakan stabilitas
persatuan dan kesatuan bangsa. Trilogi umat beragama diharapkan
menjadi menjadi salah satu solusi agar terciptanya kehidupan umat
beragama yang damai, penuh kebersamaan, bersikap toleran, saling
menghormati dan menghargai dalam perbedaan.

3.3 Macam-Macam Kerukunan Umat Beragama di Indonesia

1. Kerukunan antar pemeluk agama yang sama

Suatu bentuk kerukunan yang terjalin antar masyarakat


penganut satu agama. Misalnya, kerukunan sesama orang Islam
atau kerukunan sesama penganut Kristen.

2. Kerukunan antar umat beragama lain

Suatu bentuk kerukunan yang terjalin antar masyarakat yang


memeluk agama berbeda-beda. Misalnya, kerukunan antar umat
Islam dan Kristen, antara pemeluk agama Kristen dan Budha, atau
kerukunan yang dilakukan oleh semua agama.

3.4 Bagaimana Menjaga Kerukunan Umat Beragama di Indonesia


1. Menjunjung tinggi rasa toleransi antar umat beragama, baik
sesama antar pemeluk agama yang sama maupun yang berbeda.
Rasa toleransi bisa berbentuk dalam macam-macam hal. Misal,
perijinan pembangunan tempat ibadah oleh pemerintah, tidak
saling mengejek dan mengganggu umat lain, atau memberi
waktu pada umat lain untuk beribadah bila memang sudah
waktunya. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menunjukkan
sikap toleransi. Hal ini sangat penting demi menjaga tali
kerukunan umat beragama di Indonesia.
2. Selalu siap membantu sesama. Jangan melakukan diskriminasi
terhadap suatu agama, terutama saat mereka membutuhkan

11
3. bantuan. Misalnya, di suatu daerah di Indonesia mengalami
bencana alam. Mayoritas penduduknya adalah pemeluk agama
Kristen. Bagi Anda yang memeluk agama lain, jangan lantas
malas untuk membantu saudara sebangsa yang sedang
kesusahan hanya karena perbedaan agama.
4. Selalu menjaga rasa hormat pada orang lain tanpa memandang
agama apa yang mereka anut. Misalnya dengan selalu berbicara
halus dan tidak sinis. Hal ini tentu akan mempererat kerukunan
umat beragama di Indonesia. Bila terjadi masalah yang
menyangkut agama, tetap selesaikan dengan kepala dingin
tanpa harus saling menyalahkan. Para pemuka agama, tokoh
masyarakat, dan pemerintah sangat diperlukan peranannya
dalam pencapaian solusi yang baik dan tidak merugikan pihak
manapun, atau mungkin malah menguntungkan semua pihak.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kerukunan hidup umat beragama yang diharapkan adalah kerukunan antar


para pemeluk agama dalam semangat saling mengerti, memahami antara satu
dengan yang lainnya.

Dengan kata lain secara bahasa mengerti artinya memahami, tahu tentang
sesuatu hal, dapat diartikan mengerti keadaan orang lain, tahu serta paham
mengenai masalah-masalah sosial kemasyarakatan, sehingga dapat merasakan apa
yang orang lain rasakan.

Dengan semangat saling mengerti, memahami, dan tenggang rasa- maka akan
menumbuhkan sikap dan rasa berempati kepada siapa pun yang sedang
mengalami kesulitan dan dapat memahami bila berada di posisi orang lain.
Sehingga akan terwujud dan terpelihara kerukunan antar umat beragama.

B. Saran

Agar kerukunan hidup umat beragama dapat terwujud dan senantiasa


terpelihara, perlu memperhatikan upaya-upaya yang mendorong terjadinya
kerukunan secara mantap dalam bentuk memperkuat dasar-dasar kerukunan
internal dan antar umat beragama, serta antar umat beragama dengan pemerintah.

Dalam pembuatan makalah ini, kami sebagai penulis tidak memungkiri


adanya kekurangan dan kelemahan dalam makalah ini. Sehingga, masih
membutuhkan banyak saran dari para pembaca. Dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Aamiin

13
DAFTAR PUSTAKA
Mhiqbah, 2015 Pancasila dalam kerukunan
beragama, http://mhiqbah.blogspot.co.id/2015/04/pengalaman-nilai-nilai-pancasila-
dalam.html. Diakses pada tanggal 21/11/2015 jam 19.22 WIB

Dety Nurbaity, 2015 Contoh makalah


toleransi, http://dhepurplelove.blogspot.co.id/2015/07/contoh-makalah-toleransi.html.
Diakses pada tanggal 22/11/2015 jam 21.30 WIB

http://www.pusakaindonesia.org/pancasila-menjunjung-tinggi-toleransi-beragama/

http://alfiah-18.blogspot.co.id/2011/03/kerukunan-umat-beragama-di-indonesia.html

http://www.depkominfo.go.id/berita/bipnewsroom/kerukunan-umat-beragama-harus-
terus-dipelihara/

http://www.depag.go.id/index.php?a=detilberita&id=4148

http://www.anneahira.com/kerukunan-umat-beragama-di-indonesia.htm

http://nasional.kompas.com/read/2009/05/28/08422671/Indonesia..Lab.Kerukunan.U
mat.Beragama

http://www.cmm.or.id/cmm-ind_more.php?id=A3483_0_3_0_M

http://bataviase.co.id/content/indonesia-contoh-terbaik-kerukunan-umat-beragama

http://luk.staff.ugm.ac.id/kmi/islam/Etc/Rukun.html

http://www.anneahira.com/tri-kerukunan-umat-beragama.htm

14

Anda mungkin juga menyukai