Anda di halaman 1dari 62

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL

KELEMBAGAAN AGAMA ISLAM


NOMOR: E / 239 / 2001

TENTANG

PANDUAN TEKNIS PEYELENGGARAAN


PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR
PADA PONDOK PESANTREN SALAFIYAH

DIREKTUR JENDERAL KELEMBAGAAN AGAMA ISLAM

Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan Kesepakatan Bersama


antara Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama Republik
Indonesia, Nomor : 1/U/KB/2000 dan Nomor : MA/86/2000,
Tentang Pondok Pesantren Salafiyah Sebagai Pola Pendidikan
Dasar Sembilan Tahun, dipandang perlu adanya Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Program dimaksud;
b. bahwa sebagai tindak lanjut dari butir a tersebut, perlu ditetapkan
Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam tentang
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Program Wajib Belajar
Pendidikan Dasar pada Pondok Pesantren Salafiyah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945;


2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan
Daerah;
4. Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1990 Tentang Pendidikan
Dasar, yang telah diubah dan disempumakan dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 55 Tahun 1998;
5. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 Tentang Pendidikan
Menengah, yang telah diubah dan disempurnakan dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 1998;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1971 Tentang Pendidikan
Luar Sekolah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 Tentang Peran Serta
Masyarakat dalam Pendidikan Nasional;
8. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1994 Tentang Pelaksanaa Wajib
Belajar 9 Tahun;
9. Kesepakatan Bersama Antara Menteri Pendidikan Nasional dan
Menteri Agama RI Nomor: 1/U/KB/2001 dan Nomor :
MA/86/2000 Tentang Pondok Pesantren Salafiyah Sebagai Pola
Pendidikan Dasar 9 Tahun;

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-1
10. Keputusan Menteri Agama RI Nornor 18 Tahun 1975 Tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama yang telah
diubah dan disempurnakan terakhir dengan Keputusan Menteri
Agama Nomor 1 Tahun 2001;
11. Keputusan Bersama Dirjen Binbaga Islam Departemen Agama dan
Dirjen Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional, Nomor:
E/86/2000 dan Nornor: 166/C/KEP/DS-2000 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pondok Pesantren Salafiyah Sebagai Pola Wajib
Belajar Pendidikan Dasar.

Memperhatikan : Masukan dan saran dari para pimpinan Pondok Pesantren Salafiyah
pada acara Orientasi dan Pencanangan dimulainya Program Wajib
Belajar Pendidikan Dasar Pada Pondok Pesantren Salafiyah, tanggal 10
Juli 2001 di Bekasi.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL KELEMBAGAAN AGAMA


ISLAM TENTANG PANDUAN TEKNIS PENYELENGGARAAN
PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR PADA
PONDOK PESANTREN SALAFIYAH

Pertama : 1. Menetapkan Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajib


Belajar Pendidikan Dasar Pada Pondok Pesantren Salafiyah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini, yang berkaitan
dengan teknis penyelenggaraan program pendidikan diatur secara
mandiri oleh Pengurus Pondok Pesantren, sedangkan yang berkaitan
dengan kebijakan nasional akan diatur kemudian oleh Direktur
Jenderal Kelembagaan Agama Islam.
3. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 6 September 2001

Direktur Jenderal

Dr. H. HUSNI RAHIM


NIP. 150060369

V-2 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah
Tembusan :
1. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat;
2. Menteri Agama RI;
3. Menteri Pendidikan Nasional RI;
4. Sekretaris Jenderal Departemen Agama RI;
5. Inspektur Jenderal Departemen Agama RI;
6. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Agama Departemen Agama;
7. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas;
8. Direktur Jenderal Pendidikan Nasional Luar Sekolah Depdiknas;
9. Para Kepala Biro, Inspektur dan Direktur di Lingkungan Departemen Agama;
10. Para Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi;
11. Para Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota.

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-3
V-4 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa salah satu tugas negara adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan untuk itu pula maka setiap warga negara memiliki hak untuk
mendapatkan pelayanan pendidikan yang layak sesuai dengan perkembangan zaman
dan kemajuan ilmu pengetahuan.
2. Untuk melaksanakan amanat tersebut, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 14 Ayat (2) menegaskan bahwa warga negara
yang berumur 7 (tujuh) tahun sampai 15 (lima belas) tahun berhak mendapatkan
pendidikan dasar atau yang setara sampai tamat. Selanjutnya melalui Inpres Nomor 1
Tahun 1994 telah dicanangkan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun. Hal ini berarti bahwa setiap warga negara yang berumur 7-15 (tujuh sampai
lima belas) tahun wajib mengikuti pendidikan dasar sampai tamat. Berbagai pola
pendidikan dasar disediakan, agar anak usia sekolah dapat memilih dan mengikuti
Pendidikan Dasar, baik melalui pendidikan sekolah seperti SD/MI dan SMP/MTs atau
lembaga pendidikan luar sekolah seperti Kejar Paket A, Kejar Paket B atau melalui
Pondok Pesantren.
3. Keberadaan Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia,
telah tumbuh dan berkembang sejak masa penyiaran Islam dan telah banyak berperan
dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat. Sejarah perkembangan Pondok
Pesantren menunjukkan bahwa lembaga ini tetap eksis dan konsisten menjalankan
fungsinya sebagai pusat pengajar ilmu-ilmu agama Islam (tafaqquh fiddin) sehingga
dari pesantren lahir para kader ulama, guru agama, mubaligh yang sangat dibutuhkan
masyarakat.
Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan di pondok pesantren juga
mengalami pembaruan dan pengembangan khususnya kurikulum dan metode
pembelajarannya. Sebagian pesantren telah mengakomodasikan program pendidikan
madrasah atau sekolah, dan sebagian lagi tetap mempertahankan pola pendidikan khas
pesantren yang telah lama berlaku di pesantren, baik kurikulum maupun metode
pembelajarannya, sehingga sering disebut Pondok Pesantren Salafiyah.
4. Dalam rangka meningkatkan peran Pondok Pesantren Salafiyah sebagai lembaga
pendidikan masyarakat, serta untuk membuka kesempatan bagi para santri yang ingin
menuntut ilmu ke jenjang yang lebih tinggi, telah dilakukan kesepakatan bersama
antara Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama melalui Surat Keputusan
Bersama Nomor: 1/U/KB/ 2000 dan Nomor : MA/86/2000 tentang Pondok Pesantren
Salafiyah Sebagai Pola Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Kesepakatan
tersebut telah ditindaklanjuti dengan Keputusan Bersama Direktur Jenderal
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama dengan Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Nomor :

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-5
E/83/2000 dan Nomor : 166/C/kep/DS/ 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pondok
Pesantren Salafiyah Sebagai Pola Wajib Belajar Pendidikan Dasar.
5. Untuk rnemperjelas pemahaman tentang pola wajib belajar pendidikan dasar pada
Pondok Pesantren Salafiyah, maka disusunlah buku panduan teknis ini. Dengan buku
ini di harapkan penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar pada Pondok
Pesantren Salafiyah dapat berjalan lancar dengan sebaik-baiknya.

B. Landasan Hukum
Penyelenggaraan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun pada Pondok
Pesantren Salafiyah mengacu pada beberapa landasan yuridis sebagai berikut :
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945;
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar, yang telah
diubah dan disempurnakan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 1998;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, yang
telah diubah dan disempurnakan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 1998;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1971 tentang Pendidikan Luar Sekolah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 tentang Peran Serta Masyarakat dalam
Pendidikan Nasional;
8. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1994 tentang Pelaksanaan Wajib Belajar 9 Tahun;
9. Kesepakatan Bersama antara Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama RI
Nomor 1/U/KB/2000 dan Nomor MA/8672000 tentang Pondok Pesantren Salafiyah
Sebagai Pola Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun;
10. Keputusan Bersama Dirjen Binbaga Islam Departemen Agama dan Dirjen Dikdasmen
Departemen Pendidikan Nasional Nomor: E/83/2000 dan Nomor: 166/C/KEP/DS-
2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pondok Pesantren Salafiyah Sebagai Pola Wajib
Belajar Pendidikan Dasar.

C. Tujuan Penyusunan
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan penyusunan buku Panduan Teknis Penyelenggaraan Program
Wajib Belajar Pendidikan Dasar pada Pondok Pesantren Salafiyah ini ialah untuk
memberikan acuan/pedoman bagi para pembina dan penyelenggara pola wajib belajar
pendidikan dasar pada Pondok Pesantren Salafiyah, baik yang berkaitan dengan
prosedur pendiriannya maupun teknis operasionalnya.
2. Tujuan Khusus
Sedangkan secara spesifik/khusus buku ini bertujuan :
a. Agar para pimpinan pondok pesantren dan pengurus yayasan penyelenggara
program ini lebih memahami pola wajib belajar pendidikan dasar pada Pondok
Pesantren Salafiyah;
b. Agar pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan program penuntasan wajib
belajar pendidikan dasar, khususnya masyarakat dapat memberikan kontribusinya,

V-6 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah
agar pola wajib belajar pada Pondok Pesantren Salafiyah dapat berjalan dan
berhasil dengan baik dan lancar sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
c. Agar para pengasuh/guru/ustadz Pondok Pesantren Salafiyah penyelenggara
program ini dapat menyelenggarakan program wajib belajar pendidikan dasar
dengan baik.

D. Sistematika Penyusunan dan Ruang Lingkup


Sistematika penyusunan dan ruang lingkup buku Panduan Teknis Penyelenggaraan
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar pada Pondok Pesantren Salafiyah adalah
sebagai berikut :
1. Bab I : Pendahuluan, meliputi latar belakang, landasan hukum, tujuan penyusunan,
sistematika penyusunan dan ruang lingkup.
2. Bab II : Pengertian, tujuan, sasaran, dan jenjang pendidikan. Bab ini menjelaskan
tentang pengertian, tujuan, sasaran, dan jenjang pendidikan.
3. Bab III : Penyelenggaraan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar pada Pondok
Pesantren Salafiyah. Dalam bab ini diuraikan tentang prosedur penyelenggaraan,
kurikulum, proses belajar mengajar, tenaga pengajar, sarana dan prasarana
pendidikan, evaluasi belajar, STTB/ijazah, pembiayaan program pendidikan.
4. Bab IV Supervisi, Monitoring dan Pelaporan. Bab ini menguraikan tentang supervisi,
monitoring dan laporan penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar
pada Pondok Pesantren Salafiyah.
5. Bab V: Penutup, Untuk melengkapi buku ini disertai dengan beberapa lampiran yang
terkait dengan penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar.

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-7
V-8 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah
BAB II
PENGERTIAN, TUJUAN, SASARAN
DAN JENJANG PENDIDIKAN

A. Pengertian
Untuk menyamakan pengertian dan persepsi tentang penyelenggaraan program wajib
belajar pendidikan dasar pada Pondok Pesantren Salafiyah, berikut ini dijelaskan
beberapa istilah yang banyak diungkapkan dalam buku ini :
1. Pondok Pesantren pada umumnya tergambarkan pada ciri khas yang biasanya dimiliki
oleh Pondok Pesantren, yaitu adanya pengasuh Pondok Pesantren (kyai/ajengan/tuan
guru/buya/tengku/ustadz), adanya Masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan tempat
belajar, adanya santri yang belajar, serta adanya asrama sebagai tempat tinggal santri.
Disamping empat komponen tersebut, hampir setiap pesantren juga menggunakan
kitab kuning (kitab klasik tentang ilmu-ilmu keislaman berbahasa Arab yang disusun
pada abad pertengahan) sebagai sumber kajian.
Seiring dengan perkembangan zaman, penyelenggaraan pendidikan di pesantren juga
mengalarni perubahan dan perkembangan, sehingga ada pesantren yang disebut
Khalafiyah dan ada yang disebut Salafiyah.
2. Pondok Pesantren Khalafiyah atau ‘Ashriyah’ adalah pondok pesantren yang
mengadopsi sistem madrasah atau sekolah, kurikulum disesuaikan dengan kurikulum
pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama,
melalui penyelenggaraan SD, SMP, dan SMU, atau MI, MTs, dan MA. Bahkan ada
pula yang sampai tingkat Perguruan Tinggi.
3. Pondok Pesantren Salafiyah; Pondok Pesantren yang masih tetap mempertahankan
sistem pendidikan khas Pondok Pesantren, baik kurikulum maupun metode
pendidikannya. Bahan ajar meliputi ilmu-ilmu agama Islam, dengan mempergunakan
kitab-kitab klasik berbahasa Arab, sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing
santri. Pembelajaran dengan cara bandongan dan sorogan masih tetap dipertahankan,
tetapi sudah banyak yang menggunakan sistem klasikal.
4. Wajib Belajar ialah gerakan nasional yang diselenggarakan di seluruh Indonesia bagi
warga negara yang berusia 7 tahun sampai 15 tahun untuk mengikuti pendidikan dasar
atau pendidikan yang setara sampai tamat, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah
maupun masyarakat.
5. Pendidikan Dasar adalah pendidikan umum yang lamanya 9 tahun dengan perincian 6
tahun di Sekolah Dasar atau yang setara 3 (tiga) tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama atau satuan pendidikan yang setara.

B. Tujuan
Adapun tujuan penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar pada Pondok
Pesantren Salafiyah ialah :
1. Mengoptimalkan pelayanan Program Nasional Wajib Belajar Pendidikan Dasar
Sembilan Tahun melalui salah satu jalur alternatif, dalam hal ini Pondok Pesantren.

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-9
2. Meningkatkan peran serta Pondok Pesantren Salafiyah dalam penyelenggaraan
program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun bagi para peserta didik
(santri), sehingga para santri dapat mcmiliki kemampuan setara dan kesempatan yang
sama untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

C. Sasaran
1. Peserta didik yang menjadi sasaran dari program ini adalah para santri di Pondok
Pesantren Salafiyah dan Diniyah Salafiyah, terutama yang berusia 7-15 tahun yang
tidak sedang belajar pada SD/MI atau SLTP/MTs, atau bukan tamatannya, dalam arti
tidak memiliki ijazah.
2. Program ini juga terbuka/dapat diikuti oleh santri yang berusia lebih dari 15 tahun
yang belum memiliki ijazah SD/MI atau SLTP/MTs.

D. Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan untuk program wajib belajar pendidikan dasar pada Pondok Pesantren
Salafiyah, terdiri dari dua jenjang yaitu :
1. Salafiyah Ula atau dasar, yaitu program pendidikan dasar pada Pondok
Pesantren/Diniyah Salafiyah yang setara dengan pendidikan Sekolah Dasar (SD) atau
Madrasah Ibtidaiyah (MI);
2. Salafiyah Wustho atau lanjutan, yaitu program pendidikan dasar pada Pondok
Pesantren/Diniyah Salafiyah yang setara dengan pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SLTP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs).

V-10 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah
BAB III
PENYELENGGARAAN
PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR
PADA PONDOK PESANTREN SALAFIYAH

A. Prosedur Penyelenggaraan
Untuk menyelenggarakan program wajib belajar pendidikan dasar ini, Pondok Pesantren
Salafiyah melaporkan/mendaftarkan pada Kantor Departemen Agama, dengan tembusan
kepada Kepala Dinas pada Pemerintahan Daerah di Kabupaten atau Kota setempat,
tentang kesiapan dan kesanggupan pondok pesantren menyelenggarakan program wajib
belajar pendidikan dasar ini.
(contoh Formulir Pendaftaran sebagaimana dalam lampiran 1)
Laporan atau pemberitahuan tersebut mencakup data-data sebagai berikut :
1. Nama Pondok Pesantren dan alamat lengkap;
2. Nama pimpinan pesantren dan penanggung jawab program (keduanya dapat
sama/seorang atau berbeda);
3. Jenjang pendidikan yang akan diselenggarakan, baik jenjang Salafiyah Dasar (Ula)
atau Salafiyah Lanjutan (Wustho);
4. Jumlah santri yang mengikuti program pada masing-masing jenjang minimal 10
orang;
5. Nama tenaga guru yang mengajar 3 mata pelajaran umum;
6. Sarana pendidikan yang telah ada, termasuk perpustakaan dan sumber belajar lainnya.
Berdasarkan laporan/pendaftaran tersebut, Kantor Departemen Agama setempat bersama
instansi terkait lainnya akan melakukan klarifikasi dan verifikasi. Selanjutnya Kantor
Departemen Agama Kabupaten/Kota akan mengeluarkan piagam pengesahan tentang
penetapan Pondok Pesantren Salafiyah sebagai penyelenggara program wajib belajar
pendidikan dasar, kemudian penetapan tersebut dilaporkan kepada Kantor Wilayah
Departemen Agama Propinsi setempat dan Departemen Agama Pusat (contoh Piagam
Penetapan sebagaimana dalam lampiran 2).
Walaupun dalam penyelenggaraan program ini mendapatkan pengarahan dan bimbingan
dari Departemen Agama dan Dinas Pendidikan setempat, namun setiap Pondok Pesantren
Salafiyah tetap berhak untuk mengatur dan menentukan jadwal pendidikan serta proses
pembelajaran yang sesuai dengan kebiasaan, tradisi dan kondisi setempat. Di antara hak-
hak yang tetap melekat pada Pondok Pesantren tersebut ialah:
1. Hak untuk mengalokasikan waktu pengajaran dan masing-masing mata pelaj aran;
2. Hak untuk menerapkan metode pembelajaran, apakah itu kiasikal, tutorial, sorogan
wetonan, atau individual;
3. Hak untuk menetapkan masa/waktu pembelajaran semesteran atau catur wulan, atau
lainnya;
4. Hak untuk mengembangkan ciri khas dan potensi pesantren baik dalam bidang
keilmuan maupun dalam bidang sosial dan budaya;

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-11
5. Hak untuk memperoleh bantuan pengembangan pesantren baik dan pemerintah
maupun masyarakat.

B. Kurikulum
1. Pada dasarnya kurikulum atau program pengajaran yang dipergunakan dalam kegiatan
mi adalab kurikulum khas yang telah berlaku di Pondok Pesantren yang bersangkutan,
ditambah dengan beberapa mata pelajaran umum yang menjadi satu kesatuan
kurikulum yang menjadi program pendidikan Pondok Pesantren.
2. Mata pelajaran umum yang diwajibkan untuk diajarkan dan disertakan dalam
pelajaran pondok pesantren adalah 3 mata pelajaran, yaitu:
a. Bahasa Indonesia
b. Maternatika, dan
c. Ilmu Pengetahuan Alam
3. Mata pelajaran umum yang lain yang menjadi syarat untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi (Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan Sosial
dan Bahasa Inggris atau Bahasa Asing), penyampaiannya dilakukan melalui
penyediaan buku-buku dan perpustakaan dan sumber belajar lainnya atau melalui
bimbingan dan penugasan.
4. Pembelajaran melalui perpustakaan adalah model pembelajaran mandiri melalui
buku-buku paket ataubuku modul yang digunakan dalam program wajib belajar Paket
A dan B, SLTP Terbuka, MTs Terbuka, atau buku yang dipakai pada sekolah formal
(SD/MI, SLTP/MTs).
5. Bimbingan dan penugasan dikoordinasikan langsung oleh penanggung jawab program
dan dapat digunakan model tutorial yang dalam pelaksanaannya melibatkan
ustadz/lurah pondok/santri senior.
6. Bahan-bahan pembelajaran yang digunakan untuk program wajib belajar pendidikan
dasar pada Pondok Pesantren Salafiyah, pada dasarnya sama dengan yang digunakan
pada SD/MI untukjenjang Salafiyah ‘Ula (dasar), dan sama yang digunakan pada
SLTP/MTs untuk jenjang Salafiyah. Wustho (lanjutan).
7. Buku-buku mata pelajaran umum yang digunakan, sebelum diterbitkan buku-buku
mata pelajaran umum yang khusus untuk program wajib belajar pendidikan dasar di
Pondok Pesantren Salafiyah, dapat digunakan buku-buku pelajaran yang telah ada
yang biasa digunakan oleh SD/MI/Paket-A dan SLTP/MTs/Paket B.

C. Ketenagaan
1. Tenaga yang diperlukan untuk menyelenggarakan program wajib belajar pendidikan
dasar pada Pondok Pesantren Salafiyah, terdiri dan penanggungjawab program,
tenaga pengajar/guru mata pelajaran umum dan guru pembimbing perpustakaan.
2. Tenaga pengajar yang dibutuhkan dalam program wajib belajar pendidikan dasar di
Pondok Pesantren Salafiyah mi ialah :
a. Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
b. Guru Mata Pelajaran Matematika
c. Guru Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

V-12 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah
3. Guru pembimbing mata pelajaran uthum lainnya, dapat dilakukan oleh guru mata
pelajaran umum tersebut, atau guru/ustadz pondok pesantren, dan apabila
memungkinkan dapat ditambah dengan guru-guru dan sekolah formal.
4. Tenaga pengajar yang dilibatkan dalam program mi diutamakan tenaga pengajar yang
tersedia di lingkungan Pondok Pesantren penyelenggara, sepanjang mereka memiliki
kemampuan akademik dan berkesanggupan mengajar.
5. Bila di lingkungan pesantren tidak terdapat tenaga pengajar dimaksud, maka pengurus
pondok pesantren dapat mengupayakan kerjasama dan menjalin kemitraan dengan
pimpinan sekolah/madrasah atau guru-guru yang terdapat di sekitar lokasi pondok
pesantren.
6. Untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalitas guru, khususnya guru mata
pe1ajarn umum, pihak pengurus pesantren perlu mengupayakan keikutsertaan guru-
guru tersebut dalam pelatihan-pelatihan pendidikan guru baik yang diselenggarakan
Pemerintah Daerah, oleh Departemen Agama atau Departemen Pendidikan Nasional,
maupun oleh organisasi pendidikan.

D. Proses Pembelajaran
1. Pada dasarnya proses pembelajaran pada Pondok Pesantren Salafiyah penyelenggara
program wajib belajar pendidikan dasar disesuaikan dengan proses pembelajaran di
pondok pesantren.
2. Prinsip dasar proses belajar mengajar ialah dapat dipahaminya bahan dan materi
pelajaran tersebut oleh para santri peserta didik, dengan lebih mudah dan lebih cepat.
3. Metode pendidikan tradisional yang telah menjadi ciri khas pengajaran pondok
pesantren dapat digunakan untuk pelaksanaan program ini.
Metode-metode tersebut antara lain:
a. Weton/Bandongan, Istilah weton mi berasal dan kata wektu (bahasa Jawa) yang
berarti waktu, sebab pengaj ian tersebut diberikan pada waktu-waktu tertentu,
yaitu sebelum dan sesudah melaksanakan shalat fardlu. Metode Weton mi
merupakan metode kuliah, dimana para santri mengikuti pelajaran dengan duduk
disekeliling kyai yang menerangkan pelajaran secara kuliah, santri menyimak
kitab masingmasing dan membuat catatan padanya. Istilah weton mi, di Jawa
Barat di sebut dengan Bandongan.
b. Sorogan, berasal dan kata sorog (bahasa Jawa), yang berarti menyodorkan, sebab
setiap santni menyodorkan kitabnya dihadapan kyai atau pembantunya (asisten
kyai). Sistem sorogan mi termasuk belajar secara individual, dimana seorang
santri berhadapan dengan seorang guru, dan terjadi interaksi saling mengenal
diantara keduanya. Sistem sorogan mi terbukti sangat efektif sebagai taraf pertama
seorang murid yang bercita-cita menjadi seorang aiim. Sistem mi memungkinkan
seorang guru mengawasi, meniiai dan membimbing secara maksimal kemampuan
seorang santri dalam menguasai materi pelaj aran.
c. Haiaqah, sistem mi merupakan kelompok kelas dan sistem bandongan. Haiaqah
yang arti bahasanya iingkaran murid, atau sekeiompk siswa yang belajar di bawah
bimbingan seorang guru atau belajar bersama di suatu tempat. Haiaqah mi juga
merupakan diskusi untuk memahami isi kitab/materi peiajaran.

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-13
d. Hapaian, metode hapaian yang diterapkan di pesantren-pesantren, umumnya
dipakai untuk menghapai kitab-kitab tertentu, juga sering dipakai untuk
menghapalAi Qur’an baik surat-surat pendek maupun secara keseluruhan, dan
setelah beberapa han barn dibacakan di depan kyai/ ustadznya.
4. Keempat metode di atas bisa diterapkan daiam pelaksanaan pengajaran 3 (tiga) mata
peiajaran pokok wajar dikdas (Matematika, IPA, dan Bahasa Indonesia), atau untuk
pembeiajaran mata pelajaran umum iainnya.
5. Seiain metode yang sudah disebutkan di atas, Pondok Pesantren bisajuga
mengaplikasikan metode yang teiah dikenai iuas pada proses belajar mengajar (PBM)
di madrasah dan di sekoiah seperti ceramah, diskusi, tanya jawab, Cara Belajar Siswa
Aktif (CSA), penugasan, dan seterusnya.

E. Penilaian Hasil Belajar


Peniiaian hasil belajar bagi santri pondok pesantren yang diikutkan dalam program wajib
beiajar pendidikan dasar, diiakukan melalui :
1. Peniiaian harianlmingguan, dilakukan oleh guru/tutor/mudarris/ustadz pondok
pesantren penyeienggara selama proses pembeiajaran sesuai dengan kemajuan santri
dalam belajar. Bahan evaluasi harian/mingguan bisa digunakan Lembar Kerja Santri
(LKS) yang menyatu dengan buku teks mata pelajaran, atau dengan soal-soal yang
disusun oieh guru yang bersangkutan
2. Ulangan umum yang merupakan penilaian prestasi belajar santri yang dilakukan
secara berkala, penyelenggaraannya dapat dilakukan bersamaan waktunya dengan
ulangan umum SD/MI atau SLTP/MTs setempat atau disesuaikan dengan jadwal
kegiatan ulangan umum pada Pondok Pesantren yang bersangkutan.
3. Penilaian Hasil Belajar Tahap Akhir (Pehabta) program wajib belajar pendidikan
dasar pada Pondok Pesantren Salafiyah untuk mata pelajaran umum, yaitu Bahasa
Indonesia, Matematika dan IPA, dengan menggunakan standar nasional, dilakukan
oleh pihak yang berwenang melakukan pengujian yaitu Pusat Penilaian Pendidikan
pada Departemen Pendidikan Nasional. Penilaian mata pelajaran umum lainnya,
seperti Ilmu-ilmu Pengetahuan Sosial, Bahasa Asing dan kewarganegaraan, dilakukan
sendiri oleh guru/ustadz pondok pesantren dengan ramburambu penyusunan sóal dan
Pusat Penilaian Pendidikan atau instansi lain yang berwenang.
4. Waktu pnyelenggaraan penilaianlujian akhir sekolah (UAS) atau Ujian Akhir Nasional
(UAN) bisa dilakukan dengan dua alternatif.
a. Bersamaan dengan penyelenggaraan UAS/UAN di SD dan MI atau SMP dan
MTs.
b. Bersamaan dengan waktu ujian/latihan pondok pesantren.
5. Persyaratan untuk mengikuti ujianlUjianAkhir Sekolah atau UjianAkhir Nasional
a. Untuk ujianlpenilaian padajenjang Salafiyah ‘Ula (dasar), para santri hams sudah
terdaftar dan mengikuti program wajib belajar pendidikan dasar pada Pondok
Pesantren Salafiyah minimal 3 (tiga) tahun berturut-turut.
b. Untuk ujianlpenilaian padajenjang Salafiyah Wustho (lanjutan), para santri harus
telah memiliki STTB atau ijazah SD/MI/Paket A/ Salafiyah ‘Ula, dan telah

V-14 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah
terdaftar dan mengikuti program wajib belajar pendidikan dasar pada jenjang
Salafiyah Wustho minimal 2 (dua) tahun berturut-turut.
6. Untuk dapat mengikuti ujian program wajib belajar pendidikan dasar, pimpinan
Pondok Pesantren Salafiyah penyelenggara program mi hams melaporkan data santri
yang akan mengikuti ujian kepada Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota.
Kemudian Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota melaporkan ke Kantor
Wilayah Departemen Agama Propinsi. Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi
melaporkan ke Departemen Agama Pusat 4 (empat) bulan menjelang pelaksanaan
ujian. (Contoh laporan pada lampiran 4).

F. Surat Tanda Tamat Belajar (Ijazah)


1. Surat Tanda Tamat Belajar dikeluarkan oleh Pondok Pesantren Salafiyah
penyelenggara program wajib belajar pendidikan dasar, diakui sebagai STTB yang
setara dengan yang dikeluarkan lembaga pendidikan jalur sekolah.
2. Pada STTB tersebut harus dicantumkan nomor Surat Kesepakatan Bersama Menteri
Pendidikan Nasional dan Menteri Agama tentang Pondok Pesantren Salafiyah Sebagai
Pola Wajib Belajar Pendidikan Dasar, dan nomor penetapan Pondok Pesantren
Salafiyah sebagai penyelenggara program wajib belajar pendidikan dasar yang
dikeluarkan Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota.
3. Bentuk STTB akan diatur kemudian dengan Keputusan Bersama Direktur Jenderal
Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama dan Direktur Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
4. Daftar nilai murni hasil ujian pada mata pelajaran utpum dikeluarkan oleh Pusat
Penilaian Pendidikan, melalui Tim Pelaksàna Penilaian Hasil Belajar Tahap Akhir
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Pondok Pesantren Salafiyah yang dibentuk
dan ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi.
5. Pengeluaran STTB Program Wajib Belajar Pendidikan Dasarpada Pondok Pesantren
Salafiyah, tidak mempengaruhi kebijakan pengeluaran Ijazah/Syahadah yang sudah
berlaku di Pondok Pesantren Salafiyah yang bersangkutan.
6. Pemegang Ij azahISTTB pondok pesantren penyelenggara program waj ib belajar
pendidikan dasar mempunyai hak yang sama dengan pemegang ijazah/STTB sekolah
umum yang setara, baik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,
maupufi untuk mendapatkan pekerjaan.

G. Pembiayaan Program
1. Biaya pengelolaan Pondok Pesantren Salafiyah dalam rangka penuntasan wajib
belajar pendidikan dasar sembilan tahun pada dasarnya menjadi tanggung jawab
Pondok Pesantren dan masyarakat, sebagaimana pendidikan swasta lainnya.
2. Sebagai lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program wajib belajar
pendidikan dasar, Pondok Pesantren Salafiyah berhak menerima bantuan dan
pembinaan dan pemerintah.

H. Sarana Pendukung Pembelajaran

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-15
Untuk mencapai keberhasilan program wajib belajar pendidikan dasar bagi para santri,
Pondok Pesantren Salafiyah perlu mengupayakan adanya sarana pendukung pendidikan,
seperti: perpustakaan yang menyediakan buku-buku teks dan buku penunjang dalam
berbagai mata pelajaran umum, baik yang diajarkan melalui tatap muka seperti Bahasa
Indonesia, Matematika, dan IPA, maupun buku-buku mata pelajaran umum yang
diajarkan melalui non tatap muka, seperti mata pelajaran Kewarganegaraan, Ilmu
Pengetahuan Sosial dan Bahasa Asing.

I. Kelompok Kerja Pondok Pesantren Salafiyah


1. Untuk mendukung kelancaran program tersebut, perlu dibentuk kelompok kerja
(Pokja) program wajib belajar pendidikan dasar Pondok Pesantren Salafiyah, baik di
tingkat Kabupaten/Kota, Tingkat Propinsi maupun di Tingkat Pusat.
2. Dalam pembentukan Pokja tersebut harus melibatkan minimal tiga komponen, yaitu
Departemen Agama, Departemen Pendidikan Nasional atau Dinas Pendidikan di
daerah, serta dan unsur Pondok Pesantren Salafiyah.
3. Kelompok Kerja Pondok Pesantren Salafiyah ditetapkan oleh Dirjen Kelembagaan
Agama Islam untuk Tingkat Pusat, oleh Kepala Kanwil Departemen Agama Propisi
untuk Tingkat Propinsi dan olen Kepala Kantor Departemen Agama untuk Tingkat
KabupatenlKota.

J. Struktur Organisasi
1. Struktur organisasi Pondok Pesantren penyelenggara program wajib belajar
pendidikan dasar, mencakup :
a. Sebagai pembina, pembimbing/konsultan:
- Kepala Kandepag Kab/Kota
- Kepala Dinas Pendidikan KabupatenlKota
- Ketua Kelompok Kerja Pondok Pesantren Salafiyah Kab/Kota
- Pimpinan/Pengurus Yayasan Pondok Pesantren
b. Penanggung jawab program pesantren
c. Penanggung jawab program wajib belajar pendidikan dasar
d. Guru-guru/pengasuh/ustadz
e. Santri peserta didik
2. Gambar susunan organisasi di lingkungan Pondok Pesantren Salafiyah penyelenggara
program wajib belajar pendidikan dasar adalah sebagai berikut :

Pimpinan Pondok
Pesantren

Pen Jawab Wajar Pen Jawab Wajar


Dikdas Pesantren

Guru/Pemb. Mapel Umum Ustadz Pelajaran Kitab


V-16 | IPA
Bagian B.IND MAT
V : Panduan DLL
Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah

SANTRI
3. Struktur di atas sifatnya fleksibel, bisa disesuaikan dengan kondisi pondok pesantren
penyelenggara.

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-17
V-18 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah
BAB IV
SUPERVISI, MONITORING DAN PELAPORAN

A. SUPERVISI
1. Supervisi terhadap Pondok Pesantren Salafiyah dapat diartikan suatu usaha
meningkatkan mutu pengajaran dengan ditunjang unsur-unsur lain, seperti guru,
prasarana, sarana, kurikulum, sistem pengajaran, dan penilaian. Supervisor akan
memperhatikan perkembangan unsur-unsur tersebut secara berkelanjutan. Dalam
kaitannya dengan program wajib belajar pendidikan dasar pada Pondok Pesantren
Salafiyah, yang bertindak sebagai Supervisor adalah :
a. Pimpinan Pondok Pesantren
b. Penanggung Jawab Program Wajar Dikdas
c. Pengawas
2. Tujuan Supervisi pendidikan adalah membina dan mengembangkan program
pendidikan agar situasi pendidikan dan pengajaran di Pondok Pesantren Salafiyah
berjalan secara efektif dan efisien, khususnya peningkatan mutu kegiatan belajar
mengajar.
3. Pusat perhatian supervisi adalah perkembangan dan kemajuan murid, karena itu
usahanya berpusat pada peningkatan kemampuan profesional guru dengan segala
aspeknya, seperti perbaikan metode dan teknik mengajar, perbaikan cara dan prosedur
penilaian, penciptaan kondisi yang layak bagi perkembangan kernampuan guru.
4. Untuk membantu meningkatkan kemampuan profesional guru, berbagai usaha
dilakukan oleh supervisor pendidikan, seperti, kunjungan ke warga belajar,
pembicaraan secara individual, diskusi kelompok, demonstrasi mengajar,
kemanfaatan perpustakaan, petunjuk-petunjuk berupa edaran dan sebagainya.

B. Monitoring
1. Pengelola/pimpinan Pondok Pesantren Salafiyah dalam melaksanakan fungsinya
sebagai supervisor hams melakukan monitoring atas segala pelaksanaan tugas setiap
guru/karyawan.
2. Monitoring mi dilakukan terhadap (1) pencapaian target kurikulum, (2) pencapaian
target kegiatan Pondok Pesantren Salafiyah, (3) kehadiran guru, karyawan dan-siswa,
(4) ketersediaan alat peraga peididikan dan buku teks pokoklpenunjang, (5)
Pemanfaatan alat peraga pendidikan dan buku teks pokoklpenunjang.
3. Monitoring diperlukan untuk mengetahui sejauh mana setiap tugas/ instruksi
dilaksanakan. Juga untuk mengetahui tahap-tahap pencapaian target apakah sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan, hambatan/ halangan apa yang timbulsehingga
tahapan target tidak tercapai.

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-19
C. Pelaporan
1. Laporan penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar sangat diperlukan
baik bagi instansi pembina/pembimbing program maupun bagi penyelenggara
program sendiri, untuk mengetahui data atau kondisi yang sebenarnya. Karena itu,
Pimpinan Pondok Pesantren Salafiyah perlu menyusun laporan untuk disampaikan
kepada Kepala Kantor Departemen Agama KabupatenlKota dan Kepala Dinas
Pendidikan Dasar Kab/Kota.
2. Laporan dibuat dua kali setahun. Laporan pertama dibuat dan dikirimkan pada bulan
kedua setelah dimulainya tahun ajaran baru. Laporan kedua dikirirn 4 (empat) bulan
menjelang pelaksanaan ujian akhir. Materi dan format laporan sebagaimana lampiran
3 dan lampiran 4.
3. Laporan dikirim kepada Kanwil Departernen Agama Propinsi dengan tembusan
kepada Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota dan kepada Dirjen Kelembagaan
Agama Islam.
4. Laporan tersebut, akan digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan dan
kebijakan bagi pihak-pihak yang berwenang dan membimbing program wajib belajar
pendidikan dasar. Karena itu laporan hams disusun berdasarkan kondisi data-data
yang benar.

V-20 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah
BAB V
PENUTUP

Buku Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Pondok
Pesantren Salafiyah mi masih bersifat umum. Hal-hal yang bersifat teknis operasional, seperti
administrasi santri, dan keuangan dapat dilakukan sendiri sesuai dengan kondisi serta tradisi
pesantren yang telah berjalan baik selama ini.
Dengan terlaksananya program wajib belajar pendidikan dasar Pondok Pesantren Salafiyah
mi, pondok pesantren akan dapat meningkatkan perannya dalam upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa. Disamping itu diharapkan para santri akan lebih siap dan mampu bersaing
dalam menyongsong masa depan.
Berkaitan dengan program penuntasan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun,
dengan terlaksananya program ini diharapkan APK pendidikan dasar akan meningkat cukup
signifikan.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada kita sekalian. Amin.

Jakarta, 6 September 2001

Direktur Jenderal

Dr. H. HUSNI RAHIM


NIP. 150060369

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-21
V-22 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah
Lampiran I : Permohonan Menjadi Penyelenggara Wajar Dikdas

KOP PONDOK PESANTREN


Nomor :
Lampiran :
Perihal : Permohonan Menyelenggarakan
Wajib Belajar Pendidikan Dasar

Kepada
Yth. Kepala Kantor Departemen Agama
Kab/Kota
Di Tempat

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Bersarna ini kami Pimpinan Pesantren ____________________________
mengajukan permohonan untuk menyelenggarakan Program Wajib Belajar
Pendidikan Dasar Pola Pesantren Salafiyah. Adapun data pesantren kami
adalah sebagai berikut :
1. Nama Pondok Pesantren : …………………………………….
2. Alamat Iengkap : …………………………………….
3. Nama pimpinan pesantren : …………………………………….
4. Penanggung Jawab Program : …………………………………….
5. Jumlah santri
a. Salafiyah Ula/Dasar : …………………………….. santri
b. Salafiyah Wustha/Lanjutan : …………………………….. santri
6. Guru Mata Pelajaran Umum
a. IPS : …………………………………….
b. Matematika : …………………………………….
c. Bhs. Indonesia : …………………………………….
d. Mapel Umum Lainnya : …………………………………….
7. Sarana Pendidikan yang telah ada : …………………………………….
a. ………………………………………………………………………….
b. ………………………………………………………………………….
c. ………………………………………………………………………….
Demikian atas segala perhatian dan bantuannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalam
Pimpinan Pondok Pesantren

……………………………..
Tembusan :
1. Kepala Kanwil Departemen Agama Propinsi .
2. DirekturJenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama.

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-23
Lampiran II : Piagam Penetapan

Nomor : ……………………..

DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

Piagam
Nomor : ……………………..

Atas nama Menteri Agama Republik Indonesia, dengan mi Kepala Kantor Departemen
Agama Kabupaten/Kota ____________________ memberikan PIAGAM TERDAFTAR
kepada pondok pesantren :

Nama Pondok Pesantren : ………………………………………………..


Nomor Statistik Pesantren : ………………………………………………..
Alamat : Jalan : ………………………………………………..
Desa/Kel : ………………………………………………..
Kecamatan : ………………………………………………..
Kab/Kota : ………………………………………………..
Propinsi : ………………………………………………..
Penyelenggara/Yayasan : ………………………………………………..

Sebagai penyelenggara program wajib belajar pendidikan dasar sesuai dengan Surat
kesepakatan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama Nomor:
1/U/KB/2000 dan MA/86/2001 tentang Pondok Pesantren Salafiyah Sebagai Pola
Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun.

Kepala lembaga bersangkutan diberikan hak menurut hukum, untuk


menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran.

……………., ………………………….
Kakandepag Kab./Kota ………………..

……………………………………..
NIP.

V-24 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah
Lampiran III : Laporan Tahunan

Laporan Pondok Pesantren Salafiyah


Penyelenggara Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar
Tahun : ______________

I. Identitas
1. Nama Pondok Pesantren : ________________________________________
2. Nomor Statistik Pesantren : ________________________________________
3. Alamat Lengkap : ________________________________________
4. Penanggungiawab Program : ________________________________________
5. Nomor Piagam Penetapan : ________________________________________

II. Kegiatan Belajar Mengajar


1. Alokasi Waktu Pelajaran Umum Perminggu/Perbulan*)
a. IPA : ____________________________________ jam
b. Matematika : ____________________________________ jam
c. B. Indonesia : ____________________________________ jam
d. Lainnya : 1) …………… : ____________________________________ jam
2) …………… : ____________________________________ jam
3) …………… : ____________________________________ jam
2. WaktuBelajar : a. Pagi b. Siang c. Sore d. Malam
3. TempatBelajar : a. Masjid b. Kelas c. Aula d. ________
4. Tahun Pelajaran dimulai: a. Juli b. Syawal

III.Ketenagaan
1. Guru Mata Pelajaran Umum :
Pend. Mata Pelajaran Kursus yang
No. Nama Fak/Jurusan Ket.
Terakhir yang diasuh pernah diikuti
1
2
3
4
5

2. Tutor/Pembimbing Perpustakaan :
Pend. Mata Pelajaran Kursus yang
No. Nama Fak/Jurusan Ket.
Terakhir yang diasuh pernah diikuti
1
2
3
4
5

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-25
IV. Santri Peserta Program Wajar Dikdas
1. Salafiyah Ula (Dasar)
Program Jenis Usia
Ket.
Tahunan Kelamin <7 8-10 10-12 12-14 14-16 16-18 >18
L
Tahun I
P
L
Tahun II
P
L
Tahun III
P
L
Tahun IV
P
L
Tahun V
P
L
Tahun VI
P

2. Salafiyah Wustha (Lanjutan)


Program Jenis Usia
Ket.
Tahunan Kelamin <7 8-10 10-12 12-14 14-16 16-18 >18
L
Tahun I
P
L
Tahun II
P
L
Tahun III
P

V. Sarana Pendidikan
1. Ruang Belajar : ___________________________________ Lokal
2. Bangku Belajar : ___________________________________ Buah
3. Alat Peraga : ada/tidak ada *)
4. Perpustakaan : a. Jumlah judul ____ judul b. Jumlah buku _____ exp
5. Buku Mapel Umum : a. IPA ____________ exp b. Bhs. Indonesia ___ exp
c. Matematika _____ exp
6. Buku Penunjang : a. IPS ____________ exp b. PPKN __________ exp
c. Buku-buku lain :
1) _______________ exp 2) ________________ exp

VI. Bantuan yang pernah diperoleh :


No. Jenis Bantuan Jumlah Bantuan Instansi Pemberi Bantuan

VII. Lain-lain (Hal-hal yang perlu dilaporkan)

V-26 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________

__________, _________________20
Pimpinan Pondok Pesantren

________________________

Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-27
Lampiran IV

Laporan Peserta Ujian


Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Pondok Pesantren Salafiyah
Tahun : __________

I. Identitas
1. Nama Pondok Pesantren : __________________________________________
2. Nomor Statistik Pesantren : __________________________________________
3. Alamat Lengkap : __________________________________________
4. Penanggung Jawab Program : __________________________________________
5. Nomor Piagam Penetapan : __________________________________________

II. Jumlah Santri dan Calon Peserta Ujian Program Wajar Dikdas
Santri Santri
Jenjang
Putra Putri Jumlah Putra Putri Jumlah
Salafiyah Ula (Dasar)
Salafiyah Wustha (Lanjutan)
Jumlah

III.Waktu Ujian yang Dipilih


1. Mei (Bersamaan UAS/UAN SD/MI, SLTP/MTs)
2. Sya’ban (Bersamaan Imtihan Pesantren)

IV. Daftar Rincian Calon Peserta Ujian Program Wajar Dikdas Pondok Pesantren
Salafiyah

1. Salafiyah Ula (Dasar)


Tempat & Mulai Mengikuti
No NAMA Tanda Tangan
Tanggal Lahir Program9 Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Dst

2. Salafiyah Wustha (Lanjutan)

V-28 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah
Tempat & Mulai Mengikuti
No NAMA Tanda Tangan
Tanggal Lahir Program9 Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Dst

………., ……..…………… 20
Pimpinan Pondok Pesantren

_____________________

Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-29
V-30 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah
KESEPAKATAN BERSAMA
ANTARA
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
DAN
MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
PONDOK PESANTREN SALAFIYAH SEBAGAI
POLA WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR SEMBILAN
TAHUN

Nomor : 1/U/KB/2000
Nomor :MA/86/2000

Pada hari Kamis tanggal tiga puluh bulan Maret tahun dua ribu, bertempat di Jakarta, kami
yang bertandatangan di bawah mi;
1. Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, yang selanjutnya disebut sebagai
Pihak Pertama.
2. Menteri Agama Republik Indonesia, yang selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua.
Kedua belah pihak telah setuju untuk mengadakan kesepakatan Bersama dalam Program
Pengembangan Pondok Pesantren Salafiyah untuk menyelenggarakan Pola Wajib Belajar
Pendidikan Dasar Sembilan Tahun sebagai pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun
1994 tentang Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar.

Pasal 1
Ketentuan Umum
(1) Pondok Pesantren Salafiyah dalam Kesepakatan Bersama ini adalah salah sam tipe
Pondok Pesantren yang tidak melaksanakan jalur pendidikan sekolah (formal); namun
kegiatan pendidikan dan pembelajaran menggunakan Kurikulum Khusus Pondok
Pesantren;
(2) Wajib Belajar Pendidikan Dasar adalah suatu gerakan nasional yang diselenggarakan di
seluruh Indonesia bagi warga negara Indonesia yang berusia 7 (tujuh) tahun sampai 15
(lima belas) tahun untuk mengikuti pendidikan dasar atau pendidikan yang setara
sampai tamat;
(3) Wajib Belajar Pendidikan Dasar dilaksanakan di satuan pendidikan dasar atau satuan
pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan setara dengan pendidikan dasar baik
yang diselenggarakan oleh Pemerintah maupun oleh masyarakat.

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-31
Pasal 2
Tujuan
Mengoptimalkan pelaksanaan Program Nasional Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun melalui Pondok Pesantren Salafiyah.

Pasal 3
Ruang Lingkup
(1) Pondok Pesntren Salafiyah sebagai bagian dari Sistem Pendidikan Nasional dalam
mensukseskan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun perlu lebih
dikembangkan dengan dukungan pemerintah dan masyarakat.
(2) Para siswa yang belajar di pesantren (santri) memiliki kesempatan yang sama untuk
melanjutkan sekolah (belajar) ke jenjang yang lebih tinggi, baik kelembagaan
pendidikan yang sejenis yang berciri khas agama (vertical), maupun kelembagaan
pendidikan umum (diagonal), dengan memenuhi syarat tertentu yang diatur oleh
Menteri terkait.
(3) Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama serta instansi terkait akan
memberikan dukungan fasilitas terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar di
Pondok Pesantren Salafiyah sebagai bagian dan program Wajib Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan Tahun.

Pasal 4
Biaya
Biaya yang ditimbulkan sebagai akibat dan pelaksanaan kegiatan pada pasal 2 tersebut
dibebankan kepada:
(1) Dana kegiatan yang bersumber dari Departemen dan instansi yang terkait dengan
pelaksanaan program pemberdayaan Pondok Pesantren Salafiyah dalam Penuntasan
Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun.
(2) Dana sumbangan masyarakat yang diberikan secara sukarela,
(3) Dana dan berbagai sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

Pasal 5
Tim Pelaksana
Untuk pelaksanaan kesepakatan bersama ini, Departemen Pendidikan Nasional dan
Departemen Agama setuju untuk membentuk tim pelaksana yang dikoordinasikan oleh
Kantor Menko Kesra dan Taskin. Ketua dan anggota tim terdiri dari wakil-wakil ketua
Departemen tersebut yang bertugas menyusun Petunjuk Pelaksanaan dan melakukan
pembinaan selanjutnya.

V-32 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah
Pasal 6
Penutup
Kesepakatan bersama ini dibuat dalam rangkap dua, masing-masing mempunyai kekuatan
hukum yang sama dan telah diterima oleh kedua belah pihak yang bersangkutan pada saat
perjanjian ini selesai ditandatangani.

Pihak Pertama Pihak Kedua

YAHYA A. MUHAIMIN TOLCHAH HASAN

Mengetahui,

Menko Kesra dan Taskin

Prof. Dr. BASRI HASANUDDIN, MA

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-33
V-34 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah
KEPUTUSAN BERSAMA
DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN KELEMBAGAAN AGAMA ISLAM
DEPARTEMEN AGAMA DAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN
DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR: E/83/2000
NOMOR: 166/c/Kep/DS/2000

PEDOMAN PELAKSANAAN PONDOK PESANTREN SALAFIYAH


SEBAGAI POLA WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR

DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN KELEMBACAAN AGAMA ISLAM


DEPARTEMEN AGAMA
DAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Menimbang : a. Bahwa pondok pesantren sebagai lembaga Pendidikan Islam yang


tumbuh dan berkembang di Indonesia merupakan aset nasional dan
mempunyai peran besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
b. Bahwa sebagian besar Pondok Pesantren, khususnya Pesantren
Salafiyah yang selama mi dikelola secara mandiri oleh masyarakat
kurang mendapat perhatian dan belum diakui keberadaannya
sebagai bagian dari Sistem Pendidikan Nasional.
c. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a dan b,
dipandang perlu menetapkan Keputusan Bersama Direktur Jenderal
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama dan
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional.

Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;


2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan
Dasar;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1991 tentang Pendidikan
Dasar;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 tentang Peran Serta
Masyarakat Dalam Pendidikan Nasional;
7. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor I Tahun 1994 tentang
Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar;

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-35
8. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
Nomor: 1 8/Kep/Menko/Kesra/X/ 1994 tentang pelaksanaan
Koordinasi Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar yang
diperbaharui dengan Keputusan Menteri Negara Koordinator
Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan
Nomor: 07/Kep/Menko I Kesra III / 1999 tentang Pedornan Umum
Koordinasi Pelaksanaan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan
Dasar;
9. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor :
060/LJ/1993 tentang Kurikulum Pendidikan Dasar Dan Menengah;
10. Keputusan Menteri Agama Nornor 18 Tahun 1975 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Departernen Agama yang telah diubah
dan disempurnakan terakhir dengan Keputusan Menteri Agama
Nomor 75 Tahun 1984.

Memperhatikan : a. Kesepakatan Bersama antara Menteri Pendidikan Nasional


Republik Indonesia dan Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor: 1 /U/KB/2000 dan Nomor : MA/86/2000 tentang Pondok
Pesantren Salafiyah sebagai Pola Wajib Belajar Pendidikan Dasar
Sembilan Tahun.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN BERSAMA DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN
KELEMBAGAAN AGAMA ISLAM DEPARTEMEN AGAMA DAN
DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN
MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PONDOK PESANTREN
SALAFIYAH SEBAGAI POLA WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN
DASAR.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Keputusan Bersama mi yang dimaksud dengan :
(1) Pesantren Salafiyah adalah salah satu tipe Pondok Pesantren yang menye1enggrakan
pengajaran Al Qur’ an dan kitab kuning secara berjenjang atau Madrasah Diniyah yang
kegiatan pendidikan dan pengajarannya menggunakan kurikulum khusus Pondok
Pesantren.

V-36 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah
(2) Pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang Iamanya sembilan tahun,
diselenggarakan selama enam tahun di sekolah dasar dan tiga tahun di sekolah lanjutan
tingkat pertama atau satuan pendidikan yang sederajat.
(3) Wajib belajar pendidikan dasar adalah gerakan nasional yang diselenggarakan di seluruh
Indonesia bagi warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun untuk
mengikuti pendidikan dasar atau pendidikan yang setara sampai tamat.
(4) Wajib belajar pendidikan dasar dilaksanakan di satuan pendidikan dasar dan satuan
pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan setara dengan pendidikan dasar baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat.

BAB II
TUJUAN DAN SASARAN

Pasal 2
Tujuan dari program ini adalah meningkatkan peran serta pondok pesantren salafiyah dalam
menyelenggarakan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun bagi para peserta
didik (santri), sehingga para santri dapat memiliki kemampuan setara dan kesempatan yang
sama untuk melanjutkan belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Pasal 3
Sasaran kegiatan ini adalah para santri di pondok pesantren salafiyah, yang berusia 7-15
tahun yang mengikuti pendidikan diniya Ula (tingkat dasar) dan diniyah Wustha (tingkat
lanjutan pertama), yang tidak sedang menempuh pendidikan pada SD/MI dan SLTP/MTs atau
bukan pula tamatannya.

BAB III
KURIKULUM DAN EVALUASI

Pasal 4
(1) Pondok Pesantren Salafjyah yang menyelenggarakan program ini tetap dapat
menggunakan kurikulum diniyah yang telah berjalan selama ini, ditambah dengan
beberapa mata pelajaran umum dan menjadi satu kesatuan kurikulum pendidikan pondok
pesantren.
(2) Mata pelajaran umum yang diwajibkan minimal 3 mata pelajaran, yaitu Bahasa
Indonesia, Maternatika, dan IPA. Sedang mata pelajaran umum lainnya disampaikan
melalui penyediaan buku-buku perpustakaan.
(3) Bahan pelajaran yang digunakan disamping menggunakan bahan dan buku buku yang
disusun dan ditetapkan oleh pemerintah, dapat menggunakan buku-buku yang berlaku
pada SD/MI/Paket A dan SLTP/MTs/Paket B.

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-37
Pasal 5
(1) Evaluasi belajar dilakukan oleh guru/mudarris/tutor pesantren penyelenggara selama
proses belajar mengajar sesuai dengan kemajuan pembelajaran santri dan evaluasi belajar
tahap akhir (EBTA), dilakukan sendiri oleh pesantren salafiyah penyelenggara.
(2) Ketiga mata pelajaran dapat diajarkan sekaligus atau disesuaikan dengan
kesanggupan/kesiapan siswa/santri (sistem kredit).
(3) STTB (surat tanda tamat belajar) dikeluarkan oleh pondok pesantren salafiyah
penyelenggara.
(4) STTB atau ijazah yang dikeluarkan oleh pondok pesantren penyelenggara program mi
diakui oleh pemerintah setara dengan STTB SD/MI atau SLTP/MTs dan dapat
dipergunakan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan syarat-
syarat yang akan diatur oleh Departemen terkait.

BAB IV
PENYELENGGARAAN

Pasal 6
Untuk rnenyelenggarakan program wajib belajar pendidikan dasar ini, Pondok Pesantren
Salafiyah melaporkan kepada Kantor Departemen Agama, Kantor Departemen Pendidikan
Nasional, dan Këpada Dinas Pendidikan di Pemda Kabupaten/Kota

Pasal 7
Dalarn penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar ini, Pondok Pesantren
Salafiyah berhak untuk mengatur dan menentukan jadwal pendidikan serta proses
pembelajaran yang sesuai dengan kebiasaan, tradisi serta kondisi setempat.

Pasal 8
Tenaga pengajar diutamakan dan lingkungan Pondok Pesantren Salafiyah yang memiliki
kualifikasi dan kemampuan di bidangnya dan dapat pula dibantu tenaga dan guru-guru dan
sekolah atau madrasah sekitarnya.

BAB V
PEMBIAYAAN

Pasal 9
Biaya pengelolaan Pondok Pesantren Salafiyah dalam rangka penuntasan wajib belajar
pendidikan dasar sembilan tahun menjadi tanggung jawab masyarakat. Pondok Pesantren
penyelenggara program ini berhak mendapat bantuan dari pemerintah.

Pasal 10
Pengaturan lebih lanjut tentang teknis pelaksanaan keputusan bersama ini dilakukan oleh
Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama dan Direktur

V-38 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, baik secara
bersama-sama maupun sendiri sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Keputusan bersama mi mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 6 Juni 2000

Direktur Jenderal Direktur Jenderal


Pendidikan Dasar dan menengah Pembinaan Kelembagaan Agama Islam
Departemen Pendidikan nasional Departemen Agama

Dr. INDRA DJATI SIDI Dr. H. HUSNI RAHIM


NIP. 130 672 115 NIP. 150 060 369

Tembusan Yth. :
1. Menko Kesra dan Taskin;
2. Menteri Agama RI;
3. Menteri Pendidikan Nasional RI.

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-39
V-40 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah
KEPUTUSAN BERSAMA
DIREKTUR JENDERAL KELEMBAGAAN AGAMA ISLAM
DEPARTEMEN AGAMA
DAN
KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

NOMOR : Dj.II/526/2003
NOMOR: 6016/G/HK12003

TENTANG
UJIAN AKHIR NASIONAL PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN
DASAR 9 TAHUN PADA PONDOK PESANTREN SALAFIYAH

DIREKTUR JENDERAI KELEMBAGAAN AGAMA ISLAM


DEPARTEMEN AGAMA
DAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Menimbang : a. bahwa program wajib belajar pendidikan dasar pada pondok


pesantren salafiyah telah dicanangkan kegiatannya sejak tahun
2000 memerlukan evaluasi akhir tentang hasil proses
pembelajaran;
b. bahwa untuk mengetahui basil be1ajár santri dan standarisasi mutu
pendidikan pada pondok pesantren salafiyah secara nasional perlu
dilakukan Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren Salafiyah;
c. bahwa sehubungan dengan butir a dan b perlu ditetapkan
Keputusan Bersama Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam
Departemen Agama dan Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Departernen Pendidikan Nasional tentang Ujian
Akhir Nasional Pondok Pesantren Salafiyah Program Wajib
Belajar Pendidikan Dasar pada Pondok Pesantren Salafiyah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nornor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan


Daerah;
2. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
3. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan
Dasar, yang telah diubah dan disempurnakan dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 55 Tahun 1998;
4. Peraturan Pernerintah Nornor 73 Tahun 1991 tentang Pendidikan
Luar Sekolah;

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-41
5. Peraluran Pernerintah Nomor 39 Tahun 1992 tentang Peran Serta
Masyarakat dalam Pendidikan Nasional;
6. lnstruksi Presiden Nornor 1 Tahun 1994 tentang Pelaksanaan Wajib
Belajar 9 Tahun;
7. Kesepakatan Bersarna antara Menteri Pendidikan Nasional dan
Menteri Agarna RI Nornor 1/U/KB/2000 dan Nomor MA/86/2000
tentang Pondok Pesantren Salafiyah Sebagai Pola Wajib Belajar
Pendidikan Dasar 9 Tahun.
8. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 18 tahun 1975 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departernen Agama yang telah
diubah dan disempurnakan dengan Keputusan Menteri Agama
Nomor 1 Tahun 2001.
9. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 373 Tahun 2002 tcntang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Agama
Provinsi dan Kantor Departemen Agarna Kabupaten/Kota (di
sempurnakan);
10. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 114/U/2001
tentang Penilaian Hasil Belajar Nasional;
11. Keputusan Menteri Pendidikan Nasiortal RI No. 017/U/2003
tentang Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 2002/2003;
12. Kepulusan Menteri Pendidikan Nasional No. 012/U/2002 tentang
Sistem Penilaian di Sekolah Dasar, Sekolah Luar Biasa Tingkat
Dasar, dan Madrasah lbtidaiyah;
13. Keputusan Bersarna Dirjen Binbaga Islam Depag dan Dirjen
Dikdasmen Depdiknas Nomor E/83/2000 dan Nomor
166/C/KEP/DS-2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pondok
Pesantren Salafiyah Sebagai Pola Pendidikan Dasar.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN BERSAMA DIREKTUR JENDERAL


KELEMBAGAAN AGAMA ISLAM DEPARTEMEN AGAMA DAN
KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
DEPARTEMEN PENDID1KAN NASIONAL TENTANG UJIAN
AKHIR NASIONAL PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN
DASAR 9 TAHUN PADA PONDOK PESANTREN SALAFIYAH

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :
1. Program wajib belajar adalah program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun;
2. Pondok pesantren salafiyah yang selanjutnya disebut pondok pesantren adalah pondok
pesantren salafiyah penyelenggara program wajib belajar;

V-42 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah
3. Santri adalah santri peserta program wajib belajar pada pondok pesantren;
4. Mata Pelajaran Umum adalah mata pelajaran yang diajarkan dengan cara tatap muka
meliputi Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam, serta mata
pelajaran umum yang diajarkan dengan cara nontatap muka meliputi Pendidikan
Kewarganegaraan, bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan Sosial;
5. Surat Tanda Lulus yang disingkat STL adalah surat pernyataan resmi dan sah berisi nilai
hasil ujian yang diberikan kepada santri peserta program wajib belajar yang lulus dalam
Ujian Akhir Nasional;
6. Ijazah adalah surat pernyataan resmi dan sah yang diberikan kepada santri peserta
program wajib belajar yang telah lulus Ujian Akhir Nasional dan lulus ujian program
pada pondok pesantren dan berisi pernyataan pemberian hak kepada yang bersangkutan
sesuai dengan jenjang pendidikan yang ditempuhnya;
7. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen
Agama RI;
8. Badan adalah Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional;
9. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Departemen
Agama RI;
10. Kepala Badan adalah Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen
Pendidikan Nasional;
11. Pusat Penilaian adalah Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan
Departemen Pendidikan Nasional;
12. Kepala Pusat adalah Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan
Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional;
13. Kantor Wilayah adalah Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi;
14. Kepala Kantor Wilayah adalah Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi;
15. Dinas Propinsi adalah Dinas yang menangani bidang pendidikan di tingkat Propinsi;
16. Kepala Dinas Propinsi adalah Kepala Dinas yang menangani bidang pendidikan di tingkat
Propinsi;
17. Kantor adalah Kantor Departernen Agama Kabupaten/Kota;
18. Dinas Kabupaten/Kota adalah Dinas yang menangani bidang pendidikan di tingkat
Kabupaten/Kota;

BAB II
NAMA DAN TINGKAT UJIAN

Pasal 2
Ujian yang diselenggarakan di akhir program wajib belajar pada pondok pesantren yang
bersifat nasional disebut Ujian Akhir Nasional Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar pada
Pondok Pesantren Salafiyah dan disingkat Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren Salafiyah.

Pasal 3
Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren Salafiyah terdiri dari dua tingkatan:
a. tingkatan Ula
b. tingkatan Wustha
BAB III

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-43
TUJUAN DAN FUNGSI

Pasal 4
Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren Salafiyah bertujuan untuk :
a. mengukur pencapaian basil belajar santri sesuai dengan standar kemampuan lulusan;
b. mengukur mutu pendidikan di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota dan pondok
pesantren;
c. mempertanggungjawabkan penyelenggaraan program kepada masyarakat dan
Pemerintah;

Pasal 5
Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren Salafiyah berfungsi sebagai :
a. bahan pertimbangan dalam penentuan kelulusan santri;
b. bahan pertimbangan dalam seleksi penerimaan siswa/santri baru pada jenjang pendidikan
yang lebih tinggi;
c. umpan balik dalam perbaikan program pembelajaran pada pondok pesantren;

BAB IV
PESERTA

Pasal 6
(1) Peserta Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren Salafiyah tingkatan Ula adalah santri
peserta program wajib belajar pada pondok pesantren, yang memenuhi syarat:
a. telah mengkuti program wajib belajar tingkatan Ula selama 3 tahun atau lebih;
b. memiliki rapor/daftar nilai mata pelajaran umum tahun pertama, kedua, dan ketiga
secara lengkap;
c. berumur sekurang-kurangnya 12 tahun pada saat pendaftaran.
(2) Peserta Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren Salafiyah tingkatan Wustha adalah santri
peserta program wajib belajar pada pondok pesantren, yang memenuhi syarat:
a. telah mengikuti program wajib belajar tingkatan Wustha selama 2 tahun atau lebih;
b. memiliki rapor/daftar nilai mata pelajaran umum tahun pertama, kedua, dan ketiga
secara lengkap;
c. memiliki ijazah atau surat keterangan berpenghargaan sama dengan ijazah Sekolah
Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah atau sederajat; berumur sekurang-kurangnya 15 tahun
pada saat pendaftaran.

BAB V
MATA PELAJARAN, BENTUK, DAN RUANG LINGKUP MATERI

Pasal 7
(1) Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren Salafiyah tingkat Ula meliputi mata pelajaran
Matematika, Ilmu PengetahuanAlam, Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan,
dan Ilmu Pengetahuan Sosial;

V-44 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah
(2) Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren Salafiyah tingkatan Wustha meliputi mata
pelajaran Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Bahasa Indonesia, Pendidikan
Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Bahasa Inggris.

Pasal 8
Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren Salafiyah dilaksanakan dalam bentuk tertulis dan
praktik sesuai dengan karakteristik materi dan kompetensi masing-masing mata pelajaran.

Pasal 9
(1) Materi Soal ujian tingkatan Ula mengacu kepada kurikulum Sekolah Dasar (SD) atau
Madrasah Ibtidaiyah (MI);
(2) Materi Soal ujian tingkatan Wustha mengacu kepada kurikulum Sekolah Menengah
Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah;

BAB VI
PENYIAPAN BAHAN

Pasal 10
Standar kompetensi, kisi-kisi, dan naskah soal Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren
Salafiyah untuk seluruh mata pelajaran program wajib belajar disusun oleh Pusat Penilaian;

BAB VII
PENYELENGGARAAN

Pasal 11
(1) Penanggung jawab umum Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren Salafiyah pada tingkat
pusat adalah Direktur Jenderal dan Kepa1aadan;
(2) Penanggung jawab teknis penyelenggaraan Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren
Salafiyah pada tingkat pusat adalah Kepala Pusat Penilaian;
(3) Penanggung jawab penyelenggaraan Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren Salafiyah
pada tingkat propinsi adalah Kepala Kantor Wilayah berkoordinasi dengan Kepala Dinas
Propinsi;
(4) Penganggungjawab penyelenggara Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren Salafiyah
pada tingkat Kabupaten/Kota adalah Kepala Kantor berkoordinasi dengan Kepala Dinas
Kabupaten/Kota.

Pasal 12
(1) Untuk keperluan penyelenggaraan Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren Salafiyah
dibentuk panitia penyelenggara Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren Salafiyah pada
tingkat propinsi dan tingkat kabupaten/kota serta panitia pelaksana pada tingkat pondok
pesantren;
(2) Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Dinas Propinsi menetapkan panitia penyelenggara
Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren Salafiyah pada tingkat propinsi;

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-45
(3) Kepala Kantor dan Kepala Dinas Kabupaten/Kola menerapkan paiiiua penyelenggara
Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren Salafiyah pada tingkat Kabupaten/Kota dan
panitia pelaksana pada tingkat Pondok Pesantren.

Pasal 13
(1) Panitia penyelenggara Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren Salafiyah tingkat propinsi
terdiri dari unsur Kantor Wilayah dan Dinas Propinsi;
(2) Panitia penyelenggara Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren Salafiyah tingkat
Kabupaten/Kota terdiri dari unsur Kantor dan Dinas Kabupaten/Kota;
(3) Panitia pelaksana Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren Salafiyah tingkat Pondok
Pesantren terdiri dari unsur Pondok Pesantren penyelenggara ujian dan pondok pesantren
yang bergabung.

Pasal 14
Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren Salafiyah dilaksanakan 2 (dua) kali dalam satu
tahun;

Pasal 15
(1) Penetapan Pondok Pesantren penyelenggara Ujian Akhir Nasional Pondok Pcsantren
Salafiyah dilakukan oleh Kepala Kantor;
(2) Santri pada Pondok Pesantren yang tidak ditetapkan sebagai penyelenggara Ujian Akhir
Nasional Pondok Pesantren Salafiyah dapat bergabung pada Pondok Pesantren
penyelenggara.

Pasal 16
Pemeriksaan hasil Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren Salafiyah dilakukan oleh Pusat
Penjlaian.

BAB VIII
PENENTUAN KELULUSAN

Pasal 17
(1) Peserta dinyatakan lulus apabila mengikuti ujian seluruh mata pelajaran program wajib
belajar dan mencapai batas nilai kelulusan yang ditetapkan oleh Kepala Pusat Penilaian;
(2) Kelulusan peserta Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren Salafiyah ditetapkan oleh
Kepala Pusat Penilaian;
(3) Peserta yang dinyatakan lulus berhak memperoleh STL dan Ijazah;
(4) Peserta yang dinyatakan belum lulus dapat mengulang pada ujian berikutnya.

BAB IX
PENERBITAN STL DAN IJAZAH

Pasal 18

V-46 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah
(1) STL dan Ijazah tingkatan Ula setara dan diakui sama dengan STL dan Ijazah Sekolah
Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah;
(2) STL dan Ijazah tingkatan Wustha setara dan diakui sama dengan STL dan Ijazah Sekolah
Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah.

Pasal 19
(1) Spesifikasi bentuk, ukuran, dan isi STL ditetapkan oleh Pusat Penilaian;
(2) STL diterbitkan oleh Pusat Penilaian dan ditandatangani oleh Kepala Pusat;
(3) Pengadaan STL dilakukan oleh Pusat Penilaian;
(4) Pengesahan salinan/fotocopy STL dilakukan oleh Kepala Kantor atau Kepala Dinas
Kabupaten/Kota atau Kepala Kantor Wilayah atau Kepala Dinas Propinsi atau pejabat
yang ditunjuk.

Pasal 20
(1) Spesifikasi bentuk, ukuran, dan isi Ijazah ditetapkan oleh Direktur Jenderal;
(2) Ijazah diterbitkan oleh Pondok Pesantren dan ditandangani oleh Pimpinan Pondok;
(3) Pengadaan Ijazah dilakukan oleh Direktorat Jenderal;
(4) Pengesahan salinan/fotocopy Ijazah dilakukan oleh Kepala Kantor atau Kepala Dinas
Kabupaten/Kota atau Kepala Kantor Wilayah atau Kepala Dinas Propinsi ätau pejabat
yang ditunjuk;
(5) Ketentuan lain tentang penerbitan Ijazah diatur oleh Direktur Jenderal.

BAB X
PEMBIAYAAN

Pasal 21
Biaya penyelenggaraan Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren Salafiyah bersumber dari
pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan sumber lain yang relevan;

BAB XI
PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Pasal 22
Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren
Salafiyah dilakukan oleh Tim Pemantau dan Evaluasi yang ditetapkan oleh Panitia pada
setiap tingkat kepanitiaan.

BAB XII
PELAPORAN

Pasal 23

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-47
(1) Pelaporan penyelenggaraan Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren Salafiyah mencakup
pelaksanaan dan hasil ujian
(2) Pimpinan pondok pesantren penyelenggara menyampaikan laporan kepada Kepala
Kantor;
(3) Kepala Kantor menyampaikan laporan kepada Kepala Kantor Wilayah;
(4) Kepala Kantor Wilayah menyampaikan laporan kepada Direktur Pendidikan Keagamaan
dan Pondok Pesantren serta Kepala Pusat Penilaian;
(5) Kepala Pusat Penilaian menyampaikan laporan tingkat nasional kepada Kepala Badan,
Direktur Jenderal, Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama;

BAB XIII
KEWAJIBAN DAN SANKSI

Pasal 24
(1) Setiap unsur baik perorangan, kelompok, atau lembaga yang terlibat dalam
penyelenggaraan Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren Salafiyah wajib menjaga
kerahasiaan dan keamanan dokumen;
(2) Setiap unsur baik perorangan, kelompok, atau lembaga yang melakukan pelanggaran atau
penyimpangan dalam penyelenggaraan Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren Salafiyah
dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XIV
PENUTUP

Pasal 25
(1) Hal-hal lain tentang teknis penyëlenggaraan Ujian Akhir Nasional Pondok Pesantren
Salafiyah yang belum diatur dalam Keputusan Bersama ini akan ditetapkan oleh Kepala
Pusat dalam bentuk Standar Prosedur Operasional Ujian Akhir Nasional Pondok
Pesantren Salafiyah;
(2) Apabila terdapt kekeliruan dalam pengaturan Surat Keputusan Bersama ini akan diadakan
perbaikan seperlunya;
(3) Keputusan Bersama ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 18 Nopember 2003
Direktur Jenderal Kelembagaan Kepala badan Penelitian dan Pengembangan
Agama Islam Departemen Pendidikan Nasional

Prof. Dr. H.A. QODRI A. AZIZY, MA Dr. BOEDIONO


NIP. 150202427 NIP. 130344755
Tembusan :
1. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat RI;
2. Menteri Agama RI;
3. Menteri Pendidikan Nasional RI;
4. Direktur Jenderal Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional;

V-48 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah
5. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Agama;
6. Para Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi;
7. Para Kepala Dinas Pendidikan Propinsi;
8. Para Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota;
9. Para Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-49
V-50 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah
KEPUTUSAN
DIREKTUR JENDERAL KELEMBAGAAN AGAMA ISLAM
DEPARTEMEN AGAMA

NOMOR : Dj.II/527/2003

TENTANG
PENERBITAN IJAZAH PADA PONDOK PESANTREN
SALAFIYAH (PPS) PENYELENGGARA PROGRAM WAJAR DIKDAS

DIREKTUR JENDERAL KELEMBAGAAN AGAMA ISLAM

Menimbang : a. bahwa dalam rangka tindak lanjut Surat Keputusan Bersama


Dirjen Kelembagaan Agama Islam dan Kepala Badan Litbang
Depdiknas Nomor: Dj.II/5/2003 dan Nomor 6016/G/HK/2003
tanggal 18 Nopámber 2003 tentang Pedoman Ujian Akhir Nasional
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Pondok Pesantren
Salafiyah perlu ditetapkan pengaturan penerbitan Ijazah untuk
peserta program wajib belajar pendidikan dasar pàda pondok
pesantren salafiyah;
b. bahwa sehubungan dengan butir a diatas perlu ditetapkan
Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam tentang
Penerbitan Ijazah Pondok Pesantren Salafiyah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan


Daerah;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan
Dasar, yang telah diubah dan disempurnakan dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 55 Tahun 1998;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1991 tentang Pendidikan
Luar Sekolah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 tentang Peran Serta
Masyarakat dalam Pendidikan Nasiona1;
6. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1994 tentang Pelaksanaan Wajib
Belajar 9 Tahun;
7. Kesepakatan Bersama antara Menteri Pendidikan Nasional dan
Menteri Agama RI Nomor 1/U/KB/2000 dan Nomor MA/86/2000
tentang Pondok Pesantren Salafiyah Sebagai Pola Wajib Belajar
Pendidikan Dasar 9 Tahun;
8. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 18 tahun 1975 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama yang telah

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-51
diubah dan disempurnakan dengan Keputusan Menteri Agama
Nomor 1 Tahun 2001;
9. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 373 Tahun 2002 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Agama
Propinsi dan Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota
(disempurnakan);
10. Keputusan Menteri Pendidikan Nasiona RI Nomor 114/U/2001
tentang Penilaian Hasil Belajar Nasional;
11. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 017/U/2003
tentang Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 2002/2003;
12. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 012/U/2002 tentang
Sistem Penilaian di Sekolah Dasar, Sekolah Luar Biasa Tingkat
Dasar, dan Madrasah Ibtidaiyah;
13. Keputusan Bersama Dirjen Binbaga Islam Depag dan Dirjen
Dikdasmen Depdiknas Nomor E/83/2000 dan Nomor
166/C/KEP/DS-2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pondok
Pesantren Salafiyah Sebagai Pola Pendidikan Dasar;
14. Surat Keputusan Bersama Dirjen Kelembagaan Agama Islam dan
Kepala Badan Litbang Depdiknas, Nomor : Dj. II/526/2003 Nomor:
6016/G/HK12003 tanggal 18 Nopember 2003 tentang Pedoman
Ujian Akhir Nasional Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar
Pondok Pesantren Salafiyah.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL KELEMBAGAAN AGAMA


ISLAM DEPARTEMEN AGAMA TENTANG PENERBITAN
IJAZAH PADA PPS PENYELENGGARA PROGRAM WAJAR
DIKDAS

BAB I
KETENTUAN UMUM

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:


1. Ijazah adalah surat pernyataan resmi dan sah yang diberikan kepada santri peserta
program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun pada pondok pesantren yang telah tamat
belajar pada pondok pesantren salafiyah;
2. Pondok Pesantren Salafiyah yang selanjutnya disebut pondok pesantren adalah pondok
pesantren salafiyah penyelenggara program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun;
3. Subdit adalah Sub Direktorat Pendidikan Salafiyah Direktorat Pendidikan Keagamaan
dan Pondok Pesantren Ditjen Baga Islam Departemen Agama;
4. Bidang adalah Bidang Pekapontren/Tipe Organisasi Sejenis (TOS) pada Kanwil
Departemen Agama Propinsi;
5. Seksi pada Bidang adalah Seksi Pekapontren/Tipe Organisasi Sejenis (TOS) pada Kanwil
Departemen Agama Propinsi;

V-52 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah
6. Seksi pada Kantor adalah Seksi Pekapontren/Tipe Organisasi Sejenis (TOS) pada Kantor
Departemen Agama Kabupaten/Kota;

BAB II
PENERBITAN IJAZAH

Pasal 1
(1) Ijazah diterbitkan oleh Pondok Pesantren tempat santri belajar dan diberikan kepada
santri yang telah lulus dalam ujian nasional program wajib belajar pendidikan dasar 9
tahun;
(2) Ijazah ditandatangani oleh pimpinan dan dibubuhi stempel pondok pesantren tempat
santri belajar

BAB III
BENTUK, UKURAN, ISI DAN PENGISIAN/PENULISAN IJAZAH

Pasal 2
Bentuk, ukuran, isi dan penulisan ijazah diatur sebagaimana tercantum pada lampiran I dan II
Surat Keputusan mi.

BAB IV
PENCETAKAN IJAZAH

Pasal 3
Blangko ijazah dicetak oleh Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam dengan
memperhatikan standar pengaman;

BAB V
PEMBETULAN IJAZAH

Pasal 4
(1) Pembetulan kesalahan yang terdapat dalam ijazah tidak boleh dilakukan dengan
menghapus, mencoret atau membubuhkan tulisan baru, tetapi dilakukan dengan
penerbitan Surat Keterangan Pembetulan;
(2) Kewenangan menandatangani dan mengeluarkan surat keterangan pembetulan ijazah
sama dengan kewenangan menandatangani dan mengeluarkan ijazah;
(3) Surat keterangan pembetulan dikeluarkan berdasarkan bukti-bukti yang sah;

BAB VI
SURAT KETERANGAN PENGGANTIAN IJAZAH

Pasal 5
(1) Surat Keterangan Pengganti Ijazah dapat dikeluarkan bagi ijazah yang dinyatakan hilang,
terbakar atau rusak dan atau sebab lain;

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-53
(2) Kewenangan menandatangani dan mengeluarkan Surat Keterangan Pengganti ijazah sama
seperti kewenangan menandatangani dan mengeluarkan ijazah;
(3) Surat pernyataan hilang, terbakar atau rusak atau sebab lainnya dikeluarkan oleh instansi
Kepolisian.

BAB VII
PENGESAHAN SALINAN IJAZAH

Pasal 6
Pengesahan salinan/fotocopy Ijazah dilakukan oleh pimpinan Pondok Pesantren Salafiyah
penyelenggara program atau kepala seksi pada Kantor atau kepala Seksi pada Bidang atau
Kepala Bidang atau kepala Subdit.

BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 7
(1) Pelaksanaan Keputusan ini akan diatur lebih lanjut oleh Direktur Pendidikan Keagamaan
dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam;
(2) Bila terdapat kekeliruan dalam pengaturan Keputusan mi akan diadakan pembetulan
seperlunya;
(3) Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 19 Nopember 2003
DIREKTUR JENDERAL
KELEMBAGAAN AGAMA ISLAM

Dr. H.A. QODRI A. AZIZY, MA


NIP. 150202471
Tembusan :
1. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat RI;
2. Menteri Agama RI;
3. Menteri Pendidikan Nasional;
4. Direktur Jenderal Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional;
5. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Agama;
6. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional;
7. Para Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi;
8. Para Kepala Dinas Pendidikan Propinsi;
9. Para Kepala Kantor Departemen Agama KabupatenlKota;
10. Para Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
LAMPIRAN I :
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL KELEMBAGAAN AGAMA ISLAM
DEPARTEMEN AGAMA

V-54 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah
NOMOR : Dj.II/527/2003

BENTUK, UKURAN, ISI DAN REDAKSIONAL BLANKO IJAZAH PROGRAM WAJIB


BELAJAR PENDIDIKAN DASAR PADA PONDOK PESANTREN SALAFIYAH

1. Ijazah berbentuk lembaran yang terdiri dari halaman depan.

2. Ijazah berukuran kertas A4 (210 x 297 mm).

3. Jenis kertas Ijazah : security paper.

4. Halaman depan berisi: nama pondok pesantren, piagam yang dikeluarkan oleh Kepala
Kantor Departemen Agarna Kab/Kota .............., nomor : ……..... dan tanggal ………....,
nama, tempat dan tanggal lahir santri, tempat, anak , tamat belajar pada pondok pesantren
tempat Ijazah dikeluarkan, pihak yang berwenang menandatangani serta foto ukuran 3 x 4
cm dan cap tigajari tengah tangan kiri pemegang Ijazah.

5. Bentuk dan ukuran tulisan halaman depan:


Teks huruf halaman depan ukuran 12 point, cetak tegak, warna hitam, jenis huruf times
roman, kecuali:
a. Tulisan “DEPARTEMEN AGAMA” panjang 3,5 cm;
b. Tulisan “REPUBLIK INDONESIA” panjang 5,5 cm;
c. Tulisan “SURAT TANDA TAMAT BELAJAR” panjang 8,5 cm;
d. Tulisan “SALAFIYAH TINGKAT ULA/WUSTHA” panjang 11 cm;
e. Tulisan “tamat” panjang 2,5 cm.

6. Teks hurufhalaman belakang ukuran 12 punt, cetak tegak, warna hitam,jenis huruf
times/roman;

7. Warna dan hiasan bingkai halaman depan diatur sebagai berikut:


a. Warna dasar kertas Ijazah putih dan warna huruf cetak/tulis hitam;
b. Di bagian atas tengah Ijazah dihiasi dengan gambar burung Garuda lambang negara
Republik Indonesia bergaris tengah 2 cm, warna hitam;
c. Dibagian pinggir Ijazah diberi hiasan bermotif kembang berwarna hijau pucuk daun
untuk tingkat ula dan hijau daun untuk tingkat wustha.

8. Untuk menjaga keaslian Ijazah diatur pengamanannya sebagai berikut:


a. Garis bingkai bagian dalam bertuliskan Departemen Agama yang hanya dapat dilihat
dengan kaca pembesar;
b. Dua buah logo burung Garuda lambang negara Republik Indonesia pada bagian atas
hanya dapat dilihat dengan sinar ultra violet;
c. Logo Departemen Agama pada bagian tengah diberi security ink dan apabila dilihat
dengan sinar ultra violet dapat memantulkan cahaya;
d. Pada bagian bawah terdapat tulisan Departemen Agama yang hanya dapat dilihat
dengan sinar ultra violet.

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-55
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 19 Nopember 2003

DIREKTUR JENDERAL
KELEMBAGAAN AGAMA ISLAM

Dr. H.A. QODRI A. AZIZY, MA


NIP. 150202471

V-56 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah
LAMPIRAN II:
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL KELEMBAGAAN AGAMA ISLAM
DEPARTEMEN AGAMA

NOMOR : Dj.II/527/2003

CARA PENGISIAN DAN PENULISAN IJAZAH PROGRAM WAJIB BELAJAR


PENDIDIKAN DASAR PONDOK PESANTREN SALAFIYAH

1. Pengisian/penulisan Ijazah pada halaman depan adalah sebagai berikut:


a. Nomor diisi berturut-turut dengan kode indeks surat dinas Kabupaten/Kota, kode
tingkat program (WD.u untuk ula; WD.w untuk wustha), nomor urut PPS
penyelenggara program (berdasarkan urutan pengeluaran piagam), nomor urut
pengeluaran ijazah yang dibuat per tingkat program, per kabupaten/kota per tahun
pelaksanaan ujian; Tahun pengeluaran ijazah;
Contoh:
Kd.13.12/WD.u/.../ //2003 untuk tingkat Ula, Kabupaten Situbondo untuk Propinsi
Jawa Timur
b. Pondok Pesantren ……………….. menerangkan bahwa ………………………….
diisi dengan nama pondok pesantren , pemegang Ijazah yang bersangkutan dengan
jelas dan tebal, kemudian diisi dengan tempat lahir, tanggal, bulan, tahun kelahiran,
nomor induk dan nomor ujian. Selanjutnya ditulis nama ayah pemegang Ijazah, sesuai
dengan Akte Kelahiran atau Surat Tanda Kenal Lahir.
c. Belajar pada pondok pesantren .... Diisi dengan nama pondok pesantren Salafiyah
penyelenggara program wajib belajar pendidikan dasar asal santri.
d. Nomor Surat Tanda Lulus diisi sesuai dengan nomor kelulusan yang bersangkutan;
e. Ditulis tanggal, bulan dan tahun pengeluaran Ijazah.
f. Foto terbaru pemegang Ijazah berukuran 3 x 4 cm berwarna hitam-putih menghadap
kedepan.
g. Cap tiga jari yaitu telunjuk, tengah dan manis tangan kiri.
h. Pimpinan Pondok Pesantren Salafiyah Penyelenggara Wajar Dikdas.
2. Pengisian halaman belakang Ijazah (jelas)
3. Pengisian dan penulisan Ijazah dengan menggunakan tinta hitam.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 19 Nopember 2003
DIREKTUR JENDERAL
KELEMBAGAAN AGAMA ISLAM

Dr. H.A. QODRI A. AZIZY, MA


NIP. 150202471

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-57
V-58 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah
CONTOH

Nomor : ………………………

Lambang Garuda

DEPARTEMEN AGAMA
REPUB LIK INDO NESIA
IJAZAH
PONDOK PESANTREN SALAFIYAH TINGKAT ULA

Pimpinan Pondok Pesantren ………………………………., penyelenggara program wajib


belajar pendidikan dasar berdasarkan piagam terdaftar yang dikeluarkan oleh Kepala kantor
Departemen Agama Kabupaten/Kota ……………………… nomor : ………………………...
tanggal ……………………. dengan ini menerangkan bahwa :

……………………………………………………

Nomor Induk : …………………………………………..


Nomor Ujian : …………………………………………..
Tanggal Lahir : …………………………………………..
Tempat Lahir : …………………………………………..
Anak dari : …………………………………………..

Telah tamat belajar pada Pondok Pesantren ………………………………., dan lulus dalam
ujian akhir nasional program wajib belajar pendidikan dasar tingkat ula, sebagaimana
tercantum dalam Surat Tanda Lulus Nomor : ……………… Tanggal : ……………. Sehingga
yang bersangkutan mempunyai hak yang sama dengan tamatan SD/MI.

…………, …..………………….
Pimpinan pondok Pesantren
Pas Photo
………………………….
3x4
Cap Tiga Jari
Tengah-tengah
Kiri
pemegang
………………………………..

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-59
DAFTAR MATA PELAJARAN
PONDOK PESANTREN SALAFIYAH PENYELENGGARA
PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR
TINGKAT ULA

TAHUN PELAJARAN : ……………………………..

Nomor
Mata Pelajaran
Urut

A. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar


1. Pendidikan Kewarganegaraan
2. Bahasa Indonesia
3. Ilmu Pengetahuan Alam
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Sosial

Program Pondok Pesantren Salafiyah ………………


B.
1. ……………………………………………………………..
2. ……………………………………………………………..
3. ……………………………………………………………..
4. ……………………………………………………………..
5. ……………………………………………………………..
6. ……………………………………………………………..
7. ……………………………………………………………..
8. ……………………………………………………………..
9. ……………………………………………………………..
10.……………………………………………………………..

…………, …..……………… 20…..


Pimpinan pondok Pesantren
………………………….

………………………………..

V-60 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah
CONTOH

Nomor : ………………………

Lambang Garuda

DEPARTEMEN AGAMA
REPUB LIK INDO NESIA
IJAZAH
PONDOK PESANTREN SALAFIYAH TINGKAT WUSTHA

Pimpinan Pondok Pesantren ………………………………., penyelenggara program wajib


belajar pendidikan dasar berdasarkan piagam terdaftar yang dikeluarkan oleh Kepala kantor
Departemen Agama Kabupaten/Kota ……………………… nomor : ………………………...
tanggal ……………………. dengan ini menerangkan bahwa :

……………………………………………………

Nomor Induk : …………………………………………..


Nomor Ujian : …………………………………………..
Tanggal Lahir : …………………………………………..
Tempat Lahir : …………………………………………..
Anak dari : …………………………………………..

Telah tamat belajar pada Pondok Pesantren ………………………………., dan lulus dalam
ujian akhir nasional program wajib belajar pendidikan dasar tingkat wustha, sebagaimana
tercantum dalam Surat Tanda Lulus Nomor : ……………… Tanggal : ……………. Sehingga
yang bersangkutan mempunyai hak yang sama dengan tamatan SMP/MTs.

…………, …..………………….
Pimpinan pondok Pesantren
Pas Photo
………………………….
3x4
Cap Tiga Jari
Tengah-tengah
Kiri
pemegang
………………………………..

Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah | V-61
DAFTAR MATA PELAJARAN
PONDOK PESANTREN SALAFIYAH PENYELENGGARA
PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR
TINGKAT WUSTHA

TAHUN PELAJARAN : ……………………………..

Nomor
Mata Pelajaran
Urut

A. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar


1. Pendidikan Kewarganegaraan
2. Bahasa Indonesia
3. Ilmu Pengetahuan Alam
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Sosial

Program Pondok Pesantren Salafiyah ………………


B.
1. ……………………………………………………………..
2. ……………………………………………………………..
3. ……………………………………………………………..
4. ……………………………………………………………..
5. ……………………………………………………………..
6. ……………………………………………………………..
7. ……………………………………………………………..
8. ……………………………………………………………..
9. ……………………………………………………………..
10.……………………………………………………………..

…………, …..……………… 20…..


Pimpinan pondok Pesantren
………………………….

………………………………..

V-62 | Bagian V : Panduan Teknis Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas pada PP Salafiyah

Anda mungkin juga menyukai