Anda di halaman 1dari 12

A.

JUDUL: Percobaan Azas Bernoulli

B. TUJUAN:
a. Menghitung laju air yang keluar dari masing-masing lubang pada dua botol.
b. Mengetahui pengaruh tekanan terhadap laju air.
c. Membuktikan "Hukum Bernoulli"

C. LANDASAN TEORI:
Fluida mencakup zat cair dan gas karena kedua zat ini dapat mengalir. Sebaliknya, batu dan
benda-benda keras atau seluruh zat padat tidak digolongkan ke dalam fluida karena tidak bisa
mengalir. Susu, minyak pelumas, dan air merupakan contoh zat cair dan semua zat cair itu
dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke
tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir
dari satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang berpindah
dari satu tempat ke tempat lain. Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam
kehidupan sehari-hari. Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau
tenggelam di dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut
mengapung di atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau melayang di
dalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh
manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari. Fluida ini dapat dibagi menjadi dua
macam, yaitu fluida statis dan fluida dinamis. Pada laporan ini, yang akan dibahas adalah
fluida dinamis.

Fluida ideal adalah fluida yang tidak dapat ditempatkan dan bagian- bagiannya tidak
mengalami gaya gesekan. Fluida ideal disebut juga fluida yang tidak kompersibel yaitu fluida
yang tidak mengalami perubahan volume karena tekanan, mengalir tanpa gesekan dan
alirannya stasioner. Aliran stasioner yaitu aliran fluida yang mengikuti garis air atau garis
tertentu. Fluida dinamis adalah fluida yang mengalir atau bergerak terhadap sekitarnya. Pada
pembahasan fluida dinamis, kita akan mempelajari mengenai persamaan kontinuitas, hukum
Bernoulli, teorema Torricelli, dan penerapannya. Fluida ideal memiliki ciri-ciri berikut ini.

Alirannya tunak (steady), yaitu kecepatan setiap partikel fluida pada satu titik tertentu adalah
tetap, baik besar maupun arahnya. Aliran tunak terjadi pada aliran yang pelan.
Alirannya tidak rotasional, artinya pada setiap titik partikel fluida tidak memiliki momentum
sudut terhadap titik tersebut. Alirannya mengikuti garis arus (streamline).
Tidak kompresibel (tidak termampatkan), artinya fluida tidak mengalami perubahan volume
(massa jenis) karena pengaruh tekanan.
Tidak kental, artinya tidak mengalami gesekan baik dengan lapisan fluida di sekitarnya
maupun dengan dinding tempat yang dilaluinya. Kekentalan pada aliran fluida berkaitan
dengan viskositas.
Persamaan Kontinuitas

Air yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang sama di sembarang
titik. Atau jika ditinjau di dua tempat, maka: Debit aliran 1 = Debit aliran 2.

Hukum Bernoulli

Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan energi yang
dialami oleh aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan, energi kinetik per
satuan volume dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama pada setiap
titik sepanjang suatu garis arus.

Jika m adalah massa zat cair yang berpindah, ρ ( rho) adalah massa jenis zat cair, dan m/ρ
adalah volume zat cair yang berpindah, maka jumlah semua usaha yang menggerakkan zat
cair adalah sama dengan bertambahnya energi kinetik dan energi potensial.

Teorema Torricelli

Torricelli mengatakan bahwa kelajuan fluida menyembur keluar dari lubang yang terletak
pada jarak h di bawah permukaan atas fluida dalam tangki sama seperti kelajuan yang akan
diperoleh sebuah benda jatuh bebas dari ketinggian h. Teorema ini hanya berlaku jika ujung
wadah terbuka terhadap atmosfer dan luas lubang jauh lebih kecil dari luas penampang
wadah.

Rumus umum Teorema Torricelli:

x = v . t

Keterangan:
x = jarak tempat air jatuh (m)
v = kecepatan pancaran air (m/s)
t = selang waktu (s)

Penerapan Dalam Teknologi Pesawat Terbang

Gaya angkat pesawat terbang bukan karena mesin, tetapi pesawat bisa terbang karena
memanfaatkan hukum bernoulli yang membuat laju aliran udara tepat di bawah sayap.
Karena laju aliran di atas lebih besar, maka mengakibatkan tekanan di atas pesawat lebih
kecil daripada tekanan di bawah pesawat. Akibatnya terjadi gaya angkat pesawat dari hasil
selisih antara tekanan di atas dan di bawah dikali dengan luas efektif pesawat.

Rumus umum gaya angkat pesawat:

D. ALAT DAN BAHAN:


Dua buah botol bekas air mineral (Botol A dan Botol B).

Sedotan

Satu buah gelas plastik


Air

Cutter

Solder
Alat Tulis

E. LANGKAH KERJA:
1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Membuat 3 lubang pada masing-masing botol.

Untuk botol A, lubang disusun secara vertikal dengan ketentuan jarak dasar botol ke lubang
bagian bawah sebesar 3 cm, jarak lubang bagian bawah ke lubang bagian tengah sebesar 2 cm,
dan jarak lubang bagian tengah ke lubang bagian atas sebesar 2 cm. Pada saat melubangi botol
dilakukan dengan menggunakan bantuan solder dan mengusahakan ketiga lubang memiliki
diamater yang sama.

Botol A

Untuk botol B, lubang disusun secara horizontal dengan ketentuan jarak dasar botol ke lubang
bagian tengah sebesar 3 cm dan jarak lubang bagian tengah ke lubang bagian samping kanan dan
kiri sama, yaitu sebesar 2 cm. Pada saat melubangi botol dilakukan dengan menggunakan bantuan
solder dan mengusahakan ketiga lubang memiliki diameter yang sama.
Botol B

3. Memotong bagian tengah sedotan dengan bantuan cutter, namun tidak sampai membuat
terpotong seluruhnya.

Percobaan 1 (Tutup Botol Dilepas)

1. Mengisi botol A dengan air, kemudian mengamati air yang keluar dari masing-masing lubang.
2. Mengisi botol A dengan air. Kemudian menjatuhkan botol A dari ketinggian kurang lebih 1
meter, dan mengamati kondisi air pada botol.
3. Mengisi botol A dengan air. Kemudian melemparkan botol A vertikal ke atas dan mengamati
kondisi air pada botol.
4. Mengisi botol B dengan air, kemudian mengamati air yang keluar dari masing-masing lubang.
5. Mengisi botol B dengan air. Kemudian menjatuhkan botol B dari ketinggian kurang lebih 1
meter, dan mengamati kondisi air pada botol.
6. Mengisi botol B dengan air. Kemudian melemparkan botol B vertikal ke atas dan mengamati
kondisi air pada botol.

Percobaan 2 (Tutup Botol Dipasang)

1. Mengisi botol A dengan air, kemudian mengamati air yang keluar dari masing-masing lubang.
2. Mengisi botol A dengan air. Kemudian menjatuhkan botol A dari ketinggian kurang lebih 1
meter, dan mengamati kondisi air pada botol.
3. Mengisi botol A dengan air. Kemudian melemparkan botol A vertikal ke atas dan mengamati
kondisi air pada botol.
4. Mengisi botol B dengan air, kemudian mengamati air yang keluar dari masing-masing lubang.
5. Mengisi botol B dengan air. Kemudian menjatuhkan botol B dari ketinggian kurang lebih 1
meter, dan mengamati kondisi air pada botol.
6. Mengisi botol B dengan air. Kemudian melemparkan botol B vertikal ke atas dan mengamati
kondisi air pada botol.

Percobaan 3

1. Mengisi gelas plastik dengan air dan meletakkan sedotan dengan posisi seperti gambar berikut.
2. Meniup sedotan dengan kuat dan mengamati perubahan yang terjadi.

F. TABEL PENGAMATAN:
1. Botol A (botol yang dilubangi secara vertikal)
2. Botol B (botol yang dilubangi secara horizontal)

3. Pengamatan pada gelas plastik

Pada saat bagian ujung atas sedotan ditiup, bagian sedotan yang sobek tidak langsung
memancarkan air. Air dari dalam gelas terlebih dahulu naik ke bagian sedotan yang sobek lalu
memancarkan air. Air memancar kencang diikuti dengan bunyi nyaring seperti siulan.
G. ANALISA DATA:
1. Bandingkan jarak pancaran air pada ketiga lubang pada botol A!
Jarak pancaran air pada ketiga lubang pada botol A tidak sama. Jarak pancaran air pada lubang
satu sangat jauh dibandingkan jarak pancaran air pada lubang 2 dan 3, dikarenakan tekanan pada
dasar botol lebih besar. Pada lubang 2 jarak pancaran airnya lebih pendek dari lubang 1, hal ini
disebabkan oleh tekanan pada lubang 2 lebih kecil dari lubang 1. Sedangkan pada lubang 3
pancaran airnya lebih pendek dari lubang 2, hal ini disebabkan oleh tekanan yang berada dalam
lubang 3 lebih kecil dari lubang 2. Jadi, jarak pancaran air lubang 1 > lubang 2 > lubang 3.

2. Bandingkan jarak pancaran pada ketiga lubang pada botol B!


Jarak pancaran air pada ketiga lubang pada botol B adalah sama. Hal ini dikarenakan ketiga
lubang memiliki tinggi yang sama, sehingga memiliki tekanan yang sama dan menghasilkan jarak
pancaran yang sama pula. Jadi, jarak pancaran lubang 1 = lubang 2 = lubang 3.

3. Bandingkan jarak pancaran air pada botol A dan B!


Pada botol A, posisi paling bawah (lubang 1) memiliki tekanan paling besar dibandingkan posisi di
atasnya (lubang 2 dan lubang 3). Hal inilah yang menyebabkan air yang keluar melalui lubang
paling bawah memiliki laju air yang lebih besar dibandingkan dengan kedua lubang yang lain.
Sedangkan pada botol B, jarak pancaran air pada ketuga lubang adalah sama. Ini dikarenakan
posisi ketiga lubang yang sejajar dan tekanan yang sama pula, sehingga jarak pancaran menjadi
sama. Namun, arah pancaran air berbeda dikarenakan posisi lubang yang melingkar pada botol.

4. Pembahasan Mengenai Percobaan pada Gelas Plastik:


Ketika udara ditiupkan di atas sedotan, kecepatan udara di atas sedotan menjadi besar sehingga
tekanannya kecil, sedangkan tekanan di dasar air lebih besar sehingga air bisa naik. Air naik
akibat terkena tiupan udara. Ketika air sudah sampai di ujung sedotan yang sobek, air akan
menyembur.

H. KESIMPULAN:
Dari percobaan yang saya lakukan dapat ditarik kesimpulan, bahwa lubang yang posisinya paling
rendah memiliki laju air yang lebih cepat dan jarak pancaran yang lebih jauh dibandingkan dengan
yang lain. Hal ini dikarenakan pada posisi paling rendah tekanan yang dialaminya lebih besar
daripada posisi paling atas. Sehingga, dengan tekanan yang besar membuat aliran dari fluida
mengalir lebih cepat. Kemudian ketika udara ditiupkan di atas sedotan, kecepatan udara di atas
sedotan menjadi besar sehingga tekanannya kecil, sedangkan tekanan di dasar air lebih besar
sehingga air bisa naik dan memancar. Jadi, praktikum ini sudah sesuai dengan teori hukum
Bernoulli.

I. SARAN:
Sebaiknya bersungguh-sungguh dan lebih sabar dalam melaksanakan praktikum guna
memperoleh hasil praktikum yang benar dan maksimal. Pada saat menjatuhkan atau melepaskan
botol ke tanah, diperlukan ketelitian dalam mengamati kondisi air, apakah air keluar atau tidak,
juga pada saat melempar botol ke atas, diperlukan ketelitian dalam mengamati kondisi air, apakah
air keluar atau tidak. Selain itu, sebaiknya ketika meniup air dengan sedotan dilakukan dengan
tiupan yang kuat agar air dapat memancar dengan jelas.

Anda mungkin juga menyukai