Anda di halaman 1dari 12

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-

HARI

Disusun Oleh
Riyan Ferdiyanto
17117003
Teknik Mesin

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA


2018
KATA PENGATAR
Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT yang telah meemberikan
rahmat taufik hidayahnya & melimpahkan ilmu, Shalawat serta salam semoga
selalu Mercurahkan kepada Rasululla Muhammad SWT beserta keluarganya.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi Tugas mata kuliah Pendidikan
Pancasila di Institut Teknologi Sumatera. Dalam memenuhi persyaratan tersebut
penulis mencoba membuat makalah yang berjudul “PANCASILA DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI”

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan sebab pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
penulis terbatas, cukup banyak tantangan dan hambatan yang penulis temukan
dalam menyusun makalah ini.

Besar harapan saya makalah ini dapat menjadi sarana membantu kita semua dalam
memahami dan mengamalkan nilai nilai Pancasila dalam kehidupan sehari hari.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung,16 Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUl

DAFATAR ISI

KATA PENGATAR ............................................................................................ 2


BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 5
BAB II ISI ........................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Pancasila ................................................................................... 5
2.2 Sejarah Singkat Pancasila ........................................................................... 6
2.3 Peran Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari ............................................ 7
2.3 Penerapan Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari. .................................... 9
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 11
3.2 Saran ........................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia hidup di dunia ini dengan berbagai pemikirannya sendiri-sendiri.
Pemikiran tentang kehidupan itu menghasilkan berbagai kemajuan di dalam
berbagai aspek dalam kehidupan manusia. Entah itu kemajuan ilmu, teknologi,
budaya, dan lain sebagainya. Dari hasil pemikiran itu pula, muncul berbagai
pandangan hidup yang mengarahkan arah hidup manusia dan memiliki banyak
pengaruh terhadap dinamika kehidupan manusia. Kita biasa mengenal pandangan
hidup sebagai sebuah ideologi.

Indonesia adalah sebuah negara yang berdasarkan Pancasila. Sebagai suatu


ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya bukan
hanya merupakan suatu hasil perenungan dan pemikiran seseorang atau kelompok
orang sebagaimana ideologi-ideologi lain didunia, namun Pancasila diangkat dari
nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat
dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara,
dengan kata lain unsur-unsur yang merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain
diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini
merupakan kausa materialistis (asal bahan) Pancasila.

Pancasila merupakan cerminan dari karakter bangsa dan negara Indonesia yang
beragam. Semua itu dapat diterlihat dari fungsi dan kedudukan pancasila, yakni
sebagai jiwa bangsa indonesia, keribadian bangsa, pandangan hidup bangsa,
sarana tujuan hidup bangsa Indonesia, dan pedoman hidup bangsa indonesia.
Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pun memiliki arti yang mendalam
baik itu secara historis maupun pengamalannya dalam kehidupan bermasyarakat.
Nilai-nilai pancasila ini bagi bangsa Indonesia meupakan landasan atau dasar,
citacita dalam malakukan sesuatu juga sebagai motivasi dalam perbuatannya, baik
dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat maupun dalam kehidupan
kenegaraan.

Tidak seperti ideologi-ideologi negara lain, ideoloogi pancasila hanya dimilijki


oleh Indonesia. Dengan ideologinya Indonesia dikenal sebagai bangsa yang
ramah, tapi sepertinya bangsa kita mengalami kemunduran yang sangat jauh,
bagai mana tidak, bangsa kita yang dikenal sangat menghargai keanekaragaman
dan menjunjung tinggi akan Pancasila. Mungkin tanpa kita sadari tolerasi di
negara kita ini sedikit demi sedikit sudah mulai tergerus bahkan mungkin juga
hilang dari jati diri bangsa ini. Dengan demikian dibuatlah makalah ini agar kita
sebagai bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari hari dapat selalu memegang
teguh dan mengamalkan nilai nilai yang terkandung dalam pancasila.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang di maksud dengan Panasila?
2. Bagaimana sejarah singkat Pancasila?
3. Bagaimanakah peran Pancasila dalam kehidupan sehari-hari?
4. Bagaiamana penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Pancasila.
2. Mengetahui sejarah singkat Pancasila.
3. Mengatahu peran Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
4. Mengetahui penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II ISI
2.1 Pengertian Pancasila
Pancasila memiliki arti yang sangat luas sekali, dari sekian banyak pengertian
yang ada berikut adalah beberapa pengertian dari Pancasila :

1. Menurut Etimologi kata “Pancasila” berasal dari bahasa Sansekerta dari India
(kasta Brahmana)yaitu penggalan kata Panca yang berarti “Lima” dan Sila
yang berarti “Dasar“. Berarti secara harfiah kata Pancasila bisa diartikan
sebagai Lima Dasar.
2. Menurut Ir Sukarno Bahwa pancasila adalah isi jiwa Bangsa Indonesia yang
turun-temurun sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan Barat.
Dengan demikian, pancasila bukan hanya falsafah negara, melainkan lebih
luas lagi yakni falsafah Bangsa Indonesia.
3. Menurut Muhammad Yamin Pancasila berasal dari kata Panca yang artinya
Lima dan Sila yang artinya Sendi, Atas, Dasar atau peraturan tingkah laku
yang baik dan penting. Berarti pancasila merupakan lima dasar yang
mengandung pedoman atau aturan mengenai tingkah laku yang baik dan
penting.
4. Menurut Notonegoro Pancasila merupakan dasar falsafah Negara Indonesia,
dapat disimpulkan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi
negara yang diharapkan dapat menjadi pandangan hidup Bangsa Indonesia
sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta pertahanan
Bangsa dan Negara Indonesia.
5. Pancasila adalah gagasan vital yang berasal dari kebudayaan Indonesia,
artinya nilai-nilai yang benar-benar diramu dari sistem nilai bangsa Indonesia
sendiri. Oleh karena itu, Pancasila memiliki metode tertentu dalam
memandang, memegang kriteria tertentu dalam menilai sehingga
menuntunnya untuk membuat pertimbangan (judgement) tertentu tentang
gejala, ramalan, dan anjuran tertentu mengenai langkah-langkah praktikal
(Joesoef, 1987: 1, 15).
6. Pancasila adalah Weltanschauung, satu dasar falsafah, Pancasila adalah satu
alat pemersatu bangsa yang juga pada hakikatnya satu alat mempersatukan
dalam perjuangan melenyapkan segala penyakit yang telah dilawan berpuluh-
puluh tahun, yaitu terutama imperialisme. Perjuangan suatu bangsa,
perjuangan melawan imperialisme, perjuangan mencapai kemerdekaan,
perjuangan sesuatu bangsa yang membawa corak sendiri-sendiri. Tidak ada
dua bangsa yang cara berjuangnya sama. Tiap-tiap bangsa mempunyai cara
perjuangan sendiri, mempunyai karakteristik sendiri. Oleh karena itu, pada
hakikatnya bangsa sebagai individu mempunyai kepribadian sendiri.
Kepribadian yang terwujud dalam pelbagai hal, dalam kenyataannya, dalam
perekonomiannya, dalam wataknya, dan lain-lain sebagainya (Pimpinan MPR
dan Tim Kerja Sosialisasi MPR periode 2009-2014, 2013: 94-95).

2.2 Sejarah Singkat Pancasila


Istilah Pancasila baru diperkenalkan oleh Sukarno dalam pidatonya pada tanggal 1
Juni 1945. Tetapi masih ada proses selanjutnya yakni menjadi Piagam Jakarta
(Jakarta Charter) pada 22 Juni 1945 dan juga penetapan Undang-undang Dasar
yang juga finalisasi Pancasila pada 18 Agustus 1945. Dalam pidato inilah konsep
dan rumusan awal “Pancasila” pertama kali dikemukakan oleh Soekarno sebagai
dasar negara Indonesia merdeka. Pidato ini pada awalnya disampaikan oleh
Soekarno secara aklamasi tanpa judul dan baru mendapat sebutan “Lahirnya
Pancasila” oleh mantan Ketua BPUPK Dr. Radjiman Wedyodiningrat dalam kata
pengantar buku yang berisi pidato yang kemudian dibukukan oleh BPUPK
tersebut. Badan ini mengadakan sidangnya yang pertama dari tanggal 29 Mei
(yang nantinya selesai tanggal 1 Juni 1945). Rapat dibuka pada tanggal 28 Mei
1945 dan pembahasan dimulai keesokan harinya 29 Mei 1945 dengan tema dasar
negara. Rapat pertama ini diadakan di gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6
Jakarta yang kini dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila. Pada zaman Belanda,
gedung tersebut merupakan gedung Volksraad (bahasa Indonesia: “Perwakilan
Rakyat”).

Setelah beberapa hari tidak mendapat titik terang, pada tanggal 1 Juni 1945, Bung
Karno mendapat giliran untuk menyampaikan gagasannya tentang dasar negara
Indonesia merdeka, yang dinamakannya “Pancasila”. Pidato yang tidak
dipersiapkan secara tertulis terlebih dahulu itu diterima secara aklamasi oleh
segenap anggota Dokuritsu Junbi Cosakai. Selanjutnya Dokuritsu Junbi Cosakai
membentuk Panitia Kecil untuk merumuskan dan menyusun Undang-Undang
Dasar dengan berpedoman pada pidato Bung Karno tersebut. Dibentuklah Panitia
Sembilan (terdiri dari Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Mr. AA Maramis,
Abikoesno Tjokrosoejoso,Abdul Kahar Muzakir, Agus Salim, Achmad Soebardjo,
Wahid Hasjim, dan Mohammad Yamin) yang ditugaskan untuk merumuskan
kembali Pancasila sebagai Dasar Negara berdasar pidato yang diucapkan Bung
Karno pada tanggal 1 Juni 1945, dan menjadikan dokumen tersebut sebagai teks
untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Setelah melalui proses persidangan dan lobi-lobi akhirnya rumusan Pancasila hasil
penggalian Bung Karno tersebut berhasil dirumuskan untuk dicantumkan dalam
Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, yang disahkan dan dinyatakan sah
sebagai dasar negara Indonesia merdeka pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh
BPUPKI.

2.3 Peran Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari


Pancasila adalah ideologi dasar bangsa Indonesia. Pancasila sendiri berasal
dari kata panca yang artinya lima dan sila yang artinya peraturan/asas jadi
pancasila artinya lima asas yang proses terbentuknya 5 sila telah melalui
banyak perdebatan. Pancasila dibuat untuk ditaati oleh seluruh rakyat
Indonesia karena pancasila adalah dasar negara yang menjadi pedomn hidup
bagi seluruh rakyat Indonesia jadi 5 sila tersebut harus diamalkan dalam
kehidupan sehari hari. Beberapa contoh peran pancasila yaitu:
1. Sila ketuhanan yang maha esa
Sila ini tercermin dari bebasnya rakyat Indonesiadalam hal memeluk agama
dan telah dibuat pasal dalam hal kebebasan memeluk agama yaitu pasal
29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi:
a. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaan itu.
Ini berarti tiap warga negara Indonesia telah mendapat kebebasan untuk
memeluk agama sebebas bebasnya asal tidak menyimpang dari sila
ketuhanan yang maha esa itu sendiri.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab
Sila ini sangat menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang dilandasi sikap
adil dan beradab. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia sila ini tercermin
dengan dibuatnya pasal-pasal untuk menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
di Indonesia.Contoh pasal yang mencerminkan sila kedua yaitu pasal 28i
yang berisi:
a. Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran
dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk
diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut
atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang
tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.
b. Setiap orang berhak bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif
atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap
perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.
c. Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras
dengan perkembangan zaman dan peradaban.
d. Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi
manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.
e. Untuk menegakan dan melindungi hak assi manusia sesuai dengan prinsip
negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia
dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundangan-undangan.
Pasal dibuat agar kemanusiaan di Indonesiadijunjung tinggi dan pemberian
hukuman bagi yang melanggar sila tersebut.

3. Sila persatuan Indonesia


Yaitu sila yang dibuat agar seluruh rakyat Indonesiaadalah suatu kesatuan dan
bukan merupakan bangsa yang terpecah belah. Tentu saja persatuan
rakyat Indonesiayang bersifat positif yang harus dijunjung tinggi.
Beberapa kejadian yang mencerminkan persatuan Indonesiaialah
penggalangan dana bagi bencana alam di Indonesia. Saat tejadi letusan
gunung merapi misalnya,banyak sekali penggalangan bermunculan untuk
meringankan beban korban bencana merapi tersebut ini menunjukan
rakyat Indonesiasaling bersatu untuk saling membantu,contoh lainya yaitu
program koin cinta bilqis, suatu persatuan penggalangan dana untuk
menyelamatkan Bilqis Anindya Passa, bayi usia 17 bulan ini mengidap
penyakit dimana saluran empedu tidak terbentuk atau tidak
berkembang secara normal (Atresia Bilier). Untuk menyembuhkannya
harus dilakukan operasi transplantasi hati yang membutuhkan dana sekitar
Rp 1 miliar.

4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan.
Pada dasarnya negara Indonesia adalah negara hukum yang menganut
sistem dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat dalam sistem pemerintahan
presidensial. Ini berarti negara Indonesia dipimpin oleh seorang presiden.
Pemilihan seorang presiden dipilih langsung oleh seluruh rakyat Indonesia
melalui pemilu. Ini bukti pencerminan dari sila keempat yaitu suatu negara
dengan yang dipimpin oleh suatu kepala negara yang dipilih agar mendapat
pemimpin yang bijaksana yang dapat memimpin Indonesia.

5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


Sila ini menunjukan agar keadilan harus dijunjung tinggi bagi
seluruh rakyat Indonesiatanpa terkecuali. Dalam masyarakat sila ini
dapat tercermin dengan dibuatnya peraturan peraturan atau norma norma di
masyarakat agar tercipta keadilan di masyarakat dan ditetapkannya
hukuman bagi pelanggaran sebuah keadilan karena pada dasarnya
Indonesiaadalah negara hukum jadi segala pelanggaran bagi seluruh isi
pancasila akan mendapatkan sanksi hukum yang berlaku di Indonesia

2.3 Penerapan Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari.


Banyak sekali hal yang dapat diterapkan dari pancasila, berikut adalah conto
contoh penerapan pancasila dalam kehidupan sehari hari.

1. Penerapan Sila ini dalam kehidupan sehari-hari yaitu:


misalnya menyayangi binatang; menyayangi tumbuhtumbuhan dan
merawatnya; selalu menjaga kebersihan dan sebagainya. Dalam Islam bahkan
ditekankan, bahwa Allah tidak suka pada orang-orang yang membuat
kerusakan di muka bumi, tetapi Allah senang terhadap orang-orang yang
selalu bertakwa dan selalu berbuat baik. Lingkungan hidup Indonesia yang
dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia
merupakan karunia dan rahmat-NYA yang wajib dilestarikan dan
dikembangkan kemampuannya agar tetap dapat menjadi sumber dan
penunjang hidup bagi rakyat dan bangsa Indonesia serta makhluk hidup lainya
demi kelangsungan dan peningkatan kualitas Hidup itu sendiri.
2. Penerapan, pengamalan/ aplikasi sila ini dalam kehidupan sehari hari
yaitu:
dapat diwujudkan dalam bentuk kepedulian akan hak setiap orang untuk
memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat; hak setiap orang untuk
mendapatkan informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam
pengelolaan lingkungan hidup; hak setiap orang untuk berperan dalam rangka
pengelolaan lingkungan hidup yang sesuai dengan ketentuanketentuan hukum
yang berlaku dan sebagainya (Koesnadi Hardjasoemantri, 2000 : 558).
Dalam hal ini banyak yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk
mengamalkan Sila ini, misalnya mengadakan pengendalian tingkat polusi
udara agar udara yang dihirup bisa tetap nyaman; menjaga kelestarian
tumbuh-tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar; mengadakan gerakan
penghijauan dan sebagainya. Nilai-nilai Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab ini ternyata mendapat penjabaran dalam Undang-Undang No. 23
Tahun 1997 di atas, antara lain dalam Pasal 5 ayat (1) sampai ayat (3); Pasal 6
ayat (1) sampai ayat (2) dan Pasal 7 ayat (1) sampai ayat (2). Dalam Pasal 5
ayat (1) dinyatakan, bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat; dalam ayat (2) dikatakan, bahwa setiap
orang mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan
peran dalam pengelolaan lingkungan hidup; dalam ayat (3) dinyatakan, bahwa
setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan
lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam Pasal 6 ayat (1) dikatakan, bahwa setiap orang berkewajiban
memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan
menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dan dalam ayat
(2) ditegaskan, bahwa setiap orang yang melakukan usaha dan/ atau kegiatan
berkewajiban memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai
pengelolaan lingkungan hidup. Dalam Pasal 7 ayat (1) ditegaskan, bahwa
masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dan seluasluasnya untuk
berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup; dalam ayat (2) ditegaskan,
bahwa ketentuan pada ayat (1) di atas dilakukan dengan cara :
1. Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat dan kemitraan;
2. Menumbuhkembangkan kemampauan dan kepeloporan masyarakat;
3. Menumbuhkan ketanggapsegeraan masya-rakat untuk melakukan
pengwasan sosial;
4. Memberikan saran pendapat;
5. Menyampaikan informasi dan/atau menyam-paikan laporan
3. Penerapan sila ini dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

dengan melakukan inventarisasi tata nilai tradisional yang harus selalu


diperhitungkan dalam pengambilan kebijaksanaan dan pengendalian
pembangunan lingkungan di daerah dan mengembangkannya melalui pendidikan
dan latihan serta penerangan dan penyuluhan dalam pengenalan tata nilai
tradisional dan tata nilai agama yang mendorong perilaku manusia untuk
melindungi sumber daya dan lingkungan (Salladien dalam Burhan Bungin dan
Laely Widjajati , 1992 : 156-158). Di beberapa daerah tidak sedikit yang
mempunyai ajaran turun temurun mewarisi nilai-nilai leluhur agar tidak
melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh ketentuan-ketentuan adat di
daerah yang bersangkutan, misalnya ada larangan untuk menebang pohon-pohon
tertentu tanpa ijin sesepuh adat; ada juga yang dilarang memakan binatang-
bintang tertentu yang sangat dihormati pada kehidupan masyarakat yang
bersangkutan dan sebagainya. Secara tidak langsung sebenarnya ajaran-ajaran
nenek leluhur ini ikut secara aktif melindungi kelestarian alam dan kelestarian
lingkungan di daerah itu. Bukankah hal ini sudah mengamalkan Pancasila dalam
kehidupan masyarakat yang bersangkutan sehari hari.

4.Penerapan sila ini bisa dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan, antara lain
(Koesnadi Hardjasoemantri, 2000 : 560 ) :
a. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan
kesadaran dan tanggung jawab para pengambil keputusan dalam
pengelolaan lingkungan hidup;
b. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan
kesadaran akan hak dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan hidup;
c. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan
kemitraan masyarakat, dunia usaha dan pemerintah dalam upaya
pelestarian daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
5. Penerapan sila ini tampak dalam ketentuan-ketentuan hukum yang
mengatur masalah lingkungan hidup. Sebagai contoh, dalam Ketetapan
MPR RI Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan
Negara (GBHN), Bagian H yang mengatur aspekaspek pengelolaan
lingkungan hidup dan pemanfaatan sumber daya alam. Dalam
ketetapan MPR ini hal itu diatur sebagai berikut (Penabur Ilmu, 1999 :
40) :
a. Mengelola sumber daya alam dan memelihara daya dukungnya
agar bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dari
generasi ke generasi;
b. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan
hidup dengan melakukan konservasi, rehabilitasi dan penghematan
pengunaan dengan menerapkan teknologi ramah lingkungan;
c. Mendelegasikan secara betahap wewenang pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah dalam pelaksanaan pengelolaan sumber
daya alam secara selektif dan pemeliharaan lingkungan hidup,
sehingga kualitas ekosistem tetap terjaga yang diatur dengan
undangundang;
d. Mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan
keseim-bangan lingkungan hidup, pembangunan yang
berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat lokal
serta penataan ruang yang pengaturannya diatur dengan
undangundang;
e. Menerapkan indikator-indikator yang memungkinkan pelestarian
kemampuan

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat didapatkan sebuah kesimpulan sebagai berikut :

1. Pancasila” berasal dari bahasa Sansekerta dari India (kasta


Brahmana)yaitu Panca yang berarti “Lima” dan Sila yang berarti “Dasar“.
Berarti secara harfiah kata Pancasila bisa diartikan sebagai Lima Dasar.
2. Pancasila dinyatakan sah sebagai dasar negara Indonesia merdeka pada
tanggal 18 Agustus 1945 oleh BPUPKI.
3. Pancasila dibuat untuk ditaati oleh seluruh rakyat Indonesia karena
pancasila adalah dasar negara yang menjadi pedomn hidup bagi seluruh
rakyat Indonesia dimana perannya sangat vital dalam Kehidupan sehari-
hari.
4. Banyak sekali hal yang dapat kita terapkan dari pancasila dalam kehidupan
sehari hari, dari hal yang sangat kecil hingga hal yang besar, dari sesuatu
yang biasa kita kerjaan hingga sesuatu yang jarang kita kerjakan
5. Sebagai warga negara yang baik , sudah selayaknya kita mempelajari
seberapa penting pancasila bagi kehidupan masyarakat Indonesia.Tak
hanya itu kita juga harus menjalankan apa maksud dan tujuan di buatnya
pancasila . Dengan kata lain ,kita harus mengamalkan pancasila. Maka dari
itu, penting adanya sosialisasi ke masyarakat tentang implementasi
pancasila itu sendiri.

3.2 Saran
Dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai bangsa Indonesia harus berusaha
untuk menerapkan nilai nilai pancasila, tidak harus dengan hal yang besar,
tetapi dapat langsung di mulai dari sesuatu yang kecil atau sesuatu yang biasa
kita lakukan yang mencerminkan nilai nilai pancasila.

DAFTAR PUSTAKA
Rahman,Arif. 2011. Implementasi Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-Hari.
Yogyakarta: STMIK AMIKOM Yogyakarta

Isnani, Fakrunisa. 2013. Implementasi Pancasila dalam Kehidupan Masyarakat


Sehari-hari. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Nurwardani, Paristiyanti.dkk. 2016. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan


Tinggi.Jakarta: Kemenristekdikti

Budiyanto. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai