HARI
Disusun Oleh
Riyan Ferdiyanto
17117003
Teknik Mesin
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi Tugas mata kuliah Pendidikan
Pancasila di Institut Teknologi Sumatera. Dalam memenuhi persyaratan tersebut
penulis mencoba membuat makalah yang berjudul “PANCASILA DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI”
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan sebab pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
penulis terbatas, cukup banyak tantangan dan hambatan yang penulis temukan
dalam menyusun makalah ini.
Besar harapan saya makalah ini dapat menjadi sarana membantu kita semua dalam
memahami dan mengamalkan nilai nilai Pancasila dalam kehidupan sehari hari.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUl
DAFATAR ISI
Pancasila merupakan cerminan dari karakter bangsa dan negara Indonesia yang
beragam. Semua itu dapat diterlihat dari fungsi dan kedudukan pancasila, yakni
sebagai jiwa bangsa indonesia, keribadian bangsa, pandangan hidup bangsa,
sarana tujuan hidup bangsa Indonesia, dan pedoman hidup bangsa indonesia.
Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pun memiliki arti yang mendalam
baik itu secara historis maupun pengamalannya dalam kehidupan bermasyarakat.
Nilai-nilai pancasila ini bagi bangsa Indonesia meupakan landasan atau dasar,
citacita dalam malakukan sesuatu juga sebagai motivasi dalam perbuatannya, baik
dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat maupun dalam kehidupan
kenegaraan.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Pancasila.
2. Mengetahui sejarah singkat Pancasila.
3. Mengatahu peran Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
4. Mengetahui penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II ISI
2.1 Pengertian Pancasila
Pancasila memiliki arti yang sangat luas sekali, dari sekian banyak pengertian
yang ada berikut adalah beberapa pengertian dari Pancasila :
1. Menurut Etimologi kata “Pancasila” berasal dari bahasa Sansekerta dari India
(kasta Brahmana)yaitu penggalan kata Panca yang berarti “Lima” dan Sila
yang berarti “Dasar“. Berarti secara harfiah kata Pancasila bisa diartikan
sebagai Lima Dasar.
2. Menurut Ir Sukarno Bahwa pancasila adalah isi jiwa Bangsa Indonesia yang
turun-temurun sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan Barat.
Dengan demikian, pancasila bukan hanya falsafah negara, melainkan lebih
luas lagi yakni falsafah Bangsa Indonesia.
3. Menurut Muhammad Yamin Pancasila berasal dari kata Panca yang artinya
Lima dan Sila yang artinya Sendi, Atas, Dasar atau peraturan tingkah laku
yang baik dan penting. Berarti pancasila merupakan lima dasar yang
mengandung pedoman atau aturan mengenai tingkah laku yang baik dan
penting.
4. Menurut Notonegoro Pancasila merupakan dasar falsafah Negara Indonesia,
dapat disimpulkan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi
negara yang diharapkan dapat menjadi pandangan hidup Bangsa Indonesia
sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta pertahanan
Bangsa dan Negara Indonesia.
5. Pancasila adalah gagasan vital yang berasal dari kebudayaan Indonesia,
artinya nilai-nilai yang benar-benar diramu dari sistem nilai bangsa Indonesia
sendiri. Oleh karena itu, Pancasila memiliki metode tertentu dalam
memandang, memegang kriteria tertentu dalam menilai sehingga
menuntunnya untuk membuat pertimbangan (judgement) tertentu tentang
gejala, ramalan, dan anjuran tertentu mengenai langkah-langkah praktikal
(Joesoef, 1987: 1, 15).
6. Pancasila adalah Weltanschauung, satu dasar falsafah, Pancasila adalah satu
alat pemersatu bangsa yang juga pada hakikatnya satu alat mempersatukan
dalam perjuangan melenyapkan segala penyakit yang telah dilawan berpuluh-
puluh tahun, yaitu terutama imperialisme. Perjuangan suatu bangsa,
perjuangan melawan imperialisme, perjuangan mencapai kemerdekaan,
perjuangan sesuatu bangsa yang membawa corak sendiri-sendiri. Tidak ada
dua bangsa yang cara berjuangnya sama. Tiap-tiap bangsa mempunyai cara
perjuangan sendiri, mempunyai karakteristik sendiri. Oleh karena itu, pada
hakikatnya bangsa sebagai individu mempunyai kepribadian sendiri.
Kepribadian yang terwujud dalam pelbagai hal, dalam kenyataannya, dalam
perekonomiannya, dalam wataknya, dan lain-lain sebagainya (Pimpinan MPR
dan Tim Kerja Sosialisasi MPR periode 2009-2014, 2013: 94-95).
Setelah beberapa hari tidak mendapat titik terang, pada tanggal 1 Juni 1945, Bung
Karno mendapat giliran untuk menyampaikan gagasannya tentang dasar negara
Indonesia merdeka, yang dinamakannya “Pancasila”. Pidato yang tidak
dipersiapkan secara tertulis terlebih dahulu itu diterima secara aklamasi oleh
segenap anggota Dokuritsu Junbi Cosakai. Selanjutnya Dokuritsu Junbi Cosakai
membentuk Panitia Kecil untuk merumuskan dan menyusun Undang-Undang
Dasar dengan berpedoman pada pidato Bung Karno tersebut. Dibentuklah Panitia
Sembilan (terdiri dari Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Mr. AA Maramis,
Abikoesno Tjokrosoejoso,Abdul Kahar Muzakir, Agus Salim, Achmad Soebardjo,
Wahid Hasjim, dan Mohammad Yamin) yang ditugaskan untuk merumuskan
kembali Pancasila sebagai Dasar Negara berdasar pidato yang diucapkan Bung
Karno pada tanggal 1 Juni 1945, dan menjadikan dokumen tersebut sebagai teks
untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Setelah melalui proses persidangan dan lobi-lobi akhirnya rumusan Pancasila hasil
penggalian Bung Karno tersebut berhasil dirumuskan untuk dicantumkan dalam
Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, yang disahkan dan dinyatakan sah
sebagai dasar negara Indonesia merdeka pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh
BPUPKI.
4.Penerapan sila ini bisa dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan, antara lain
(Koesnadi Hardjasoemantri, 2000 : 560 ) :
a. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan
kesadaran dan tanggung jawab para pengambil keputusan dalam
pengelolaan lingkungan hidup;
b. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan
kesadaran akan hak dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan hidup;
c. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan
kemitraan masyarakat, dunia usaha dan pemerintah dalam upaya
pelestarian daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
5. Penerapan sila ini tampak dalam ketentuan-ketentuan hukum yang
mengatur masalah lingkungan hidup. Sebagai contoh, dalam Ketetapan
MPR RI Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan
Negara (GBHN), Bagian H yang mengatur aspekaspek pengelolaan
lingkungan hidup dan pemanfaatan sumber daya alam. Dalam
ketetapan MPR ini hal itu diatur sebagai berikut (Penabur Ilmu, 1999 :
40) :
a. Mengelola sumber daya alam dan memelihara daya dukungnya
agar bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dari
generasi ke generasi;
b. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan
hidup dengan melakukan konservasi, rehabilitasi dan penghematan
pengunaan dengan menerapkan teknologi ramah lingkungan;
c. Mendelegasikan secara betahap wewenang pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah dalam pelaksanaan pengelolaan sumber
daya alam secara selektif dan pemeliharaan lingkungan hidup,
sehingga kualitas ekosistem tetap terjaga yang diatur dengan
undangundang;
d. Mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan
keseim-bangan lingkungan hidup, pembangunan yang
berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat lokal
serta penataan ruang yang pengaturannya diatur dengan
undangundang;
e. Menerapkan indikator-indikator yang memungkinkan pelestarian
kemampuan
3.2 Saran
Dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai bangsa Indonesia harus berusaha
untuk menerapkan nilai nilai pancasila, tidak harus dengan hal yang besar,
tetapi dapat langsung di mulai dari sesuatu yang kecil atau sesuatu yang biasa
kita lakukan yang mencerminkan nilai nilai pancasila.
DAFTAR PUSTAKA
Rahman,Arif. 2011. Implementasi Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-Hari.
Yogyakarta: STMIK AMIKOM Yogyakarta