Anda di halaman 1dari 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN PENERAPAN PROGRAM K3 TERHADAP KEPATUHAN


PENGGUNAAN APD PADA PEKERJA KONSTRUKSI DI
PEMBANGUNAN GEDUNG PARKIR BANDARA AHMAD YANI
SEMARANG
Hayu Astiningsih, Bina Kurniawan, Suroto
Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email : astiningsihhayu@gmail.com

Abstract : Some violations against safety rule are seen every day at the airport
Project in Semarang although the management implements an Occupational
Safety and Health (OSH) program such as: safety induction, safety meeting,
safety inspection, safety patrol, safety supervision, safety morning, toolbox
meeting, personal protective equipment and housekeeping (5R). this research
was meant to analyse the association between OSH implementation and the
discipline in using personal protective equipment (PPEs). This research utilized
observation with cross-sectional approach. A 74 employees were requested to
participate in this study. Checklist and questionnaires were distributed. The
results showed that there was an association between safety inspection and the
use of PPEs (p = 0,024; α=0,05); safety supervision and the use of PPEs (p =
0,024; α=0,05); safety morning and the use of PPEs (p = 0,043; α=0,05).
However, toolbox meeting as not associated ith the use of PPEs (p = 0,251;
α=0,05). OSH program is useful for enforcing the use of PPEs.

Keywoards : Compliance the use of PPE, inspection, supervision, safety


morning, toolbox meeting

PENDAHULUAN Alat Pelindung Diri (APD)


Risiko merupakan suatu hal merupakan upaya yang dilakukan
yang telah menjadi komponen dari terakhir kali dalam penerapan
kehidupan yang dijalani oleh setiap program K3 untuk mencegah
orang. Sangat penting untuk dapat terjadinya risiko kecelakaan dan juga
mengendalikan risiko yang ada agar sebagai bentuk kelengkapan dari
dapat dihindari ataupun dikurangi upaya pencegahan kecelakaan yang
seminimal mungkin.1 Upaya lainnya.3 APD sangat diperlukan
pengendalian risiko ini di dalam karena risiko terjadinya kecelakaan
tempat kerja akan diaplikasikan atau masih belum dapat dikendalikan
diterapkan ke dalam pelaksanaan sepenuhnya meskipun upaya
program K3 yang ada di tempat pengendalian yang lainnya telah
kerja. Proses penerapan program K3 diterapkan.3
diterapkan dengan tujuan agar Menurut data Jamsostek, pada
penerapan K3 disuatu perusahaan tahun 2011, di Indonesia ditemukan
dapat berjalan dengan efektif, kasus kecelakaan kerja yaitu 60%
sehingga tercipta suatu keadaan tenaga kerja mengalami cidera
yang aman dan juga tindakan yang kepala karena tidak menggunakan
aman dari pekerja seperti menaati helm pengaman, 90% tenaga kerja
peraturan untuk menggunakan APD mengalami cidera wajah karena
dan juga peraturan yang lainnya.2 tidak menggunakan alat pelindung

300
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

wajah, 77% tenaga kerja mengalami penyediaan APD, dan penerapan


cidera kaki karena tidak 5R. Program-program tersebut
menggunakan sepatu pengaman diterapkan agar terciptanya
dan 60% tenaga kerja cidera mata keselamatan dan kesehatan di
karena tidak menggunakan kaca tempat kerja dan pekerja juga
mata pelindung.4 mendapat informasi mengenai
Sektor konstruksi merupakan pentingnya mentaati peraturan untuk
sektor yang memiliki kompleksitas selalu menggunakan APD, sehingga
tinggi dan melibatkan banyak unsur. diharapkan pekerja dapat patuh
Saat ini, bidang konstruksi untuk menggunakan APD selama di
berkembang sangat pesat dengan area kerja. APD yang wajib untuk
program-program pembangunan digunakan oleh seluruh pekerja yaitu
yang menjadi prioritas negara helm keselamatan, rompi kerja, baju
berkembang termasuk Indonesia.5 minimal lengan pendek, celana
Dalam pelaksanaan proyek panjang, dan sepatu.
pembangunan, kejadian kecelakaan Hasil observasi yang dilakukan
kerja paling sering terjadi. Di oleh peneliti pada Proyek
Indonesia, proporsi kejadian Pembangunan Gedung Parkir
kecelakaan kerja yang Bandara Ahmad Yani Semarang
disumbangkan oleh sektor pada tanggal 23 Maret 2018
konstruksi hampir mencapai 32% menunjukkan bahwa masih banyak
yang mencakup segala jenis pelanggaran yang dilakukan oleh
pekerjaan proyek.6 Oleh karena itu, pekerja yang kaitannya dengan
perlu adanya pengaplikasian peraturan penggunaan APD.
manajemen risiko agar dapat Pelanggaran-pelanggaran yang
dipastikan bahwa pelaksanaan dilakukan yaitu tidak memakai helm
pembangunan dapat berjalan aman, pengaman sebanyak 32 orang, tidak
memenuhi persyaratan keamanan memakai rompi kerja sebanyak 3
dan bebas dari potensi bahaya yang orang, tidak memakai kaca mata
ada.1 pelindung ketika melakukan
Proyek Bandara Ahmad Yani pengelasan sebanyak 2 orang, tidak
Semarang merupakan proyek memakai body harness ketika
pengembangan dari Bandara Ahmad bekerja diketinggian sebanyak 6
Yani yang telah ada sebelumnya. orang, menggunakan sandal
Proyek pembangunan Bandara sebanyak 3 orang, tidak
Ahmad Yani terbagi menjadi 4 paket. menggunakan sarung tangan ketika
Peneliti melakukan penelitian pada melakukan pengangkatan besi
paket IV yaitu proyek pembangunan sebanyak 3 orang dan
fasilitas penunjang seperti gedung menggunakan celana pendek
parkir, kargo, masjid, dan gedung sebanyak 2 orang.
perkantoran angkasa pura, yang Berdasarkan latar belakang di
mana penelitian difokuskan pada atas, peneliti tertarik untuk meneliti
proyek pembangunan gedung parkir. mengenai faktor-faktor yang
Pada proyek pembangunan ini, berhubungan dalam sikap patuh
penerapan K3 sedang dilaksanakan. menggunakan APD pada pekerja di
Program K3 yang sedang diterapkan Proyek Pembangunan Gedung
oleh HSE yaitu meliputi safety Parkir Bandara Ahmad Yani
induction, safety meeting, safety Semarang.
patrol, inspeksi, pengawasan, safety
morning, toolbox meeting,

301
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

METODE PENELITIAN Sebagian besar responden


Penelitian ini merupakan memiliki kategori usia muda
penelitian kuantitatif dengan (usia ≤40 tahun) sebanyak 62
menggunakan desain penelitian orang yaitu dengan persentase
Cross-Sectional karena penelitian ini sebesar 84%.
bertujuan untuk mengetahui b. Tingkat Pendidikan
hubungan antar variabel dalam satu Sebagian besar pekerja di
waktu. Populasi penelitian proyek ini berpendidikan tamat
merupakan seluruh pekerja SMP yaitu sebanyak 38 orang
konstruksi di Pembangunan Gedung dengan persentase sebesar
Parkir Bandara Ahmad Yani 51%
Semarang berjumlah 280 orang. c. Masa Kerja
Teknik sampling menggunakan Sebagian besar pekerja
Incidental Sampling yaitu memilih merupakan pekerja baru di
responden yang hadir dan ditemui bidang konstruksi (≤6 tahun)
oleh peneliti ketika melakukan sebanyak 43 orang dengan
penelitian dilapangan dan sesuai persentase sebesar 58%.
dengan kriteria sebagai sampel yang d. Pengetahuan
akan diukur.7. Perhitungan sampel Sebagian besar pekerja masih
minimal menggunakan rumus Slovin memiliki pengetahuan yang
sehingga diperoleh jumlah minimal kurang terkait Alat Pelindung
sampel dalam penelitian ini yaitu 74 Diri yaitu dengan persentase
pekerja. sebesar 87%.
Variabel bebas dalam penelitian e. Program Inspeksi
ini antara lain inspeksi, pengawasan, Sebagian besar responden
safety morning dan toolbox meeting. merasa penerapan program
Sedangkan variabel terikat yaitu inspeksi masih kurang yaitu
kepatuhan penggunaan APD. dengan persentase sebesar
Penelitian ini didukung oleh data 72%.
primer yang didapat melalui hasil f. Program Pengawasan
pengisian kuesioner sebagai Sebagian besar responden
instrument dari penelitian ini serta menyatakan penerapan
hasil observasi kepatuhan program pengawasan maish
penggunaan APD pada pekerja. kurang dengan presentase
Data sekunder diperoleh dari sebesar 72%.
pencatatan administrasi perusahaan, g. Program Safety Morning
buku dan jurnal ilmiah. Data diolah Sebagian besar responden
dengan tahap editing, scoring, menyatakan penerapan
coding, entry data, dan tabulating. program safety morning masih
Analisis data univariat menggunakan kurang dengan persentase
tabel distribusi frekuensi, sedangkan sebesar 57%.
analisis bivariat memiliki tujuan h. Program Toolbox Meeting
untuk mencari hubungan antara Sebagian besar responden
variabel bebas dan terikat dengan menyatakan baha penerapan
menggunakan uji chi Square. program toolbox meeting
masih dirasa kurang yaitu
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan persentase sebesar
1. Analisis Univariat 51%.
a. Usia i. Kepatuhan Penggunaan APD

302
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Sebagian besar pekerja di terhadap kepatuhan penggunaan


proyek tidak patuh APD pada pekerja disebabkan oleh
menggunakan APD yaitu petugas K3 belum konsisten untuk
sebanyak 40 orang dengan menegur pekerja yang tidak patuh
persentase sebesar 54%.
Kepatuhan APD
2. Analisis Bivariat Tidak Total
Pengawasan Patuh
a. Hubungan Penerapan Program Patuh
Inspeksi terhadap Kepatuhan f % f % f %
Penggunaan APD Kurang 33 62,3 20 37,7 53 100,0
Baik 7 33,3 14 45,9 21 100,0
p-value: 0,024
Berdasarkan tabel diatas, Kepatuhan APD
responden dengan perilaku tidak Tidak Total
Inspeksi Patuh
patuh menggunakan APD lebih Patuh
banyak pada pekerja yang F % f % f %
menyatakan penerapan inspeksi Kurang 33 62,3 20 37,7 53 100,0
kurang yaitu sebanyak 33 orang
Baik 7 33,3 14 45,9 21 100,0
(62,3%).
Hasil uji hipotesis diperoleh p- menggunakan APD, inspeksi juga
value sebesar 0,024 (<0,05) yang tidak selalu dilaksanakan setiap hari
berarti H0 ditolak. Kesimpulan dari dibeberapa area pekerjaan, petugas
hasil penelitian ini yaitu ada K3 ketika melakukan inspeksi jarang
hubungan antara penerapan berinteraksi yang positif dengan
program inspeksi dengan kepatuhan pekerja, sehingga pekerja tidak
penggunaan APD pada pekerja termotivasi untuk patuh
konstruksi di Pembangunan Gedung menggunakan APD dengan adanya
Parkir Bandara Ahmad Yani program inspeksi ini.
Semarang. Apabila seseorang dalam suatu
Hasil uji ini tidak sesuai dengan kelompok melakukan suatu interaksi
penelitian Ika Saputri dan Indriati atau percakapan dimana orang
Paskarini pada tahun 2014 dimana tersebut berbicara dengan
tidak ada hubungan antara antara cenderung dominan, tidak
inspeksi yang dilakukan oleh bersahabat dan emosional, maka
petugas K3 terhadap penggunaan orang tersebut akan dipandang
APD.9 Hasil penelitian ini sesuai sebagai seseorang yang kasar dan
dengan teori Lawrence Green, dapat membawa pengaruh negatif
bahwa perilaku pekerja dipengaruhi pada perilaku orang-orang
oleh reinforcing factor yaitu disekitarnya.11 Interaksi merupakan
dorongan dari inspeksi yang salah satu bentuk komunikasi yang
dilakukan oleh petugas K3.8 dapat dilakukan oleh petugas K3
Penelitian ini juga mendukung teori sebagai bentuk persuasi kepada
Swiss Cheese yang menyatakan pekerja agar dapat mengikuti aturan
bahwa program K3 diterapkan untuk yang berlaku di tempat kerja.
menghalangi terjadinya tindakan Komunikasi yang dilakukan bersifat
tidak aman seperti patuh atau persuasif dengan mengajak pekerja
tidaknya pekerja dalam untuk patuh menggunakan APD
menggunakan APD.2 agar dapat bekerja secara aman dan
Adanya hubungan antara tujuan untuk meminimalisir
penerapan program inspeksi kecelakaan kerja dapat tercapai.10

303
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

b. Hubungan Penerapan Program tidak patuh menggunakan APD,


Pengawasan terhadap mandor/ supervisor dalam
Kepatuhan Penggunaan APD melakukan pengawasan
p-value: 0,024 penggunaan APD pada pekerja juga
Berdasarkan tabel diatas, belum mendetail, seperti masih ada
responden dengan perilaku tidak pekerja yang tidak sesuai dalam
patuh menggunakan APD lebih pemakaian APD sepatu, safety
banyak pada pekerja yang helmet dan rompi pekerja. Selain itu,
menyatakan penerapan mandor yang memiliki pekerja
pengawasan kurang yaitu sebanyak banyak tidak bisa mengawasi
33 orang (62,3%). pekerjanya secara detail sehingga
Hasil uji hipotesis diperoleh p- kepatuhan penggunaan APD tidak
value sebesar 0,024 (<0,05). Dapat terlalu diperhatikan. Oleh karena itu,
pekerja tidak termotivasi untuk
Kepatuhan APD patuh menggunakan APD
Safety Tidak Total dengan adanya program
Patuh pengawasan ini.
Morning Patuh
f % f % f %
c. Hubungan Penerapan
Kurang 27 64,3 15 35,7 42 100,0 Program Safety Morning
Baik 13 40,6 19 59,4 32 100,0 terhadap Kepatuhan
disimpulkan ada hubungan antara Penggunaan APD
penerapan program pengawasan p-value: 0,043
dengan kepatuhan penggunaan Berdasarkan tabel diatas,
APD pada pekerja konstruksi di responden dengan perilaku tidak
Pembangunan Gedung Parkir patuh menggunakan APD lebih
Bandara Ahmad Yani Semarang. banyak pada pekerja yang
Hasil uji ini sesuai dengan menyatakan penerapan safety
penelitian Ilham Noviandry pada morning kurang yaitu sebanyak 27
tahun 2013 yaitu ada hubungan orang (64,3%).
antara pengawasan dengan Hasil uji tabulasi silang
penggunaan APD.12 Hasil penelitian diperoleh p-value sebesar 0,043
ini sesuai dengan teori Lawrence (<0,05) yang artinya ada hubungan
Green, bahwa perilaku pekerja antara penerapan program safety
tersebut dipengaruhi oleh reinforcing morning dengan kepatuhan
factor yaitu dorongan dari penggunaan APD pada pekerja
pengawasan yang dilakukan oleh konstruksi di Pembangunan Gedung
mandor/ supervisor.8 Penelitian ini Parkir Bandara Ahmad Yani
juga mendukung teori Swiss Semarang.
Cheese yang menyatakan bahwa Hasil uji ini tidak sejalan dengan
program K3 diterapkan untuk penelitian Yuannisa pada tahun
menghalangi terjadinya tindakan 2015 yang menyatakan tidak ada
tidak aman seperti patuh atau hubungan antara pengawasan
tidaknya pekerja dalam dengan penggunaan APD.13
2
menggunakan APD. Penelitian ini mendukung teori Swiss
Adanya hubungan antara Cheese yang menyatakan bahwa
penerapan program pengawasan program K3 diterapkan untuk
terhadap kepatuhan penggunaan menghalangi terjadinya tindakan
APD pada pekerja disebabkan oleh tidak aman seperti patuh atau
beberapa mandor/ supervisor ada
yang mengabaikan pekerjanya yang

304
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

tidaknya pekerja dalam berkurang. Pekerja yang tidak serius


2
menggunakan APD. dalam mendengarkan pengarahan
Adanya hubungan antara yang disampaikan oleh narasumber
penerapan program safety morning mungkin hanya akan dapat
terhadap kepatuhan penggunaan menangkap namun tidak bisa
APD pada pekerja disebabkan oleh memahami dan mengingat apa yang
telah disampaikan sehingga apa
Kepatuhan APD yang didengar belum
Toolbox Tidak Total diaplikasikan ketika bekerja.
Patuh
Meeting Patuh
f % f % f % d. Hubungan Penerapan
Kurang 23 60,5 15 39,5 38 100,0 Program Toolbox Meeting
Baik 17 47,2 19 52,8 36 100,0 terhadap Kepatuhan
Penggunaan APD
pengarahan yang disampaikan
p-value: 0,251
ketika safety morning belum sampai
Berdasarkan tabel diatas, tidak
secara maksimal kepada pekerja
terdapat perbedaan yang signifikan
dikarenakan suara narasumber tidak
antara responden yang patuh
terdengar sehingga pekerja belum
menggunakan APD (47,2%) maupun
paham akan pentingnya K3. Dalam
yang tidak patuh menggunakan APD
penyampaian pesan melalui proses
(39,5%) pada penerapan program
komunikasi, komunikasi dengan
toolbox meeting yang sudah baik.
tatap
Berdasarkan hasil tabulasi
muka merupakan cara yang
silang diperoleh p-value sebesar
paling baik untuk mengubah sikap
0,251 (<0,05) yang berarti H0 ditolak.
dan perilaku seseorang.14 Dalam
Kesimpulan dari penelitian ini tidak
komunikasi yang paling penting
ada hubungan antara penerapan
diperhatikan ialah sebelum suatu
program toolbox meeting dengan
pesan dapat dipahami oleh tiap
kepatuhan penggunaan APD pada
individu, maka terlebih dahulu perlu
pekerja konstruksi di Pembangunan
dipastikan individu tersebut dapat
Gedung Parkir Bandara Ahmad Yani
menerima pesan secara inderawi,
Semarang.
yang artinya individu tersebut dapat
Hasil uji ini sesuai dengan
menerima pesan dengan jelas tanpa
penelitian Yuannisa pada tahun
ada pesan yang terlewat
2015 yaitu tidak ada hubungan
dikarenakan hambatan dari media
14 antara pengawasan dengan
atau lingkungan sekitarnya.
penggunaan APD.13 namun,
Ketika pelaksanaan safety
penelitian ini tidak mendukung teori
morning, pekerja juga banyak yang
Swiss Cheese yang menyatakan
tidak serius mendengarkan
bahwa program K3 diterapkan untuk
pengarahan yang disampaikan oleh
menghalangi terjadinya tindakan
narasumber. Proses menangkap,
tidak aman seperti patuh atau
memahami dan mengingat apa yang
tidaknya pekerja dalam
didengar adalah definisi dari
menggunakan APD.2
mendengarkan. Pemahaman
Tidak adanya hubungan antara
seseorang dapat dicapai ketika telah
penerapan program toolbox meeting
memenuhi ketiga tahapan tersebut.
terhadap kepatuhan penggunaan
Apabila seseorang tidak serius
APD pada pekerja disebabkan oleh
dalam mendengarkan, maka ketiga
persepsi dari masing-masing pekerja
tahapan tidak dapat tercapai dan
itu sendiri. Dari hasil wawancara
pemahaman akan menjadi

305
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

yang dilakukan oleh peneliti, pekerja sebesar 72%, persentase


yang selalu mengikuti toolbox penerapan safety morning
meeting itu dikarenakan memang kurang sebesar 57% dan
tuntutan pekerjaan dan tidak merasa persentase penerapan toolbox
terganggu ataupun merasa bosan meeting kurang sebesar 51%.
dengan hal tersebut. Ada pekerja 4. Ada hubungan antara
yang patuh menggunakan APD penerapan program inspeksi
meskipun tidak selalu mengikuti dengan kepatuhan APD
toolbox meeting dikarenakan (p=0,024).
kesadaran dari diri sendiri akan 5. Ada hubungan antara
pentingnya menggunakan APD. penerapan program
Pekerja yang selalu mengikuti pengawasan dengan kepatuhan
toolbox meeting juga ada yang tidak APD (p=0,024).
patuh menggunakan APD 6. Ada hubungan antara
dikarenakan merasa terganggu penerapan program safety
apabila menggunakan APD ketika morning dengan kepatuhan
bekerja. Maka dari itu hal ini kembali APD (p=0,043).
kepada kesadaran diri individu 7. Tidak ada hubungan antara
masing-masing. penerapan program toolbox
meeting dengan kepatuhan APD
KESIMPULAN (p=0,251).
1. Sebagian besar pekerja
konstruksi di Proyek tidak patuh SARAN
dalam menggunakan APD yang 1. Bagi Pekerja
diwajibkan yaitu dengan a. Pekerja sebaiknya rutin
persentase sebesar 54%. mengikuti program safety
2. Sebagian besar pekerja morning dan tidak
konstruksi di proyek tergolong mengobrol ketika
masih muda (usia ≤40 tahun) pelaksanaan program.
yaitu sebesar 84%. Pekerja b. Memberikan saran dan
paling banyak berpendidikan masukan kepada petugas
tamat SMP yaitu dengan K3 terkait pelaksanaan
persentase sebesar 51%. program safety morning
Sebagian besar pekerja yang masih kurang baik.
merupakan pekerja yang 2. Bagi Perusahaan
memiliki pengalaman bekerja di a. Petugas K3 dapat
konstruksi ≤6 tahun dengan melakukan interaksi dengan
persentase sebesar 58%. pekerja setiap melakukan
Pekerja memiliki pengetahuan inspeksi.
yang masih kurang terkait b. Memberikan pengarahan
dengan Alat Pelindung Diri yaitu kepada mandor/supervisor
dengan persentase sebesar oleh tim HSE mengenai
87%. penitngnya bekerja secara
3. Penerapan program inspeksi, aman dan agar dapat
pengawasan, safety morning melakukan pengawasan
dan toolbox meeting masih dengan baik.
kurang yaitu dengan persentase c. Petugas K3 sebaiknya
penerapan inspeksi kurang menyediakan alat bantu
sebesar 72%, persentase suara yang lebih besar.
penerapan pengawasan kurang Selain itu, petugas K3 dapat

306
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

berbaris di belakang 4. Jamsostek. Kasus Kecelakaan


barisan pekerja ketika Kerja Tahun 2011
pelaksanaan safety morning
untuk mengawasi pekerja 5. Osha. Artikel Perencanaan K3
yang mengobrol. Pekerjaan Bidang Konstruksi.
d. Dapat membuat ID-Card Tersedia di
yang dapat ditandai apabila http://www.safetyshoe.com/pere
pekerja melanggar ncanaan-k3-pekerjaan-bidang-
kewajiban menggunakan konstruksi/ diakses pada 22
APD untuk memperbaiki Maret 2018 pukul 22.00 WIB
pelaksanaan reward dan
punishment yang masih 6. Jamsostek. Kecelakaan Kerja
belum terstruktur serta Terbanyak Di Sektor Konstruksi
diharapkan dapat [Online]. 2010. Tersedia di:
memotivasi pekerja untuk http://www.jamsostek.co.id/cont
patuh pada kewajiban ent/news.php?id=828 diakses
menggunakan APD. pada 22 Maret 2018 pukul 22.10
3. Bagi Peneliti Selanjutnya WIB
a. Dapat meneliti kembali
hubungan penerapan 7. Sugiyono. Metode Penelitian
program toolbox meeting Kuantitatif Kualitatif dan R&B.
terhadap kepatuhan Bandung: Alfabeta; 2012
penggunaan APD.
b. Diharapkan untuk 8. Notoatmodjo, S. Ilmu Perilaku
memasukkan karakteristik Kesehatan. Jakarta: Rineka
responden serta penerapan Cipta; 2010 (L.Green)
reward dan punishment
sebagai variabel bebas 9. Saputri, Ika Anjari Doy dan
yang dapat diteliti untuk Indriati Paskarini. Faktor-Faktor
mencari hubungannya Yang Berhubungan Dengan
dengan kepatuhan Kepatuhan Penggunaan Apd
penggunaan APD pada Pada Pekerja Kerangka
pekerja konstruksi. Bangunan (Proyek Hotel
Mercure Grand Mirama
DAFTAR PUSTAKA Extention Di Pt. Jagat
1. Ramli, S. Pedoman Praktis Konstruksi Abdipersada). The
Manajemen Risiko Dalam Indonesian Journal of
Perspektif K3. Jakarta: Dian Occupational Safety , Health
Rakyat; 2010 and Environment, Vol. 1, No. 1
Jan-April 2014: 120-131; 2014
2. Ramli, S. Smart Safety Panduan
Penerapan SMK3 Yang Efektif. 10. Sendjaja. Teori-teori
Jakarta: PT. Dian Rakyat; 2013 Komunikasi. Universitas
(cheese) Terbuka. 1994

3. Suma’mur. Higiene Perusahaan 11. Morissan. Teori Komunikasi


Dan Kesehatan Kerja Organisasi. Jakarta: Penerbit
(HIPERKES) Edisi 2. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2009.
CV Sagung Seto; 2014

307
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

12. Noviandry, I. Faktor-Faktor Dengan Safe Work Practices


Yang Berhubungan Dengan Kontraktor Perbaikan Tanki Di
Perilaku Pekerja Dalam PT. Pertamina (Persero)
Penggunaan Alat Pelindung Diri Refinery Unit Iv Cilacap. Jurnal
(Apd) Pada Industri Pengelasan Kesehatan Masyarakat (e-
Informal Di Kelurahan Journal) Volume 3, Nomor 3,
Gondrong, Kecamatan April 2015 (ISSN: 235-3346);
Cipondoh, Kota Tanggerang 2015
Tahun 2013. Jakarta: Skripsi;
2013 14. Effendy, Onong Uchjana.
Dinamika Komunikasi. Bandung:
13. Yuannisa, et al. Hubungan PT. Remaja Rosdakarya. 2008.
Aspek Safety Communication

308

Anda mungkin juga menyukai