Anda di halaman 1dari 5

SEMESTER PROJECT

ANALISA KINERJA REFRIGERASI WATER CHILLER PADA PT


GMF AEROASIA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari


Mata Kuliah Heat Excanger
Yang diampu oleh : Ing. Reza Setiawan, M.T.

Disusun Oleh :

Saputra Bimantara (NPM. 1441177005183 )


Muhamad Arif Jihan (NPM. 1441177005159 )
Setio Prayoga (NPM. 1441177005164 )
Aditya Rahman (NPM. 1441177005057 )

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN S-1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2017
A. Data Awal
Efisiensi konsumsi Untuk menghemat penggunaan energy terutama pada sitem tata
udara, perlu adanya penghitungan efisiensi energi pada sistem refrigerasi. ”PT GMF
AEROASIA” merupakan salah satu gedung yang menggunakan sebagian besar energi
listrik untuk menjalankan sistem refrigerasi sehingga diperlukan suatu analisa energi untuk
mengetahui tingkat efektifitas dan energinya. Dengan melakukan analisa energi pada
”Water Chiller” yang digunakan dalam sistem refrigerasi pada gedung tersebut, dapat
diketahui sumber pemborosan energi yang mungkin terjadi.
Efisiensi energi pada sistem refrigerasi, sebelumnya telah dibahas oleh beberapa
peneliti. Menurut Retno Hamidah (2010), melakukan penelitian pada Bandar Udara
Internasional Juanda Surabaya dengan melakukan audit dan konservasi pada system tata
udara dan sistem refrigerasi. Dari pembahasan Rianto (2007), dapat disimpulkan bahwa
sistem refrigerasi pada bangunan besar memang membutuhkan efisiensi energi.
Pengoprasian pengkondisian udara yang benar (sesuai dengan spesifikasinya), perawatan
yang teratur, perhitungan yang benar pada cooling load dapat menentukan spesifikasi
pengkondisian udara yang akan digunakan sehingga merupakan salah satu cara
untukmelakukan efisiensi energi. Pemakaian energi yang semakin efisien akan
mendukung upaya pemerintah untuk melakukan penghematan energi.

B. Material

Pendorong biaya terbesar menara rakitan yang dirakit pabrik adalah bahan utama yang
membentuk casing menara pendingin. Bahan ini tidak hanya berisi air yang disirkulasikan
ulang melalui menara pendingin tapi juga harus secara struktural mendukung sistem kipas
mekanis, komponen internal, dan berat air termasuk satu bah penuh air. Umumnya ada trade-
off antara daya tahan jangka panjang yang dicapai melalui pemilihan bahan konstruksi casing
dan biaya menara pendingin secara keseluruhan.

Menara pendingin logam galvanis yang lebih murah adalah yang paling rentan terhadap korosi
dan, karenanya dapat memiliki umur yang lebih pendek daripada menara stainless steel.
Galvanizing baja akan menunda korosi pada baja yang mendasari karena korosi lebih disukai
pada baja. Namun, begitu bagian atau potongan galvanisasi seng telah dikompromikan,
lembaran tipis di bawahnya bisa berkorosi dengan cepat. Beberapa produsen telah
mempromosikan menara pendingin Hybrid, yang terdiri dari tong sampah stainless steel dan
baskom dan logam galvanis di dinding bagian atas. Ini memberikan daya tahan lebih baik
daripada semua konstruksi galvanis dan tidak semahal menara pendingin stainless steel.
FRP (Fiber Reinforced Polyester) telah digunakan sebagai bahan casing menara
pendingin untuk beberapa waktu. Pultruded FRP bila dibuat cukup berat dapat menangani
beban menara pendingin dan memberikan proteksi korosi yang sangat baik. Menara FRP
berkualitas baik, namun bisa mendekati semahal menara stainless steel. Panel pendingin
pendingin FRP berkualitas rendah telah diimpor dari lokasi manufaktur Dunia ke-3 yang
harganya bisa serendah semua menara pendingin namun tidak berkualitas untuk
dipertimbangkan di sini yang diproduksi di Amerika Serikat.

C. Data Spesifikasi

 Tekanan evaporator: Pevap = 38,4 Psig = 38,4+14,7 = 53,1 Psia


 Laju aliaran evaporator desain : Qevap = 36 l/s = 570,61 GPM
 Penurunan Tek. Evaporator desain : Pdesain = 80 kPa = 26,76 ft
 Penurunan Tek. Evaporator aktual : Paktual = 0,69 kgf/cm2 = 22,63 ft
 Temperatur evaporator : Tevap = 279,65 °K
 Temperatur in. Evaporator : Tin = 283,05 °K
 Temperatur out. Evaporator : Tout = 280,15°K
 Tekanan kondensor : Pcond = 117,5 Psig = 117,5+14,7 = 132,2 Psia
 Laju aliran kondensor desain : Qcond = 45,5 l/s = 721,189 GPM
 Penurunan Tek. Kondensor desain : Pdesain = 75 kPa = 25,091 ft
 Penurunan Tek. Kondensor aktual : Paktual = 0,4 kgf/cm2 = 13,12 ft

 Enthalpi uap jenuh Tevap : h1 = 412,05 kJ/kg

 Enthalpi uap jenuh Tcond : h2 = 432,503 kJ/kg

 Enthalpi cair jenuh Tcond : h3 = 247,574 kJ/kg

D. Perhitungan Desain

Dengan mengasumsikan kalor yang dilepas air pada evaporator sama


dengan kalor yang diberikan refrigerant maka laju aliran massa
refrigerant adalah :
Qevap.air = Qevap.

397,27 = mr x (h1 − h4)


397,297 kJ/s
mr = = 2,415 kg/s
(412,05 − 247,574)kJ/kg

Untuk kondensor :
𝑄𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 721.189
𝑘= = = 143,97
√𝑃𝐷𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 √25,0914

Qaktual = kx √𝑃𝐷𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙

= 143,97 x √13,12
= 521,57
Kalor yang dilepas air pada kondensor:
𝑄𝑐𝑜𝑛𝑑 𝑥 30
𝐺𝑃𝑀 =
∆𝑇
𝐺𝑃𝑀 𝑥 ∆𝑇 521,57 𝑋 7,2
𝑄𝑐𝑜𝑛𝑑 = = = 125,155TR x 3,516
30 30

= 440,22 kW
Dengan mengasumsikan kalor yang dilepas pada kondensor sama dengan kalor yang
diserap refrigerant maka laju aliran massa refrigerant adalah:

Qcond.air = Qcond
440,22 = mr x (h2 – h3)
440,047 𝑘𝑗/𝑠
𝑚𝑟 = = 2,385 𝑘𝑔/𝑠
(432,503 − 247,574)𝑘𝑗/𝑘𝑔
Kerja yang dilakukan kompresor dengan proses kompresi isentropik:
Wkomp = h2 – h1 = (432,503 – 412,05) kj/kg = 20,451 kj/kg

Daya yang dibutuhkan kompresor untuk siklus refrigerasi :


Pkomp. = mr x (h2 – h1)
= 2,385 kg/s x 20,451 kJ/kg = 48,77 kJ/s
Laju aliran volume air pengkondensasi (condensing/cooling water) :
Qkond
Vcooling water kkal ; 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 1𝑘𝑤 = 859,68 kkal/jam
1( 𝐶)𝑥 ∆𝑇 𝑐𝑜𝑜𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑜𝑤𝑒𝑟
lt

440.22 𝑥 859,68 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚


1(𝑘𝑘𝑎𝑙 /𝑙𝑡 𝐶)𝑥(33 − 29)𝐶
= 94612,082 liter /jam ; dimana 1 liter
= 10-3m3
= 94,612 m3/jam
E. Gambar Model

Gambar 1. WATER COOLED CHILLER

F. Kesimpulan

1. Semakin tinggi temperatur refrigerant di evaporator maka akan semakin bagus juga
nilai COP yang dihasilkan, karena efek refrigerasi yang dihasilkan lebih besar,
sementara kerja kompresor yang dibutuhkan lebih rendah.
2. Semakin rendah temperatur refrigerant di kondensor maka akan semakin bagus juga
nilai COP yang dihasilkan, karena kerja kompresor yang dibutuhkan akan lebih rendah.
3. Apabila temperatur air masuk kondensor semakin rendah (temperatur air yang disuplai
oleh cooling tower) maka effisiensi (COP) akan semakin tinggi (KW/TR semakin
rendah). Hal ini disebabkan oleh condensing temperatur yang semakin rendah.

Anda mungkin juga menyukai