Anda di halaman 1dari 26

1

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


KSM :
PULPITIS REVERSIBEL

RSK GIGI DAN MULUT


PROVINSI SUMATERA SELATAN

DIREKTUR RSKGM
14 / April / 2015 REVISI KE : II

drg. Rini Bikarindrasari, M.Kes.


NIP. 19660307 199802 2 001

NAMA PENYAKIT Pulpitis Reversibel ICD – X : K.04.00


1. Pengertian (Definisi) Inflamasi pulpa ringan-sedang akibat
rangsangan, kondisi inflamasi dapat sembuh/
hilang apabila rangsangan dihilangkan.

Pulpitis reversibel dapat terjadi akibat proses


karies yang dalam, iritasi dari bahan tumpatan
seperti: amalgam, resin komposit, ionomer
kaca. Gambaran mikriskopik ditandai oleh
lapisan odontoblas rusak, vasodilatasi, udem,
sel radang kronis, kadang dijumpai sel radang
akut.

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik - Nyeri tajam terjadi singkat tetapi tidak ada


respon sakit spontan tanpa rangsang, rasa
nyeri segera hilang apabila rangsangan
hilang. Rangsang bisa berupa : pana/
dingin, asam/ mani. Rangsang dingin lebih
nyeri dari pada panas.
- Terdapat karies / kavita dalam mendekati
ruang pulpa

4. Kriteria Diagnosis 1.
2.
3.
4.
5.

5. Diagnosis Pulpitis Reversibel


6. Diagnosis Banding 1. Pulpitis akut,
2. Pulpitis Kronis
3.

7. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan vitalitas pulpa


Penunjang 2. Radiografik
3.
8. Terapi 1. Bersihkan jaringan karies
2. Aplikasikan bahan kaping / proteksi
pulpa
3. Apabila tidak ada keluhan bisa
dilakukan penumpatan permanent
4. Kontrol

9. Edukasi 1.
2.
3.
4.
5.

10. Prognosis Advitam : bonam


Ad senationam : sanam
Ad fungsionam : dubia adbonam

11. Tingkat Evidens I/II/III/IV


12. Tingkat A/B/C
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis 1.
2.
3.
4.

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan 1.
2.
3.
4.
5.

Ketua Komite Medik, Penyusun,

drg. Rinda Yulianti, Sp.KG 1. drg. Rinda Yulianti, Sp.KG


NIP 197607122006042008 NIP 197607122006042008
2. drg. Hedy Yuliza, M.Kes.
NIP 195607061982032002
3. drg. Helty
4. drg. Rhaisa Sheidrina Savitri
5. drg. Desy Aprina
2

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


KSM :
NEKROSIS PULPA/ GANGREAN PULPA

RSK GIGI DAN MULUT


PROVINSI SUMATERA SELATAN

DIREKTUR RSKGM
14 / April / 2015 REVISI KE : II

drg. Rini Bikarindrasari, M.Kes.


NIP. 19660307 199802 2 001

NAMA PENYAKIT Nekrosis pulpa/gangrean pulpa ICD – X : K.04.1


1. Pengertian (Definisi) Kematian jaringan pulpa sebagian/ seluruhnya
sebagai kelanjutan proses karies atau trauma.
Kematian jaringan pulpa dengan tanpa
kehancuran jaringan pulpa.

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik Tidak ada simpton rasa sakit. Pada nekrosis


total sebagian bereaksi terhadap rangsangan
panas. Pada nekrosis total keadaan jaringan
periapeks normal/ sedikit meradang sehingga
pada tekanan atau perkusi kadang-kadang
normal/ peka. Neksrosis liquefaksi / gangrean
pulpa, jaringan pulpa lisis dan berbau busuk

Tanda klinis yang sering ditemui adalah


jaringan pulpa mati, perubahan warna gigi,
transulesi gigi berkurang. Pemeriksaan klinis
vitalitas gigi dna foto rontgen penting
dilakukan

4. Kriteria Diagnosis 1.
2.
3.
4.
5.

5. Diagnosis Nekrosis pulpa / gangrean pulpa


6. Diagnosis Banding 1. Degenerasi pulpa
2.
3.

7. Pemeriksaan 1. Vitalitester
Penunjang 2. Eksplorer
3. Radiografik

8. Terapi Nekrosis pulpa/ gangrean pulpa :


1. Perawatan saluran akar dan restorasi
2. Bila apeks gigi lebar/ terbuka dilakukan
perawatan apeksifikasi. Setelah
preparasi selesai, saluran akar diisi
dengan Ca(HO)2 sampai 1-2 mm dari
ujung akar dan ditumpat tetap. Evaluasi
secara berkala 3-6 bulan sampai terjadi
penumpatan apeks ( pemeriksaan
radiografik)
3. kontrol

Apabila tidak ada keluhan dapat dilakukan


penumpatan permanent
9. Edukasi 1.
2.
3.
4.
5.

10. Prognosis Advitam :-


Ad senationam : adbonam
Ad fungsionam : adbonam

11. Tingkat Evidens I/II/III/IV


12. Tingkat A/B/C
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis 1.
2.
3.
4.

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan 1.
2.
3.
4.
5.

Ketua Komite Medik, Penyusun,

drg. Rinda Yulianti, Sp.KG 1. drg. Rinda Yulianti, Sp.KG


NIP 197607122006042008 NIP 197607122006042008
2. drg. Hedy Yuliza, M.Kes.
NIP 195607061982032002
3. drg. Helty
4. drg. Rhaisa Sheidrina Savitri
5. drg. Desy Aprina
3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


KSM :
FRAKTUR KORONA/ MAHKOTA

RSK GIGI DAN MULUT


PROVINSI SUMATERA SELATAN

DIREKTUR RSKGM
14 / April / 2015 REVISI KE : II

drg. Rini Bikarindrasari, M.Kes.


NIP. 19660307 199802 2 001

NAMA PENYAKIT Fraktur korona / mahkota ICD – X :


1. Pengertian (Definisi) Patahnya korona karena trauma, dengan
komplikasi apabila ruang pulpa terbuka dan
tanpa komplikasi bilaruang pulpa belum
terbuka
Tidak ada gejala atau rasa sakit jika dentin atau
pulpa belum terbuka

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik 1. Rasa sakit/ nyeri terkena rangsangan


dengan kondisi dentin hanya sudah
terbuka
2. Rasa nyeri hebat apabila terkena
rangsangan / tanpa rangsangan apabila
sudah terbuka
Inspeksi dengan penerangan yang baik, gigi
dikeringkan, tes vitalitas pulpa, tes radiografi.
4. Kriteria Diagnosis 1.
2.
3.
4.
5.

5. Diagnosis Fraktur korona / mahkota


6. Diagnosis Banding 1. Pulpitis
2.
3.

7. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan Foto radiografik Periapical atau


Penunjang Panoramic bila diperlukan
2.

8. Terapi 1. Anamnesis dan pemeriksaan objektif


2. Bersihkan daerah sekitar gigi dan
kalkulus, stain, dan karies
3. Lihat oklusi dengan antagonis, apakah ada
faktor trauma oklusi
4. Apabila fraktur baru melibatkan email
atau dentin dapat segera dilakukan
restorasi dengan resin komposit
polimerisasi sinar atau 1/2 mahkota klinis
5. Apabila pulpa sudah terlebih dahulu
dilakukan PSA, kemudian pembuatan
mahkota jaket dengan inti pasak
9. Edukasi 1.
2.
3.
4.
5.

10. Prognosis Advitam :-


Ad senationam : dubia adsanam
Ad fungsionam : adbonam

11. Tingkat Evidens I/II/III/IV


12. Tingkat A/B/C
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis 1.
2.
3.
4.

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan 1.
2.
3.
4.
5.

Ketua Komite Medik, Penyusun,

drg. Rinda Yulianti, Sp.KG 1. drg. Rinda Yulianti, Sp.KG


NIP 197607122006042008 NIP 197607122006042008
2. drg. Hedy Yuliza, M.Kes.
NIP 195607061982032002
3. drg. Helty
4. drg. Rhaisa Sheidrina Savitri
5. drg. Desy Aprina
4

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


KSM :
Gigi vital dengan mahkota klinis patah,
atrisi, karies, berubah warna, kelainan
bentuk, merubah posisi yang tidak merusak
pulpa

RSK GIGI DAN MULUT


PROVINSI SUMATERA SELATAN

DIREKTUR RSKGM
14 / April / 2015 REVISI KE : II

drg. Rini Bikarindrasari, M.Kes.


NIP. 19660307 199802 2 001

NAMA PENYAKIT Gigi vital dengan mahkota klinis patah, atrisi,


karies, berubah warna, kelainan bentuk,
merubah posisi yang tidak merusak pulpa
ICD – X : K.002; K.02; K 03.2
1. Pengertian (Definisi) Gigi vital dan mahkota tidak lengkap

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik Gangguan fungsi dan estetika


Gangguan fraktur email/ dentin denagn pulpa
belum terbuka, karies proksimal M-D, karies
rampant

4. Kriteria Diagnosis 1.
2.
3.
4.
5.

5. Diagnosis Gigi vital dengan mahkota klinis patah,


atrisi, karies, berubah warna, kelainan
bentuk, merubah posisi yang tidak merusak
pulpa
6. Diagnosis Banding 1.
2.
3.

7. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan Foto Radiografik


Penunjang 2.

8. Terapi Mahkota penuh akrilik / porselen


1. Anamnesis dan pemeriksaan objektif
2. Diagnosa dan prognosa
3. Rencana perawatan
4. Bersihakan kalkulus dan stain pada sub
dan supra gingiva
5. Hilangkan jaringan karies dan email
yang tidak didukung dentin
6. Rewaling dengan GIC atau resin
komposit bila diperlukan
7. Anastesi bila perlu
8. Preparasi tonggak
9. Retraksi gingiva
10. Pencetakan dan pembuatan model
11. Penyemenan mahkota sementara
12. Pembuatan mahkota jaket
13. Insersi mahkota jaket
14. Penyesuaian
9. Edukasi 1.
2.
3.
4.
5.

10. Prognosis Advitam : dubia adbonam


Ad senationam : sanam (sembuh)
Ad fungsionam : dubia

11. Tingkat Evidens I/II/III/IV


12. Tingkat A/B/C
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis 1.
2.
3.
4.

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan 1.
2.
3.
4.
5.

Ketua Komite Medik, Penyusun,

drg. Rinda Yulianti, Sp.KG 1. drg. Rinda Yulianti, Sp.KG


NIP 197607122006042008 NIP 197607122006042008
2. drg. Hedy Yuliza, M.Kes.
NIP 195607061982032002
3. drg. Helty
4. drg. Rhaisa Sheidrina Savitri
5. drg. Desy Aprina
5

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


KSM :
KARIES EMAIL DENGAN
KAVITAS
KARIESMENCAPAI DENTIN
DENGAN KAVITAS
KARIES SEMEN / AKAR GIGI

RSK GIGI DAN MULUT


PROVINSI SUMATERA SELATAN

DIREKTUR RSKGM
14 / April / 2015 REVISI KE : II

drg. Rini Bikarindrasari, M.Kes.


NIP. 19660307 199802 2 001

Karies email dengan kavitas


karies mencapai dentin dengan kavitas
karies semen /akar gigi
ICD – X : K.02.1, K.02.2
1. Pengertian (Definisi) 1. Karies yang terjadi pada email sebagai
lanjutan dari karies dini yang lapisan
permukaanya rusak
2. Karies yang sudah berkembang
mencapai denti
3. Karies yang umumnya terjadi pada
individu umur 35th keatas yang
disebabkan oleh resesi gingiva/
terbukanya semen
Tergantung pada keparahan proses kerusakan

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik Jika akut disertai rasa ngilu, jika kronis


umumnya tidak disertai rasa nyilu

Inspeksi dengan penerangan yang baik, gigi


dikeringkan, dengan sondasi akan didapatkan
kavitas dan apabila mencapai detin yang
terbuka akan timbul respon akibat rangsangan
taktil dari ujung sonde
4. Kriteria Diagnosis 1.
2.
3.
4.
5.

5. Diagnosis Karies email dengan kavitas


karies mencapai dentin dengan kavitas
karies semen /akar gigi
6. Diagnosis Banding -

7. Pemeriksaan pengambilan radiografi untuk memperkirakan


Penunjang kedalaman karies yang telah terbentuk
8. Terapi A. Tergantung kedalam karies
1. Jika mengganggu estetika, langsung
ditumpat
2. Jika tidak mengganggu,
recontouring, poles, ulas flour
B. Bila denti yang menutup pulpa telah
tipis :
Pulpcaping indierect,ekskavasi jaringan
karies, berikan pelapis dentin Ca(OH)2,
C. Tergantung pada kedalaman kavitas (
sesuaidengan klasifikasi billings) :
1. Poles dan ulas fluor
2. Recontouring, poles dan ulas fluor
3. Tumpat
4. Perawatan endodontik dan tumpat
Semua yang dilakukan harus disertai edukasi
pasien dan konsul diet.
9. Edukasi 1.
2.
3.
4.
5.

10. Prognosis Advitam :


Ad senationam :
Ad fungsionam :

11. Tingkat Evidens I/II/III/IV


12. Tingkat A/B/C
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis 1.
2.
3.
4.

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan 1.
2.
3.
4.
5.

Ketua Komite Medik, Penyusun,

drg. Rinda Yulianti, Sp.KG 1. drg. Rinda Yulianti, Sp.KG


NIP 197607122006042008 NIP 197607122006042008
2. drg. Hedy Yuliza, M.Kes.
NIP 195607061982032002
3. drg. Helty
4. drg. Rhaisa Sheidrina Savitri
5. drg. Desy Aprina
6

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


KSM :
KARIES TERHENTI / ARRESTED
CARIES

RSK GIGI DAN MULUT


PROVINSI SUMATERA SELATAN

DIREKTUR RSKGM
14 / April / 2015 REVISI KE : II

drg. Rini Bikarindrasari, M.Kes.


NIP. 19660307 199802 2 001

Karies terhenti/ arrested caries ICD – X : K.02.3


1. Pengertian (Definisi) Karies yang karena peningkatan kebersihan
local, tidak berkembang prosesnya.
Karies terhenti karena proses demineralisasi.

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik Tidak ada keluhan rasa ngilu / sakit

Inspeksi dengan penerangan yang baik, gigi


dikeringkan, dengan sondasi akan didapatkan
kavitas dan apabila mencapai detin yang
terbuka akan timbul respon akibat rangsangan
taktil dari ujung sonde
4. Kriteria Diagnosis 1.
2.
3.
4.
5.

5. Diagnosis Karies terhenti/ arrested caries


6. Diagnosis Banding Hipoplasia

7. Pemeriksaan Foto radiografik sayap gigit(jika perlu)


Penunjang
8. Terapi Tergantung kerusakan jaringan dapat dilakukan
dengan tumpatan plastis, tumpatan tuang,
perawatan endo dan rehabilitas. Jika tidak
mengganggu estetika, tetapi ada kavitas
dilakukan penumpatan dengan bahan sewarna
gigi.
Jika diperlukan tumpatan tuang 2x kunjungan,
tumpatan plasyis bisa 1x kunjungan.
9. Edukasi 1.
2.
3.

10. Prognosis Advitam : adbonam


Ad senationam : adsanam
Ad fungsionam : adbonam
11. Tingkat Evidens I/II/III/IV
12. Tingkat A/B/C
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis 1.
2.
3.
4.

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan 1.
2.
3.
4.
5.

Ketua Komite Medik, Penyusun,

drg. Rinda Yulianti, Sp.KG 1. drg. Rinda Yulianti, Sp.KG


NIP 197607122006042008 NIP 197607122006042008
2. drg. Hedy Yuliza, M.Kes.
NIP 195607061982032002
3. drg. Helty
4. drg. Rhaisa Sheidrina Savitri
5. drg. Desy Aprina
7

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


KSM :

ATRISI

RSK GIGI DAN MULUT


PROVINSI SUMATERA SELATAN

DIREKTUR RSKGM
14 / April / 2015 REVISI KE

drg. Rini Bikarindrasari, M.Kes.


NIP. 19660307 199802 2 001

ICD – X : K.03.0
1. Pengertian (Definisi) Kerusakan permukaan gigi atau restorasi akibat
kontak antar gigi selama pengunyahan atau karena
adanya parafungsi atau kelainan fungsi, seperti
bruxism.
2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik -kerusakan yang terjadi sesuai dengan


permukaan gigi yang berkontak saat pemakaian
-permukaan enamel yang rata dengan dentin
-kemungkinan terjadinya fraktur pada tonjol
gigi atau restorasi
4. Kriteria Diagnosis 1.
2.
3.
4.
5.

5. Diagnosis Atrisi
6. Diagnosis Banding Hipersensitif dentin
7. Pemeriksaan -
Penunjang
8. Terapi 1. Tergantung lokasi dan keparahan pada
atrisi didahului dengan pendahului dengan
peninggian gigitan
2.
9. Edukasi 1. Edukasi pasien cara menyikat gigi,
penggunaan pasta gigi, konsul diet,
penumpatan, konsultasi psikologi pada pasien
bulimia

10. Prognosis Advitam :


Ad senationam :
Ad fungsionam :

11. Tingkat Evidens I/II/III/IV


12. Tingkat A/B/C
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis 1.
2.
3.
4.

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan 1.
2.
3.
4.
5.

Ketua Komite Medik, Penyusun,

drg. Rinda Yulianti, Sp.KG 1. drg. Rinda Yulianti, Sp.KG


NIP 197607122006042008 NIP 197607122006042008
2. drg. Hedy Yuliza, M.Kes.
NIP 195607061982032002
3. drg. Helty
4. drg. Rhaisa Sheidrina Savitri
5. drg. Desy Aprina
8

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


KSM :
ABRASI

RSK GIGI DAN MULUT


PROVINSI SUMATERA SELATAN

14 / April / 2015 REVISI KE DIREKTUR RSKGM

drg. Rini Bikarindrasari, M.Kes.


NIP. 19660307 199802 2 001
NAMA PENYAKIT ICD – X : K.03.1
1. Pengertian (Definisi) Kerusakan pada jaringan gigi akibat benda asing,
terkikisnya enamel dan akhirnya menyebabkan
terpaparnya dentin, seperti sikat gigi dan pasta gigi.

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik - Biasanya terdapat pada servical gigi


- Lesi cenderung melebar daripada dalam
- Gigi yang sering terkena P dan C.

4. Kriteria Diagnosis 1.
2.
3.
4.
5.

5. Diagnosis Abrasi
6. Diagnosis Banding 1. Hipersensitif dentin
2.
3.

7. Pemeriksaan 1.
Penunjang 2.
3.
4.
5.

8. Terapi 1. Tergantung dengan keparahan cacat dan lokasi


umumnya dilakukan tumpatan yang disertai
edukasi pasien tentang cara menggosok gigi, dan
pastanya
2.
3.
4.
5.

9. Edukasi 1. Edukasi pasien cara menyikat gigi, penggunaan


pasta gigi, konsul diet, penumpatan, konsultasi
psikologi pada pasien bulimia
2.
3.
4.
5.

10. Prognosis Advitam : dubia adbonam / malam


Ad senationam : dubia adbonam / malam
Ad fungsionam : dubia adbonam / malam

11. Tingkat Evidens I/II/III/IV


12. Tingkat A/B/C
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis 1.
2.
3.
4.

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan 1.
2.
3.
4.
5.

Ketua Komite Medik, Penyusun,

drg. Rinda Yulianti, Sp.KG 1. drg. Rinda Yulianti, Sp.KG


NIP 197607122006042008 NIP 197607122006042008
2. drg. Hedy Yuliza, M.Kes.
NIP 195607061982032002
3. drg. Helty
4. drg. Rhaisa Sheidrina Savitri
5. drg. Desy Aprina
9

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


KSM :
EROSI

RSK GIGI DAN MULUT


PROVINSI SUMATERA SELATAN

14 / April / 2015 REVISI KE DIREKTUR RSKGM

drg. Rini Bikarindrasari, M.Kes.


NIP. 19660307 199802 2 001

NAMA PENYAKIT ICD – X : K.03.2


1. Pengertian (Definisi) Kerusakkan yang parah pada jaringan keras gigi akibat
dari proses kimia tetapi tidak disebabkan oleh
aktivitas bakteri.

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik -lesi cekung luas dan permukaan enamel licin


-permukaan oklusal melekuk atau insisal yang beralur
dengan permukaan dentin terbuka
-meningkatnya translusensi pada insisal
-permukaan restorasi amalgam yang bersih dan tidak
terdapat tarnish
-rusaknya karekteristik enamel pada gigi anak-anak
-sering ditemui enamel “cuff” atau ceruk pada
permukaan servikal.
Terbukanya pulpa pada gigi desidui

4. Kriteria Diagnosis 1.
2.
3.
4.
5.

5. Diagnosis Erosi
6. Diagnosis Banding 1. Hipersensitif dentin
2.
3.

7. Pemeriksaan 1.
Penunjang 2.
3.
4.
5.

8. Terapi 1.
2.
3.
4.
5.
9. Edukasi 1. Edukasi pasien cara menyikat gigi, penggunaan
pasta gigi, konsul diet, penumpatan, konsultasi
psikologi pada pasien bulimia

2.
3.
4.
5.

10. Prognosis Advitam : dubia adbonam / malam


Ad senationam : dubia adbonam / malam
Ad fungsionam : dubia adbonam / malam

11. Tingkat Evidens I/II/III/IV


12. Tingkat A/B/C
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis 1.
2.
3.
4.

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan 1.
2.
3.
4.
5.

Ketua Komite Medik, Penyusun,

drg. Rinda Yulianti, Sp.KG 1. drg. Rinda Yulianti, Sp.KG


NIP 197607122006042008 NIP 197607122006042008
2. drg. Hedy Yuliza, M.Kes.
NIP 195607061982032002
3. drg. Helty
4. drg. Rhaisa Sheidrina Savitri
5. drg. Desy Aprina
10

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


KSM :

DISKOLORISASI EKSTRINSIK :
A. PERUBAHAN WARNA GIGI AKIBAT
LOGAM DAN SENYAWANYA
B. PERUBAHAN WARNA GIGI AKIBAT
MENGUNYAH PINANG DAN TEMBAKAU
ATAU AKIBAT MINUMAN

RSK GIGI DAN MULUT


PROVINSI SUMATERA SELATAN
14 / April / 2015 REVISI KE DIREKTUR RSKGM

drg. Rini Bikarindrasari, M.Kes.


NIP. 19660307 199802 2 001

NAMA PENYAKIT ICD – X : K.03.70


1. Pengertian (Definisi) Suatu kondisi yang dapat ditemukan pada gigi
dimana terjadi perubahan warna yang berasal dari
luar gigi (local).

2. Anamnesis Pasien datang dengan keluhan warna gigi berbeda


dengan sebelahnya, pasien malu kalau tertawa lebar.

3. Pemeriksaan Fisik Tidak ada keluhan rasa ngilu atau sakit

-Secara visual gigi berubah warna lebih gelap dari


gigi yang lain

4. Kriteria Diagnosis 1.
2.
3.
4.
5.

5. Diagnosis DISKOLORISASI EKSTRINSIK :


A. PERUBAHAN WARNA GIGI AKIBAT LOGAM DAN
SENYAWANYA
B. PERUBAHAN WARNA GIGI AKIBAT MENGUNYAH
PINANG DAN TEMBAKAU ATAU AKIBAT
MINUMAN
6. Diagnosis Banding 1.
2.
3.

7. Pemeriksaan - Shade Guide


Penunjang - Pemeriksaan Radiografis
8. Terapi 1. Scalling (Lihat penyebaran endapan lunak &plak,
serta kalkulus)
2. Aplikasi Flour
3. Menggunakan pasta gigi yang mengandung
pemutih dan flour
4. Pembersihan, poleS
5. Bleaching
6. Edukasi 1. Cara menyikat gigi yang benar, dental floss, diet
2. Kontrol ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali
3.

7. Prognosis Advitam : dubia adbonam / malam


Ad senationam : dubia adbonam / malam
Ad fungsionam : dubia adbonam / malam

8. Tingkat Evidens I/II/III/IV


9. Tingkat A/B/C
Rekomendasi
10. Penelaah Kritis 1.
2.
3.
4.

11. Indikator Medis


12. Kepustakaan 1.
2.
3.
4.
5.

Ketua Komite Medik, Penyusun,

drg. Rinda Yulianti, Sp.KG 1. drg. Rinda Yulianti, Sp.KG


NIP 197607122006042008 NIP 197607122006042008
2. drg. Hedy Yuliza, M.Kes.
NIP 195607061982032002
3. drg. Helty
4. drg. Rhaisa Sheidrina Savitri
5. drg. Desy Aprina
11

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


KSM :

DISKOLORASI INTRINSIK :
“Perubahan warna gigi selama pembentukkan gigi”

RSK GIGI DAN MULUT


PROVINSI SUMATERA SELATAN

14 / April / 2015 REVISI KE DIREKTUR RSKGM

drg. Rini Bikarindrasari, M.Kes.


NIP. 19660307 199802 2 001

NAMA PENYAKIT ICD – X : K.008


16. Pengertian (Definisi) Suatu kondisi yang dapat ditemukan pada gigi dimana
terjadi perubahan warna yang mengenai bagian dalam
struktur gigi, sehingga relatif lebih sulit dirawat secara
eksternal
17. Anamnesis - Tidak ada keluhan rasa ngilu atau sakit
- Secara visual gigi berubah warna lebih gelap dari
gigi yang lain

18. Pemeriksaan Fisik

19. Kriteria Diagnosis 1.


2.
3.
4.
5.

20. Diagnosis Diskolorasi Intrinsik :


“Perubahan warna gigi selama pembentukkan gigi”
21. Diagnosis Banding 1.
2.
3.

22. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan Radiografis


Penunjang 2.
3.
4.
5.

23. Terapi 1. Bleaching (in office / home bleaching)


2. Pemasangan Mahkota gigi (Jacket Crown)
3. Veneer
4.
5.

24. Edukasi 1. DHE : cara menyikat gigi yang benar, dental floss,
diet
2. Kontrol ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali
3.
4.
5.

25. Prognosis Advitam : dubia adbonam / malam


Ad senationam : dubia adbonam / malam
Ad fungsionam : dubia adbonam / malam

26. Tingkat Evidens I/II/III/IV


27. Tingkat A/B/C
Rekomendasi
28. Penelaah Kritis 1.
2.
3.
4.

29. Indikator Medis


30. Kepustakaan 1.
2.
3.
4.
5.

Ketua Komite Medik, Penyusun,

drg. Rinda Yulianti, Sp.KG 1. drg. Rinda Yulianti, Sp.KG


NIP 197607122006042008 NIP 197607122006042008
2. drg. Hedy Yuliza, M.Kes.
NIP 195607061982032002
3. drg. Helty
4. drg. Rhaisa Sheidrina Savitri
5. drg. Desy Aprina
12

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


KSM :

Kelainan bentuk akibat gangguan


pada masa proses pembentukkan gigi
ex : Aplasia & Hypoplasia Sementum, Dilaserasi,
Hypoplasia Enamel, Regional Odontodysplasia,
Turner’s tooth

RSK GIGI DAN MULUT


PROVINSI SUMATERA SELATAN

14 / April / 2015 REVISI KE DIREKTUR RSKGM

drg. Rini Bikarindrasari, M.Kes.


NIP. 19660307 199802 2 001

NAMA PENYAKIT ICD – X : K.004


31. Pengertian (Definisi) Suatu kondisi dimana terjadinya kelainan bentuk
akibat gangguan pada masa proses pembentukkan gigi

32. Anamnesis

33. Pemeriksaan Fisik Gangguan estetik

34. Kriteria Diagnosis 1.


2.
3.
4.
5.

35. Diagnosis Kelainan bentuk akibat gangguan pada masa proses


pembentukkan gigi.
ex : Aplasia & Hypoplasia Sementum, Dilaserasi,
Hypoplasia Enamel, Regional Odontodysplasia,
Turner’s tooth

36. Diagnosis Banding 1.


2.
3.

37. Pemeriksaan 1.
Penunjang 2.
3.
4.
5.

38. Terapi 1. Konsultasi gizi, Asupan vitamin dan susu


2. Kontrol ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali
3.
4.
5.

39. Edukasi 1.
2.
3.
4.
5.

40. Prognosis Advitam : dubia adbonam / malam


Ad senationam : dubia adbonam / malam
Ad fungsionam : dubia adbonam / malam

41. Tingkat Evidens I/II/III/IV


42. Tingkat A/B/C
Rekomendasi
43. Penelaah Kritis 1.
2.
3.
4.

44. Indikator Medis


45. Kepustakaan 1.
2.
3.
4.
5.

Ketua Komite Medik, Penyusun,

drg. Rinda Yulianti, Sp.KG 1. drg. Rinda Yulianti, Sp.KG


NIP 197607122006042008 NIP 197607122006042008
2. drg. Hedy Yuliza, M.Kes.
NIP 195607061982032002
3. drg. Helty
4. drg. Rhaisa Sheidrina Savitri
5. drg. Desy Aprina
13

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


KSM :
KARIES DINI/ LESI PUTIH/
KARIES EMAIL TANPA KAVITAS

RSK GIGI DAN MULUT


PROVINSI SUMATERA SELATAN

DIREKTUR RSKGM
14 / April / 2015 REVISI KE : II

drg. Rini Bikarindrasari, M.Kes.


NIP. 19660307 199802 2 001

KARIES DINI/ LESI PUTIH/ KARIES EMAIL TANPA


KAVITAS ICD – X : K.02.0
1. Pengertian (Definisi) Karies dini/ lesi putih/ karies email tanpa
kavitas

Karies yang pertama terlihat secara klinis

Gambaran putih setempat pada email karena


melebarnya mikropori akibat demineralisasi

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik Tidak ada keluhan rasa ngilu atau sakit

Secara visual gigi berubah warna lebih gelap


dari gigi yang lain
4. Kriteria Diagnosis 1.
2.
3.
4.
5.

5. Diagnosis KARIES DINI/ LESI PUTIH/ KARIES EMAIL TANPA


KAVITAS
6. Diagnosis Banding Hipokalsifikasi email
7. Pemeriksaan -
Penunjang
8. Terapi Tindakan preventif, anamnesis identifikasi, faktor
resiko, bersihkan daerah yang terkena, dipoles ulas
fluor, hindarkan faktor resiko, edukasi pasien (DHE)
9. Edukasi 1.
2.
3.

10. Prognosis Advitam :


Ad senationam :
Ad fungsionam :

11. Tingkat Evidens I/II/III/IV


12. Tingkat A/B/C
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis 1.
2.
3.
4.

14. Indikator Medis


15. Kepustakaan 1.
2.
3.
4.
5.

Ketua Komite Medik, Penyusun,

drg. Rinda Yulianti, Sp.KG 1. drg. Rinda Yulianti, Sp.KG


NIP 197607122006042008 NIP 197607122006042008
2. drg. Hedy Yuliza, M.Kes.
NIP 195607061982032002
3. drg. Helty
4. drg. Rhaisa Sheidrina Savitri
5. drg. Desy Aprina

Anda mungkin juga menyukai