Anda di halaman 1dari 11

ANGLINGDARMA SANG MELIWIS PUTIH

Prabu Anglingdarma dan Dewi Setyawati;

Malawapati adalah sebuah kerajaan, dimana rajanya adalah Prabu Anglingdarma, seorang
raja yang arif bijaksana, negerinya makmur, aman dan sentausa. Rakyat negerinya sangat
mencintai rajanya. Lagi pula,Prabu Anglindarma masih jejaka, sehingga banyak para gadis
jatuh cinta. Namun diantara para gadis yang jatuh cinta pada prabu Anglingdarma., belum ada
satupun gadis yang bisa menyenangkan hati Prabu Anglingdarma.

Pada suatu hari raja pergi berburu di hutan larangan. Prabu Anglingdarma disertai beberapa
pasukannya telah tiba di hutan. Anglingdarma melihat ada seekor kijang mendekatinya,
Anglingdarma segera memanahnya,sayang.panahnya meleset,tidak kena. Ki jang itu betul
betul menggoda, setiap kali mau dipanah, lari. kalau Prabu Anglingdarma tidak dalam posisi
memanah, kijang itupun berani mendekati. Kijang itu meng goda hati Prabu
Anglingdarma.Akhirnya Prabu Anglingdarma mencoba menangkap kijang itu dengan kedua
tangannya.

Kijang itu mendekat kemudian menjauh, mendekat lagi kemudian akhirnya sampailah Prabu
Anglingdarma tiba di Pertapaan gunung Semeru. Rupanya kijang itu berusaha mengajak
Prabu Anglingdarma pergi ke pertapaan tesebut, tempat tinggal Begawan Maniksutera. Prabu
Anglingdarma melihat seorang gadis cantik, di kelilingi beberapa ekor kijamg.Raja
terpesona melihat kecantikannya. Ingin juga ia berkenalan. Iapun menemui Begawan
Maniksutera di dalam pertapaanya.Begawan Maniksutera senang sekali kalau di pertapaamya
ada yang mau berkunjung. Puteri pertapa, puteri Begawan Maniksutera, bernama Dewi
Setyawati menyuguhkan segelas minuman hangat dan beberapa potong kue serta buah
buahan hutan.. Raja minta berkenalan, dengan Dewi Setyawati. Setelab bebeapa hari tinggal
di pertapaan, Prabu Angling darma dan Dewi Setyawati saling jatuh hati.Cinta Prabu
Anglingdarma, idak berte puk sebelah tangan,Cinta PrabuAnglingdarma diterima dengan
sepenuh jiwa.Prabu Anglingdarma melamar Dewi Setyawati menjadi isterinya, sekaligus
menjadi Permai suri Prabu Anglingdarma. DewiSetyawati adalah putera kedua setelah Batik
madrim. Sesuai pesan Batikmadrim, kalau adiknya, mau menikah, calon suami nya, harus
bisa menga lahkan Batikmadrim. Prabu Angling darma menerima syarat yang diberikan
Batikma drim. Prabu Anglingdarma dan Batikmadrim, kini sdah beradu kesaktian, Senula
kepandaian dan kekuatan yang mereka miliki suda dikeluarkan.Namun setelah mengetahui
titik lemah pertahanan Batikmadrim, dapat juga ditaklukkan oleh Prabu Anglimgdarma.

Pernikahan Prabu Anglingdarma dan Dewi Setyawati pun berlangsung. Setelah selesai
pernikahan, Prabu Anglingdarma, memboyong Dewi Setyawati ke Malawa pati. Batikmadrim
diminta serta oleh Prabu Anglingdarma, untuk menjadi pepatih Kerajaan Malawapati. Prabu
Anglingdarma dan permai surinya sangat bahagia, Mereka memadu kasih penuh rasa cinta.
Begawan Maniksutera sangat berbahagia, melihat kedua anaknya, berhasil menjadi keluarga
yang bahagia, dengan suami, pilihan hati puterinya sendiri.

Setelah beberapa waktu berbulan madu dengan permaisuri Dewi Setyawati. Prabu
Anglingdarma pergi berburu lagi. Rupanya berburu ini menjadi kegemaran Prabu
Anglingdarma sejak masih kecil. Dengan dikawal oleh bebnerapa perajurit gemble ngan dan
pilihan, Prabu Anglingdarma meminta juga Patih Batikmadrim me ngan tarkan nya ke Taman
Sri Bagindo, sebuah taman perburuan yang diperuntukkan hanya untuk raja dan keluarga raja.
Prabu Anghlingdarma yang sedang mencari buruannya, mendadak dikagetkan dengan
kehadiran seekor ular naga betina, yang kelihatannya Nagagini isteri Nagapratala sedang
memadu kasih dengan seekor ular tampar. Nagapratala adaalah sahabat Prabu Anglingdarma.
Melihat kelakuan istri sahabatnya yang melanggar susila, maka Prabu Anglingdarma
memanah Ular tampar, namun panahnya juga menyerempet ekor Nagagini. Menjadikan
Nnagagini terkejut dan mengaduh kesakitan. Merasa di aniaya oleh Anglingdarma, Nagagini
melaor kejadian itu pada suaminya, Nagapratala. Tentu ceritanya telah diubah sedemikian
rupa oleh Nagagini. Nagagini melapor kalau dirinya diperkosa dan di ancam dengan senjata
pusakanya, oleh Anglingdarma. Sehingga ekornya menjadi hampir putus terkena pusa ka
Prabu Anglingdarma.Mendengar kata kata itu,Nagapratala terbang menuju Malawa pati. Di
Malawapati penjagaan begitu ketat. Nagaratala ke heranan, mengapa ini terja di, kalau begitu
kata Nagagini mungkin ada benarnya. Tetapi mata batinnya menga takan kalau
sahabatnya,Anglingdarma tidak mungkin melakukan perbuatan seperti yang di tuduh kan
istrinya. Walau dijaga sampai rangkap berapapun banyaknya penj aga, Nagapratala dengan
mudah memasuki kamar tidur Prabu Angling darma tanpa diketahui oleh siapapun.
Nagapratala mendengar Anglingdarma dan permaisurinya, Setyawati sedang bertukar pikir,
mengenai kejadian pada pagi hari.Prabu Angling darma mengatakan, apakah kelakuan istri
Nagaparatala, tadi siang yang baru dialami nya.Karena Nagagini pasti akan memutar balik
kan kejadian yang sebenar nya. Namun tadi kalau Nagagini itu dibiarkan saja,berselingkuh
dengan ular tampa, kita tidak akan ada masalah. Namun kasihan kan, kakang Nagapratala,
tidak mengetahui kelakuan istri yang sebenarnya. Perbuatan Nagagini sudah mengkhianati
Kakang Nagapratala. Berani beraninya berselingkuh dengan ular tampar. Ular tampat
berhasil kupanah, namun panahnya juga mengenai ekornya, pasti akan membikin marah
kakang Nagapratala. Nagapratala yang mendengarkan dengan hati hati, jelas sudah istrinya
yang bersalah. Nagapratala pun keluar dari kamar Prabu Anglingdarma. Diluar istana,
Nagapratala memangil manggil Prabu Anglingdarma, agar keluar. Prabu Angling darma agak
gugup memenuhi panggilan Nagapratala.Sedangkan Dewi Setyawati merasa cemas dan was
was. Nagapratala mempersilakan Prabu Anglingdar ma menaiki punggungnya. Pergi lah
mereka berdua kesuatu tempat dimana Prabu Anglingdarma merasa asing, Prabu
Anglingdarma tidak mengenal tempat itu.Nagapra tala bicara dengan Anglingdarma,
sahabatnya, kalau ia berniat untuk menurun kan Aji Gineng yang dimiliki selama hidupnya,
kepada Prabu Anglingdarma. Setelah itu ia akan moksa. Prabu Anglingdarma tidak mau
menerima Aji Gineng, kalau setelah itu kalau Nagapratala mati. Nagapratala merasa sudah
saatnya harus meninggalkan dunia ini. Prabu Anglingdarmajuga juga tidak mau menerima,
kalau masalah dengan Nagagini belum dapat di selesaikan. Prabu Anglingdarma siap
dihukum karena melu kai ekor Nagagini. Nagapratala, lebih percaya pada Angling darma, ka
rena tadi sudah mendengar pembicaraan Angling darma dengan isterinya, Setyawati.di kamar
tidur nya.

Nagapratala akhirnya menyalurkan, Aji Gineng pada Prabu Anglingdarma. Setelah Aji
Gineng masuk dalam tubuh Prabu Anglingdarma, Nagapratala, berpesan agar Aji Gineng
yaitu, aji yang mempunyai kesaktian dapat mengetahui semua bahasa bina tang, namun tidak
boleh di beritahu kan kepada siapapun, walaupun juga anak isteri nya. Kalau berani memberi
tahu tentang aji ini, Prabu Anglingdarma akan mati pula. Anglingdarma akan memperhatikan
nasehat an pesan Nagapratala. Setelah semuanya selesai, Nagaratala meminta mereka
bersama memejamkan kedua matanya. Tiba tiba saja, Prabu Anglingdarma merasa terbang
keangkasa dan tiba kembali di Istana Mala wapati. Sedangkan Nagaprata moksa.

Dewi Setyawati dan Prabu Anglingdarma sedang memadu cinta di kamar tidurnya. Ketika itu
terdengar suara dua ekor cicak sedang bercengkerama, seperti halnya Prabu Anglingdarma.

Cicak perempuan bilang: kang,kalau kita memadu cinta sebaiknya nyontoh Prabu
Anglingdarma.Mereka nampak romantis,Tidak seperti kita, gini gini terus.

Cicak laki laki bilang: kalau kamu sudah tidak senang sama aku. Mbok ya ho, jadi istri
Prabu Anglingdarma saja.

Kata cicak perempuan, ya tidak begitu , yang halus, dan yang mesra gitu kang, kaya Gusti
Prabu Anglingdarma.
Mendengar pembicaraan kedua cicak tersebut, Prabu Anglingdarma menjadi ketawa
terpingkal pingkal. Setyawati terkejut mendengar suaminya ketawa geli. Prabu Anglingdarma
mencerita kan, kedua cicak itu iri pada kita. Kayak kayaknya Cicak, itu iri dengan
kemesraaan kita.

Dewi Setyawati menjadi marah dan sakit hati, ia merasa tidak pantas menjadi istri Prabu
Angklingdarma, maklum ia gadis desa, tidak cantik, tidak bisa tata krama, seperti para
priyayi Keraton Kalau Prabu Anglingdarma mengeri apa yang dikatakan cicak, mengapa
isterinya tidak boleh tahu apa yang dikatakan cicak.Mendengar itu Prabu Anglingdarma tidak
bisa menerangkan apa sebenarnya yang baru dialami Prabu Anglingdarma, yaitu telah
menerim Aji Gineng dari Nagapratala, Aji Gineng itulah yang menjadikannya mengerti apa
yang dikatakan cecak Prabu Anglingdarma minta Dewi Setyawati untuk mau mengerti, kalau
dirinya masih dalam kesulitan.Dewi Setyawati minta diajari bahasa cicak, ia ingin dengar
sendiri pembicaraan mereka.

Tetapi Prabu Anglingdarma tidak bisa memberikan atau mengajari bahasa cicak itu. Oleh
karena alasan suaminya tidak bisa meyakinkan dirinya, maka Dewi Setyawati, lebih percaya
kalau tadi benar benar mengetawakan dirinya, Ia merasa samgat malu. Akhirnya Dewi
Setyawati minta pati obong saja, daripada dipermalukan oleh suami nya sendiri. Prabu
Anglingdarma memanggil Batiknadrim, diminta pendapat nya, sehubungan ada permintaan
dari kakaknya, Dewi Setyawati. Sudah berkali kali Batikmadrim menasehati, agar kakaknya
jangan melakukan tindakan bodoh, gara gara cicak saja. Karena sudah tak bisa dicegah lagi,
maka Batikmadrim pun terpaksa mengiya kan kakaknya, Dewi Setyawati, yang bersikukuh
melakukan pati obong.

Karena Dewi Setyawati sudah tidak bisa dirobah pendiriannya,untuk tidak melakukan
perbuatan konyol, dengan membakar diri. Maka untuk menunjukkan kecaintaannya pada
isterinya,Dewi Setyawati,maka Prabu Anglingdarma dengan hati rela akan mela kukan seperti
apa yang akan dilakukan isterinya, yaitu dengan pati obong juga. Mereka akan melaku kan
pati obong bersama besok pagi.

Keesokan harinya para perajurit menyiapkan tempat pati obong. Dibuatnya sebuah panggung
hampir setinggi dua atau tiga kali tinggi rumah, bentuknya hampir seperti sebuah
menara.Disekeliling panggung itu dihias janur kuning, untuk menyemarakkan suasana,
Sementara itu Prabu Anglingdarma dan Dewi Setyawati, telah menyiapkan diri untuk
melakukan pati obong bersama sama.Api mulai menyala.Dan kayu kayu baker pun sudah
mulai menyala.

Sementara itu didekat panggung pati obong, ada sepasang kambing jantan dan kam bing
betina.

Kambing betina yang kelihatan gelisah, meminta sesuatu kepada kambing jantan: Kakang
Kambing lanang, mbok aku di ambilkan daun janur dekat Gusti Ayu Setyawati, itu di atas,
dipanggung itu. Demikian pinta kambing betina.

Mendengar kata kata kambing betina, Kambing jantan menjawab: mengambilkan daun janur
di atas sana!, yang benar saja,letaknya saja diatas sana, diatas panggung yang amat tinggi,bisa
bisa saja badanku, yang terbakar.

Kambing betina itu semakin merajuk : Kalau kakang tidak mau mrngambilkan daun janur itu,
aku akan pati obong saja seperti Gusti Ayu Setyawati.
Kambing jantan menjadi sewot, dengan ketus dijawabnya : Kalau mau pati obong, silakan
saja, tetapi aku tidak mau seperti Gusti Anglingdarma. Gampang sekali ikut ikutan pati
obong. Kalau aku tak sudi.

Api sudah meninggi, api menjilat njilat, bagai mau mencapai langit, sedangkan Prabu
Anglingdarma sedang senyum senyum sendiri ketika mendengar pembicaraan kedua
kambing itu. Melihat suaminya senyum senyum, dan sedang terlena,Dewi Setyawati, tanpa
diketahui oleh Prabu Anglngdarma, terjun dalam kobaran api yang amat besar.

Prabu Anglingdarma belum sadar juga, kalau istrinya, sudah terjun terlebih dahulu ke dalam
kobaran api. Ketika tersadar dari lamunannya, Prabu Anglingdarma tinggal seorang diri,
ditinggal Dewi Setyawati.yang terjun mendahului Prabu Anglingdarma. Prabu Anglingdarma,
mau terjun menyusul istrinya, namun api pembakaran hampir padam,dan sebentar kemudia
apipun padam. Prabu Anglingdarma kecewa, karena dimata rakyat ia telah mengingkari
janjinya untuk pati obong bersama istrinya.Kini Prabu Anglingdarma kelihatan linglung,
seperti orang yang sedang kehilangan akal.

Anglingdarma menjelma burung meliwis putih.

Tiba tiba terdengar suara dewa, yang mengutuk Anglingdarma, Akan ngulandara keda lam
hutan, dan tidak akan menemui jalan pulang, selama hukumannya belum habis. Tiba tiba ia
terkejut ketika melihat semua bangunan dan kompleks Istana Malawapati, beserta seluruh
para perajuritnya, seakan akan berubah menjadi hutan belantara.

Sementara itu di Kerajaan Baka, bertahtalah raja nya yang bernama Prabu Baka yang
memiliki tiga orang puteri, Widata, Widati dan Widaningsih. Prabu Anglingdarma bekum
tersadar juga sejak para dewa mengutuknya,.Ia kelihatan linglung. Penampilan Prabu
Anglingdarma tidak mencerminkan seorang raja besar. Kalau orang yang melihat, seperinya
Prabu Anglingdarma seperti orang linglung atau bahkan seperti orang gila. Ia kemudian
tertidur dibawah pohon besar. Setelah beberapa saat kemudian Prabu Anglingdarma
terbangun, dan ia terkejut ketika dirinya sudah berada di tempat tidur dengan tilam dan
selimutnya berlapis emas. Ia terkejut lagi ketika ia melihat tiga orang cantik berada
dihadapannya. Para puteri ini sudah lama menunggu tamunya sampai tersadarkan diri, namun
belum juga tersadar.Untuk mengetahui siapa sebenarnya laki laki tampan itu, maka tamunya
di beri minum jampi jampi agar tersadar dari kelinglungannya, Benarlah setelah minum jampi
jampi itu, Prabu Ang lingdarma telah tersadar dari linglungnya, Ia sudah bisa bertanya pada
para gadis itu. Para gadis pun mengaku nama mereka masing masing. Yang sulung bernama
Widata, yang penengah bernama Widati sedangkan yang bungsu bernama Widaning
sih.Mereka mengharap Anglingdarma dapat menurunkan anak anaknya kepada mere ka.
Beberapa saat kemudian, mereka berpamitan kepada Angkingdarma, akan mencari buruan,
untuk meningkat kan gairah nanti. Sepeninggal kepergian tiga orang gadis tadi, membikin
penasaran Prabu Anglingdarma. Iapun berubah menjadi seekor burung gagak.Sesampai di
hutan, burung gagak melihat ketiga gadis itu sedang menyantap daging manusia. Sedangkan
mereka dalam keadaan aslinya, yaitu tiga raksasa wanita yang menakutkan. Kali ni mereka
tidak dalam penampilan gadis cantik tetapi berujud raksasa.

Gagak berteriak teriak minta nakanan dari ketiga raseksi itu. Widata memberikan rempela,
Widata memberikan hati dan Widaningsih memberikan jantung. Setelah mendapatkan ketiga
makanan meeka, cepat cepat burung gagak pulang ke Istana Prabu Baka, Ketiga makanan
mereka, dimasukkan dalam tiga kotakan tempat alat alat kecantikan mereka. Prabu
Anglingdarma pura pura masih tidur, Tiada antara lama kemudian datanglah para puteri
itu.Mereka terkejut, ketika melihat peralatan kecantikannya, tedapat daging manusia yang
telah diberikan pada burung gagak. Widata kemudian membangunkan Prabu Anglingdarma,
dengan paksa,menarik kuat kuat tangan Prabu Anglingdarma, sehingga Prabu Anglingdarma
terseret jatuh dari tilam emas. Prabu Anglingdarma merasakan kesakitan. Widata
menancapkan sehelai bulu burung, diatas kepala Prabu Anglingdarma. Menjadikan kepala
Prabu Anglingdarma merasa teramat berat dan merasakan sakit yang luar biasa, dan
berubahlah Prabu Anglingdarma menjadi seekot burung belibis. Widata menyumpahinya,
bahwa Prabu Anglingdarma bisa berubah kembali menjadi manusia lagi, kalau bisa
mendapatkan cinta seorang wanita, dan wanita itu mau dinikahinya.Setelah itu. Prabu
Anglingdarma diusir dari istana Prabu Baka.

Sementara itu di wilayah kerajaaan Bojonegoro, terdapat suatu desa yang penduduknya
belum begitu sejahtera. Disinlah tinggal satu keluarga, seorang laki laki sudah kelihatan
lanjut, namanya ki Demang Kelungsur, ia tinggal bersama isteri dan anaknya. Anaknya
bernama Jaka Gedug. Jaka Gedug paling malas cari kerja, ia lebih suka tinggal bersama
kedua orang tuanya. Disuatu hari Jaka Gedug memasang jebakan untuk menjebak burung.
Beberapa hari ini sulit mendapatkan jenis burung besar.Ketika ia melihat seekor burung
masuk ke dalam jebakan nya.Jaka Gedug. bersorak sorak kegirangan. Dibawa pulanglah
burung belibis yang berwarna putih bersih.Sesampai dirumah, blibis itu dimasukkan kedalam
kurungan. Jaka Gedug akan memeliharanya, sampai tua. Mliwis Putih merasa tenteram
ditangan Jaka Gedug. Suatu hari ketika Jaka Gedug sedang diladang halaman rumah, tiba
tiba saja, ada suara memanggil manggil. Setelah ditoleh, tidak satupun orang berada
disekitarnya.Tiba tiba Meliwis terbang dan hinggap di pundak Jaka Gedug. Meliwis Putih
membisikan bahwa dibawah pohon besar di halaman rumah belakang terdapat harta karun.
Jaka Gedug terkejut dua kalai, pertama terkejut karena baru tahu ada burung yang bisa tata
jalma, atau bisa bicara seperti manusia, dan terkejut yang kedua, diberitahu ada harta dibawah
poho besar. Jaka Gedug segera masuk kerumah. Jaka Gedug memberitahu kan kepada kedua
orang tuanya. Kedua orang tuanya tidak percaya, paling Jaka Gedug mimpi karena
kebanyakan tidur, sehingga mimpinya yang enggak enggak.Akhir nya Jaka Gedug
mengambil cangkul dan mencangkul tanah yang ditunjukkan Meliwis Putih.Tiba tiba saja
terdengar suara cangkul berbenturan dengan sesuatu benda, dalam tanah. Jaka Gedug segera
mengambil benda itu, ternyata sebuah peti besi yang cukup besar. Setelah dibuka petinya,
ternyata berisi emas berlian, ada kalung, ada cincin ada penitih, serta ratusan uang koin
emas,yang jumlahnya banyak sekali.Sehingga kedua orang tuanya hampir hanpir pingsan.
Jaka Gedug dan kedua orang tuanya semakin me nyayangi Meliwis Putih.

Kita tinggalkan keluarga Ki Demang Kelungsur yang sedang bahagia. Kini kita ber alih ke
sebuah perkampungan agak pelosok, terdapatlah satu keluarga bahagia, yang laki bernama
Bermana dan yang perempuan bernama Bermani.Suatu hari Bermani yang sedang hamil
muda. Langi ngidam sarang madu, Maka ia minta kepada suami nya,agar Bermana mencari
sarang madu dari tawon besar dihutan sana,

Sementara itu pula di pojok belakang rumah terdapat sebuah pohon cempaka yang besar dan
tinggi, disitulah tinggal Genderuwo, yang sangat mencintai Berma ni.Melihat Bermana telah
pergi, maka Gedruwo itu segera menuju rumah Bermani. Sebe lumnya ia berubah menjadi
Bermana dengan menbawa sebuah sarang lebah yang amat besar.Bermani terkejut melihat
Bermana yang baru saja keluar rumah, masuk rumah lagi telah pulang dengan membawa
sarang madu, Bermana yang Gendruwo ini minta tidur, ia masuk kamar tidur Bermani.
Bermani belum bisa menemani suaminya, ia sedang menyiapkan makan siang. Tiada antara
lamanya, datang Bermana asli, mem bawa sarang madu. Bermani terkejut, lalu bilang,
Kakang apa nglindur ya, baru ambil sarang tawon kok ambil lagi. Terkejut suami Bermani,
ketika tahu ada Bremana lain, sebelum ia pulang. Ia segera memasuki kamarnya. Ia terkejut
mewlihat seorang laki kali tegap persis seperti dirinya, terjadi keributan, dan terjadilan
perrkelahian. Bermani berteriak teriak minta tolong. Para tetangga berdatanganan, niatnya
masu memisah, tetapi setelah melihat ada Bermana kembar, merekapun hanya bisa
tercengang cengang saja. Mereka lapor Pak Lurah, namun Pak Lurah juga tidak bisa
menyelesaikan, akhirnya Lurah membawa Bermana kembar dan Bermani sebagai saksinya,
ke Istana Bojonegoro. Prabu Darmawasesa, raja Bojonegoro juga tidak bisa memutuskan
perkaranya. Kemudian raja mengumumkan sayembara, barang siapa yang dapat memutus
perkara Bermana kembar, akan diangkat menjadi Jaksa Negara.

Sementara itu Keluarga kelungsur, menjadi was was.Ketika burung Mliwis Putih belum
pulang ke rumah.Mereka menunggu kedatangan Meliwis Putih dengan ce mas.Sore
kemudian, pulanglah Meliwis putih. Mliwis Putih mengabarkan bahwa Negara sedang
mengumumkan sayembara mengenai Bermana kembar. Siapa yang bisa menyelesaikan
masalah itu, akan diangkat menjadi Jaksa Negara. Ki Kelungsur oleh Meliwis Putih, mau
mengikuti sayembara. Ki Demang Kelungsur menolak, karena tidak mungkin bisa
memutuskan. Ki Demang Kelungsur merasa menjadi orang bodoh, orang kecil yang tidak
punya pengalaman. Meliwis Putih membisikkan sesua tu kepada Ki Kelungsur. Ki Kelungsur,
manggut manggut, kelihatannya sudah setuju, untuk mengikuti sayaembara raja.

Keesokan harinya, Ki Demang Kelungsur diantar mbok Kelungsur dan Jaka Gedug, pergi
mengikuti sayembara. Sesampai di istana, raja mempersilakan Ki Demang Kelungsur
memulai sidangnya. Ki Kelungsur sebelumnya minta sebuah kendi pretala. Sebuah kendi
yang lobangnya cuma sebesar jarum.

Ki Demang Kelungsur :Ki Bermana. Coba mengaku saja siapakah diantara kalian berdua,
yang Bermana asli.

Bermana kedua duanya:Aku ki, Aku ki, .

Ki Demang Kelungsur : O,keduanya mengaku asli semua. Kalau begitu, disini di hadapanku
ada sebuah kendi pratala. Kendi yang mempunyai lobang sebesar jarum. Untuk mengetahui
siapa yang asli dan yang tidak, hanya Bermana Asli yang dapat masuk kedalam Kendi
pretala.

Bermana palsu : Ya, itu pekerjaan mudah, jangankan lobangnya sebesar jarum, walaupun
rapat tidak ada lobangnya, pasti aku akan masuk dengan mudah.

Bermana Asli : Saya lebih baik mati saja sekarang, daripada nanti malu. Aku tidak bisa
masuk dalam kendi itu.

Ki Demang Kelungsur :Sudahlah, mari kita coba saja, siapa tahu kamu juga bisa masuk
dalam kendi pretala.

Tanpa kesulitan, Bermana palsu masuk dalam kendi pratolo. Setelah betul betul salah satu
diantara dua Bermana masuk kedalam kendi, cepat cepat Ki Demang Kelungsur menutup
lobangnya.

Ki Demang Kelungsur: Paduka Raja, dan Paduka Permaisri, saksikan ,ini kendi yang saya
bawa, sudah ada isinya. Dan saya akan membutikan, bahwasanya Bermana yang ada disalam
kendi ini, adalah yang palsu. Dan yang asli ada diluar.

Prabu Darmawasesa :Kok bisa begitu Ki Demang. Tadi ki Demang mengatakan yang bisa
masuk kedalan kendi pertala. yamg asli, kenapa sekarang berubah yang masuk dalam kendi
yang palsu, ki Demang.

Ki Demang Kelungsur : Ya, ini kita menghadapi jin yang menakutkan, yang berubah
menjadi ki Bermana. Jin ini yang membikin geger kampung Ki Bermana.
Para hadirin, untuk meyakinkan kita, kalau yang ada dalam kendi pratala ini jin raksasa yang
menakutkan,dan ia bisa berubah menjadi siapa saja.

Kemudian kendi pretala ini, oleh Ki Demang Kelungsur, digoncang goncang, agar jin itu
tidak berbuat jahat lagi pada manusia.

Bermana palsu yang menjadi Gendruwo,(dari dalam kendi) Ki Demang aku minta ampun,
ki Demang, minta ampun, dan tidak akan berani menggoda manusia lagi juga keluarga
Bermana lagi, aku minta hidup, aku minta keluar.

Kendi Pratala di lepas tutupnya, dan keluarlah jin raksasa yang menakutkan, Para hadirin
berteriak teiak ketakutan Kemudian jin itu, meninggalkan tempat sidang kembali
kerumahnya. Prabu Darmawisesa merasa puas, dan mengangkat Ki Demang Kelungsur
menjadi Jaksa Negara, dengan gelar Reksanegara.Bermana Asli tersenyum bahagia dan
memeluk istrinya,

Meliwis Putih dan Dewi Srenggana.

Dewi Srenggana, ada pula yang menyebut dengan nama Dewi Ambarawati, adalah puteri
Prabu Darmawasesa, raja agung Kerajaan Bojonegoro. Dewi Srenggana,puteri Prabu
Darmawasesa yang berparas cantik. Namun sampai sekarang belum ada juga seorang
pemudapun datang untuk berkenalan apalagi mau melamarnya. Pada suatu hari ketika Dewi
Srenggana di taman, ada seekor belibis hinggap dekat Dewi Srenggana. Dewi Srenggana mau
menangkapnya. Namun burung belibis itu senang sekali menggodanya. sebentar terbang
sebentar mendekat. Akhirnya ketika Dewi Srenggana memanggilnya, burung belibis itu
hinggap di pundak Dewi Srenggana. Dewi Srenggana terkejut ketika burung belibis itu bisa
berkata kata. Dewi Srenggana senang hatinya. Kemudian Dewi Srenggana membawa burung
belibis itu kedalam keputren. Beberapa hari tinggal di taman Bojonegoro.hubungan Dewi
Srenggana dengan Meliwis Putih semakin erat. Sehingga terjalin rasa cinta, namum Dewi
Srenggana merasa kecewa, mengapa ada perasaan cinta dengan burung, kok tidak dengan
seorang manusia. Mendengar keluh kesah Dewi Srenggana, akhirnya

Meliwis Putih bertanya: andaikata aku ini bisa berubah menjadi orang apa Dewi Sremggana
mau menerima cintanya.

Dewi Srenggana sambil tersenyum malu, mengiyakan kata burung Meliwis Putih.

Apakah Dewi Srenggana mencintaiku, bertanya lagi Meliwis Putih, untuk lebih meyakinkan.
Dewi Srenggana menyatakan cintanya pada Meliwis Putih.

Akhirnya Mliwis Putih meminta agar jambul diatas kepalanya dicabut. Dewi Srenggana pun
mencabut jambul itu dari kepala Meliwis.Putih.

Dewi Srenggana terkejut ketika melihat tubuh Meliwis putih menjadi bersinar sinar. Sedikit
demi sedikit berubah menjadi seorang pemuda yang tampan yang berpakaian putih putih
seperi Brahmana. Dewi Srengana bertanya, siapakah Brahmana sesungguh nya. Prabu
Anglingdarma memberikan pengakuannya. Bahwa ia sebenar nya Raja Malawapati yang
dikutuk oleh puteri puteri Prabu Baka.Namun kini sdah terbebas dari kutukan mereka. Dewi
Srenggana merasa bahagia bisa bertemu Prabu Anglingdarma, dan menjadi kekasihnya.pula,
Ayahanda Dewi Srenggana merasa curiga, karena sejak Puterinya memiliki binatang
peliharaan seekor belibis,sekarang puterinya sering mengurung dirinya di kamar. Untuk
mengetahui apa yang terajdi dengan Dewi Srenggana, maka ia berkunjung ke kamar
puterinya. Pada waktu Sri Baginda dan Permaisuri mendekat pintu kamar puteri terdengar.ada
suara laki laki didalamnya.Didengarnya pembicaraan mereka, kelihatannya puterinya sedang
saling memadu kasih dengan seorang laki laki. Prabu Darmawasesa, minta agar puterinya
membukakan pintu.

Setelah pintu dibuka, Prabu Darmawasesa mencari laki laki yang suaranya terdengar di luar,
Prabu Darmawasesa dan Permaisuri hanya menjumpai seekor belibis.Prabu Darmawasesa
tahu kalau burung meliwis putih bukan sembarang burung, ia pasti burung sakti, atau burung
jelmaan manusia yang sakti. Untuk meyakinkan dirinya, Prabu Darmawasesa, mencari
seorang pemuda yang sakti untuk bisa membongkar rahasia burung Mliwis Putuh.

Seorang perajurit kepercayaan mencari seorang pemuda yang sakti.Setelah mendapatkan


seorang pemuda sakti,yang tak lain Patih Batikmadrim, maka oleh Prabu Darmawasesa,
diperintahkannya Batikmadrim, untuk menangkap pencuri dalam kamar puterinya. Patih
Batikmadrim segera minta agar maling julig yang ada di kamar bisa keluar. Prabu
Anglingdarma yang mendengar ribut ribut diluar, segera masuk dalam giwang Dewi
Srenggana. Patih Batikmadrim. berharap dapat menikahi Dewi Srenggana, maka dengan
sekuat tenaga berusaha menangkap maling itu. Patih Batikmadrim masuk kamar Dewi
Srenggana, ia mencari pencuri, Namun dalam kamar tidak ada seorang pun laki laki.

Patih Batikmadrim melihat giwang Dewi Srenggana, kelihatan bersinar sinar yang
mencurigakan. Dimintanya giwang itu oleh Batikmadrim. Dewi Srenggana tidak mau
memberikannya. Patih Batikmadrim memaksanya, Prabu Anglingdarma berbisik, agar
giwangnya diberikan pada Patih Batikmadrim, tetapi dengan dibanting dihadapan Patih
Batikmadrim, agar Prabu Anglingdarma bisa keluar dari giwang pindah ke cincin. Giwang
yamg dibantingkan dihadapan Patih Batikmadrim, segera diambil, ternyata giwang itu
kosong. Patih Batimadrim minta cincin Dewi Srenggana, dan sama seperti giwang tadi,
dibanting dan Prabu Anglingdarma selalu berpindah pindah tempat. Terakhir Prabu
Anglingdarma, keluar dari kamar Dewi Srenggana dalam bentuk burung belibis. Diluar
terjadi perkelahian yang amat sengit. Patih Batikmadrim berubah menjadi api yang membara,
Prabu Anglingdarma, menjadi hujan, sehingga api pun bisa dipadamkan.demikianlah mereka
me mamer kan ke kuatannya, yang satu jadi harimau, yang satunya jadi ular naga. Sehngga
orang yang melihat menjadi terkagum kagum. Setelah bebetrapa saat kemudian,
perkelahianpun terhenti, Patih Batikmadrim tergeletak tidak berdaya. Patih Batikmadrim
segera ditolong Prabu Anglingdarma.Patih Batikmadrim minta maaf, karena ia tidak
mengetahui sebelumnya.Setelah terbuka rahasia Meliwis Putih adaalah Prabyu
Anglingdarma, maka Prabu Anglingdarma sekaligus melamar Dewi Srenggana. Prabu
Darmawasesa merasa senang sekali mempunyai calon menantu seorang raja agung, juga
tampan dan sakti mandraguna. Prabu Darmawasesa, merestui hubungan mereka, dan
sekaligus menikahkannya. Semua merasa bahagia kecuali Batikmadrim tentunya.

Patih Batikmadrim kemudian mengatakan, bahwa kedatangannya ke Bojonegoro ada lah


untuk mencari keberadaan Prabu Anglingdarma,dan ia akan menjemputnya. Namun Prabu
Anglingdarma meminta Patih Batikmadrim pulamg terlebih dulu ke Malawapati. Prabu
Anglingdarma mau melanjutkan hukumannya.

Prabu Anglingdarma dan Dewi Trusilawati;

Patih Batikmadim pun mengikuti perintah ratu gustinya, kembali ke Malawapati. Patih
Batikmadrim, measa kecewa pada prabu Anglingdarma, pertama, tega membiarkan kakaknya
pati obong, yang kedua sebenarnya, Dewi Srenggana, adalah pujaan hatinya, namun sekarang
sudah menjadi milik Anglingdarma. Patih Batikma drim berencana mau menuju kerajaan
Kartanegara, yang terkabarkan, Prabu Basunan da, mengadakan sayembara, barang siapa
yang dapat mengobati puteri nya,Dewi Trusilawati yang menderita penyakit gagu, akan
dijodohkan dengannya. Sementara itu kabar adanya sayembara itu telah tersebar luas.
Temasuk Prabu Anglingdarma. Prabu Anglingdarma berangkat juga ke Kartanegara.

Setiba di Istana Kertanegara, Prabu Anglingdarma diterima oleh Prabu Basunanda sendiri.
Prabu Basunanda mempersilakan Prabu Anglingdarma,memasuki taman keputren Istana
Kartanegara, untuk menyembuhkan Dewi Trusilawati.Setelah melihat keadaan Dewi
Trusilawati,tanpa menunggu waktu lama lagi. Prabu Anglindarama yang berpakaian
Brahmana, mengalungkan selendang pusaka. Benar juga, raja jin berteriak merasa
kepanasan, dan tidak kuat lagi tinggal dalam tubuh Dewi Trusilawati. Kini Dewi Truslawati
telah tersadarkan. Dewi Trusilawati senang Prabu Anglingdarma yang dapat memenangkan
sayembara.Tidak lama kemudian Patih Batikmadrim datang.Batikmadrim sangat kesewa.
Karena untuk kedua kalinya, datang terlambat, sehingga gadis pujaannya, Dewi Trusilawati
juga menjadi istri Prabu Anglingdarma, Batikmadrim minta agar Prabu Anglingdarma segera
kembali ke Malawapati.Karena hukuman Prabu Anglingdarma sudah habis. Prabu
Anglingdarma akhirnya mengikuti Batikmadrim, dan sekalian mengajak Dewi Trusilawati
untuk pulang ke Malawapati. Setelah berpamitan dengan Prabu Basunanda dan Ibu
Permaisuri, berangkatlah mereka.

Prabu Anglingdarma berjalan didepan bersama Dewi Trusilawati, yang begitu nampak mesra.
Sementara Batikma drim di belakang ia melihat mereka bedua dengan hati yang
panas.Setelah berjalan jauh melewati, hutan, dan tanah tanah gersang, menjadi kan mereka
kehausan. Terlebih lebih Dewi Trusilawati merasakan kehausan yang sa ngat dan kepenatan
yang luar biasa.Mereka beristirahat, Prabu Anglingdarma mencari air diluar. Demikian pula
Batikmadrim mencari air, namun mereka tak menemukan air. Tiba tiba mereka melihat pohon
siwalan yang berbuah lebat. Dewi Trusila wati.meminta Prabu Anglingdarma
mengambilkannya barang satu butir.Prabu Anglingdarma melihat sekeliling barangkali ada
sesuatu yang bisa digunakan untuk memetik buah siwalan. Prabu Anglingdarma menemukan
bangkai seekor merak. Sukma Prabu Anglingdarma segera memasuki raga merak yang
hampir membusuk, Melayanglah Merak mengam bilkan buah siwalan. Ketika raga Prabu
Anglingdarma, dalam kondisi kosong, tiba tiba saja Patih Batikmadrim mempunyai niat jahat.
Segera memasuku raga Prabu Anglingdama. Ketika merak membawa buah siwalan, terlihat
raga Prabu Anglingdarma telah kemasukan sukma orang lain Ketika memeriksa raga
Batikmadrim juga kosong, maka tahulah ia, kalau yang memasuki raganya adalah
Batikmadrim. Prabu Anglingdarma akan memasuki raga Batikmadrim, namun raga
Batikmadrim telah dipasang jebakan siapa masuk tidak bisa keluar lagi. Rupanya
Batikmadrim telah menyiapkan segala sesuatunya, agar sukma Prabu Anglingdarma tinggal
diraga Batikmadrim untuk selama lamanya, Sedang sukma Batikmadrim yang tinggal di raga
Prabu Anglingdama, juga berencana akan memakai selamanya. Ia akan membalas dendam
dengan melakukan segala tindakan yang tidak terpuji, yaitu akan menguasai istri istrinya dan
juga menguasai kerajaannya. yaitu Malawapati. Prabu Anglingdarma tidak mau
menggunakan raga Batikmadim.Prabu Anglingdarma palsui memecahkan beberapa buah
siwalan, Dewi Trusilawati merasa segar, dahaga nya pun sudah hilang. Perabu Anglingdarma
palsu akan membawa pulang Trusilawati ke Malawapati.Prabu Anglingdarma secara diam
diam terbang mengiuti kepergian Batikmadrim dan Dewi Trusilawati. Prabu Anglingdarma
palsu, berubah pikiran. Ia tidak jadi ke Malawapati. Ia mengantarkan pulang Dewi
Trusilawati ke Istana Kertanegara, sedangkan Prabu Anglingdarma palsu kini kelihatannya
akan menuju Istana Bojonegoro. Melihat itu, merak segera pergi terbang ketempat Dewi
Srenggana, dan mencaritakan apa yang baru terjadi. Dewi Srengggana menangisi nasib Prabu
Anglingdarma. Merak berpesan, agar Dewi Srenggana jangan melayani Prabu Anglingdarma,
karena ia palsu. Kalau sudah sanpai ke taman, mintalah adon adon,yaitu adu binatang, yaitu
seekor kambing bisa mengalahkan harimau.Setelah berpesan banyak banyak, pergilah merak
ke alun alun Bojonegoro. Sementara itu Prabu Anglingdarma palsu telah tiba di Istana Pranu
Darmowasesa. Meminta agar perajurit berjaga jaga, karena Bojonegoro akan mendapat
serangan dari Kerajaan luar. Sedangkan mata mata musuh, berujud seekor burung merak.
Prabu Darmawasesa, memerintahkan juru panah yang terbaik, untuk memanah burung
tersebut. Sebentar kemudian didapat kabar, perajurit Bojonegara berhasil memanah seekor
merak yang bertengger di ringin kurung. Dari Istana Prabu Darmawasesa, Prabu
Anglingdarma me nuju Keputren Bojonegoro, tempat Dewi Srenggana tinggal.Dewi
Srenggana tidak mau menerima kedatangan Prabu Anglingdarma, dengan alas an Prabu
Anglingdarma sudah terlalu lama tak pernah menjumpai Dewi Srenggana. Juga sangat
kecewa, keepergian yang lama hanya untuk mendapatkan Puteri Kertanegara, Dewi Trusila
wati, yang menjadikan ia menjadi di madu, oleh Prabu Anglingdarma. Agar Dewi Srenggana
mau menerima kehadiran kembali Prabu Anglingdarma di hati Dewi Srenggana. Dewi
Srenggana minta diadakan adon adon, seekor kambing bisa menga lahkan seekor harimau
yang kelaparan. Permintaan Dewi Srenggana segera dipenuhi oleh Prabu Anglingdarma
palsu. Penolakan yang dilakukan pada dirinya berkali kali oleh Dewi Srenggana, menjadikan
Prabu Anglingdarma sakit hatinya. Untuk mengalihkan sakit hatinya, ia mengaajak beberapa
orang pasukannya untuk minum mi num tuak dan beberapa botol minuman keras. Para
Perajurit melihat ratu gustinya bertindak yang aneh aneh, menjadikan para prajuritnya
bertanya tanya.

Di alun alun Bojonegoro inilah adon adon diadakan. Panggung yang agak tinggi telah dibuat,
agar rakyat Bojonegoro bisa melihat dari segala penjuru alun alun. Adon adon pun dimulai,
seekor macan diatas panggung dengan diikat sebuah rantai, demi untuk keselamatan para
penonton, sedang menanti seekor kambing. Harimau berusaha menerkam kambing itu dan
akan dimakannya, namun kambing segera berkelit, dengan dua tiga tendangan, robohlah
harimau. Kambing segera dibawa petugas, sedangkan harimau dibawa kembali ke
kerangkengnya. Sementara itu Dewi Srenggana menunggu kabar di taman keputren Istana
Bojone goro. Dewi Srenggana menerima kehadiran sukma Prabu Anglingdarma, yang
sebelumnya berujud merak, kini dalam wujud seekor burung ciplukan.Burung Ciplukan
memberitahu, bahwa Batikmadrim berhasil memenangkan kambing melawan harimau.
Burung Ciplukan berpesanm, agar kambing yang memenangkan adon adon tadi siang,
disuruh mengambilkan bunga kantil.

Betul juga, sebentar kemudian datanglah Prabu Anglingdarma palsu di taman. Dewi
Srenggana tidak mau menyambut kedatangan Prabu Anglingdarma palsu. Dewi Sreng gana
meminta agar kambing yang memenangkan adon adon supaya bisa memanjat pohon kantil
dan mengambikan beberapa bunganya. Tanpa sungkan Prabu Anglingdarma palsu
menyanggupi permintaaan Dewi Srenggana. Prabu Anglingdarma palsu, menghela napas, dan
lepaslah sukma Batikmadrim dari raga Prabu Angling darma, dan masuk dalam raga
kambing. Melihat sukma Batikmadrim sudah keluar dari raga Prabu Anglingdarma, cepat
cepat burung ciplukan memasuki raga Prabu Angling darma. Kini sukma Prabu
Anglingdarma Asli telah menghuni kembali kedalam raga nya, yang setelah lama raganya
dipakai Batikmadrim.

Prabu Anglingdarma, sangat tidak suka, ia tidak tahu apa yang dilakukan Batikmadrim pada
tubuhnya, juga di dalam tubuhnya terasa terbakar, karena di dalam tubuhnya mengalir air
tuak dan minuman keras, rupanya Batikmadrim seorang peminum. Dengan kesaktiannya,
Prabu Anglingdarma berhasil memuntahkan air tuak dan minuman keras dari dalam
tubuhnya. Prabu Anglingdarma juga memperkirakan Batikmadrim membawa tubuhnya,
ketempat tempat kotor.Untuk menghilangkan bekas bekas yang ditinggalkan Batikmadrim
pada tubuhnya, Prabu Anglingdarma, berniat menyucikan diri nya, dengan pergi bertapa.

Sementara itu, kambing yang memanjat pohon kantil, melihat raga Prabu Angling
darma,yang sudah lama ia pakai, kini telah terisi kembali oleh sukma Prabu Angling darma
asli. Kambing yang berisi sukma Batikmadrim, segera turun Kambing Batik madrim
memohon ampun.kepada Prabu Anglingdarma. Prabu Anglngdarma mennga takan bahwa ia
sudah lama memaafkannya, dan mengingatkan agar Kambing Batik madrim segera mencari
raganya yang dahulu ditinggalkan. Prabu Anglingdarma tidak bisa menjamin keberadaan raga
Batikmadrim, karena peristiwa itu sudah terjadi agak lama.

Dengan penuh rasa penyesalan, Batikmadrim dengan wujud seekor kambing berusaha
menemukan raganya Disepanjang perjalanan mencari raganya,Kambing Batikmadrim
menangisi nasibnya.

Prabu Anglingdarma kini merasa sangat berbahagia, dengan kelahiran putera pertama nya
laki laki dari ibu, Dewi Srenggana, yang diberi nama Anglingkusuma. Sedang kan dari Dewi
Trusilawati, Prabu Anglingdarma mendapatkan seorang putera laki laki pula, yang diberi
nama Danurwenda.***

Anda mungkin juga menyukai