Anda di halaman 1dari 3

Ibnu Taimiyah berkata,

ِ ‫ان َو ْال َج َو‬


ِ‫ارح‬ ِ ‫س‬َ ‫الل‬ ِ ‫ون بِ ْالقَ ْل‬
ِ ‫ب َو‬ ُّ ‫َوأ َ َّن ال‬
ُ ‫ش ْك َر يَ ُك‬
“Syukur haruslah dijalani dengan mengakui nikmat dalam hati, dalam lisan
dan menggunakan nikmat tersebut dalam anggota badan.” (Majmu’ Al
Fatawa, 11: 135)
Karena Allah Ta’ala berfirman,

‫ش َك ْرت ُ ْم ََل َ ِزيدَنَّكُ ْم‬


َ ‫لَئِ ْن‬
“Jika kalian mau bersyukur, maka Aku sungguh akan menambah nikmat
bagi kalian.” (QS. Ibrahim: 7)
Berislam dan Bersukur

kalau menurut nabi Muhammad saw. hidup ini cuma ada dua. Jadi kalau bahasa arabnya ini,
yah pura2ya kiyai yah, a-islamu huwas sobru wassukur jd yg disebut islam.

Islam itu kata kerja jd doing thing untuk menciptakan salam (kedamaian) min islam jd kalau
anda menjalankan islam berarti anda menyelamatkan tanah, menyelamatkan sungai,
menyelamatkan daun, menyelamatkan sesama manusia, menyelamatkan semua
mahluk, pokoknya metabolisme dan ekosistem kehidupan kita pelihara sedemikian rupa itulah
islam, produknya salam, nah islam atau pekerjaan menyelamatkan itu di bagi 2:

1. sabar
2. syukur

Boleh kita sebut syukur dulu baru sabar tergantung. Tapi, pokoknya tinggal pilih aja deh,
kalau ngalami apa, ooh ini cocoknya sabar nih, kalau ngalami apa yg lain, ooh ini cocoknya
syukur nih. Kita sering tidak memakai terminiologi ini sehingga kacau.

kadang kadang kita perlu bersabar, kita tdk sabar. Kadang-kadang semua masalah ini
sederhana tinggal bersyukur. Karena kita tidak pernah belajar bersyukur menjadi
kacau kemampuan bersyukur. Berbanding sama atau berbanding lurus dengan tingkat
kebahagiaan. semakin kita tidak mampu bersyukur semakin kita tidak bahagia, semakin kita
tidak tentram.

Nah, kemampuan bersyukur yang saya maksud ini sebenarnya


menyangkut ilmu, manajemen, pengetahuan mengenai hal-hal di dalam kehidupan dan apa
saja. Jadi ada orang yang naik mobil 1/2 milyar karena tanpa rasa syukur dia tidak mendapat
kenikmatan apa-apa. Ada orang pakek motor karena dia sibuk sekali dengan rasa syukur, dia
merasa lebih nikmat dari pada orang yg pake mobil. Jadi sebenarnya bukan saya melarang
anda mempunyai mobil bagus atau rumah bagus, tapi saya ingin mengatakan bahwa
sehebat2 dunia ini, masih lebih hebat manajemen akal manusia.
Jadi, letaknya kebahagiaan, letaknya ketentraman, itu nanti berakibat pada kesehatan.
Berakibat pada jauhnya kita pada titik bahaya atas sakit, ya bahaya atas kesehatan kita itu.
Semakin kita mampu bersyukur, semakin kita dekat dengan kebahagiaan.

Banyak orang yg tidak belajar bersyukur, jadi gak ada fakultasnya sih soalnya, jadi yang ada
adalah belajar melampiaskan nafsu
setiap hari. Dimana2 belajar melampiaskan nafsu. Melampiaskan…3x dan itu bertentangan
dengan rasa syukur. Dan hasilnya pasti frustasi, stroke ahirnya narkoba, ahirnya bingung,
ahirnya Dll lah.

Jadi intinya teman2 sekalian sahabat2 ku semua, mari kita bikin suatu waktu khusus untuk
sedikit meneliti mengenai pandai bersyukur ini dan pendidikan terpenting untuk anak kita ini
adalah mengajak dia untuk selalu menemukan momentum kapan sebaiknya dia
bersyukur. Kalau dia di biasakan bersyukur setiap hari, nanti akan jauh untuk jadi koruptor.

Dia akan jauh untuk menjadi orang rakus, karena dia hanya dengan sepotong tempe dia bisa
mendapatkan kenikmatan dibanding temannya yang makan tiga potong daging. Karena
kepandaian bersyukur ini sangat panjang tapi kira2 ilmu dasarnya seperti itu.

Ada sebuah penelitian menarik mengenai hubungan rasa syukur dengan depresi.
Penelitian tersebut dilakukan oleh Philip Watkins, psikolog asal Eastern Washington
University. Watkins berhasil menemukan jika rata-rata pasien yang depresi disebabkan
kurangnya rasa syukur. Bukan karena ketidakmampuan mengontrol emosi negatif.

Studi lain yang dimuat di Journal of Personality and Social Psychology mendukung apa
yang ditemukan Watkins. Para peneliti berusaha menemukan kaitan antara bersyukur
dan dampaknya bagi mental.

Penelitian ini melibatkan sejumlah orang yang dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok
pertama diminta menuliskan hal-hal yang membuat mereka bersyukur, kelompok kedua
menuliskan hal-hal negatif, dan kelompok ketiga netral.

Hasil penelitian menunjukan jika rasa syukur berdampak positif bagi mental dan emosi.
Di mana kelompok pertama menjalani hidup dengan lebih positif dan optimis dibanding
dua kelompok lainnya.

Profesor psikologi asal University of California, Davis, AS, Robert Emmons, sekaligus pakar
terkemuka di bidang penelitian “sikap bersyukur”, telah memperlihatkan bahwa dengan setiap
hari mencatat rasa syukur atas kebaikan yang diterima, orang menjadi lebih teratur berolah
raga, lebih sedikit mengeluhkan gejala penyakit, dan merasa secara keseluruhan hidupnya lebih
baik.
Dibandingkan dengan mereka yang suka berkeluh kesah setiap hari, orang yang mencatat daftar
alasan yang membuat mereka berterima kasih juga merasa bersikap lebih menyayangi,
memaafkan, gembira, bersemangat dan berpengharapan baik mengenai masa depan mereka. Di
samping itu, keluarga dan rekan mereka melaporkan bahwa kalangan yang bersyukur tersebut
tampak lebih bahagia dan lebih menyenangkan ketika bergaul.
Profesor Emmons menuangkan hasil-hasil temuan ilmiahnya itu dalam buku terkenalnya
“Thanks! How the New Science of Gratitude Can Make You Happier” (Terima kasih! Bagaimana
Ilmu Baru tentang Bersyukur Dapat Menjadikan Anda Lebih Bahagia) yang terbit tahun lalu.
Buku ini memaparkan pula 10 kiat untuk menanamkan rasa syukur sepanjang tahun demi
mendapatkan nikmat karunia yang bermanfaat dalam kehidupan.
Temuan ilmiah tentang syukur ini mengukuhkan risalah ilahiah bahwa syukur adalah akhlak
mulia yang mesti ada dalam diri manusia. Sebab, syukur memicu bertambah nikmat hidup
seseorang:
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya
Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti
azab-Ku sangat berat. (Al Quran, Ibrahim, 14:7).

Anda mungkin juga menyukai